PENGARUH KEBIJAKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA.

PENGARUH KEBIJ AKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :

CHUROTA AYOEN MACHFULLAH
1011010025/FEB/EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH KEBIJ AKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA


SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Ekonomi Pembangunan

Oleh :

CHUROTA AYOEN MACHFULLAH
1011010025/FEB/EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN


PENGARUH KEBIJ AKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA

Yang diajukan

CHUROTA AYOEN MACHFULLAH
1011010025

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh :

Pembimbing Utama

Dr s. Ec. M. Taufiq, MM.
NIP. 196805011993031004

Tanggal : …………………….

Mengetahui
Ka.Progdi Ekonomi Pembangunan


Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KEBIJ AKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA

Yang diajukan

CHUROTA AYOEN MACHFULLAH
1011010025

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama


Dr s. Ec. M. Taufiq, MM
NIP. 196805011993031004

Tanggal : …………………….

Mengetahui
Ka.Progdi Ekonomi Pembangunan

Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH KEBIJ AKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA


Yang diajukan

CHUROTA AYOEN MACHFULLAH
1011010025

Disetujui untuk Ujian Skripsi oleh

Pembimbing Utama

Tanggal : …………………….

Dr s. Ec. M. Taufiq, MM
NIP. 196805011993031004

Mengetahui
A/N Dekan Fakultas Ekonomi
Wakil Dekan I

Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH KEBIJ AKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA
Disusun Oleh :
CHUROTA AYOEN MACHFULLAH
1011010025/FEB/EP
Telah dipertahankan dihadapan
Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 05 Maret 2014
Pembimbing Utama

Dr s. Ec. M. Taufiq, MM
NIP. 196805011993031004


Tim Penguji
Ketua

Dr s. Ec. M. Taufiq, MM
NIP. 196805011993031004
Sekretaris

Ir. Hamidah Hendrarini, MSi
NIP. 196012271991031002
Anggota

Dr s. Ec. Marseto, MSi
NIP. 196109171990091001

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP. 196309241989031001


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan segala kerendahan hati, peneliti memanjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul :
“PENGARUH

KEBIJAKAN

TINGKAT

BUNGA

TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA”.

Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati
yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat kepada Bapak Drs. Ec. M. Taufiq, MM selaku dosen pembimbing
yang mana ikhlas telah memberikan waktu dan pemikiran selama berlangsungnya
masa bimbingan tugas akhir ini. Dan terimakasih kepada banyak pihak, yaitu
kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan
skripsi ini.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa
Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rachman Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran”
Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana, MT selaku Sekretaris Program Studi
Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
6. Bapak – bapak dan ibu – ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
yang telah dengan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya
selama masa perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.
7. Terucap khusus hormatku kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
8. Terima kasih untuk adikku yang menghibur di waktu jenuh mengerjakan

skripsi, semoga lancar menempuh pendidikan.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9. Terima kasih untuk Abdul Aziz Bakar, SE yang telah menemani dan
membimbing pengerjaan skripsi dari awal sampai akhir hingga meraih
gelar Sarjana Ekonomi J
10. Terima kasih buat sahabat – sahabat tercinta Mei Shirli, Yohana Wahyu,
Manggal Adi, Rizal Ardiansyah, Lisa Mulyandari yang telah memberi
support, dukungan serta menemani saya dalam proses pengerjaan skripsi
ini. Semoga kelak kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sekarang.
Aminn ya robbal alamin.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan peneliti. Oleh karena
itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk
penelitian selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Surabaya, Februari 2014

Peneliti

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...............................................................................

i

DAFTAR ISI

...................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ...................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

x

ABSTRAKSI

...................................................................................

xi

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................

1

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................

6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................

6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................

6

BAB II :

TINJ AUAN PUSTAKA .........................................................

8

2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................

8

2.2 Landasan Teori ...........................................................................

13

2.2.1 Tingkat Bunga..................................................................

13

2.2.1.1 Pengertian Suku Bunga ...............................................

13

2.2.1.2 Tingkat Bunga Deposito..............................................

17

2.2.1.3 Perilaku Suku Bunga Simpanan .................................

18

2.2.1.4 Teori Tingkat Bunga ...................................................

18

2.2.1.4.1 Teori Suku Bunga Aliran Klasik ............................

19

2.2.1.4.2 Teori Suku Bunga dari J.M. Keynes .......................

20

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.4.3 Sintesa Klasik dan Keynesian IS – LM .................

23

2.2.1.5 Fungsi Tingkat Suku Bunga dalam Perekonomian.......

25

2.2.1.6 Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Tingkat
Bunga .........................................................................

26

2.2.1.7 Faktor Penyebab Kenaikan Suku Bunga ......................

27

2.2.1.8 Faktor yang mendorong Penurunan Suku Bunga .........

27

2.2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi..........................................

28

2.2.2.1 Hubungan Antara Tingkat Bunga Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi .....................................................................

32

2.2.3 Tinjauan Umum Tentang Inflasi .....................................

33

2.2.3.1 Pengertian Inflasi ........................................................

33

2.2.3.2 Jenis Inflasi .................................................................

35

2.2.3.2.1 Jenis Inflasi Menurut Sifatnya ................................

35

2.2.3.2.2 Jenis Inflasi Menurut Sumber – Sumbernya ..........

36

2.2.3.2.3 Jenis Inflasi Menurut asal dari Inflasi .....................

38

2.2.3.2.4 Inflasi Menurut Bank Indonesia .............................

38

2.2.3.2.5 Inflasi Menurut Tingkat Keparahan atau Laju
Inflasi ....................................................................

39

2.2.3.3 Hubungan Antara Tingkat Bunga Terhadap
Inflasi..........................................................................

40

2.3 Kerangka Pikir ............................................................................

42

2.4 Hipotesis

...................................................................................

44

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .............................................

44

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................

44

3.2 Teknik Penentuan Sampel ..........................................................

46

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3 Teknik Penentuan Data...............................................................

46

3.3.1 Jenis Data ..........................................................................

47

3.3.2 Sumber Data ......................................................................

47

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ..............................................

47

3.4.1 Teknik Analisis ..................................................................

47

3.4.2 Uji Hipotesis ......................................................................

48

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................

53

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .........................................................

53

4.1.1 Gambaran Geografis di Indonesia ......................................

53

4.1.2 Keadaan Alam ...................................................................

53

4.1.3 Kondisi Perekonomian Indonesia Sebelum dan Sesudah
Krisis .................................................................................

54

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................

57

4.2.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum Krisis
Tahun 1983 – 1997 ............................................................

57

4.2.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sesudah Krisis
Tahun 1999 – 2012 ............................................................

58

4.2.3 Perkembangan Tingkat Inflasi Sebelum Krisis Tahun 1983
– 1997 ................................................................................

60

4.2.4 Perkembangan Tingkat Inflasi Sesudah Krisis Tahun 1999
– 2012 ................................................................................

61

4.3 Uji Hipotesis Secara Par sial ........................................................

63

4.3.1 Analisis dan Pengujian Hipotesis ..........................................

63

4.4 Pembahasan .................................................................................

70

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN................................................

75

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.1 Kesimpulan ..................................................................................

75

5.2 Saran

...................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

xii

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH KEBIJ AKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STABILITAS EKONOMI DI
INDONESIA

Oleh :
CHUROTA AYOEN MACHFULLAH
Abstraksi

Tingkat Bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang harus dibayar atas
penyewaan dana. Tingkat Bunga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dengan menciptakan iklim investasi sehingga produksi barang dan jasa
akan meningkat dan dapat menekan laju inflasi sehingga masyarakat akan
menyimpan dananya di bank.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat bunga terhadap
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi di Indonesia pada periode sebelum
krisis tahun 1983 – 1997 dan pada periode sesudah krisis tahun 1999 – 2012.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Bunga (X) sebagai
variabel bebasnya, Pertumbuhan Ekonomi (Y1) dan Tingkat inflasi (Y2) sebagai
variabel terikatnya. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu
data time series pada tahun 1983 sampai dengan 2012, data tersebut kemudian
dianalisis menggunakan Program Statistic Program for Social Science (SPSS)
dengan teknik analisis regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil pengujian dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial variabel Tingkat Bunga (X) tidak berpengaruh secara nyata (tidak
signifikan) terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y1) periode sebelum krisis
tahun 1983-1997 yang ditunjukkan dengan thitung = 0,305 < ttabel = 2,160. Variabel
Tingkat Bunga (X) berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel
Tingkat Inflasi (Y2) periode sebelum krisis tahun 1983-1997 yang ditunjukkan
dengan thitung = -2,232 > ttabel = 2,160. Variabel Tingkat Bunga (X) berpengaruh
secara nyata (signifikan) terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y1) periode
sesudah krisis tahun 1999-2012 yang ditunjukkan dengan thitung = -7,07 > ttabel =
2,179 dan variabel Tingkat Bunga (X) tidak berpengaruh secara nyata (tidak
signifikan) terhadap Tingkat Inflasi (Y2) yang ditunjukkan dengan thitung = 0,256 <
ttabel = 2,179.

Kata Kunci : Tingkat Bunga (X), Pertumbuhan Ekonomi (Y1) dan Tingkat Inflasi
(Y2)

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di negara berkembang pada umumnya memiliki masalah pembangunan
yang merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara terus – menerus dalam
rangka mencapai tujuan dan cita – cita bangsa dan negara. Pembangunan
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan pada saat ini untuk mencapai
sasaran di masa depan dalam berbagai bidang dan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat adil, makmur dan merata yang dilakukan oleh suatu
negara yang bersangkutan. (Setiawan, 2012 : 2)
Pembangunan mengandung makna yang luas sebagai suatu proses
multidimensi yang mencakup perubahan – perubahan penting dalam struktur
sosial, sikap – sikap masyarakat dan lembaga – lembaga nasional maupun lokal
dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan
pemberantasan kemiskinan. (Todaro, 2000 : 50)
Sistem perekonomian Indonesia yang berdasarkan demokrasi ekonomi
dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 maka kesinambungan
dan peningkatan pelaksanaan

pembangunan

nasional

yang

berdasarkan

kekeluargaan, perlu senantiasa dipelihara serta ditumbuh kembangkan dengan
baik. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka pelaksanaan pembangunan ekonomi
harus lebih banyak memperhatikan keserasian, keselarasan serta keseimbangan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pada unsur – unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. (Harijanto, 1996 : 1)
Terpeliharanya stabilitas moneter adalah salah satu dimensi stabilitas
nasional yang merupakan bagian integral dan sasaran pembangunan nasional.
Stabilitas moneter yang

mantap mempengaruhi luas terhadap kegiatan

perekonomian, termasuk diantaranya kegiatan di sektor perbankan. Ada beberapa
hal yang menjadi tolak ukur stabilitas moneter, salah satunya adalah dilihat dari
laju inflasi pada tingkat yang cukup rendah. (Aulia Pohan, 2008 : 51)
Stabilisasi ekonomi merupakan salah satu asas pembangunan ekonomi
sebagaimana ditetapkan dalam trilogi pembangunan karena merupakan prasyarat
yang penting bagi kelancaran serta berhasilnya pembangunan ekonomi,
khususnya dalam menciptakan iklim ekonomi yang mampu meningkatkan gairah
masyarakat untuk mendorong kegiatan investasi. (Rusman, 2009)
Tingkat investasi yang rendah akan menurunkan potensi pertumbuhan
ekonomi panjang. Adanya fluktuasi yang tinggi dalam pertumbuhan keluaran
produksi akan mengurangi tingkat keahlian tenaga kerja yang lama menganggur.
Inflasi yang tinggi dan fluktuasi yang tinggi menimbulkan biaya yang sangat
besar kepada masyarakat. Beban terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan
oleh penduduk miskin yang mengalami penurunan daya beli. Selain itu inflasi
yang berfluktuasi tinggi juga menyulitkan pembedaan pergerakan harga yang
disebabkan oleh perubahan permintaan atau penawaran barang dan jasa dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

kenaikan umum harga – harga yang disebabkan oleh permintaan yang berlebih.
(Bappenas, 2005)
Dalam perkembangan dewasa ini, Bank Indonesia telah mampu
mengendalikan stabilitas moneter dan tingkat inflasi juga terkendali. Proses
pengendalian ekonomi masih berjalan lambat sehingga perlu didukung oleh
kebijakan moneter yang relatif longgar. Upaya mendorong kegiatan ekonomi
dengan tingkat investasi yang rendah mengakibatkan peningkatan konsumsi yang
terindikasi telah memberikan tekanan terhadap inflasi. Kebijakan moneter dalam
jangka menengah 2005 – 2008 tetap mengarah kepada pengupayaan tingkat inflasi
yang rendah dan stabil sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi.
Sedangkan dalam jangka pendek diarahkan untuk mengendalikan tekanan inflasi
yang semakin nyata. (Chalidia, 2007 : 46)
Perkembangan inflasi di Indonesia menunjukkan fluktuasi yang bervariasi
dari waktu ke waktu. Pembicaraan mengenai inflasi di Indonesia mulai populer
ketika laju inflasi demikian tinggi hingga mencapai 650 persen pada dasawarsa
1960-an. Berdasarkan pengalaman pahit tersebut, pemerintah berusaha untuk
mengendalikan laju inflasi. Pada tahun 1972 sampai dengan 1980 – an rata – rata
laju inflasi masih berada pada level dua digit, tetapi pada tahun 1984 sampai tahun
1996 laju inflasi dapat dikendalikan pada level satu digit. Krisis ekonomi yang
terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997 membuat laju inflasi di
Indonesia naik menjadi dua digit yaitu sebesar 11,05 persen dan mencapai
puncaknya pada tahun 1998 sebesar 77,63 persen (Badan Pusat Statistik). Nilai
tertinggi pada tahun 1998 merupakan dampak dari merosotnya nilai tukar rupiah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

terhadap dolar dan faktor sosial politik yang tidak aman, sehingga mengakibatkan
harga barang dan jasa terus meningkat tajam sampai akhir tahun 1998.
(http://repository.ipb.ac.id)
Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis moneter mulai mengalami
perbaikan. Hal ini dilihat dari menurunnya laju inflasi sebesar 75,62 persen
menjadi 2,01 persen pada tahun 1999. Laju inflasi pada tahun 2001 sampai 2002
kembali naik pada level dua digit sebesar 12,55 persen dan 10,05 persen.
Penyebab tingginya laju inflasi tersebut, selain kondisi keamanan dalam negeri
yang kurang kondusif juga dipicu oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga
BBM, tarif listrik dan telepon. (http://repository.usu.ac.id)
Pada tahun 2005 laju inflasi kembali naik mencapai 17,11 persen. Ini
adalah inflasi tertinggi pasca krisis moneter Indonesia (1997/1998). Penyesuaian
terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan menjadi faktor
utama tingginya inflasi tahun 2005. Tingginya harga minyak di pasar
internasional menyebabkan pemerintah berusaha untuk menghapuskan subsidi
BBM. Jika melihat inflasi bulanan pada tahun 2005 yang tertinggi terjadi pada
bulan Oktober yaitu sebesar 8,70 persen. Inflasi tahun 2008 mencapai 11,06
persen naik sebesar 4,47 persen bila dibandingkan dengan tahun 2007. Pada
Januari tahun 2008 laju inflasi sebesar 1,77 persen. Inflasi bulanan tertinggi
dicapai pada bulan Juni yaitu sebesar 2,46 persen. Inflasi pada tahun 2008 selain
dipengaruhi oleh krisis keuangan global, juga dipengaruhi oleh inflasi harga yang
diatur pemerintah dan bahan makanan yang bergejolak. Laju inflasi tahun 20092010 menunjukkan kondisi yang relatif stabil dimana pada tahun 2009 inflasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

sebesar

2,78

persen

dan

tahun

2010

tidak

semua

inflasi

sebesar

6,96

persen.

(http://repository.ipb.ac.id)
Pada

prinsipnya

berdampak

negatif

pada

perekonomian. Terutama jika terjadi inflasi ringan yaitu inflasi dibawah 10
persen. Inflasi ringan justru dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Hal ini karena inflasi mampu memberi semangat pada pengusaha, untuk lebih
meningkatkan produksinya. Pengusaha bersemangat memperluas produksinya,
karena dengan kenaikan harga yang terjadi para pengusaha mendapat lebih
banyak keuntungan. Selain itu, peningkatan produksi memberi dampak positif
lain, yaitu tersedianya lapangan kerja baru. Inflasi akan berdampak negatif jika
nilainya melebihi sepuluh persen. (http://ardra.biz)
Pasca krisis tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami
ekspansi, meskipun belum mampu menyamai pertumbuhan ekonomi pada masa
pemerintahan Orde Baru. Saat ini ekonomi Indonesia secara meyakinkan terus
mengalami pertumbuhan dengan besaran diatas 5 persen rata – rata per tahun.
Badan Pusat Statistik 2011 melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi
Indonesia mencapai angka 6, persen. Angka yang cukup tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya yang hanya sekitar 4,6 persen. Perkembangan pertumbuhan
ekonomi Indonesia cenderung meningkat tiap tahunya yaitu 6,3 persen pada tahun
2007, 6,0 persen pada tahun 2008, 4,6 persen pada tahun 2009 kemudian naik
pada tahun 2010 sebesar 6,1persen. Pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

konsisten tersebut memasukkan Indonesia sejajar dengan beberapa negara maju
seperti Cina, Jepang dan beberapa negara maju lainnya. (Syahril, 2012)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengangkat judul “Pengaruh
Kebijakan Tingkat Bunga Terhadap Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi
Di Indonesia”.
1.2 Perumusan masalah
Berkaitan dengan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1) Apakah tingkat bunga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia ?
2) Apakah tingkat bunga berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas,
maka tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan penelitian ini adalah :
1) Untuk

mengetahui

apakah

tingkat

bunga

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia
2) Untuk mengetahui apakah tingkat bunga berpengaruh terhadap inflasi di
Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak antara
lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1. Sebagai media latihan bagi penulis untuk menerapkan ilmu dan teori yang
diperoleh selama masa perkuliahan
2. Sebagai

penambahan

perbendaharaan

informasi

perpustakaan

di

dan

referensi untuk

Fakultas

Ekonomi

melengkapi
Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Sebagai hasil penelitian yang juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
– pihak yang memerlukan serta dapat digunakan untuk penelitian serupa
pada lingkup yang lebih luas lagi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu diperlukan untuk studi perbandingan dalam
penelitian selanjutnya dan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
penulisan skripsi ini antara lain :
a. Abida Muttaqiena (2013) dengan jurnal yang berjudul “ Analisis
Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap
Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia 2008 – 2012 “
Dalam penelitian ini, variabel dependent (Y) adalah Dana Pihak Ketiga
Perbankan Syariah Indonesia. Dan variabel independent yang digunakan
adalah PDB (X1), Inflasi (X2), Suku Bunga Deposito (X3), Kurs (X4)
Dengan menggunakan Uji Analisis Linier Berganda, hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara bersama – sama variabel – variabel PDB (X1),
Inflasi (X2), Suku Bunga Deposito (X3) dan Nilai Tukar Rupiah (X4)
berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
Indonesia (Y). Sedangkan secara parsial variabel PDB (X1) berpengaruh
signifikan terhadap variabel Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
Indonesia (Y). Untuk variabel Inflasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap
variabel Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Indonesia (Y). Variabel
Suku Bunga Deposito (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel Dana
Pihak Ketiga Perbankan Syariah Indonesia (Y). Dan Variabel Nilai Tukar

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Rupiah (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel Dana Pihak Ketiga
Perbankan Syariah Indonesia (Y).
b. Luciana Spica Almilia dan Anton Wahyu Utomo (2006) dengan jurnal
yang berjudul “ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku
Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia “
Dalam penelitian ini, Variabel dependent (Y) adalah Tingkat Suku Bunga
Deposito Bank Umum 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Dan
variabel independent yang digunakan adalah Likuiditas Perekonomian
(X1), Tingkat Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X3), CAR (X4), ROA
(X5), LDR (X6)
Dengan menggunakan Uji Analisis Linier Berganda, hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa secara bersama – sama variabel – variabel Likuiditas
Perekonomian (X1), Tingkat Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X3),
CAR (X4), ROA (X5) dan LDR (X6) berpengaruh secara signifikan
terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum (Y).
Sedangkan secara parsial, pada penetapan Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka 3 bulan (Y), variabel – variabel bebas yang berpengaruh pada
taraf nyata 95% (α = 0,05) adalah Tingkat Inflasi (X2), ROA (X5) dan
LDR (X6). Variabel Likuiditas Perekonomian (X1), Pertumbuhan Ekonomi
(X3) dan CAR (X4) tidak memiliki pengaruh signifikan. Sedangkan pada
penetapan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka 6 bulan, variabel –
variabel bebas yang berpengaruh pada taraf nyata 95% (α = 0,05) adalah
ROA (X5) dan LDR (X6). Variabel Likuiditas Perekonomian (X1), Tingkat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X3) dan CAR (X4) tidak memiliki
pengaruh signifikan. Pada penetapan Tingkat Suku Bunga Deposito
Berjangka 12 bulan, variabel – variabel bebas yang berpengaruh pada taraf
nyata 95% (α = 0,05) adalah ROA (X5) dan LDR (X6). Variabel Likuiditas
Perekonomian (X1), Tingkat Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X3) dan
CAR (X4) tidak memiliki pengaruh signifikan.
c. Chalidia (2008) dengan judul “ Analisis Pengaruh Tingkat Suku
Bunga dan Inflasi Terhadap Jumlah Deposito Berjangka Di Indonesia “
Dalam penelitian ini, Variabel dependent (Y) adalah Jumlah Deposito
Berjangka. Dan variabel independent yang digunakan adalah Tingkat Suku
Bunga Deposito (X1), Tingkat Inflasi (X2), Dummy (X3).
Dengan menggunakan Uji Analisis Linier Berganda, hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh nyata variabel
Tingkat Suku Bunga Deposito (X1), Tingkat Inflasi (X2), Dummy (X3)
terhadap variabel Jumlah Deposito Berjangka di Indonesia (Y). Hal ini
diketahui dari uji F yaitu diperoleh Fhitumg = 19,55954 > Ftabel = 5,29.
Sedangkan secara parsial dengan nilai thitung sebesar 0,177 < ttabel sebesar
2,68 variabel Tingkat Suku Bunga Deposito (X1) berpengaruh secara nyata
atau signifikan terhadap variabel Jumlah Deposito Berjangka di Indonesia
(Y). Untuk variabel Tingkat Inflasi (X2) dengan nilai thitung sebesar -0,417
< ttabel sebesar 2,68 berpengaruh secara nyata atau signifikan terhadap
variabel Jumlah Deposito Berjangka di Indonesia (Y). Variabel Dummy
(X3) dengan nilai thitung sebesar 5,72 > ttabel sebesar 2,68 berpengaruh nyata

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

atau signifikan terhadap variabel Jumlah Deposito Berjangka di Indonesia
(Y)
d. Aang Raka Ade Saputra (2010) dengan judul “ Analisis Beberapa
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank
Yang Go Public Di BEI “
Dalam penelitian ini, variabel dependent (Y) adalah Suku Bunga Deposito.
Dan variabel independent yang digunakan adalah Likuiditas Perekonomian
(X1), Tingkat Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X3), CAR (X4), ROA
(X5), LDR (X6).
Dengan menggunakan Uji Analisis Linier Berganda, hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh variabel Likuiditas
Perekonomian (X1), Tingkat Inflasi (X2), Pertumbuhan Ekonomi (X3),
CAR (X4), ROA (X5), LDR (X6) terhadap variabel Tingkat Suku Bunga
Deposito (Y). Hal ini diketahui dari uji F yaitu diperoleh Fhitumg = 13,057 >
Ftabel = 8,94. Sedangkan secara parsial dengan nilai thitung sebesar -2,199 >
ttabel sebesar -3,1824 variabel Likuiditas Perekonomian (X1) berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap variabel Tingkat Suku Bunga Deposito
Pada Bank Yang Go Public (Y). Untuk variabel Tingkat Inflasi (X2)
dengan nilai thitung sebesar -0,943 > ttabel sebesar -3,1824 berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap variabel Tingkat Suku Bunga Deposito
Pada Bank Yang Go Public (Y). Variabel Pertumbuhan Ekonomi (X3)
dengan nilai thitung sebesar -1,710 > ttabel sebesar -3,1824 berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap variabel Tingkat Suku Bunga Deposito

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Pada Bank Yang Go Public (Y). Untuk variabel CAR (X4) dengan nilai
thitung sebesar 1,560 < ttabel sebesar 3,1824 berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap variabel Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank
Yang Go Public (Y). Variabel ROA (X5) dengan nilai thitung sebesar -0,811
> ttabel sebesar -3,1824 berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
variabel Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank Yang Go Public (Y).
Dan untuk variabel LDR (X6) dengan nilai thitung sebesar 1,162 < ttabel
sebesar 3,1824 berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel
Tingkat Suku Bunga Deposito Pada Bank Yang Go Public (Y).
e. Ditha Rima Kurniasari (2011) dengan judul “ Analisis Pengaruh
Investasi, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Dan Tingkat Suku Bunga
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia “
Dalam penelitian ini, variabel dependent (Y) adalah Pertumbuhan
Ekonomi. Dan variabel independent yang digunakan adalah Investasi (X1),
Tingkat Inflasi (X2), Kurs Valas (X3), Suku Bunga (X4)
Dengan menggunakan Uji Analisis Linier Berganda, hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh secara simultan
dan nyata variabel Investasi (X1), Tingkat Inflasi (X2), Kurs Valas (X3),
Suku Bunga (X4) terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y). Hal ini
diketahui dari uji F yaitu diperoleh Fhitumg = 12,635 > Ftabel = 3,48.
Sedangkan secara parsial dengan nilai thitung sebesar 1,377 < ttabel sebesar
2,228 variabel Investasi (X1) tidak berpengaruh secara nyata dan positif
terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y). Untuk variabel Tingkat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Inflasi (X2) dengan nilai thitung sebesar -1,533 < ttabel sebesar -2,228
berpengaruh secara nyata negatif terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi
(Y). Variabel Kurs Valas (X3) dengan nilai thitung sebesar -1,060 < ttabel
sebesar -2,228 tidak berpengaruh nyata negatif terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Y). Untuk variabel Tingkat Suku Bunga (X4)
dengan nilai thitung sebesar -1,084 < ttabel sebesar -2,228 tidak berpengaruh
secara nyata negatif terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Tingkat Bunga
2.2.1.1 Pengertian Suku Bunga
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari
pinjaman. Suku Bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu.
Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur
yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Menurut Karl dan Fair (2001), suku bunga adalah pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman.
Menurut Miskhin (2007), suku bunga adalah biaya pinjaman atau harga
yang dibayar atas penyewaan dana. Miskhin memandang suku bunga dari sisi
peminjam (borrower).
Siamat (2005) membedakan pengertian bunga (interest) dalam 2
perspektif, yaitu : (1) bunga dari sisi permintaan. Bunga dari sisi permintaan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

sisi penawaran merupakan pendapatan atas pemberian kredit. Bunga merupakan
sewa atau harga dari uang, (2) bunga dari sisi penawaran. Pemilik dana akan
menggunakan atau mengalokasikan dananya pada jenis investasi yang
menjanjikan pembayaran bunga yang lebih tinggi.
Suku bunga merupakan harga yang dibayar atas kepemilikan sejumlah
dana atau modal. Suku bunga menurut Irving Fisher membedakan suku bunga
dalam dua jenis yakni suku bunga nominal (nominal interest rate) dan suku bunga
riil (real interest rate). Suku bunga nominal adalah suku bunga yang masih
mengandung faktor inflasi. Sedangkan suku bunga riil merupakan tingkat suku
bunga yang didapat dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar
keuangan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
i=r+π
dimana,
i = suku bunga nominal,
r = suku bunga riil,
π = tingkat inflasi
Untuk kasus di Indonesia yang memiliki sistem ekonomi terbuka kecil,
yaitu terbuka akan mobilisasi sumber kapital global walau peranannya kecil dalam
perekonomian global, cenderung dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi di negara
ekonomi terbuka besar. Dalam sistem ekonomi terbuka kecil tingkat besaran suku
bunga yang berlaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

a. Domestic money market
Besaran suku bunga ditentukan dari keseimbangan antara permintaan dan
penawaran di pasar keuangan domestik. Pasar keuangan yang stabil akan
mendorong terciptanya keseimbangan tingkat suku bunga. Dengan pasar
uang yang stabil juga mendorong terjadinya efisiensi dalam pasar uang.
b. Expected rate of devaluation
Harapan akan menguatnya nilai uang di masa yang akan datang juga akan
menentukan besaran suku bunga. Sebab, ekspektasi terhadap nilai mata
uang yang akan lebih besar di masa yang akan datang akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat untuk memegang uang. Hal ini meningkatkan
besaran suku bunga dengan asumsi jumlah uang beredar tetap, cateris
paribus.
c. Expected inflation
Harapan akan meningkatnya tingkat harga ditandai dengan terjadinya
inflasi di waktu yang akan datang, akan meningkatkan permintaan
terhadap uang. Hal ini akan meningkatkan besaran suku bunga dengan
asumsi jumlah uang yang beredar tidak berubah, cateris paribus.
d. Imported interest rate
Mengingat Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbuka kecil
pasti akan ikut terpengaruhi oleh perekonomian internasional. Termasuk
variabel suku bunga yang akan ditetapkan sebagai suku bunga nasional.
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada
nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah
kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). (Kasmir, 2002)
Dalam kegiatan perbankan sehari – hari ada 2 (dua) macam bunga yang
diberikan nasabahnya yaitu :
a. Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau
balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga
simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya.
Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito
b. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai
contoh bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
dikeluarkan kepada nasabah. Sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan
yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman
masing – masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh
seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga
terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.
Naik turunnya tingkat suku bunga dipengaruhi oleh penawaran dan
permintaaan uang. Tingkat suku bunga cenderung naik / meningkat apabila
permintaan debitur / peminjam lebih besar daripada jumlah uang atau dana yang
ditawarkan kreditur. Sebaliknya, tingkat suku bunga cenderung menurun apabila

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

permintaan debitur lebih kecil daripada jumlah uang atau dana yang ditawarkan
kreditur.
2.2.1.2 Tingkat Bunga Deposito
Setiap nasabah dalam menanamkan dananya di bank selalu berharap uang
yang disimpan tersebut aman dan menghasilkan bunga. Bunga tersebut atau
simpanan diatas oleh bank diberikan bunga yang sesuai dengan jenis simpanan
yang berada pada bank yang bersangkutan. Demikian pula dengan deposito disini
disebut simpanan mahal dalam arti makin panjangnya waktu penyimpanan
deposito, maka makin tinggi pula bunga yang diberikan pada simpanan tersebut.
Pada umumnya pembayaran bunga dikeluarkan oleh bank pada setiap
tanggal satu tiap bulan menurut jangka waktu simpanannya, misalnya jangka
waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Dalam pembayaran bunga deposito disini diperhitungkan menurut
peraturan kebijaksanaan bunga deposito tersebut bisa didasari oleh beberapa hal
antara lain :
1. Lamanya simpanan akan jangka waktu penyimpanan dari dana masyarakat
yang berbentuk deposito
2. Bunga deposito diberikan berdasarkan prosentase nilai nominal deposito
3. Pengambilan bunga deposito sesuai dengan kebijaksanaan pihak bank dan
deposan
Dalam hal ini jika simpanan – simpanan deposito dapat diambil sebelum jatuh
tempo maka pihak bank akan menghitung bunga penyesuaian. (Ahmad Bagas
Restyono, 2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.1.3 Perilaku Suku Bunga Simpanan
Perilaku suku bunga simpanan (deposito) akan mengikuti kebijakan
moneter yang ditempuh oleh Bank Indonesia. Bank konvensional akan
memprediksi tingkat suku bunga pasar yang akan datang, kemudian menentukan
tingkat bunga deposito yang akan dijual. Bila diprediksi likuiditas perekonomian
semakin ketat, dimana Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga SBI untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar, maka bank konvensional akan
menetapkan suku bunga deposito relatif tinggi diatas bunga SBI untuk deposito
yang berjangka waktu lama. Sebaliknya jik diprediksi likuiditas perekonomian
akan longgar, tingkat suku bunga deposito akan semakin rendah untuk deposito
berjangka waktu lama. Pada kondisi ini bank akan menetapkan suku bunga
deposito jangka pendek lebih tinggi agar deposan menyimpan dananya dalam
deposito jangka pendek, sebab bank memprediksi bahwa pada periode berikutnya
suku bunga akan turun. (http://www.library.upnvj.ac.id/)
2.2.1.4 Teori Tingkat Bunga
Ada beberapa teori tingkat bunga yaitu (Boediono,1998) :
a. Tingkat bunga nominal
Tingkat bunga nominal harus dibayar debitur kepada kreditur
disamping pengambilan pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo.
Tingkat bunga nominal sebenarnya adalah penjumlahan dari unsur –
unsur tingkat bunga yaitu tingkat bunga murni (pure interest rate),
premi resiko (risk premium), biaya transaksi (transaction cost) dan
premi inflasi yang diharapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b. Tingkat bunga riil
Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal minus laju inflasi
yang terjadi selama periode yang sama.
2.2.1.4.1 Teori Suku Bunga Aliran Klasik
Dalam teori klasik yang dikutip dari Boediono (1980), bunga adalah harga
dari loanable funds (dana investasi). Teori ini dikembangkan oleh kelompok
ekonom klasik pada abad 19. Tingkat bunga adalah salah satu indikator dalam
memutuskan apakah seseorang akan menabung atau melakukan investasi. Makin
tinggi tingkat bunga, makin banyak dana yang ditawarkan. Dengan demikian,
terdapat hubungan positif antara tingkat bunga dengan jumlah dana yang
ditawarkan (Boediono, 1991). Pada prinsipnya, tingkat bunga adalah harga yang
harus dibayarkan atas penggunaan dana untuk setiap unit waktu yang telah
ditentukan melalui interaksi permintaan dan penawaran.
Permintaan akan loanable fund memiliki hubungan negatif dengan tingkat
bunga. Dengan asumsi pendapatan dan faktor – faktor lainnya konstan,
peningkatan tingkat bunga akan menurunkan permintaan terhadap dana
peminjaman (loanable fund). Asumsi – asumsi tersebut berlaku dalam
perekonomian dalam keadaan full employment, harga konstan, supply of money
tetap dan informasi sempurna.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

interest rate

D2

S1

D1

S2

i2
i1

LF 1

LF 2

Loanable funds

Gambar 1. Keseimbangan di Pasar Dana
Sumber : Boediono, 1980, Ekonomi Moneter, BPFE : Yogyakarta
2.2.1.4.2 Teori Suku Bunga dari J .M. Keynes
Menurut Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter, yang
artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang
(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
(GNP). Sepanjang uang itu mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat
bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi.
Dan demikian akan mempengaruhi GNP harga barang (teori kuantitas uang).
Dalam teori ini, ada tiga motif kenapa orang menghendaki memegang
uang. Motif itu meliputi keinginan untuk bertransaksi, berjaga – jaga dan
berspekulasi. Tiga motif inilah yang merupakan sumber timbulnya “ permintaan
akan uang “, yang diberi nama liquidity preference.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

a. Motif Transaksi (Transaction motive)
Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang
memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi – transaksi
yang dilakukan dan permintaan masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan dan tingkat bunga. Semakin tinggi pendapatan
nasional semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula
kebutuhan uang untuk memenuhi transaksi.
b. Motif Berjaga – jaga (Precautionary motive)
Keynes membedakan permintaan akan uang untuk tujuan melakukan
pembayaran – pembayaran tidak reguler atau yang diluar rencana transaksi
normal. Misalnya, untuk pembayaran keadaan darurat seperti kecelakaan,
sakit dan pembayaran yang tidak terduga lainnya. Orang memanfaatkan
uang untuk keadaan yang tidak terduga tersebut, karena sifat uang yang
likuid, yaitu mudah ditukarkan dengan barang lain.
c. Motif Spekulasi (Speculative motive)
Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama
untuk tujuan memperoleh “keuntungan” yang bisa diperoleh dari
seandainya pemegang uang tersebut meramal apa yang terjadi dengan
betul. Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung
antara ketersediaan orang membayar harus uang tersebut (tingkat bunga)
dengan unsur permintaan uang untuk tujuan spekulasi. Permintaan besar
apabila tingkat bunga rendah dan apabila tingkat bunga tinggi maka
permintaan kecil. Orang perlu memegang uang tunai dan karena kegiatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

spekulasi tersebut bisa mendapatkan keuntungan. Maka orang akan
bersedia membayar harga tertentu untuk memegang uang tunai.
Permintaan akan uang yang menurut Keynes disebut dengan “ liquiditas
preference “ (permintaan uang) tergantung dari tingkat bunga. Sumbu horizontal
mengukur jumlah dan permintaan uang dengan sumbu vertikal untuk tingkat
bunga.
Tingkat Bunga

Jumlah uang

r
Liquidity Preference
Jumlah uang dan permintaan uang

Gambar 2. Teori Keynes Mengenai Hubungan Jumlah dan Permintaan Uang
terhadap Tingkat Bunga
Permintaan akan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat
bunga. Keynes mengatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya
tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun di bawah tingkat normal,
makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat normal
(yakin bahwa bunga akan naik di waktu yang akan datang). Jika mereka
memegang surat berharga di waktu suku bunga naik, maka harganya akan turun.
Dan mereka akan menderita kerugian (capital loss). Mereka akan menghindari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang di pegangnya dengan
sendirinya menambah uang kas yang dipegang, pada waktu tingkat bunga naik.
Hubungan permintaan negatif dengan tingkat bunga juga berkaitan dengan
ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money). Makin tinggi
tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas (dalam bentuk
tingkat bunga yang tidak diperoleh karena kekayaan diwujudkan dalam bentuk
uang kas), sehingga keinginan memegang uas kas juga turun. Sebaiknya jika
tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah
sehingga permintaan akan uang kas naik.
2.2.1.4.3 Sintesa Klasik dan Keynesian : IS – LM
Sintesa klasik tingkat bunga timbul karena uang adalah produktif dan
sebagai dana investasi. Dana ditangan pengusaha bisa menambah modal dan
mendatangkan keuntungan yang tinggi. Dengan kata lain, uang dapat
meningkatkan produktifitas dan karena adanya kenaikan produktifitas ini maka
pengusaha mau membayar bunga. Sedangkan sintesa Keynes menekankan uang
sebagai aktiva likuid untuk memperoleh keuntungan di pasar keuangan
(Boediono, 1980).
Kedua sintesa te