Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi Komisi Penanggulangan Hiv/Aids Daerah.
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP
FUNGSI KOMISI PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAERAH
Amirudin1, Ridad Agoes2, Irvan Afriandi3
1
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Perencanaan
Pembangunan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung.2,3 Dosen
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas
Padjadjaran, Bandung
Abstrak
Latar belakang: Peningkatan temuan kasus HIV/AIDS diberbagai daerah akhirakhir ini terjadi peningkatan diprediksi sebagai bagian dari meningkatnya peran
Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah (KPAD). Diperlukan keterlibatan
pemangku kepentingan terkait penanggulangan AIDS dalam penanggulangan
kasus ini. Adanya persepsi yang berbeda dari pemangku kepentingan terhadap
fungsi KPAD sangat berdampak pada keberlangsungan penanggulangan
HIV/AIDS masa yang akan datang.
Tujuan: Menggetahui persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi Komisi
Penanggulangan HIV/AIDS daerah (KPAD).
Metode: Kajian literatur dan studi kualitatif keterkaitan Surat Keputusan
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah dengan Permendagri
No. 20 Tahun 200.
Hasil: Dari hasil kajian literatur terdapat beberapa tugas dan fungsi yang tidak
dicantumkan dalam Surat Keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan KPAD
tersebut sehingga menimbulkan berbagai persepsi pemangku kepentingan (
Anggota KPAD, Kepala Puskesmas dan ODHA).
Kesimpulan: Terdapat banyak perbedaan persepsi pemangku kepentingan terkait
fungsi KPAD karena adanya berbagai ketidaksesuaian dengan yang tercantum
dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007 tentang pedoman umum pembentukan
komisi penanggulangan AIDS.
Kata kunci:
Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Persepsi Stakeholder,
Permendagri No. 20 Tahun 2007.
1
2
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Pendahuluan
AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah
kesehatan global. Sekitar 60 juta orang telah tertular HIV dan 25 juta telah
meninggal akibat AIDS, sedangkan pada tahun 2007 orang yang hidup dengan HIV
sekitar 35 juta.[1] Pada tahun 2007 terjadi 2,7 juta infeksi baru HIV dan 2 juta
kematian akibat AIDS.[1-3]
Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV-AIDS yang
berkembang
paling
cepat
(UNAIDS,
2008).
Kementerian
Kesehatan
memperkirakan, Indonesia pada tahun 2014 akan mempunyai hampir tiga kali
jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS dibandingkan pada tahun 2008
(dari 277.700 orang menjadi 813.720 orang). Ini dapat terjadi bila tidak ada upaya
penanggulangan HIV dan AIDS yang bermakna dalam kurun waktu tersebut.[1]
Pengidap HIV di Jawa Tengah dilaporkan pertama kali pada tahun 1993 sebanyak
satu kasus.[4] Tahun 2011 menduduki peringkat pertama kasus baru terbanyak (373
kasus).[5] Jumlah total komulatif kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah sampai dengan
September 2011 tercatat sebanyak 1.315 kasus menduduki 6 besar setelah Jawa
Timur, Papua, DKI Jakarta, Jabar dan Bali.[5]
Kasus HIV/AIDS Kabupaten Temanggung berada pada urutan pertama untuk
wilayah eks-Karisidenan Kedu (terdiri dari 6 kabupaten/kota) dengan urutan
Kabupaten Temanggung kasus lebih dari 50 kasus.[6] Kasus AIDS di Kabupaten
Temanggung pertama kali dilaporkan tahun 1997 sebanyak 1 kasus, sejalan dengan
bertambahnya waktu hingga
kasus.
akhir 2011 jumlah total komulatif menjadi 172
[7]
Salah satu bentuk komitmen Indonesia menanggulangi HIV/AIDS dengan
membentuk lembaga khusus masalah AIDS, yaitu dikeluarkannya Keputusan
Presiden No 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).[8]
Penyempurnaan tugas dan fungsi dituangkan dalam Perpres RI No. 75 Tahun 2006
tentang Komisi Penangulangan AIDS.[9]
KPA Propinsi Jawa Tengah juga telah dibentuk pada tahun 2002 melalui Surat
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 66 tahun 2002,[10] dan diperbaharui dengan
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.443.22/36/2009 tentang Pembentukan KPA
3
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Propinsi Jawa Tengah.[11] Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD)
Kabupaten
Temanggung
dibentuk
berdasarkan
Surat
Keputusan
Bupati
Temanggung Nomor 443.3/314 Tahun 2008 tanggal 6 Nopember 2008 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Temanggung.[12]
Tugas pokok dan fungsi KPA Kabupaten/Kota tertuang secara jelas dalam
Permendagri Nomor 20 Tahun 2007 BAB II Pasal 6.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian campuran tidak berimbang (concurrent
embedded) dengan metode kualitatif
jenis studi kasus (case studies) sebagai
metode pokok dan metode kuantitatif jenis survey eksplanatory dengan
menggunakan pendekatan cross sectional sebagai pelengkap.[13,
14]
Studi kasus
bertujuan untuk mengekplorasi secara mendalam terhadap proses, program dan
fungsi KPAD secara mendalam sedangkan metode kuantitatif survey eksplanatory
dengan menggunakan pendekatan cross sectional bertujuan untuk melihat persepsi
stakeholder terhadap fungsi KPAD terkait peningkatan kasus HIV/AIDS di
Kabupaten Temanggung.
Hasil penelitan
Hasil penelitian terbagi atas dua bagian. Bagian pertama adalah penelitian kualitatif
pada pemangku kepentingan terpilih yang dilakukan dengan wawancara mendalam
(indept interview) sehingga menghasilkan tema-tema pokok. Bagian kedua
penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner
pertanyaan terstruktur
tentang persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi KPAD yang dilakukan
secara simultan (bersamaan) dengan penelitian kualitatif.
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 6 Mei sampai dengan 19 Juni 2013 di
Kabupaten Temanggung. Pengolahan data dilakukan tanggal 20 sampai 30 Juni
2013. Penelitian tentang studi persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi
KPAD menggunakan metode campuran tidak berimbang (concurrent embedded)
metode kualitatif menggunakan pendekatan jenis studi kasus (case study) melalui
wawancara mendalam yang diambil dari responden pemangku kepentingan yang
4
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
mewaliki penderita (ODHA) sebagai penerima layanan dan kepala puskesmas
mewakili sebagai pemberi layanan serta anggota KPAD sebagai pembuat kebijakan
dan pengelola anggaran. Metode kuantitatif dengan rencangan potong lintang cross
Sectional (survey), dilakukan terhadap 84 pemangku kepentingan (stakeholder).
Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data primer melalui kuesioner
terstruktur persepsi pemangku kepentingan terkait fungsi Komisi Penanggulangan
HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Temanggung. Selain data primer juga
dilakukan pengumpulan data sekunder berupa dokumen kegiatan di KPAD
Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian kuantitatif ini penulis paparkan hasil
penelitian yang disajikan dalam
jenis analisis statistik diskriptif yaitu analisis
univariat.
Jumlah responden yang telah mengisi dan menyerahkan kuisioner adalah 84
orang terdiri dari 35 Anggota Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah
Kabupaten Temanggung, 24 Kepala Puskesmas yang merupakan sampel total
populasi, dan 25 ODHA ( Orang Dengan HIV/AIDS) dengan teknik sampling
snowball sampling yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar diibarat seperti bola salju menggelinding yang lamalama menjadi besar. Adapun responden yang dilakukan wawancara mendalam
(Indept Interview) seluruhnya berjumlah 10 orang terdiri dari : 6 orang anggota
KPAD, 2 orang Kepala Puskesmas, 2 orang ODHA.
Peneliti merekap fungsi-fungsi yang tercantum dalam surat keputusan Bupati
Temangung No. 443.3/314 Tahun 2008 dibandingkan dengan fungsi yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2007 dan sekaligus
membandingkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun
2012. Hasil telaah dokumen ternyata fungsi dalam keputusan bupati terdapat 6 item
fungsi sementara dalam permendagri terdapat 9 item fungsi KPAD sehingga ada
selisih 3 fungsi yang tidak tercantum dalam surat keputusan bupati. Hasil telaahan
terhadap fungsi-fungsi Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah Kabupaten
Temanggung adalah sebagai berikut :
Fungsi yang tertuang dalam SK Bupati No. 443.3/314 Tahun 2007 yaitu :
- Fungsi perencanaan kegiatan program penanggulangan HIV-AIDS, dan
5
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
- Fungsi penyiapan petunjuk tentang pelaksanaan penanggulangan HIV-AIDS
Dua fungsi tersebut diatas sejalan/sesuai dengan fungsi pada Permendagri No.
20 Tahun 2007 fungsi Pengkoordinasian perumusan penyusunan kebijakan,
strategi, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV
dan AIDS sesuia kebijakan, strategi dan pedoman yang ditetapkan oleh KPA
Nasional. Dalam fungsi ini, tampak kedua fungsi/tugas dalam SK Bupati terdapat
reduksi (pengurangan) tugas dan fungsi pada Permendagri No. 20 Tahun 2007. Jika
dibandingkan dengan Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2008, redaksi fungsi ini sama
persis dengan yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007. Sehingga
dapat dikatakan fungsi pertama dan fungsi ketiga dalam SK Bupati No. 2008 sesuai
dengan fungsi yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007 walaupun ada
pengurangan redaksional. Fungsi pertama KPAD dalam Peraturan Daerah (Perda)
No. 21 Tahun 2012 sesuai dengan fungsi pertama yang tertuang dalam Permendagri
No. 20 Tahun 2007. Fungsi ketiga dalam Perda yaitu menetapkan langkah-langkah
strategis yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan; fungsi ini masih dalam
lingkup fungsi pertama Permendagri No.20 Tahun 2007.
Fungsi berikutnya dalam SK Bupati Temanggung No. 443.3/314 Tahun 2007 yaitu:
- Fungsi Pengkoordinasian kegiatan perencanaan program penanggulangan, dan
- Fungsi Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS;
Dua fungsi tersebut diatas sejalan atau dengan fungsi yang tertuang dalam
Permendagri memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten/Kota. Namun disini
masih juga terlihat jugu pengurangan dimana fungsi yang tertuang dalam
Permendagri lebih lengkap jika dibandingkan dengan fungsi yang tertuang dalam
surat keputusan bupati. Dibandingkan dengan Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2012
tentang Penanggulangan AIDS, fungsi yang tertuang dalam Perda tersebut sama
persis dengan apa yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007.
Fungsi KPAD dalam SK Bupati Temanggung lainnya yaitu fungsi penyiapan
informasi mengenai sumber daya dan sumber dana untuk pelaksanaan program
penanggulangan HIV-AIDS. Fungsi ini sejalan atau bisa dikatakan sesuai dengan
fungsi dalam Permendagri No.20 Tahun 2007 yaitu fungsi menghimpun,
6
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan sumberdaya berasal dari pusat,
daerah, masyarakat, dan bantuan luar negeri secara efektif dan efisen untuk
kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS. Tampak fungsi dalam Surat Keputusan
(SK) Bupati
belum selengkap dan serinci dengan apa yang tertuang dalam
Permendagri No. 20 Tahun 2007. Jika dibandingkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun 2012 redaksional fungsi ini sama persis
dengan yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007.
Fungsi lainya dalam SK Bupati adalah Pelaporan hasil kegiatan kepada Bupati
Temanggung sejalan dengan fungsi yang tertuang dalam permendagri No. 20
Tahun
2007
fungsi
melakukan
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
penanggulangan dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan serta menyampaikan
laporan secara berkala dan berjenjang kepada Komisi Penanggulangan HIV dan
AIDS Nasional. Disini masih tampak adanya pengurangan fungsi dimana dalam
surat keputusan bupati laporan hanya sampai pada bupati sedangkan dalam
Permendagri tertuang secara berkala dan berjenjang sampai pada Komisi
Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional artinya dari daerah hingga pusat.
Item-item fungsi yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007 namun tidak
tertuang dalam surat keputusan bupati adalah :
-
Fungsi mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing
instansi yang tergabung dalam keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS
Kabupaten/Kota. Fungsi ini tidak tercantum dalam SK Bupati Tentang
Pembentukan KPAD di Temanggung. Dibandingkan dengan Peraturan Daerah
No. 21 Tahun 2012 fungsi yang tertera dalam paraturan daerah lebih terinci
dengan
penambahan
“pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan,
pencegahan,
pelayanan, pemantauan, pengendalian, dan penanggulangan HIV dan AIDS”
dengan redaksional secara lengkap sebagai berikut “mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pencegahan, pelayanan, pemantauan,
pengendalian, dan penanggulangan HIV dan AIDS serta pelaksanaan tugas dan
fungsi masing-masing instansi yang tergabung dalam KPA”;
-
Fungsi mengadakan kerjasama regional dalam rangka penanggulangan HIV
dan AIDS. Fungsi ini juga tidak dicantumkan dalam SK Bupati. Dalam
7
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2012 fungsi ini tertuang sama redaksionalnya
dengan apa yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007;
-
Fungsi menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV dan
AIDS kepada aparat dan masyarakat; dalam Peraturan Daerah No. 21 Tahun
2012 terdapat pengurangan kata “aparat” sehingga redaksionalnya berbunyi
“menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV dan AIDS
kepada masyarakat”.
-
Fungsi mendorong terbentuknya LSM/Kelompok Peduli HIV dan AIDS.
Fungsi ini sejalan/sesuai dengan fungsi yang tertuang dalam peraturan daerah
fungsi membina dan menggerakkan swadaya masyarakat di bidang
penanggulangan HIV dan AIDS;
Item fungsi yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007 namun tidak
tertuang dalam surat keputusan bupati dan peraturan daerah Kabupaten
Temanggung No. 21 Tahun 2012 adalah:
-
Fungsi memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas Camat dan Pemerintah
Desa/Kelurahan dalam penanggulangan HIV dan AIDS
Perbedaan apa yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Temanggung No.
443.3/314 Tahun 2008 dengan Permendagri No. 20 Tahun 2007 informan
menyatakan :
“.....Kan SK itu kita konsep lalu melalui proses diajukan ke bagian Hukum
setda disertai dengan dasar yang meletarbelakangi dan di acc oleh bagian
Hukum baru bisa di tandatangani Bupati....(.informan 2)
Peneliti menggali informasi lebih dalam bahwa dalam pengajuan konsep SK
Bupati tenatang pembentukan KPA itu dilampiri Permendagri No. 20 Tahun 2007
sebagai dasar pembentukan. Informan menyatakan :
“.....lupa.. karena sudah lama, sudah 6 tahun jadi tidak ingat saya
lampirkan tidak...” informan 3
......Tidak seperti dalam permendagri Disesuaikan dengan kondisi
Kabupaten Temanggung saat itu baik sarana dan prasarana yang
tersedia.....” Informan 02
8
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
.....Sebelumnya SK pembentukan di tadatangani Sekretaris daerah dan
diketuai oleh Pak Sekda ( Sekretaris Daerah) lalu karena ada peraturan
baru bahwa KPAD di ketuai langsung oleh Bupati maka SK ditetapkan oleh
Kepala Daerah maka disusun dengan Tandatangani oleh Pak
Bupati......Informan 01
Adapun perbedaan yang tertuang dalam permendagri dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun 2012 informan menyatakan:
Oya......setelah mengalami perkembangan kita upayakan penyusunan Perda
dan disahkan bulan November 2012, .... rancangan awal kita sama dengan
fungsi yang tertera dalam Permendagri No 20 tahun 2007 namun setelah
kita ajukan ke Dewan ada beberapa yang dihilangkan jadinya ya.. perda
yang sekarang itu....” (informan 1)
Setelah peneliti telaah draf Raperda tentang penanggulangan HIV dan AIDS yang
diajukan oleh KPAD Kabupaten Temanggung ternyata item-item fungsi yang
tertuang sama persis dengan apa yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun
2007.
Adanya perbedaan yang tertuang dalam SK pembentukan KPAD dengan fungsi
yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007 disesuakan dengan situasi
dan kondisi masalah kesehatan di Kabupaten Temanggung. Peraturan daerah no. 21
Tahun 2012 tentang penanggulangan HIV dan AIDS adalah bentuk penyempurnaan
dari Surat Keputusan Bupati temanggung No. 443.3/314 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kabupaten Temanggung.
Jadi terdapat 4 (empat) item fungsi dalam permendagri No. 20 Tahun 2007 yang
tidak tertuang sama sekali dalam Surat Keputusan Bupati Temanggung No.
443.3/314 Tahun 2008 tentang pembentukan KPAD Kab. Temanggung. Terdapat 2
(dua) item fungsi yang tidak tertuang dalam pearturan daerah Kabupaten
Temanggung No. 21 Tahun 2012.
Adapun item-item fungsi yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati
Temanggung No. 443.3/314 Tahun 2008 masih sesuai dengan fungsi yang tertuang
dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007
Perbedaan redaksional dari permendagri No. 20 tahun 2007 dengan Surat
Keputusan Bupati Temanggung No. 443.3/314 Tahun 2008 dan Peraturan Daerah
9
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun 2012 sebagaimana terlihat pada tabel 4.3
berikut :
12
Tabel 4. 1 Komparasi Permendagri Nomor 20 Tahun 2007, SK Pembentukan KPAD Temanggung No. 443.3/314 Tahun
2008 dan Perda tentang Penanggulangan HIV No. 21 Tahun 2012
Permendagri No 20 Tahun 2007
BAB II Pasal 6
a. Mengkoordinasikan
perumusan
penyusunan
kebijakan, strategi, dan langkah-langkah yang
diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan
AIDS sesuai kebijakan, strategi dan pedoman yang
ditetapkan oleh KPA Nasional
SK Nomor 443.3/314 Tahun 2008
tentang Pembentukan KPAD Kab.
Temanggung
a. Merencanakan
kegiatan
program
penanggulangan HIV-AIDS;
‘c.
Menyiapkan
petunjuk
tentang
pelaksanaan penanggulangan HIVAIDS;
Perda Tentang Penanggulangan HIV No 21 Tahun
2012 Bagian Keempat Ps. 19
a. mengkoordinasikan
perumusan
penyusunan
kebijakan, strategi, dan langkah-langkah yang
diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan
AIDS sesuai kebijakan, strategi, dan pedoman yang
ditetapkan oleh KPA Nasional;
c. menetapkan langkah-langkah strategis yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan;
(ada pengurangan/reduksi tugas dan fungsi)
b. Memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau, b. Mengkoordinasikan
kegiatan
dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan
perencanaan program penanggulangan;
HIV dan AIDS di Kabupaten/kota;
‘e.
Melaksanakan kegiatan pencegahan
dan penanggulangan HIV-AIDS;
(ada pengurangan/reduksi tugas dan fungsi)
c. Menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan
memanfaatkan sumberdaya berasal dari pusat,
daerah, masyarakat, dan bantuan luar negeri secara
efektif dan efisien untuk kegiatan penanggulangan
HIV dan AIDS;
‘d.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi
masing-masing instansi yang tergabung dalam
keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS
Kabupaten/Kota;
-
b. memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau,
dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan
HIV dan AIDS di Daerah;
Menyiapkan informasi mengenai ‘d. menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan
memanfaatkan sumberdaya berasal dari pusat,
sumber daya dan sumber dana untuk
daerah, masyarakat, dan bantuan luar negeri secara
pelaksanaan program penanggulangan
efektif dan efisien untuk kegiatan penanggulangan
HIV-AIDS;
HIV dan AIDS;
(ada pengurangan/reduksi tugas dan
fungsi)
‘e.
mengkoordinasikan
pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan, pencegahan, pelayanan, pemantauan,
pengendalian, dan penanggulangan HIV dan AIDS
serta pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing
instansi yang tergabung dalam KPA
13
e. Mengadakan kerjasama regional dalam rangka
penanggulangan HIV dan AIDS;
-
f. mengadakan kerjasama regional dalam rangka
penanggulangan HIV dan AIDS;
f. Menyebarluaskan informasi mengenai upaya
penanggulangan HIV dan AIDS kepada aparat dan
masyarakat;
-
‘g.
g. Memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas Camat dan
Pemerintah Desa/Kelurahan dalam penanggulangan
HIV dan AIDS;
-
h. Mendorong terbentuknya LSM/kelompok Peduli
HIV dan AIDS;
-
i. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penanggulangan
dan
evaluasi
pelaksanaan
penanggulangan serta menyampaikan laporan
secara berkala dan berjenjang kepada Komisi HIV
dan AIDS Nasional
‘f. Melaporkan hasil kegiatan kepada
Bupati Temanggung.
(ada pengurangan/reduksi tugas dan fungsi)
menyebarluaskan informasi mengenai upaya
penanggulangan
HIV
dan AIDS
kepada
masyarakat; dan
-
‘h. membina dan menggerakkan swadaya masyarakat di
bidang penanggulangan HIV dan AIDS.
-
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Kesimpulan
Perbedaan persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi KPAD Kabupaten
Temanggung disebabkan antara lain tidak semua fungsi dalam SK pembentukan
mengkakomodir fungsi KPAD dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007, disamping
ketidakaktifan kantor sekretariat yang menimbulkan koordinasi anggota terhambat.
Dartar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
KPAN, Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS
Tahun 2007-2010. 2007, Jakarta: Komisi Penanggulangan Aids Nasional.
Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Tahun
2010-2014. 2010, Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS. 110.
KPAN, Laporan 5 Tahun Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 75/2006
tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2011, Jakarta: KPAN.
Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS Kabupaten Temanggung
Tahun 2008-2012. 2008: Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten
Temanggung.
Laporan Kasus HIV-AIDS di Indonesia sampai dengan September 2011, in
Triwulan III 2011. 2011, Kementrian Kesehatan RI Jakarta.
Buku Saku 2009 : Visualisasi Data Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2010:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Laporan Komisi Penanggulangan AIDS Tahun 2011. 2011.
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan
AIDS. 1994.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2006 Tentang
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2006.
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 36 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan Aquired Imonodefisiensy Syndrom
(AIDS) Jawa Tengah. 2002.
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.443.22/36/2009 tentang Pembentukan
Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi Jawa Tengah. 2009.
Keputusan Bupati Temanggung Nomor : 443.3/314/2008 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kabupaten Temanggung.
2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). 2012, Bandung: Alfabeta.
Soekidjo N., Metodologi Penelitian Kesehatan. 2010, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
14
Alamat korespondensi: Amirudin ([email protected]) Program
PascasarjanaUniversitasPadjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132.
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Alamat korespondensi: Amirudin ([email protected]) Program
PascasarjanaUniversitasPadjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132.
15
PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP
FUNGSI KOMISI PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAERAH
Amirudin1, Ridad Agoes2, Irvan Afriandi3
1
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Perencanaan
Pembangunan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung.2,3 Dosen
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas
Padjadjaran, Bandung
Abstrak
Latar belakang: Peningkatan temuan kasus HIV/AIDS diberbagai daerah akhirakhir ini terjadi peningkatan diprediksi sebagai bagian dari meningkatnya peran
Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah (KPAD). Diperlukan keterlibatan
pemangku kepentingan terkait penanggulangan AIDS dalam penanggulangan
kasus ini. Adanya persepsi yang berbeda dari pemangku kepentingan terhadap
fungsi KPAD sangat berdampak pada keberlangsungan penanggulangan
HIV/AIDS masa yang akan datang.
Tujuan: Menggetahui persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi Komisi
Penanggulangan HIV/AIDS daerah (KPAD).
Metode: Kajian literatur dan studi kualitatif keterkaitan Surat Keputusan
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah dengan Permendagri
No. 20 Tahun 200.
Hasil: Dari hasil kajian literatur terdapat beberapa tugas dan fungsi yang tidak
dicantumkan dalam Surat Keputusan Kepala Daerah tentang pembentukan KPAD
tersebut sehingga menimbulkan berbagai persepsi pemangku kepentingan (
Anggota KPAD, Kepala Puskesmas dan ODHA).
Kesimpulan: Terdapat banyak perbedaan persepsi pemangku kepentingan terkait
fungsi KPAD karena adanya berbagai ketidaksesuaian dengan yang tercantum
dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007 tentang pedoman umum pembentukan
komisi penanggulangan AIDS.
Kata kunci:
Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Persepsi Stakeholder,
Permendagri No. 20 Tahun 2007.
1
2
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Pendahuluan
AIDS pertama kali ditemukan pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah
kesehatan global. Sekitar 60 juta orang telah tertular HIV dan 25 juta telah
meninggal akibat AIDS, sedangkan pada tahun 2007 orang yang hidup dengan HIV
sekitar 35 juta.[1] Pada tahun 2007 terjadi 2,7 juta infeksi baru HIV dan 2 juta
kematian akibat AIDS.[1-3]
Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV-AIDS yang
berkembang
paling
cepat
(UNAIDS,
2008).
Kementerian
Kesehatan
memperkirakan, Indonesia pada tahun 2014 akan mempunyai hampir tiga kali
jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS dibandingkan pada tahun 2008
(dari 277.700 orang menjadi 813.720 orang). Ini dapat terjadi bila tidak ada upaya
penanggulangan HIV dan AIDS yang bermakna dalam kurun waktu tersebut.[1]
Pengidap HIV di Jawa Tengah dilaporkan pertama kali pada tahun 1993 sebanyak
satu kasus.[4] Tahun 2011 menduduki peringkat pertama kasus baru terbanyak (373
kasus).[5] Jumlah total komulatif kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah sampai dengan
September 2011 tercatat sebanyak 1.315 kasus menduduki 6 besar setelah Jawa
Timur, Papua, DKI Jakarta, Jabar dan Bali.[5]
Kasus HIV/AIDS Kabupaten Temanggung berada pada urutan pertama untuk
wilayah eks-Karisidenan Kedu (terdiri dari 6 kabupaten/kota) dengan urutan
Kabupaten Temanggung kasus lebih dari 50 kasus.[6] Kasus AIDS di Kabupaten
Temanggung pertama kali dilaporkan tahun 1997 sebanyak 1 kasus, sejalan dengan
bertambahnya waktu hingga
kasus.
akhir 2011 jumlah total komulatif menjadi 172
[7]
Salah satu bentuk komitmen Indonesia menanggulangi HIV/AIDS dengan
membentuk lembaga khusus masalah AIDS, yaitu dikeluarkannya Keputusan
Presiden No 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).[8]
Penyempurnaan tugas dan fungsi dituangkan dalam Perpres RI No. 75 Tahun 2006
tentang Komisi Penangulangan AIDS.[9]
KPA Propinsi Jawa Tengah juga telah dibentuk pada tahun 2002 melalui Surat
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 66 tahun 2002,[10] dan diperbaharui dengan
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.443.22/36/2009 tentang Pembentukan KPA
3
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Propinsi Jawa Tengah.[11] Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD)
Kabupaten
Temanggung
dibentuk
berdasarkan
Surat
Keputusan
Bupati
Temanggung Nomor 443.3/314 Tahun 2008 tanggal 6 Nopember 2008 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Temanggung.[12]
Tugas pokok dan fungsi KPA Kabupaten/Kota tertuang secara jelas dalam
Permendagri Nomor 20 Tahun 2007 BAB II Pasal 6.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian campuran tidak berimbang (concurrent
embedded) dengan metode kualitatif
jenis studi kasus (case studies) sebagai
metode pokok dan metode kuantitatif jenis survey eksplanatory dengan
menggunakan pendekatan cross sectional sebagai pelengkap.[13,
14]
Studi kasus
bertujuan untuk mengekplorasi secara mendalam terhadap proses, program dan
fungsi KPAD secara mendalam sedangkan metode kuantitatif survey eksplanatory
dengan menggunakan pendekatan cross sectional bertujuan untuk melihat persepsi
stakeholder terhadap fungsi KPAD terkait peningkatan kasus HIV/AIDS di
Kabupaten Temanggung.
Hasil penelitan
Hasil penelitian terbagi atas dua bagian. Bagian pertama adalah penelitian kualitatif
pada pemangku kepentingan terpilih yang dilakukan dengan wawancara mendalam
(indept interview) sehingga menghasilkan tema-tema pokok. Bagian kedua
penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner
pertanyaan terstruktur
tentang persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi KPAD yang dilakukan
secara simultan (bersamaan) dengan penelitian kualitatif.
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 6 Mei sampai dengan 19 Juni 2013 di
Kabupaten Temanggung. Pengolahan data dilakukan tanggal 20 sampai 30 Juni
2013. Penelitian tentang studi persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi
KPAD menggunakan metode campuran tidak berimbang (concurrent embedded)
metode kualitatif menggunakan pendekatan jenis studi kasus (case study) melalui
wawancara mendalam yang diambil dari responden pemangku kepentingan yang
4
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
mewaliki penderita (ODHA) sebagai penerima layanan dan kepala puskesmas
mewakili sebagai pemberi layanan serta anggota KPAD sebagai pembuat kebijakan
dan pengelola anggaran. Metode kuantitatif dengan rencangan potong lintang cross
Sectional (survey), dilakukan terhadap 84 pemangku kepentingan (stakeholder).
Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data primer melalui kuesioner
terstruktur persepsi pemangku kepentingan terkait fungsi Komisi Penanggulangan
HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Temanggung. Selain data primer juga
dilakukan pengumpulan data sekunder berupa dokumen kegiatan di KPAD
Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian kuantitatif ini penulis paparkan hasil
penelitian yang disajikan dalam
jenis analisis statistik diskriptif yaitu analisis
univariat.
Jumlah responden yang telah mengisi dan menyerahkan kuisioner adalah 84
orang terdiri dari 35 Anggota Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah
Kabupaten Temanggung, 24 Kepala Puskesmas yang merupakan sampel total
populasi, dan 25 ODHA ( Orang Dengan HIV/AIDS) dengan teknik sampling
snowball sampling yaitu teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar diibarat seperti bola salju menggelinding yang lamalama menjadi besar. Adapun responden yang dilakukan wawancara mendalam
(Indept Interview) seluruhnya berjumlah 10 orang terdiri dari : 6 orang anggota
KPAD, 2 orang Kepala Puskesmas, 2 orang ODHA.
Peneliti merekap fungsi-fungsi yang tercantum dalam surat keputusan Bupati
Temangung No. 443.3/314 Tahun 2008 dibandingkan dengan fungsi yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2007 dan sekaligus
membandingkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun
2012. Hasil telaah dokumen ternyata fungsi dalam keputusan bupati terdapat 6 item
fungsi sementara dalam permendagri terdapat 9 item fungsi KPAD sehingga ada
selisih 3 fungsi yang tidak tercantum dalam surat keputusan bupati. Hasil telaahan
terhadap fungsi-fungsi Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah Kabupaten
Temanggung adalah sebagai berikut :
Fungsi yang tertuang dalam SK Bupati No. 443.3/314 Tahun 2007 yaitu :
- Fungsi perencanaan kegiatan program penanggulangan HIV-AIDS, dan
5
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
- Fungsi penyiapan petunjuk tentang pelaksanaan penanggulangan HIV-AIDS
Dua fungsi tersebut diatas sejalan/sesuai dengan fungsi pada Permendagri No.
20 Tahun 2007 fungsi Pengkoordinasian perumusan penyusunan kebijakan,
strategi, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV
dan AIDS sesuia kebijakan, strategi dan pedoman yang ditetapkan oleh KPA
Nasional. Dalam fungsi ini, tampak kedua fungsi/tugas dalam SK Bupati terdapat
reduksi (pengurangan) tugas dan fungsi pada Permendagri No. 20 Tahun 2007. Jika
dibandingkan dengan Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2008, redaksi fungsi ini sama
persis dengan yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007. Sehingga
dapat dikatakan fungsi pertama dan fungsi ketiga dalam SK Bupati No. 2008 sesuai
dengan fungsi yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007 walaupun ada
pengurangan redaksional. Fungsi pertama KPAD dalam Peraturan Daerah (Perda)
No. 21 Tahun 2012 sesuai dengan fungsi pertama yang tertuang dalam Permendagri
No. 20 Tahun 2007. Fungsi ketiga dalam Perda yaitu menetapkan langkah-langkah
strategis yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan; fungsi ini masih dalam
lingkup fungsi pertama Permendagri No.20 Tahun 2007.
Fungsi berikutnya dalam SK Bupati Temanggung No. 443.3/314 Tahun 2007 yaitu:
- Fungsi Pengkoordinasian kegiatan perencanaan program penanggulangan, dan
- Fungsi Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS;
Dua fungsi tersebut diatas sejalan atau dengan fungsi yang tertuang dalam
Permendagri memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS di Kabupaten/Kota. Namun disini
masih juga terlihat jugu pengurangan dimana fungsi yang tertuang dalam
Permendagri lebih lengkap jika dibandingkan dengan fungsi yang tertuang dalam
surat keputusan bupati. Dibandingkan dengan Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2012
tentang Penanggulangan AIDS, fungsi yang tertuang dalam Perda tersebut sama
persis dengan apa yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007.
Fungsi KPAD dalam SK Bupati Temanggung lainnya yaitu fungsi penyiapan
informasi mengenai sumber daya dan sumber dana untuk pelaksanaan program
penanggulangan HIV-AIDS. Fungsi ini sejalan atau bisa dikatakan sesuai dengan
fungsi dalam Permendagri No.20 Tahun 2007 yaitu fungsi menghimpun,
6
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
menggerakkan, menyediakan dan memanfaatkan sumberdaya berasal dari pusat,
daerah, masyarakat, dan bantuan luar negeri secara efektif dan efisen untuk
kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS. Tampak fungsi dalam Surat Keputusan
(SK) Bupati
belum selengkap dan serinci dengan apa yang tertuang dalam
Permendagri No. 20 Tahun 2007. Jika dibandingkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun 2012 redaksional fungsi ini sama persis
dengan yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007.
Fungsi lainya dalam SK Bupati adalah Pelaporan hasil kegiatan kepada Bupati
Temanggung sejalan dengan fungsi yang tertuang dalam permendagri No. 20
Tahun
2007
fungsi
melakukan
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
penanggulangan dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan serta menyampaikan
laporan secara berkala dan berjenjang kepada Komisi Penanggulangan HIV dan
AIDS Nasional. Disini masih tampak adanya pengurangan fungsi dimana dalam
surat keputusan bupati laporan hanya sampai pada bupati sedangkan dalam
Permendagri tertuang secara berkala dan berjenjang sampai pada Komisi
Penanggulangan HIV dan AIDS Nasional artinya dari daerah hingga pusat.
Item-item fungsi yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007 namun tidak
tertuang dalam surat keputusan bupati adalah :
-
Fungsi mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing
instansi yang tergabung dalam keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS
Kabupaten/Kota. Fungsi ini tidak tercantum dalam SK Bupati Tentang
Pembentukan KPAD di Temanggung. Dibandingkan dengan Peraturan Daerah
No. 21 Tahun 2012 fungsi yang tertera dalam paraturan daerah lebih terinci
dengan
penambahan
“pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan,
pencegahan,
pelayanan, pemantauan, pengendalian, dan penanggulangan HIV dan AIDS”
dengan redaksional secara lengkap sebagai berikut “mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan, pencegahan, pelayanan, pemantauan,
pengendalian, dan penanggulangan HIV dan AIDS serta pelaksanaan tugas dan
fungsi masing-masing instansi yang tergabung dalam KPA”;
-
Fungsi mengadakan kerjasama regional dalam rangka penanggulangan HIV
dan AIDS. Fungsi ini juga tidak dicantumkan dalam SK Bupati. Dalam
7
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2012 fungsi ini tertuang sama redaksionalnya
dengan apa yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007;
-
Fungsi menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV dan
AIDS kepada aparat dan masyarakat; dalam Peraturan Daerah No. 21 Tahun
2012 terdapat pengurangan kata “aparat” sehingga redaksionalnya berbunyi
“menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan HIV dan AIDS
kepada masyarakat”.
-
Fungsi mendorong terbentuknya LSM/Kelompok Peduli HIV dan AIDS.
Fungsi ini sejalan/sesuai dengan fungsi yang tertuang dalam peraturan daerah
fungsi membina dan menggerakkan swadaya masyarakat di bidang
penanggulangan HIV dan AIDS;
Item fungsi yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun 2007 namun tidak
tertuang dalam surat keputusan bupati dan peraturan daerah Kabupaten
Temanggung No. 21 Tahun 2012 adalah:
-
Fungsi memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas Camat dan Pemerintah
Desa/Kelurahan dalam penanggulangan HIV dan AIDS
Perbedaan apa yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Temanggung No.
443.3/314 Tahun 2008 dengan Permendagri No. 20 Tahun 2007 informan
menyatakan :
“.....Kan SK itu kita konsep lalu melalui proses diajukan ke bagian Hukum
setda disertai dengan dasar yang meletarbelakangi dan di acc oleh bagian
Hukum baru bisa di tandatangani Bupati....(.informan 2)
Peneliti menggali informasi lebih dalam bahwa dalam pengajuan konsep SK
Bupati tenatang pembentukan KPA itu dilampiri Permendagri No. 20 Tahun 2007
sebagai dasar pembentukan. Informan menyatakan :
“.....lupa.. karena sudah lama, sudah 6 tahun jadi tidak ingat saya
lampirkan tidak...” informan 3
......Tidak seperti dalam permendagri Disesuaikan dengan kondisi
Kabupaten Temanggung saat itu baik sarana dan prasarana yang
tersedia.....” Informan 02
8
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
.....Sebelumnya SK pembentukan di tadatangani Sekretaris daerah dan
diketuai oleh Pak Sekda ( Sekretaris Daerah) lalu karena ada peraturan
baru bahwa KPAD di ketuai langsung oleh Bupati maka SK ditetapkan oleh
Kepala Daerah maka disusun dengan Tandatangani oleh Pak
Bupati......Informan 01
Adapun perbedaan yang tertuang dalam permendagri dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun 2012 informan menyatakan:
Oya......setelah mengalami perkembangan kita upayakan penyusunan Perda
dan disahkan bulan November 2012, .... rancangan awal kita sama dengan
fungsi yang tertera dalam Permendagri No 20 tahun 2007 namun setelah
kita ajukan ke Dewan ada beberapa yang dihilangkan jadinya ya.. perda
yang sekarang itu....” (informan 1)
Setelah peneliti telaah draf Raperda tentang penanggulangan HIV dan AIDS yang
diajukan oleh KPAD Kabupaten Temanggung ternyata item-item fungsi yang
tertuang sama persis dengan apa yang tertuang dalam permendagri No. 20 Tahun
2007.
Adanya perbedaan yang tertuang dalam SK pembentukan KPAD dengan fungsi
yang tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007 disesuakan dengan situasi
dan kondisi masalah kesehatan di Kabupaten Temanggung. Peraturan daerah no. 21
Tahun 2012 tentang penanggulangan HIV dan AIDS adalah bentuk penyempurnaan
dari Surat Keputusan Bupati temanggung No. 443.3/314 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kabupaten Temanggung.
Jadi terdapat 4 (empat) item fungsi dalam permendagri No. 20 Tahun 2007 yang
tidak tertuang sama sekali dalam Surat Keputusan Bupati Temanggung No.
443.3/314 Tahun 2008 tentang pembentukan KPAD Kab. Temanggung. Terdapat 2
(dua) item fungsi yang tidak tertuang dalam pearturan daerah Kabupaten
Temanggung No. 21 Tahun 2012.
Adapun item-item fungsi yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati
Temanggung No. 443.3/314 Tahun 2008 masih sesuai dengan fungsi yang tertuang
dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007
Perbedaan redaksional dari permendagri No. 20 tahun 2007 dengan Surat
Keputusan Bupati Temanggung No. 443.3/314 Tahun 2008 dan Peraturan Daerah
9
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Kabupaten Temanggung No. 21 Tahun 2012 sebagaimana terlihat pada tabel 4.3
berikut :
12
Tabel 4. 1 Komparasi Permendagri Nomor 20 Tahun 2007, SK Pembentukan KPAD Temanggung No. 443.3/314 Tahun
2008 dan Perda tentang Penanggulangan HIV No. 21 Tahun 2012
Permendagri No 20 Tahun 2007
BAB II Pasal 6
a. Mengkoordinasikan
perumusan
penyusunan
kebijakan, strategi, dan langkah-langkah yang
diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan
AIDS sesuai kebijakan, strategi dan pedoman yang
ditetapkan oleh KPA Nasional
SK Nomor 443.3/314 Tahun 2008
tentang Pembentukan KPAD Kab.
Temanggung
a. Merencanakan
kegiatan
program
penanggulangan HIV-AIDS;
‘c.
Menyiapkan
petunjuk
tentang
pelaksanaan penanggulangan HIVAIDS;
Perda Tentang Penanggulangan HIV No 21 Tahun
2012 Bagian Keempat Ps. 19
a. mengkoordinasikan
perumusan
penyusunan
kebijakan, strategi, dan langkah-langkah yang
diperlukan dalam rangka penanggulangan HIV dan
AIDS sesuai kebijakan, strategi, dan pedoman yang
ditetapkan oleh KPA Nasional;
c. menetapkan langkah-langkah strategis yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan;
(ada pengurangan/reduksi tugas dan fungsi)
b. Memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau, b. Mengkoordinasikan
kegiatan
dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan
perencanaan program penanggulangan;
HIV dan AIDS di Kabupaten/kota;
‘e.
Melaksanakan kegiatan pencegahan
dan penanggulangan HIV-AIDS;
(ada pengurangan/reduksi tugas dan fungsi)
c. Menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan
memanfaatkan sumberdaya berasal dari pusat,
daerah, masyarakat, dan bantuan luar negeri secara
efektif dan efisien untuk kegiatan penanggulangan
HIV dan AIDS;
‘d.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi
masing-masing instansi yang tergabung dalam
keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS
Kabupaten/Kota;
-
b. memimpin, mengelola, mengendalikan, memantau,
dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan
HIV dan AIDS di Daerah;
Menyiapkan informasi mengenai ‘d. menghimpun, menggerakkan, menyediakan dan
memanfaatkan sumberdaya berasal dari pusat,
sumber daya dan sumber dana untuk
daerah, masyarakat, dan bantuan luar negeri secara
pelaksanaan program penanggulangan
efektif dan efisien untuk kegiatan penanggulangan
HIV-AIDS;
HIV dan AIDS;
(ada pengurangan/reduksi tugas dan
fungsi)
‘e.
mengkoordinasikan
pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan, pencegahan, pelayanan, pemantauan,
pengendalian, dan penanggulangan HIV dan AIDS
serta pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing
instansi yang tergabung dalam KPA
13
e. Mengadakan kerjasama regional dalam rangka
penanggulangan HIV dan AIDS;
-
f. mengadakan kerjasama regional dalam rangka
penanggulangan HIV dan AIDS;
f. Menyebarluaskan informasi mengenai upaya
penanggulangan HIV dan AIDS kepada aparat dan
masyarakat;
-
‘g.
g. Memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas Camat dan
Pemerintah Desa/Kelurahan dalam penanggulangan
HIV dan AIDS;
-
h. Mendorong terbentuknya LSM/kelompok Peduli
HIV dan AIDS;
-
i. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penanggulangan
dan
evaluasi
pelaksanaan
penanggulangan serta menyampaikan laporan
secara berkala dan berjenjang kepada Komisi HIV
dan AIDS Nasional
‘f. Melaporkan hasil kegiatan kepada
Bupati Temanggung.
(ada pengurangan/reduksi tugas dan fungsi)
menyebarluaskan informasi mengenai upaya
penanggulangan
HIV
dan AIDS
kepada
masyarakat; dan
-
‘h. membina dan menggerakkan swadaya masyarakat di
bidang penanggulangan HIV dan AIDS.
-
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Kesimpulan
Perbedaan persepsi pemangku kepentingan terhadap fungsi KPAD Kabupaten
Temanggung disebabkan antara lain tidak semua fungsi dalam SK pembentukan
mengkakomodir fungsi KPAD dalam Permendagri No. 20 Tahun 2007, disamping
ketidakaktifan kantor sekretariat yang menimbulkan koordinasi anggota terhambat.
Dartar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
KPAN, Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS
Tahun 2007-2010. 2007, Jakarta: Komisi Penanggulangan Aids Nasional.
Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS Tahun
2010-2014. 2010, Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS. 110.
KPAN, Laporan 5 Tahun Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 75/2006
tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2011, Jakarta: KPAN.
Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS Kabupaten Temanggung
Tahun 2008-2012. 2008: Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten
Temanggung.
Laporan Kasus HIV-AIDS di Indonesia sampai dengan September 2011, in
Triwulan III 2011. 2011, Kementrian Kesehatan RI Jakarta.
Buku Saku 2009 : Visualisasi Data Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2010:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Laporan Komisi Penanggulangan AIDS Tahun 2011. 2011.
Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan
AIDS. 1994.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2006 Tentang
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2006.
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 36 Tahun 2002 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan Aquired Imonodefisiensy Syndrom
(AIDS) Jawa Tengah. 2002.
Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.443.22/36/2009 tentang Pembentukan
Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi Jawa Tengah. 2009.
Keputusan Bupati Temanggung Nomor : 443.3/314/2008 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kabupaten Temanggung.
2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). 2012, Bandung: Alfabeta.
Soekidjo N., Metodologi Penelitian Kesehatan. 2010, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
14
Alamat korespondensi: Amirudin ([email protected]) Program
PascasarjanaUniversitasPadjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132.
Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Fungsi KPAD
Alamat korespondensi: Amirudin ([email protected]) Program
PascasarjanaUniversitasPadjadjaran, Jl. Eijkman No.38 Bandung 40132.
15