RPIJM BIDANG CIPTA KARYA 2016-2020

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, danmakmur seperti yang dicita- citakan pada Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukanpenyelenggaraan pembangunan nasional yang mantap, termasukpenyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya atau Infrastruktur Permukiman.Dampak positif atau manfaat pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam peningkatansosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i)mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkanlingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupanyang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagimasyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dansanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhandasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, sepertiindustri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upayamendorong pertumbuhan ekonomi.

  Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

  Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa

  

RencanaTerpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah(RPIJM) Bidang

Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM

  Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.

  Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaransebagai kabupaten paling muda di Provinsi Jawa Barat yang terbentuk menjadi otonomi daerah melalui Undang-Undang

  

Nomor 21 Tahun 2012, tetap berupaya untuk bergerak cepat menyusun Dokumen Perencanaan

  Bidang Cipta Karya pada tahun 2015 ini walaupun dokumen acuan utama pengembangan daerah seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pangandaran belum disahkan serta Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pangandaran belum tersusun dengan sempurna.

  Dalam keterbatasan dokumen perencanaan kewilayahan serta minimnya data dasar perencanaan yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten Pangandaran tetap optimis dan bekerja keras untuk mewujudkan dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020 ini, agar menjadi acuan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan di Kabupaten Pangandaran. Sebagai wujud komitmen dan kerja kerasnya, telah terbentuk Tim Penyusunan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Pangandaran atau yang dikenal dengan Satgas

  

RPIJM Cipta Karya Kabupaten Pangandaran sesuai Surat Keputusan dari Bupati

Pangandaran Nomor 800.5/kpts317-huk.org/2015 yang disahkan pada tanggal 21 Agustus

2015.

1.1 Maksud Dan Tujuan

  Maksud dari kegiatan ini adalah mendukung pemerintah Provinsi dalam mendampingi dan memfasilitasi pembangunan kabupaten/kota, sebagai perwujudan peran dan fungsi koordinasi serta pembinaan teknis dalam penyelenggaraan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota.

  Tujuan dari kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPUM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota ini adalah tersusunnya RPUM Kabupaten/Kota Bidang PU/Cipta Karya yang sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana pengembangan wilayah dengan dukungan peran Pemerintah Provinsi selaku koordinator dan enabler pembangunan bidang Cipta Karya.

1.2 Kedudukan RPIJM

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPIJM dioperasionalkan melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya.

Gambar 1.1 Kedudukan Renstra Ditjen Cipta Karya Terhadap

  

RPJMD, RAD Gerakan Nasional 100-0-100dan RPIJM Bidang Cipta Karya Arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

  Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh\ sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Gambar 1.2 Sinergi Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya

1.3 Muatan RPIJM

  Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 11 (delapan) bab yaitu:

  • Bab 1 Pendahuluan

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya

  • Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

  Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah. Selain itu juga pada bab ini membahas mengenai kondisi urbanisasi dan juga isu strategis Kabupaten/Kota.

  • Bab 3 Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

  • Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya serta berisikan analisis kemiskinan

  • Bab 5 Kerangka Strategis Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

  • Bab 6 Kerangka Kelembagaan Dan Regulasi Kabupate/Kota

  Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan dan kerangka regulasi Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

  • Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

  • Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

  Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota.