T PSN 1303311 Chapter5

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Bab V dalam tesis ini memaparkan: simpulan, implikasi, dan rekomendasi
dari hasil penelitian “Model Pembelajaran Kesenian Madihin Melalui Pendekatan
Inquiry Discovery di Sekolah SMP Negeri 1 Tembilahan Riau”. Untuk lebih rinci

bagian-bagian dari penelitian dipaparkan sebagai berikut:
A. Simpulan
Pembelajaran

kesenian madihin malalui pendekatan inquiry discovery di

sekolah SMPN 1 Tembilahan Riau
Melalui

kegiatan

pembelajaran

dapat dimplementasikan dengan baik.


tersebut

mampu

menghasilkan

konsep

pembelajaran baru yang terkait dengan kesenian daerah yang masih berkembangn
di masyarakat Tembilahan, yaitu kesenian madihin. Model pembelajaran kesenian
madihin melalui pendekatan inquiry discovery mampu menjadi sebuah model

pembelajaran seni budaya yang aktif, inovatif, kreatif, efisien dan menyenangkan
(PAIKEM) bagi peserta didik.
Pembelajaran kesenian madihin berdampak baik bagi peserta didik, karena
pembelajaran tersebut mampu meningkatkan wawasan, pengetahuan dan
keterampilan peserta didik untuk berkreativitas seni musik yang berbasis kearifan
lokal. Bahkan pembelajaran tersebut juga mampu meningkatkan produktivitas
peserta didik dalam bermusik.
1. Desain Model Pembelajaran Kesenian Madihin Melalui Pendekatan

Inquiry Discovery di SMP Negeri 1 Tembilahan Riau
Pembelajaran kesenian madihin disusun menjadi tiga kategori utama, yaitu
kategori materi satu tentang mengapresiasi kesenian madihin, dimana kegiatan
yang ada di dalamnya adalah apresiasi, diskusi, verifikasi, dan genaralisasi.
Kategori materi dua adalah berupa mengidentifikasi unsur musikal dan sastra lagu
kesenian madihin, kegiatan yang ada di dalamnya adalah apresiasi dan diskusi,
problem solving, verifikasi dan genaralisasi. Sedangkan kategori materi ketiga

adalah mengekspresikan diri melalui kesenian madihin dimana kegiatan yang
Abdul Rumansyah, 2015
MODEL PEMBELAJARAN KESENIAN MADIHIN MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DISCOVERY DI SMP NEGERI 1
TEMBILAHAN RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

333

334

tercakup di dalamnya adalah diskusi, kreasi, problem solving, genaralisasi dan
performance


Kategori materi satu terdiri dari satu pertemuan, selanjutnya kategori materi
dua terdiri dari dua pertemuan, dimana pertemuan kedua pada kategori materi dua
adalah pendalaman dari materi pertemuan pertama. Kategori materi tiga juga
terdiri dari dua pertemuan, artinya pertemuan kedua pada kategori materi tiga
merupakan kegiatan pengembangan dan pendalaman dari materi pertemuan
pertama.

Dalam implementasinya pengembangan materi pada masing-masing

pertemuan dapat lebih dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan yang ada di sekolah.
2. Implementasi Model Pembelajaran Kesenian Madihin Melalui
Pendekatan Inquiry Discovery di Sekolah SMP Negeri 1 Tembilahan Riau
Pembelajaran kesenian madihin dengan pendekatan inquiry discovery di
sekolah SMP Negeri 1 Tembilahan Riau diimplementasikan dalam lima kali
pertemuan dengan tahapan pembelajaran yang telah didesain sebelumnya, dimana
setiap pertemuan memiliki sintaks kegiatan tersendiri, sehingga tiap pertemuan
tidak memiliki sintaks kegiatan yang sama, namun tetap bersandar pada sintaks
umum yang telah didesain sebelumnya. Proses implementasi tersebut berjalan

dengan

baik,

namun

masih

ada

beberapa

kendala

dalam

proses

pengimplementasian tersebut. Selama proses pembelajaran berlangsung masih ada
beberapa peserta didik yang belum mampu menginterpretasikan kreasi musik

yang mereka buat, hal ini dikarenakan pembelajaran seni musik berbasis budaya
lokal selama ini belum pernah dicobakan pada materi pembelajaran seni budaya,
sehingga kegiatan praktik pada pembelajaran ini masih dianggap asing bagi
mereka.
Secara keseluruhan proses implementasi desain model pembelajaran
kesenian madihin di SMP Negeri 1 Tembilahan dapat berjalan dengan baik.
Desain pembelajaran tersebut terdiri tiga klasifikasi materi, yaitu: 1)
Mengapresiasi kesenian madihin, 2) Mengidentifikasi unsur musikal dan lirik lagu
kesenian madihin, 3) Mengekspresikan diri melalui kesenian madihin. Adapun

Abdul Rumansyah, 2015
MODEL PEMBELAJARAN KESENIAN MADIHIN MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DISCOVERY DI SMP NEGERI 1
TEMBILAHAN RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

335

sintaks pembelajaran secara garis besarnya terdiri dari: a) Apresiasi, b) Diskusi, c)
Verifikasi, d) Generalisasi dan e) Performance.
Sementara sintaks dari masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut,

pada pertemuan satu, tahapan pembelajaran terdiri dari apresiasi, diskusi,
verifikasi, dan generalisasi. Pada pertemuan kedua tahapan pembelajaran terdiri
dari diskusi, problem solving, verifikasi, dan generalisasi. Pada pertemuan ketiga
tahapan pembelajaran terdiri dari apresiasi, diskusi, kreasi dan generalisasi. Pada
pertemuan keempat tahapan pembelajaran terdiri dari diskusi, kreasi, verifikasi,
dan generalisasi. Pada pertemuan kelima tahapan pembelajaran terdiri dari
diskusi, problem solving, generalisasi, dan performance.
Untuk optimalisasi dari desain model pembelajaran tersebut masih perlu
pengembangan lebih lanjut, hal ini dikarenakan desain yang disusun lebih
diarahkan kepada pembelajaran yang bersifat praktik, artinya lebih fokus kepada
pencapaian ranah psikomotor siswa, selain itu juga karena keterbatasan media dan
sumber bahan ajar yang masih terbatas.

3. Hasil Implementasi Desain Model Pembelajaran Kesenian Madihin
Melalui Pendekatan Inquiry Discovery di Sekolah SMP Negeri 1
Tembilahan
Hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran kesenian madihin adalah
dari segi ranah akektif, siswa mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran
seni budaya di sekolah. Apresiasi siswa terhadap kesenian daerah dalam hal ini
kesenian madihin menjadi bertambah. Kegiatan pembelajaran ini juga mampu

memupuk rasa percaya diri, tanggung jawab, sikap santun siswa dalam bertingkah
laku, tumbuhnya jiwa sosial diantara mereka serta berani menyampaikan
pendapat.
Dari segi ranah psikomotor, terlihat adanya peningkatan keterampilan dalam
bermain musik kelompok, kemampuan mengimitasi pertunjukan musik secara
kelompok dengan menunjukkan aplikasi unsur –unsur dinamik, tempo, dan
ekspresi. Sedangkan dari segi ranah kognitif, pembelajaran kesenian madihin juga
berdampak pada peningkatan kemampuan menguasai pembelajaran, peningkatan
Abdul Rumansyah, 2015
MODEL PEMBELAJARAN KESENIAN MADIHIN MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DISCOVERY DI SMP NEGERI 1
TEMBILAHAN RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

336

kemampuan bereksperimen, dan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Berargumentasi dengan baik, berkomunikasi dan berkolaborasi dalam suatu
kelompok. Akhir kegiatan pembelajaran yang terdiri dari performance menjadi
kebanggaan tersendiri bagi mereka, karena telah mengikuti kegiatan pembelajaran
kesenian madihin yang ada nilai plusnya, yaitu performance.

Berdasarkan perbandingan hasil pre test dan post test, hasil jawaban
quisioner, dan hasil prestasi belajar siswa seperti test formatif selama proses
pembelajaran, dapat dilihat hasil dari kegiatan pembelajaran kesenian madihin,
antara lain dari segi apresiasi adanya peningkatan apresiasi atau penghargaan
siswa terhadap kesenian daerah dan pembelajaranya, dari segi kreasi adanya
perkembangan dan peningkatan keterampilan dalam bermain instrumen serta
kemampuan menyajikan musik secara keompok.
B. Implikasi
Penelitian pada pembelajaran kesenian madihin di sekolah SMP Negeri 1
Tembilahan Riau menghasilkan sebuah penemuan baru dalam pembelajaran seni
budaya di sekolah. Sebagai penelitian yang mengacu pada pembelajaran seni
tradisional, diharapkan hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai model yang
mengusung materi ajar tentang musik daerah setempat sebagai salah satu materi
kajian pada pembelajaran seni budaya di sekolah.
Mengingat materi pembelajaran yang begitu luas, sebenarnya melalui
kurikulum seni budaya yang ada, kesenian madihin juga dapat dikemas menjadi
pembelajaran seni terpadu di sekolah yang berbasis kearifan lokal, bahkan
pembelajaran kesenian madihin yang mampu meningkatkan karakter bagi
kepribadian siswa, sangat memungkinkan jika pembelajaran kesenian madihin ini
dipadukan dengan mata pelajaran lain diluar mata pelajaran seni budaya.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
inspirasi bagi semua pelaku seni dan guru-guru seni di Tembilahan Riau,
termasuk para pengelola sanggar-sanggar seni, dan Dinas Pendidikan serta Dinas
Pariwisata di daerah Indragiri Hilir agar lebih peduli dengan kesenian tradisi yang
ada di Tembilahan khususnya kesenian madihin.

Abdul Rumansyah, 2015
MODEL PEMBELAJARAN KESENIAN MADIHIN MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DISCOVERY DI SMP NEGERI 1
TEMBILAHAN RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

337

Selain itu diharapkan desain pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai
alternatif landasan untuk pembelajaran kesenian tradisional lainnya, khususnya
kesenian tradisional yang ada di daerah Tembilahan dan Kabupaten Indragiri Hilir
pada umumnya, sehingga dapat berpengaruh terhadap pembelajaran seni budaya
di wilayah lain yang ada di provinsi Riau yang saat ini lagi aktif mengkaji dan
mengembangkan budaya kesenian rakyat melalui pembelajaran budaya melayu
sebagai kurikululm muatan lokal di sekolah-sekolah.

C. Rekomendasi
Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada tenaga pendidik, peserta
didik, pemerintah, dan peneliti selanjutnya. Dengan demikian rekomendasi
tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Tenaga Pendidik
Desain Model Pembelajaran Kesenian Madihin Melalui Pendekatan Inquiry
Discovery di Sekolah SMP Negeri 1 Tembilahan dirancang untuk meningkatkan

apresiasi, kreativitas dan produktifitas peserta didik, dan sebagai upaya untuk
melestarikan kembali kesenian madihin. Sehingga diharapkan kepada seluruh
tenaga pendidik seni yang ada di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau,
dapat menerapkan desain pembelajaran tersebut baik dalam pendidikan formal
maupun non formal, sebagai salah satu upaya untuk merevitalisasi nilai-nilai
kearifan lokal dalam pembelajaran seni budaya di sekolah.
2. Peserta Didik
Pelaksanaan pembelajaran Kesenian Madihin Melalui Pendekatan Inquiry
Discovery di Sekolah diharapkan memberikan wawasan, pengetahuan, dan sikap

menghargai terhadap kesenian tradisional daerah setempat khususnya kesenian
madihin.


Selain

itu

meningkatkan sikap

pelaksanaan

pembelajaran

afektif, psikomotor

ini

diharapkan

yang meliputi

mampu

kreativitas

dan

produktivitas dalam berekspresi seni, serta meningkatkan ranah kognitif yang
meliputi wawasan dan apresiasi peserta didik dalam pembelajaran seni budaya,

Abdul Rumansyah, 2015
MODEL PEMBELAJARAN KESENIAN MADIHIN MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DISCOVERY DI SMP NEGERI 1
TEMBILAHAN RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

338

khususnya seni budaya daerah mereka sendiri, salah satu di antaranya adalah
kesenian madihin.
3. Pemerintah dan Lembaga Pendidikan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mendorong pihak pemerintah
khususnya dinas kebudayaan dan dinas pendidikan setempat untuk turut serta
dalam melestarikan kesenian tradisional yang ada di daerah Kabupaten Indragiri
Hilir Riau. Hal tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain seperti
memperhatikan kesenian tersebut

dengan cara mengadakan pertujukan-

pertunjukan dan festival kesenian tradisi, dan bagi lembaga pendidikan formal
ataupun non formal diharapkan dapat menggunakan kesenian tradisional sebagai
bahan ajar dalam pembelajaran seni musik.
4. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan menjadi pembuka wawasan umun terhadap
pembelajaran seni budaya yang berbasis budaya lokal. Diharapkan peneliti
selanjutnya dapat melaksanakan penelitian dengan fokus yang berbeda terkait
kesenian madihin atau menerapkan dan mengembangkan desain pembelajaran
pada kesenian tradisional lainnya.

Abdul Rumansyah, 2015
MODEL PEMBELAJARAN KESENIAN MADIHIN MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DISCOVERY DI SMP NEGERI 1
TEMBILAHAN RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu