MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kuantitatif Menonton Tayangan “Malam Minggu Miko” Di Kompas TV).

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM
MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV
( Studi Deskr iptif Dengan Pendekatan Kuantitatif Menonton Tayangan “Malam
Minggu Miko” Di Kompas TV)

SKRIPSI

Oleh :
ENGGAR KUSUMA WARDANI
NPM. 0943010088

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan

skripsi

dengan

judul

“MOTIF


MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO”
DI KOMPAS TV” (studi deskriptif kuantitatif motif masyarakat Surabaya menonton tayangan
“Malam Minggu Miko” di Kompas TV) dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diana Amalia selaku Dosen Pembimbing
utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, serta motivasi
kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa
moril, spiritual, maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Suparwati selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ba[ak Juwito selaku Ketua Program Stusi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dosen dosem Program Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan ilmunya untuk
dibekalkan kepada penulis.
4. Ayah dan Ibu selaku kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan semangat
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
5. Semp community Nalendra, Ifvy, Cecil, Debi, Endah, Niken yang sudah memberikan
semangat kepada penulis dan selalu ada saat suka maupun duka. Terima kasih temanteman.
6. Buat Babiie makasih ya sudah mau susah payah nemenin nyari data.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7. Buat semua teman – teman Ikom ‘09 yang sudah berjuang bersama.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 20 November 2013

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL……………………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJ UAN…………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... v
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………... ix
ABSTRAK………………………………………………………………………………… x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 8
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………. 8
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………... 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
2.1.1 Penelitian Terdahulu Pertama………………………………………….............10
2.1.2 Penelitian Terdahulu Kedua……………………………………………………11
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Massa……………………………………………………………..12
2.2.2 Teori Uses and Gratifications………………………………………………….15
2.2.3 Televisi Sebagai Komunikasi Massa…………………………………………..18
2.2.4 Program Hiburan……………………………………………………………….24
2.3 Program Acara Malam Minggu Miko……………………………………………….25

2.4 Pengertian dan Deskriptif Motif……………………………………………………..26
2.5 Kerangka Berfikir……………………………………………………………………31

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional…………………………………………………………………32
3.2 Pengukuran Variabel
3.2.1 Motif ……………………………………………………………………………33
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel
3.3.1 Populasi………………………………………………………………………….40
3.3.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampl …………………………………………...41
3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………….46
3.5 Teknik Analisis Data…………………………………………………………………46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kompas TV
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kompas TV…………………………………………..48
4.1.2 Visi dan Misi……………………………………………………………………….50
4.1.3 Logo Perusahaan…………………………………………………………………...50

4.1.4 Gambaran Umum Malam Minggu Miko di Kompas TV………………………….52
4.1.5 Gambaran Umum Surabaya Timur dan Surabaya Selatan………………………...53
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data
4.2.1 Identitas Pribadi……………………………………………………………………54
4.2.2 Motif Responden…………………………………………………………………...59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..85
5.2 Saran…………………………………………………………………………………86
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...88

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………89

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1…………………………………………………………………………..............44

2. Tabel 4.1…………………………………………………………………………..............54
3. Tabel 4.2…………………………………………………………………………..............55
4. Tabel 4.3…………………………………………………………………………..............56
5. Tabel 4.4…………………………………………………………………………..............58
6. Tabel 4.5…………………………………………………………………………..............59
7. Tabel 4.6…………………………………………………………………………..............60
8. Tabel 4.7…………………………………………………………………………..............62
9. Tabel 4.8…………………………………………………………………………..............63
10. Tabel 4.9…………………………………………………………………………............65
11. Tabel 4.10…………………………………………………………………………..........67
12. Tabel 4.11…………………………………………………………………………..........68
13. Tabel 4.12…………………………………………………………………………..........70
14. Tabel 4.13…………………………………………………………………………..........71
15. Tabel 4.14…………………………………………………………………………..........73
16. Tabel 4.15…………………………………………………………………………..........74
17. Tabel 4.16…………………………………………………………………………..........76
18. Tabel 4.17…………………………………………………………………………..........77
19. Tabel 4.18…………………………………………………………………………..........79
20. Tabel 4.19…………………………………………………………………………..........80


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
ENGGAR KUSUMA WARDANI, 0943010088, MOTIF MASYARAKAT SURABAYA
MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV (studi
deskr iptifnkuantitatif tentang motif masyarakat menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di
Kompas TV).
Perkembangan dunia hiburan dan informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Begitu banyaknya media massa yang ada saat ini membuat khalayak harus pintar-pintar dalam memilih
yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tentunya juga dapat memberikan manfaat dan pengetahuan serta
wawasan lebih terhadap khalayaknya yang sesuai dengan fungsi media massa yaitu memberikan
informasi, edukasi, persuasif, dan hiburan. Tayangan “Malam Minggu Miko” di Kompas TV menyajikan
sebuah program hiburan yang memiliki konsep berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan teori uses and
gratifications karena yang menjadi permasalahan utama bukan bagaimana media mengubah sikap dan
perilaku khalayak, tetapi bagaimana nedia memenuhi kebutuhan social khalayak.
Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Multistage Cluster Random
Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan skala likert. Sampel penelitian
adalah masyarakat Surabaya berusia 20 – 35 tahun yang menonton tayangan “Malam Minggu Miko” di
Kompas TV.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan ada 3 motif yang mendasari dalam menonton tayangan
“Malam Minggu Miko” di Kompas TV yaitu motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi social
pada kategori sedang. Sedangkan motif hiburan pada kategori tinggi, karena motif tersebut dapat
memenuhi kebutuhan khalayak yaitu gaya bercanda yang dikemas secara ringan dan pelepasan diri dari
masalah sehingga dapat melupakan kepenatan yang dialami dalam kesehariannya.
Kata kunci : Motif, masyarakat di Surabaya, tayangan "Malam Minggu Miko" di Kompas TV
ABSTRACT
ENGGAR KUSUMA WARDANI, 0943010088, MOTIVE SURABAYA VIEWER'S IN
WATCHING PROGRAMS " MALAM MINGGU MIKO" IN KOMPAS TV (quantitative
descr iptive study of adolescents in Sur abaya motive watching the pr ogr am " Malam Minggu Miko"
in Kompas TV).
Developments in the world of entertainment and information currently has experienced a very
rapid progress. How many mass media that exist today make audiences must be smart in choosing which
suits their needs. Of course can also provide benefits and knowledge and more insight into the audiences
that corresponden to the function of mass media namely give information, education, entertainment, and
persuasive. Impressions "Malam Minggu Miko" on the Kompas TV present an entertainment program
that has different concepts. The study using the uses and gratifications theory because the main problem is
not how to research change the attitudes abd behavior of media audiences, but how the media fulfill the
needs of the audience.
This multistage cluster random sampling used in withdrawal of samples. Data collection is using

a questionnaire with a Likert scale techniques. The samples were rated ages 20 - 35 of Surabaya viewers
who watched the program "Malam Minggu Miko" at Kompas TV.
The result of this stdy it can be concluded that there are three underlying motive in watching the
program "Malam Minggu Miko" at Kompas TV which are personal identity motives, integration and
social interaction motives in the medium category. While the motives of entertainment in the high
category, because of these motive can meet the needs of audiences joking style that is packaged in a
lightweight and release yourself from the problem so as to forget the fatigue experienced in her everyday.
Keywor d : motive, the people in Surabaya, program "Malam Minggu Miko" in Kompas TV

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini, tentunya media massa sangat dibutuhkan sekali
oleh masyarakat untuk meng up – date berbagai berita serta informasi yang ada.
Berbagai macam bentuk media massa baik berupa media massa cetak, elektronik,
ataupun online tentu sudah menjadi sesuatu yang penting untuk memperoleh berbagai

informasi yang dibutuhkan bagi seharusnya kalangan masyarakat karena memberikan
manfaat bagi khalayak media, baik berupa pengetahuan baru, berita-berita terkini,
menambah wawasan ataupun sekedar hiburan bagi khalayak media tersebut. Begitu
banyaknya media massa yang ada saat ini membuat khalayak harus pintar-pintar
dalam memilih serta memilah mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tentunya
juga dapat memberikan manfaat dan pengetahuan serta wawasan lebih jterhadap
khalayaknya yang sesuai dengan fungsi media massa yaitu memberikan informasi,
edukasi, persuasif, dan hiburan.
Perkembangan dunia hiburan dan infromasi saat ini telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Komunikasi selalu mengalami perkembangan seiring
dengan perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan dalam komunikasi ini
adalah untuk mendapatkan kemudahan dalam berkomunikasi dan agar tujuan
komunikasi

untuk

mendapatkan

kemudahan

dalam

berkomunikasi.

Dalam

masyarakat modern sekarang ini tak dipungkiri lagi bahwa setiap individu dalam

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

melakukan komunikasi tidak pernah lepas dari peran teknologi. Perkembangan
teknologi komunikasi juga telah mendorong perkembangan komunikasi massa.
Dengan adanya kemajuan teknologi saat ini serta ditunjang dengan rasa
keingintahuan masyarakat yang sangat besar terhadap sebuah informasi terbaru, maka
saat ini komunikasi massa dirasa sangat penting bagi masyarakat. Fungsi komunikasi
sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting
untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang menghibur, dan menempuh hubungan dengan orang lain. Melalui
komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok
belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kpta, dan negara secara keseluruhan) untuk
mencapai tujuan bersama. (Mulyana, 2008:5)
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media
massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik
merupakan media massa yang banyak digunakan masyarakat diberbagai lapisan sosial,
terutama di masyarakat kota. Media massa elektronik adalah suatu media massa yang
statis dan menggunakan pesan-pesan visul. Ragam media yang paling kontroversial
sejak dahulu hingga sekarang adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian
tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya
lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan
untuk mengobrol dengan keluarga. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, televisi
menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

2008:1)
Televisi sebagai salah satu media elektronik dalam komunikasi massa
dianggap telah berhasil dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan siaran
informasi, hiburan, dan pendidikan kepada masyarakat luas. Karena bila
dibandingkan dengan radio yang hanya dapat didengar, televisi mempunyai pengaruh
yang lebih kuat karena selain siarannya dapat didengar, televisi juga dapat dilihat
sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih mudah ditangkap oleh masyarakat.
Selama menyaksikan televisi seseorang dapat melakukan berbagai kegiatan. Selain
itu juga yang paling penting adalah pemirsa akan mendapatkan pengetahuan yang
luas terhadap sesuatu yang disajikan oleh televisi. Tidak heran jika televisi memiliki
daya tarik yang kuat .
Menurut Winarso dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Massa, hal yang
paling jelas dari fungsi-fungsi media massa adalah hiburan. Televisi terutama
dicurahkan pada hiburan, dengan kira-kira tiga perempat hari siaran khusus harian
yang masuk dalam kategori ini. Seiring dengan bertambahnya jumlah stasiun televisi
Indonesiam dunia pertelevisian di Indonesia menjadi semakin berkembang, yang
bermula dari hanya satu stasiun televisi milik pemerintah kini telah berkembang
menjadi banyak televisi swasta yang bearada di Jakarta spserti RCTI, Indosiar, ANTV,
Tv One, Mtero TV, Trans TV, Trans 7, Global TV, MNC TV, SCTV, NET TV, dan
Kompas TV. Yang menyajikan berbagai macam program-program andalan mereka
seperti sinetron, talkshow, varietyshow, acara musik, dan juga program hiburan.
Lingkup hiburan media massa saat ini sangat mengagumkan, dimana semakin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

berkembang pesat acara hiburan yang disuguhkan oleh masing-masing stasiun
televisi sehingga masyarakat tinggal memilih mana program komedi yang mereka
ingin menonton. Acara komedi bagaikan obat penghilang stress bagi masyarakat yang
sudah cukup penat dengan ,pekerjaan mereka. Jika menonton acara komedi mereka
akan langsung merasa "fresh" karena tertawa mendengar lawakan-lawakan di acara
komedi. Namun program komedi saat ini lebih condong dengan menggunakan unsur
kekerasan dan olok-olokan agar terlihat lucu.
Salah satu program drama komedi yang memiliki konsep serial komedi yang
berbeda yaitu Malam Minggu Miko yang ditayangkan di Kompas TV. Serial komedi
"Malam Minggu Miko" berhasil menjadi salah satu tontonan yang digemari
masyarakat. Tak hanya melalui siaran televisi, setiap episodenya juga selalu diunggah
di akun Youtube Raditya Dika. Bahkan saking populernya akun Youtube Raditya
Dika memiliki subscriber tertinggi di Indonesia. Subscriber akun Youtube tersebut
mencapai

823.768

dan

menjadi

akun

nomor

satu

di

Indonesia.

(www.wowkeren.com/berita/tampil/00038851.html)
Ditahun 2012 banyak sekali acara-acara komedi baru yang bermunculan di
stasiun televisi Indonesia, salah satu yang menjadi tayangan favorit masyarakat yaitu
acara serial komedi "Malam Minggu Miko" yang ditayangkan di Kompas TV.
Program "Malam Minggu Miko" masuk 5 besar acara komedi yang digemari oleh
masyarakat dan menduduki peringkat ke 3 setelah program OVJ, Pesbukers, Malam
Minggu Miko, Tahan Tawa, dan Supertrap.
(id.shvoong.rating.com/entertainment/tv/2302103-acara-komedi-dan-terpopuler/)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

"Malam Minggu Miko" adalah serial komedi yang dibuat oleh Raditya Dika,
dimana selain sebagai pemain utama, ia juga menjadi produser, penulis cerita
sekaligus pengarah dalam penggarapannya. Selain Raditya Dika serial ini juga
dibintangi oleh Ryan Adriandhy dan Hadian Saputra. Serial ini merupakan serial
komedi pertama di Indonesia yang menggunakan gaya Mockumentary yaitu membuat
lawakan sederhana dengan konsep cerita fiksi sederhana, cerdas dan dalam setiap
penayangannya masing-masing berdurasi 12 menit itu dimulai pada 10 Desember
2012. "Malam Minggu Miko" muncul berdasarkan keinginan Dika membuat serial
komedi. Awal dibuatnya "Malam Minggu Miko" karena rasa prihatin dan bosannya
dengan tontonan TV Indonesia yang cenderung menonton, hingga akhirnya Raditya
Dika berusaha membuat lawakan sederhana dengan konsep cerita fiksi yang
sederhana dan diupload di Youtube. Namun ternyata video tersebut ditonton ratusan
ribu pengunjung, hingga akhirnya Kompas TV tertarik untuk menayangkannya
sehingga

sejak

saat

itu

Kompas

TV

memegang

hak

siar sepenuhnya.

(www.muvila.com/read/malam-minggu-miko-tayang-di-kompas-tv)
Acara "Malam Minggu Miko" bercerita tentang pengalaman absurd Miko
yang diperankan Raditya Dika dan temannya Rian yang diperankan Ryan Andriandhy
yang selalu dilanda kegalauan dan dilema dalam menghadapi setiap malam minggu
mereka. Dimana Miko selalu berusaha mendapatkan seorang pacar namun selalu
tidak berhasil meskipun Ryan selalu memberikan nasehat-nasehat disaat Miko sedang
mendekati seorang cewek. Mereka berdua tinggal disebuah rumah kontrakan dan
memiliki seorang pembantu bernama Anca yang diperankan Hadian Saputra dan juga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

seekor kucing yang menjadi hewan peliharaan. "Malam Minggu Miko" tayang setiap
hari pukul 17:00 WIB dan berdurasi tayang setengah jam (30 menit). Serial drama
komedi "Malam Minggu Miko" memiliki judul0judul yang bereda-beda disetiap
episodenya, namun masih bercerita tentang kisah percintaan. Namun setelah tayang
di Kompas TV, "Malam Minggu Miko" juga akan ditayangkan ulang di Youtube.
Maka dari penjelasan diatas penulis ingin meneliti tentang "Motif Masyarakat
Surabaya Menonton Tayangan"Malam Minggu Miko" Di Kompas TV".
Menurut Gerungan motif merupakan suatu pengertian yang mencakup semua
penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan dia berbuat sesuatu. Disamping sebagai pendorong diri dalam diri
individu, motif juga mencakup pengertian tentang tujuan yang hendak dicapai. Ada
beberapa kategori dalam motif, tetapi dalam penelitian ini digunakan kategori motif
menurut McQuail (2002:72) yaitu motif identitas pribadi yaitu motif yang
menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting
dalam kehidupan khlayak sendiri, motif integrasi dan interaksi sosial yaitu yang
berkaitan dengan keinginan individu untuk berhubungan dengan orang lain atau suatu
nilai tertentu, dan motif hiburan atau diversi yaitu motif yang mendasari penonton
untuk melepaskan diri dari masalah atau bersantai dan untuk mengisi waktu luang.
Jadi jelaslah individu menggunakan media massa karena didorong oleh
motif-motif tertentu. Artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari
penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.
Ada berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering dugunakan
sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and
Gratifications. Pendekatan Uses and Gratifications menekankan riset komunikasi
massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan
mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam Uses and Gratifications mencoba
untuk menjawab pertanyaan : "Mengapa orang menggunakan media dan apa yang
mereka gunakan untuk media?" (McQuail, 2002:388)
Sesuai pendekatan Uses and Gratifications bahwa model ini tidak tertarik
pada apa yang dilakukan orang terhadap media pada diri orang, tetapi lebih tertarik
pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak secara aktif dalam
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbuk Uses and
Gratificstions, penggenaan, dan pemenuhan kebutuhan (Rachmat,2001:65)
Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Surabaya yang khususnya
menonton tayangan "Malam Minggu Miko" di Kompas TV. Mengapa peneliti
memilih kota Surabaya untuk dijadikan tempat penelitian. Karena Surabaya
merupakan kota yang kurang akan hiburan, karena banyak sekali hiburan-hiburan
yang terbengkalai sehingga tidak dapat dipergunakan oleh masyarakat Surabaya
untuk mendapatkan hiburan. Selain itu kota Surabaya juga merupakan terbesar
kedeua setelah ibukota Jakarta. Dan perkembangan industri media massa di Surabaya
semakin meningkat dengan dimilikinya beberapa stasiun televisi lokal yaitu JTV,
SBO TV, Arek TV, MHTV, dan lain sebagainya. Hal ini membuktikkan bahwa
masyarakat Surabaya sangat antusias dalam mencari kebutuhan-kebutuhan akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

tayangan televisi. Teknik penarikan sampel yang peneliti gunakan yaitu teknik
sampling purposive/purposive sampling.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Motif Masyarakat Surabaya
Menonton Tayangan "Malam Minggu Miko" Di Kompas TV?"

1.3 Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana motif masyarakat Surabaya menonton tayangan "Malam
Minggu Miko" di Kompas TV.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi
diharapkan

dapat

memberikan

sumbangan

pemikirannya

bagi

perkembangan dan penerapn teori-teori tentang penelitian di bidang
Ilmu Komunikasi khususnya pada kajian deskriptif tentang motif
masyarakat Surabaya dalam menonton tayangan "Malam Minggu Miko"
di Kompas TV.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya komunikasi
massa yang berkaitan dengan motif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
2.1.1 Penelitian Ter dahulu Pertama
Penelitian ini berjudul Motif Masyarakat Surabaya Dalam
Menggunakan iPhone. Masalah ini dilakukan karena ingin mengetahui
bagaimana motif para pengguna ponsel pintar iPhone yang berada di
Surabaya, karena iPhone memiliki pangsa pasar yang jelas sehingga
menjadikan iPhone tetap stabil dalam penggunannya. Dari grafik
global ICT developments tahun 2001 - 2011 terlihat bahwa mobile
cellular telephone yang mengalai perkembangan paling pesat (ITU
World Telecommunication, Global ICT Develpment, 2011). Teori yang
digunakan yaitu Uses and Gratifications. Indikator pengukuran yang
dipakai meliputi: akses pemanen, hiburan, interaksi sosial, daya tarik,
koneksi, instrumentalis, dan mode / status. Sedangkan metode
penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif pada 76 pengguna
iPhone yang berdomisili di Surabaya, dengan menggunakan teknik
non probability purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa motif pengguna iPhone di Surabaya cukup tinggi, terutama
pada indikator hiburan dan akses permanen, di mana motif tertinggi
tersebut ada pada wiraswasta dan pegawai swasta, dengan pengeluaran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

per bulannya berkisar antara 1.000.001 - 4.000.000 rupaih, di mana
mereka memiliki iPhone karena membelinya sendiri. Selain itu,
ditemukan pula sebuah kesimpulan bahwa dari iPhone seri pertama
sampai iPhone yang terbaru, motif tertinggi dalam penggunaannya
tetap konsisten ada pada indikator hiburan. (jurnal e-komunikasi
universitas Petra Surabaya vol.1 no.1 tahun 2013)
2.1.2 Penelitian Ter dahulu Kedua
Penelitian ini berjudul Motif Pendengar Aktif Pada Program
Talk Show Di Radio Antariksa. Radio merupakan salah satu saluran
komunikasi massa. Di tengah gempita kehadiran berbagai saluran
komunikasi massa, radio hingga kini masih eksis dan bertahan.
Termasuk radio yang berada di jalur AM (Amplitude Modulasi). Salah
satu stasiun radio yang masih bertahan di jalur AM yaitu radio
Antariksa. Alasan dilakukannya penelitian ini karena saat ini tidak
banyak yang bertahan di jalur AM, dikarenakan dengan alasan kuno /
ketinggalan zaman dan operasi di jalur FM membuat suara yang
dihasilkan lebih jernih. Metode penelitian yang dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif dengan metode survai. Sedangkan jenis
penelitian yang digunakan adalah deskripstif, dengan maksud
memeroleh gambaran yang detail mengenai suatu fenomena. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pendengar yang aktif berpartisipasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

dalam program talk shwo di Radio Antariksa baik melalui telepon,
layanan pesan singkat (SMS), e-mail, BBM, dan live streaming.
Teknik yang digunakan yaitu available sampling . (jurnal ilmiah Act
AWS vol. 3 no. 1 tahun 2011)
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada khalayak tersebar, heterogen dan menimbulkan media
alat-alat elektronik sehingga pesan yang sama dapat diartikan secara
serempak dan sesaat. Maka komunikasi yang ditujukan kepada massa
dengan menggunakan media elektronik khususnya televisi merupakan
komunikasi massa (Rakhmat, 1991 : 189). Menurut Bittner,“komunikasi
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people)”. Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa. (Ardianto, 2004 : 3)
Sedangkan menurut Gebner, komunikasi massa adalah produksi
dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam
masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai,
“komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara
sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan –
pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran – saluran
media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi”.
(Wiryanto 2000 : 3). Komunikasi massa merupakan suatu tipe
komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan
dengan mulai digunakannya alat – alat mekanik, yang mampu
melipatgandakan pesan – pesan komunikasi. (Wiryanto, 2000 : 1).
Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, mass
communication,

kependekan

dari

mass

media

communication

(komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan
media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. (Wiryanto,
2000 : 2)
Menurut Susanto (1974), istilah mass communication atau
communications diartikan sebagai salurannya, yaitu mass media
(media massa) kependekan dari media of communication. (Wiryanto,
2000 : 2). Sedangkan menurut Berlo (1960), kata massa dalam
komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”,
seperti orang – orang yang sedang bersama – sama berhenti menanti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

dibukanya pintu lintasan kereta api. Massa disini bukan sekedar orang
banyak disuatu lokasi yang sama. Massa kita artikan sebagai “meliputi
semua orang yang menjadi sasaran alat – alat komunikasi massa atau
orang – orang pada ujung lain dari saluran”. (Wiryanto, 2000 :2).
Melalui defiisi-definisi tersebut diatas, setidaknya terdapat tujuh
ciri komunikasi massa yang menurut Nurudin (2004: 19), yaitu:
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
4. Media massa menimbulkan keserempakan
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat
untuk

melakukan

kegiatan

komunikasinya

perlu

memahami

karakteristik komunikasi massa diantaranya (Effendy, 2003:80-81-83).
a. Komunikasi massa bersifat umum artinya pesan komunikasi yang
disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua
orang.
b. Komunikasi bersifat heterogen artinya perpaduan antara jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

komunikan yang besar dalam komunikasi massa dengan ketebukaan
dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi erat sekali
hubungannya dengan sifat heterogen komunikan
c. Media massa menimbulkan keserampakkan artinya keserampakan
kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komuniaktor, dan penduduk tersebut satu sama lainnya dalam
keadaan terpisah.
d. Hubungan komunikator-komunikator bersifat non pribadi, karena
komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal
hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator.
Sifat non pribadi ini timbul disebabkan karena teknologi dari
penyebaran yang massal dan sebagaian lagi dikarenakan
syarat-syarat bagi oeranan

komunikator yang bersifat umum.

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan
oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak
dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak.

2.2.2 Teori Uses and Gratifications

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Teori ini menjelaskan bahwa sebenarnya khalayak adalah pihak
yang aktif. Model Uses and Gratifications tidak tertarik pada apa yang
dilakukan media kepada diri orang lain, tetapi lebih tertarik kepada apa
yang dilakukan orang lain terhadap media. Anggota khalayak dianggap
secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
(Rakhmat, 2001 : 65). Jadi bisa dikatakan bahwa pemilihan dan
penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak berdasarkan
kebutuhan – kebutuhan yang akan dipenuhi.
Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang
menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah
sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi
kebutuhan pribadi dan social khalayak (Effendy, 2000 : 209). Adapun
asumsi – asumsi dasar dari model Uses and Gratifications menurut
Blummer dan Katz adalah :
1. Khalayak

dianggap

aktif,

berarti

sebagian

penting

dari

penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk
mengaitkan pemenuhan kebutuhan dengan pemilihan media
terletak pada anggota khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk
memenuhi kebutuhan khalayak. Kebutuhan yang dipenuhi media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

hanyalah bagian dari tantangan kebutuhan manusia yang lebih luas.
Bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi oleh konsumsi media,
ini tergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.
4. Banyak tujuan pemilik media massa menganggap orang cukup
mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi –
situasi tertentu. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi massa
adalah berguna (Utility), bahwa konsumsi media diarahkan oleh
motif (intentionality), dam bahwa perilaku media mencerminkan
kepentingan dan preferensi (selectivity), juga bahwa khalayak
sebenarnya keras kepala (stubborn).
5. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus
ditangguhkan sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak.
(Rakhmat, 2001 : 65).
Secara umum Katz, Gueviritcth dan Haas (dalam Effendy,
2003 : 294) berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang
berkaitan dengan media yang diklarifikasikan dalam lima kelompok
yaitu :
1.

Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan
pemahaman mengenai lingkungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

2. Affective needs (kebutuhan afektif) adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan peneguhan pengalaman – pengalaman estetis,
menyenangkan, dan emosional.
3. Personal Integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif)
adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal – hal tersebut
diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4. Social integrative needs (kebutuhan social secara integratif)
kebutuhan yang berkaitan dengan peneguh kontak dengan
keluarga, teman dan dunia. Hal – hal tersebut didasarkan pada
hasrat untuk berafiliasi.
5. Escaipst needs (kebutuhan pelepasan) adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan
hasrat yang akan keanekaragaman.
Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar,
majalah, radio, televisi, dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya
terpaannya (exposure) secara konteks social tempat dimana terpaan
berlangsung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

2.2.3 Televisi Sebagai Komunikasi Massa
Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani
jauh, dan visi atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglrbatan.
Dengan demikian. televisi dengan bahasa Inggrisnya television diartikan
dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan
suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari
tempat "lain" melalui sebuah perangkat penerima (televisi set)
(Wahyudi, 1986 : 49).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1335), televisi
adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara)
memalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang
mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik
dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat
dan bunyi yang dapat didengar.
Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an,
semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa. Sebagai media
massa. televisi memang memiliki kelebihan dalam penyampaian pesan
dibandingkan dengan media massa lain. Pesan-pesan melalui televisi
disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan (sinkron) dan
hidup, sangat cepat (aktual) terlebih lagi dalam siaran langsung (live

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

broadcast) dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas (Wahyudi,
1986: 3).
Alat-alat audiovisual (televisi) juga membuat suatu pengertian
atau informasi menjadi lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang
disampaikan televisi diterima dan diartikan berbeda-beda oleh
pemirsanya tergantung kondisi dan situasinya. Ada yang terhibur dan
puas dan ada yang tidak. Seperti yang diungkapkan Wahyudi (1986 :
215), televisi tidak dapat memuaskan semua orang pada saat
bersamaan yang memiliki latar belakang, usia, pendidikan, status
sosial, kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-beda. Televisi
dapat membuat orang puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih,
gembira, marah, yang semuanya merupakan hal wajar karena sifat
manusia yang berbeda-beda.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan yaitu bahwa
televisi adalah alat atau benda untuk menyiarkan siaran-siaran yang
menawarkan gambar dan suara sekaligus. Dari siaran televisi ini
penonton dapat mendengarkan dan melihat gambar-gambar yang
disajikan, yang memadukan antara unsur-unsur film sekaligus. Hal ini
lah yang menyebabkan televisi menjadi salah satu media massa yang
paling diminati di masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Televisi biasa juga dikatakan sebagai “kotak ajaib” dunia.
Dikarenakan

penyuguhan

informasinya

sangat

menarik

dengan

menampilkan gambar, suara, warna, dan kecepatan yang menjadi favorit
sejak awal penemuannya. Menurut Ardianto dkk. (2007: 137-

140)

beberapa faktor dan karakteristik yang menarik dari televisi sehingga
pemirsa mempunyai minat yang sangat tinggi untuk menontonnya,
yaitu:
1. Audio visual
Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat atau biasa disebut
dengan audiovisual.
2. Berfikir dalam gambar,
pertama adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan
kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar.
Kedua, adalah penggambaran (picthurization), yakni kegiatan
merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga
kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian
Peralatan

yang

digunakan

lebih

banyak

dan

untuk

mengoperasikannya lebih rumit serta harus dilakukan oleh orang
yang terampil dan terlatih.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Menurut Dominick yang dikutip oleh Ardianto, dkk (2007: 1517) menyebutkan bahwa televisi merupakan alat komunikasi massa
yang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pengawasan (Survillance)
Fungsi ini terbagi dua, yaitu pengawasan peringatan ketika
media massa menginformasikan tentang ancaman kondisi efek yang
memprihatinkan

dan

pengawasan

instrumental

merupakan

penyampaian dan penyebaran informasi memilki kegunaan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Penafsiran (Interpretation)
Televisi tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga
memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
3. Pertalian (Linkage)
Fungsi ini merupakan penyatuan anggota masyarakat yang
beragam, membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat
yang sama.
4. Penyebaran Nilai (Transmission of Values)
Dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok yang
mereka tonton.
5. Hiburan (Entertainment)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Fungsi telivisi ini untuk mengurangi ketegangan pikiran
khalayak.
Kehadiran televisi begitu berarti bagi masyarakat. Televisi menjadi
suatu kebutuhan dalam ruang publik. Tayangan program acara yang beraneka
ragam, mendapat perhatian dari masyarakat. Tentunya televisi mampu
menyampaikan pesan yang seolah-olah langsung antara komunikator dengan
komunikan.
Melalui televisi masyarakat menjadi tahu berbagai macam informasi.
Televisi telah mampu menembus ruang kehidupan masyarakat. Peranan
televisi selain sebagai alat informasi juga sebagai kontrol sosial, hiburan serta
media penghubung secara geografis yang akan berpengaruh sangat besar
terhadap masyarakat. Secara sadar atau tidak sadar pola kehidupan
masyarakat telah berubah dan dikendalaikan oleh televisi itu sendiri. Banyak
jadwal kegiatan masyarakat berubah diseusaikan dengan jadwal program
acara yang mereka senangi di televisi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media massa televisi berperan sebagai
alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara
geografis. Isi pesan tayangan televisi bisa diinterpretasikan menurut visi
pemirsa serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Dengan
demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir
khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai yang konsumtif
dan permisif.

2.2.4 Program Hibur an
Menurut Winarso dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Massa, hal
yang paling jelas dari fungsi - fungsi media massa adalah hiburan. Televisi
terutama dicurahkan pada hiburan, dengan kira - kira tiga perempat hari siaran
khusus harian yang masuk dalam kategori ini. Lingkup hiburan media massa
ini mengagumkan. Ada banyak jenis dan macam acara hiburan di televisi,
diantaranya adalah :
1. Variety Show
Suatu acara dimana didalamnya terdapat berbagai macam permainan,
kuis, musik, atau kuis interaktif.
2. Kuis
Acara yang menyajikan suatu permainan yang dilakukan secara
berkelompok atau secara individu.
3. Musik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Acara yang berisikan tentang berbagai jenis aliran musik, baik pop,
dangdut, jazz, rock, dan sebagainya.
4. Sandiwara komedi
Acara yang menyajikan suatu program acara yang memiliki unsur
komedi atau humor yang tinggi sehingga menjadi favorit para pemirsa,
karena hampir disetiap stasiun televisi memiliki program komedi
andalannya.
5. Film
Film terdiri dari beberapa macam, contohnya film kartun, film drama,
dan film action.
6. Sinetron
Acara yang menyajikan suatu cerita yang bersambung dan biasanya
disajikan dengan kehidupan masyarakat yang ada pada saat ini atau
kehidupan terdahulu.
7. Sport
Acara yang menyajikan berbagai kegiatan manusia yang berhubungan
dengan kesehatan tubuh.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

2.3 Program Acara Malam Minggu Miko
Malam Minggu Miko adalah serial komedi yang dibuat oleh Raditya
Dika, dimana selain sebagai pemain utama, ia juga menjadi produser, penulis
cerita sekaligus pengarah dalam penggarapannya. Selain Raditya Dika, serial
ini juga dibintangi oleh Ryan Adriandhy dan Hadian Saputra. Serial ini
merupakan serial komedi pertama di Indonesia yang menggunakan gaya
Mockumentary. Serial Malam Minggu Miko menceritakan pengalaman absurd
Miko yang diperankan oleh Raditya Dika dan teman baiknya Rian yang
diperankan oleh Ryan Adriandhy yang selalu dilanda kegalauan dan dilema
dalam menghadapi setiap malam minggu mereka. Mereka berdua tinggal
disebuah rumah kontrakan, dan memiliki seorang pembantu bernama Anca
yang diperankan oleh Hadian Saputra. Tak ketinggalan juga sang binatang
peliharaan pun ikut terlibat didalam serial ini, yaitu seekor kucing yang
bernama Monalisa. Di dalam penayangannya Malam Minggu Miko di
Kompas TV berdurasi 12 menit pada setiap episodenya dan berdurasi 30
menit tayangan di Kompas TV.
2.4 Penger tian dan Deskripsi Motif
Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan pasti didasarkan pada
motif – motif tertentu. Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan
(needs). Seseorang atau organisme yang berbuat sesuatu, sedikit banyaknya ada
kebutuhan didalam dirinya atau sesuatu yang hendak dicapainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Istilah motif berasal dari kata Motive yang berarti dorongan dalam diri
organism untuk menentukan pilihan – pilihan dari berbagai hal, sehingga sesuai
dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai
motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan dengan larangan keinginan hasrat
dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan
pada tingkah seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulkan
bahwa motif adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggunakan
atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu. (Ahmadi, 1999 :
102).
Woodworth dalam Purwanto (2002 : 64) menggolongkan motif menjadi
tiga golongan yaitu :
1. Kebutuhan – kebutuhan organis
Yakni motif yang berhubungan dengan kebutuhan – kebutuhan bagian
dalam dari tubuh (kebutuhan – kebutuhan organis), seperti lapar, haus,
kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan beristirahat atau tidur.
2. Motif – motif yang timbul sekonyong – konyong (emergency motive)
Yakni motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan
yang cepat dann kuat dari kita. Dalam hal ini motif timbul bukan atas kemauan
kita, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik kita, misalnya; motif
melarikan diri dari bahaya, motif berkelahi, mengejar dan motif berusaha atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

berikhtiar (mengatasi suatu rintangan).
3. Motif Subjektif
Yakni motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan
tertentu disekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari

Dokumen yang terkait

Penggambaran Citra Perempuan Dalam Serial Drama Komedi Malam Minggu Miko (Studi Pada Serial Drama Komedi Season 2 di Kompas TV)

11 115 140

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA MOZAIK ISLAM DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Mozaik Islam Di Trans TV).

0 0 103

MOTIF PEREMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV).

0 0 102

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “ON THE SPOT” DI TRANS7 (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan “On The Spot” di TRANS7).

2 7 103

MOTIF MASYARAKAT MENONTON PROGRAM ACARA ”JAM MALAM” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Program Acara ”Jam Malam” di Trans 7).

0 2 86

BUDAYA INDONESIA DALAM PROGRAM SERI KOMEDI MOCKUMENTARY “MALAM MINGGU MIKO 2” CERITA ‘MALAM BARU MIKO’ DI KOMPAS TV (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce) - Institutional Repository ISI Surakarta

0 1 151

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “ON THE SPOT” DI TRANS7 (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan “On The Spot” di TRANS7)

0 0 16

MOTIF PEREMPUAN DI SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN PIALA LA LIGA 2012-2013 DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Perempuan Di Surabaya Dalam Menonton Tayangan Piala La Liga 2012-2013 Di Trans TV)

0 0 17

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA MOZAIK ISLAM DI TRANS TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Mozaik Islam Di Trans TV)

0 1 26

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kuantitatif Menonton Tayangan “Malam Minggu Miko” Di Kompas TV)

0 0 17