STUDI TENTANG USAHA NASI JAMBLANG : Penelitian deskriptif pada pedagang nasi jamblang di Cirebon.

(1)

No. Daftar/FPEB/047/UN 40.7/D1/LT/2014 STUDI TENTANG USAHA NASI JAMBLANG

(Penelitian deskriptif pada pedagang nasi jamblang di Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Ekonomi

Oleh Panji Sigit

0906078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSTAS PENDIDIKAN INDONESIA Bandung


(2)

HAK CIPTA

STUDI TENTANG USAHA NASI JAMBLANG

(Penelitian deskriptif pada pedagang nasi jamblang di Cirebon)

Oleh: PANJI SIGIT

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Panji Sigit 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta hanya milik ALLAH SWT.

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (TQS Az-Zumar [39]: 62)

Halal hukumnya memanfaatkan hasil penelitian ini

Haram hukumnya menjiplak (copycat) dengan merubah isi atau mengklaim karya itu miliknya sendiri atau milik selain yang berkarya


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul:

STUDI TENTANG USAHA NASI JAMBLANG (Penelitian deskriptif pada pedagang nasi jamblang di Cirebon)

Bandung, 03 Januari 2014 Skripsi ini disetujui oleh,

Pembimbing Skripsi:

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP.19611022 198603 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Judul

STUDI TENTANG USAHA NASI JAMBLANG

(Penelitian deskriptif pada pedagang nasi jaamblang di Cirebon)

Oleh Panji Sigit

(0906078)

Permasalahan dalam penelitian ini ialah terletak pada perkembangan usaha yang bermasalah. Oleh karena itu, melalui pendekatan survey description dan landasan Theory of The Firm, Market Theory, konsep sektor informal, serta konsep UMKM akan dikupas seputar usaha nasi jamblang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari variabel usaha melalui enam dimensi atau indikator dari perkembangan usaha yaitu modal kerja, tempat usaha, tenaga kerja, kepemilikan usaha, omzet usaha dan penghasilan usaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui instrument angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan dalam analisis data yaitu menggunakan analisis deskriptif.. Subjek pada penelitian ini adalah pedagang nasi jamblang di Cirebon sebanyak 53 orang. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh temuan bahwa usaha nasi jamblang di Cirebon masuk ke dalam kategori jenis usaha mikro, status usaha yang bergerak di sektor informal dan termasuk ke dalam jenis pasar persaingan sempurna. Hal tersebut dapat dilihat melalui beberapa karakteristik yang dimiliki usaha nasi jamblang yakni: modal awal dalam mendirikan usaha ini dengan modal sendiri dengan kisaran 1.000.001 – Rp 10.000.000, penyebaran tempat usaha ini berada di sepanjang jaalan arteri nasional (palimanan-kedawung) dan kota Cirebon, karakteristik tempat usaha yang dipilih ialah dekat dengan pusat keramaian, dan tempat usaha ini cenderung berkelompok, dengan tenaga kerja yang dilibatkan sejumlah 1 – 4 orang, rata-rata lulusan sekolah dasar, tidak ada seleksi ketat untuk tenaga kerja hanya cukup terampil dan menguasai bidang masing-masing, kepemilikan usaha ini milik sendiri, dengan omzet per hari berkisar Rp 250.000 – Rp 8.500.000 , pengeluaran per hari Rp 250.000, dan penghasilan per hari berkisar Rp 400.000 – Rp 3.600.000 .

Kata Kunci : Modal kerja, Tempat usaha, Tenaga kerja, Kepemilikan usaha, Omzet usaha, penghasilan usaha


(5)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

TITLE

THE STUDY OF NASI JAMBLANG ENTERPRISE

(Research of descriptive analysis of nasi jamblang sellers in Cirebon)

By Panji Sigit

(0906078)

The problem for this research is on the complicated enterprise growth. Therefore, through a description survey approach and theory of the firm, market theory, informal sector concept, and Micro Small and Medium Enterprise concept, it will analyze comprehensively regarding nasi jamblang enterprise. The purpose of this research is to reveal the descriptions of the variable enterprises through four dimensions or indicators of this enterprise growth namely work capital, work places, labor, enterprise ownership, budget, and income. The method used for this research is a descriptive method. The techniques for collecting data use questionnaires, observation, interviews and documentation. In addition, this data analysis uses a descriptive analysis. The subjects for this research are the 53 seller nasi jamblang in Cirebon. Based on the results of the research, it is acquired the findings that, nasi jamblang enterprise in Cirebon, can be categorized as a micro enterprise, enterprise status that is operated in informal sectors and it is also included in a comprehensive market competition. It can be seen from some characteristics that are owned by nasi jamblang sellers that: the primary capital in establishing business is estimated about 1.000.000 – 10.000.000, the expansion areas are along the national artery (palimanan- kedawung) and Cirebon town, the chosen characteristic areas are prioritized in the downtown and grouping areas, with 1-4 labors, their average number of the seller educational levels is primary school levels, no tight selections and it is only prioritized for the labors who are skilled in some particular sectors, the ownership of this enterprise is owned privately with its income per-day is estimated about from 250. 000 – 8.500.000, expenditure per day is about 250.000 and revenue per day is estimated from 400.000 – 3.600.000.

Key Word: Work capital, work places, labor, enterprise ownership, income, and revenue.


(6)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. MOTO DAN PERSEMBAHAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... Error!

Bookmark not defined.

2.1 Pengertian Nasi Jamblang ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Definisi Usaha ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Konsep Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) .... Error! Bookmark not

defined.

2.3.1 Menurut Kementerian Koperasi dan UKM ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3.3 Menurut Bank Indonesia ... Error! Bookmark not defined. 2.3.4 Menurut Bank Dunia ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Konsep Sektor Informal ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Sektor Informal ... Error! Bookmark not defined. 2.4.2 Ciri-ciri Sektor Informal ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Teori Pasar (Market Theory) ... Error! Bookmark not defined. 2.5.1 Struktur Pasar terdiri dari :... Error! Bookmark not defined. 2.5.2 Pembentukan Harga ... Error! Bookmark not defined. 2.5.3 Grafik Keseimbangan Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. 2.5.4 Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna ... Error! Bookmark not defined.

2.6 TGF (The Theory of The Growth of The Firm) ... Error! Bookmark not defined.

2.6.1 Konsep Modal Kerja ... Error! Bookmark not defined. 2.6.2 Konsep Tempat Usaha ... Error! Bookmark not defined. 2.6.3 Konsep Tenaga Kerja... Error! Bookmark not defined. 2.6.4 Konsep Kepemilikan Usaha... Error! Bookmark not defined. 2.6.5 Konsep Omzet... Error! Bookmark not defined. 2.6.6 Konsep Pendapatan ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data . Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Intrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. 3.6 Pengujian Instrmen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Analisis Descriptive atau Statistika Deskriptif .. Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Reduksi Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3 Kesimpulan dan Verifikasi ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Sejarah Kemunculan dan Penyebaran Nasi Jamblang ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Profil Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Error! Bookmark not defined.


(9)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Berdagang ... Error! Bookmark not defined.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Error! Bookmark not defined.

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum Dagang Nasi Jamblang ... Error! Bookmark not defined. 4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berdagang ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Analisis Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Analisis Modal Kerja Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Analisis Tempat Usaha Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon ... Error! Bookmark not defined.

4.4.3 Analisis Tenaga Kerja Usaha Nasi Jamblang di Cirebon ... Error! Bookmark not defined.

4.4.4 Analisis Kepemilikan Usaha Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon Error! Bookmark not defined.

4.4.5 Analisis Omzet Usaha Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon ... Error! Bookmark not defined.

4.4.6 Analisis Penghasilan Usaha Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon Error! Bookmark not defined.

4.5 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1 Modal Kerja Usaha Nasi Jamblang di Wilayah Cirebon ... Error! Bookmark not defined.

4.5.2 Tempat Usaha Nasi Jamblang di Wilayah Cirebon .. Error! Bookmark not defined.


(10)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.5.3 Tenaga Kerja pada Usaha Nasi Jamblang di Wilayah Cirebon ... Error! Bookmark not defined.

4.5.4 Kepemilikan Usaha Nasi Jamblang di Wilayah Cirebon... Error! Bookmark not defined.

4.5.5 Omzet, Pengeluaran dan Penghasilan Usaha Nasi Jamblang di Wilayah

Cirebon………..Err

or! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 SIMPULAN ... Error! Bookmark not defined. 5.2 SARAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(11)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak beberapa tahun kebelakang tepatnya pada tahun 1960-an, tatanan ekonomi nasional tidak terlepas dari adanya peran sektor informal di tengah persaingan nasional yang ketat. Hal itu terlihat dari penelitian yang dilakukan ILO di kota-kota besar di Asia pada tahun 2008 menemukan bahwa lebih dari 50 persen angkatan kerja kota menggantungkan hidupnya pada sektor informal. Hal serupa terjadi pula di Indonesia. Di kota-kota besar di Indonesia daya serap sektor ini rata-rata mencapai 40 persen dari angkatan kerja yang ada.

Senada dengan hal di atas, sebuah jurnal yang berjudul Peran Sektor Informal Dalam Menanggulangi Permasalahan Pengangguran di Indonesia yang ditulis oleh Daru Wahyuni (2005: 12) menambahkan bahwa, beberapa penelitian mengenai sektor informal menunjukkan daya serap tenaga kerja di sektor ini cukup signifikan. Bahkan di beberapa kota besar di Indonesia, daya serap sektor informal justru melebihi sektor formal.

Dedi Riyadi (2009) dalam Kajian Evaluasi Pembangunan Sektoral yang berjudul Peran Sektor Informal Sebagai Katup Pengaman Masalah Ketenagakerjaan 2009. Terdapat beberapa fakta terkait peran dan keberadaan sektor informal. Pada tahun 2000 sebesar 65 persen pekerja bekerja di sektor informal. Sedangkan pada tahun 2009 Sekitar 48,8 persen atau 50,97 juta penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas bekerja di sektor informal. Bahkan dari tahun ke tahun sekitar 70 persen pekerja bekerja di sektor informal dan 30 persen di sektor formal.

Faktor tingginya daya serap tenaga kerja di sektor informal selain karena banyaknya pekerja yang menginginkan masuk ke sektor informal (baik secara


(12)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sukarela maupun terpaksa), juga karena karakteristik sektor itu sendiri yang mampu menyedot tenaga kerja untuk berkecimpung di sektor tersebut.

Selain itu, sektor informal telah mampu menjadi katup pengaman perekonomian nasional saat dilanda krisis ekonomi pada tahun 2008. Oleh karena


(13)

2

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, tidaklah berlebihan jika sektor informal dikatakan sebagai salah satu penopang tatanan perekonomian nasional.

Definisi terkait dengan sektor informal juga dilontarkan oleh Sethurahman yang dikutip dari Evi Susanti (2002), bahwa:

“Sektor informal terdiri dari unit-unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dan dalam usahanya itu sangat dihadapkan pada berbagai kendala seperti faktor modal fisik, faktor pengetahuan dan faktor keterampilan”.

Hidayat yang dikutip dari Evi Susanti (2002), menyatakan bahwa lapangan usaha di sektor informal diklasifikasikan dalam lima sub sektor, yaitu :

1. Angkutan : angkutan gerobak, becak, delman.

2. Perdagangan : Pedagang Kaki Lima makanan/minuman, pakaian, alat-alat tulis dan barang bekas

3. Industri Pengolahan : membuat makanan, industri barang dari kayu, industri kulit dan pakaian jadi, industri logam. 4. Bangunan : tukang teras, tukang besi, tukang batu, tukang

kayu.

5. Jasa : tukang jahit, tukang pakaian, reparasi arloji, kacamata, tukang pijat, calo.

Uraian tersebut di atas cukup memberi gambaran betapa luasnya kegiatan ekonomi sektor informal tersebut, yang salah satu diantaranya adalah pedagang kaki lima atau dalam hal ini secara spesifik yakni usaha nasi jamblang.

Nasi jamblang merupakan salah satu kuliner khas daerah Cirebon yang konon namanya sudah tersohor. Hal itu dikarenakan adanya keunikan dari usaha kuliner ini baik dari masakan, penyajian, pelayanan, sistem, pedagang bahkan sejarahnya.

Selain itu, Nasi jamblang merupakan salah satu bentu usaha yang bergerak di sektor informal. Hal itu bisa dilihat dari karakteristik dan ciri-ciri yang melekat di usaha tersebut, di antaranya: Mudah dimasuki oleh siapa saja, menggunakan


(14)

3

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber daya setempat, umumnya usaha hanya dimiliki oleh keluarga, beroperasi dalam skala kecil, bersifat padat karya dan menggunakan teknologi yang sudah disesuaikan dengan kondisi setempat, tidak menuntut keterampilan yang berasal dari jalur pendidikan formal, pasar yang dihadapi tidak diatur oleh pemerintah yang sangat kompetitif ( Sadoko Isono; 1994 : 112).

Secara sederhana dan singkat nama atau sebutan nasi jamblang berasal dari adanya masakan yang dijajakkan di salah satu wilayah di daerah Cirebon yakni Desa Jamblang (red). Bermula dari sajian tradisional yang berada di salah satu wilayah di daerah Cirebon, kini nasi jamblang berkembang menjadi salah satu wisata kuliner daerah Cirebon yang tentunya mampu menjadi salah satu penyumbang PAD Cirebon. Hal ini berarti posisi kuliner nasi jamblang patut dioptimalkan keberadannya dan dikembangkan potensinya. Sesuai dengan yang sudah dijelaskan bahwa usaha nasi jamblang tergolong kepada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Dan jika dilihat kontribusinya terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku Cirebon setelah sektor pertanian adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang mencapai sekitar 23,04 persen pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 23,11 persen pada tahun 2011 (sektor informal termasuk sektor restoran di dalamnya). Adapun penjelasan secara rinci mengenai perkembangan kontribusi Sektoral Restoran sebagai bagian dari kategori Sektor Informal yang dilihat dari PDRB atas dasar harga tahun berlaku 2007-2011, yakni sebagai berikut.

Tabel 1.1

Kontribusi Sektoral Restoran terhadap PDRB Cirebon atas dasar harga berlaku

(sumber: data BPS).

Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Restoran/Rumah


(15)

4

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal demikian ditengarai karena adanya potensi perekonomian Cirebon memang cukup baik, mengingat wilayah Cirebon relatif strategis. Yakni berada di jalur kegiatan perekonomian, baik dari dan ke ibukota Negara (Jakarta) maupun wilayah pulau Jawa bagian Barat sampai ke Timur, serta terlintas oleh jalan raya pantai utara (pantura). Di samping itu, letak wilayah Cirebon berdekatan dengan kabupaten/kota lainnya yang memiliki hubungan cukup strategis dalam kegiatan perekonomian khususnya perdagangan, hotel dan restoran (sumber: data BPS).

Akan tetapi, setelah dilakukan pra-penelitian pada Oktober 2013 kepada 6 Pedagang Nasi Jamblang yang terbilang masih bertahan sampai sekarang dan tersebar di wilayah perkotaan Cirebon, terdapat permasalahan terhadap perkembangan usaha nasi jamblang di Cirebon. Salah satu indikasinya yakni mulai dari kurun waktu tiga bulan (Juli-Septmber 2013) berturut-turut pendapatan pedagang nasi jamblang mengalami penurunan. Menurut Henry Faizal Noor (2007:186) menjelaskan bahwa pendapatan (revenue) perusahaan berasal dari penjualan. Berarti ketika pendapatan menurun berarti akan menyebabkan volume penjualan yang cenderung menurun pula dan begitu juga daya tahan mulai menurun yang menyebabkan usaha mulai tidak stabil. Hal tersebut terbukti melalui table sebagai berikut:

Tabel 1.2

Perkembangan Pendapatan Usaha Para Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon per-bulan (selama tiga bulan)

Periode November 2012-Januari 2013 Nama

Pedagang

Penghasilan per-bulan

Juli 2013 Agustus 2013 % September 2013 % Nur Rp. 22.500.000 Rp. 12.000.000 -46,7 Rp. 10.000.000 -16,7 Agus Rp. 3.000.000 Rp. 2.800.000 -6,7 Rp. 1.200.000 -57,1 Junardi Rp. 600.000 Rp 200.000 -66,7 Rp. 150.000 -25,0 Sayem Rp. 850.000 Rp. 500.000 -41,2 Rp. 350.000 -30,0 Toto Rp. 2.300.000 Rp. 1.500.000 -34,8 Rp. 1.250.000 -16,7 Eliastuti Rp. 450.000 Rp. 300.000 -33,3 Rp. 200.000 -33,3


(16)

5

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1

Perkembangan Penghasilan Usaha Para Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon per-bulan (selama tiga bulan)

Periode November 2012-Januari 2013

(sumber: data observasi pra-penelitian, sudah diolah).

Gambar 1.1 menjadi penjelas untuk menggambarkan penurunan pendapatan secara umum yang terjadi pada usaha pedagang nasi jamblang di Cirebon selama tiga bulan (periode Juli-September 2013). Oleh karena itu, sektor informal ini perlu untuk segera dicari solusi permasalahannya agar potensi-potensi buruk seperti; menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut (yang digambarkan oleh menurunnya tingkat pendapatan yang menurun), para pelaku bisnis Nasi Jamblang yang gulung tikar, punahnya warisan kuliner nenek moyang, bahkan berujung pada menurunnya PAD kecamatan tersebut dan PDRB Cirebon tidak terjadi.

Tabel 1.3

Rata-Rata Volume dan Perkembangan Pendapatan Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon per-bulan (selama tiga bulan)

Periode November 2012-Januari 2013

Bulan Rata-rata volume pendapatan Perkembangan Juli

2013 Rp. 4.950.000 -

Agustus

2013 Rp. 2.833.333 42,76 %


(17)

6

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

Rata-rata Perkembangan

32,70 % (sumber: data observasi pra-penelitian).

Begitu pula dengan data pada tabel 1.3 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan Pedagang Nasi Jamblang di Cirebon per-bulan (selama tiga bulan) Periode Juli-September 2013 mengalami penurunan sebesar 32,70 %. Oleh karena itu, perlu kiranya sektor informal ini untuk segera dicari solusi permasalahannya. Agar potensi-potensi buruk seperti; menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut (yang digambarkan oleh menurunnya tingkat pendapatan yang menurun), para pelaku bisnis Nasi Jamblang yang gulung tikar, punahnya warisan kuliner nenek moyang yang seharusnya menjadi potensi wisata kuliner yang menjadi daya tarik daerah Cirebon, bahkan berujung pada menurunnya PAD kecamatan tersebut dan PDRB kabupaten Cirebon.

Dilihat dari pengelompokan pengeluaran per kapitanya dapat dilihat bahwa penduduk Kabupaten Cirebon pengeluaran per kapitanya lebih banyak berada pada golongan antara Rp 300.000,- dan 499.999,- per bulan yaitu persentasenya mencapai 40,55 persen. Sedangkan penduduk yang pengeluarannya di atas Rp 1.000.000,- ada sekitar 7,12 persen. Di lain pihak penduduk yang pengeluarannya di bawah Rp 200.000,- masih ada sekitar 3,61 persen.

Sementara itu dilihat dari jenis pengeluarannya ternyata konsumsi untuk makanan masih merupakan bagian terbesar dari konsumsi masyarakat Kabupaten Cirebon. Pada Tahun 2012 persentase konsumsi makanan mencapai 55,35. Memang bila dibanding dengan dua tahun sebelumnya persentase konsumsi makanan ini menunjukkan kecenderungan yang menurun dimana pada tahun 2010 persentasenya sebesar 61,46 persen kemudian tahun 2011 menjadi 59,30 persen. Fenomena Ini menunjukkan adanya kecenderungan tingkat kesejahteraan


(18)

7

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat yang semakin baik karena masyarakat sudah mulai bisa memenuhi kebutuhan selain makanan yaitu kebutuhan sandang dan papan.

Gambar 1.2

Persentase Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Non Makanan Penduduk Kab Cirebon Tahun 2010-2012

Sumber: Susenas

Dilihat dari besaran pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Cirebon selama 4 tahun terakhir menunjukkan pergerakan yang fluktuatif. Pada tahun 2009 pengeluaran per kapita sebesar Rp 398.129,- meningkat menjadi Rp 459.555,- pada tahun 2010.

Berdasarkan data yang tersedia, menunjukkan pula persentase konsumsi makanan masyarakat kota Cirebon. Terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk non makanan tahun 2012 mengalami penurunan dari 54,62 persen di tahun 2011 menjadi 52,96 persen. sebaliknya, proporsi pengeluaran makanan sedikit meningkat dari 45,38 persen pada tahun 2011 menjadi 47,04 persen pada tahun 2012.

Akan tetapi, pengeluaran penduduk kesejahteraan penduduk kota cirebon semakin meningkat,terlihat dari pengeluaran konsumsi non makanan lebih tinggi dari konsumsi makanan (dalam rupiah).


(19)

8

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.3

Persentase Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Non Makanan Penduduk kota Cirebon Tahun 2010-2012

Sumber: Susenas

Pengeluaran penduduk kota cirebon semakin meningkat,terlihat dari pengeluaran konsumsi non makanan lebih tinggi dari konsumsi makanan statistik daerah kota cirebon 2013 perkembangan pengeluaran per kapita (rp/bulan) makanan pengeluaran makanan dan non makanan.

Dari data di atas menunjukkan bahwa alokasi pendapatan masyarakat Cirebon terhadap sektor makanan masih tinggi.

Adapun informasi yang diperoleh peneliti setelah melakukan wawancara lisan di saat pra-penelitian, ternyata perkembangan usaha pedagang nasi jamblang mengalami permasalahan. Hal tersebut terlihat dari salah satu indikator yakni menurunnya pendapatan para pelaku usaha tersebut selama tiga bulan (periode Juli-September 2013). Bahkan tidak menutup kemungkinan pula jika dibiarkan berlarut-larut maka akan menurunkan pendapatan usaha para Pedagang Nasi Jamblang yang berpengaruh terhadap kesejahteraan pelaku usaha sektor informal tersebut khususnya dan PAD dan PDRB kota Cirebon umumnya.

Melihat dari data-data dan keterangan-keterangan penunjang di atas, yang menerangkan bahwa betapa pentingnya keberadaan bisnis Nasi Jamblang di


(20)

9

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wilayah Cirebon, yakni sebagai salah satu warisan kuliner nenek moyang yang mampu menjadi salah satu icon kuliner Cirebon dan potensi daerah yang mampu menyerap banyak tenaga kerja serta mampu berkontribusi terhadap pemasukan PAD dan PDRB. Akan tetapi, jika kondisi penurunan pendapatan yang dialami pelaku bisnis Nasi Jamblang dibiarkan berlarut-larut bahkan tidak ada perhatian, maka akan ada dampak yang kurang baik bagi beberapa pihak.

Oleh karena itu, selaku putera Kabupaten Cirebon. Peneliti merasa terpanggil dan sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sedang terjadi tersebut dengan judul “STUDI TENTANG USAHA NASI JAMBLANG (Penelitian deskriptif pada pedagang nasi jamblang di Cirebon).”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran modal kerja para pedagang nasi jamblang di Cirebon? 2. Bagaimana gambaran tata letak usaha para pedagang nasi jamblang di

Cirebon?

3. Bagaimana gambaran tenaga kerja usaha nasi jamblang di Cirebon? 4. Bagaimana gambaran kepemilikan usaha nasi jamblang di Cirebon? 5. Bagaimana gambaran omzet para pedagang nasi jamblang di Cirebon?

6. Bagaimana gambaran penghasilan usaha para pedagang nasi jamblang di Cirebon?

1.3 Tujuan


(21)

10

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui gambaran modal kerja para pedagang nasi jamblang di Cirebon.

2. Untuk mengetahui gambaran tempat usaha para pedagang nasi jamblang di Cirebon.

3. Untuk mengetahui gambaran tenaga kerja usaha nasi jamblang di Cirebon. 4. Untuk mengetahui gambaran kepemilikan usaha nasi jamblang di Cirebon. 5. Untuk mengetahui gambaran omzet para pedagang nasi jamblang di Cirebon. 6. Untuk mengetahui gambaran penghasilan usaha para pedagang nasi jamblang

di Cirebon.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara Teoritis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberi kontribusi nyata bagi hasanah kajian ilmu ekonomi di skala mikro, khususnya aspek usaha pedagang.

Secara Praktis

 Bagi Intansi Pemerintah

1. Dapat memberikan informasi maupun data terkait para Pedagang Nasi Jamblang.

2. Dapat memberikan pertimbangan – pertimbangan efektif dan efesien dalam menentukan kebijakan.

3. Dapat menjadi asbabiyah dalam menggerakkan para pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan peran sektor informal dari sisi ekonomi dan budaya.

 Bagi Intansi Pendidikan

1. Dapat memberikan sajian wawasan bagi keilmuan, khususnya ekonomi mikro.

2. Dapat menjadi studi referensi mata kuliah atau mata pelajaran di dunia pendidikan.


(22)

11

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Bagi Masyarakat Umum

1. Dapat memberikan pemahaman kepada masyrakat umum akan peran penting sektor informal.

2. Dapat menggerakkan masyarakat umum untuk saling melestarikan warisan nusantara dan mampu mengembangkannya.

3. Dapat menggerakkan masyarakat umum untuk mampu meningkatkan nilai tambah dalam berwirausaha.

 Bagi Penulis

1. Mampu menjadi amal, ibadah serta kontribusi nyata bagi umat dan negara. 2. Sebagai tambahan hasanah keilmuan ekonomi mikro.


(23)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118) adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah usaha nasi jamblang. Fokus dalam penelitian ini adalah modal kerja, tata letak usaha, jumlah tenaga kerja, omzet, penghasilan dan kepemilikan usaha.

1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis yakni penelitian deskriptif. Menurut Sujana dan Ibrahim dalam bukunya (1989;65) menyebutkan bahwa:

“ penelitian deskriptif ialaha menggunakan atau mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif”.

.

Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan bagaimana gambaran modal kerja, tata letak usaha, jumlah tenaga kerja, omzet, penghasilan dan kepemilikan usaha para pedagang nasi jamblang yang tersebar di seluruh wilaya Cirebon (Kabupaten dan Kota).

1.3 Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan penjabaran konsep-konsep yang akan diteliti sehingga dapat dijadikan pedoman guna menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Penjabaran konsep-konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:


(24)

57

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Variabel Depedent

Usaha Nasi Jamblang

(Y)

Usaha adalah sebuah upaya untuk menciptakan,

menambah atau

mengembangkan sesuatu dengan tujuan untuk merubah keadaan supaya menjadi lebih baik. Tetapi kebanyakan orang sering mengartikan bahwa usaha adalah upaya untuk menambah penghasilan, padahal usaha bisa diartikan kepada seluruh bidang kehidupan (KBBI).

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000/tahun tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000/tahun. Usaha mikro adalah usaha yang bersifat menghasilkan pendapatan dan dilakukan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin

(Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Sega Jamblang adalah makanan khas Cirebon yang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang

membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan Lor Analisis Deskriptif Usaha Nasi Jamblang di Wilayah Cirebon

(meliputi kabupaten dan kota) sebanyak 53 pedagang, yakni :

- Modal kerja para pedagang nasi jamblang di wilaya Cirebon.

- Tata letak usaha para pedagang nasi jamblang di wilaya Cirebon.

- Tenaga kerja usaha nasi jamblang di wilayah Cirebon. - Kepemilikan usaha

nasi jamblang di wilayah Cirebon. - Omzet para

pedagang nasi jamblang di wilayah Cirebon.

- Penghasilan usaha para pedagang nasi jamblang di wilayah Cirebon.


(25)

58

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah).

1.4 Populasi dan Sampel 1.4.1 Populasi

Menurut Tony Wijaya (2013:27), populasi adalah seluruh kumpulan elemen (orang, kejadian, produksi) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pedagang nasi jamblang yang tersebar di seluruh wilayah Cirebon (Kabupaten dan Kota). Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari Buku Kuliner Khas Cirebon tercatat bahwa ada sekitar 300 pedagang nasi jamblang yang tersebar di seluruh wilayah Cirebon. Akan tetapi setelah dilakukan pra-penelitian sebanyak dua kali, diperoleh data pedagang nasi jamblang sebanyak 53 orang.

1.4.2 Sampel

Menurut Tony Wijaya (2013:27), sampel adalah bagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh. Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih senang menyebutnya total sampling.

Adapun responden yang terpilih sebanyak 53 pedagang nasi jamblang yang tersebar di seluruh wilayah Cirebon (Kabupaten dan Kota).


(26)

59

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1.5.1 Intrumen Penelitian

Sumber data dalam penelitian yaitu sumber data primer yang diperoleh melalui penyebaran angket, survey, serta wawancara kepada para pedagang nasi jamblang di Cirebon.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting yaitu kondisi atau situasi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada kuisioner, observasi, , dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Kuisioner

Kuisioner adalah pengumpulan data melalui penyebaran daftar pertanyaan tertulis berdasarkan yang dibahas. Dalam peneliian ini, kuisionr akan disebar kepada para pedagang nasi jamblang

b) Wawancara

Wawancara, dilakukan untuk memeperoleh informasi secara langsung dengan cara tanya jawab lisan kepada para responden yang dipergunakan sebagai pelengkap data. Hal itu dilakukan karena memepertimbangkan tingkat kesibukan dan latar belakang pendidikan responden.

c) Observasi

Instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, yaitu checklist, anecdotal record, dan mechanical device.

1. Checklist, merupakan suatu daftar yang berisikan nama-nama responden dan faktor-faktor yang akan diamati.

2. anecdotal record, merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelaukan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh responden.


(27)

60

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. mechanical device, merupakan alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh responden. d) Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang usaha nasi jamblang secara keseluruhan. Dokumen antara lain berupa modal kerja, tata letak usaha, jumlah tenaga kerja, omzet, penghasilan dan kepemilikan usaha. 1.6 Pengujian Instrmen Penelitian

1.6.1 Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama.

Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach :

Sugiyono (2010:365) Keterangan :

= Koefisien reliabilitas K = Mean kuadrat antara subyek

= Mean kuadrat kesalahan = Varians total

Rumus untuk varian total dan varian item

Keterangan :


(28)

61

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JKs = Jumlah kuadrat subyek

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tidak reliabel. 1.7 Teknik Analisis Data

1.7.1 Analisis Descriptive atau Statistika Deskriptif

Data untuk angket dalam penelitiian ini menggunakan analisis Descriptive atau statistika deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS.

Pengertian dari Analisis Descriptive atau Statistika Deskriptif itu sendiri ialah merupakan bagian statistika yang membahas tentang metode-metode untuk menyajikan data sehingga menarik dan informatif. Secara umum statistika deskriptif dapat diartikan sebagai metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Perlu kiranya dimengerti bahwa statistika deskriptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia (Walpole, 1995) dalam modul Fauziah Gitri D. dkk. (2011).

Definisi lain tentang statistika deskriptif adalah bagian statistika yang mempelajari mengenai tata cara pengumpulan, penyajian, penentuan nilai-nilai statistik atau pembuatan diagram/gambar mengenai data suatu hal atau dengan kata alain statistika deskriptif adalah statistika yang berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti berapa nilai data rata-ratanya, seberapa jauh data bervariasi dan sebagainya.

Data hanya ditampilkan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca tanpa menarik suatu keimpulan apapun. Di dalam statistika deskriptif tidak ada data yang berunsur probability (kemungkinan). Data dalam statistika deskriptif disajikan dalam bentuk tabel, histogram, diagram, grafik dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran.


(29)

62

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.7.1.1Ukuran Pemusatan Data

Ukuran pemusatan serta penafsirannya suatu rangkaian data adalah suatu nilai dalam rangkaian data yang dapat mewakili rangkaian data tersebut. Suatu rangkaian data biasanya memiliki kecenderungan untuk terkonsentrasi atau terpusat pada nilai pemusatan ini. Ukuran statistik yang dapat menjadi pusat rangkaian data dan memberi gambaran singkat tentang data disebut ukuran

pemusatan data. (Maryanto, 2008) dalam modul Fauziah Gitri D. dkk. (2011).. Menganalisa data kuantitatif dimulai dengan menjelaskan karakteristik

data. Penjelasan tersebut didapatkan dari pendefinisian ukuran-ukuran numerik yang dihitung dari pusat data tersebut. Nantinya hasil ukuran pemusatan data dapat djadikan pedoman untuk mengamati karakter dari sebuah data. Ukuran pemusatan data dapat berupa mean (rata-rata), median, dan modus.

1.7.1.1.1 Mean (rata-rata)

Mean adalah jumlah nilai pada data dibagi dengan banyaknya data tersebut. Ukuran ini mudah dihitung dengan memanfaatkan semua data yang dimiliki. Jika ada sekelompok data maka untuk menyebut ukuran numerik sebagai wakil dari data sering dipakai rata-rata hitung.

Rumus yang digunakan untuk menghitung mean data adalah:

n Xi X

n

i

 1

Keterangan: i

x = data ke-i n= banyaknya data

1.7.1.2Ukuran Penyebaran Data

Ukuran penyebaran data adalah ukuran yang memberikan gambaran seberapa besar data menyebar dari titik-titik pemusatan. Nilai sentral kurang bermanfaat apabila tidak diketahui nilai pemencaran atau penyimpangan tiap datanya terhadap nilai tengah. Jika suatu data mempunyai nilai yang terlalu jauh


(30)

63

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyimpang dari nilai sentralnya, maka data tersebut kurang akurat untuk menggambarkan keseluruhan data. Ukuran penyebaran data dapat meliputi range, varians, standar deviasi, dan jangkauan antar kuartil.

1.7.1.2.1 Range (penyebaran)

Range adalah selisih atau jarak antara nilai maksimum dengan nilai minimum. Rumus yang digunakan untuk menghitung range adalah

1.7.1.2.2 Varians (ragam)

Varians adalah nilai kuadrat dari deviasi standart.

Rumus yang digunakan untuk menghitung varians adalah

Keterangan:

S2= Varians Xi= Nilai Tengah

= Rata-rata

n=Banyak data

1.7.1.2.3 Standar Deviasi

Standart deviasi adalah akar dari jumlah kuadrat deviasi dibagi dengan banyaknya data.

Keterangan:.

S= Standar Deviasi Xi= Nilai Tengah

= Rata-rata n=Banyak data

1.7.1.2.4 Jangkauan antar kuartil

Jangkauan antar kuartil adalah selisih dari nilai kuartil ketiga dan kuartil pertama


(31)

64

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H=Q3-Q1

Keterangan

Q3= Kurtil kelas ketiga

Q2=Kuartil kelas kedua

1.7.1.2.5 Histogram

Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk diagram. Jika pada diagram batang, gambar batang-batangnya terpisah maka pada histogram gambar pada batang-batangnya berimpit.

1.7.1.2.6 Pie Chart

Pie chart atau diagram kue merupakan diagram lingkaran yang berbentuk tiga dimensi dan setiap juring menunjukkan persentase dari masing-masing kelompok data.

1.7.2 Reduksi Data

Dalam menganalisis hasil dari observasi dan dokumentasi menggunakan reduksi data. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu keudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

1.7.3 Kesimpulan dan Verifikasi

Dari permulaan pengumpulan data, seorang peneliti kuantitatif mulai memutuskan makna dari hasil angket, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur klausal, dan proposisi-proposisi. Penarikan


(32)

65

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesimpulan adalah sebagian dari konfigurasi yang utuh. Selama penelitian berlangsung, kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi validitasnya.


(33)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil pembahasan tentang studi analisis deskriptif pada usaha pedagang nasi jamblang di Cirebon dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Modal kerja awal usaha nasi jamblang masuk ke dalam kategori sedang dan bersumber dari dana pribadi atau milik sendiri berkisar Rp 8.566.665,67 – Rp 16.783.332,34.

2. Tempat usaha nasi jamblang memilih berdekatan dengan pusat keramaian (missal: pusat pendidikan, pusat kesehatan, pusat kendaraan umum dan lain sebagainya), memiliki karakteristik berkelompok atau berjajar di sepanjang pinggir jalan raya dan bersifat tradisional nan sederhana dengan ciri sepanduk kain dan tenda dagang yang terbuat dari terpal beserta kain dengan aksesoris sebuah meja dan bangku yang tingginya hamper sama. Sepanjang jalan yang memiliki keterkaitan dengan sejarah kemunculan dan perkembangan kuliner nasi jamblang yakni sepanjang jalan arteri atau nasional antara jalan Palimanan-Tuparev dan bahkan masuk ke dalam pusat kota madya Cirebon hingga sekarang masih menjadi pilihan tempat usaha nasi jamblang.

3. Tenaga kerja yang terlibat di dalam menjalankan usaha nasi jamblang berkisar 1-4 orang, melibatkan kerabat dekat maupun keluarga sendiri, latar belakang pendidikan lulusan menegah ke bawah, dan hanya bermodalkan keterampilan. 4. Kepemilikan usaha nasi jamblang berstatus milik sendiri.

5. Omzet pedagang nasi jamblang masuk ke dalam kategori rendah berkisar Rp 250.000 – Rp 8.500.000 per hari. Sedangkan pengeluaran Rp 110.000 – Rp 6.423.333,33 per hari.


(34)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Penghasilan pedagang nasi jamblang masuk ke dalam ketegori rendah berkisar Rp 400.000 – Rp 3.600.000 per hari.


(35)

112

1.2 SARAN

1. Bagi para pemangku kebijakan sudah saatnya untuk memiliki perhatian khusus untuk usaha yang satu ini, agar kendala-kendala perkembangan usaha dapat terminimalisir dan pedagang nasi jamblang dapat hidup sejahtera. Selain itu meminimalisir menghilangnya ciri khas dari nasi jamblang terhadap pendatang-pendatang yang kurang mengenal ciri khas usaha ini yakni dengan cara penyuluhan dan pelatihan serta memunculkan paguyuban pedagang nasi jamblang Cirebon.

Bagi para peneliti selanjutnya jika ada temuan-temuan baru mengenai usaha nasi jamblang di Cirebon maka penelitian ini perlu ada penambahan atau pengurangan sesuai data dan fenomena yang terjadi di lapangan pada aspek yang diteliti kali ini, yakni aspek modal kerja, tempat usaha, tenaga kerja, kepemilikan usaha, omzet usaha dan penghasilan usaha pedagang nasi jamblang. Hal itu dimaksud agar penelitian tentang usaha nasi jamblang di Cirebo menuju pada tahap penyempurnaan dan realibilitas serta validitas informasi.


(36)

116

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku dan semisalnya

Ahmad, Kamaruddin. 1997. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahman, Eeng dan Rohmana, Yana.(2009). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung

Andito. Istasius Angger. 2007. Pertumbuhan Industri Minyak Sawit Dan Determinannya. Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi : Universitas Indonesia

Angger, Anandito. 2007. Pertumbuhan Indistri. Jakarta: FE UI. Hal 21

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Keempat) Jakarta: Rineka Cipta.

Budiwati, Neti dan Lizza Suzanti. 2010. Manajemen Keuangan Koperasi. Bandung : Laboratorium Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia Burhan, Bungin. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi pertama.

Jakarta: Kencana

Boediono. 1992. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE UGM

BPS. 2011. Kontribusi Sektor Restoran-Rumah makan Terhadap PDRB atas Harga Berlaku. Cirebon: BPS

Fair and Case. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Prehellindo Gitri, Fauziah dkk. 2011. Modul Statistika Deskriptif. Surabaya: Institut

Teknologi Sepuluh Nopember

Kartadinata, Sunaryo. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2012. Bumi Siliwangi : Universitas pendidikan Indonesia.


(37)

117

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kotler, Phillip & Kevin L. Keller. (2007) Manajemen Pemasaran. Jakarta-Indonesia: Indeks.

Maharani N.P. , Mia dan Rachmadewi Aprila, Zainur Sri.(2013). Hal Yang Dipertimbangkan Dalammenentukan Lokasi Perusahan.Malang

Makarti, Among. 2012. Pengaruh Karakteristik Wirausaha,Modal Usaha, Strategi Pemasaran Terhadap Perkembangan Umkm Di Desa Dayaan Dan Kalilondo Salatiga. Vol.5 No.9. Jakarta

Mankiw, N. Gregory. (2007). Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Eralangga.

Mishra,Satish C. 2010. Keterbatasan Pembuatan Kebijakan Ekonomi Informal di Indonesia: Pelajaran Dekade Ini. Jakarta:Kantor Perburuhan International (ILO)

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mulyadi (1993). Akuntansi Biaya, BPFE UGM

Nana Sudjanan, Dr dan Ibrahim.Dr, MA, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2004.

Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Novianti elsa. 2007.Pertumbuhan Industri. Jakarta

Prawirosentono, Suryadi. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Studi Kasus Indonesia dan Analisis Kuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Sadoko, Sasoko. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhous. 1999. Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.


(38)

118

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanaji, Miftah. 2010. Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Cirebon. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2001). Metoda Statistika Deskriptif. Bandung : Tarsito.

Sudjana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Jurnal, Skripsi, Tesis, Disertasi

Al Farisi, Raisan. 2013. Pengaruh Inovasi dan Kreatifitas Pengusaha terhadap Keberhasilan Usaha. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-85

Andito, Istasius Angger. 2007. Pertumbuhan Industri Minyak Sawit Dan Determinannya. Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi : Universitas Indonesia

Jurnal analisis sosial vol 9 No.2. 2004. Usaha kecil dan masa depan perekonomian Indonesia. Bandung : Akatiga

Kusuma Wijaya, Aris. 2012. Pengaruh Skala Usaha Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Usaha Produsen Pakaian Jadi. Skripsi UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Machfoedz, Mahmud. 2007. Pengantar pemasaran modern. Yogyakarta :UPP AMP YKPN

Narulita, Nelli. 2005. Analisis Pengaruh Modal kerja, Perilaku Kewirausahaan, Pengalaman usaha, dan Lingkungan Persaingan Terhadap Perkembangan usaha(Studi kasus pada para pelaku sektor informal di jalan siliwangi kabupaten Garut). Skripsi UPI Bandung : Tidak Diterbitkan


(39)

119

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penrose, Edit. 2007. Edith Penrose and the future of the multinational enterprise:New research directions. March 2007, Volume 47, Issue 2, pp 139-149

Penrose, Edit. 2009. The Theory of the Growth of the Firm' Fifty Years Later Christos Pitelis. Muenchen:March 2009 Online at http://mpra.ub.uni-muenchen.de/23180/

Pitelis, Christos N. 2010. Edith Penrose’s ‘The Theory Of The Growth Of The Firm’ Fifty Years Later. MPRA Paper No. 23180 : University Of Cambridge

Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek. Jakarta : Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan Riyadi, Dedi. 2009. Peran Sektor Informal Sebagai KatupPengaman Masalah

Ketenagakerjaan. Vol. 1, No. 1, Hal: 1-112

Tri Sari, Yesi, 2012: Analisis Pendapatan Usaha Laundry Di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Vol. 1, No. 1, Maret 2007: 1-10

Wahyuni, Daru. 2005. Peran Sektor Informal dalam Menanggulangi Masalaha Pengangguran Di Indonesia. Jurnal Economica. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-85 Internet

Admin. (2013): Sejarah Asal Usul Nasi Jamblang. [Online]. Tersedia: http://disbudparporakabcirebon.blogspot.com/2013/09/sejarah-asal-usul-nasi-jamblang.html

Nanang Budianas .(2011): Pengertian Omzet Penjualan.[Online].Tersedia: http://skripsi-manajemen.blogspot .com/2011/02/pengertian-Omzet-Penjualan.html

Marni. (2010): Sega Jamblang. [Online]. Tersedia: http://budayacirebon.wordpress.com/2011/04/29/sega-jamblang/

Muhamad, Ugy. (2006): Dampak Kebijakan Pemerintah dan Pembinaan Usaha Kecil Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Pedagang Kaki Lima di Kota Lamongan. [Online]. Tersedia:http://elearning.ukanjuruhan.ac.id


(40)

120

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyajho. (2012): Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. [Online]. Tersedia: http://mulyajho.blogspot.com/2012/08/pengertian-usaha-mikro.html

Universitas Sumatera.2011. Pengertian dan Ciri-ciri Sektor Informal.[Online].Tersedia:http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678 9/23521/4/Chapter%20II.pdf. September 14, 2011

Y.R.A.W.(2011):Pengertian Pengalaman Kerja.[Online].Tersedia: http://skripsi-manajemen.blogspot


(1)

1.2 SARAN

1. Bagi para pemangku kebijakan sudah saatnya untuk memiliki perhatian khusus untuk usaha yang satu ini, agar kendala-kendala perkembangan usaha dapat terminimalisir dan pedagang nasi jamblang dapat hidup sejahtera. Selain itu meminimalisir menghilangnya ciri khas dari nasi jamblang terhadap pendatang-pendatang yang kurang mengenal ciri khas usaha ini yakni dengan cara penyuluhan dan pelatihan serta memunculkan paguyuban pedagang nasi jamblang Cirebon.

Bagi para peneliti selanjutnya jika ada temuan-temuan baru mengenai usaha nasi jamblang di Cirebon maka penelitian ini perlu ada penambahan atau pengurangan sesuai data dan fenomena yang terjadi di lapangan pada aspek yang diteliti kali ini, yakni aspek modal kerja, tempat usaha, tenaga kerja, kepemilikan usaha, omzet usaha dan penghasilan usaha pedagang nasi jamblang. Hal itu dimaksud agar penelitian tentang usaha nasi jamblang di Cirebo menuju pada tahap penyempurnaan dan realibilitas serta validitas informasi.


(2)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan semisalnya

Ahmad, Kamaruddin. 1997. Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ahman, Eeng dan Rohmana, Yana.(2009). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung

Andito. Istasius Angger. 2007. Pertumbuhan Industri Minyak Sawit Dan Determinannya. Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi : Universitas Indonesia

Angger, Anandito. 2007. Pertumbuhan Indistri. Jakarta: FE UI. Hal 21

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

(Edisi Keempat) Jakarta: Rineka Cipta.

Budiwati, Neti dan Lizza Suzanti. 2010. Manajemen Keuangan Koperasi. Bandung : Laboratorium Koperasi Universitas Pendidikan Indonesia Burhan, Bungin. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi pertama.

Jakarta: Kencana

Boediono. 1992. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE UGM

BPS. 2011. Kontribusi Sektor Restoran-Rumah makan Terhadap PDRB atas Harga Berlaku. Cirebon: BPS

Fair and Case. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Prehellindo Gitri, Fauziah dkk. 2011. Modul Statistika Deskriptif. Surabaya: Institut

Teknologi Sepuluh Nopember

Kartadinata, Sunaryo. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2012. Bumi Siliwangi : Universitas pendidikan Indonesia.


(3)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kotler, Phillip & Kevin L. Keller. (2007) Manajemen Pemasaran. Jakarta-Indonesia: Indeks.

Maharani N.P. , Mia dan Rachmadewi Aprila, Zainur Sri.(2013). Hal Yang

Dipertimbangkan Dalammenentukan Lokasi Perusahan.Malang

Makarti, Among. 2012. Pengaruh Karakteristik Wirausaha,Modal Usaha, Strategi Pemasaran Terhadap Perkembangan Umkm Di Desa Dayaan Dan Kalilondo Salatiga. Vol.5 No.9. Jakarta

Mankiw, N. Gregory. (2007). Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Eralangga.

Mishra,Satish C. 2010. Keterbatasan Pembuatan Kebijakan Ekonomi Informal di Indonesia: Pelajaran Dekade Ini. Jakarta:Kantor Perburuhan International (ILO)

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Mulyadi (1993). Akuntansi Biaya, BPFE UGM

Nana Sudjanan, Dr dan Ibrahim.Dr, MA, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2004.

Nazir, Moh. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Novianti elsa. 2007.Pertumbuhan Industri. Jakarta

Prawirosentono, Suryadi. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Studi Kasus Indonesia dan Analisis Kuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara

Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Sadoko, Sasoko. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhous. 1999. Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.


(4)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanaji, Miftah. 2010. Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Cirebon. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2001). Metoda Statistika Deskriptif. Bandung : Tarsito.

Sudjana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Jurnal, Skripsi, Tesis, Disertasi

Al Farisi, Raisan. 2013. Pengaruh Inovasi dan Kreatifitas Pengusaha terhadap Keberhasilan Usaha. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-85

Andito, Istasius Angger. 2007. Pertumbuhan Industri Minyak Sawit Dan Determinannya. Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi : Universitas Indonesia

Jurnal analisis sosial vol 9 No.2. 2004. Usaha kecil dan masa depan perekonomian Indonesia. Bandung : Akatiga

Kusuma Wijaya, Aris. 2012. Pengaruh Skala Usaha Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Usaha Produsen Pakaian Jadi. Skripsi UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Machfoedz, Mahmud. 2007. Pengantar pemasaran modern. Yogyakarta :UPP AMP YKPN

Narulita, Nelli. 2005. Analisis Pengaruh Modal kerja, Perilaku Kewirausahaan, Pengalaman usaha, dan Lingkungan Persaingan Terhadap Perkembangan usaha(Studi kasus pada para pelaku sektor informal di jalan siliwangi kabupaten Garut). Skripsi UPI Bandung : Tidak Diterbitkan


(5)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penrose, Edit. 2007. Edith Penrose and the future of the multinational enterprise:New research directions. March 2007, Volume 47, Issue 2, pp 139-149

Penrose, Edit. 2009. The Theory of the Growth of the Firm' Fifty Years Later Christos Pitelis. Muenchen:March 2009 Online at http://mpra.ub.uni-muenchen.de/23180/

Pitelis, Christos N. 2010. Edith Penrose’s ‘The Theory Of The Growth Of The

Firm’ Fifty Years Later. MPRA Paper No. 23180 : University Of Cambridge

Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek.

Jakarta : Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan Riyadi, Dedi. 2009. Peran Sektor Informal Sebagai KatupPengaman Masalah

Ketenagakerjaan. Vol. 1, No. 1, Hal: 1-112

Tri Sari, Yesi, 2012: Analisis Pendapatan Usaha Laundry Di Kecamatan Tampan Pekanbaru. Vol. 1, No. 1, Maret 2007: 1-10

Wahyuni, Daru. 2005. Peran Sektor Informal dalam Menanggulangi Masalaha Pengangguran Di Indonesia. Jurnal Economica. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-85

Internet

Admin. (2013): Sejarah Asal Usul Nasi Jamblang. [Online]. Tersedia: http://disbudparporakabcirebon.blogspot.com/2013/09/sejarah-asal-usul-nasi-jamblang.html

Nanang Budianas .(2011): Pengertian Omzet Penjualan.[Online].Tersedia: http://skripsi-manajemen.blogspot .com/2011/02/pengertian-Omzet-Penjualan.html

Marni. (2010): Sega Jamblang. [Online]. Tersedia:

http://budayacirebon.wordpress.com/2011/04/29/sega-jamblang/

Muhamad, Ugy. (2006): Dampak Kebijakan Pemerintah dan Pembinaan Usaha Kecil Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Pedagang Kaki Lima di Kota Lamongan. [Online]. Tersedia:http://elearning.ukanjuruhan.ac.id


(6)

Panji Sigit, 2014

Studi tentang usaha nasi jamblang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyajho. (2012): Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. [Online]. Tersedia: http://mulyajho.blogspot.com/2012/08/pengertian-usaha-mikro.html

Universitas Sumatera.2011. Pengertian dan Ciri-ciri Sektor Informal.[Online].Tersedia:http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678 9/23521/4/Chapter%20II.pdf. September 14, 2011

Y.R.A.W.(2011):Pengertian Pengalaman Kerja.[Online].Tersedia: http://skripsi-manajemen.blogspot