Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DI LINGKUNGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimban

g

Mengingat : a.

b.

c.

c. : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Aparatur penyelenggara Pemerintahan di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, perlu diselenggarakan Pendidikan dan Pelatihan yang terpadu, sistematis dan berkesinambungan;

bahwa untuk menjamin kualitas pendidikan dan pelatihan di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, perlu adanya koordinasi antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah, Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268) ;

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah di ubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2002 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara


(2)

8.

Republik Indonesia Nomor 4019);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 3 Seri D);

MEMUTUSKAN : Menetapk

an : PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNGTENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR DI LINGKUNGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

3. Badan Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disebut Badan Diklat adalah Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

4. Kepala Badan Diklat adalah Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

5. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Lembaga Diklat Kabupaten/Kota adalah organisasi penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan di Kabupaten/Kota yang berbentuk Badan/ Bidang/ Bagian dan Kantor.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga teknis Daerah.

7. Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disebut diklat adalah proses penyelenggaraan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi aparatur dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan.

8. Koordinasi adalah mekanisme hubungan kerjasama antara Badan Diklat dengan Lembaga Diklat Kabupaten/Kota yang menyangkut perencanaan, Penyelenggaraan dan Pengembangan sistem Pendidikan dan Pelatihan.

9. Fasilitasi adalah mekanisme hubungan kerjasama dalam Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan.

10. Kerjasama adalah mekanisme hubungan yang mengikat antara kedua belah pihak yang dituangkan dalam ”surat perjanjian kerjasama”.

11. Standarisasi adalah satuan ukuran atau norma kelayakan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan.

12. Sertifikasi adalah pernyataan tertulis tentang kewenangan suatu lembaga Diklat untuk menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan yang dinyatakan dalam bentuk Sertifikasi Diklat.

13. Sertifikat Diklat adalah surat tanda tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) yang dikeluarkan oleh lembaga Diklat terakreditasi yang merupakan instrumen pengawasan legalitas atas penyelenggaraan Diklat.


(3)

14. Diklat satu pintu adalah Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan secara terkoordinasi antara Badan diklat dengan lembaga diklat Kabupaten/kota dan atau SKPD dengan sertifikasi dari Badan Diklat.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN KEWENANGAN Pasal 2

Maksud ditetapkannya Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah untuk melaksanakan kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan satu pintu di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pasal 3

Tujuan ditetapkannya Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah :

a. Terwujudnya harmonisasi penyelenggaraan diklat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

b. Terwujudnya dayaguna dan hasilguna diklat melalui standarisasi dan sertifikasi kegiatan diklat;

c. Terwujudnya penyelenggaraan diklat yang efektif dan efesien sesuai dengan harapan.

Pasal 4

(1) Badan diklat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, berwenang mengkoordinasikan dan memfasilitasi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Kabupaten/kota melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi.

(2) SKPD selain Badan diklat di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dapat melaksanakan kegiatan peningkatan sumberdaya aparatur melalui kegiatan orientasi, sosialisasi, lokakarya, seminar dan bimbingan teknis dengan berkoordinasi pada Badan Diklat.

(3) Lembaga diklat Kabupaten/kota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, berwenang merumuskan kebijakan, menetapkan pedoman, menyusun kurikulum silabi, pengembangan desain pembelajaran dan melaksanakan diklat aparatur di lingkungan Kabupaten/kota dengan koordinasi pada Badan Diklat.

BAB III

KOORDINASI DAN FASILITASI Bagian Pertama

Perencanaan Pasal 5

(1) Badan Diklat mengkoordinasikan perencanaan pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah Kabupaten/kota melalui rapat koordinasi dengan pokok bahasan :

a. Analisis kebutuhan diklat ; b. Rencana diklat tahunan ;

(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahunnya minimal dilaksanakan 1 (satu) kali pada setiap akhir tahun guna membahas rencana diklat tahun berikutnya.

(3) Pelaksanaan rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan secara berpindah-pindah dari satu Kabupaten/Kota ke


(4)

Kabupaten/Kota lainnya dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atas kesepakatan bersama.

Bagian Kedua Penyelenggaraan

Pasal 6

(1) Badan Diklat mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur Pemerintah Kabupaten/kota yang meliputi :

a. Kurikulum silabi dan modul ; b. Widyaiswara/tenaga pengajar; c. Evaluasi penyelenggaraan; d. Standarisasi;

e. Sertifikasi.

(2) Koordinasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa rapat, surat dinas, konsultasi serta monitoring dan evaluasi.

Bagian Ketiga Pengembangan sistem

Pasal 7

(1) Badan Diklat mengkoordinasikan pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah Kabupaten/kota melalui rapat koordinasi dengan pokok bahasan :

a. Pengembangan sistem diklat; b. Pengembangan kurikulum silabi;

c. Pembahasan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan diklat.

(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahunnya minimal dilaksanakan 1 (satu) kali pada setiap awal tahun sebelum kegiatan diklat dilaksanakan bertempat di Badan Diklat.

Bagian Keempat Fasilitasi

Pasal 8

(1) Badan Diklat berkewajiban memfasilitasi pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/kota.

(2) Fasilitas yang diberikan meliputi perencanaan diklat, kebutuhan Widyaiswara/tenaga pengajar, kurikulum silabi/modul, Analisis Kebutuhan Diklat, Pengembangan sistem diklat serta sarana dan prasarana diklat.

(3) Fasilitasi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Kabupaten/kota, didahului oleh permintaan lembaga diklat Kabupaten/Kota serta disepakati oleh keduabelah pihak.

BAB IV

KERJASAMA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 9

Dalam penyelenggaraan kediklatan, Badan diklat dapat melaksanakan/ melakukan kerjasama Pendidikan dan Pelatihan aparatur dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pemerintah Kabupaten/Kota dan Instansi terkait lainnya dalam


(5)

wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Pola Kemitraan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 10

Kerjasama diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) yang memuat tentang maksud dan tujuan, ruang lingkup kerjasama, hak, wewenang, kewajiban, dan tanggungjawab para pihak, pembiayaan, keadaan memaksa (Force Major), penyelesaian perselisihan dan masa berlaku.

Pasal 11

Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ditanda tangani oleh kedua belah pihak yang melakukan perjanjian kerjasama (Kepala Badan diklat dan pihak lain yang berkepentingan).

Pasal 12

(1) Kerjasama diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi :

a. Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat Kepemimpinan Tingkat III, Tingkat IV dan diklat Prajabatan ;

b. Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat Teknis dan Fungsional.

(2) Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat kepemimpinan Tingkat III, Tingkat IV dan diklat Prajabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan sebagai berikut:

a. Diklat kepemimpinan TK.III, TK.IV dan prajabatan dapat dilaksanakan oleh lembaga Kabupaten/kota yang terakreditasi;

b. Apabila Lembaga diklat Kabupaten/kota belum terakreditasi, penyelenggaraannya diatur sebagai berikut:

1. Diklat kepemimpinan TK.III yang

diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/Kota bertempat di Badan diklat, Badan diklat bertindak sebagai Pembina (Steering Committee) dan lembaga diklat Kabupaten/Kota selaku Panitia Penyelenggara (Organizing Commitee);

2. Diklat kepemimpinan TK.IV dan Prajabatan yang diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/kota bertempat di Kabupaten/Kota, Badan diklat bertindak sebagai Pembina (Steering Commitee) dan lembaga diklat Kabupaten/kota selaku Panitia Penyelenggara (Organizing Committee);

3. Badan diklat sebagai Pembina (Steering Committee) bertanggung jawab dalam hal:

a) Penetapan kurikulum silabi dan

modul ;

b) Penetapan Widyaiswara/Tenaga

Pengajar;

c) Pelaksanaan Evaluasi

penyelenggaraan dan evaluasi dampak diklat ;

d) Standarisasi dan sertifikasi ;

4. Lembaga diklat Kabupaten/kota selaku

Panitia Penyelenggara (Organizing Committee) bertanggungjawab dalam hal :


(6)

b) Persiapan akomodasi dan konsumsi ; c) Penyediaan anggaran dan fasilitas diklat ;

d) Operasionalisasi penyelenggaraan, meliputi kegiatan pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan ;

e) Pembukaan dan Penutupan ; f) Pertanggungjawaban Keuangan.

5. Acara Pembukaan dan penutupan

Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/kota dilaksanakan oleh Bupati/Walikota dan atau Kepala Badan Diklat sebagai Pembina.

c. Penyelenggaraan diklat kepemimpinan TK III, TK IV dan Prajabatan harus berwawasan regional dan kebangsaan, sehingga setiap penyelenggaraan dapat diikuti oleh peserta dari Kabupaten/Kota lain dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

d. Dalam Penyelenggaraan diklat Kepemimpinan TK III, TK IV dan Prajabatan dihimbau kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memanfaatkan asset Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berada di Badan diklat secara optimal.

(3) Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat Teknis dan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan sebagai berikut : a. Diklat teknis dan fungsional yang diselenggarakan lembaga diklat

Kabupaten/kota dapat bertempat di Badan diklat dan dapat pula bertempat di Kabupaten/Kota, Badan Diklat bertindak sebagai Pembina (Steering Committee) dan lembaga diklat Kabupaten/Kota selaku Panitia Penyelenggara (Organizing Committee);

b. Lembaga diklat Kabupaten/Kota sebagai Panitia Penyelenggara (Organizing Committee) bertanggungjawab dalam hal :

1. Penyiapan peserta ;

2. Persiapan akomodasi dan konsumsi; 3. Penyiapan anggaran dan fasilitas diklat ;

4. Operasional penyelenggaraan meliputi pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

5. Pembukaan dan Penutupan ; 6. Pertanggungjawaban keuangan.

c. Badan Diklat sebagai pembina (Steering Committee) bertanggungjawab dalam hal :

1. Penetapan kurikulum silabi dan modul; 2. Penetapan Widyaiswara/Tenaga Pengajar;

3. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan diklat ; 4. Standarisasi dan sertifikasi.

BAB V

STANDARISASI DAN SERTIFIKASI Pasal 13

(1) Standarisasi Pendidikan dan Pelatihan meliputi standar program dan standar Widyaiswara/Tenaga Pengajar.

(2) Standar program meliputi sebagai berikut : a. Tujuan umum dan tujuan khusus diklat ; b. Jenis dan jenjang diklat ;

c. Kurikulum silabi diklat ;

d. Jangka waktu penyelenggaraan paling kurang 30 JP (4 hari) e. Materi pembelajaran ;

f. Metode pembelajaran ;

g. Widyaiswara / Tenaga Pengajar ;


(7)

i. Sarana dan Prasarana ; j. Anggaran ;

k. Sertifikasi ; l. Monitoring ;

(3) Standar Widyaiswara/Tenaga Pengajar meliputi sebagai berikut : a. Paling rendah berpendidikan strata satu (S1) ;

b. Berkompetensi sebagai Widyaiswara ;

c. Mempunyai sertifikat TOT (Training Of Trainer) ; d. Menguasai metodologi pembelajaran ;

e. Menguasai materi diklat sesuai dengan bidang tugas pokok dan fungsi pekerjaan (narasumber);

f. Menguasai materi diklat sesuai disiplin ilmu tertentu (Pakar) ; g. Menguasai materi diklat sesuai dengan bidang Teknis tertentu

(Praktisi).

(4) Sertifikasi penyelenggaraan diklat kepemimpinan Tingkat III diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan diklat, STTPP di tanda tangani oleh Gubernur dan Deputi Bidang Bina Diklat Aparatur LAN RI pada halaman depan serta Kepala Badan Diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di Kabupaten/Kota, STTPP

ditanda tangani oleh Deputi Bidang Bina Diklat Aparatur LAN RI dan Bupati/Walikota pada halaman depan serta Kepala Badan diklat pada halaman belakang.

(5) Sertifikasi penyelenggaraan diklat kepemimpinan Tingkat IV diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan

diklat, STTPP ditandatangani oleh Gubernur atau Bupati/Walikota pada halaman depan serta kepala Badan diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di

Kabupaten/Kota, STTPP ditandatangani oleh Bupati/Walikota pada halaman depan dan Kepala Badan diklat pada halaman belakang.

(6) Sertifikasi penyelenggaraan diklat Prajabatan diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan diklat,

STTPP ditandatangani oleh Gubernur pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di

Kabupaten/kota, STTPP ditandatangani oleh Bupati/Walikota pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang.

(7) Sertifikasi penyelenggaraan diklat Teknis dan Fungsional diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan

diklat, STTPP ditandatangani oleh Gubernur pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di

Kabupaten/Kota, STTPP ditandatangani oleh Bupati/Walikota pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang.

BAB VI

PROGRAM DAN PEMBIAYAAN DIKLAT Pasal 14

Untuk keterpaduan Program Pendidikan dan Pelatihan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Lembaga Diklat Kabupaten/Kota dan Instansi lainnya, Badan Diklat melakukan koordinasi perencanaan, penyelenggaraan, pengembangan sistem dan fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, 6, 7, dan 8 Peraturan Gubernur ini.


(8)

Pembiayaan Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten/Kota dibebankan pada anggaran Instansi masing – masing yang telah disahkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta sumber lain yang sah.

BAB VII

EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 16

(1) Badan Diklat dan lembaga diklat Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan evaluasi terhadap setiap penyelenggaraan diklat, program kediklatan dan dampak diklat.

(2) Evaluasi terhadap setiap penyelenggaraan diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap :

a. Perencanaan diklat, yang meliputi : kesesuaian tujuan, kurikulum dan materi diklat dengan tujuan yang telah ditetapkan ;

b. Pelaksanaan diklat, yang meliputi : peserta, tenaga pengajar dan proses pembelajaran yang dimulai dari awal pembukaan diklat sampai dengan berakhirnya pelaksanaan diklat.

(3) Evaluasi Program kediklatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap seluruh proses penyelenggaraan diklat selama 1 (satu) tahun.

(4) Evaluasi dampak diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun setelah berakhirnya pelaksanaan diklat, yang meliputi : manfaat diklat bagi peningkatan kompetensi dan kinerja alumni peserta diklat serta kinerja organisasi.

Pasal 17

(1) Hasil evaluasi terhadap setiap penyelenggaraan diklat, program kediklatan dan dampak diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dijadikan bahan dalam penyusunan kebijakan diklat dan pengembangan karier pegawai.

(2) Badan diklat menyampaikan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada:

a. Gubernur;

b. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia melalui kepala Badan Diklat Depdagri.

(3) Lembaga diklat Kabupaten/Kota menyampaikan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada :

a. Bupati/Walikota ;

b. Gubernur melalui Kepala Badan Diklat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.

Pasal 19

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.


(9)

Ditetapkan di Pangkalpinang

pada tanggal September 2009 GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

EKO MAULANA ALI Diundangkan di Pangkalpinang

pada tanggal September 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

IMAM MARDI NUGROHO


(1)

Kabupaten/Kota lainnya dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atas kesepakatan bersama.

Bagian Kedua Penyelenggaraan

Pasal 6

(1) Badan Diklat mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur Pemerintah Kabupaten/kota yang meliputi :

a. Kurikulum silabi dan modul ; b. Widyaiswara/tenaga pengajar; c. Evaluasi penyelenggaraan; d. Standarisasi;

e. Sertifikasi.

(2) Koordinasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa rapat, surat dinas, konsultasi serta monitoring dan evaluasi.

Bagian Ketiga Pengembangan sistem

Pasal 7

(1) Badan Diklat mengkoordinasikan pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah Kabupaten/kota melalui rapat koordinasi dengan pokok bahasan :

a. Pengembangan sistem diklat; b. Pengembangan kurikulum silabi;

c. Pembahasan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan diklat.

(2) Rapat koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahunnya minimal dilaksanakan 1 (satu) kali pada setiap awal tahun sebelum kegiatan diklat dilaksanakan bertempat di Badan Diklat.

Bagian Keempat Fasilitasi

Pasal 8

(1) Badan Diklat berkewajiban memfasilitasi pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/kota.

(2) Fasilitas yang diberikan meliputi perencanaan diklat, kebutuhan Widyaiswara/tenaga pengajar, kurikulum silabi/modul, Analisis Kebutuhan Diklat, Pengembangan sistem diklat serta sarana dan prasarana diklat.

(3) Fasilitasi dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di Kabupaten/kota, didahului oleh permintaan lembaga diklat Kabupaten/Kota serta disepakati oleh keduabelah pihak.

BAB IV

KERJASAMA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 9

Dalam penyelenggaraan kediklatan, Badan diklat dapat melaksanakan/ melakukan kerjasama Pendidikan dan Pelatihan aparatur dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Pemerintah Kabupaten/Kota dan Instansi terkait lainnya dalam


(2)

wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Pola Kemitraan sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 10

Kerjasama diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) yang memuat tentang maksud dan tujuan, ruang lingkup kerjasama, hak, wewenang, kewajiban, dan tanggungjawab para pihak, pembiayaan, keadaan memaksa (Force Major), penyelesaian perselisihan dan masa berlaku.

Pasal 11

Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ditanda tangani oleh kedua belah pihak yang melakukan perjanjian kerjasama (Kepala Badan diklat dan pihak lain yang berkepentingan).

Pasal 12

(1) Kerjasama diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi :

a. Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat Kepemimpinan Tingkat III, Tingkat IV dan diklat Prajabatan ;

b. Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat Teknis dan Fungsional.

(2) Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat kepemimpinan Tingkat III, Tingkat IV dan diklat Prajabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan sebagai berikut:

a. Diklat kepemimpinan TK.III, TK.IV dan prajabatan dapat dilaksanakan oleh lembaga Kabupaten/kota yang terakreditasi;

b. Apabila Lembaga diklat Kabupaten/kota belum terakreditasi, penyelenggaraannya diatur sebagai berikut:

1. Diklat kepemimpinan TK.III yang

diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/Kota bertempat di Badan diklat, Badan diklat bertindak sebagai Pembina (Steering Committee) dan lembaga diklat Kabupaten/Kota selaku Panitia Penyelenggara (Organizing Commitee);

2. Diklat kepemimpinan TK.IV dan Prajabatan yang diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/kota bertempat di Kabupaten/Kota, Badan diklat bertindak sebagai Pembina (Steering Commitee) dan lembaga diklat Kabupaten/kota selaku Panitia Penyelenggara (Organizing Committee);

3. Badan diklat sebagai Pembina (Steering

Committee) bertanggung jawab dalam hal:

a) Penetapan kurikulum silabi dan

modul ;

b) Penetapan Widyaiswara/Tenaga

Pengajar;

c) Pelaksanaan Evaluasi

penyelenggaraan dan evaluasi dampak diklat ;

d) Standarisasi dan sertifikasi ;

4. Lembaga diklat Kabupaten/kota selaku

Panitia Penyelenggara (Organizing Committee) bertanggungjawab dalam hal :


(3)

b) Persiapan akomodasi dan konsumsi ; c) Penyediaan anggaran dan fasilitas diklat ;

d) Operasionalisasi penyelenggaraan, meliputi kegiatan pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan ;

e) Pembukaan dan Penutupan ; f) Pertanggungjawaban Keuangan.

5. Acara Pembukaan dan penutupan

Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan lembaga diklat Kabupaten/kota dilaksanakan oleh Bupati/Walikota dan atau Kepala Badan Diklat sebagai Pembina.

c. Penyelenggaraan diklat kepemimpinan TK III, TK IV dan Prajabatan harus berwawasan regional dan kebangsaan, sehingga setiap penyelenggaraan dapat diikuti oleh peserta dari Kabupaten/Kota lain dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

d. Dalam Penyelenggaraan diklat Kepemimpinan TK III, TK IV dan Prajabatan dihimbau kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memanfaatkan asset Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berada di Badan diklat secara optimal.

(3) Hubungan kerjasama penyelenggaraan diklat Teknis dan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan sebagai berikut : a. Diklat teknis dan fungsional yang diselenggarakan lembaga diklat

Kabupaten/kota dapat bertempat di Badan diklat dan dapat pula bertempat di Kabupaten/Kota, Badan Diklat bertindak sebagai Pembina (Steering Committee) dan lembaga diklat Kabupaten/Kota selaku Panitia Penyelenggara (Organizing Committee);

b. Lembaga diklat Kabupaten/Kota sebagai Panitia Penyelenggara (Organizing Committee) bertanggungjawab dalam hal :

1. Penyiapan peserta ;

2. Persiapan akomodasi dan konsumsi; 3. Penyiapan anggaran dan fasilitas diklat ;

4. Operasional penyelenggaraan meliputi pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

5. Pembukaan dan Penutupan ; 6. Pertanggungjawaban keuangan.

c. Badan Diklat sebagai pembina (Steering Committee) bertanggungjawab dalam hal :

1. Penetapan kurikulum silabi dan modul; 2. Penetapan Widyaiswara/Tenaga Pengajar;

3. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan diklat ; 4. Standarisasi dan sertifikasi.

BAB V

STANDARISASI DAN SERTIFIKASI Pasal 13

(1) Standarisasi Pendidikan dan Pelatihan meliputi standar program dan standar Widyaiswara/Tenaga Pengajar.

(2) Standar program meliputi sebagai berikut : a. Tujuan umum dan tujuan khusus diklat ; b. Jenis dan jenjang diklat ;

c. Kurikulum silabi diklat ;

d. Jangka waktu penyelenggaraan paling kurang 30 JP (4 hari) e. Materi pembelajaran ;

f. Metode pembelajaran ;

g. Widyaiswara / Tenaga Pengajar ;


(4)

i. Sarana dan Prasarana ; j. Anggaran ;

k. Sertifikasi ; l. Monitoring ;

(3) Standar Widyaiswara/Tenaga Pengajar meliputi sebagai berikut : a. Paling rendah berpendidikan strata satu (S1) ;

b. Berkompetensi sebagai Widyaiswara ;

c. Mempunyai sertifikat TOT (Training Of Trainer) ; d. Menguasai metodologi pembelajaran ;

e. Menguasai materi diklat sesuai dengan bidang tugas pokok dan fungsi pekerjaan (narasumber);

f. Menguasai materi diklat sesuai disiplin ilmu tertentu (Pakar) ; g. Menguasai materi diklat sesuai dengan bidang Teknis tertentu

(Praktisi).

(4) Sertifikasi penyelenggaraan diklat kepemimpinan Tingkat III diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan diklat, STTPP di tanda

tangani oleh Gubernur dan Deputi Bidang Bina Diklat Aparatur LAN RI pada halaman depan serta Kepala Badan Diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di Kabupaten/Kota, STTPP

ditanda tangani oleh Deputi Bidang Bina Diklat Aparatur LAN RI dan Bupati/Walikota pada halaman depan serta Kepala Badan diklat pada halaman belakang.

(5) Sertifikasi penyelenggaraan diklat kepemimpinan Tingkat IV diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan

diklat, STTPP ditandatangani oleh Gubernur atau Bupati/Walikota pada halaman depan serta kepala Badan diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di

Kabupaten/Kota, STTPP ditandatangani oleh Bupati/Walikota pada halaman depan dan Kepala Badan diklat pada halaman belakang.

(6) Sertifikasi penyelenggaraan diklat Prajabatan diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan diklat,

STTPP ditandatangani oleh Gubernur pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di

Kabupaten/kota, STTPP ditandatangani oleh Bupati/Walikota pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang.

(7) Sertifikasi penyelenggaraan diklat Teknis dan Fungsional diatur sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan di Badan

diklat, STTPP ditandatangani oleh Gubernur pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang;

b. Penyelenggaraan di

Kabupaten/Kota, STTPP ditandatangani oleh Bupati/Walikota pada halaman depan dan kepala Badan diklat pada halaman belakang.

BAB VI

PROGRAM DAN PEMBIAYAAN DIKLAT Pasal 14

Untuk keterpaduan Program Pendidikan dan Pelatihan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Lembaga Diklat Kabupaten/Kota dan Instansi lainnya, Badan Diklat melakukan koordinasi perencanaan, penyelenggaraan, pengembangan sistem dan fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, 6, 7, dan 8 Peraturan Gubernur ini.


(5)

Pembiayaan Pendidikan dan Pelatihan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Kabupaten/Kota dibebankan pada anggaran Instansi masing – masing yang telah disahkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta sumber lain yang sah.

BAB VII

EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 16

(1) Badan Diklat dan lembaga diklat Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan evaluasi terhadap setiap penyelenggaraan diklat, program kediklatan dan dampak diklat.

(2) Evaluasi terhadap setiap penyelenggaraan diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap :

a. Perencanaan diklat, yang meliputi : kesesuaian tujuan, kurikulum dan materi diklat dengan tujuan yang telah ditetapkan ;

b. Pelaksanaan diklat, yang meliputi : peserta, tenaga pengajar dan proses pembelajaran yang dimulai dari awal pembukaan diklat sampai dengan berakhirnya pelaksanaan diklat.

(3) Evaluasi Program kediklatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap seluruh proses penyelenggaraan diklat selama 1 (satu) tahun.

(4) Evaluasi dampak diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun setelah berakhirnya pelaksanaan diklat, yang meliputi : manfaat diklat bagi peningkatan kompetensi dan kinerja alumni peserta diklat serta kinerja organisasi.

Pasal 17

(1) Hasil evaluasi terhadap setiap penyelenggaraan diklat, program kediklatan dan dampak diklat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dijadikan bahan dalam penyusunan kebijakan diklat dan pengembangan karier pegawai.

(2) Badan diklat menyampaikan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada:

a. Gubernur;

b. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia melalui kepala Badan Diklat Depdagri.

(3) Lembaga diklat Kabupaten/Kota menyampaikan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada :

a. Bupati/Walikota ;

b. Gubernur melalui Kepala Badan Diklat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.

Pasal 19

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.


(6)

Ditetapkan di Pangkalpinang

pada tanggal September 2009 GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

EKO MAULANA ALI Diundangkan di Pangkalpinang

pada tanggal September 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

IMAM MARDI NUGROHO