PERBANDINGAN PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET YANG MENGANDUNG ASAM SITRAT DENGAN YANG TIDAK MENGANDUNG ASAM SITRAT TERHADAP LAJU ALIR SALIVA.

(1)

PERBANDINGAN PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET YANG MENGANDUNG ASAM SITRAT DENGAN YANG TIDAK

MENGANDUNG ASAM SITRAT TERHADAP LAJU ALIR SALIVA

SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

Oleh :

ADDINA AINUL HAQ

No.BP 1010342005

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Skripsi, Februari 2014

ADDINA AINUL HAQ, 1010342005

Perbandingan Pengaruh Mengunyah Permen Karet yang Mengandung Asam Sitrat dengan yang Tidak Mengandung Asam Sitrat Terhadap Laju Alir Saliva

viii + 49 Halaman + 3 Gambar + 6 Tabel + 6 Lampiran ABSTRAK

Mengunyah permen karet adalah salah satu cara untuk meningkatkan laju alir saliva akibat dari adanya rangsangan mekanik. Permen karet yang beredar di pasaran memiliki komposisi beragam, salah satu bahan yang sering digunakan adalah asam sitrat. Zat asam diketahui dapat merangsang sekresi saliva sehingga meningkatkan laju alir saliva. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat terhadap laju alir saliva.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental klinis pre and post test desain. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2014 bertempat di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas. Sampel pada penelitian ini adalah 20 orang mahasiswi FKG Unand. Pemeriksaan laju alir saliva menggunakan metode spitting dan draining. Analisis data menggunakan paired sample t-test dengan 0,05 sebagai derajat kepercayaannya.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata laju alir saliva tidak terstimulasi atau sebelum mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat adalah sebesar 0,3527 ml/menit. Setelah distimulasi didapatkan peningkatan laju alir saliva mengunyah permen karet tidak mengandung asam sitrat sebesar 1,8880 ml/menit dan rata-rata laju alir saliva terstimulasi mengunyah permen karet mengandung asam sitrat adalah sebesar 2,8790 ml/menit, dengan nilai p<0,05. Jadi laju alir saliva setelah mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat lebih besar dibandingkan dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat.

Saran penelitian ini diharapkan pasien yang memiliki keluhan hiposalivasi atau xerostomia dapat menggunakan permen karet yang mengandung asam sitrat untuk meningkatkan laju alir saliva.

Data acuan : 36 buah, kisaran tahun (2001-2013)


(3)

Faculty of Dentistry Andalas University Skripsi, February 2014

ADDINA AINUL HAQ, 1010342005

Comparative effect of chewing gum containing citric acid with chewing gum that does not contain citric acid on salivary flow rate.

viii + 49 Page + 3 Picture + 6 Table + 6 Attachment ABSTRACT

Chewing gum is one way to increase salivary flow rate as a result of mechanical stimulation. Many kind of chewing gum with different composition are available, one kind of ingredient that is often used is citric acid. Acid is known to stimulate the secretion of saliva that increasing salivary flow rate. The aim of this study was to compare the effect of chewing gum containing citric acid with chewing gum that does not contain citric acid on salivary flow rate

The method of this study was experimental with pre and post test design. This Study was conducted in January 2014 at Faculty of dentistry Andalas University. Twenty dental student participated in this research. The examinations of salivary flow rate are using draining and spitting method. Analysis of data was using paired sample t-test based on 0,05 as significant.

The research shown that the average of unstimulated salivary flow rate chewing gum that does not contain citric acid and chewing gum containing citric acid is 0,3527 ml/minute. After stimulated, the salivary flow rate increase in chewing gum that does not contain citric acid increase to 1,8880 ml/menit while chewing gum containing citric acid increase to 2,8790 ml/minute with p<0,05. So, the conclusion indicates that chewing gum containing citric acid had greater salivary flow rate than chewing gum that does not contain citric acid.

Suggestion of this study, patients with hiposalivation or xerostomia can use chewing gum containing citric acid to increase salivary flow rate.

Reference : 36, (2001-2013)


(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saliva merupakan cairan eksokrin hasil sekresi dari beberapa kelenjar saliva yang memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut1. Fungsi saliva adalah sebagai lubrikasi, pelindung, buffering action serta berperan dalam proses pengecapan, pencernaan dan aktivitas antimikroba2. Pada individu dengan hiposalivasi, seperti pada pasien sindrom sjorgen atau pada pasien yang mendapatkan radioterapi pada daerah kepala dan leher, saliva tidak cukup banyak atau sama sekali tidak disekresi. Penurunan sekresi saliva akan berdampak pada penurunan laju alir saliva dan jumlah saliva. Penurunan jumlah sekresi saliva dapat menghasilkan efek negatif pada kualitas hidup pasien. Pasien akan mengeluhkan mulut kering dan mengalami kesulitan saat makan dan menelan, berbicara atau menggunakan gigi palsu3. Selain itu penurunan jumlah sekresi saliva juga akan meningkatkan resiko terjadinya karies karena hilangnya fungsi perlindungan saliva4.

Karies merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang umumnya masih banyak ditemukan pada masyarakat Indonesia. Menurut laporan nasional Riskesdas tahun 2007, prevalensi nasional karies aktif adalah sebesar 43,4%. Karies dicegah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah menyikat gigi teratur, berkumur dengan antiseptik,


(5)

membersihkan interdental dengan dental floss, menghindari konsumsi makanan yang banyak mengandung sukrosa dan mengunyah permen karet6,7.

Mekanisme permen karet dalam mencegah karies adalah dengan menstimulus sekresi saliva. Sekresi saliva akan meningkat sebagai respon terhadap proses pengunyahan. Sekresi saliva yang meningkat menyebabkan peningkatan laju alir, volume dan pH saliva, yang bermanfaat sebagai perlindungan bagi rongga mulut7. Faktor-faktor yang terdapat dalam saliva dan berhubungan dengan karies antara lain adalah laju alir saliva, kapasitas buffer dari saliva dan pH saliva8. Menurut Polland (2003), mengunyah permen karet meningkatkan laju alir saliva melalui kombinasi stimulasi mekanis dan gustatori9. Sekarang ini sangat banyak jenis permen karet dengan rasa, bentuk, kemasan berbeda yang tersedia dan dapat dipilih sesuai selera masing-masing individu10. Permen karet yang beredar di pasaran saat ini juga memiliki komposisi yang beragam, salah satunya adalah permen karet yang mengandung asam sitrat. Asam sitrat banyak digunakan pada industri, terutama industri makanan, kurang lebih 75% dari total produksi asam sitrat digunakan untuk makanan11. Asam sitrat sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan untuk memberikan rasa asam pada makanan12. Melalui penelitiannya pada tahun 2008, Watanabe dan Dawes menemukan bahwa dengan rangsangan mekanik seperti mengunyah makanan rata-rata aliran saliva bervariasi antara 3,15 hingga 4,94 ml/menit. Sedangkan ketika diteteskan asam sitrat 5% kedalam mulut memicu laju aliran yang lebih tinggi yaitu sebesar 7,07 ml/menit13. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa stimuli asam merupakan stimulator kuat dalam merangsang


(6)

sekresi saliva dibandingkan dengan stimulasi mekanis14. Rangsangan pengecapan seperti dengan rangsangan rasa asam dapat merangsang sekresi saliva dalam jumlah yang sangat banyak seringkali 8 sampai 20 kali kecepatan sekresi basal15.

Laju aliran saliva yang lebih tinggi memberikan efek pembersihan rongga mulut yang lebih cepat16. Laju aliran saliva berkolerasi dengan konsentrasi bikarbonat, peningkatan konsentrasi bikarbonat sebanding dengan peningkatan laju alir saliva. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya tergantung pada konsentrasi bikarbonat. Kapasitas buffer saliva merupakan faktor penting yang memainkan peranan dalam pemeliharaan pH saliva, dan remineralisasi gigi. Penurunan laju aliran saliva cenderung menurunkan kapasitas buffer dan meningkatkan resiko perkembangan karies14. Laju alir saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti derajat hidrasi, siklus sirkadian, penyakit sistemik, penggunaan obat-obatan ukuran kelenjar dan jenis kelamin13. Perbedaan dalam sekresi antara pria dan wanita dihubungkan dengan teori bahwa ukuran kelenjar saliva pria berbeda dengan ukuran kelenjar saliva pada wanita. Sehingga laju aliran saliva pada pria dan wanita akan berbeda. Maka untuk mendapatkan sampel dengan kriteria yang homogen, pada penelitian ini sampel yang digunakan hanya dari salah satu kelompok saja yaitu mahasiswi.

Meskipun telah cukup banyak penelitian yang membuktikan bahwa asam sitrat dapat merangsang sekresi saliva dan meningkatkan laju alir saliva. Namun belum banyak penelitian mengenai pengaruh asam sitrat yang terkandung dalam permen karet terhadap laju alir saliva.


(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbandingan pengaruh mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat terhadap laju alir saliva?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui perbandingan pengaruh mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat terhadap laju alir saliva.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui laju alir saliva sebelum mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dan tidak mengandung asam sitrat.

2. Mengetahui laju alir saliva pada sampel yang mengunyah permen permen karet yang mengandung asam sitrat.

3. Mengetahui laju alir saliva pada sampel yang mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat.

4. Mengetahui perbedaan laju alir saliva antara mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dan yang tidak mengandung asam sitrat.


(8)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman pada peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Manfaat keilmuan

Memberikan informasi yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam usaha peningkatan kesehatan rongga mulut.

3. Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi mengenai perbedaan laju alir saliva antara mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat.

Memberikan informasi tambahan yang dapat dijadikan rekomendasi dalam memilih permen karet yang sesuai dengan kondisi rongga mulut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai perbandingan laju alir saliva antara mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat. Sampel penelitian adalah 20 mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Unand yang diinstruksikan untuk mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dan mengunyah permen karet yang tidak


(9)

mengandung asam sitrat. Kemudian dilakukan penghitungan laju alir saliva, objek pada penelitian ini adalah laju alir saliva.


(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saliva merupakan cairan eksokrin hasil sekresi dari beberapa kelenjar saliva yang memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut1. Fungsi saliva adalah sebagai lubrikasi, pelindung, buffering action serta berperan dalam proses pengecapan, pencernaan dan aktivitas antimikroba2. Pada individu dengan hiposalivasi, seperti pada pasien sindrom sjorgen atau pada pasien yang mendapatkan radioterapi pada daerah kepala dan leher, saliva tidak cukup banyak atau sama sekali tidak disekresi. Penurunan sekresi saliva akan berdampak pada penurunan laju alir saliva dan jumlah saliva. Penurunan jumlah sekresi saliva dapat menghasilkan efek negatif pada kualitas hidup pasien. Pasien akan mengeluhkan mulut kering dan mengalami kesulitan saat makan dan menelan, berbicara atau menggunakan gigi palsu3. Selain itu penurunan jumlah sekresi saliva juga akan meningkatkan resiko terjadinya karies karena hilangnya fungsi perlindungan saliva4.

Karies merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang umumnya masih banyak ditemukan pada masyarakat Indonesia. Menurut laporan nasional Riskesdas tahun 2007, prevalensi nasional karies aktif adalah sebesar 43,4%. Karies dicegah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah menyikat gigi teratur, berkumur dengan antiseptik,


(2)

membersihkan interdental dengan dental floss, menghindari konsumsi makanan yang banyak mengandung sukrosa dan mengunyah permen karet6,7.

Mekanisme permen karet dalam mencegah karies adalah dengan menstimulus sekresi saliva. Sekresi saliva akan meningkat sebagai respon terhadap proses pengunyahan. Sekresi saliva yang meningkat menyebabkan peningkatan laju alir, volume dan pH saliva, yang bermanfaat sebagai perlindungan bagi rongga mulut7. Faktor-faktor yang terdapat dalam saliva dan berhubungan dengan karies antara lain adalah laju alir saliva, kapasitas buffer dari saliva dan pH saliva8. Menurut Polland (2003), mengunyah permen karet meningkatkan laju alir saliva melalui kombinasi stimulasi mekanis dan gustatori9. Sekarang ini sangat banyak jenis permen karet dengan rasa, bentuk, kemasan berbeda yang tersedia dan dapat dipilih sesuai selera masing-masing individu10. Permen karet yang beredar di pasaran saat ini juga memiliki komposisi yang beragam, salah satunya adalah permen karet yang mengandung asam sitrat. Asam sitrat banyak digunakan pada industri, terutama industri makanan, kurang lebih 75% dari total produksi asam sitrat digunakan untuk makanan11. Asam sitrat sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan untuk memberikan rasa asam pada makanan12. Melalui penelitiannya pada tahun 2008, Watanabe dan Dawes menemukan bahwa dengan rangsangan mekanik seperti mengunyah makanan rata-rata aliran saliva bervariasi antara 3,15 hingga 4,94 ml/menit. Sedangkan ketika diteteskan asam sitrat 5% kedalam mulut memicu laju aliran yang lebih tinggi yaitu sebesar 7,07 ml/menit13. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa stimuli asam merupakan stimulator kuat dalam merangsang


(3)

sekresi saliva dibandingkan dengan stimulasi mekanis14. Rangsangan pengecapan seperti dengan rangsangan rasa asam dapat merangsang sekresi saliva dalam jumlah yang sangat banyak seringkali 8 sampai 20 kali kecepatan sekresi basal15.

Laju aliran saliva yang lebih tinggi memberikan efek pembersihan rongga mulut yang lebih cepat16. Laju aliran saliva berkolerasi dengan konsentrasi bikarbonat, peningkatan konsentrasi bikarbonat sebanding dengan peningkatan laju alir saliva. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya tergantung pada konsentrasi bikarbonat. Kapasitas buffer saliva merupakan faktor penting yang memainkan peranan dalam pemeliharaan pH saliva, dan remineralisasi gigi. Penurunan laju aliran saliva cenderung menurunkan kapasitas buffer dan meningkatkan resiko perkembangan karies14. Laju alir saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti derajat hidrasi, siklus sirkadian, penyakit sistemik, penggunaan obat-obatan ukuran kelenjar dan jenis kelamin13. Perbedaan dalam sekresi antara pria dan wanita dihubungkan dengan teori bahwa ukuran kelenjar saliva pria berbeda dengan ukuran kelenjar saliva pada wanita. Sehingga laju aliran saliva pada pria dan wanita akan berbeda. Maka untuk mendapatkan sampel dengan kriteria yang homogen, pada penelitian ini sampel yang digunakan hanya dari salah satu kelompok saja yaitu mahasiswi.

Meskipun telah cukup banyak penelitian yang membuktikan bahwa asam sitrat dapat merangsang sekresi saliva dan meningkatkan laju alir saliva. Namun belum banyak penelitian mengenai pengaruh asam sitrat yang terkandung dalam permen karet terhadap laju alir saliva.


(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbandingan pengaruh mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat terhadap laju alir saliva?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui perbandingan pengaruh mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat terhadap laju alir saliva.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui laju alir saliva sebelum mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dan tidak mengandung asam sitrat.

2. Mengetahui laju alir saliva pada sampel yang mengunyah permen permen karet yang mengandung asam sitrat.

3. Mengetahui laju alir saliva pada sampel yang mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat.

4. Mengetahui perbedaan laju alir saliva antara mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dan yang tidak mengandung asam sitrat.


(5)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman pada peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Manfaat keilmuan

Memberikan informasi yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam usaha peningkatan kesehatan rongga mulut.

3. Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi mengenai perbedaan laju alir saliva antara mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat.

Memberikan informasi tambahan yang dapat dijadikan rekomendasi dalam memilih permen karet yang sesuai dengan kondisi rongga mulut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai perbandingan laju alir saliva antara mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dengan mengunyah permen karet yang tidak mengandung asam sitrat. Sampel penelitian adalah 20 mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Unand yang diinstruksikan untuk mengunyah permen karet yang mengandung asam sitrat dan mengunyah permen karet yang tidak


(6)

mengandung asam sitrat. Kemudian dilakukan penghitungan laju alir saliva, objek pada penelitian ini adalah laju alir saliva.