SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

  

ISTILAH-ISTILAH POLITIK

DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS

EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

  

Oleh

Agustinus Sungkalang

NIM: 034114010

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  ” Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal tetapi bangkit kembali setiap kali jatuh

  (Konfusius) ” Sukses membuat kita tetap toleran pada kegagalan dan kegagalan membuat kita tidak toleran pada sukses

  

(William Feather)

” “Percayalah kepada Tuhanmu dengan segenap hatimu, janganlah bersandar pada pengetahuan semata. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Tuhan akan membuat

jalanmu lurus”

  (Amsal 3:5-6) Skripsi ini saya persembahkan

  • Sebagai tanda syukur dan terima kasih kepada Tuhan, Allah yang

  mahakasih, yang senantiasa menghidupiku dengan cinta sejati, kasih karunia sejati, dan pengharapan sejati.

  • Sebagai tanda bakti bagi Bapak dan Ibu: Ferdinandus Gaing dan Laurensia

  Banang, yang selalu melimpahiku dengan kasih, doa dan nasihat, dan dukungan materi.

  • Sebagai tanda persaudaraan bagi kakakku: Antonia Sarika, Thomas Suka

  (Abang Sepupu), (Alm) Sampe, dan kedua adikku: Marius dan Emanuell, yang selalu mendukungku dengan semangat dan kepedulian.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, … April 2008 Penulis

  Agustinus Sungkalang

  

ABSTRAK

Sungkalang, Agustinus. 2008. “Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Kompas

Edisi Bulan Februari dan Maret 2007”. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra

Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

  Skripsi ini membahas istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Ada dua masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Pertama, istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 termasuk dalam jenis satuan lingual apa saja? Kedua, istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal dari bahasa apa saja?

  Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii) tahap analisis data, (iii) tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Teknik yang digunakan dalam metode simak ini adalah teknik nonpartisipasi atau teknik simak bebas libat cakap dengan mengamati dan mencatat data. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih dan metode padan. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya terdapat dalam bahasa itu sendiri. Metode agih ini diterapkan dengan menggunakan teknik lanjutan, yaitu teknik perluas dan teknik lesap. Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “afiks atau imbuhan serapan” tertentu. Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan (menghilangkan, menghapuskan) unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan. Metode padan adalah metode penelitian yang menggunakan alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Subjenis metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode translasional. Metode padan translasional digunakan untuk membuktikan bahwa ada istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal atau dipinjam dari bahasa lain (Latin, Perancis, Inggris, Yunani, Spanyol). Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data adalah metode informal. Metode informal adalah metode penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata- kata biasa, artinya penyajian hasil analisis tidak menggunakan rumus, lambang-lambang atau diagram.

  Hasil penelitian mengenai istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 ini adalah sebagai berikut. Pertama, makna istilah- istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingual gramatikal. Jenis-jenis tersebut adalah kata dan frase. Jenis satuan lingual berupa kata tersebut adalah (1) kata dasar, (2) kata asli, (3) kata berafiks atau berimbuhan, (4) kata ulang atau berimbuhan, (5) kata serapan, sedangkan jenis satuan lingual berupa frase adalah frase endosentrik yang atributif. Kedua, istilah- istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan asal bahasanya. Jenis pengklasifikasian istilah-istilah politik berdasarkan asal bahasanya adalah (1) bahasa Latin, (2) bahasa Perancis, (3) bahasa Inggris, (5) bahasa

  

ABSTRACT

Sungkalang, Agustinus. 2008. “The Political Terms in Kompas Daily Newspaper on

February and March 2007 “. The Sarjana Degree Thesis of Indonesian Letters

Study Program, Departement of Indonesian Letters, Faculty of Letters, Sanata

Dharma University.

  This thesis studied about political terms in Kompas on February and March 2007 edition. There are two problems were studied in this thesis. First, the political terms in

  

Kompas on February and March 2007 edition is including in which part of lingual?

  Second, the political terms on Kompas is taken from what language? This research is done in three steps, is (i) collecting data, (ii) phase of data analysis, (iii) the phase of presenting. The method used in collecting is attentive observe, the collecting data method used by observing attentively, by observing attentively about the language using. Technique which is used in this method is non participant method or freely observing by watching and taking note. Method of data analysis used is agih method and padan method. Agih method is method of data analysis which the decisive instrument is existed in the language itself. Agih method is applied by using the technique method, lesap and perluas technique. Perluas technique is worked by extending the relevant lingual unity, and this extending uses a certain affix. Lesap technique used is worked by omitting certain relevant lingual unity. The padan method is a method which is using decisive instrument is outside and not be a part of the relevant language. The part of padan method used in this research is translational method. Translational padan method used to prove that the politic terms in Kompas on February and March 2007 edition is taken or borrowed from other languages (Latin, French, English, Greek, Spanish) method which is used in providing the result of data analysis is informal method. Informal method is method to provide the result of data analysis by using the common words, which means the result does not use formulation, symbols, or diagram.

  The result of research about politic terms in Kompas on February and March 2007 edition as following: First, political terms in lingual unity form in Kompas on February and March 2007 edition based on the lingual unity. They are phrase and word. The lingual unity in word form consist of basic words, original words, complex words, repetition words, and absorption words, while the lingual unity in phrase form is attributive endocentric phrase. Second, political terms classified based on the origin. The origin languages are Latin, French, English, Greek, and Spanish.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi gelar sarjana S-1, Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan tulus hati dan penuh rasa syukur, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada: 1.

  Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. sebagai pembimbing I yang dengan setia penuh kesabaran dan ketulusan hati telah memberi bimbingan, petunjuk, saran, dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak Drs. Hery Antono, M.Hum. selaku pembimbing II yang telah memberi bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan memberikan masukan- masukan yang bermanfaat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Para dosen Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma: Drs. B.

  Rahmanto, M.Hum. sebagai Ketua Program Studi Sastra Indonesia, Drs. P. Ari Subagyo, M.Hum, Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum, S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum, Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum. yang banyak mendukung, membantu, dan membekali penulis dalam menjalani tugas studi kuliah.

  4. Ayahku(<)Ferdinandus Gaing, sang pemberi nafkah dalam hidupku serta pemberi semangat, mama tercinta Laurensia Banang, yang selalu mendoakan diriku, kakakku terbaik Antonia Sarika, yang selalu mengingatkan diriku, dan kedua adikku Marius dan Emanuell, yang memberi cinta dan perhatian serta dorongan selama menjalani tugas studi.

  5. Thomas Suka beserta keluarga, sahabat dan kenalan yang telah mendukung penulis selama studi.

  6. Teman-teman Program Studi Sastra Indonesia Angkatan 2003 atas kerja sama, dukungan dan kasih persaudaraan selama ini. Terima kasih telah menemaniku mengasah ilmu di Program Studi Sastra Indonesia.

  7. Segenap karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan Staf Sekretariat Fakultas Sastra karena melayani penulis dengan ramah.

  8. Untuk (alm) Bang Sampe, terima kasih banyak telah mengingatkan aku akan pentingnya tali persaudaraan. Pesanmu akan selalu aku ingat.

  9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Yogyakarta,….April 2008 Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................v ABSTRAK ................................................................................................................vi ABSTRACT ...............................................................................................................viii KATA PENGANTAR..............................................................................................ix DAFTAR ISI.............................................................................................................xi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................1

  1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................12

  1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................13

  1.4 Manfaat Penelitiaan ....................................................................................13

  1.5 Landasan Teori ...........................................................................................14

  1.5.1 Istilah ..................................................................................................14

  1.5.2 Jenis-Jenis Satuan Lingual .................................................................14

  1.5.2.1 Kata .....................................................................................14

  1.5.2.1.1 Kata Dasar ..............................................................15

  1.5.2.1.2 Kata Asli.................................................................15

  1.5.2.1.3 Kata Berafiks atau Berimbuhan .............................15

  1.5.2.1.4 Kata Ulang .............................................................15

  1.5.2.1.5 Kata Serapan ..........................................................15

  1.5.3.1 Frase ....................................................................................16

  1.5.3 Politik.................................................................................................16

  1.6 Metodologi Penelitian ...............................................................................16

  1.6.1 Jenis Penelitian .................................................................................16

  1.6.2 Objek Penelitian................................................................................17

  1.6.3 Prosedur Penelitian ...........................................................................17

  1.6.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data..................................17

  1.6.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data...........................................18

  1.6.3.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ...................................25

  1.7 Sistematika Penyajian...............................................................................25

  BAB II MAKNA ISTILAH-ISTILAH POLITIK DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007 BERDASARKAN JENIS SATUAN LINGUAL………………………27

  2.1 Pengantar ...................................................................................................27

  2.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari dan Maret 2007 ........................................................................................27

  2.1.1 Istilah-Istilah Politik yang Berupa Kata .........................................27

  2.2.1.1 Makna Istilah Politik yang Berwujud Kata Dasar ..................28

  2.2.1.2 Makna Istilah Politik yang Berwujud Kata Berafiks ..............36

  2.1.2 Istilah-Istilah Politik yang Berupa Frase .........................................57

  2.2.2.1 Makna Istilah Politik Berwujud Frase Endosentrik Atr..........57

  BAB III ISTILAH-ISTILAH POLITIK DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI BULAN FEBRUARI DAN MARET 2007 BERDASARKAN ASAL BAHASANYA………………………………85

  3.1 Pengantar ...................................................................................................85

  3.2 Istilah-Istilah Politik dalam Surat Kabar Harian Kompas Bulan Februari dan Maret 2007 Berdasarkan Asal Bahasanya.........................................85

  3.2.1 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Latin................................85

  3.2.2 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Perancis...........................100

  3.2.3 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Inggris .............................103

  3.2.4 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Yunani ............................107

  3.2.5 Istilah Politik yang Berasal dari Bahasa Spanyol ...........................109

  

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………….. 111

  4.1 Penutup .....................................................................................................111

  4.2 Saran .........................................................................................................112

  

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................113

LAMPIRAN..............................................................................................................114

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Surat kabar Kompas merupakan salah satu surat kabar nasional yang mempunyai

  rubrik khusus tentang dunia politik di Indonesia maupun luar negeri. Rubrik itu bernama ‘Politik dan Hukum’ dan ‘Internasional’. Kedua rubrik tersebut membahas tentang masalah-masalah politik secara aktual dan relevan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Misalnya masalah politik yang berkaitan dengan kebijakan baru dari presiden, revisi undang-undang partai politik, kasus dugaan korupsi, konsolidasi partai politik dsb.

  Berdasarkan pengamatan penulis, dalam rubrik inilah bermunculan istilah-istilah politik yang cukup beragam terutama istilah yang berasal dari bahasa asing. Rubrik inilah yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam penelitiannya tentang istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.

  Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti istilah-istilah politik yang terdapat dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Hal ini terutama berkaitan dengan penggunaan istilah bahasa politik di masa sekarang ini. Misalnya, istilah politik birokratik, politik diskriminatif, politik bermuka dua, kabinet pelangi, deparpolisasi dsb. Perlu diketahui bahwa istilah-istilah politik dalam surat kabar

  Kompas 2007 yang dikumpulkan penulis ini sebagian besar diadaptasi atau berasal dari serapan bahasa asing.

  Berikut ini beberapa contoh istilah politik.

  (1) Silatnas yang mengagendakan percepatan muktamar itu memang akhirnya gagal dan berakhir dengan dijatuhkannya sanksi organisasi terhadap kader partai yang terlibat di dalamnya, termasuk Suryadharma Ali. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 5)

  (2) Suryadharma, yang masuk kabinet Indonesia Bersatu atas usulan PPP ini, bahkan berani menantang kemungkinan adanya koalisi kandidat ketua umum yang lain. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 5)

  (3) Sudah sewajarnya sebuah partai politik dilahirkan untuk mencari jalan pada kekuasaan, dan menjadi partai oposisi hanyalah sebuah kecelakaan. (Kompas,

  Senin, 5 Februari 2007 hal 4) (4)

  Belasan politisi yang ditangkap pasukan keamanan nasional Banglades dihadapkan pada tuduhan korupsi. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 11) (5)

  Kini yang terjadi adalah elite AS yang meyakini, pusat kompetesi geopolitik yang baru ada di south-central Eurasia, meliputi kawasan Teluk Persia dan Teluk Kaspia. (Kompas, Selasa, 6 Februari 2007 hal 7)

  (6) Juga, lupakan teori komunikasi ala Harold Lasswell yang diracik saat radio berjaya sebagai alat propaganda dan alat agitasi politik pada periode Perang

  Dunia dan Perang Dingin. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6) Pada contoh (1) terdapat istilah kader partai yang merupakan istilah politik.

  Istilah kader partai ini masuk dalam ranah politik karena pada umumnya berkaitan dengan sistem kepengurusan dalam sebuah organisasi politik. Sistem kepartaian di domain politik dimaksudkan sebagai ‘tenaga yang sudah terlatih atau tenaga inti dari partai dan juga orang yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan atau kepengurusan dalam partai politik’ (As’ari, 2006 : 86). Pada contoh (2) terdapat kata koalisi yang merupakan istilah politik. Istilah koalisi ini masuk dalam ranah politik yang berkaitan dengan sistem kerja sama antara beberapa partai politik di Indonesia untuk memperoleh suara mayoritas di parlemen dalam membentuk suatu kabinet atau pemerintahan.

  Biasanya koalisi ini dibentuk antara partai-partai yang memiliki suara yang hampir sama, bukan partai yang memiliki suara mayoritas.

  Pada contoh (3) terdapat istilah partai oposisi yang merupakan istilah politik. Istilah partai oposisi ini masuk dalam ranah politik karena bersifat menentang atau mengkritisi kebijakan pemerintah dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Dalam sistem demokrasi di Indonesia, partai oposisi dianggap sesuatu yang sangat diperlukan, sehingga posisinya dalam parlemen melembaga secara resmi. Salah satu contoh pasca pemilu 2004, partai berlambang Banteng moncong putih PDIP menempatkan diri sebagai partai oposisi pada pemerintahan SBY-Yusuf Kalla. Pada contoh (4) terdapat kata politisi yang termasuk dalam kategori istilah politik. Kata politisi ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan politikus (ahli politik). Politikus atau politisi dalam domain politik disebut sebagai orang yang berkecimpung di bidang politik praktis atau sebagai aktor politik yang bertujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan politik.

  Pada contoh (5) terdapat kata geopolitik yang merupakan istilah politik. Kata

  

geopolitik ini termasuk dalam ranah politik karena memiliki sebuah ajaran bahwa sebuah

  sistem politik yang ada dalam sebuah negara tertentu itu berkaitan erat dengan sifat-sifat

  Kjellen (politikus Swedia) yang hendak menghubungkan soal politik dengan ilmu bumi dalam suatu tinjauan yang sistematis dan bersifat ilmu pengetahuan. Pada contoh (6) terdapat istilah agitasi politik yang merupakan kategori istilah politik. Istilah agitasi

  

politik ini masuk dalam ranah politik yang berkaitan dengan cara atau kebijakan sebuah

  partai untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah agitasi politik ini biasanya dilakukan oleh seorang aktivis atau tokoh partai politik dengan pidato politik yang bersifat propaganda untuk mempengaruhi dan menghasut massa.

  Dipilihnya istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas sebagai topik tulisan ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, istilah-istilah dalam surat kabar Kompas mengandung masalah yang menarik untuk dibahas dari segi pemberitaannya mengenai politik. Konsep dan frekuensi pemberitaan politik dalam rubrik Kompas cenderung fokus pada perkembangan berita dunia politik hari per hari (day by day). Kompas tidak hanya memfokuskan penulisan beritanya mengenai perkembangan politik yang aktual, tetapi juga wartawan Kompas memiliki kesempatan bertemu dengan narasumber yang dianggap kompeten untuk menjawab masalah politik. Sumber penulisan Kompas tentang politik pun dihimpun dari sumber-sumber terpercaya, misalnya sumber dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Sumber Indo Barometer, dan Pusat Kajian Politik FISIP UI. Masalah pertama yang akan dibahas berkenaan dengan makna satuan-satuan lingual tertentu apa saja dalam istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Berikut ini contoh satuan lingual kata tertentu dalam istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.

  (7) Wakil dari kedua Dewan Pengurus Wilayah itu berulang kali meminta pimpinan sidang agar format itu diperhatikan demi legitimasi ketua umum yang kuat.

  (Kompas, Sabtu, 3 Februari 2007 hal 5) (8) Penangkapan itu dilakukan dengan alasan gerakan dua politisi tersebut sangat antirakyat, menyebabkan kerusuhan, dan terlibat korupsi. (Kompas, Selasa, 20

  Februari 2007 hal 10) (9) Jika sistem politik kita diandaikan sebuah mesin kebijakan, maka komunikasi politik seharusnya sebuah proses koneksi yang mengintegrasikan bagian- bagian dari sistem itu. (Kompas, Kamis, 22 Februari 2007 hal 6)

  (10) Dalam konteks kesepakatan Mekkah, Basiso mengimbau digelar dialog nasional lagi seperti yang dituntut faksi-faksi Palestina selain Fatah dan Hamas.

  (Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9) (11) Dikatakan pula, harus dirumuskan pelaksanaan kemitraan politik yang tercantum dalam kesepakatan Mekkah sebagai bagian dari reformasi politik.

  (Kompas, Selasa, 27 Februari 2007 hal 9) (12) Dalam berbagai varian dan keterbatasan warisan bentuk, hukum cenderung dijauhkan dari patronase politik. (Kompas, Senin, 26 Februari 2007 hal 5)

  Pada contoh (7) terdapat kata legitimasi berasal dari bahasa asing yang termasuk dalam satuan lingual kata dasar karena dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan kata berimbuhan. Misalnya bentuk dasar legitimasi dapat dilekati pada afiks (jenis konfiks)

  

pe-(N)-/-an menjadi kata pelegitimasian. Makna kata pelegitimasian berarti membuat

  sesuatu menjadi legitimasi. Kata legitimasi ini masuk dalam ranah politik karena lain, legitimasi merupakan ‘bentuk penerimaan dan adanya pengakuan masyarakat terhadap pemimpin untuk memerintah serta membuat dan melaksanakan keputusan politik atau diartikan sebagai pengakuan politik’ (As’ari, 2006 : 111). Pada contoh (8) terdapat kata korupsi berasal dari bahasa asing yang termasuk dalam satuan lingual kata dasar karena dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan kata berimbuhan dalam bahasa Indonesia. Misalnya bentuk dasar kata korupsi dapat melekat pada afiks (jenis prefiks)

  

me(N)- menjadi kata verba mengorupsi. Kata korupsi ini masuk dalam ranah politik

  karena berkaitan dengan unsur atau adanya penggelapan uang negara oleh para pejabat badan-badan negara, sehingga memungkinkan terjadinya kasus suap atau pemalsuan lain demi keuntungan pribadi pejabat tersebut. Biasanya penggunaan uang atau fasilitas milik negara dilakukan secara berantai tanpa tersentuh hukum. Salah satu contoh kasus korupsi Bulog oleh Akbar Tanjung, mantan ketua Partai Golkar.

  Pada contoh (9) terdapat kata mengintegrasikan yang termasuk dalam satuan lingual kata berafiks yang berasal dari kata dasar integrasi dan mendapat gabungan afiks

  

me(N)-/-kan . Kata mengintegrasikan ini masuk dalam ranah politik karena bersifat

  sebagai sebuah proses penyatuan atau penggabungan berbagai kelompok sosial politik dalam kesatuan wilayah serta pembentukan identitas nasional dengan penggabungan unsur-unsur yang berbeda dalam satu kesatuan yang utuh. Istilah integrasi dalam domain politik biasanya mengacu pada keinginan suatu sistem politik untuk menyatukan kembali berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam hubungan yang harmoni. Pada contoh (10) terdapat kata faksi-faksi yang termasuk satuan lingual kata ulang yang diulang seluruh bentuk dasarnya, maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata golongan/kelompok orang dalam suatu kubu partai politik atau organisasi yang sering berdebat atau bertikai untuk kepentingan mereka sendiri. Umumnya kelompok-kelompok di dalam suatu partai politik tersebut mencakup para politisi yang mencoba menonjolkan diri mereka dengan cara opurtunistik atau dengan mendorong perpecahan di dalam partai politiknya atau bahkan di dalam negara secara keseluruhan’.

  Pada contoh (11) terdapat satuan lingual frase reformasi politik yang termasuk ke dalam frase endosentrik yang atributif. Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan dan atau. Istilah

  

reformasi politik ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan suatu kegiatan

  dalam ‘suatu sistem politik masyarakat untuk menyusun kembali atau penataan kembali sistem dan kebijakan politik yang dinilai tidak sesuai dengan kehidupan demokrasi dan nilai-nilai keadilan’ (As’ari, 2006 : 183). Reformasi politik ini berkeinginan untuk memformat ulang kembali hal-hal yang menyimpang dan mengembalikan ke bentuk yang semula sesuai dengan cita-cita rakyat agar terwujud suatu sistem politik, kehidupan politik dan masyarakat yang baik sesuai cita-cita bersama. Pada contoh (12) terdapat satuan lingual frase patronase politik yang termasuk ke dalam kategori frase endosentrik yang atributif. Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan dan atau. Istilah patronase politik ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam menentukan para pengurus negara. Dalam domain politik, patronase politik dimaksudkan sebagai ‘suatu mekanisme penentuan jabatan yang didasarkan karena adanya patron atau hubungan politik tertentu bukan berdasarkan kemampuan, keahlian atau seleksi’ (As’ari,

  2006 : 152). Banyak para pakar atau pengamat politik yang tidak setuju dengan sistem patronase politik ini Dari penjabaran di atas, timbullah pertanyaan, apa makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingualnya?

  Masalah kedua berkaitan dengan asal bahasa istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Berikut ini beberapa contoh istilah politik.

  (13) Sebelumnya, saat Bush diwawancarai stasiun TV ABC kembali menegaskan, AS tidak niat menyerang Iran, tetapi tetap akan memberi tekanan diplomatik agar agar Iran meninggalkan program nuklir. (Kompas, Kamis, 1 Februari 2007 hal 8)

  (14) “Tentara rakyat dan rakyat akan siap perang dengan imperialis AS jika mereka menyerang,” sebut partai berkuasa, kabinet, dan militer dalam surat ultah kepada Kim Jong-11. (Istilah politik, Kompas, Sabtu, 17 Februari 2007 hal 8)

  (15) Meski Suryadharma menegaskan tidak akan beroposisi, Arbi menyarankan agar dia keluar dari kabinet. (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 8) (16) Disebutkan, Washington tengah “berkoordinasi” dengan Israel dan pemerintahan Sunni di negara-negara Arab untuk mengonfrontasi Iran.

  (Kompas, Jumat, 2 Februari 2007 hal 9) (17) Dalam hal ini, komisi-komisi independen negara sebagai buah dari perubahan sistem ketatanegaraan pascareformasi ternyata kerap berbenturan kiprahnya, baik di antara mereka maupun dengan lembaga negara yang sudah terlebih dahulu mapan. (Kompas, Jumat, 19 Februari 2007 hal 5) (18) “Jika tidak ada sanksi administratif hingga kemungkinan recall,” kata Soetrisno saat melantik kepengurusan Koordinator Wilayah dan Daerah Forum Bisnis

  Sejahtera Anggotaku (FBSA). (Kompas, Senin, 5 Februari 2007 hal 4) (19) Di satu sisi, parpol ingin memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dan mendapat dukungan politik dari pemilih yang berharap

  platform partai tersebut bisa memperjuangkan aspirasi pemilih. (Kompas,

  Senin, 14 Februari 2007 hal 2) Pada contoh (13) terdapat kata diplomatik. Kata diplomatik ini berasal dari bahasa Perancis ‘diplomatic’ (Cassell’s French Dictionary (CFD), 1962 : 259). Istilah

  

diplomatik ini masuk dalam ranah politik karena berkaitan dengan hubungan resmi antara

negara yang satu dengan negara yang lainnya dalam bidang politik internasional.

  Misalnya hubungan politik antara negara AS dan Iran yang sekarang ini makin memburuk akibat adanya tekanan dari Presiden George Bush kepada Ahmadinejad untuk segera menghentikan pembuatan bom nukirnya serta menghentikan pengayaan uraniumnya. Pada contoh (14) terdapat kata imperialis. Kata imperialis ini berasal dari bahasa Latin ‘imperium’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 723). Istilah imperialis ini berkaitan dengan sistem politik suatu bangsa atau negara yang bertujuan menjajah bangsa/negara lain untuk mendapatkan kekeuasaan atau keuntungan yang lebih besar.

  Pada contoh (15) terdapat kata beroposisi yang termasuk satuan lingual kata

  

oposisi berasal dari bahasa Latin ‘oppositus’ (Encarta Webaster’s College Dictionary

  (EWCD), 2005 : 1019). Istilah oposisi dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam

  

Bahasa Indonesia (2005 : 251) berarti ‘perlawanan, pertentangan, golongon oposisi,

  partai penentang’. Istilah oposisi dalam ranah politik memiliki kaitan yang erat dengan partai oposisi. Seperti telah dijelaskan pada contoh (3) kedua istilah ini dalam domain politik bersifat menentang kebijakan pemerintah atau mengkritisi kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa dalam suatu negara. Biasanya dilakukan oleh perorangan, kelompok atau partai politik. Pada contoh (16) terdapat kata mengonfrontasi yang termasuk satuan lingual kata berafiks yang berasal dari kata dasar konfrontasi dan mendapat bubuhan prefiks me(N)-. Kata konfrontasi berasal dari bahasa Latin ‘confrontare’ (Encarta Webster’s College Dictionary (EWCD), 2005 : 301). Istilah

  

konfrontasi dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005 :

  190) berarti ‘hal berhadapan langsung antara saksi dengan berperkara, pertentangan atau permusuhan’. Istilah konfrontasi dalam ranah politik ini berkaitan erat dengan pertikaian antar kedua belah negara tanpa melakukan perang senjata. Dalam domain politik, konfrontasi berkonotasi sebagai sebuah tindakan menentang musuh tetapi mengalami kesulitan dalam berhadapan langsung dan terang-terangan menghadapi musuh tersebut. Misalnya, konfrontasi antara negara-negara Arab dan Israel yang saling mengadakan konfrontasi fisik.

  Pada contoh (17) terdapat kata komisi-komisi yang termasuk satuan lingual kata ulang yang diulang seluruh bentuk dasarnya, maka disebut kata ulangan atas bentuk dasar yang berupa kata dasar. Kata ulang komisi berasal dari bahasa Latin ‘commiss

  

Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005 : 186) berarti ‘beberapa

orang khusus yang diserahi tugas untuk menyelesaikan suatu tugas atau kewajiban’.

  Istilah komisi dalam ranah politik berkaitan dengan badan pengurus kenegaraan. Komisi itu biasanya terdiri dari sekelompok orang yang ditunjuk atau diberi wewenang oleh pemerintah untuk menjalankan fungsi atau tugas tertentu. Dalam domain politik, komisi merupakan badan yang berada dalam DPR yang tugasnya melakukan pengawasan yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam menjalankan fungsi kontrol terhadap kebijakan eksekutif; komisi-komisi dalam DPR Indonesia dibagi-bagi menurut bidang-bidang yang ditanganinya, para anggota komisi terdiri atas berbagai fraksi yang ada dalam DPR.

  Pada contoh (18) terdapat kata recall yang merupakan serapan asli dari bahasa Inggris. Dalam Kamus Inggris Indonesia (1988 : 469) kata recall artinya ‘penarikan kembali, mengingat, menimbulkan’. Istilah recall dalam ranah politik berkaitan dengan kebijakan sebuah partai politik terhadap anggota partainya. Dalam domain politik, recall dimaksudkan sebagai sebuah sikap penarikan kembali anggota DPR oleh induk partainya karena dinilai telah melakukan penyimpangan, menentang kebijakan partai, konflik dengan pengurus partai atau terlalu kritis pada pemerintah yang tidak sesuai dengan kebijakan partai. Misalnya, Ketua Sekjen PDIP akan merecall anggota partainya yang duduk di parlemen (DPR) jika terbukti mendapat aliran dana dari Bank Indonesia (BI).

  Pada contoh (19) terdapat kata platform. Kata platform ini berasal dari bahasa Perancis ‘plateforme’ <plat ‘flat’ + forme ‘form’>. (Cassell’s French Dictionary (CFD), 1962 : 1112). Istilah platform dalam ranah politik berkaitan dengan kebijakan sebuah partai

  Dalam domain politik, istilah platform merupakan sebuah program atau rancangan khusus yang dimiliki atau ditawarkan sebuah partai politik kepada rakyat. Misalnya, safari politik yang dilakukan oleh Megawati Soekarnoputri ke beberapa daerah di Jabar dan Jatim untuk mendapat dukungan atau simpatisan kuat dari rakyat. Ini merupakan salah satu program partai PDIP untuk menggusung calon presidennya.

  Dari penjelasan di atas, timbullah pertanyaan, istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berasal dari bahasa apa saja? Alasan kedua berkenaan dengan belum adanya tulisan yang secara khusus membahas masalah istilah-istilah politik dalam surat kabar Kompas berdasarkan jenis satuan-satuan lingualnya dan asal bahasanya.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah pokok yang akan dipecahkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.

  1.2.1 Apa makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingualnya?

1.2.2 Berasal dari bahasa mana sajakah stilah-istilah politik pada surat kabar

  Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007?

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.

  1.3.1 Memaparkan makna istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan jenis satuan lingual.

1.3.2 Menjelaskan istilah-istilah politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 berdasarkan asal bahasanya.

  1.4 Manfaat Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam bidang semantik, yaitu menjelaskan makna istilah-istilah politik dan memberi masukan tentang kosakata istilah politik untuk kamus politik. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam memberi kemudahan bagi para pelajar, mahasiswa, ataupun khalayak umum yang ingin mempelajari atau mendalami ilmu politik.

  1.5 Landasan Teori

  Ada beberapa hal yang digunakan sebagai landasan teori untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, yaitu (i) pengertian istilah, (ii) jenis-jenis satuan lingual, dan (iii) pengertian politik.

1.5.1 Istilah

  Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan

  

Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2004 : 55), istilah diartikan sebagai kata atau

  gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas pada bidang tertentu. Istilah adalah kata-kata khusus atau

  (20) Kesepakatan 11 fraksi di MPR hanya dilakukan secara lisan, tanpa berbentuk ketetapan MPR. (Kompas, Sabtu, 10 Februari 2007 hal 4) Contoh (20) merupakan salah satu contoh bentuk istilah dalam bidang politik. Dalam konteks politik, istilah fraksi merupakan pengelompokan anggota-anggota DPR berdasarkan konfigurasi partai politik yang mencerminkan dukungan politik yang ada di masyarakat berdasarkan hasil pemilu.

1.5.2 Jenis-jenis Satuan Lingual

  Satuan-satuan lingual yang terdapat dalam istilah-istilah politik pada surat kabar Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007 adalah kata dan frase.

  1.5.2.1 Kata Menurut Kridalaksana dalam bukunya Kamus Linguistik (1993 : 98), kata adalah satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk bebas; atau satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Kata adalah bentuk bebas yang paling kecil atau satuan bebas yang paling kecil (Tarigan, 1985 : 6). Satuan gramatikal kata dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu (i) kata dasar, (ii) kata berafiks/berimbuhan, (iii) kata ulang atau reduplikasi, dan (iv) kata serapan.

  1.5.2.1.1 Kata Dasar Kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulaan sesuatu kata kompleks (Tarigan, 1985 : 19).

  1.5.2.1.2 Kata Asli Kata asli adalah kata yang berkembang dari perbendaharaan asli suatu

  1.5.2.1.3 Kata Berafiks atau Berimbuhan Kata berafiks atau berimbuhan adalah kata-kata yang mengalami perubahan bentuk akibat melekatnya afiks (= imbuhan) baik di awal, di tengah, di akhir, baik dengan gabungan maupun konfiks (Pateda, 1988 : 80).

  1.5.2.1.4 Kata Ulang Kata ulang adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak (Ramlan, 1997 : 63).

  1.5.2.1.5 Kata Serapan Kata serapan adalah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau bahasa asing (Soedjito, 1998 : 47).

1.5.3.1 Frase

  Ramlan (1983 : 137) dalam bukunya Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis mendefiniskan frase sebagai satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Berdasarkan tipe strukturnya, frase dibedakan atas dua macam, yaitu frase endosentrik dan frase eksosentrik. Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya (Ramlan, 1983 : 141). Adapun frase eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan, 1983 : 141).. Frase endosentrik yang atributif adalah frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung

  dan atau atau (Ramlan, 1983 : 142).

1.5.3 Politik

  B. N. Marbun (2007 : 396) dalam buku Kamus Politik menjelaskan bahwa politik adalah cara atau perbuatan yang berkaitan dengan perjuangan kolektif dengan segenap kebijakannya (policy) untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif tertentu, misalnya melakukan manuver politik atau koalisi antar partai.

1.6 Metodologi Penelitian

  1.6.1 Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskripif adalah penelitian yang mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada (Sudaryanto, 1988 : 62). Dalam skripsi ini akan dipaparkan mengenai istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.

  1.6.2 Objek Penelitian

  Objek penelitian yang akan dikaji dalam skripsi adalah istilah-istilah yang digunakan dalam dunia politik pada surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007.

  1.6.3 Prosedur Penelitian

  Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan strategis, yaitu pertama tahap pengumpulan data. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data berupa istilah-istilah politik dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Setelah data terkumpul, dilanjutkan tahap kedua, yaitu analisis data. Setelah data-data dianalisis,

  1.6.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini berupa istilah-istilah politik dalam bentuk kalimat. Data itu

  diperoleh dari surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Untuk mengumpulkan data digunakan metode simak. Metode simak adalah metode yang dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988 : 57). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonpartisipasi atau teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dengan mengamati dan mencatat data istilah-istilah politik yang berupa satuan-satuan lingual dalam surat kabar harian Kompas edisi bulan Februari dan Maret 2007. Dalam teknik simak bebas libat cakap (SBLC) ini si penulis tidak terlibat dalam dialog, konversasi, atau imbal wicara; jadi, tidak ikut serta dalam proses pembicaraan atau pembuatan bahasa, tetapi penulis hanya mengamati dan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993 : 134).

  1.6.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data

  Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode agih dan metode padan. Metode agih adalah metode analisa data yang alat penentunya terdapat dalam bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993 : 15). Teknik dasar yang digunakan dalam metode agih ini adalah teknik bagi unsur langsung. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik perluas dan teknik lesap. Penggunaan teknik perluas ini dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “afiks atau imbuhan serapan” tertentu (Sudaryanto, 1993 : 37). Contoh bagaimana teknik perluas diterapkan dapat dilihat dalam analisis berikut:

  (21) Namun akan lebih baik jika AS tidak menangani Iran dengan cara kekerasan tetapi melalui cara diplomasi. (Kompas, Selasa, 13 Februari 2007 hal 9)