S PAUD 1009758 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan yang ada di Indonesia,
maka persaingan mutu pendidikan ketat dan perlu adanya pembenahan terutama
dalam dunia pendidikan anak usia dini.Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa
pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.PAUD memiliki peranan untuk membina, menumbuhkan,
mengembangkan seluruh potensi anak, secara optimal sehingga terbentuk perilaki
dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki
kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.Tujuan PAUD adalah untuk
membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap,kritis, kreatif, inovatif , mandiri,

percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
juga

mengembangkan

potensi

kecerdasan

spiritual,

intelektual,

emosional,kinestetis dan sosial peserta didik pada masa usia emas pertumbuhan
dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan selain itu juga
membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik
yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosio-emosional, kemandirian, kognitif
dan bahasa dan fisik motorik, untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Program


pembelajaran

di

PAUD

diarahkan

pada

pencapaian

perkembangan anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
berdasarkan tingkat pencapaian, perkembangan anak yang dikategorikan dalam
kelompok umur 4-6 tahun sebagai acuan normatif dan dikembangkan untuk
Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2


mempersiapkan peserta didik agar siap mengikuti pendidikan pada jenjang SD,
MI atau bentuk lain yang sederajat salah satunya adalah untuk menumbuh
kembangkan sikap sosial pada anak. Seperti yang telah diketahui oleh peneliti
pada anak-anak Taman Kanak-Kanak Sukaseuri yang beralamatkan di Kecamatan
Kotabaru, Karawang.
Peneliti dapat melihat secara jelas sikap sosial yang tampak pada anakanak TK Sukaseuri saat dalam kegiatan pembelajaran atau bahkan saat mereka
bermain. Anak yang belajar di TK Sukaseuri, dan seperti anak usia dini pada
umumnya, belum mempunyai banyak pengalaman untuk besosialisasi dengan
lingkungan

sekitarnya

seperti

tolong

menolong,

mau


berbagi,

bekerja

sama,bekerja berkelompok. Mereka masih membawa kebiasaan yang mereka
lakukan di rumah yaitu mendominasi hal-hal yang ada di sekeliling mereka,
seperti mainan,makanan, acara kegemaran atau bahkan sosok yang mereka sukai
seperti ibu atau ayah mereka. Mereka masih menganggap bahwa segala halnya
adalah milik mereka seorang.
Dalam kegiatan pembelajaran, mereka belum mau untuk menerima teman
mereka sebagai rekan dalam belajar. Mereka seakan sibuk sendiri dengan
pembelajaran yang sebenarnya lebih baik apabila dilakukan secara berkelompok
seperti bermain balok kayu untuk membentuk bangunan.Pada awal pembelajaran
bermain balok kayu, mereka memilih balok yang mereka sukai sendiri tanpa
mempedulikan kondisi teman lainnya yang belum mendapatkan balok kayu yang
sesuai. Begitu juga halnya dalam kegiatan bermain di sekolah. Mereka lebih
memilih bermain sendiri atau tanpa teman daripada bermain secara kelompok.
Anak lainnya ada yang masih mendominasi segala sesuatunya sendiri dan tidak
mau berbagi dengan temannya bahkan mereka bisa membuat pertengkaran karena

mereka belum memahami bagaimana bersikap di dalam lingkungan sosial mereka
yang berbeda dengan lingkungan di dalam keluarga.
Membentuk sikap sosial pada anak tidaklah semudah yang dibayangkan,
banyak anak masih memiliki sikap individualisme seperti mau menang sendiri,
tidak mau berbaur, tidak mau berbagi dan tidak mau menolong yang ada pada diri
Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

mereka pada saat mulai belajar di taman kanak-kanak.Sikap sosial mempunyai
peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia begitu juga anakanak. Karena kita pasti melakukan kegiatan yang memerlukan sikap sosial dalam
pelaksanaanya. Mengingat hal – hal tersebut di atas sikap sosial penting untuk
ditingkatkan terutama di mulai sejak anak usia Tk. Salah kegiatan yang dapat
meningkatkan sikap sosial pada anak usia dini adalah kegiatan permainan balok
yang dilakukan berkelompok dengan bekerjasama sehingga dapat membentuk
sikap sosial anak seperti kerja sama, saling membantu, mau berbagi dengan
teman, tolong menolong.
Dalam melaksanakan program kegiatan belajar di taman kanak – kanak

guru harus melakukan berbagai cara dan harus kreatif mengingat pada umumnya
anak Tk sering mengalami masalah yang disebabkan masih kurangnya
pengetahuan atau sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sosial seperti kerja
sama,berbagi balok kayu (sharing), kekompakan. Hal tersebut pun nampak pada
aktivitas anak saat mereka melakukan kegiatan belajar dan bermain. Saat mereka
perlu bekerja sama atau perlu berbagi dalam aktivitas mereka, mereka masih
belum paham apa yang sebainya mereka lakukan. Oleh karena itu guru pun
melatih dan ingin menerapkan kemampuan sosial anak dengan kegiatan bermain
seperti bermain balok kayu secara berkelompok. Dengan bermain balok kayu
secara berkelompok anak akan terbiasa bermain dengan berkelompok dan
berusaha untuk bekerja sama, anak bisa berbagi balok kayu yang dibutuhkan oleh
temannya, anak dapat membantu temannya utuk menyusun balok kayu, anak akan
bertanggung jawab dengan balok kayu yang dipilihnya. Banyak sikap sosial yang
akan anak latih saat kegiatan bermain balok kayu secara berkelompok.
Berdasarkan kajian di atas maka kami tertarik mengambil sebuah judul
"Penerapan Kegiatan Bermain Balok Kayu Untuk Meningkatkan Sikap Sosial
Anak Usia Dini".

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.


Identifikasi Masalah

Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Setelah mengamati kegiatan pembelajaran di dalam kelas, guru dapat
melihat aspek perkembangan sosial anak usia dini di Kelompok B2 di Taman
Kanak-Kanak Sukaseuri, Kotabaru, Karawang yang masih belum baik. Anak
belum mampu melakukan kegiatan belajar atau pun bermain dengan menerapkan
sikap sosial yang baik seperti bermain dan belajar secara berkelompok, saling
membantu teman, mau berbagi dengan teman, dan saling bekerja sama. Hal
tersebut juga dikarenakan rendahnya motivasi guru dalam meningkatkan sikap
sosial anak seperti kerja sama, berbagi dengan teman dan kekompakan dalam
kegiatan bermain balok kayu.
2.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka ditetapkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.

Bagaimana pelaksanaan kegiatan bermainan balok kayu pada anak Tk
Kelompok B2 TK Sukaseuri Tahun Pelajaran 2013 / 2014?

2.

Bagaimana sikap sosial anak kelompok B2 TK Sukaseuri, Kotabaru dalam
permainan balok kayu?

3.

Bagaimana profil kegiatan bermain balok kayu kelompok B2 TK
Sukaseuri Tahun Ajaran 2013-2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan bermainan balok kayu pada anak
Tk Kelompok B2 TK Sukaseuri Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

2.

Untuk mengetahui sikap sosial anak kelompok B2 TK Sukaseuri, Kotabaru
dalam permainan balok kayu.

3.

Untuk mengetahui profil dalam kegiatan bermain balok kayu anak Tk
Kelompok B2 TK Sukaseuri Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

D.

Manfaat Penelitian


Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat secara teoritis maupun praktis,
yaitu sebagai berikut;

1.

Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat mengetahui upaya
meningkatkan sikap sosial anak, khususnya melalui permainan balok kayu
di TK Sukaseuri, Kotabaru, Karawang.

2.

Manfaat Praktis


a.

Manfaat bagi guru

1)

Guru tidak akan cepat jenuh sebab teknik mengajar ini belajar seraya
bermain .

2)

Memberikan pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan sosial dan
kerja sama anak melalui permainan.

b.

Manfaat bagi anak didik.

1)

Anak akan meningkatkan sikap sosial emosi dalam lingkungan sosial .

2)

Membangkitkan kemampuan untuk bekerja secara berkelompok atau
gotong royong dan meningkatkan rasa tolong menolong melalui permainan
balok kayu.

3)

Meningkatkan sikap positif dengan kerja sama ketika permainan balok
berlangsung.

c.

Manfaat bagi sekolah.

1)

Sekolah akan memiliki dan menerapkan banyak metode dalam
pembelajaran.

2)

Sekolah akan menghasilkan lulusan anak didik yang berprestasi sebab
pembelajaran yang bermutu.

Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Muryati Sofyani, 2014
Penerapan bermain balok kayu untuk meningkatkan sikap sosial anak usia dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu