MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “ON THE SPOT” DI TRANS7 (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan “On The Spot” di TRANS7).

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN
“ON THE SPOT” DI TRANS7
(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan
“On The Spot” di TRANS7)

SKRIPSI

Oleh :

NOVIANA LIAMSI
NPM. 0943010062

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motif Masyarakat Surabaya Menonton
Tayangan On The Spot di Tr ans7” (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif
Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan “On The Spot” di Trans7).
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi
mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bantuan dan bimbingannya kepada :
1. Dra. Hj. Suparwati, M.Si, Dekan FISIP UPN “Veteran” Jatim.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jatim.
3. Drs. Saiffudin Zuhri, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.
4. Drs. Kusnarto, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih atas
segala kontribusi bapak terkait penyusunan skripsi ini.


iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Orang Tua tercinta yang telah memberikan segala pengorbanan dan
perjuangan tulus untuk menjadikan saya manusia yang belajar memahami
hidup dalam kehidupan.
6. Kakakku (Vina Febriana Liamsi) dan adikku (Nona Shinta Liamsi) tersayang
yang telah menjadi saudara yang selalu mendukung saya.
7. Special for my schatzi “Didi A.”, thanks for colouring in my life. Thank you
for the support and enthusiasm.

8. Buat “Mawar Hitam“ terima kasih sudah menjadi bagian perjuanganku,
kehadiran

dan

semangat


kalian

yang

bermakna

dalam

membantu

menyelesaikan tugas akhir ini (Beibwel (Exchorina witha), Dismin (Dista
Nawang), Udin item(Uky), Catherine(Kidty), Winda).
9. Buat Kinne thanks for teached me the real movie dan temen-temen KKN19
terutama club riicuh (Made Witrianti, Anna Annisa, Dica Aditya dan Indri).
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal
terbaik dari skipsi ini. Besar harapan penulis, semoga skipsi ini dapat memberikan
manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak.


Surabaya, Desember 2013

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN J UDUL

…………………………………………

i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .…...................…………...


ii

KATA PENGANTAR

iii

…………………………………………

DAFTAR ISI

…………………………………………………

v

DAFTAR TABEL

…………………………………………………

viii


DAFTAR GAMBAR
ABSTRAKSI

………………………………………………

x

………….................………………………………...

xi

BAB I PENDAHULUAN

…………………………………………

1

1.1

Latar Belakang Masalah


…………………………

1

1.2

Perumusan Masalah …………………………………

9

1.3

Tujuan Penelitian

…………………………………

9

1.4


Kegunaan Penelitian …………………………………

9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

…………………………………

10

2.1

Penelitian Terdahulu .....................................................

10

2.2

Landasan Teori


12

2.2.1

.....................................................

Komunikasi Massa

…....…………………….

2.2.2 Televisi Sebagai Media Massa

.….........….

12
14

2.2.3 Masyarakat Sebagai Khalayak Aktif Media Massa 16


2.3

2.2.4 Definisi dan Deskripsi Motif ……...........….....

19

2.2.5 Acara On The Spot di Trans7

…………….....

21

2.2.6 Teori Uses and Gratifications………….……...

22

2.2.7 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa .........

25


Kerangka Berfikir

26

………………………………….

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………..
3.1

28

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………....

28

3.1.1 Definisi Operasional ……………………………

28

3.1.2 Pengukuran Variabel ………………………….... 31
3.2

Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………… 38
3.2.1 Populasi

……………………………………

38

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ………….. 38
3.3

Teknik Pengumpulan Data

3.4

Teknik Analisa Data ……………………………………. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

……………………………. 43

……………………………. 46

Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian Data… 46
4.1.1 Gambaran Umum TRANS7 .............…………… 46
4.1.2 Gambaran Umum On The Spot di TRANS7 ..…... 48
4.1.3 Gambaran Umum Surabaya Timur dan Selatan .... 51

4.2

Penyajian Data dan Analisis Data

……………………

52

4.2.1 Identitas Responden ....………………………… 52
4.2.2 Motif Responden Menonton Tayangan On The
Spot di TRANS7 .................................................... 56
1. Motif Informasi

……….........……………… 56

2. Motif Identitas Personal

……….…………… 62

3. Motif Integrasi dan Interaksisi Sosial ...........……… 67
4. Motif Hiburan ………….................…............….... 73
4.3

Kategori Motif Secara Umum ..................................…….. 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

………………………….... 92

5.1

Kesimpulan

……………………………………………

92

5.2

Saran ……………………………………………………

94

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA

……………………………………………

LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

95

ABSTRAKSI
NOVIANA LIAMSI, MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN
“ON THE SPOT” DI TRANS7.
(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan “On
The Spot Di Trans7).
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana motif masyarakat
Surabaya menonton tayangan On The Spot di Trans7. Tayangan On The Spot merupakan
program acara yang menayangkan berbagai hal unik yang terkadang tidak terpirkirkan oleh
kita yang telah memberikan banyak informasi, edukasi, hiburan dan memiliki ratting acara
tertinggi. Dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana motif masyarakat Surabaya dengan
indikator rendah, sedang, tinggi terhadap Tayangan On The Spot.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah model uses and gratifications
menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media
mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi
dan sosial khalayak. Pengklasifikasian motif digunakan katagori motif Mc. Quail yaitu :
Motif Informasi (Cognitif), Motif Identitas Personal (Personal Identity), Motif Integrasi dan
Interaksi Sosial, Motif Hiburan (Diversi).
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian
ini adalah Masyarakat Surabaya yang menonton tayangan On The Spot dengan batasan usia
responden adalah 17-50 tahun. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik
Multistage Cluster Random Sampling yaitu teknik sampling yang memerlukan minimal 2
tahapan penarikan sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat motif responden menonton
tayangan On The Spot, pada motif informasi mempunyai prosentase yang tinggi. Hasil ini
mempunyai relevansi bahwa tayangan On The Spot bertemakan informasi dan isi dari
tayangan yang mencakup beragam informasi.
Kata kunci : Motif, Masyarakat, Tayangan On The Spot.
ABSTRACT
NOVIANA LIAMSI, THE MOTIVES OF SURABAYA COMMUNITY TO WATCH “ON
THE SPOT” PROGRAM ON TRANS7
(Quantitative Descriptive Study on the Motives of Surabaya Community to Watch “On The
Spot” Program on Trans7)
The purpose of this research was to determine how the motives of Surabaya
community to watch “On The Spot” program on Trans7. On The Spot is a program that
displays a variety of unique things that sometimes were not think by us that have given a lot
of information, education, entertainment and has the highest program ratting. From this study
it can be seen how the motives of Surabaya community with indicators of low, medium, and
high toward On The Spot program.
The theory that used in this study is uses and gratifications model suggests that the
main problem is not how the media to change attitudes and behavior of the audiences, but
how the media has met personal and social needs of the audience. In the motives
classification are using Mc.Quail’s categories that are: information motives (cognitive),
personal identity motives (personal identity), integration, social interaction and entertainment
motives (diversion).
The method that used is descriptive quantitative. The populations of this study are
Surabaya community that watching On The Spot program with respondents age limit is 17-50
years. The sampling technique in this study is Multistage Cluster Random Sampling
technique that is the sampling technique that requires minimum two sampling stages.
The results are showed that from the four motives of respondents to watch On The
Spot program, the information motive has the highest percentage. These results have
relevance that On The Spot program has information theme and the content of the program
includes a variety of information.
Keywor ds: Motive, Community, On The Spot program.
xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi segala kebutuhan
yang semakin beragam. Seiring dengan perkembangan jaman, informasi juga
semakin berkembang. Masyarakat tidak hanya membutuhkan informasi namun
juga dituntut

untuk

mengetahui informasi

yang

semakin

berkembang.

Penyampaian informasi tidak lepas dari proses komunikasi yang membutuhkan
media atau sarana untuk menyampaikannya, baik melalui media massa. Media
massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada
masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi membuat
masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang disajikan oleh media
massa (Sobur, 2004:162).
Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah sebagai
media cetak, serta radio dan televisi sebagai media elektronik. Suatu media massa
selain ditunjang dari segi kualitas juga harus didukung oleh faktor kecepatan dan
ketepatannya dalam mengulas sebuah informasi. Media massa cetak maupun
elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di
berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Media massa yang sesuai
dengan faktor ini adalah media massa elektronik. Salah satu media massa yang
digunakan adalah televisi. Televisi adalah salah satu diantara sekian banyak media
massa yang telah berkembang. Meskipun demikian, perkembangannya terus
menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin banyaknya stasiun televisi swasta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

bermunculan. Ini dikarenakan media televisi memiliki keunggulan tersendiri
dibandingkan media lain yang lahir saat itu (Kuswandi, 1996:8).
Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Kekuatan
gambar menjadi andalan media televisi, karena gambar yang disajihkan bukan
gambar mati melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan pada
penonton. Ini jelas menguntungkan televisi untuk digunakan penonton karena
sifatnya yang audio visual. Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah
kemampuan menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi,
maupun pendidikan dengan sangat memuaskan. Penonton televisi tidak perlu
susah-susah pergi ke gedung bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat
televisi menyajikan ke rumahnya (Effendy, 2004:60).
Kegiatan masyarakat dalam menonton televisi merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka baik berupa informasi, pendidikan
maupun hiburan. Kebutuhan masyarakat yang demikian besar pun dapat
dimengerti oleh stasiun televisi sehingga semua stasiun televisi berlomba-lomba
dalam memberikan acara yang menarik dan menambah acara hiburannya. Selain
itu televisi memiliki segi positif yaitu suatu pesan yang disampaikan kepada
penonton tidak mengalami proses yang berbelit (Effendy, 1993:178). Dengan
memiliki kelebihan yang dapat menarik minat masyarakat untuk melihat
informasi yang akan disampaikan, maka penyampaian pesan akan lebih mudah.
Televisi memang tidak pernah kehabisan ide untuk menarik perhatian
masyarakat, setelah televisi berhasil memikat masyarakat dengan tayangan
infotaiment dan sinetron, kini para kreator program menyita para pengikutnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dengan acara baru, yaitu program dengan format tayangan dokumentasi
(dokumenter) dan bersaing untuk mendapatkan rating yang tinggi. Telah banyak
bermunculan tayangan televisi yang bersifat dokumentasi untuk mengisi dan
menambah jenis tayangan acara di televisi. Tayangan bersifat dokumentasi adalah
sebuah tayangan yang dikemas melalui video rekaman yang telah ada
sebelumnya. Tayangan ini telah banyak ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi
swasta Indonesia, antara lain Trans7, Global TV, dan ANTV. Tayangan seperti ini
telah memberikan banyak informasi, edukasi, dan hiburan bagi masyarakat sesuai
dengan fungsi komunikasi massa itu sendiri.
Salah satu tayangan acara yang bersifat dokumentasi yang banyak
disenangi oleh masyarakat dan menjadi trendsetter adalah On The Spot yang
ditayangkan oleh Trans7. On The Spot adalah program yang menayangkan
berbagai hal unik yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya dengan
disertai penjelasan ringan. Cuplikan-cuplikan hal terunik tersebut diurutkan dalam
segmen 7 hal versi On The Spot.
(http://www.trans7.com, diakses pada 26 Juli 2013)
On The Spot sebenarnya bukan tayangan televisi baru, tetapi merupakan
tayangan televisi yang berubah konsep. On The Spot tadinya merupakan tayangan
televisi yang menayangkan video klip musik, tetapi On The Spot kemudian
bertransformasi menjadi program dokumenter (menurut rating Nielsen, masuk
kategori Information: Documentary) yang mengambil potongan klip video dari
situs youtube.
(http://www.tabloidbintang.com, diakses pada 26 Juli 2013)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

On The Spot dengan konsep information: documentary dikemas dengan
menampilkan fenomena, peristiwa, kejadian, dan sebagainya di setiap episodenya
dengan satu tema. Di dalam satu tema tersebut akan ditampilkan 7 contoh
fenomena, peristiwa, kejadian dan sebagainya seperti 7 fenomena alam teraneh, 7
hewan unik di dunia berwarna ungu, 7 hewan terpintar di dunia, dan lain-lain.
Angka 7 tersebut melambangkan bahwa tayangan ini di bawah naungan stasiun
televisi swasta Trans7.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, tayangan On The Spot yang
disiarkan oleh Trans7 merupakan tayangan yang menjadi trendsetter bagi stasiun
televisi swasta lainnya di Indonesia. Terdapat beberapa tayangan yang mengikuti
konsep On The Spot dengan information: documentary, seperti Hot Spot di
Global TV, Top Banget di Global TV, Fenomania di ANTV, dan Spotlite yang
berada di bawah naungan yang sama oleh On The Spot di Trans7.
Menurut Kikie Randini, Associate Director Communications and
Marketing The Nielsen Company Indonesia periode 11-17 September 2012, di
antara empat tayangan televisi seperti On The Spot (rata-rata jumlah penonton:
1.980 dan rating: 3,8 %), Spotlite (rata-rata jumlah penonton: 628 dan rating: 1,2
%), Hot Spot (rata-rata jumlah penonton: 407 dan rating: 0,8 %), dan Fenomania
(rata-rata jumlah penonton: 272 dan rating: 0,5 %) yang menggunakan gambar
dari Youtube, khusus On The Spot mulai masuk deretan tayangan yang banyak
ditonton sejak bulan April 2011.
(http://kontan.realviewusa.com, diakses 26 Juli 2013).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Dengan demikian, tayangan On The Spot merupakan tayangan yang
banyak digemari oleh khalayak dalam menonton program televisi dan menjadi
trendsetter bagi stasiun televisi swasta lainnya untuk menyiarkan program
tayangan yang konsepnya mirip dengan On The Spot di Trans7 sampai saat ini.
Secara umum beberapa kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh media massa
adalah kebutuhan akan informasi (kognitif), kebutuhan akan hiburan (diversi),
kebutuhan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam
kehidupan atau situasi khalayak sendiri (identitas personal) (rakhmat, 2001;66).
Kebutuhan akan informasi mungkin akan didapat oleh masyarakat jika mampu
mencari informasi yang mereka inginkan.
Menonton tayangan On The Spot bagi masyarakat surabaya jelas ada
tujuan tersendiri dalam kehidupanya, seperti kebutuhan untuk mencari informasi
agar mendapatkan wawasan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan, keinginan untuk mencari hiburan, keinginan yang berhubungan
dengan usaha-usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan dan status pribadi.
Jika dikaitkan dengan motif, maka motif masyarakat surabaya dalam menonton
disini, menurut pendapat McQ uail (2002:72) ada 4 motif:
1. Motif kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk
mencapai tingkat tertentu yang diinginkan misalnya memuaskan rasa ingin
tau tayangan ter-uptodate On The Spot untuk mendapatkan informasi dan
minat umum atau mencari berita tentang segala sesuatu keunikan yang ada
di dunia dalam tayangan On The Spot. Dengan menonton tayangan on the
spot masyarakat lebih mengetahui yang sebelumnya belum pernah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

diketahui secara detail dan beranekaragam tentang 7 keunikan, keajaiban
yang ada diseluruh dunia dalam motif kognitif (informasi) misalnya dalam
tayangan: 7 letak organ tubuh teraneh, 7 badai paling mengerikan didunia,
7 jejak spiritual yang ada didunia, 7 pelihara hewan buas terbayak, 7
wisata kutukan di dunia, fakta unik APEC 2013 di Bali, Fakta unik masjid
agung jawa tengah.
2. Motif identitas pribadi yaitu kebutuhan untuk menggunakan isi media
untuk memperkuat sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi
khalayak sendiri. Misalnya seperti rasa ingin memberikan atau berbagi
informasi kepada orang lain tentang pengetahuan-pengetahuan (informasi)
di seluruh dunia yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dengan
menonton tayangan on the spot masyarakat mendapatkan pengetahuan
penting sebagai acuan dalam kehidupan sihari-hari untuk pembelajaran diri
seperti yang ditunjukan dalam tayangan: 7 aksi balita menyentuh hati, 7
penggalangan dana terheboh, 7 anak super didunia, 7 kisah bukti
pengorbanan cinta, 7 kisah hewan setia dengan majikannya.
3. Motif itegrasi dan interaksi sosial (personal relationship) yaitu keinginan
untuk menyesuaikan diri lingkungan sekitar untuk mengikuti keadaan
sekitarnya yaitu masyarakat surabaya dalam menonton tayangan On The
Spot dengan motif meningkatkan hubungan baik dengan orang lain di
lingkunganya. Misalnya dengan menonton tayangan di on the spot
masyarakat surabaya menemukan bahan percakapan kepada orang lain
yang mengakibatkan interaksi sosial dengan membahas tayangan-tayangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

yang ditayangkan oleh on the spot tentang keadaan diseluruh dunia yang
sebelumnya belum diketahui, contohnya: 7 tempat tinggal tidak lazim, 7
mukzijat dari kecelakaan maut, 7 fakta unik pernikahan, Fakta kepiting,
Fakta di balik tempat misterius di Indonesia.
4. Motif hiburan yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan,
tekanan dan kebutuhan akan hiburan yaitu motif masyarakat surabaya
dalam menonton tayangan On The Spot adalah untuk melepaskan diri dari
kejenuhan, bersantai setelah seharian beraktivitas untuk melepaskan
ketegangan atau hanya untuk mengisi waktu luang sehingga memperoleh
kenikmatan jiwa. Tayangan-tayangan yang menghibur, lucu seperti yang
ditayangkan dalam progam acara on the spot, misalnya: 7 tingkah lucu
anak peniru, 7 tingkah lucu kucing, 7 adegan lucu dalam acara pernikahan,
7 kejadian lucu saat tertiup angin.
Kebutuhan antara satu dengan individu yang lain berbeda sehingga motif
atau aktifitas penggunaan media dan tujuan akhir yang diperolehpun tidak ada
yang sama. Individu bebas dalam memilih dan menggunakan media beserta
isinya atau sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan akhir yaitu memenuhi
kebutuhan akan sebuah informasi dan hiburan. Jadi masyarakat menggunakan
media massa kerena didorong oleh motif-motif tertentu. Artinya, masyarakat
mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong
oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Ada berbagai kebutuhan yang dapat
dipuaskan oleh media massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat
memberikan hiburan. Kita mengalami goncangan batin,

media massa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian dan
media massa juga dapat berfungsi sebagai sahabat (Rakhmat, 2004:207).
Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya peneliti melakukan penelitian
menitik beratkan pada motif yang mendasari individu (masyarakat) dalam
menonton tayangan program acara On The Spot. Masyarakat yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah individu yang tinggal di kota Surabaya. Di sini
peneliti berusaha untuk mengetahui apa motif masyarakat Surabaya dalam
menonton tayangan program On The Spot di trans7.
Dalam penelitian ini penulis memilih kota Surabaya untuk cakupan
penelitiannya. Alasan dipilih Surabaya, kerena Surabaya merupakan peringkat
kedua rating tertinggi penonton On The Spot. Ini bisa dilihat dari milis pemirsa
acara On The Spot yang terdapat dalam situs resmi Trans7 (www.trans7.com).
Berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan media maka penelitian ini
menggunakan teori Uses and Gratifictions (kegunaan dan pemenuhan kebutuhan),
yang menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana
media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi
kebutuhan pribadi dan sosial khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan
media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:289). Model ini tidak tertarik
pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa
yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini
memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan
pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang diajukan adalah : “Bagaimana motif masyarakat surabaya menonton
tayangan “On The Spot” di Trans7 ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif masyarakat
surabaya menonton tayangan “On The Spot” di Trans7.

1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu
komunikasi dalam hal motif yang mendorong masyarakat surabaya menonton
tayangan “On The Spot” di Trans7.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding
antara teori yang didapatkan dari pengenalan belajar dibangku kuliah dengan
realitas empirik khususnya yang berkenaan dengan motif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua penelitihan terdahulu

untuk digunakan sebagai referensi pendukung pembuatan penelitian ini.
Keduanya penulis mendapatkan dari dua jurnal buku yang mempunyai materi
yang tidak jauh berbeda dengan yang saat ini penulis gunakan, yaitu mengenai
motif.
Dalam penelitian terdahulu yang pertama dengan judul “Motif Pendengar
Aktif Program Talk Show di Radio Antariksa”. Penelitian tersebut membicarakan
tentang Talk Show yang disiarkan oleh Radio Antariksa setiap selasa hingga
kamis dan hari sabtu. Talk Show ini berisi dialog interaktif, dialog kesehatan ibu
dan anak, diaolog kesehatan jiwa, dialog medis umum dan tips-tips kesehatan.
Setiap harinya tak kurang dari 20 hingga 50 pendengar berpartisipasi dalam
program acara Talk Show ini. Baik melalui telefon, SMS, email, maupun BBM.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motif pendengar aktif
pada program Talk Show di Radio Antariksa.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Uses and
Gratifications. Teori ini berasumsi bahwa media massa tidak memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi khalayak. Khalayak menggunakan media massa sesuai
kebutuhan dan tujuan masing-masing. Metode yang digunakan adalah pendekatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Kuantitatif dengan metode survey, sedangkan jenis penelitian yang digunakan
adalah Deskriptif, dengan maksud memperoleh gambaran yang detail mengenai
susatu fenomena.
Penelitian yang kedua berjudul “Motif Masyarakat Surabaya Dalam
Menggunakan I-phone”. Penelitin tersebut untuk mengetahui tentang bagaimana
motif para pengguna ponsel pintar i-phone yang berada di Surabaya, karena iphone memiliki pangsa pasar yang jelas sehingga menjadikan i-phone tetap stabil
dalam penggunaannya. Di Indonesia sendiri, presentase pengguna i-phone
meningkat paling besar (Nielsen, pertumbuhan pengguna ponsel di Indonesia
paling tinggi 2011). Fenomena ini mengakibatkan beberapa penguna i-phone yang
membeli dan menggunakannya hanya untuk sekedar life style saja, karena brand
yang telah dibuat i-phone menjadikan para penggunanya memiliki prestige
tersendiri dalam memiliki smartphone bermerk tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan diskriptif
kuantitatif, yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu fenomena
yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian penelitian survey adalah
penelitian yang mengambil dari satu populasi dan menggunakan kuesioner.
Berdasarkan kedua penelitian diatas, penulis menyimpulkan adanya
persamaan dan perbedaan pada penelitian tersebut. Pada penelitian tesebut
memiliki persamaan dalam metode penelitiannya yaitu metode deskriptif
kuantitatif, perbedaannya hanya pada objek penelitiannya saja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan salah satu tingkatan proses komunikasi.
Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi di tujukan kepada masyarakat secara luas.
Komunikasi massa di lakukan langsung melalui media massa seperti radio,
majalah, surat kabar, dan televisi. Sifat isi pesan yang di sampaikan dalam
komunikasi massa menyangkut kepentingan orang banyak, tidak bersifat pribadi.
Komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media
untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus
menciptakan makna-makna yang di harapkan dapat mempengaruhi khalayak yang
besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.
Media massa yang merupakan saluran dari komunikasi massa secara garis
besar dibagi kedalam menjadi dua kelompok yaitu media massa cetak dan media
massa elektronik. Media massa cetak antara lain meliputi surat kabar, majalah,
dan bulletin. Sedangkan media massa elektronika mencakup media audio seperti
radio, dan audio visual yaitu televisi dan film.
Secara konsepsional karakterisitk dari komunikasi massa di antaranya
adalah :
1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya di tujukan ke khalayak yang
luas, heterogen, antonym, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis
cultural.
2. Bentuk kegiatan komunikasi bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

3. Pola penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau
khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun
kultural.
4. Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah, umpan balik atau
tanggapan dari pihak penerima (khalayak) lazimnya tertunda.
5. Kegiatan komunikasi di lakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisir.
6. Penyampaian pesan di lakukan secara berkala, tidak bersifat temporer.
Proses komunikasi mengenal 5 kelompok yaitu : sumber, komunikator,
penyajian/media pesan, komunikan, tujuan.
Untuk memahami proses komunikasi dalam penelitian ini menggunakan
teori yang di ungkapkan oleh Harold D. Lasswell. Bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab lima pertanyaan sederhana
sebagai berikut :
1. Who

: Sumber (Komunikator)

2. Says what

: Pesan-pesan atau informasi yang disampaikan

3. In which channel :Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
(Informasi)
4. To whom

: Komunikasi atau khalayak sasaran

5. With what effect :Tujuan dari tayangan yang dibuat, perubahan yang
terjadi sebagai akibat dari pesan yang diterima seseorang berupa perubahan
sikap dan tingkah laku (Deddy mulyana, 2001:41).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.2 Televisi sebagai Media Massa
Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kebutuhan-kebutuhan inilah yang memunculkan motif menggunakan media
massa khususnya televisi.
Televisi

merupakan

realitas

yang

sangat

dekat

dengan realitas

sesungguhnya yang memiliki daya tarik sangat kuat terhadap individu atau
kelompok, akibatnya dapat menimbulkan dampak yang luas dimasyarakat
(Wahyudi, 1994:7). Dalam banyak hal, khalayak lebih suka menonton televisi
karena sifatnya mendekati realitas dan instant, tanpa harus melalui fantasi yang
dibangunnya. Sebagai media massa elektronik, estetika, psikologi, moral maupun
sosial sehingga tidak ada lagi bagian yang tidak tersentuh atau terpengaruh
televisi (http://www.klik.galamedia.com, diakses 5 Agustus 2013). Media
eleltronik ini memberikan pengaruh yang kuat, dimana kekuatannya terletak pada
kesegaran dan kemampuan menyampaikan informasi baik gambar maupun suara
pada khalayak luas.
Televisi merupakan penyampaian pesan yang paling efektif dan dominan
sehingga sangat mempengaruhi persepsi seseorang tentang suatu hal, bahkan
perubahan sosial dan budaya kehidupan sehari-hari kerena kita sering atau
berulang-ulang menonton suatu tayangan tertentu.
Televisi sifatnya langsung, suatu pesan yang akan disampaikannya kepada
penonton tidak mengalami proses yang berbelit seperti halnya dengan
menggunakan bahan cetak (Effendy, 2000:176). Pesan disini dapat berupa hiburan
atau informasi-informasi yang dihasilkan, yang mengutamakan kecepatan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

mengandung nilai penting dan menarik. Setiap stasiun televisi memiliki program
acara dokumenter yang tidak sama, acara dokumeter yang ditampilkan tidak
hanya yang bersifat informatif saja melainkan ada keunikan-keunikan yang
menyuguhkan kesenangan atau hiburan untuk penontonnya. Media televisi dipilih
karena televisi lebih mampu menjangkau penonton dan mampu memenuhi
kebutuhan khalayak, mampu mengatasi jarak dan waktu, sehingga khalayak yang
tinggal di daerah-daerah dapat menikmati siaran televisi.
Televisi sendiri dapat didefinisikan dengan televisi siaran (television
broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri
komunikasi massa yakni: berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,
pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya
heterogen (Effendy. 1993:21).
Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi (Effendy, 2000:24) yaitu
sebagai berikut:
1. Fungsi Penerangan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, televisi selain
menyiarkan informasi dalam siaran pandangan mata atau berita yang
dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar faktual dan realistis.
2. Fungsi pendidikan
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan media yang layak
untuk menyiarkan acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya begitu
banyak

secara

simultan,

sesuai

dengan

makna

pendidikan

meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yakni

16

3. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan yang terdapat pada siaran televisi tampak dominan. Hal ini
karena televisi dapat menampilkan gambar hidup serta suaranya yang tampak
nyata dan bias dinikmati bersama.

2.2.3 Masyarakat sebagai Khalayak Aktif Media Massa
Salah satu prinsip dari teori Uses and Gratifications adalah anggota
khalayak dianggap secara aktif menggunakan media massa untuk memenuhi
kebutuhannya (Rakhmat, 2004:65).
Manusia merupakan, setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan secara jelas dan mempunyai sifat yang heterogen dan anonim. Dalam
hal ini masyarakat yang diteliti adalah pemirsa televisi dan sebagai khalayak aktif
yang mempunyai motif untuk memenuhi kebutuhannya mengenai informasi.
Berkaitan dengan sifat khalayak yang aktif dalam menggunakan media
(Littlejohn, 1996:354), menyatakan bahwa:
“It view member of the as actively utilizing media contents, rather than being
acted upon by the media” (Pendekatan ini melihat bahwa anggota-anggota
khelayak secara aktif menggunakan isi-isi media, dari pada bertindak pasif
terhadap media). Littlejohn (Lilik, 2001:13) juga mengungkapkan empat
karakteristik khalayak yang aktif yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

1. Selectivity adalah khalayak yang aktif melakukan pertimbangan dan seleksi
untuk menentukan media mana yang akan mereka gunakan.
2. Utilirianism adalah khalayak yang aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan mencapai tujuan mereka.
3. Intentionality adalah menunjukkan bahwa salah satu kegunaan media adalah
memberi kepuasan.
4. Involvement or effort adalah khalayak mengikuti dan berpikir dengan aktif
menggunakan media, dengan kata lain mereka tidak mudah dipengaruhi oleh
media.
Dengan demikian untuk memenuhi sebagian kebutuhannya, khalayak
bebas untuk memilih dan menggunakan sejumlah media beserta isinya atau
sumber-sumber rujukan lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Media massa
yang digunakan adalah televisi karena televisi merupakan media elektronik yang
dapat menjangkau seluruh daerah dan merupakan barang yang sudah umum dan
dimiliki oleh sebagian masyarakat. Jadi khalayak aktif disini yaitu khalayak yang
memenuhi kebutuhan akan informasi menggunakan media televisi. Beberapa
aktifitas khalayak yang berkaitan dengan penggunaan media khususnya televisi
(Dennis Mc.Quail, 2000:2003), yaitu:
1. Preactivity: Perilaku individu yang senantiasa mencari media tertentu untuk
memenuhi kepuasan akan kebutuhan intelektual.
2. Duractivity: Berkaitan dengan derajat psikologis individu yang muncul
selama menonton televisi. Tipe semacam ini akan lebih dipahami oleh
orientasi konstruktivis. Fokus semacam ini adalah pada perkiraan bagaimana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

individu menginterpretasikan pesan-pesan media akan membawa kepuasan
intelektual dan emosi bagi penontonnya.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dasar dan khalayak
secara aktif memilih media massa untuk memenuhi kebutuhannya sehingga
mendapat kepuasan dari penggunaan media massa tersebut. Khalayak mempunyai
berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan dan berharap dengan menggunakan
media dapat memenuhi kebutuhannya itu.
Menurut Mc.Quail bahwa ada empat tipologi fungsi media massa bagi
individu yaitu sebagai:
1. Informasi
2. Identitas pribadi
3. Integrasi dan interaksi sosial
4. Hiburan
Oleh karena itu pada teori Uses and Gratifications ini menunjukkan bahwa
yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap
dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan
sosial khalayak, Katz (dalam Effendy. 2000:289). Jadi, nilainya ada pada
khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan
khusus.
Jadi pada intinya teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada
dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media
dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mempu memenuhi
kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Rakhmat, 2006:204).

2.2.4 Definisi dan Deskripsi Motif
Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu (Purwanto, 2006:60). Istilah bertindak sesuatu tersebut
disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai. Motif adalah dorongan,
keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam individu
untuk melakukan sesuatu yang timbul karena kebutuhan, adanya kebutuhan
menciptakan ketegangan ini memotivasi tindakan. Banyaknya motif yang ada
pada masing-masing individu itu merupakan faktor bawaan dan pengalaman yang
disebabkan oleh banyaknya kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki individu tersebut
(As’ad dalam Ariyanti, 2005:15).
Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif
yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu. Artinya, individu
mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong
oleh sejumlah motif yang mampengaruhinya. Motif adalah suatu pengertian yang
melingkupi seluruh penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan, 2000:140).
Motif itu akan dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan aktifitas
tertentu untuk memenuhi kebutuhan kepuasan pada diri individu dan motif
seseorang dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman bersifat konstan
meskipun ada kemungkinan berubah. Motif merupakan pencerminan motif dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

mengaktifkan perilaku. Pada umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku
manusia besar sekali. Dan tampak bahwa motif seseorang pada umumnya banyak
rupanya dan pada mulanya berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari
luar dirinya (Gerungan, 2000:144).
Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada
pendapat McQuail (2000:72) sebagai berikut:
1. Motif Kognitif (Surveilance)
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu
yang diinginkan, yang terdiri dari:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungn terdekat, masyarakat dan dunia
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan
hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c. Mendapatkan informasi tentang kondisi masyarakat dan dunia
d. Dorongan rasa ingin tau, dorongan belajar serta dorongan untuk
memperoleh rasa aman melalui pengetahuan yang didapat
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan individu untuk memperkuat atau
menonjolkan sesuatu yang penting dalam diri seseorang, antara lain:
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b. Menemukan model perilaku
c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media)
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3. Motif Integrasi dan Interaksi sosial (Personal Relationships)
Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan individu untuk berhubungan
dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, antara lain:
a. Meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat sekitar
b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
c. Membantu menjalankan peran sosial
d. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
4. Motif Hiburan (Diversi)
Dalam hal ini berkaitan dengan keinginan individu untuk melepaskan diri dari
kejenuhan, antara lain:
a. Melepaskan diri dari permasalahan
b. Mengisi waktu luang
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Bersantai

2.2.5 Acara On The Spot di Trans7
On The Spot adalah program informatif yang menayangkan berbagai hal
unik yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya dengan disertai
penjelasan ringan (www.trans7.com). On The Spot sebenarnya bukan tayangan
televisi baru, tetapi merupakan tayangan televisi yang berubah konsep. On The
Spot tadinya merupakan tayangan televisi yang menayangkan video klip musik,
tetapi On The Spot kemudian bertransformasi menjadi program dokumenter

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

(menurut rating Nielsen, masuk kategori Information: Documentary) yang
mengambil potongan klip video dari situs youtube (www.tabloidbintang.com). On
The Spot dengan konsep information: documentary dikemas dengan menampilkan
fenomena, peristiwa, kejadian, dan sebagainya di setiap episodenya dengan satu
tema, dan di dalam satu tema tersebut akan ditampilkan 7 contoh fenomena,
peristiwa, kejadian dan sebagainya seperti 7 fenomena alam teraneh, 7 hewan
terunik di dunia berwarna ungu, 7 hewan terpintar di dunia, dan lain-lain. Angka 7
tersebut melambangkan bahwa tayangan ini di bawah naungan stasiun televisi
swasta Trans7.

2.2.6 Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratification menunjukkan yang menjadi permasalahan
utama bukanlah media merubah sikap dan khalayak, tetapi bagaimana media
memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi bobotnya adalah pada
khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan
khusus (Effendy, 2003:289). Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan
media untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga timbil istilah Uses and
Gratification yang itu penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rakhmat,
2002:65).
Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna
(utility), bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality), bahwa
perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity), dan bahwa
khalayak sebenarnya kepala batu (sturnborn), karena penggunaan media hanyalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap
sebagai salah satu sebagai situasi ketika kebutuhan ini terpenuhi. Mengenai
kebutuhan biasanya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan (need hierarcy)
yang ditampilkan oleh Abraham Maslow, 1954 (dalam Effendy, 2003:290). Ia
membedakan lima perangkat kebutuhan dasar yaitu :
1. Physiological needs (kebutuhan fisiologi) adalah kebutuhan primer yang
menyangkut fungsi biologis bagi organisme manusia seperti kebutuhan
pangan, sandang, papan dan kesehatan fisik.
2. Safety needs (kebutuhan keamanan) adalah kebutuhan mengenai perlindungan
dari bahaya, perlakuan tidak adil dan terjaminnya keamanan diri.
3. Love needs (kebutuhan cinta) adalah kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan
secara pribadi.
4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan) adalah kebutuhan dihargai secara
prestasi, kemampuan atau status.
5. Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri) adalah kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara
maksimal, kreativitas dan ekspresi diri.
Teori Uses and Gratifications menurut Katz, Gurevitch, dan Hass (dalam
Effendy, 2003:294) dimulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang
menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri
afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s
needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective needs, personal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

integrative, social integrative needs dan Escapist needs. Penjelasannya adalah
sebagai berikut:
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif)
2. Affective needs (kebutuhan afektif)
3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif)
4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)
5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan)
Menurut para pendirinya Katz, Gurevitch dan Blumer, Uses and
Gratifications meneliti asal mula kebutuhan yang menimbulkan harapan tertentu
dari media massa atau sumber-sumber lain yang membawa pada pola terpaan
media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat
lain.
Lebih lanjut memahami teori Uses and Gratifications maka sebagaimana
yang dikutip Katz, Gurevitch, dan Blumer (Rakhmat, 2007:66) dijelaskan bahwa
bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Asumsi dari
teori ini adalah khalayak yang aktif sengaja menggunakan media untuk mencapai
tujuan khusus. Jadi jelaslah penggunaan media massa karena didorong oleh motifmotif tertentu dan karana adanya berbagai kebutuhan yang didapat dan dipuaskan
oleh media massa. Seseorang ingin mencari kesenangan, media massa dapat
memberikan hiburan. Seseorang mengalami goncangan batin, media massa
memberikan kesempatan untuk melarian diri dari masalahnya. Dan jika seseorang
merasakan kesepian, maka media massa mampu menjadi sahabat yang baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.2.7 Teori Kebutuhan terhadap Media Massa
Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah,
radio, televisi, internet dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaannya
(exposure) secara konteks sosial tepat dimana terpaan berlangsung.
Secara umum Katz, Gurevitch, dan Hass berkeyakinan terhadap tipologi
kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam
lima kelompok yaitu:
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungan.
2. Affective needs (kebutuhan afektif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah
kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan
harga diri.
4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah kebutuhan
yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia.
Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah kebutuhan yang berkaitan
dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan
keanekaragaman (Effendy, 2003:294).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.3

Kerangka Ber fikir
Menurut Effendy (2000:19-20) dengan banyaknya televisi swasta,

khalayak pemirsa banyak diuntungkan karena dapat memilih materi yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhanya. Televisi dapat memenuhi dari sejumlah
kebutuhan yang dimiliki khalayak melalui acara-acara yang disiarkan. Menitik
beratkan is

Dokumen yang terkait

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kuantitatif Menonton Tayangan “Malam Minggu Miko” Di Kompas TV).

0 1 103

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 ).

0 0 98

MOTIF ANAK DALAM MENONTON TAYANGAN PROGRAM ACARA OPERA ANAK (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Motif Anak SD di Surabaya dalam Menonton Tayangan Program Acara OPERA ANAK di Trans 7).

0 1 108

Motif Penonton Perempuan Surabaya dalam Menonton Program Televisi “On The Spot” di Trans7 | Telengkeng | Jurnal e-Komunikasi 3789 7458 1 PB

0 1 8

MOTIF REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA SCARY JOB DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja di Surabaya Terhadap Tayangan Acara Scary Job di Trans7)

0 0 24

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER "PARADISO" DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter "PARADISO" di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA DOKUMENTER ”PARADISO” DI TRANS7 ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara Dokumenter “PARADISO“ di TRANS7 )

0 0 25

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “ON THE SPOT” DI TRANS7 (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Menonton Tayangan “On The Spot” di TRANS7)

0 0 16

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA MENONTON TAYANGAN “MALAM MINGGU MIKO” DI KOMPAS TV ( Studi Deskriptif Dengan Pendekatan Kuantitatif Menonton Tayangan “Malam Minggu Miko” Di Kompas TV)

0 0 17