HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI SOSIAL ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMPK SANTO TARSISIUS BOJONEGORO TAHUN AJARAN 20092010

  

HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI SOSIAL ORANG

TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII DI SMPK SANTO TARSISIUS BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2009/2010

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Maria Dona Raisa Kondi

  

0614141029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

  

HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI SOSIAL ORANG

TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII DI SMPK SANTO TARSISIUS BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2009/2010

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Maria Dona Raisa Kondi

  

0614141029

PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  “ M intalah, maka kamu akan diberikan kepadamu, Carilah, maka kamu akan mendapat; Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu “ ( M atius 7 : 7 )

  Kupersembahakan untuk : Yesus Kristus dan Bunda Maria

  Papa dan Ibu yang tercinta Mas Dani, Juan, dan Mbah Sunati yang tersayang

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya oranglain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 28 Februari 2011 Penulis, Maria Dona Raisa Kondi

  

ABSTRAK

  Maria Dona Raisa Kondi, 2011. Hubungan Antara Status Ekonomi Sosial

  

Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII di SMPK

Santo Tarsisius Bojonegoro Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Program Studi

  Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanatha Dharma, Yogyakarta.

  Ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar, baik itu faktor intern dan ekstern. Faktor interen ialah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sedangkan faktor eksteren ialah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Salah satu faktor eksteren adalah keadaan ekonomi sosial keluarga. Siswa dalam belajar memerlukan sarana yang terkadang harganya mahal. Dalam belajar matematika juga memerlukan sarana, apabila orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut, maka dapat menghambat prestasi belajar matematika siswa.

  Di SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro terdapat keberagaman status ekonomi sosial orang tua dari yang lemah hingga tinggi. Peneliti ingin mengetahui apakah ada atau tidak ada hubungan antara status ekonomi sosial orang tua (hanya dibatasi oleh lima faktor) dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII di SMPK Santo Tasisius Bojonegoro Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, dimana penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang diamati sebagaimana adanya dan data dikuantifikasi untuk memudahkan analisis. Penelitian ini juga merupakan penelitian korelasional karena bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara status ekonomi sosial orang tua siswa dengan prestasi belajar matematika siswa.

  Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro Tahun Ajaran 2009/2010 yang terdiri dari 45 siswa. Sampel pada penelitian ini sebanyak 45 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ( 1 ) angket status ekonomi sosial orang tua ( 2 ) tes prestasi belajar matematika ( 3 ) wawancara ( 4 ) dokumentasi dari sekolah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi Spearman Rank, dimana masing-masing faktor dari status ekonomi sosial orang tua dikorelasikan dengan prestasi belajar matematika.

  Dari hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi dari status ekonomi sosial (dari masing-masing faktor) sebesar : ( 1 ) r = 0,508 dan 0,298, ( 2 ) r = 0,268, 0,334, dan 0,557, ( 3 ) = 0,289 dan 0,324, ( 4 ) r = 0,295 dan 0,562, ( 5 ) r = 0,354 dan 0,572. Hal ini berarti, nilai koefisien korelasinya cukup baik. Kemudian dilakukan pengujian tingkat signifikansi koefisien korelasi dilakukan dengan menggunakan uji z dengan tingkat signifikansi 0,05. Nilai z hitung dibandingkan dengan nilai z tabel, ternyata z hitung lebih besar dari z tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara status ekonomi sosial orang tua dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII di SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro tahun ajaran 2009/2010.

  

ABSTRACT

  Maria Dona Raisa Kondi, 2011. The correlation between parents’ social

  

economic status with eighth grader student’s Mathematic learning

achievement at St. Tarsisius Junior High School in Bojonegoro which

academic period between 2009/2010. Thesis. Study Program of Mathematics

  Education. Majors of Mathematics Education and Natural Sciences. Faculty of Teacher Traini. Sanata Dharma University.

  There are a lot of factor that affecting somebody in his study, it can be coming from internal or external. The internal factor is a factor that coming within the student itself while the external factor is the factor that is coming from outside the student. One example of the external factor is the social economic situation of the family. In his study the student needs a property which is expensive. And so does in learning Math, they also need a proper property. If the parents cannot fulfill the needs, it will impede the student’s achievement in learning this subject.

  At St. Tarsisius Junior High School in Bojonegoro many kind varieties of social economic status can be found starting from the family low family until the high. Researcher willing to find whether or not there is a correlation between parents’ social economic status which is limited in five factor with eighth grader student’s Mathematic learning achievement at St. Tarsisius junior High School in Bojonegoro which academic period between 2009/2010. This research is including the quantitative description that describing a phenomenon, symptoms or event which can be seen as it is, and --- data that can be used easily to analyze the data. It is also a correlative research because its purpose is to find out if there is any relation between the parents’ social economic status with the student’s study achievement.

  Population of this research is the whole eighth grader students from St. Tarsisius in Bojonegoro which academic period between 2009/2010 that is consisted of 45 students. These students are the sample of this research. The instrument that is going to be used are parents’ social economic status questionnaire, Mathematic learning achievement test, interview, and school’s document. The analysis that is used in this research is the correlation of spearman rank where every factor from parents’ social economic status was correlated with the Mathematic learning achievement.

  From the analysis we got the correlative coefficient that are coming from each factor’s social economic status in the amount of r = 0,508 and 0,298; r = 0,268, 0,334, and 0,557; r = 0,289 and 0,324; r = 0,295 and 0,562; and r = 0,354 and 0,572. These mean, the value of the correlative coefficient is quiet good. And then the test of significant correlative coefficient level will be done by using the Z test which significant level is 0,05. The mark of Z arithmetic compare with the mark of Z table suddenly shows that the mark of Z table is bigger. So it can be concluded that there is a positive and significance correlation between parents’ social economic status with eighth grader student’s Mathematic learning achievement at St. Tarsisius junior High School in Bojonegoro which academic

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Dona Raisa Kondi Nomor Induk Mahasiswa : 061414029 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: HUBUNGAN ANTARA

  

STATUS EKONOMI SOSIAL ORANG TUA DENGAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMPK SANTO

TARSISIUS BOJONEGORO TAHUN AJARAN 2009/2010. Dengan demikian

  saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta, 28 Februari 2011 Yang Menyatakan ( Maria Dona Raisa Kondi )

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Sukardjono, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya senantiasa memberi bimbingan dan arahan dalam membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku kepala Program Studi Pendidikan Matematika dan dosen penguji yang telah memberikan saran dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak Dominikus Arif B. P., S. Si., M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

  4. Segenap staf sekretariat dan dosen-dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membimbing dan membantu penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Bapak Ev. Bambang Murdijanto, S. Pd. selaku Kepala Sekolah SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro yang telah memberikan kesempatan, kerjasama dan dukungan dalam melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini.

  6. Bapak Rus Harjono, S. Pd. selaku guru bidang studi matematika yang telah memberikan kesempatan, kerjasama dan dukungan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini serta segenap guru, karyawan, dan siswa kelas VIII SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro.

  7. Papa Ferdinand Kondi, Ibu MMC. Harnanik S., S. Pd., Mbah Sunati, Mas Dani, dan Juan, terima kasih atas kasih sayang, doa, semangat, dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  8. Cristiono, mbak Ellen, mas Mbong, Elza, Leo, Nuri, Daniel, teman-teman PSM Cantus Firmus, dan teman-teman Konco Kenthel yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan dan semangat kepada saya sehingga penelitian dapat terlaksana dengan lancar dan skripsi ini terselesaikan dengan baik.

  9. Sahabatku kuliah : Devi, Dida, Eva, Grani, Kunthi, Mega, Uly, teman sesama dosen pembimbing: Bayu, Dia, Evrin, Ika, Kristin, Laras, Lius, Wegig, dan rekan-rekan Pendidikan Matematika khusunya angkatan 2006 yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Nuning, Bapak dan Ibu Gatot, semua warga Kos Pelangi, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, doa, dan dukungan selama penulis mempersiapkan dan menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi dunia pendidikan matematika di Indonesia, civitas akademika Universitas Sanata

  Dharma Yogyakarta, serta banyak pihak yang membaca skripsi ini.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v ABSTRAK .................................................................................................. vi ABSTRACT ................................................................................................ vii LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah .............................................................

  1 B. Pembatasan Masalah ................................................................

  7 C. Rumusan Masalah ....................................................................

  7 D. Definisi Istilah ..........................................................................

  8 E. Tujuan Penelitian ......................................................................

  9 F. Manfaat Penelitian ....................................................................

  10 BAB II LANDASAN TEORI A. Status Ekonomi Sosial Orang Tua ............................................

  12 B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Ekonomi Sosial Orang Tua ...........................................

  13 C. Tingkat Status Ekonomi Sosial .................................................

  23 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...............................

  25 E. Hakikat Matematika .................................................................

  30 F. Belajar Matematika ..................................................................

  32

  H. Kerangka Berpikir Teoritis .......................................................

  66 C. Pengujian Hipotesis ..................................................................

  85 DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

  82 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  81 B. Saran ........................................................................................

  77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................

  73 E. Pembahasan Hasil Analisis Data ...............................................

  68 D. Hasil Wawancara ......................................................................

  57 B. Analisis Data ............................................................................

  33 I. Hipotesis ..................................................................................

  46 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ..........................................................................

  38 E. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................. 41 F. Metode Analisis Data ...............................................................

  38 D. Alat Pengumpul Data ...............................................................

  37 C. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................

  37 B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................

  35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .........................................................................

  89

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................

  35 Gambar 4.1 Diagram batang frekuensi prestasi belajar matematika ..............

  66

  

DAFTAR TABEL

  54 Tabel 4.1 Tingkat pendidikan formal bapak .................................................

  64 Tabel 4.13 Deskripsi nilai prestasi belajar matematika .................................

  63 Tabel 4.12 Banyak saudara tiri .....................................................................

  62 Tabel 4.11 Banyak saudara kandung ............................................................

  62 Tabel 4.10 Kondisi fisik bangunan tempat tinggal ........................................

  61 Tabel 4.9 Status tempat tinggal ....................................................................

  61 Tabel 4.8 Barang elektronik yang dimiliki orang tua ....................................

  60 Tabel 4.7 Kendaraan pribadi yang dimiliki orang tua ...................................

  60 Tabel 4.6 Pendapatan sampingan ibu ............................................................

  59 Tabel 4.5 Pendapatan sampingan bapak .......................................................

  58 Tabel 4.4 Pendapatan pokok ibu ...................................................................

  58 Tabel 4.3 Pendapatan pokok bapak ..............................................................

  57 Tabel 4.2 Tingkat pendidikan formal ibu ......................................................

  54 Tabel 3.12 Analisis korelasi Spearman Rank ................................................

  Halaman Tabel 1. Kisi-kisi instrumen angket status ekonomi sosial orang tua .............

  51 Tabel 3.11 Transformasi data interval ke data ordinal ..................................

  51 Tabel 3.10 Distribusi frekuensi ....................................................................

  50 Tabel 3.9 Kategori banyak saudara tiri .........................................................

  50 Tabel 3.8 Kategori banyak saudara kandung ................................................

  49 Tabel 3.7 Kategori kondisi fisik bangunan tempat tinggal ............................

  49 Tabel 3.6 Kategori status tempat tinggal .......................................................

  48 Tabel 3.5 Kategori barang elektronik yang dimiliki orang tua ......................

  47 Tabel 3.4 Kategori kendaraan pribadi yang dimiliki orang tua ......................

  47 Tabel 3.3 Kategori pendapatan sampingan orang tua ....................................

  46 Tabel 3.2 Kategori pendapatan pokok orang tua ( bapak dan ibu ) ................

  94 Tabel 3.1 Kategori tingkat pendidikan orang tua ( bapak dan ibu ) ...............

  94 Tabel 2. Kisi-kisi instrumen pencapaian prestasi belajar matematika ............

  65

Tabel 4.15 Hasil transformasi nilai prestasi belajar matematika ....................

  67 Tabel 4.16 Hasil analisis data dengan korelasi Spearman Rank ....................

  67 Tabel 4.17 Hasil pengujian hipotesis dengan uji z ........................................

  72

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah kemerdekaan, Bangsa Indonesia secara terus menerus

  melaksanakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan proses budaya yang bermanfaat untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan demikian pendidikan nasional Indonesia akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara secara utuh.

  

Di era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan menjadi nomor satu.

Tanpa pendidikan kita tak akan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Dalam pendidikan kita akan memperoleh berbagai macam ilmu pengetahuan yang selalu baru. Ilmu pengetahuan yang baru tersebut akan membantu kita untuk menghadapi era globalisasi yang menuntut seseorang untuk selalu up to date dalam menyikapinya. Misalnya, kemajuan teknologi harus kita ikuti selalu agar kita tidak tertinggal dari yang lain. Maka dari itu pendidikan sangatlah penting ditanamkan sejak dini. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya,

  Seperti diketahui bahwa ruang lingkup pendidikan amat luas, karena pada dasarnya pendidikan bukan sekedar upaya mengiringi berlangsungnya pertumbuhan individu, melainkan juga perkembangan dalam menuju kedewasan. Selain itu dengan adanya pendidikan, maka individu dapat hidup dalam masyarakat dengan sebaik-baiknya. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pendidikan tidak hanya menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah saja, tetapi juga keterlibatan masyarakat dan keluarga. Ketiga elemen yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak tersebut yaitu keluarga, masyarakat, dan pemerintah ini dikenal sebagai tri pusat pendidikan.

  Seperti yang diungkapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Sehingga peran keluarga dan masyarakat dalam ikut serta menentukan keberhasilan pendidikan anak amatlah besar. Hal ini dikarenakan sebagian besar waktu yang dimiliki anak adalah di lingkungan keluarga dan masyarakat, bukan di lingkungan sekolah. Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Suwarno dalam Mushin ( IAIN Sunan Kalijaga, 1993 ) :

  “Di dalam keluarga anak pertama-tama menerima pendidikan. Dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau yang terutama terhadap perkembangan memberi corak atau pola kepribadian anak yang hidup dalam keluarga tadi. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa alam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan terpenting, oleh karena itu sejak timbulnya adat kebiasaan hingga kini hidup keluarga itu selalu mempengaruhi pertumbuhan budi

  Keadaan sosial ekonomi keluarga juga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak-anak. Apabila perekonomian keluarga tinggi dan lingkungan materi anak di dalam keluarga lebih luas, maka anak akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam- macam kecakapan yang mungkin tidak dapat ia kembangkan apabila keadaan ekonomi keluarga rendah. Interaksi anak dengan orang tua lebih banyak dan lebih mendalam pada pendidikan, apabila orang tua tidak disibukkan dalam urusan memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Gerungan ( 2009 ) bahwa : “Keadaan sosial ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Apabila kita pikirkan, bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak didalam keluarganya itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk memperkembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya.” Selain itu, status ekonomi sosial keluarga juga dapat mempengaruhi pendidikan anak. Keadaan perekonomian masing-masing keluarga tentu berbeda-beda, sehingga dapat mempengaruhi kebutuhan pendidikan anak. Anak dari orang tua berekonomi tinggi dapat memenuhi sarana yang dibutuhkan sedangkan anak dari orang tua berekonomi sedang dan rendah belum tentu dapat memenuhi sarana yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan keluarga yang orang tuanya mempunyai pendapatan tinggi jelas tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Lalu, keluarga yang orang tuanya mempunyai pendapatan sedang masih dapat memenuhi kebutuhan primer dan sebagian sekunder. Sedangkan keluarga yang orang tuanya mempunyai pendapatan rendah hanya dapat memenuhi kebutuhan primer, namun terkadang masih ada keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer. Padahal, dalam mempelajari matematika, anak membutuhkan banyak sarana penunjang, seperti : buku paket, buku suplemen, LKS, alat bantu hitung, bimbingan belajar tambahan, dan lain-lain, agar anak dapat berprestasi dalam matematika. Hal ini dikarenakan anak harus banyak berlatih mengerjakan dan memahami mata pelajaran matematika. Apabila ada sarana yang tidak terpenuhi maka dapat menghambat prestasi belajar anak. Hal ini sejalan dengan pendapat St. Vembrianto ( 1977 ), bahwa “Ada perbedaan anak-anak dari klas sosial yang berlainan dalam hal kemampuan berpikirnya dan dorongannya untuk mengejar sukses. Perbedaan itu nampak antara lain dalam prestasi belajar mereka di sekolah.”

  Dengan demikian, jelaslah bahwa status ekonomi sosial orang tua dapat mempengaruhi prestasi belajar anak.

  Di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Barang siapa memiliki barang berharga tadi dalam jumlah yang banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas, begitu sebaliknya orang yang hanya sedikit memiliki barang berharga tersebut dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menempati lapisan bawah.

  Menurut Soerjono Soekanto ( 1987 ), ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat dalam lapisan-lapisan masyarakat yaitu kekayaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.

  Masyarakat Bojonegoro pada umumnya merupakan masyarakat dari kelas sosial ekonomi yang cukup beragam. Hal tersebut dapat terlihat dari masih adanya beberapa desa yang masuk dalam kategori desa merah dan kuning. Dari pendataan BPS pada 2005 lalu masih ada sekitar 25 desa merah dan 60-an desa kuning yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Salah satu keberagaman sosial ekonomi tersebut bisa dilihat dalam masyarakat Keluarahan Ngrowo Kecamatan Kota Kojonegoro. Masyarakat Kelurahan Ngrowo merupakan masyarakat dari latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda-beda. Mayoritas masyarakatnya merupakan pekerja/buruh dibeberapa industri di Bojonegoro. Selain itu, ada juga yang berprofesi sebagai pedagang, petani, pegawai pemerintahan.

  Keberagaman tersebut membuat status sosial yang berbeda-beda. Tingkat pendapatan masing-masing penduduk sangatlah beragam. Para buruh memiliki penghasilan yang relatif rendah dari pada pegawai pemerintahan dan guru sehingga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-haripun berbeda. Di Kelurahan Ngrowo kita masih banyak menemui warga-warga miskin. Dari 500 rumah tangga yang ada di Kelurahan Ngrowo hampir 50% merupakan rumah tangga miskin sehingga sering mendapatkan program bantuan dari pemerintah seperti BLT, Raskin dan lain-lain. Sedangkan kurang lebih 25% rumah tangga tergolong rumah tangga mampu dan sisanya tergolong rumah tangga menegah.

  Keadaan yang demikian juga terjadi di SMPK St. Tarsisius Bojonegoro. ekonomi sosial orang tua. Dari orang tua kondisi ekonomi lemah hingga tinggi ada di sekolah ini. Keragaman latar belakang status ekomoni sosial orang tua tersebut juga dapat berpengaruh pada kemampuan membiayai belajar anak-anaknya, sehingga keadaan sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak. Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas lima faktor yang mempengaruhi status ekonomi sosial orang tua yaitu tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, kekakyaan yang dimiliki orang tua, kondisi tempat tinggal, dan banyaknya anggota keluarga ( saudara kandung dan saudara tiri ).

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul skripsi : “Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII di SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro Tahun Ajaran 2009/2010” dengan alasan :

  1. Dari observasi yang telah peneliti lakukan, bahwa siswa-siswi kelas VIII di SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro tahun ajaran 2009/2010 berasal dari berbagai status ekonomi sosial keluarga yang berbeda, seperti : tingkat pendidikan, pendapatan, kekayaan yang dimiliki, kondisi tempat tinggal, dan banyak anggota keluarga. Sehingga peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara status ekonomi sosial orang tua dengan prestasi belajar matematika.

  2. Keberhasilan proses belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam dan luar diri siswa. Salah satu faktor yang akan penulis yang hanya penulis batasi oleh lima faktor yang mempengaruhi status ekonomi sosial orang tua.

  3. Sekarang ini biaya pendidikan semakin mahal. Meskipun biaya sekolah negeri dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) gratis, namun biaya kebutuhan pendidikan, misalnya buku tulis, alat tulis, buku paket serta buku pendamping, dan biaya operasional sekolah sangat mahal. Hal ini dapat juga mempengaruhi ekonomi orang tua siswa yang harus menyediakan dana lebih untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya.

B. Pembatasan Masalah

  Agar cakupan masalah tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah yaitu mengenai hubungan antara status ekonomi sosial orang tua dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro semester genap tahun ajaran 2009/2010. Sehingga kesimpulan hasil penelitian ini tidak dapat diterapkan pada kelas atau sekolah lain.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam peneliti ini sebagai berikut :

  1. Bagaimanakah gambaran tentang status ekonomi sosial orang tua siswa kelas VIII SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro Tahun Ajaran 2009/2010?

  2. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara status ekonomi sosial orang tua siswa dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII di SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro Tahun Ajaran 2009/2010?

D. Definisi Istilah

  Peneliti juga menjelaskan batasan masalah yang ada agar penggunaannya lebih jelas.

  1. Status Ekonomi Sosial Status adalah keadaan (orang,badan,dsb) dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 ). Ekonomi diartikan sebagai pemanfaatan uang, tenaga, waktu, dan sebagainya yang berharga ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 ).

  Sedangkan sosial yaitu yang berkenaan dengan masyarakat ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 ).

  Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi (Abdulsyani, 1994 dalam Maftukhah, 2007). Sedangkan menurut Soekanto (2001), sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya. Berdasarkan definisi dan dua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan oleh tingkat pendidikan, pendapatan, pemilikan kekayaan, kondisi tempat tinggal, dan banyaknya anggota keluarga.

  2. Orang Tua Siswa Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 ). Dalam penelitian ini, orang tua siswa adalah ayah dan ibu kandung.

  3. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 ). Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu prestasi belajar matematika yang dilihat dari hasil tes yang dibuat oleh peneliti.

  4. Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berakaitan dengan penalaran.

E. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan yang belajar siswa kelas VIII di SMPK Santo Tarsisius Bojonegoro Tahun Ajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini bermaanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :

  1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru, supaya guru dapat memahami faktor dari luar siswa yaitu status ekonomi sosial orang tua yang dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika. Sehingga guru dapat menyesuaikan metode mengajar yang ia gunakan agar siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang diberikan guru.

  2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai masukkan agar siswa belajar untuk mengerti dirinya sendiri serta memotivasi siswa untuk belajar matematika dengan lebih baik.

  3. Bagi Orang Tua Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan orang tua sebagai informasi tambahan sehingga dapat mengambil kebijakan tertentu terhadap perkembangan belajar siswa serta dapat menjalin komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.

  4. Bagi Komite Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan reverensi saat dari luar yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Dalam penelitian ini faktor dari luar yang mempengaruhi prestasi belajar matematika tersebut adalah status ekonomi sosial orang tua.

  5. Bagi Penulis Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui bahwa status ekonomi sosial orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, sehingga penulis dapat mengantisipasi masalah-masalah yang akan timbul setelah terjun langsung ke lapangan dan berusaha memberikan dorongan kepada siswa dalam belajar matematika.

BAB II LANDASAN TEORI A. Status Ekonomi Sosial Orang Tua Pada umumnya kehidupan tiap masyarakat sangat berbeda-beda antara

  masyarakat yang satu dengan yang lain. Salah satu pemicu perbedaan ini yaitu keadaan perekonomian seseorang dengan orang lain, ada yang tinggi, sedang, dan rendah. Keadaan seperti ini yang menimbulkan kelas-kelas masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto ( 1987 ), kriteria yang digunakan untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas tersebut ialah ukuran kekayaan, kedudukan atau pangkat, dan ilmu pengetahuan.

  Sosial ekonomi menurut Abdulsyani ( 1994 ) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi. Menurut Soerjono Soekanto ( 1987 ), sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa status ekonomi sosial dalam penelitian ini adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan oleh tingkat pendidikan, pendapatan, pemilikan kekayaan, jenis tempat tinggal, dan banyaknya anggota keluarga.

  B.

  

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Ekonomi Sosial Orang Tua

  Berdasarkan kodratnya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajadnya. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataannya setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat senantiasa mempunyai status atau kedudukan. Kedudukan tersebut yang menyebabkan manusia masuk dalam kelas-kelas sosial. Sehingga mereka tampak berbeda-beda dalam segi sosial ekonomi.

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status ekonomi sosial. Faktor- faktor status ekonomi sosial yang dikemukakan oleh R. Hadi Sadikin ( 1975, dalam Mushin, 1993 ) yaitu sumber penghasilan, besar penghasilan, banyaknya anggota keluarga, dan penggunaan penghasilan. Dan telah diketahui bahwa faktor-faktor tersebut bersumber utama dari orang tua. Menurut Soerjono Soekanto ( 1982 ) ukuran-ukuran yang bisa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan=lapisan masyarakat adalah : ukuran kekayaan (materiil), ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan 5 faktor yang mempengaruhi status ekonomi sosial yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, pemilikan kekayaan, kondisi tempat tinggal, dan banyaknya anggota keluarga.

1. Tingkat Pendidikan

  Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Sedangkan satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

  Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Contoh pendidikan nonformal ialah lembaga bimbingan belajar, kursus memasak, kursus montir, dan lain-lain. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

  Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dihadapi anak. Hal ini dikarenakan sebagian besar waktu yang dimiliki anak ada di lingkungan keluarga, dari pada di lingkungan sekolah. Sehingga keluarga memberikan dampak yang besar pada pendidikan anak serta dari keluargalah anak akan banyak belajar mengenai banyak hal, mengenai kehidupan, cara bermasyarakat, berkomunikasi, berbudaya, dan lain-lain, yang mana belum tentu akan didapat dari pendidikan formal ataupun dalam pendidikan nonformal. Jadi anak menjalani proses yang terjadi seumur hidup berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari dari

  Dengan pengertian ini, maka keluarga yang akan banyak mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam belajar, sebab pertama kali pendidikan didapat anak dari hubungan dengan orang tua dan keluarga. Serta, orang tua berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 7.

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Pasal 14 dikatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  a. Pendidikan dasar Menurut UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI

  Pasal 17 bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar ( SD ) dan madrasah ibtidaiyah ( MI ) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama ( SMP ) dan madrasah tsanawiyah ( MTs ) atau bentuk lain yang sederajat. Jadi, pendidikan dasar ini bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi yang utuh serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. b. Pendidikan Menegah Menurut UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI

  Pasal 18 bahwa pendidikan menengah merupakan lanjutan pandidikan dasar. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah ( MA ), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan ( MAK ) , atau berbentuk lain yang sederajat.

  c. Pendidikan Tinggi Menurut UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI

  Pasal 19 bahwa pendidikan tinggi merupakan pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pindidikan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Menurut UU No. 2 tahun 1989 dalam Kunaryo ( 2000 ), pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua dilihat dari tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh. Tingkat pendidikan anak mereka. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai dorongan atau motivasi yang besar untuk menyekolahkan anak mereka hingga tingkat yang tinggi. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Siti Rahayu ( 1972, dalam Mushin, 1993 ) bahwa

  “Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan formal akan banyak berbeda dalam hal cara berpikir, aspirasinya, dan cara pandangnya dengan orang lain yang tidak pernah berpendidikan formal. Disamping itu orang tua yang berbeda tingkat pendidikan juga akan berbeda sikapnya terhadap cara mengasuh anak-anaknya.”

  Serta, menurut Dimiyati Mahmud dalam Mushin ( IAIN Sunan Kalijaga, 1994 ) bahwa : “Diantara faktor status ekonomi lainnya, tingkat pendidikan orang tua adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar anak di sekolah, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin positif sikapnya terhadap peranan sekolah.” Dengan demikian jelas bahwa peranan pendidikan orang tua sangatlah berarti bagi perkembangan dan pendidikan anak.

2. Pendapatan

  a. Pengertian Pendapatan Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers ( 1982:20 ) dalam Asri ( UNNES, 2005 ), pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak luar maupun dari hasil sendiri. Sedangkan menurut Bayu Wijayanto ( 1995:5 ), pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang bekerja.

  Dari pengertian pendapatan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah seluruh pemasukan baik berupa uang maupun Sedangkan pengertian pendapatan dalam penelitian ini adalah banyaknya pemasukkan yang diterima oleh orang tua dalam bentuk uang yang bersumber dari kerja pokok dan kerja sampingan.

  b. Jenis-jenis Pendapatan Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers ( 1982 ), jenis-jenis pendapatan dapat dilihat dari :

  1) Pendapatan yang berupa uang Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi

  2) Pendapatan yang berupa barang Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang dan jasa.

  c. Sumber Pendapatan Pendapatan yang diperoleh orang tua berasal dari bermacam- macam hal. Hasil dari sumber pemasukan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Menurut R. Hadi Sadikin (1975), sumber pendapatan dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1) Pendapatan tetap

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PEMANFAATAN MEDIA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

4 29 130

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MAN LIMA PULUH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 28

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH MINAT BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

2 10 183

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 6

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN GAMBUT 1 KABUPATEN BANJAR SKRIPSI

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PILIHAN JENJANG PENDIDIKAN DALAM STUDI LANJUT SISWA

0 0 113

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 158