CITRA WANITA TOKOH NISA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY (Suatu Pendekatan Sosiologi Sastra) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

  

CITRA WANITA TOKOH NISA

DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN

KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

(Suatu Pendekatan Sosiologi Sastra)

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Oleh:

Fitriani

  

Nim:014114059

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

CITRA WANITA TOKOH NISA

DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN

KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

(Suatu Pendekatan Sosiologi Sastra)

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Oleh:

Fitriani

  

Nim:014114059

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

  IBU SITI JARAH KAKAK IIS SUGIANTO ADIK ISNANIAH ADIK RATNAWATI BEST PRIEND’S:ANDIE BATAM, ECI, AYU

  MOTTO

  DALAM K EH I DU PAN , M AN U SI A T ERK ADAN G M U DAH M EN GELU H DAN M EN Y ERAH PADA K EADAAN . T API

DEN GAN DORON GAN ORAN G-ORAN G Y AN G K I T A CI N T AI DI

SEK I T AR K I T A, SEM AN GAT K I T A AK AN BAN GK I T K EM BALI

DAN M ERAI H K EM EN AN GAN .

  I DEAS ARE ON LY SEEDS, T O PI CK T H E CROPS N EEDS PERSPI RAT I ON . (GAGASAN -GAGASAN H AN Y ALAH BI BI T , M EN U AI H ASI LN Y A M EM BU T U H K AN K ERI N GAT ). SI APA Y AN G DAPAT M EN AH AN M ARAH N Y A M AM PU M EN GALAH K AN M U SU H N Y A Y AN G PALI N G BERBAH AY A.

  ABSTRAK

  Fitriani, 2001. Citra Wanita Tokoh Nisa dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. (Suatu Pendekatan Sosiologi Sastra). Skripsi S-1. Yogyakarta: Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini mengkaji citra wanita tokoh Nisa dalam novel Perempuan

  

Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy. Tujuan penelitian ini adalah

  mendeskripsikan unsur intrinsik novel Perempuan Berkalung Sorban dan menganalisis citra wanita tokoh Nisa.

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Mula-mula dilakukan analisis struktural terhadap novel Perempuan Berkalung Sorban untuk melihat kebulatan makna di dalamnya. Hasil analisis struktural digunakan sebagai dasar untuk menganalisis gejala sosial mengenai citra wanita tokoh Nisa dalam novel

  

Perempuan Berkalung Sorban . Adapun metode yang digunakan adalah (1)

  metode analisis untuk menganalisis unsur intrinsik novel Perempuan Berkalung

  Sorban , citra wanita tokoh Nisa dalam novel Perempuan Berkalung Sorban. (2)

  metode klasifikasi untuk mengelompokkan perilaku tokoh Nisa dalam aspek fisik, psikis, keluarga, dan masyarakat.

  Dari hasil kajian terhadap novel Perempuan Berkalung Sorban karya

  Abidah El Khalieqy ini ditemukan bahwa citra wanita tokoh Nisa terbentuk dari

  citra diri wanita dan citra sosial wanita. Citra diri wanita itu ditunjukkan oleh aspek fisik dan aspek psikis yang tergambar melalui peristiwa Nisa hamil, melahirkan, dan berwajah cantik. Aspek psikis tergambar melalui perasaan dan kepribadiannya yang baik. Citra sosial wanita ditunjukkan oleh aspek keluarga dan aspek masyarakat.Aspek keluarga Nisa terganbar melalui tokoh Nisa sebagai ibu dari anak-anaknya,sebagai istri, dan sebagai anggota keluarga. Aspek masyarakat Nisa tergambar melalui tokoh Nisa yang mampu bersosiolisasi dengan masyarakat.

  

ABSTRACT

  Fitriani, 2001, Female Character ‘s image , Nisa, in Perempuan Berkalung

  Sorban by Abidah El Khalieqy ( a Sociological Literature Approach). A

  Script for a Strata One Degree. Yogyakarta: Indonesian Literature, Sanata Dharma University

  The research explore the image of the female character in the novel

  

Perempuan Berkalung Sorban , a novel by Abidah El Khalieqy. Its purpose was to

  describe the intrinsic aspects of the novel in identifying the female image of Nisa.

  The research made use of a sociological literature approach which put a literature work as the material under the investigation. Initially, a structural analysis was done on the novel Perempuan Berkalung Sorban to examine the wholeness of the meaning integrated in it. The result was then used as the base to further analyze the social symptoms on the female image of Nisa, the character in the novel.

  The methods which were used were (1) the analytical method to analyze the intrinsic aspects of the novel Perempuan Berkalung Sorban, the female image of the character of Nisa in the novel Perempuan Berkalung Sorban. (2) Classification method to classify the character’s behaviors into physical and psychological aspects, as a member in the family, and in the community.

  The result showed that the female image of the character, Nisa, was formed of the female self-image and the female social image. The self-image was pictured by the physical and psychological aspects: that is pictured by the tact moment in her pregnancy, her delivering the baby, and that she was beautiful. The Psychological aspect was shown by her feeling and her good personality. The female social image was shown through family and social life aspect: by tact image Nisa that is was shown as capable of socializing into the community.

KATA PENGANTAR

  Sepantasnya, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, yang membimbing penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra Indonesia. Program Studi Sastra. Penulis mengucapkan terima kasih yang sangat dalam kepada:

  • Drs. B. Rahmanto, M. Hum sebagai pembimbing I, S.E. Peni Adji, S. S. M.

  Hum. sebagai dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberi masukan kepada penulis untuk menyusun skripsi.

  • Dosen pembimbing akademis, Drs. B. Rahmanto, M.Hum yang telah memberikan bimbingan KRS selama penulis kuliah.
  • Seluruh dosen Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik penulis selama kuliah.
  • Mbak Nik, Mbak Rus selaku admistrasi Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas kesabarannya mengadapi kebandelan penulis.
  • Seluruh staf perpustakan atas bantuan, pelayanan, dan penuh kesabarannya dalam melayan peminjaman dan pengembalian buku yang sering terlambat.
  • Bapak Pahrul Anwar dan Ibu Siti Jarah yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih juga untuk Mas Iis, adik Isna dan adik Ratna, adik ipar Sony keponakan Melda, Melly, Kesya, Intan, Ajeng, Axel mereka semua adalah penyemangat penulis untuk mengerjakan skripsi. Mereka merupakan keluarga yang paling hebat yang penulis miliki.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dengan senang hati untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv MOTTO .......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii

  

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................

  4 1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................

  4 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................

  4 1.5 Landasan Teori .......................................................................

  5 1.5.1 Sosiologi Sastra ..............................................................

  5 1.5.2 Unsur Intrinsik Karya Sastra .........................................

  6

  1.5.3 Citra Wanita ..................................................................

  16 2.1.2 Bab II ............................................................................

  21 2.2.2 Tokoh dan Penokohan Lek Khudhori .............................

  20 2.2.1 Tokoh dan Penokohan Nisa ............................................

  19 2.2 Tokoh dan Penokohan ..............................................................

  19 2.1.7 Bab VII .........................................................................

  18 2.1.6 Bab VI ..........................................................................

  17 2.1.5 Bab V ............................................................................

  17 2.1.4 Bab IV ..........................................................................

  16 2.1.3 Bab III ...........................................................................

  15 2.1.1 Bab I .............................................................................

  9

  15 2.1 Alur ..........................................................................................

  13 BAB II ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN ..................................................................

  13 1.8 Sistematika Penyajian ...............................................................

  13 1.7 Sumber Data .............................................................................

  12 1.6.3 Teknik Penelitian ............................................................

  12 1.6.2 Metode Penelitian ...........................................................

  12 1.6.1 Pendekatan .......................................................................

  1.5.3.2. Citra Sosial Wanita.................................................. 11 1.6 Pendekatan, Metode, dan Teknik ...........................................

  1.5.3.1 Citra Diri Wanita........................................ ............ 10

  27

  2.2.3 Tokoh dan Penokohan Samsudin ...................................

  29 2.2.4 Tokoh dan Penokohan Bapak .........................................

  30 2.2.5 Tokoh dan Penokohan Ibu ..............................................

  31 2.3 Latar .........................................................................................

  33 2.3.1 Latar Tempat ..................................................................

  33 2.3.1.1 Kebun Belakang .................................................

  34 2.3.1.2 Rumah ................................................................

  34 2.3.1.3 Pondok ...............................................................

  35 2.3.2 Latar Sosial .....................................................................

  35

  2.4 Rangkuman………………………………………………. 37 BABIII ANALISIS CITRA WANITA TOKOH NISA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN ..........................................

  39 3.1 Citra Diri Wanita ......................................................................

  39 3.1.1 Citra Diri Wanita Tokoh Nisa dalam Aspek Fisik .........

  40 3.1.2 Citra Diri Wanita Tokoh Nisa dalam Aspek Psikis .......

  45

  3.2 Citra Sosial Wanita ................................................................... 47 3.2.1 Citra Sosial Wanita Tokoh Nisa dalam Keluarga ...........

  47 3.2.2 Citra Sosial Wanita Tokoh Nisa dalam Masyarakat .......

  54

  3.3 Rangkuman……………………………………………………. 58 BAB IV PENUTUP .......................................................................................

  60 4.1 Kesimpulan .................................................................................

  60 4.2 Saran ...........................................................................................

  62 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  63

  LAMPIRAN SINOPSIS ..................................................................................

  64 BIODATA PENULIS ......................................................................................

  67

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Karya sastra, termasuk novel, pada hakikatnya adalah benda mati yang dari

dirinya tidak bermakna dan tidak dapat di jadikan objek estetika selama karya sastra

itu tidak disentuh, tidak dibaca, dan tidak diberi makna oleh pembaca. Teeuw

(1984:191) menyebutnya sebagai artefak dan ia berpendapat bahwa karya sastra itu

dapat dibandingkan dengan peninggalan purbakala yang menuntut keterlibatan

arkeologi dalam memberikan makna pada peninggalan itu. Upaya membarikan

makna pada karya sastra dikenal dengan istilah konkretisasi sastra. Pradopo

(1995:106) menyatakan bahwa, pemberian makna pada karya sastra atau proses

konkretisasi sastra itu merupakan usaha untuk menjadikan sastra sebagai sesuatu

yang berguna bagi masyarakat pembacanya. Hal ini menyebabkan peranan pembaca

menjadi sangat penting dalam pemberian makna pada karya sastra.

  Seorang pembaca dalam memaknai suatu karya sastra turut dipengaruhi oleh

berbagai situasi dan latar belakang sosial budaya masyarakat itu sebabnya karya

sastra lahir dalam konteks sejarah dan sosial budaya. Bangsa yang di dalamnya

sastrawan penulisnya merupakan salah seseorang anggota masyarakat bangsa

(Pradopo, 1995:10). Hal ini berarti pengarang mencipta karya sastra selaku seorang

warga masyarakat menyapa pembaca yang sama–sama dengan dia merupakan warga

  2

penafsiran, penghayatan hidup terhadap realitatas sosial dan lingkungan

kemasyarakatan tempat pengarang itu hidup dan berkembang (Sumardjo,1982:15).

Dengan demikian, karya sastra merupakan perwujudan latar belakang sosial budaya

masyarakat yang ditampilkan oleh pengarang.

  Sehubungan dengan hal tersebut, nyatalah bahwa latar belakang sosial

budaya yang ditampilkan oleh pengarang itu meliputi, tata cara kehidupan, adat

istiadat, kebiasaan, sikap, upacara adat dan agama, konvensi-konvensi lokal, sopan

santun, hubungan kekerabatan dalam masyarakat, cara berpikir, dan cara memandang

segala sesuatu atau perpektif kehidupan (Waluyo,1994:52). Selanjutnya, kenyataan

sosial budaya masyarakat tentu saja tidak boleh dipaksakan atau di reka-reka sendiri

dan apa adanya dalam menunjukan latar belakang sosial budaya, sedangkan jalan

cerita, tokoh- tokoh dan alur cerita merupakan rekaan pengarang. Pengarang harus

mendokumentasikan keadaan sosial budaya masyarakat karena karyanya adalah

dokumentasi sosial budaya. Lewat karya sastra, seorang pembaca dapat memahami

latar belakang sosial budaya masyarakat (Waluyo, 1994:54).

  Untuk itulah, pembaca yang terpelajar dan budaya dapat menghargai dan

memahami karya sastra, penghargaan terhadap tingkah laku hidupnya. Dengan

demikian, karya sastra yang bernilai baik itu dicari dan dihargai oleh pembaca untuk

penyempurnaan dirinya sebagai manusia. Oleh karena itu, karya sastra yang baik

selalu disimpan sebagai warisan budaya manusia dan para ahli sosiologi sastra

memandang karya sastra sebagai dokumen sosial budaya masyarakat (Waluyo,

  3 Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy ini sangat

menarik dan baik untuk dibaca. Ketertarikan penulis pada novel ini disebabkan oleh

adanya masalah sosial dan budaya. Selain itu, novel ini mempunyai ciri khas

tersendiri, yaitu adanya unsur citra wanita yang menarik untuk diteliti lebih

mendalam lagi.

  Dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy,

peneliti akan menyoroti tokoh Nisa. Tokoh Nisa sebagai tokoh wanita banyak

menggambarkan kehidupan wanita sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk

sosial. Wujud citra wanita itu difokuskan pada masalah pikiran dan perasaan wanita

dalam tingkah laku kesehariannya sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga dan

sebagai anggota masyarakat. Wujud citra wanita dapat dihubungkan atau di

abstrakkan dengan aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial budaya dalam

kehidupan wanita yang melatar belakangi terbentuknya citra wanita.(Sugihastuti:

2000). Hal itu menjadi alasan peneliti untuk memilih novel Perempuan Berkalung

Sorban karya Abidah El Khalieqy sebagai bahan skripsi ini dengan menggunakan

pendekatan sosiologi sastra.

  Upaya menganalisis novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El

Khalieqy dalam konteks seperti itu dapat dikaitkan sebagai langkah memberi makna

terhadap sebuah karya sastra. Langkah awal memahami karya sastra adalah

menganilisis unsur instrinsiknya meliputi alur, tokoh dan penokohan, serta latar.

  

Selanjutnya, yang dikaji dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El

  4

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  

1.2.1 Bagaimana unsur alur, latar, tokoh dan penokohan novel Perempuan

Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy?

  

1.2.2 Bagaimana citra wanita tokoh Nisa dalam novel Perempuan Berkalung

Sorban karya Abidah El Khalieqy?

  1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini di maksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

  

1.3 1 Deskripsikan unsur intrinsik alur, latar, tokoh dan penokohan novel

Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy?

  

1.3 2 Deskripsikan citra wanita tokoh Nisa dalam novel Perempuan Berkalung

Sorban karya Abidah El Khalieqy?

  1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

  

1.4.1 Dalam bidang sastra, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

khazanah kritik sastra khususnya bidang sosiologi sastara

1.4.2 Dalam bidang sosial, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

  5

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Sosiologi Sastra

  Karya sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri

adalah suatu kenyataan sosial. Kehidupan itu mencakup hubungan antarmasyarakat,

antarmanusia, antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang (Damono, 1978:3).

Hal ini berarti karya sastra memberikan wawasan kepada pembaca mengenai

kenyataan dalam masyarakat (Luxemburg, 1989:45).

  Supardi Djoko Damono dalam sosiologi sastra Sebuah Pengantar Ringkasan

menyatakan bahwa pendekatan sosiologi sastra merupakan perkembangandari

pendekatan mimetik yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan

realitas dan aspek latarbelakang oleh fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak

dapat terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat.

  Pendekatan sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan ini

oleh beberapa ahli disebut sosiologi sastra istilah itu pada dasarnya tidak berbeda

pengertiannya dengan sosiosastra, pendekatan sosiogis atau pendekatan sosiokultural

terhadap sastra (Damono, 1979:2).

  

Dalam novel Perempuan Berkalung Sorban dipahami dalam hubungannya

dengan kehidupannya di pesantren yakni sikap mengabdi terhadap hukum-hukum

Islam. Pengabdian Nisa diwujudkan dalam seorang istri yang bertanggung jawab

terhadap suami, seorang istri tidak boleh keluar rumah tanpa suami yang

mendampingi dalam agama Islam hukumnnya haram. Seorang santri dilarang untuk

  6 Muhammad. Dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan pedoman Al-Qura’an hadis Nabi Muhammad Pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaah metode

yang digunakan adalah analisis teks untuk mengetahui strukturnya, kemudian

dipergunakan untuk memahami lebih lama dalam gejala sosial di luar sastra

(Damono, 1978:2-3).

  Berdasarkan hal itu, penelitian ini menekankan pada penelaah teks sastra

dengan menganalisis strukturnya. Kemudian digunakan untuk memahami gejala

sosial di luar sastra. Analisis struktur karya sastra merupakan pekerjaan pendahuluan

sebelumnya. (Teeuw, 1984:16). Dengan demikian, novel Perempuan Berkalung

Sorban karya Abidah El Khalieqy akan dianalisis tiga unsur instrinsiknya, yaitu alur,

latar, tokoh dan penokohan.

1.5.2 Unsur Instrinsik Karya Satra

1.5.2.1 Alur

  Alur adalah rangkaian peristiwa dalam sutu cerita yang disajikan dengan

urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan membangun tulang punggung cerita

(Sudjiman, 1992:29). Pengaluran adalah pengaturan urutan peristiwa pembentukan

cerita- cerita diawali dengan peristiwa tertentu dan berakhir dengan peristiwa tertentu

lainnya, tanpa terikat pada urutan waktu (Sudjiman, 1992:31). Pada umumnya,

sekitar alur cerita terdiri atas tiga bagian, yaitu alur awal, alur tengah, alur akhir.

  7

peleraian dan penyelesaian (Waluyo, 1994:148). Selain itu, ada beberapa hal yang

berkaitan dengan alur cerita yang sering dikatakan hukum dari alur cerita, yaitu sifat

masuk akal atau logis, kejutan, tegangan, kesatuan, dan ekspresi (Kenny via Waloyo,

1994:158).

  Teknik penyusunan alur cerita terdiri atas tiga jenis yaitu teknik alur linier,

teknik alur sorot balik, dan teknik alur campur. Teknik alur linier atau terusan adalah

rangkaian cerita berkesinambungan, artinya alur cerita berurutan dari awal hingga

akhir jalinan ceritanya tidak melompat-lompat sehingga mudah diikuti (Waluyo,

1994:154). Teknik alur sorot balik atau flashback adalah rangkaian kronologis

peristiwa-peristiwa yang disajikan di dalam karya sastra disela dengan peristiwa

yang terjadi sebelumnya. Alur sorot balik ini ditampilkan di dalam dialog, di dalam

bentuk mimpi atau sebagai lamunan tokoh yang menelusuri kembali jalan hidupnya,

atau yang teringat kembali kepada suatu peristiwa masa yang lalu (Sudjiman,

1992:33). Teknik alur campuran atau majemuk adalah alur yang mengandung alur

utama dan alur sampingan atau sub alur. Hal ini berarti terdapat perpaduan antar alur

sorot balik denga alur linier (Waluyo, 1994:156).

1.5.2.2 Tokoh dan Penokohan

  Tokoh adalah individual yang mengalami peristiwa di dalam berbagai

peristiwa cerita (Sudjiman, 1992:16). Penokohan adalah cara pengarang melukiskan

tokoh-tokoh dalam cerita yang ditulisnya (Tjahjono, 1988:138) atau penyajian watak

  8

dijelaskan tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Jones via

Nurgiyantoro, 1995:165).

  Berdasarkan fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan

menjadi dua yaitu tokoh sentral atau tokoh bawahan. Pertama, tokoh sentral meliputi

tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita

kagumi dan salah satu jenisnya secara populer sering disebut hero, tokoh yang

merupakan pengejawatahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita

(Nergiyantoro, 1995:178). Selanjutnya tokoh antagonis atau tokoh lawan adalah

tokoh penentang tokoh utama dari tokoh protagonis (Sudjiman,c1992:19). Selain itu,

tokoh antagonis dapat dikatakan sebagai tokoh penyebab terjadinya konflik. Tokoh

ini termasuk tokoh sentral dan mewakili pihak yang jahat atau salah

(Nergiyantoro,1995:179). Kedua, tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral

kedudukannya dalam cerita. Pemunculannya tokoh bawahan dalam keseluruhan

cerita lebih sedikit dan tidak dipentingkan. Namun, kehadiran tokoh bawahan ini

diperlukan untuk mendukung tokoh utama (Grimes via Sudjiman, 1992:19).

  Berikut ini akan dipaparkan tiga metode penting yang dapat digunakan dalam

penyajian watak tokoh. Pertama, metode langsung adalah pelukisan watak tokoh

dimana pengarang memaparkan saja watak tokohnya dan dapat juga menambah

komentar tentang watak analitik (Hudson via Sudjiman, 1992) Kedua, metode tidak

langsung adalah teknik pelukisan watak tokoh pengarang tidak memaparkan watak

tokoh secara langsung, tetapi pembaca dapat menyimpulkan watak tokoh tersebut

  9

dapat juga melukiskan watak tokoh melalui ungkapan, reaksi atau kesan tokoh lain.

  

Metode ini disebut juga metode dramatik (Kenney via Sudjiman, 1992). Ketiga,

metode kontektual adalah teknik pelukisan watak tokoh pengarang tidak

memaparkan secara langsung, tetapi pembaca dapat mengenal dan memahami watak

tokoh melalui tiga metode tersebut.

1.5.2.3 Latar

  Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang terkait dengan

waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra (Sudjiman,

1992:44). Latar dapat dibedakan menjadi latar sosial dan latar fisik atau material.

Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok

sosial dan sikap, adat kebiasaan cara hidup, bahasa, dan lain-lain yang melatari

peristiwa. Adapun yang dimaksud dengan latar fisik adalah tempat di dalam wujud

fisiknya, yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya (Hudson via Sudjiman, 1992:44).

1.5.3Citra Wanita

  Citra merupakan rupa, gambar, dapat berupa gambaran yang dimiliki orang

banyak mengenai pribadi, atau kesan mental (bayangan) visual yang ditimbulkan

oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam

karya prosa dan puisi (Sugihastuti, 2000:45). Citra wanita yang dimaksud dalam hal

ini adalah semua gambaran mental spiritual dan tingkah laku keseharian wanita

  10

dicitrakan sebagai mahluk individu yang beraspek fisik dan psikis dan sebagai

mahluk sosial yang beraspek keluarga dan masyarakat (Sugihastuti, 2000:46).

1.5.3.1 Citra Diri Wanita

  Citra diri wanita terwujud sebagai sosok individu yang mempunyai pendirian

dan pilihan sendiri atas berbagai aktivitasnya berdasarkan kebutuhan-kebutuhan

pribadi maupun sosialnya. Wanita mempunyai kemampuan untuk berkembang dan

membangun dirinya. Berdasarkan pada pola pilihannya sendiri, wanita bertanggung

jawab atas potensi diri sendiri sebagai mahluk individu. Citra diri wanita

memperlihatkan bahwa apa yang dipandang sebagai perilaku wanita bergantung pada

bagaimana aspek fisik dan psikis diasosiasikan dengan nilai yang berlaku dalam

masyarakat (Sugihastuti, 2000:113).

  Citra diri wanita itu diabstraksikan dari klasifikasi citra fisik dan citra psikis

wanita dalam aspek fisik. Citra diri wanita itu khas dilihat melalui pengalaman-

pengalaman tertentu yang hanya dialaminya dan tidak dialami oleh pria misalnya

melahirkan dan merawat anak, antara lain dapat ditunjukkan oleh fisiknya yang

lembut, lincah, dan lemah (Sugihastuti, 2000:112). Dalam hal ini, citra fisik wanita

yang tergambar adalah citra wanita dewasa, wanita yang sudah berumah tangga.

  

Selain itu, masa perkawinan juga mengisyaratkan bahwa secara fisik wanita

ditunjukkan sebagai wanita dewasa (Sugihastuti, 2000:85). Dalam aspek psikis,

kejiwaan wanita dewasa ditandai oleh sikap pertanggung jawaban penuh terhadap

  11 Dalam batas-batas aspek fisik dan psikis di atas, wanita adalah mahluk

psikologis, yang berpikir, berperasaan dan beraspirasi. Aspek psikis wanita tidak

dapat dipisahkan dengan aspek fisiknya. Akibat dari citra wanita yang ditimbulkan

oleh aspek itu, maka psikis wanita pun sesuai dengan fisiknya. Secara psikis, wanita

dicitrakan sebagai wujud tingkah laku. Dengan demikian, aspek fisik dan aspek

psikis adalah yang membentuk citra wanita sebagai mahluk individu yang

mempunyai konsep diri. Wanita mempunyai kesadaran dalam dirinya sendiri, yang

lain dengan pria. Wanita mempunyai persepsi diri terhadap karakteristik fisik dan

psikis ini mempengaruhi penilaian dan pengalaman hidupnya (Sugihastuti,

2000:152).

1.5.3.2 Citra Sosial Wanita

  Pada dasarnya citra sosial wanita merupakan citra wanita yang erat

hubungannya dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu kelompok

masyarakat, tempat wanita menjadi anggota dan berhasrat mengadakan hubungan

antarmanusia. Kelompok masyarakat itu adalah kelompok keluarga dan kelompok

masyarakat luas (Sugihastuti, 2000:143). Dalam aspek keluarga, citra sosial wanita

berhubungan dengan peranan sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai anggota

keluarga yang semuanya menimbulkan konsekuensi sikap sosial yang saling

berhubungan antara satu dengan lainya. Sebagai istri misalnya, wanita mencintai

suaminya. Perasaan citra itu terwujud pula pada anak-anaknya, dalam aspek

masyarakat, citra sosial wanita dapat berupa hubungan wanita dengan wanita sendiri,

hubungan dengan pria, hubungan dengan manusia dalam masyarakat pada umumnya.

  12

keluarga dan aspek masyarakat, maka keduanya dapat diabstraksikan ke dalam citra

sosial wanita (Sugihastuti, 2000: XV1).

1.6 Metode Penelitian

  1.6.1 Pendekatan Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

sosiologi sastra. Pendekatan ini bertolak dari asumsi sastra adalah cermin kehidupan

masyarakat, pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan ini

disebut sosiologi sastra (Damono, 1978: 2). Pendekatan sosiologi sastra yang

digunakan adalah sosiologi sastra yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan

penelaahaan. Teks sastra (novel) ditelaah struktur pembentukannya untuk

menemukan kebulatan makna yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya,

pendekatan ini diterapkan untuk menganilisis novel Perempuan Berkalung Sorban

karya Abidah El Khalieqy yang berhubungan dengan gejala sosial yang ada

kehidupan.

  1.6.2 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk memahami suatu objek yang menjadi sasaran

ilmu yang bersangkutan. Suatu metode dipilih dengan mempertimbangkan

kesesuaiannya, dengan objek yang bersangkutan (Yudiono, 1986:14). Dengan

demikian, metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ada dua hal

yang analisis digunakan peneliti untuk menganalisis unsur instrisik novel

  13

sebagai mahluk individual dan sebagai mahluk sosial. Metode deskripsikan di

gunakan peneliti untuk memaparkan dan melaporkan hasil penelitian.

1.6.3 Teknik Penelitian

  

Teknik yang dipergunakan dalam penalitian ini meliputi dua hal yaitu teknik

simak digunakan peneliti untuk menyimak teks sastra yang telah dipilih sebagai

bahan penelitian. Teknik catat digunakan peneliti untuk mencatat hal-hal yang sesuai

dan mendukung proses pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Pencatatan

dilakukan sebagai kelanjutan dari penyimak.

  1.7 Sumber Data Judul Buku : Perampuan Berkalung Sorban Pengarang : Abidah El Khalieqy Penerbit :Yayasan Kesejahteraan Fatayat Yogyakarta Tahuh Terbit : 2001 (Cetakan Pertama) Tebal Buku : 309 halaman

  1.8 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I

merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodelogi

  14

wanita tokoh Nisa dalam novel Perempuan Berkalung Sorban yang meliputi: citra

diri wanita, dan citra sosial. Bab IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan

saran.

BAB II ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN Karya sastra merupakan sebuah struktur yang bermakna untuk dapat

  menangkap dan memberi makna kepada karya sastra. Peneliti perlu menganalisisnya dalam menganalisis teks karya sastra itu harus diuraikan unsur- unsur pembangunannya. Unsur-unsur pembangunan teks novel Perempuan

  

Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy yang dianalisis adalah alur, tokoh

  dan penokohan, dan latar. Dengan menganalisis ketiga unsur instrinsiknya diharapkan makna keseluruhan novel Perempuan Berkalung Sorban karya

  

Abidah El Khalieqy dapat dipahami berikut ini akan dipaparkan hasil analisis

ketiga unsur instrinsik.

2.1 Alur

  Dalam landasan teori telah disinggung bahwa alur sebuah karya sastra dapat dibedakan menjadi alur maju dan alur sorot balik. Namun demikian pengaluran dalam sebuah karya sastra itu dapat mengandung keduanya atau beralur campuran novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieqy tipe pengaluran campuran meskipun alur yang tampak dominan adalah alur maju. Dengan teknik alur sorot balik diceritakan peristiwa. Peristiwa yang dialami tokoh utama dan tokoh bawahan ketika para tokoh mengalami berbagai masalah .Secara sederhana bentuk pengaluran tersebut dapat dilihat melalui peristiwa-peristiwa dalam setiap babnya.

  2.1.1 Bab I

  Peristiwa ini merupakan paparan dari bab I ini diawali dengan penyituasian dengan menggambarkan tokoh dan pelukisan latar, menceritakan Nisa bersama kedua kakaknya yang bernama Wildan dan Rizal. Mereka bermain di kebun belakang yang cukup luas, kehidupan di pondok pesantren yang serba terbatas dalam melakukan suatu kegiatan sebagai anak perempuan Nisa berkeinginan berlatih naik kuda seperti kedua kakaknya itu. Bapak mengetahui apa yang sedang Nisa lakukan seharian di ladang bersama Rizal. Nisa mengabiskan jam main untuk berlatih naik kuda secara diam-diam. Nisa banyak belajar dengan Mbak May pekerjaan yang bisa dilakukan seorang wanita seperti mencuci, menyapu, memasak.

  2.1.2 Bab II

  Bab II ini merupakan rangsangan dan kelanjutan dari peristiwa cerita bab I. Dalam bab ini penyituasian digambarkan melalui peristiwa yang dialami Nisa. Mengapa Bapak memberiku nama Annisa, lengkapnya Annisa Nuhaiyyah. Nisa hanya mengerti bahwa kata itu memiliki arti yang berakal, atau perempuan yang berpandangan luas. Setelah kepergian Lek Khudhori Nisa sering mengurung diri di dalam kamar. Rasa enggan melihat dunia luar, matahari tak lagi menyilaukan pemandangan, semilir angin pegunungan tak mampu lagi mendatangkan rasa nyaman. Hari-hari telah berlalu melebihi empat minggu surat Lek Khudhori yang Nisa tunggu-tunggu akhirnya datang juga bersamaan sepucuk surat yang teramat pendek, ia juga mengirimkan kedua kaset lagu dari penyanyi Mesir yang sangat terkenal di dunia.

  2.1.3 Bab III

  Bab ini merupakan pengawatan dan mengandung sorot balik. Dalam bab ini, penyituasian digambarkan melalui alur, peristiwa cerita yang dialami Nisa dengan alur sorot balik. Peristiwa tentang pernikahan Nisa dengan Samsudin yang tidak pernah harmonis selalu ada masalah dalam rumah tangga Nisa. Ia berpendidikan rendah dan selalu direndahkan oleh Samsudin. Dengan seenaknya Samsudin duduk dikursi sambil merokok asap menabrak muka Nisa dan menyusup kedalam rambut Nisa, menuding mukanya persis di depan hidung jika mungkin, mengapa tidak? Besok Nisa mulai kembali sekolah dan suatu saat Nisa pun sarjana, dimana otak Nisa akan dipenuhi ilmu yang dapat menentukan, mana sampah dan mana mutiara. ”Samsudin bukan Lek Khudhori yang bisa dapat merasa nikmat! Samsudin hanya seorang penjagal bodoh!” Dengan ringan tangan Samsudin menampar wajah Nisa sampai lebam (hlm.131). Hati Nisa terpukul dengan kelakuan Samsudin tiba-tiba Samsudin membawa seorang wanita lain kedalam rumah tangga Nisa, perkawinan yang telah dijodohkan oleh kedua orang tua Nisa dan Samsudin.

  2.1.4 Bab I V

  Peristiwa ini merupakan penyelesaian, klimaks bergerak terus dari bab III menuju bab IV, bab V merupakan penyituasian peristiwa cerita yang melukiskan lamaran pertama Samsudin kepada Nisa. Penyituasian digambarkan melalui Nisa yang hidup sebagai janda. Karena Nisa sudah tidak tahan dengan perilaku Samsudin. Nisa memutuskan untuk bercerai dari Samsudin, Nisa menerima lamaran Lek Khudhori. Peristiwa ini merupakan awal pemunculan konflik Nisa mengalami konflik batin, konflik batin itu terjadi karena Nisa masih trauma dengan kelakuan Samsudin semasa Nisa masih jadi istri. Nisa tidak bisa membohongi perasaannya dia sangat mencintai Lek Khudhori.

2.1.5 Bab V

  Bab V merupakan penyelesaian dan menceritakan Nisa yang mencoba memberi penjelasan kepada Bapak bahwa ia akan mengakhiri pernikahan bersama Samsudin. Kini Nisa telah menaiki tangga kebebasaan kembali setelah terpuruk dalam lubang gelap gua hitam minotaurnya Samsudin. Nisa kembali bersatu dengan bapak dan ibu serta Lek Khudhori. Nisa menghirup kembali segarnya udara pegunungan yang bebas polusi, bersama kepodang dan kakatua Nisa menyanyi. Nisa sudah mempunyai pengganti Samsudin, bukan lain adalah pamanya sendiri yang bernama Lek Khudhori. Bapak dan ibu akan melihat dengan pandangan orang tua yang arif oleh kesalahan masa lalu dan penyesalan yang terus mengiringi. Mereka ingin menebus semua hutang keceriaan masa remaja Nisa dan membiarkan Nisa mengungkap kesempatan itu untuk Nisa gunakan menata masa depan bersama Lek Khudhori.

  2.1.6 Bab VI

  Peristiwa ini merupakan permintaan dan bergerak lurus menuju bab VI yang menceritakan tentang rencana kehamilan pernikahan yang sudah mereka bina. Nisa belum yakin dengan dirinya bisa mendapatkan anak dari suami barunya ini. Perkataan yang pernah dikeluarkan dari Samsudin bahwa dirinya mandul, tiga minggu kemudian saat Nisa rasakan perut Nisa mulai mual-mual dan merasa masuk angin berat, setiap hari Nisa minta dibelikan apel Jepang untuk mengatasi mual. Pada usia kandungan Nisa mencapai lima bulan ibu dan bapak mengunjungi Nisa dan Lek Khudhori untuk melihat dengan mata kepala sendiri cerita kehamilan Nisa yang telah Nisa kabarkan melalui surat. Tak sengaja Nisa memperhatikan wajah Samsudin yang penuh dengan kebencian dan dendam saat Mba Kalsum dan Samsudin berkunjung kerumah Nisa dan Lek Khudhori untuk melihat anak Nisa yang baru lahir.

  2.1.7 Bab VII

  Peristiwa ini merupakan klimaks dan bergerak lurus dalam bab VII menceritakan meninggalnya Lek Khudhori secara tiba-tiba. Lek Khudhori meninggal dikarenakan kecelakan mobil. Banyak yang mengatakan kalau kecelakaan mobil disebabkan oleh Samsudin yang sengaja menaberak Lek Khudhori. Nisa belum bisa menerima kenyataannya kebahagian belum lama Nisa rasakan kebersamaan suami dan anak tercinta. Hidup dan mati sepenuhnya di tangan Allah dan Nisa harus berpisah, sebab Allah memang menghendaki yang demikian.