T SEJ 1303157 Chapter5

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian SMA Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten
Bandung yang berdiri, dikelola, dan dibina oleh yayasan militer TNI AU
bernama Yayasan Ardhya Gharini (YASARINI) Cabang Lanud Sulaiman
memiliki ciri khas budaya militer. Hal ini merupakan keunikan SMA Angkasa
Sulaiman yang pada gilirannya merepresentasikan sebuah budaya sekolah
(school culture) dengan nuansa-nuansa kedisiplinan ala militer. Budaya

sekolah yang tercipta dari proses interaksi siswa, guru, kepala sekolah,
karyawan

sekolah

dan

orang

tua/masyarakat


mampu

mendorong

pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah. Adapun
kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a) Konsep pendidikan karakter di SMA Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten
Bandung merupakan penjabaran dari strategi mikro pendidikan karakter
yang meliputi; integrasi ke dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada
setiap Mata Pelajaran, pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan
pendidikan, integrasi dalam kegiatan ekstrakulikuler, dan penerapan
pembiasaan kehidupan keseharian di rumah. Hal tersebut

dilakukan

dengan perencanaan, pendekatan, dan metode belajar dan pembelajaran
yang efektif. Sesuai dengan sifat nilai pendidikan karakter yang
merupakan usaha bersama sekolah. Oleh karenanya dilakukan secara
bersama oleh semua guru dan semua mata pelajaran. Pendidikan karakter

di SMA Angkasa Sulaiman lebih ditekankan pada kegiatan internalisasi
dan pembentukan tingkah laku.
b) Proses pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA Angkasa
Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung. Hal ini dilakukan di dalam kelas
melalui desain pembelajaran sejarah yang tercantum dalam dokumen
129
Muhammad Ilham Gilang , 2016
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN
MILITER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

130

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi sejarah mengenai
“Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara” untuk kelas X IIS 1, dan
“Pendudukan Jepang di Indonesia” serta “Semangat Kebangsaan, Awal
dari Sebuah Bangsa Yang Baru” untuk kelas XI IIS 1. Guru dapat
membuat RPP yang didesain untuk mendapatkan tujuan pembelajaran
yang diharapkan, yakni semangat kebangsaan, cinta tanah air, displin, dan
tanggung jawab. Proses pembelajaran sejarahnya kerap terlihat pada

pembelajaran pengamatan (observational learning), yakni para siswa kelas
X IIS 1 dan XI IIS 1 menjadikan guru sejarah sebagai role model
keteladanan dalam mengelaborasi karakter melalui pengetahuan moral,
perasaan moral, dan tindakan moral. Siswa mencontoh sikap dan perilaku
guru yang terlihat langsung dalam pengalaman belajarnya.
c) Hasil pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA Angkasa
Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung ialah munculnya beberapa nilai
karakter, yakni ; (1) semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak
dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompok, (2) cinta tanah air, yaitu cara berpikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi dan politik bangsa, (3) disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, (4)
tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) negara dan
Tuhan Yang Maha Esa. Munculnya karakter baik di atas dalam
pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral yang dilalui
dalam setiap kegiatan sekolah baik yang terporgam, maupun yang tidak

terporgam.
d) Tanggapan siswa mengenai pendidikan karakter di SMA Angkasa Lanud
Sulaiman Kabupaten Bandung, terbagi dalam dua versi, kelas X dan kelas
XI. Siswa kelas X, cukup kesulitan dalam mengikuti ritme dalam budaya
sekolah yang telah ada di SMA Angkasa. Dikarenakan terdapat perbedaan
Muhammad Ilham Gilang , 2016
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN
MILITER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

131

jauh ketika siswa kelas X memasuki lingkungan baru di sekolah,
lingkungan yang lebih besar dan bukan terjalin berdasarkan darah,
melainkan pertemuan sesama siswa yang seusia melalui relasi-relasi sosial.
Mereka baru mengenal norma, tradisi, adat dan kebiasaan yang diterapkan
dalam SMA Angkasa. Sehingga mereka merasa kesulitan untuk
beradaptasi dengan suasana moral di sekolah. Sedangkan, bagi siswa kelas
XI, mereka sudah terbiasa dengan peraturan yang ada di SMA Angkasa.
Mereka sudah bisa mengikuti ritme dari tradisi, kebiasaan dan norma yang

diterapkan di SMA Angkasa. Mereka berpandangan hal ini merupakan
kebiasaan positif yang dapat meningkatkan nilai-nilai positif. Mereka
menikmati pelaksanaannya sebagai proses dalam menanamkan displin di
sekolah yang akan berguna bagi kehidupan di keluarga dan masyarakat.
Dari sini perkembangan moral meningkat karena mereka telah mengakui
otoritas sekolah yang ditandai dengan sikap menghormati aturan di
sekolah dan keakraban dengan kelompok sosial.
e) Keunggulan dan kelemahan pengembangan pendidikan karakter di SMA
Angkasa Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung. Keunggulannya ialah di
sekolah ini dilakukan secara rutin, sistematis dan terdapat model teladan;
(1) rutin karena setiap kegiatan sekolah, siswa belajar mengenai sikap
dispilin dan perilaku semangat kebangsaan, cinta tanah air, displin, dan
bertanggung jawab yang harus dilakukan di depan umum dalam
keseharian di sekolah; (2) sistematis karena pendidikan karakter dilakukan
di dalam dan di luar kelas, disupervisi oleh Staff Wakasek Kesiswaan,
Wakasek Kesiswaan sampai pada Kepala Sakolah. Selain itu, sekolah ini
menguatkan peran OSIS, Pramuka, Paskibra, Remaja Masjid Sekolah
dalam melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler serta kegiatan
peringatan hari besar nasional lainnya yang juga rutin didukung oleh pihak
sekolah. Menariknya, terdapat Polisi Siswa (Polsis) yang beranggotakan

siswa-siswi SMA Angkasa yang mempunyai tugas PAMPIK (Pengamanan
Fisik dan Personil), dan Tartib (Tata Tertib). Sedangkan kelemahan ialah
(1) kurang berhasil mengembangkan Olah Pikir yang berkenaan dengan
proses penalaran berpikir yang akan memunculkan daya kreatifitasan, (2)
Muhammad Ilham Gilang , 2016
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN
MILITER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

132

pengenaan sanksi fisik yang terbawa dari kelaziman di lingkungan militer
(sit-up, push up, sikap taubat) menjadi beban yang memberatkan siswa,

dan (3) kegiatan ekstrakulikuler yang terlalu lama jam pelaksanaannya.
Sehingga tak jarang siswa pulang petang dan sampai ke rumah sudah
dalam kondisi malam hari yang mengakibatkan di hari-hari tentu ada
kelalaian dalam mengerjakan tugas untuk keesokan harinya.

5.2 Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah pada Sekolah Lingkungan
Militer. Dalam berbagai penelitian pendidikan karakter sesungguhnya telah
banyak membahas tema ini, akan tetapi konsep dan proses pendidikan karakter
yang telah berkembang dalam budaya sekolah militer belum banyak diteliti.
Secara praktis, rekomendasi dalam penelitian ini:
a) Bagi Siswa, penelitian ini sangat bermanfaat untuk dapat membantu
memaknai dalam pembelajaran sejarah. Pemerolehan nilai-nilai karakter
bangsa dalam pembelajaran sejarah. Meningkatkan kemampuan mereka
dalam menjawab permasalahan – permasalahan yang muncul mengani
“degradasi moral”;
b) Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
masukan (input), yang dapat membuat proses pembelajaran sejarah lebih
bermakna dan berguna. Meningkatkan pemahaman untuk membina guruguru sejarah mengenai materi pelajaran sejarah Indonesia. Meningkatkan
kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan menginformasikan
temuan mereka, hingga pemecahan masalah; dan mengurangi dominasi
guru dalam pembelajaran;
c) Bagi Pembelajaran Sejarah, penelitian ini, diharapkan dapat menambah
referensi mengenai pelaksanaan pembelajaran sejarah sehingga dapat
memperkaya khasanah keilmuan.

d) Bagi penelitian selanjutnya, hasil temuan dalam penelitian ini hendaknya
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan memperluas,
Muhammad Ilham Gilang , 2016
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN
MILITER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

133

mempertajam dan mendalami berbagai segi, baik segi metodologi ataupun
teori. Terutama pada issue perilaku berkarakter di kehidupan sehari-hari,
sikap kritis dalam pembelajaran sejarah, dan pendidikan karakter yang di
bawa ke lingkungan masyarakat yang selanjutnya membentuk kesadaran
peserta didik dalam pemahaman pendidikan berkarakter.

Muhammad Ilham Gilang , 2016
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN
MILITER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu