Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, sehingga
penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“PENGARUH

KINERJ A

PERUSAHAAN

DENGAN

KEUANGAN
GOOD

TERHADAP

CORPORATE

NILAI


GOVERNANCE

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI”. Penyusunan skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 Jurusan Manjemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi
banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang telah
memberikan segala bantuan, dorongan, dan saran dari awal hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada
beberapa pihak yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini,
terutama kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Drs. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Dra.Ec. Tri Kartika P, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk bagi kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dengan segala dedikasinya yang telah memberikan
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Untuk papa Harry, terimakasih atas dukungannya selama ini. Tidak terhitung
berapa banyak dukungan yang telah engkau berikan, baik moril maupun
materiil.
7. Untuk mama terimakasih atas nasehat dan kasih sayang yang sangat berarti.
Semoga akan selalu berguna untuk kehidupanku mendatang.
8. Untuk papa & ibu terimakasih atas semua nasehat dan semangat yang telah
diberikan.
9. Untuk adekku Arta, walau nakal tapi nurut sama kakak mau nganter
kemanapun kakak pergi. Makasih yaa dekk…
10. Untuk keluarga tercinta yang lain terimakasih atas bantuan dan dukungan
dalam proses penyusunan skripsi ini.

11. Untuk Tommy, meskipun berada jauh tapi gak henti-hentinya ngasih bantuan
dan dukungan biar aku cepet lulus. Makasih yaaa….
12. Sahabat-sahabatku Mei, Agustine, Vira, Indah, Mustika, Cellinia, dan Refi
terimaksih atas supportnya, terimaksih karena telah menjadi sahabatku sampai
sekarang.
13. Untuk semua teman – teman dan pihak – pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, terimakasih banyak semoga kebaikan kalian mendapatkan balasan
dari Allah SWT, Amin.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pihak yang berkepentingan lainnya. Atas
perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Surabaya, Maret 2012


Ferry Madi Ika Pratama

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………

i

DAFTAR ISI ……………………………………………………..

iv

DAFTAR TABEL

viii


……………………………….…………….

DAFTAR GAMBAR …………………………....……… ………..

ix

DAFTAR LAMPIRAN ………….………………………………

x

ABSTRAK ……………………………………………………….

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………… …….

1


1.2 Perumusan Masalah ……………………………………

8

1.3 Tujuan Penelitian

…………………………………… ..

8

……………………………………

9

1.4 Manfaat Penelitian
BAB II K AJIAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

…………………………...


10

2.2 Tinjauan Teori ………………………………………....

14

2.2.1 Laporan Keuangan

…………………………...

2.2.1.1

Arti Penting Laporan Keuangan

2.2.1.2

Pihak yang Berkepentingan Terhadap Posisi
Keuangan


……………………………

2.2.1.3

Pengertian Laporan Keuangan

2.2.1.4

Bentuk Laporan Keuangan

14

14

……...

14

………….


15

……………………

17

Tujuan Analisa Laporan Keuangan ….

18

2.2.2 Analisa Laporan Keuangan
2.2.2.1

……

14

2.2.3 Nilai Perusahaan

……………………………..


18

2.2.4 Kinerja Keuangan ……………………………..

21

2.2.4.1

Pengertian Kinerja Keuangan ………..

21

2.2.4.2

Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

22

iv


..

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.5

2.2.4.3

Pengukuran Kinerja Keuangan

………

2.2.4.4

Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Good Corporate Governance ……….................
2.2.5.1

26

………………………….

28

………………………….

30

Tujuan Penerapan Good Corporate
Governance

2.2.5.5

………………………….

Prinsip – Prinsip dalam Good Corporate
Governance

2.2.5.4

26

Arti Penting Good Corporate
Governance

2.2.5.3

26

Pengertian dan Konsep Good Corporate
Governance

2.2.5.2

23

………………………….

31

Manfaat dan Faktor Penerapan Good
Corporate Governance

………………

32

2.2.5.5.1 Manfaat Penerapan Good Corporate
Governance

......................

32

2.2.5.5.2 Faktor Penerapan Good Corporate
Governance
2.2.5.6

……………...

Mekanisme Good Corporate Governance

2.2.6 Kepemilikan Manajerial

33
35

……………………….

36

……………………………………..

37

2.2.8 Teori Agensi ……………………………………..

38

2.2.7 Teori Sinyal

2.2.9 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Nilai Perusahaan

……………………………….

40

2.2.10 Good Corporate Governance sebagai Variabel
Pemoderasi

…………………………………… ..

42

2.3

Kerangka Konseptual

…………………………………… ..

44

2.4

Perumusan Hipotesis

…………………………………… ..

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………….

45

3.2 Teknik Penetuan Sampel

……………………………….

46

……………………………..

48

……………………………….

49

3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Teknik Pengolahan Data

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

……………………..

49

…………………………………

49

……………………………….. ….

50

3.6 Uji Asumsi Klasik …………………………………… ….

53

3.5.1 Teknik Analisis
3.5.2 Uji Hipotesis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ………………………..... ….

57

4.1.1 Sejarah Pasar Modal di Indonesia ………………....

56

4.1.1.1

Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia

……

60

4.1.1.2

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

….

61

4.1.1.3

Persyaratan Perusahaan untuk Go Public

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan ……………………
4.1.2.1

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

4.1.2.2

PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk

4.1.2.3

PT. Sekar Laut Tbk

4.1.2.4

62
62

…....

63

………..

64

……………………

66

PT. Siantar Top Tbk ……………………

67

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………….

68

4.2.1 Nilai Perusahaan

……………………………….

68

4.2.2

Return On Assets

……………………………….

70

4.2.3

Good Corporate Governance ……………………..

72

4.3 Analisis Hasil Penelitian

……………………………….

74

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ……………………………….

74

4.3.1.1

Uji Normalitas ………………………….

74

4.3.1.2

Uji Autokorelasi ………………………..

77

4.3.1.3

Uji Multikolinearitas

78

vi

………………….

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.1.4

Uji Heteroskedatisitas ………………….

4.3.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

79

…………….

81

………………….

82

………………………….

83

4.3.5 Uji Pengaruh Secara Parsial ………………………

84

4.3.3 Uji Pengaruh Secara Simultan
4.3.4 Koefisien Determinasi

4.4 Pembahasan ……………………………………………..

86

4.4.1 Pengaruh Simultan Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Good Corporate
Governance sebagai Variabel Pemoderasi

………

86

4.4.2 Pengaruh Parsial Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Good Corporate
Governance sebagai Variabel Pemoderasi

……...

87

…………………………………………… ..

91

……………………………………………….. ….

92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Data Nilai Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2010

…………………….

5

………………………………………

48

Tabel 3.1

Data Perusahaan Sampel

Tabel 4.1

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food and Beverages
Tahun 2005 – 2010

Tabel 4.2

68

Return On Assets Pada Perusahaan Food and Beverages
Tahun 2005 – 2010

Tabel 4.3

…………………………………………. …

…………………………………………. …

70

Good Corporate Governance Pada Perusahaan Food and
Beverages Tahun 2005 – 2010

…………………………………

72

………………………………………......

74

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Pada Residual (ui)

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

…………………………………. ….

78

Tabel 4.8

Hasil Uji Hetroskedatisitas

……………………………………..

80

Tabel 4.9

Hasil Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance

……………………….

76

……………………………………... ….

77

dan Interaksinya Terhadap Nilai Perusahaan

……………….. ….

81

Tabel 4.10

Hasil Uji Secara Simultan (F) …………………………. ……….. 82

Tabel 4.11

Nilai Koefisien Determinasi

Tabel 4.12

Hasil Uji Secara Parsial (t)

……………………………….. …. 83
……………………………... ……...

viii

84

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

…………………………………………. ..

Gambar 4.1

Kurva Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food and Beverages
Tahun 2005 -2010 …………………………………………... ….

Gambar 4.2

………………………………….................

71

Kurva Good Corporate Governance Pada Perusahaan Food and
Beverages Tahun 2005 – 2010

Gambar 4.4

69

Kurva Return On Assets Pada Perusahaan Food and Beverages
Tahun 2005 – 2010

Gambar 4.3

44

Plot Normalitas

………………………………….

73

…………………………………………….. ….

77

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pengaruh Kiner ja Keuangan Ter hadap Nilai Per usahaan
Dengan Good Corporate Governance
sebagai Variabel Pemoder asi

Ferr y Madi Ika Pratama

Abstrak

Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai
kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Investasi pasar modal perlu memiliki sejumlah informasi
yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil
keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Oleh
karena itu, saham mempunyai kepentingan terhadap nilai perusahaan.
Studi ini meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel
pemoderasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja
keuangan yang diukur dengan Return On Assets (ROA) terhadap nilai
perusahaan diukur dengan Tobin’s Q serta untuk menganalisis good
corporate governance (kepemilikan manajerial) sebagai variabel
pemoderasi nantinya akan memperkuat atau memperlemah hubungan
kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi yang
dijadikan obyek penelitian adalah 18 perusahaan food and beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2005-2010. Dari
sejumlah populasi yang dijadikan obyek penelitian didapat sampel
sebanyak 4 perusahaan. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel
penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik yang digunakan adalah
untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
dengan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi dapat
diketahui dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini adalah kinerja keuangan (ROA) secara parsial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Good Corporate Governance
(kepemilikan manajerial) secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Good Corporate
Governance bukanlah variabel yang memoderasi hubungan kinerja
keuangan dengan nilai perusahaan.
Kata Kunci : Return On Assets, Kepemilikan Manajerial, Tobin’s Q

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi seperti sekarang ini persaingan dalam dunia
usaha semakin ketat dan perkembangan perekonomian yang didukung oleh
peningkatan komunikasi, persaingan tersebut terjadi di semua bidang usaha.
Lingkungan usaha yang semakin kompetitif merupakan tantangan bagi setiap
perusahaan untuk memenangkan persaingan tersebut, cara yang paling
mudah adalah dengan meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki
dan menerapkan perbaikan secara terus menerus pada setiap aspek
organisasinya guna meningkatkan nilai perusahaan.
Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal
ini terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk
pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin
membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk
mengelola perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus
diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana
dan penggunaannya, semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana
berarti semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat
dipenuhi secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan
secara tepat terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau di
tentukan apakah dari modal sendiri atau dari modal luar.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu alternatif perolehan
dana yang semakin lama semakin banyak digunakan oleh perusahaan, seperti
data yang didapat pada situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id, terdapat 18
perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman (food and beverages).
Pada tahun 1988 terdapat hanya 24 perusahaan yang go public di BEI, pada
tahun 1989 meningkat menjadi 43 perusahaan, pada tahun 1995 meningkat
menjadi 224 perusahaan, pada tahun 1999 meningkat menjadi 288
perusahaan, pada tahun 2004 telah terdaftar 317 perusahaan dan data terakhir
yang didapatkan sampai dengan per bulan Maret 2010 telah terdaftar 405
perusahaan di BEI.
Perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman
memperoleh dana tambahan salah satunya dengan cara menerbitkan dan
menjual saham di BEI melalui pialang sebagai perantara antara emiten dan
investor. Saham yang terjual akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan
untuk membayar dividen kepada para investor atau pemegang saham yang
merupakan proporsi laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang
saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang
dimiliki investor tersebut.
Di Indonesia perusahaan industri barang konsumsi makanan dan
minuman semakin lama semakin meningkat jumlah produksinya karena
barang konsumsi makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan
manusia selain pakaian dan tempat tinggal, maka dari itu perusahaan industri
barang konsumsi makanan dan minuman merupakan peluang usaha yang
mempunyai prospek yang baik. Hal ini diiring pula dengan perkembangan
perekonomian Indonesia yang semakin membaik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Persaingan perusahaan barang konsumsi makanan dan minuman
semakin lama menjadi semakin ketat sejak disahkannya organisasi
perdagangan dunia (WTO / World Trade Organization) pada konferensi
tingkat menteri di Marakesh pada tanggal 15 April 1994 yang salah satu
tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada pemasok negara asing
memasuki pasar lokal dan hal itu akan dimulai pada tahun 2020. Untuk itu
perusahaan industri barang konsumsi makanan dan minuman di Indonesia
memerlukan dana tambahan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
serta mampu bertahan di persaingan global.
Digunakan perusahaan food and beverages sebagai penelitian karena
saham yang berasal dari produk makanan dan minuman merupakan saham
yang banyak diminati oleh investor. Saham pada perusahaan

food and

beverages tidak terpengaruh oleh pergerakan situasi ekonomi makro atau
kondisi bisnis secara umum, perusahaan tersebut mampu memberikan bagian
keuntungan yang diberikan emiten kepada pemegang sahamnya. Apabila
kegiatan produksi tesebut tersendat beberapa waktu maka hal tersebut
dianggap bad news bagi perusahaan karena proses produksinya memerlukan
waktu yang relatif cepat (www.detikfinance.com). Untuk itu, perusahaan
harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan.
Salah satu faktor internalnya adalah perusahaan dapat melakukan
pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
kerja atau melaksakan ekspansi usaha dalam rangka mengoptimalkan pangsa
pasar yang berpotensial serta memperoleh keunggulan perusahaan.
Menurut APB(Accounting Principal Board) statemnent No.4, salah
satu prinsip yang mendasari keunggulan perusahaan adalah prinsip Going

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Concern yang dimiliki suatu perusahaan atau koorporasi. Dimana menurut
Prinsip

Going

Concern, Sofyan Safri “Teori

Akuntansi”(2007:12),

perusahaan yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa – masa yang akan
datang, sehinga dalam beroperasi perusahaan selalu meningkatkan nilai
perusahaan (Corporate Value) itu sendiri.
Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi
dan Pawestri (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya.
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002:6), nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dimana
penelitian mengenai faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap

nilai

perusahaan sendiri telah banyak dilakukan, antara lain kepemilikan
manajerial, kinerja keuangan suatu perusahaan, kebijakan deviden, corporate
governance dan lain sebagainya. Salah satu penelitian menemukan bahwa
struktur risiko keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (Surantadan Pratana, 2004; Maryatini, 2006). Invesment
opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Andri
dan Hanung, 2007). Serta Luga (2004), mengungkapkan bahwa, arus kas
bersih dan struktur modal secara signifikan dan positif mempengaruhi nilai
perusahaan.
Dari teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini dapat dilihat data nilai
perusahaan food and beverages sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Nilai Perusahaan Food and Beverages yang Ter daftar di
Bur sa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2010

No.

1

2

Nama
Per usahaan

Tahun

Nilai
Perusahaan

No.

Nilai

Nama
Perusahaan

Tahun

PT Sekar

2005

3,21

Laut Tbk

2006

2,41

Per usahaan

PT Indofood
Sukses

2005

1,00

Makmur Tbk

2006

1,16

2007

1,20

2007

0,46

2008

0,66

2008

0,52

2009

0,98

2009

0,73

2010

1,07

2010

0,67

PT Prasidha
Aneka

2005

0,82

PT Siantar

2005

0,44

Niaga Tbk

2006

0,87

Top Tbk

2006

0,59

2007

0,53

2007

1,06

2008

0,74

2008

0,58

2009

0,69

2009

0,73

2010

0,53

2010

0,86

3

4

Sumber : Data Bursa Efek Indonesia Diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perusahaan tersebut
mengalami perubahan setiap tahunnya untuk masing – masing periode 2005
sampai dengan 2010. Data tersebut diduga bahwa naik turunnya nilai
perusahaan yang dicerminkan pada harga saham dimungkinkan mampu
meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan.
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan, dalam hal ini Return
On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba (earnings
power) dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin
tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin
tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada
peningkatan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007)
menemukan hasil bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu,
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997)
dalam Suranta dan Pratana (2004) juga menemukan bahwa Return On Assets
(ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang
berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana (2004) serta Kaaro (2002) dalam
Suranta dan Pratana (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa Return
On Assets (ROA) justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal
ini menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan
Return On Assets ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, peneliti
memasukkan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel
pemoderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh
tersebut.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari
pentingnya menerapkan program Good Corporate Governance (GCG)
sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Hal tersebut merupakan suatu faktor
yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Masalah corporate governace
muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada Teori Agensi (Agency Theory)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

yang dalam hal ini manajemen cenderung akan meningkatkan keuntungan
pribadinya daripada tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, selain memiliki
kinerja keuangan yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola
(corporate governance) yang baik. Tata kelola perusahaan yang baik
menggambarkan bagaimana usaha manajemen mengelola aset dan modalnya
dengan baik agar menarik para investor. Pengelolaan aset dan modal suatu
perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Jika pengelolaannya
dilakukan dengan baik maka, otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan meyakini bahwa dengan menerapkan Good Corporate
Governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja
yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan. Penerapan Good Corporate
Governance merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk
melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Pengelolaan
perusahaan corporate governance dalam bidang ekonomi merupakan hal
yang dianggap penting seperti yang terjadi dalam pemerintahan negara.
Penerapan Good Corporate Governance pada saat ini bukan lagi sekedar
kewajiban, namun telah menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan dan
organisasi. Good Corporate Governance diperlukan untuk memberikan
kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan, menjadikan perusahaan
berumur panjang dan bisa dipercaya.
Dalam penelitian ini indikator mekanisme corporate governance yang
digunakan adalah Kepemilikan Manajerial. Kepemilikan manajerial akan
mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan Good Corporate
Governance sebagai variabel pemoderasi dilakukan oleh Yuanita Handoko

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

(2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan (ROA)
terbukti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan variabel Good
Corporate Governance mampu memperkuat atau memperlemah hubungan
antara Return On Asset dengan nilai perusahaan. Dalam penelitian Sambas
(2005) menyimpulkan bahwa Komite Audit sebagai indikator corporate
governance dapat memepengaruhi dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Selain itu, semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak
manajemen akan berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan para
pemegang saham.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
tertarik

mengambil

judul “PENGARUH

KINERJ A

KEUANGAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI”.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan Food
and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Good Corporate Governance mampu memoderasi pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan Food and Beverages yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk :
1. Menganalisis kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2. Menganalisis

Good

Corporate

Governance

mampu

memoderasi

pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan Food and
Beverages.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan tambahan informasi
tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan
pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel
pemoderasi.
2. Bagi Investor, Calon Investor, dan Badan Otoritas Pasar Modal
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat mengenai relevansi dari pengungkapan Good Corporate
Governance (GCG) dalam laporan tahunan perusahaan dengan nilai
perusahaan dan kinerja keuangan.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis telah
dipelajari diperkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan dasar untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai awal penulisan ini adalah
penelitian dari:
1. Carningsih (2009) tentang “ PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA
KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN (STUDI KASUS
PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada Return On Assets (ROA) terbukti berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan Return On Equity (ROE)
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan property dan real estate
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2008. Proporsi
Komisaris Independen sebagai proksi dari Good Corporate Governance
merupakan variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Komisaris Independen
sebagai variabel moderasi atas hubungan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan tidak mampu memoderasi hubungan kedua variabel tersebut.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian
Carningsih adalah sama – sama meneliti tentang Return On Asset (ROA).
Perbedaannya adalah penulis tidak meneliti tentang Return On Equity
(ROE).
10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2. Yuanita

Handoko

KEUANGAN

(2011)

TERHADAP

tentang
NILAI

“PENGARUH

KINERJA

PERUSAHAAN

DENGAN

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN
GOOD

CORPORATE

GOVERNANCE

SEBAGAI

VARIABEL

PEMODERASI”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan
terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel CSR (Corporate
Social Responsibility) dinilai dapat memperkuat hubungan antara ROA
dan nilai perusahaan. Dapat dikatakan, pengungkapan CSR merupakan
variabel pemoderasi. Komisaris independen sebagai proksi dari Good
Corporate

Governance

merupakan

variabel

pemoderasi

terbukti

berpengaruh pada hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
GCG juga sudah diterapkan oleh seluruh perusahaan dengan baik.
Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran
dewan komisaris sehingga tercipta GCG di dalam perusahaan. Nilai
perusahaan yang menerapkan GCG akan lebih tinggi di mata investor
dibanding perusahaan yang tidak menerapkannya.
Persamaan penelitian ini adalah sama – sama meneliti tentang Good
Corporate Governace sebagai variabel pemoderasi.
Perbedaannya adalah penulis tidak meneliti tentang Corporate Social
Responsibility.
3. Ndaruningpuri Wulandari (2004) tentang ”PENGARUH INDIKATOR
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN

PUBLIK

DI

INDONESIA”.

Hasil

penelitian

menyimpulkan bahwa jumlah dewan direktur tidak berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan publik di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Indonesia memiliki jumlah dewan direktur dalam jumlah dewan yang
optimal menurut ukuran masing-masing perusahaan. Proporsi dewan
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan,
karena banyak pemegang saham yang merangkap jabatan sebagai
anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Debt To Equity
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, menunjukkan bahwa sebagian
besar struktur modal perusahaan publik di Indonesia berasal dari modal
asing (hutang). Institutional Ownership tidak berpengaruh terhadap
kinerja, menunjukkan bahwa pemilik mayoritas intitusi ikut dalam
pengendalian
kepentingan

perusahaan
mereka

sehingga

sendiri

cenderung

meskipun

bertindak

dengan

untuk

mengorbankan

kepentingan pemilik minoritas.
Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang Good Corporate
Governance.
Perbedaannya adalah Ndaruningpuri Wulandari tidak meneliti tentang
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
4. Hamonagan Siallagan dari Universitas HKBP Nommensen dan Mas’ud
MachFoedz

dari

Universitas

Gadjah

Mada

(2006)

tentang

“MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS LABA
DAN NILAI PERUSAHAAN”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mekanisme corporate governance yang meliputi kepemilikan manajerial
dan komite audit secara positif dan signifikan bepengaruh terhadap
kualitas laba. Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa mekanisme
corporate governance mempengaruhi nilai perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Persamaannya adalah sama – sama meneliti tentang corporate governance
yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial.
Perbedaannya adalah peneliti tidak meneliti kualitas laba.
5. Yulinar Triyana (2010) tentang “MANFAAT PENERAPAN PRINSIPPRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN UMUM PEGADAIAN”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan prinsip - prinsip GCG pada Perum
Pegadaian berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (dalam
penelitian ini kinerja keuangan diproksikan dengan Return On Asset,
Return On Equity, Current Rasio, dan Solvabilitas) perusahaan hal ini
dapat

dilihat

transparansi,
keadilan

dengan

dijalankannya

kemandirian,

sehingga

prinsip-prinsip

akuntabilitas,

bermanfaat

dalam

GCG

yaitu

pertanggungjawaban
membantu

setiap

dan

proses

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keuangan maupun non
keuangan. Hal tersebut juga dapat meningkatkan kepercayaan para
nasabah dan pemilik modal (dalam hal ini pemerintah) yang secara
otomatis juga akan berdampak pada nilai perusahaan.
Persamaannya adalah sama – sama meneliti tentang pengaruhnya
menerapkan Good Corporate Governance dalam perusahaan.
Perbedaannya adalah peneliti hanya menggunakan Return On Asset
sebagai proksi dari kinerja keuangan, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Yulinar Triyana menggunakan Return On Asset, Return
On Equity, Current Rasio, dan Solvabilitas.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

mengembangkan

penelitian

ini,

untuk

menganalisa,

dan

untuk

melengkapi dari hasil penelitian – penelitian terdahulu.
2.2

Tinjauan Teor i

2.2.1

Laporan Keuangan

2.2.1.1 Arti Penting Lapor an Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk laporan
keuangan tidak hanya sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai
posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut
pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan (Munawir,
2002 : 1).
2.2.1.2 Pihak yang Berkepentingan Terhadap Posisi Keuangan
Pihak – pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan adalah
para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, kreditur,
banker, para investor dan pemerintah (Munawir, 2002:2).
2.2.1.3 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2000:31) “Laporan keuangan merupakan alat
yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.” Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Myer dalam bukunya
Financial Analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode
untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca dan daftar rugi
laba. Pada waktu akhir – akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan
untuk menambahkan daftar ketiga yaitu laba ditahan (Munawir, 2002:5).
2.2.1.4 Bentuk Laporan Keuangan
A. Ner aca
Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk
menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu,
biasanya pada waktu dimana buku – buku ditutup dan ditentukan sisanya
pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca sering
disebut dengan Balance Sheet (Munawir, 2002:13)
Bentuk Neraca :


Skonto
Dimana semua aktiva terncantum sebelah kiri/debet dan hutang
sebelah kanan/ Kredit.



Vertikal
Dalam bentuk ini semua aktiva Nampak dibagian atas yang
selanjutnya diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang, modal.



Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi
keuangan perusahaan. (Munawir, 2002:20)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

B. Laporan Laba Rugi
Merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya
rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu
(Munawir, 2002:26).
Bentuk Laporan Rugi Laba


Bentuk

Single

Step

yaitu

dengan

menggabungkan

semua

penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu
kelompok, sehingga untuk menghitung rugi laba bersih hanya
memerlukan satu langkah yaitu mengarangkan total biaya terhadap
total penghasilan.


Bentuk Multiple Step yaitu bentuk ini dilakukan pengelompokan
yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara
umum.

C. Laporan Perubahan Modal
Merupakan laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk
periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan
perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama
periode tertentu.
D. Laporan Arus Kas
Dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat
mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan di dalam
menghasilkan kas dimasa mendatang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.2

Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan menurut Harahap (2004, p.190) berarti:

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi informasi yang lebih kecil
dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna
antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif denga tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Sedangkan pengertian analisa laporan keuangan menurut Prastowo
dan Juliaty (2002, p.52-59) adalah “suatu proses untuk membedah laporan
keuangan kedalam unsure-unsurnya, menelaah masing-masing unsure
tersebut, dan menelaahhubungan diantara unsure-unsur tersebut dengan
tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat
atas laporan keuangan itu sendiri.
Analisa laporan keuangan dilakukan untuk menambah informasi
keadaan keuangan perusahaan. Menurut Harahap (2004. P. 195) dalam salah
satu kegunaan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang
diinginkan oleh para pengambil keputusan yang berkaitan dengan:
1. Penilaian prestasi perusahaan
2. Memproyeksi keuanga perusahaan
3. Menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang
4. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
5. Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa
sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan
prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan di
masa mendatang.
2.2.2.1 Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan
tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih. Dan analisa lebih
lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan
yang akan diambil (Munawir, 2002:31).
2.2.3 Nilai Per usahaan
Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian
suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai
keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan
yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para
pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan

yang

ketiga adalah

memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.
Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak
berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing
perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. (Martono dan
Harjito,2005: 2)
Tujuan

pokok

yang

ingin

dicapai

perusahaan

adalah

memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut dipergunakan karena
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan
menjadi lebih makmur (atau menjadi semakin kaya) (Husnan, 2000 : 7).
Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Semakin tinggi harga saham maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan
pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari
saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan
(financing), dan manajemen asset.
Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006), nilai
perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham
perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi
transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham
dianggap cerminan dari nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai
perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat
dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi
dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa
yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham, dengan
meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat.
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2002 : 6), nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep
nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:
a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran
dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan
juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.
b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham
perusahaan dijual di pasar saham.
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu
perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar
harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas
bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian
hari.
d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep
akuntansi.
e. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para
pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa
yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan likuidasi.
Ada tiga alasan mengapa nilai dari setiap bisnis akan dimaksimalkan
jika bisnis diorganisasikan sebagai suatu perseroan terbatas, yaitu antara lain
(Brigham dan Houston, 2006: 16):

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

1. Kewajiban terbatas mengurangi risiko yang ditanggung oleh para
investor, dan, jika semua hal yang lainnya konstan, semakin rendah
risiko perusahaan, maka semakin tinggi nilainya.
2. Nilai perusahaan akan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang
selanjutnya akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk
menarik modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal secara
lebih mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak terinkorporasi, maka
dapat dengan lebih baik mengambil keuntungan dari peluang-peluang
pertumbuhan.
3. Nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya
kemudahan untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai
pada suatu “nilai pasar yang wajar”. Karena investasi pada saham dari
perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid daripada investasi yang
serupa di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan, maka hal
ini juga meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas.
Dari teori-teori yang telah dikemukakan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau
buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Peningkatan nilai perusahaan
biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar (Rahayu, 2010).
2.2.4 Kiner ja Keuangan
2.2.4.1 Pengertian Kiner ja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Efektifitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan
yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara
masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran
yang optimal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), kinerja dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan
kemampuan kerja, kinerja yaitu berkemampuan dengan menggunakan
tenaga. Jadi kinerja keuangan berdasar uraian diatas adalah kemampuan kerja
manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kinerjanya.
2.2.4.2 Tujuan Penilaian Kiner ja Keuangan
Penilaian perusahaan khususnya kinerja sering dilakukan untuk
tujuan-tujuan tersebut di bawah ini Darmawati (2004) dalam Putri (2006):
1. Untuk keperluan merger dan akuisisi.
Perusahaan akan melakuakan merger (penggabungan usaha) atau
mengakuisisi perusahaan lain, jelas memerlukan kegiatan penilaian
untuk mengetahui berapa nilai perusahaan dan nilai ekuitas dari masingmasing perusahaan.
2. Untuk kepentingan restrukturisasi dan kepentingan usaha. Perusahaan
yang

bermasalah

seringkali

memerlukan

penilaian

untuk

mengimplementasikan program pemulihan usaha atau restrukturisasi,
untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih besar daripada nilai
likuiditasnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

3. Untuk keperluan divestasi sebagai saham perusahaan dari mitra strategis
(beberapa saham harus dilepas kepada mitra baru). Contoh: privatisasi
BUMN.
4. Untuk Initial Public Offering (IPO) Perusahaan yang akan menjual
sahamnya pada umum atau bursa, harus dinilai dengan menggunakan
penilaian yang wajar untuk ditawarkan kepada masyarakat atau public.
5. Untuk memperoleh pendapatan wajar atas penyertaan dalam suatu
perusahaan atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa
yang ada di dalam neraca.
6. Memperoleh

pembelanjaan

penetapan

besarnya

pinjaman

atau

tambahan modal.
2.2.4.3 Pengukuran Kinerja Keuangan
Ada kalanya kinerja keuangan mengalami penuruan. Untuk
memperbaiki hal tersebut, salah satu caranya adalah mengukur kinerja
keuangan dengan menganalisa laporan keuangan menggunakan rasio-rasio
keuangan. Hasil pengukuran terhadap pencapaian kinerja dijadikan dasar
bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk perbaikan kinerja pada
periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberian reward and
punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja
yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk
menilai ke