PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2009 - 2011.

(1)

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN RETAIL YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

TAHUN 2009-2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Akhir Program Sarjana

Disusun Oleh:

Rukniati Rustandi

0707549

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011


(3)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan

Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Disusun oleh : Rukniati Rustandi Pembimbing 1 : Drs. Nono Supriatna, M.Si Pembimbing 2 : Arvian Triantoro, S.Pd., M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas, produktivitas, dan nilai pasar). Profitabilitas di ukur dengan Return On Asset (ROA), produktivitas diukur dengan Asset Turn Over (ATO), dan nilai pasar diukur dengan Market to Book Value (MB). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diukur dengan menggunakan VAIC™, sedangkan variabel dependennya adalah ROA, ATO, dan MB.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif verifikatif. Data diperoleh dari perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian tahun 2009-2011. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampling jumlah sampel yang digunakan adalah 7 perusahaan retail. Penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana untuk menganalisis data.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas, intellectual capital berpengaruh secara negatif terhadap produktivitas, dan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai pasar.

Kata kunci : Intellectual Capital, Kinerja Keuangan, Profitabilitas,


(4)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

The Influence of Intellectual Capital to Financial Performance at Retail Company Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) year period 2009 - 2011

Compiled by : Rukniati Rustandi First Supervisor : Drs. Nono Supriatna, M.Si Second Supervisor : Arvian Triantoro, S.Pd., M.Si

ABSTRACT

The research aims to examine the influence of intellectual capital to company’s financial performance (profitability, productivity, and market valuation. Profitability measured by Return On Asset (ROA), productiviy measured by Asset Turn Over (ATO), and market valuation measured by Market to Book Value (MB). Independent variabel used in this research is intellectual capital which measured by VAIC™, while dependent variable are ROA, ATO, and MB.

In this research, the authors used a quantitative verificative. Data obtainable from retail company listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) year period 2009-2011. The samples in this research using the method of purposive. Based on sampling criteria the final sample in this research is 7 retail companies. This research use simple linear regression for data analysis.

From the research that has been done shows that intellectual capital has positive influence to profitability, intellectual capital has negative influence to productivity, and intellectual capital has no effect to market valuation.

Keywords : Intellectual Capital, Financial Performance, Profitability, Productivity, Market Valuation.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…….……….… i

UCAPAN TERIMA KASIH ………...……… ii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL ………...vii

DAFTAR GAMBAR ………..…………..……... x

DAFTAR GRAFIK ………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang….………..………1

1.2 Rumusan Masalah……….……14

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..………..……15

1.4 Kegunaan Penelitian………..……….. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka………...………..17 2.1.1Resourch Based Theory……….………..17

2.1.2Intellectual Capital…….……….………...19

2.1.3Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)………...…… 26

2.1.4Kinerja Keuangan Perusahaan……….……….30

2.1.5 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan……….... 35

2.2 Kerangka Pemikiran ……….……….. 42


(6)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian……….………..53

3.2 DesainPenelitian………... 53

3.2.1 Metode Penelitian………... 53

3.2.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel………54

3.2.2.1 Variabel Independen (variabel x)………55

3.2.2.2 Variabel Dependen (variabel y) ………..58

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian………. 59

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………. 61

3.2.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……….. 62

3.2.5.1 Statistik Deskriptif………...62

3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik………...63

3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis………. 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian..……… .………..73

4.1.1 Pengumpulan Data………..73

4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian……….74

4.1.2.1 Gambaran Intellectual Capital……… 74

4.1.2.2 Gambaran Kinerja Keuangan Perusahaan ………..77

4.1.3 Hasil Analisis Statistik………79

4.1.3.1 Hasil Statistik Deskriptif……….79

4.1.3.2 Hasil Uji Normalitas………81

4.1.3.3 Hasil Uji Heterokedastisitas………82

4.1.3.4 Hasil Uji Autokorelasi ………84

4.1.3.5 Hasil Uji Linearitas ……….86

4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis ………..89


(7)

4.1.4.2 Pengujian Hipotesis 2 ……….95

4.1.4.3 Pengujian Hipotesis 3 ……….99

4.2 Pembahasan……….104

4.2.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas ………104

4.2.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Produktivitas ……….105

4.2.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar ……….107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……....……… .………..109

5.3 Saran ………...110


(8)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Market Value dan Assets (in billion dollars)………...……..….3

Tabel 1.2 Pertumbuhan Penjualan Bersih perusahaan retail………...…...……7

Tabel 1.3 Net Profit Margin dan Harga Saham………...……..…….8

Tabel 1.4 Kinerja Keuangan Perusahaan Retail Tahun 201...……..………10

Tabel 2.1 Kerangka Kerja Pengukuran Intellectual Capital………...…………..…24

Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Empiris………..…………..…...39

Tabel 3.1 Ikhtisar Variabel Variabel X………...………..52

Tabel 3.2 Ikhtisar Variabel Variabel Y………...………....…..54 Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Retail………..………...55

Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel………..………...71

Tabel 4.2 Data Intellectual Capital Perusahaan Retail………..………...73

Tabel 4.3 Data Kinerja Keuangan Perusahaan Retail………...75

Tabel 4.4 Hasil Statistik Deskriptif………..………..………...77

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas………..………...79

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ROA………..…………...………...83

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ATO………..…………...………...83

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi MB………..…………...……..………...84

Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Pearson………..…………...…...…………...88

Tabel 4.10 Hasil Regresi Linear Sederhana ROA………...………...89

Tabel 4.11 Hasil Uji t ROA………...……….…….…...91

Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi ROA……….…..……….…….…...92


(9)

Tabel 4.14 Hasil Uji t ATO………...………...…….…….…...96 Tabel 4.15 Hasil Koefisien Determinasi ATO……….………….…….…...97 Tabel 4.16 Hasil Regresi Linear Sederhana MB………….………...………...98 Tabel 4.17 Hasil Uji t MB………...….……….…….…...100 Tabel 4.18 Hasil Koefisien Determinasi MB……….…..……….…….…...101


(10)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ROA………...………80

Grafik 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ATO………...………81

Grafik 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas MB………...………82

Grafik 4.4 Hasil Uji Linearitas ROA………...…………...………85

Grafik 4.5 Hasil Uji Linearitas ATO………...…………...………86


(12)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang nyata terhadap pengelolaan bisnis dan penentuan strategi bersaing. Agar dapat terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah bisnis berdasarkan pada tenaga kerja (labour based bussines) menuju bisnis berdasarkan pada pengetahuan (knowledge based bussines), sehingga karakteristik perusahaan berubah menjadi knowledge based bussines. Seiring dengan adanya perubahan ekonomi menjadi berkarakteristik ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), maka kemakmuran suatu perusahaan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono dan Kadir, 2003:35).

Pada manajemen yang berbasis pengetahuan (knowledge management), keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan tidak lagi ditentukan oleh kepemilikan dan penggunaan modal konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya, tetapi lebih pada modal yang berbasis ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi. Rupert (dalam Sawarjuwono dan Kadir, 2003:35) mengemukakan bahwa dengan menggunakan ilmu


(13)

pengetahuan dan teknologi, maka dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan menimbulkan keunggulan kompetitif di dalam persaingan.

Menurut Barney (dalam Ariawan, 2011:55) mengemukakan keunggulan kompetitif didapat dengan mengimplementasikan strategi yang mengeksploitasi keunggulan internal perusahaan, merespon kesempatan dari lingkungan sekitar dan menetralisir ancaman dari luar. Teori Resource-Based View yang dipelopori oleh Barney (dalam Mualim, 2009:2) berpandangan bahwa nilai ekonomis dan keunggulan bersaing sebuah perusahaan terletak pada kepemilikan dan pemanfaatan secara efektif sumber daya organisasi yang mampu menambah nilai (valuable), bersifat langka (rare), sulit untuk ditiru (imperfectly immitable) dan tidak tergantikan oleh sumberdaya lain (non- substitutable). Oleh karena itu, strategi bersaing diletakkan pada upaya-upaya mencari, mendapatkan, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya strategis. Sumber daya strategis yang dimaksud adalah Intellectual capital.

Perkembangan knowledge based bussines yang secara prinsip dikendalikan oleh informasi dan pengetahuan, telah memincu tumbuhnya minat dalam intellectual capital (Stewart, 1999:25). Area yang menarik perhatian akademisi dan praktisi adalah manfaat intellectual capital sebagai salah satu alat untuk menentukan nilai perusahaan dan kontribusinya dalam peningkatan kinerja perusahaan. Salah satu ukuran yang digunakan secara luas mengenai kontribusi Intellectual capital pada peningkatan kinerja perusahaan adalah perbandingan antara market value dan book value. Book value (nilai buku) menurut Collin


(14)

(2007: 28) adalah “the value of an asset as recorded in the company’s balance sheet”. Sedangkan market value (nilai pasar) adalah “the value of an asset, a share, a product or a company if sold today” (Collin, 2007: 141). Selanjutnya menurut Martin et. al. (2001: G- 8) mengatakan bahwa “market value is the value observed in the market place, where buyers and sellers negotiate a mutually acceptable price for the assets”. Oliveras dan Kasperskaya (2002:5) mengungkapkan meskipun aktiva tetap berkurang secara signifikan, penghargaan pasar terhadap value suatu perusahaan tidak akan ikut berkurang seperti pada tabel 1.1 Market value yang lebih besar dari book value mengindikasikan terdapat hidden value yang ikut berperan dalam peningkatan kinerja perusahaan yaitu intellectual capital. Hal ini ditegaskan oleh Sveiby (1997), Edvinsson dan Malone (1997) serta Lev (2001) dalam Lonnqvist (2002: 283) bahwa “the difference between market value and book value was considered to be the result of the company’s intellectual capital or intangible assets”.

Tabel 1.1

Market Value dan Assets (in billion dollars)

Company Market

Value

Revenue Profits Net Assets Hidden

Value

General Electrics

169 79 7.3 31 138 (82%) Coca-Cola 148 19 3.5 6 142 (96%) Exxon 125 119 7.5 43 82 (66%) Microsoft 119 9 2.2 7 112 (94%)

Intel 113 21 5.2 17 96 (85%) Sumber Edvinsson 1997:2

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa market value terjadi karena masuknya konsep intellectual capital yang merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan (Abidin 2000). Hal ini dapat kita lihat pada


(15)

Tabel 1.1 perusahaan Microsoft memiliki hidden value besar yaitu sebesar 94% hal ini menunjukkan aplikasi komputer yang diproduksi oleh Microsoft, dimana produk yang dihasilkan dibuat berdasarkan kemapuan intellectual capital dari karyawannya.

Intellectual capital merupakan sesuatu yang masih baru, bukan saja di Indonesia tetapi juga dilingkungan bisnis global, hanya beberapa negara maju yang telah menerapkan konsep ini, contohnya Australia, Amerika dan Rusia. Pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki perusahaan (Mualim, 2009:11). Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan (Mualim, 2009:11). Nilai lebih ini dihasilkan oleh intellectual capital yang dapat diperoleh dari budaya pengembangan perusahaan maupun kemampuan perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat meningkat.

Dengan adanya pengelolaan dari intellectual capital sebagai nilai tambah di dalam perusahaan, dapat diketahui pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan. Apabila pengelolaan intellectual capital semakin baik maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Hal tersebut telah dibuktikan secara empiris oleh beberapa penelitian tentang hubungan intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan oleh Firrer dan Williams (2003), Chen et al. (2005), Tan et al. (2007), Suhendah (2007), Ulum (2008), Gan dan Saleh (2008), Gosh dan Mondal (2009), serta Ze’ghal (2010). Penelitian-penelitian tersebut masih menunjukkan hasil


(16)

yang beragam mengenai hubungan intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan adanya perbedaan di dalam sampel penelitian, variabel intellectual capital yang digunakan, maupun alat analisisnya.

Penelitian Suhendah (2007) menggunakan kinerja perusahaan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu profitabilitas digambarkan dengan Return On Asset (ROA), produktivitas digambarkan dengan Asset Turn Over (ATO), dan nilai pasar digambarkan dengan Market to Book Value (MB). Hasilnya menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif antara intellectual capital terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuryanto dan Syafruddin (2008), dan Ayu (2010).

Namun, hasil penelitian yang berbeda dihasilkan oleh Firrer dan Williams (2003), Chen et al. (2005) , tan et al. (2007) serta Ulum (2008). Firrer dan Williams menggunakan kinerja perusahaan yang sama dengan Suhendah (2007), namun penelitian ini menghasilkan intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2005) yang merupakan pengembangan dari penelitian Firrer dan Williams (2003) membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan, Chen et al. (2005) menggunakan variabel kinerja keuangan perusahaan yang digambarkan oleh Market to Book Value (MB), Return On Equity (ROE), Return On Asset (ROA), Grownth in Revenue (GR) dan Earning Per Share (EPS). Serupa dengan penelitian Chen et al. (2005), Tan et al. (2007) dan Ulum (2008) berhasil membuktikan bahwa intellectual capital berhubungan


(17)

secara positif terhadap kinerja keuangan perusahaan maupun kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Semua jenis industri secara luas tergantung pada penggunaan knowledge sebagai bagian dari input. Tidak hanya industri keuangan, asuransi dan komunikasi yang disebut “knowledge-based industries” saja yang bergantung pada penggunaan knowledge begitu juga dengan industri retail yang sangat bergantung pada knowledge agar dapat bersaing dengan memiliki keunggulan kompetitif.

Retail merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya penjualan langsung pada konsumen akhir. Bisnis Retail didefinisikan sebagai mata rantai terakhir dalam melakukan kegiatan penjualan barang dan jasa dari produsen sampai kepada konsumen akhir (Sopiah dan Syihabudhin, 2008:7). Seiring bangkitnya perekonomian global dan minat belanja konsumen yang sangat tinggi, maka bisnis di sektor retail sangat menjanjikan. Menurut pengamat ekonomi, Fauzi Ichsan (dalam Republika, 27 februari 2012) menyatakan bahwa “sektor retail adalah sektor yang akan terus tumbuh meskipun terjadi krisis global, hal ini dikarenakan karena sektor retail pertumbuhannya ditopang pertumbuhan PDB dan suku bunga global yang rendah”.

Industri retail memegang peranan yang sangat penting karena memberikan banyak kontribusi dalam menyerap tenaga kerja, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran (Sopiah dan Syihabudhin, 2008:110). Berdasarkan data yang didapat dari Kompas pada bulan Maret 2012 bahwa perkembangan retail di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatkan yang sangat baik. Hal ini


(18)

terlihat dari penjualan retail yang mengalami peningkatan hingga 12% pada 2010. Pada tahun 2011 mengalami peningkatkan hingga mencapai 15%. Sedangkan pada tahun 2009 peningkatkan hanya sebesar 0,02%. Hal ini merupakan akibat dari krisis global sehingga daya beli konsumen menurun karena rupiah melemah. Namun pertumbuhan kembali meningkat cukup besar pada tahun 2010.

Investasi langsung di sektor perdagangan juga mengalami peningkatan yang tajam. Hal ini terlihat dari realisasi investasi domestik pada tahun 2009, di sektor perdagangan mencapai Rp 1,4 triliun atau meningkat sebesar 142,4% dari tahun 2008, sedangkan investasi luar negeri tahun 2009 mencapai 706 juta dollar AS atau meningkat sebesar 21,3% dari tahun 2008. Meningkatnya angka investasi tersebut berpengaruh positif bagi perekonomian Indonesia karena dapat menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, hal ini terlihat dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang mampu menyerap 20,9% jumlah tenaga kerja nasional. Oleh sebab itu bisnis di sektor retail sangat menjanjikan (Kompas,Mei 2010). Berikut disajikan tabel pertumbuhan penjualan bersih perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Penjualan Bersih Perusahaan Retail yang Terdaftar di BEI Tahun 2009

Perusahaan Retail Penjualan Bersih Tahun 2008 Penjualan Bersih Tahun 2009 Pertumbuhan Penjualan Bersih Tahun 2009 (persen ) PT. Alfa Retailindo Tbk (ALFA) 1.661.343 1.567.550 (5,6) PT. Hero Supermarket Tbk

(HERO)

5.863.988 6.653.396 11,8 PT. Pacific Utama Tbk (LPPF) 11.400 617.432 98.1 PT. Mitra Adiperkasa Tbk

(MAPI)

3.468.035 4.112.215 15,7 PT. Matahari Putra Prima Tbk 9.027.620 10.280.460 12,1


(19)

(MPPA)

PT. Metro Supermarket Reality Tbk (MTSM)

23.344.789 23.141.990 (0,87) PT. Ramayana Lestari Sentosa

Tbk (RALS)

4.407.554 4.310.395 (2,25) PT. Rimo Catur Lestari Tbk

(RIMO)

138.672.232 70.554.943 (96,5) PT. Sona Topas Toursim Industry

Tbk (SONA)

550.313.997 524.565.432 (4,91) Sumber : Kompas Thiono Mei 2010, diolah

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2009, 5 dari 9 perusahaan retail di pasar modal mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang negatif, sedangkan 4 perusahaaan lainnya mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang positif. Tabel 1.2 menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan retail mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang negatif, hal ini dipengaruhi krisis keuangan global pada tahun 2008-2009, yang mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat karena mata uang Rupiah.

Meskipun banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan bersih yang negatif, namun hal ini tidak mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut, hal ini diperlihatkan oleh Tabel 1.3

Tabel 1.3 Net Profit Margin dan Harga Saham

Perusahaan Retail yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 dan 2009 Perusahaan Retail Net Profit Margin ( % )

Harga Saham Rata-Rata Bulan April (RP)

2008 2009 2008 2009

PT. Alfa Retailindo Tbk (ALFA)

0,98 (4,8) 2200 2755

PT. Hero Supermarket Tbk (HERO)

1,65 2,58 4000 5714

PT. Pacific Utama Tbk (LPPF)

(32,4) (2,96) 235 235

PT. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

(2,01) 3,99 282,2 695,2

PT. Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)


(20)

PT. Metro Supermarket Reality Tbk (MTSM)

(4,74) 4,18 500 1200

PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)

7,78 7,77 471,5 931,4

PT. Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO)

1,02 (40,3) 190 58,4

PT. Sona Topas Toursim Industry Tbk (SONA)

4,03 5,09 1550 1600

Sumber : www.idx.com, diolah

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa perusahaan retail Hero Supermarket Tbk (HERO), Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Metro Supermarket Reality Tbk (MTSM) dan Sona Topas Tourism Tbk (SONA) mengalami kenaikan harga saham sebagai akibat dari naiknya pendapatan bersih pada tahun 2008 ke tahun 2009. Hal ini berbanding terbalik di beberapa perusahaan seperti Alfa Retailindo Tbk (ALFA) dan Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang justru mengalami kenaikan harga saham ketika pendapatan bersih menurun. Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan harga saham tertinggi pada tahun 2008 sebesar Rp 5.714, sedangkan harga saham terkecil di bukukan oleh Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO) sebesar Rp 58,4. Sedangkan kenaikan harga saham paling tinggi di catat oleh Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang mengalami kenaikan sebesar 300% harga saham pada tahun 2008 sebesar Rp 282,2 dan saham pada tahun 2009 sebesar Rp 695,2.

Perusahaan retail sebagai entitas bisnis memiliki tujuan mengejar keuntungan sebesar-besarnya. Diperlukan pengelolaan yang baik untuk menjamin kelancaran pendapatan dan kepastian keberlangsungan usaha. Manajemen berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan manajemen dapat terlihat dalam kinerja keuangan. Kinerja keuangan sangat penting untuk diukur


(21)

dan dianalisa, karena kinerja keuangan mencerminkan kondisi keuangan dan informasi mengenai pemanfaat sumber daya yang ada. Ada tiga jenis rasio keuangan yang umum digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, yaitu rasio profitabilitas, produktivitas, dan nilai pasar. Rasio profitabilitasdi gambarkan oleh Return on Assets (ROA), produktivitas di gambarkan oleh Asset Turnover (ATO), dan nilai pasar yang di gambarkan oleh Market to Book Value (MB). Kinerja keuangan yang dibukukan oleh perusahaan retail selama tahun 2010, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.4 Kinerja Keuangan Perusahaan Retail Tahun 2010

No. Nama Perusahaan ROA ATO MB

1. Alfa Retailindo Tbk (ALFA) (0,11) 2,33 1947,10 2. Hero Supermarket Tbk (HERO) 0,06 2,35 465,02 3. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 0,05 1,22 304,59 4. Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) 0,03 0,97 393,42 5. Metro Supermarket Reality Tbk (MTSM) 0,002 0,21 521,35 6. Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) 0,10 1,34 1364,81 7. Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO) (1,64) 4,18 1000 8. Sona Topas Toursim Industry Tbk (SONA) 0,05 1,04 1050,79 Sumber : www.idx.com, diolah

Tabel 1.4 menunjukan bahwa Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) merupakan perusahaan yang memperolah ROA paling besar, yaitu sebesar 0,10. Rasio ROA memberikan ukuran atas profitabilitas perusahaan untuk menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperolah laba. Semakin besar nilai ROA maka semakin baik, karena tingkat pengembaliannya semakin besar. Nilai ATO terbesar di catatkan oleh Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO) sebesar 4,18. Rasio ATO memberikan ukuran atas produktivitas perusahaan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Perusahaan


(22)

yang mencatat sebagai MB terbesar adalah Alfa Retailindo Tbk (ALFA) sebesar 1947,10. Rasio MB menunjukkan tingkat ketertarikan para investor terhadap saham tertentu, hal ini menjelaskan bahwa para investor lebih banyak tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan ALFA dibandingkan perusahaan retail lainnya.

Penjelasan mengenai kinerja keuangan perusahaan retail pada Tabel 1.4 menunjukkan bahwa perusahaan Alfa Retailindo Tbk (ALFA) memiliki profitabilitas bernilai negatif namun hal ini tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan, karena ALFA merupakan perusahaan yang memiliki nilai pasar paling tinggi. Hal ini mengungkapkan meskipun profitabilitas negatif penghargaan pasar terhadap ALFA tidak ikut berkurang. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Abidin (2000) nilai pasar yang tinggi terjadi karena masuknya konsep intellectual capital yang merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan. Sumber daya tidak berwujud lebih memungkinkan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif karena seringkali benar-benar langka dan lebih menyulitkan bagi pesaing untuk ditiru.

Penerapan intellectual capital merupakan sesuatu yang masih baru di industri retail. Pada umumnya kalangan bisnis masih belum menemukan jawaban yang tepat mengenai nilai lebih apa yang dimiliki perusahaan. Nilai lebih ini sendiri dapat berasal dari kemampuan berproduksi suatu perusahaan sampai pada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Nilai lebih ini dihasilkan oleh intellectual capital yang dapat diperoleh dari budaya pengembangan perusahaan maupun kemampuan perusahaan dalam memotivasi karyawannya sehingga


(23)

produktivitas perusahaan dapat dipertahankan atau bahkan dapat meningkat. Nilai lebih ini sangat diperlukan oleh perusahaan retail dalam menghadapi persaingan di pasar domestik dan regional. Sangatlah penting untuk diketahui seberapa besarnya pengaruh intellectual capital pada kinerja keuangan perusahaan retail, karena intellectual capital adalah sumber keunggulan kompetitif yang berkesinambungan (Bontis, 2001:274). Selain itu sangat perlu diketahui seberapa besar pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan industri retail, sehingga perusahaan-perusahaan retail mampu meningkatkan daya saingnya.

Adanya kesulitan di dalam pengukuran intellectual capital secara langsung mengakibatkan Pulic (1998) memperkenalkan pengukuran intellectual capital secara tidak langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC), yaitu suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan. Sumber daya perusahaan yang juga merupakan komponen utama dari VAIC adalah physical capital (VACA – Value Added Capital Employed), human capital (VAHU Value Added Human Capital), structural capital (STVA Structural Capital Value Added).

Pulic (dalam Solikhah, 2010:5) menyatakan bahwa VAIC dianggap memenuhi kebutuhan dasar ekonomi kontemporer dari “sistem pengukuran” yang menunjukan nilai sebenarnya dan kinerja suatu perusahaan, karena tujuan utama dalam ekonomi berdasarkan knowledge based business adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untuk menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (dana-dana keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang


(24)

melekat pada mereka). Penciptaan value added pada perusahaan memungkinkan benchmarking dan dapat memprediksi kemampuan perusahaan di masa yang akan datang. Selain bagi perusahaan, value added sangat berguna bagi stakeholder yang berada di dalam value creation process (pemberi kerja, karyawan, manajemen, inverstor, pemegang saham, dan mitra bisnis) dan dapat diterapkan pada semua tingkat aktivitas bisnis. VAIC dapat menunjukan bagaimana physical capital dan intellectual potential telah secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan.

Hasil penelitian dari Firer dan Williams (2003), Chen et al. (2005), Tan et al. (2007), Suhendah (2007), Kuryanto dan Syafruddin (2008), Ulum (2008), serta Ayu (2010) masih menunjukkan hasil yang kontradiktif dan bervariasi, sehingga penulis tertarik untuk mengkaji ulang dengan melakukan penelitian mengenai pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam lingkungan industri yang berbeda dengan menggunakan pendekatan yang sama. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Tan et al. (2007) dengan sedikit modifikasi yang merupakan adopsi dari penelitian Firrer dan Williams (2003). Modifikasi yang dimaksud adalah proksi atas ukuran kinerja keuangan. Tan et al (2007) menggunakan Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Annual Stock Return (ASR). Sedangkan penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA), Asset Turn Over (ATO), dan Market to Book Value (MB) yang mengacu pada penelitian Firrer dan Williams (2003). Pemilihan ROA, ATO dan MB sebagai indikator untuk kinerja keuangan perusahaan karena tiga rasio ini mewakili profitabilitas (ROA), produktivitas (ATO), dan nilai pasar


(25)

(MB) agar penelitan ini dapat mendapatkan hasil yang komprehensif mengenai kinerja keuangan perusahaan, tidak melihat dari nilai pasar saja. Perbedaan lain penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan, yaitu lokasi penelitian, objek penelitian, periode penelitian dan metode penelitian.

Penelitian Tan et al. (2007) melakukan penelitian pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Singapore Stock Exchange (SGX) dari berbagai jenis industri. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan untuk alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja

Keuangan Pada Perusahaan Retail Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakahintellectual capital berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(26)

2. Apakah intellectual capital berpengaruh secara positif terhadap produktivitas (ATO) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Apakah intellectual capital berpengaruh secara positif terhadap nilai pasar (MB) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran mengenai intellectual capital dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, dan dengan tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap produktivitas (ATO) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

4. Untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar (MB) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(27)

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa kegunaan baik secara akademis maupun praktis, antara lain:

1. Aspek Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat dijadikan berbagai bahan kajian dalam pengembangan lebih lanjut khususnya mengenai intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan.

2. Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan – perusahaan untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan intellectual capital, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan.


(28)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan indikator kinerja keuangan berupa profitabilitas (ROA), produktivitas (ATO), dan nilai pasar (MB) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yang menjadi variabel bebasnya adalah intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kinerja keuangan perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan obyek dan subjek penelitian tersebut, maka data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diwakili oleh ROA, ATO, dan MB.

3.2 Desain Penelitian

Menurut Jogiyanto (2007:53) desain penelitian adalah “rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil riset sedapat mungkin menjadi


(29)

valid, objektif, efisien, dan efektif “. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa desain penelitian adalah rencana dan struktur. Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan penelitian, yaitu penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai rancangan analisis data yang dituangkan secara tertulis ke dalam bentuk usulan atau proposal penelitian. Desain penelitian dapat di ibaratkan sebagai peta alur bagi peneliti untuk menuntun agar proses penelitian berlangsung dengan benar sesuai tujuan. Oleh karena itu, desain penelitian sangat penting dalam penelitian. Berikut langkah-langkah dalam desain penelitian ini:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian; 2. Merumuskan masalah penelitian;

3. Menjelaskan definisi dan metode pengukuran variabel;

4. Menentukan teknik pemilihan sampling dan instrumen pengumpulan data; 5. Melakukan pengolahan data;

6. Menjelaskan metode analisis data;

7. Membuat laporan tentang hasil penelitian.

3.2.1 Metode Penelitian

Menurut Nazir (2003:44), “metode penelitian merupakan suatu metode yang memandu peneliti untuk melakukan penelitian secara terurut dan bagaimana peneliti menggunakan alat dan prosedur didalam suatu penelitiannya”. Sedangkan


(30)

menurut Sugiyono (2010:2), “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian dapat memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan agar mencapai tujuan dan kegunaan penelitian. Pemilihan metode penelitian yang tepat dapat membantu peneliti dalam memecahkan masalahnya.

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah metode deskriptif dan kausal. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2003:54) adalah “suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”. Sedangkan metode kausal (Umar, 2003:30) adalah “metode yang bertujuan menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.

Berdasarkan pengertian tersebut, kedua metode ini diambil karena sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan, yaitu ingin menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja pada penelitan-penelitian sebelumnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan.

3.2.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel


(31)

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Menurut Nazir (2003:92), “operasionalisasi variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel adalah memberikan gambaran atau arti pada variabel-variabel penelitian sehingga dapat diukur, dianalisa, dan ditarik kesimpulannya.

Agar penulisan ini lebih terarah maka perlu ditekankan variabel-variabel yang akan diteliti, dengan cara diberi batasan-batasan. Berdasarkan judul yang diajukan, yaitu “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan” terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen yang akan dijelaskan di sub bab berikutnya.

3.2.2.1 Variabel Independen (variabel X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas atau yang fungsinya menerangkan variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah intellectual capital. Intellectual capital menurut Ulum (2009:24) adalah “sumber daya berupa pengetahuan seperti pelanggan, kompetensi karyawan, dan teknologi dimana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai”. Intellectual capital di proksikan dengan VAIC dikembangkan oleh Pulic (1998). VAIC merupakan basis


(32)

pengukuran pokok untuk ketiga variabel independen dalam penelitian ini.

Pulic (1998) mengukur kinerja intellectual capital dengan value added yang diciptakan oleh physical capital, human capital, dan structural capital. VAIC merupakan gabungan dari ketiga indikator value added yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Value Added Capital Employed (VACA)

VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. Pemanfaatan ekuitas perusahaan (CE) merupakan bagian dari pemanfaatan intellectual capital perusahaan karena VACA merupakan indikator kemampuan intelektual perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan modal fisik secara lebih baik (Ulum, 2008:39). Formulasi menghitung Value Added Capital Employed (VACA) adalah sebagai berikut: Pertama menghitung Value Added (VA). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1999)

VA = OUT – IN Dimana:

Output (OUT) : Total penjualan dan pendapatan lain.

Input (IN) : Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan). Value Added (VA) : Selisih antara output dan input.

Setelah diperoleh VA, selanjutnya menghitung Value Added Capital Employed (VACA). VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh salah satu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi (Ulum, 2008:39).


(33)

VACA = VA CE Dimana:

VACA : Rasio dari VA dan CE. VA : Value added.

Capital Employed (CE) : Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih).

2. Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang di investasikan dalam HC terhadap value added organisasi (Ulum, 2008:39).

VAHU = VA/HC Dimana:

VAHU : Rasio dari VA terhadap HC. VA : Value added.

Human Capital (HC) : Beban karyawan.

3. Structural Capital Value Added (STVA)

Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai (Ulum, 2008:40).

STVA = SC/VA Dimana:

STVA : Rasio dari SC terhadap VA.

Structural capital (SC) : Selisih antara value added dan human capital. VA : Value added.


(34)

Tabel 3.1

Ikhtisar Variabel, Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel X

Variabel Indikator Pengukuran Skala

Intellectual Capital (diproksikan dengan VAIC™) (X) Pulic (1998) VACA VAHU STVA VAIC VACA= VA/CE VAHU = VA/HC

STVA = SC/VA

VAIC = VACA + VAHU + STVA

Rasio Rasio Rasio

Rasio

Sehingga formulasi perhitungan VAIC™ adalah :

VAIC = VACA + VAHU + STVA

Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi. VAIC dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). VAIC merupakan penjumlahan dari 3 (tiga) komponen sebelumnya, yaitu: VACA, VAHU, dan STVA (Ulum, 2008:40).

3.2.2.2 Variabel Dependen (Variabel Y)

Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kinerja keuangan perusahaan. Sucipto (2003:2) mendefinisikan kinerja keuangan adalah “penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba”. Menurut Firrer dan Williams (2003:348) variabel kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui rasio sebagai berikut:


(35)

1. Return On Asset (ROA)

Merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total assets (Chen et al., 2005:165). ROA dikalkulasi dengan formula:

ROA = Laba bersih Total aset

2. Asset Turn Over (ATO)

ATO adalah rasio dari total pendapatan terhadap nilai buku dari total aset (Firrer dan Williams, 2003:352). ATO dikalkulasikan dengan formula:

ATO = Total pendapatan Total aset

3. Market to Book Value (MB)

Menggambarkan perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya. MB dikalkulasikan dengan formula:

MB = Nilai pasar Nilai buku


(36)

Tabel 3.2

Ikhtisar Variabel, Dimensi, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel Y

Variabel Indikator Pengukuran Skala

Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) Firrer dan Williams (2003)

1. Return on Asset (ROA)

2. Asset Turn Over (ATO)

3. Market to Book Value

(MB)

ROA = Laba Bersih Total Aset

ATO = Total Pendapatan Total Aset

MB= Nilai Pasar Nilai Buku

Rasio

Rasio

Rasio

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:61) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek-obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:130),

mengungkapkan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjekpenelitian”.

Sampel menurut Sugiyono (2009:62) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.Adapun jenis sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2007:79) “cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu”.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011. Sedangkan, sampel sengaja dipilih agar dapat mewakili populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan penelitian berjumlah 7 (tujuh) perusahaan retail. Ketujuh perusahaan tersebut


(37)

memenuhi kriteria sampel berikut ini:

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011; 2. Perusahaan yang memiliki laba bersih positif;

3. Perusahaan tidak delisting dari BEI selama periode tahun 2009 – 2011. 4. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah di audit

selama 3 tahun, yaitu tahun 2009-2011.

Berdasarkan pengertian di atas, maka sampel memenuhi kriteria dari 20 (dua puluh) perusahaan adalah 7 (tujuh) perusahaan retail yang ada di BEI sub sektor retail trade yang di tujukan pada Tabel 3.3, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Sampel Perusahaan Retail yang terdaftar di BEI

No Nama Perusahaan Kode BEI

1. PT. Ace Hardware Indonesia Tbk ACES 2. PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk CSAP 3. PT. Hero Supermarket Tbk HERO 4. PT. Mitra Adiperkasa Tbk MAPI 5. PT. Matahari Putra Prima Tbk MPPA 6. PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk RALS 7. PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk SONA Sumber : Diolah dari fact book BEI, 2009-2011.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:240), teknik pengumpulan data adalah “cara yang dipakai dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai suatu obyek penelitian”. Pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut dengan teknik pengumpulan data.


(38)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik telaah dokumen. Menurut Sugiyono (2009:240) “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Dokumen tersebut adalah laporan keuangan akhir tahun (annual report) perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dimulai dari tahun 2009 sampai tahun 2011.

Data penelitian ini termasuk ke dalam jenis data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:240) “Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”. Data sekunder yang digunakan berupa VACA, VAHU, STVA, ROA, ATO, dan MB yang terdapat di laporan tahunan (annual report) perusahaan-perusahaan sektor retail yang telah terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.

Data sekunder dikumpulkan dengan cara teknik telaah dokumen. Datadiperoleh melalu website Bursa Efek Indonesia (www.idx.go.id). Dari sumber tersebut didapat data kuantitatif berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan retail yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3.2.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009:147) kegiatan dalam analisis data adalah “mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang


(39)

diteliti, melakukan perhitungan menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Pada penelitian ini pengumpulan data salah satunya adalah membandingkan antara data yang ada di lapangan dengan data kepustakaan kemudian dilakukan analisis untuk ditarik kesimpulan. Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskriptif untuk menganalisis tentang pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan. Sedangkan, Analisis statistik untuk menganalisis data sampel yang digunakan untuk pengujian hipotesis. untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh dan dianalisis lebih lanjut dan untuk pengujian hipotesis.

3.2.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2006). Mean menunjukkan nilai rata-rata. Maksimum dan minimum menunjukkan nilai terbesar dan terkecil. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menghitung nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi pada Intelletucal capital yang

dihitung menggunakan metode pulic VAIC™ dan kinerja keuangan diwakili oleh

ROA (profitabilitas), ATO (produktivitas), dan MB (nilai pasar) pada sampel perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011.


(40)

3.2.5.2 Uji Asumsi Klasik

Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat- sifat tak bias linier terbaik suatu penaksir (Gujarati, 1995). Selain itu, suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila telah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Uji asumsi klasik merupakan prasyarat untuk melakukan analisis regresi, Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas.

3.2.5.2.1 Uji Normalitas

Menurut Gozhali (2006) Uji normalitas adalah “pengujian tentang kenormalan distribusi data”. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya terdistribusi secara normal. Untuk mengetahui bentuk distribusi data, bisa dilakukan dengan grafik distribusi dan analisis statistik. Pengujian dengan grafik distribusi dilakukan dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006).

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan program SPSS dengan Uji Kolmogrov Smirnov (Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusan yang


(41)

digunakan dalam uji Kolmogrov Smirnov adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas nilai signifikansi > 0,05 berarti data residual berdistribusi normal.

b. Jika nilai probabilitas nilai signifikansi < 0,05 berarti data residual tidak berdistribusi normal.

3.2.5.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan hemokedastisitas (Santosa dan Ashari, 2005).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat menggunakan metode menggunakan grafik scatterplot antara nilai variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), dimana sumbu X adalah yang diprediksi dan sumbu Y adalah residual. Dasar pengambilan keputusan yang diambil adalah sebagai berikut(Ghozali, 2006):

a. Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(42)

3.2.5.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Singgih Santoso (2012:241), “tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, sepeti bulanan, tahunan, dan seterusnya, karena itu ciri khusus uji ini adalah waktu (Santoso, 2012:241). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut (Santoso, 2012:242):

 Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

 Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.  Bila nilai D-W terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.2.5.2.4 Uji Linieritas

Menurut Singgih Santoso (2012:243), “tujuan uji linieritas untuk mengetahui apakah dalam sebuah mode regresi linier antara sebuah variabel independen dengan variabel dependen”. Seharusnya ada hubungan yang bersifat garis lurus, dengan arah garis ke kanan atas atau ke kanan bawah, antara kedua variabel tersebut. Jika hubungan tidak linier, dalam arti keduanya mempunyai hubungan yang hiperbola atau membentuk kurva atau bentuk non linier lainnya, maka model regresi tentu akan bias saat melakukan prediksi terhadap variabel


(43)

dependen (Santoso, 2012:243).

Saat menguji liniearitas hubungan variabel independen dengan variabel dependen harap berhati-hati dengan pengaruh waktu pengambilan data. Pengujian dilakukan dengan asumsi hubungan kedua variabel bersifat linier dalam waktu dan kondisi tertentu. Pengujian linieritas harus mempertimbangkan kondisi dan waktu pengambilan sampel.

3.2.6 Rancangan Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah menguji apakah intellectual capital berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA), produktivitas (ATO), dan nilai pasar (MB). Pengujian hipotesis yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis korelasi person, analisis regresi linier sederhana, uji t, dan koofesien determinasi. Dalam menguji hipotesis yang telah dikemukakan, peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis Korelasi Pearson

Korelasi termasuk dalam analisis multivariat, karena menyangkut hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan variabel-variabel tersebut dianalisis bersama-sama. Tujuan analisis korelasi pearson adalah menguji apakah di antara dua variabel terdapat hubungan yang signifikan; dan jika terdapat hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar/kuat hubungan tersebut. Analisis korelasi sering digabung dengan analisis regresi; keduanya berhubungan erat, namun memiliki tujuan yang berbeda. Analisis korelasi mempelajari apakah ada


(44)

hubungan antara dua variabel atau lebih, sedangkan analisis regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut (Santoso, 2012:197).

Korelasi pearson mempunyai ciri kedua variabel yang akan dicari korelasinya adalah data kuantitatif, baik interval atau rasio. Berikut rumus dari korelasi pearson:

∑ ∑ ∑

√( ∑ ∑ ( ∑ ∑ ) )

(Sugiyono, 2009) Keterangan:

r : Korelasi Pearson

Xi : Skor variabel independen Yi : Skor variabel dependen n : Ukuran sampel

nilai korelasi pearson paling kecil -1 dan paling besar +1. Jika r = korelasi pearson, maka nilai r dapat dinyatakan secara sistematis -1 ≤ 0 ≤ +1.

Dimana:

Jika r = +1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sempurna dan positif. Jika r mendekati +1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sangat kuat

dan positif.

Jika r = -1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sempurna dan negatif. Jika r mendekati -1, maka hubungan variabel X dan variabel Y sangat kuat

dan negatif.


(45)

2. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen(Y). Selain itu analisis regresi sangat baik digunakan untuk mengetahui kecenderungan perubahan satu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana karena jumlah variabel independen hanya satu, yaitu intellectual capital yang di proksikan VAIC™, sehingga persamaan regresi yang terbentuk yaitu:

Y = a + bX

(Sugiyono, 2009:270) Harga a dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ ∑

(Sugiyono, 2009:270)

Harga b dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ ∑

(Sugiyono, 2009:270) Keterangan:

a : Bilangan konstanta

b : Angka arah atau koefisien regresi X : Variabel Dependen

Y : Variabel Independen n : Lamanya periode


(46)

3. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih besar dari t tabel, membuktikan bahwa variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006).

√∑ ∑ ∑

√ ∑

Keterangan:

bi : Koefisien regresi

Sbi : Standar deviasi koefisien regresi

Uji statistik t dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan diantara intellectual capital terhadap kinerja keuangan. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Hipotesis diterima bila t hitung lebih kecil dari t tabel. 2. Hipotesis ditolak bilai t hitung lebih besar dari t tabel.


(47)

Selanjutnya dapat dilihat signifikansinya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka signifikan. 2. Jika nilai signifikansi (sig) lebih kecil dari 0,05 maka tidak signifikan.

4. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ( ) dilaksanakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dilihat dari koefisien standardized yang memberikan nilai path atau jalur. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Kd : Koefisien Determinasi r : Nilai Koefisien Kolerasi

Nilai Kd berada antara 0 sampai dengan 1:

1. Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).


(48)

dipengaruhi oleh variabel independen (X).

Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1, maka besarnya pengaruh variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri, dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain (Sugiyono, 2009:215).


(49)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini berusaha menguji pengaruh secara positif dari intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan (profitabilitas, produktivitas, dan nilai pasar) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengujian ini menggunakan 3 hipotesis, dimana 1 hipotesis diterima (H1) sedangkan 2 hipotesis yang ditolak (H2 dan H3). Hasil penelitian ini mendukung bahwa intellectual capital berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan intellectual capital berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produktivitas (ATO). Sedangkan intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai pasar (MB). Hal ini mengindikasikan bahwa intellectual capital pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011 yang dijadikan sampel mempengaruhi secara positif terhadap profibilitas (ROA) dan mempengaruhi secara negatif terhadap produktivitas (ATO).

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :


(50)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Semakin tinggi intellectual capital, maka profitabilitas perusahaan akan semakin meningkat; berlaku sebaliknya jika intellectual capital rendah , maka profitabilitas perusahaan akan semakin menurun. Menurut pendekatan resource based theory, intellectual capital merupakan hal yang sangat penting agar memiliki keunggulan kompetitif dari perusahaan pesaing. Hasil temuan pada penelititian ini konsisten dengan Chen et al (2005), Tan et al (2007), dan Ting dan Lean (2009).

2. Penolakan terhadap Hipotesis ke-2 dapat disimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap produktivitas (ATO). Hal ini sesuai dengan Nerdrum (2001) Pengaruh negatif terjadi karena perusahaan yang telah menggangarkan beban karyawan tinggi berharap akan mendapatkan value added yang tinggi dari karyawan, tetapi anggaran yang tinggi jika tidak diimbangi dengan pelatihan dan training justru akan menurunkan produktivitas perusahaan. Karyawan yang kurang efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan akan menurunkan produktivitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhendah (2007) dan Tarigan (2011).

3. Penolakan terhadap Hipotesis ke-3 dapat disimpulkan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh dan signifikan terhadap nilai pasar (MB). Hal ini sesuai dengan Sunarsih dan Mendra (2010) yaitu penghargaan pasar pada suatu perusahaan lebih didasarkan pada sumber daya fisik yang dimiliki, investor cenderung tidak menitikberatkan pada sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Najibulah (2005)


(51)

yang menunjukkan bahwa para investor menilai perusahaan hanya mempertimbangkan aset fisik.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah penulis sampaikan diatas, terdapat saran-saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel tidak hanya pada satu industri saja, melainkan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga generalisasinya dan uji testnya lebih kuat, dan bisa menggambarkan intellectual capital pada seluruh perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji hubungan antar indikator formatif intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC™, yang terdiri dari tiga indikator formatif VACA, VAHU, dan STVA. Sehingga dapat diketahui manakah diantara ketiga indikator formatif VAIC™ yang paling berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah periode waktu penelitian, karena periode waktu pada penelitian ini tergolong terlalu singkat sehingga sampel yang ada terlalu sedikit.


(52)

Rukniati Rustandi, 2013

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2009 - 2011

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. (2000). “Upaya Mengembangkan Ukuran-ukuran Baru”. Media Akuntansi. Edisi 7. Thn. VIII. pp. 46-47.

Accounting Principles Board. (1970). “Intangible Assets, APB Opinion 17”. American Institute of Certified Public Accountants, New York, NY.

Accounting Standards Board. (1997). “Goodwill and Intangible Assets, FRS 10”. Accounting Standards Board, London.

Astuti, P.D. dan A. Sabeni. (2005). “Hubungan Intellectual Capital dan Business Performance”. Proceeding SNA VII. Solo. pp. 694-707.

Ariawan. (2011). “Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010)”. Juli. Semarang.

Ayu, Wahdikorin. (2010). “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2009”. Juli. Semarang.

Barney, J.B. (1991). “Firm resources and sustainable competitive advantage”. Journal of Management. Vol. 17 No.1. pp. 99-120.

Bontis, W.C.C. Keow, S. Richardson. (2000). “Intellectual capital and business performance in Malaysian industries”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 1. pp. 85-100.

_________. (2001). “Assessing knowledge assets: a review of the models used to measure intellectual capital”. International Journal of Technology Management. Vol. 3 No. 1. pp. 41-60.

Bornemann, M, and K.H. Leitner. (2002). “Measuring and reporting intellectual capital: the case of a research technology organisation”, Singapore Management Review. Vol. 24 No. 3. pp. 7-19.


(53)

Brennan, N, and B. Connell. (2000). “Intellectual capital: current issues and policy implications”. Journal of Intellectual Capital Vol. 1 No. 3. pp. 206-240.

Brooking, A. (1997). The Management Intellectual Capital. Long Range Planning, 30 (3), pp. 364-365

Bukh, C. Nielsen, P. Gormsen, and J. Mouritsen. (2005). “Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses”. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 18 No. 6. pp. 713-732.

Caldeira M.M. and Ward J.M. (2003). “Using resource-based theory to interpret the successful adoption and use of information systems and technology in manufacturing small and medium-sized enterprises. European Journal of Information Systems. 12(2): 127-141.

Carlucci, D., Marr, B. & Schiuma, G. (2004). “The knowledge-value chain: how intellectual capital impacts business performance”. International Journal of Technology Management vol. 27. no. 6/7. pp. 575-590.

Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. (2005). “An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 N0. 2. pp. 159-176.

Choong, Kwee Keong. (2008) "Intellectual capital: definitions, categorization and reporting models". Journal of Intellectual Capital. Vol. 9 Issue: 4. pp. 609 – 638.

Deegan, C. (2004). Financial Accounting Theory. Sydney:McGraw-Hill Book Company.

Edvinsson, L. and M. Malone. (1997). Intellectual Capital: Realizing Your Company’s True Value by Finding Its Hidden Brainpower. New York: HarperCollins.

Friedlob, G. T., L. F. Schleifer and F. J. Jr Plewa (2002). Essentials of corporate performance measurement. New York: John Wiley and Sons.

Freeman, R.E., and Reed. (1983). “Stockholders and stakeholders: a new perspective on corporate governance”. Californian Management Review. Vol 25. No. 2. pp. 88-106.


(54)

xiv

Firer, S., and S.M. Williams. (2003). “Intellectual capital and traditional measures of corporate performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3. pp. 348- 360.

Gan K., Saleh Z. (2008). “Intellectual capital and corporate performance of technology- intensive companies: Malaysia evidence, Asian Journal of Business and Accounting”, Vol. 1. Issue 1. pp. 113-130.

Grant, Robert. (2002). The Knowledge Based View of the Firm. Oxford: Oxford University Press.

Goh, P.C., and K.P. Lim. (2004). “Disclosing intellectual capital in company annual reports; Evidence from Malaysia”. Journal of Intellectual Capital Vol. 5 No. 3. pp. 500-510.

Guthrie, J., and L.D. Parker. (1989). “Corporate social reporting: a rebuttal of legitimacy theory”. Accounting and Business Research. Vol. 19 No. 76. pp. 343-52.

Garcia-Meca, E. (2005). “Bridging the gap between disclosure and use of Intellectual Capital information”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 3.

Ghozali, Imam. (2006). Statistik Non-Parametrik; Teori & Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang: BP. Undip.

Ghosh, Santanu and Amitava Mondal. (2009). “Indian software and pharmaceutical sector IC and financial performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol.10 issue 3. pp. 369-388.

Hanafi. (2003). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP. YKPN Hartono, Budi. (2001), “Intellectual Capital: Sebuah Tantangan Akuntansi Masa

Depan”, Media Akuntansi, Edisi 2, Thn VIII, hal 65-72.

Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 1993. Dasar Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Amp YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. Jakarta: Salemba Empat.

International Accounting Standards Board. (2004). “Summary of IAS 38”. available online at: www.iasplus.com. (14 Februari 2012).


(1)

Firer, S., and S.M. Williams. (2003). “Intellectual capital and traditional measures of corporate performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol.

4 No. 3. pp. 348- 360.

Gan K., Saleh Z. (2008). “Intellectual capital and corporate performance of

technology- intensive companies: Malaysia evidence, Asian Journal of Business and Accounting”, Vol. 1. Issue 1. pp. 113-130.

Grant, Robert. (2002). The Knowledge Based View of the Firm. Oxford: Oxford University Press.

Goh, P.C., and K.P. Lim. (2004). “Disclosing intellectual capital in company annual reports; Evidence from Malaysia”. Journal of Intellectual Capital

Vol. 5 No. 3. pp. 500-510.

Guthrie, J., and L.D. Parker. (1989). “Corporate social reporting: a rebuttal of legitimacy theory”. Accounting and Business Research. Vol. 19 No. 76.

pp. 343-52.

Garcia-Meca, E. (2005). “Bridging the gap between disclosure and use of Intellectual Capital information”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6

No. 3.

Ghozali, Imam. (2006). Statistik Non-Parametrik; Teori & Aplikasi dengan

Program SPSS. Semarang: BP. Undip.

Ghosh, Santanu and Amitava Mondal. (2009). “Indian software and pharmaceutical sector IC and financial performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol.10 issue 3. pp. 369-388.

Hanafi. (2003). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP. YKPN Hartono, Budi. (2001), “Intellectual Capital: Sebuah Tantangan Akuntansi Masa

Depan”, Media Akuntansi, Edisi 2, Thn VIII, hal 65-72.

Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 1993. Dasar Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Amp YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.

19. Jakarta: Salemba Empat.

International Accounting Standards Board. (2004). “Summary of IAS 38”.


(2)

International Federation of Accountants. (1998). “The Measurement and Management of Intellectual Capital”. available online at: www.ifac.org.

(14 Februari 2012).

Iswati, Sri dan M. Anshori. (2006). The Influence of Intellectual Capital to

Financial Performance at Insurance Companies in Jakarta Stock Exchange (JSE). 13th Asia Pacific Management Conference. Melbourne, Australia.

Jogiyanto, HM. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Kamath, G.B. (2007). “The intellectual capital performance of Indian banking sector”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1. pp. 96-123.

Kaplan, R.S. and D.P. Norton. (1992). “The balanced scorecard – measures that drive performance”. Harvard Business Review. Vol. 70 No. 1. pp. 71-9.

Kotter, J.P., and Heskett, J.L. (1992). Corporate Culture and Performance. New York:Free Press.

Kuryanto, Benny dan Muchamad Syafruddin. (2008). “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan”. Semarang.

Lev, B. (2001). “Intangibles: management, measurement and reporting Brooking”. Washington, D.C: Institution Press.

Maheran. (2007). Intellectual Capital Efficiency And Firm’s Performance: Study

On Malaysian Financial Sectors. Kelantan: Faculty of Business

Management.

Martin, JD and Akin Sayrak. (2001). “Corporate diversification and shareholder value: a survey of recent literature”. Journal of Corporate Finance. Vol 9.

Issue 1. Januari 2003. pp. 37-57.

Marr, Bernard, Dina Gray and Andy Neely. (2003). “Why do firms measure their intellectual capital ?”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 Issue 4. pp. 441 – 464.

Mavridis, D.G. (2004). “The intellectual capital performance of the Japanese bankingsector”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 5 No. 3. pp. 92-115.

Mualim, Nurcholis. (2009). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(3)

Kuncoro, Mudrajat. (2003). Manajemen keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE.

Lonnqvist, A and Mettanen, P. (2002). “Criteria of sound intellectual capital measures”. www.tut.fi/units/tuta/teta/mittaritiimi/julkaisut/Icmeasures.pdf Najibullah S., (2005). “An empirical investigation of the relationship between

intellectual capital and firm’s market value and financial performance in

the context of commercial banks of Bangladesh, Working Paper, Independent University of Bangladesh”, available at http://sb.iub.edu.bd/internship/autumn2005/0220175.pdf (28 September 2012).

Nazir, Muhammad. (2003). Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Nerdrum, L. (1999). The Economics of Human Capital: A Theoretical Analysis

Illustrated Empirically by Norwegian Data. Oslo:Scandinavian University

Press.

Oliveras, Ester and Yulia Kasperskaya. (2002). “Reporting intellectual capital in Spain”. Economics Working Papers 781, Department of Economics and Business, Universitat Pompeu Fabra.

Petty, P. and J. Guthrie. (2000). “Intellectual capital literature review: measurement, reporting and management”. Journal of Intellectual Capital.

Vol. 1 No. 2. pp. 155-75.

Petrash, G. (1996). “Dow’s journey to a knowledge value management culture”, European Management Journal. Vol. 14 No. 4. pp. 365-73.

Pitts R., and Lei, D. (2003). Strategic management: Building and sustaining

competitive advantage. South-Western: Thompson.

Pulic, A. (1998). “Measuring the performance of intellectual potential in knowledge economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.

_______. (1999). “Basic information on VAIC™”. available online at: www.vaic- on.net. (14 Februari 2012).

_______. (2000). “VAIC™ – an accounting tool for IC management”. available


(4)

Riahi-Belkaoiu, A. (2003). “Intellectual capital and firm performance of US multinational firms: a study of the resource-based and stakeholder views”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 2. pp. 215-226.

Russel, J., Terborg, J. & Powers M. (1985). “Organizational Performance and Organization Level Training and Support”. Personel Psychology, V.38, No:25, 41-63.

Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. (2005). Analisa Statistik Dengan Microsoft

Excell dan SPSS. Yogyakarta:Andi.

Santoso, Singgih. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: Elexmedia Komputindo.

Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. (2003). “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research).”JurnalAkuntansi dan Keuangan. Vol 5, No. 1, 31-51.

Sunarsih, Ni made dan Ni Putu Yuria Mendra (2010). “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Interverning Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Denpasar.

Sucipto. (2003). Penilaian Kinerja Keuangan. (online). available http://digilib.usu.ac.id (28 Agustus 2012).

Sugiyono.(2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

____________. (2010). Metode Penelitian Bisnis cetakan ke-15. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Ahdi Mahsatya.

Sullivan Jr., P.H. and P.H. Sullivan Sr. (2000). “Valuing intangible companies, an intellectual capital approach”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No.

4. pp. 328-340.

Stewart, Thomas A. (1991), “Brainpower”, Fortune June, page 53-55.

____________. (1997). “Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations.”

New York: Doubleday.

Sveiby, K.E. (1997), The New Organizational Wealth: Managing and Measuring Knowledge-Based Assets, Berrett-Koehler, New York, NY.


(5)

____________. (2001). “Method for measuring intangible assets”. available

online at: www.sveiby.com/articles (14 Februari 2012).

Solikhah, B. (2010). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan, Pertumbuhan dan Nilai Pasar Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Master Thesis. University of Diponegoro.

Sopiah, dan Syihabudhin. (2008). Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta:Andi Offset.

Suhendah, Rousilita. (2007). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar Pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia pada Tahun 2005-2007”. Juni. Jakarta.

Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. (2007). “Intellectual capital and financial returns of companies. Journal of Intellectual Capital. Vol. 8 No. 1. pp.

76-95.

Tarigan, T. (2011). “Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010”. Juli 2011. Semarang.

Teece, D.J. (2003). Essays in Technology Management and Policy. Singapore: World Scientific Publishing.

Ting, Irene Wei Kiong and Hooi Hooi Lean. (2009) "Intellectual capital

performance of financial institutions in Malaysia". Journal of Intellectual Capital. Vol. 10 Issue 4. pp. 588 – 599.

Ulum, I. (2007), “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Perbankan di Indonesia” Master Thesis, University of

Diponegoro.

____________. (2008). “Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010)”. Juni. Semarang.

____________. (2009). “Intellectual Capital : Konsep dan Kajian Empiris”.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Wu, W.Y., Chang, M. L., & Chen, C. W. (2008). “Promoting innovation through the accumulation of intellectual capital, social capital, and entrepreneurial orientation. R&D Management”. 38(30). pp. 265-277.


(6)

Wang, W.Y. and Chang, C. (2005), “Intellectual capital and performance in causal models: evidence from the information technology industry in Taiwan”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 6 No. 2, pp. 222-36.

Yudianti, Ninik. (2000). “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Juni.

Malang.

Zeghal, D. and Maaloul, A. (2010) “Analyzing value added as an indicator of intellectual capital and its consequences on company performance”, Journal of Intellectual Capital, 11 (1), 39-60.


Dokumen yang terkait

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011.

0 2 13

PEKEU PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011.

0 4 14

PENDAHULUAN PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011.

0 3 12

PENUTUP PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2011.

0 2 53

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 12 33

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 10

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 7 38

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 0 37