DOCRPIJM 1479973106Bab 5 RPI2JM Dairi

BAB ASPEK PEMBIAYAAN

  Dalam kegiatan pembangunan infrastruktur dan prasarana baru serta pelaksanaan pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun, pemerintah Kabupaten Dairi tetap berkomitmen untuk mengalokasikan sebagian anggaran belanja daerahnya untuk keberlanjutan pembangunan demi kesejahteraan masyarakatnya. Dengan keterbatasan fiskal yang ada dalam pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman serta program-program kegiatan pembangunan yang telah direncanakan, pemerintah Kabupaten Dairi dituntut untuk mencari alternatif pembiayaan dari sumber-sumber lain baik dari sektor swasta maupun menggali peluang-peluang sebagai potensi investasi baru yang dapat dikembangkan dan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan asli daerah.

  Tuntutan keadaan tersebut sesuai dengan undang-undang No. 32 tahun 2014 perubahan atas PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang mengamanatkan bahwa kewenangan pembangunan termasuk bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya selama ini lebih merupakan stimulan bagi daerah dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu terus dikembangkan. Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM ini pada dasarnya adalah bertujuan untuk:

  IX- 1 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  • Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah Kabupaten Dairi dalam

  kemampuannya melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya yang telah direncanakan pada pembahasan bab sebelumnya

  • Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan

  sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

  • Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.

  Dengan adanya gambaran dan pemahaman tersebut, diharapkan dapat tersusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Dairi.

9.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

  Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

  • Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah

  daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

  • Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

  Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Untuk mendukung penyelenggaraan

  otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

  IX- 2 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  • Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan . Dana

  Perimbangan terdiridari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan.

  • Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

  Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

  • Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber

  pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat.

  • Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah

  dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerja sama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

  • Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

  Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:

  • Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan lain yang Sah.
  • Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

  IX- 3 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  • Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
  • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk

  Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah bidang Infrastruktur Air Minum dan bidang Infrastruktur Sanitasi.

  • tentang Pedoman Pelaksanaan

  Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011

  Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit PelaksanaTeknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu.

  Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM meliputi:

  • Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan

  Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

  • Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan

  dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

  • Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama

  (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

  IX- 4 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  • Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
  • Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
  • • Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

  Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar- besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

  

9.2. PROFIL ANGGARAN BELANJA DAERAH, PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN

DAERAH KABUPATEN DAIRI

  Sampai saat ini kondisi pendapatan daerah Kabupaten Dairi masih sangat bergantung pada dana perimbangan yang pengalokasiannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi yang terdiri dari Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya alam, Dana Alokasi Khusus (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta pendapan lain-lain yang sah dalam bentuk bantuan kontijensi/penyeimbang dari Pemerintah Pusat. Penerimaan pendapan daerah Kabupaten Dairi selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan realisasi yang diikuti dengan peningkatan persentase kenaikan pendapatan pada tahun 2013 sebesar

  

17,41% bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun anggaran 2012, yaitu

hanya sebesar Rp. 612,56 milyar.

  Ringkasan realisasi Anggaran Pendapatan untuk APBD 2013 Kabupaten Dairi adalah sebesar 17,41% sedangkan realisasi belanja untuk APBD 2013 sebesar Rp. 694,25

  Milyar.

  Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

  IX- 5 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  IX- 6 Tabel 9.1 .

  Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Dairi APBD 2013

  Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  IX- 7 Gambaran struktur APBD Kabupaten Dairi selama 3-5 tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD Kabupaten Dairi dalam 5 tahun terakhir selanjutnya dapat dijelaskan dari komponen-komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 yaitu :

  Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.

  Pendapatan Daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan lain yang sah. meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

  Pembiayaan Daerah

  Dari data perkembangan Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten Dairi dalam 5 (lima) tahun terakhir terlihat bahwa realisasi penerimaan pembiayaan untuk Kabupaten Dairi pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 41.604.627.786,94,- dengan realisasi pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 8.268.724.888,22,-.

9.3. PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

  Sumber-sumber pembiayaan sebagai investasi pembangunan bidang Cipta karya di Kabupaten Dairi didukung oleh banyak sumber baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Kabupaten Dairi melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat dan swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan strategis pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan bantuan teknis (Bantek) serta bimbingan teknis (Bintek). Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di Kabupaten Dairi menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.

  IX- 8 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN dan APBD dalam 5 Tahun Terakhir

  Pemerintah Kabupaten memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.

  

9.3.2. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5

Tahun Terakhir

  Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya. Salah satu dukungan keuangan perusahaan daerah untuk bidang Cipta Karya di Kabupaten Dairi adalah PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi sebagai perusahaan daerah yang mengelola SPAM untuk pelayanan Kabupaten Dairi, namun sampai saat ini perusahaan tersebut belum mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam mendukung ketersediaan dana di Kabupaten Dairi, hal disebabkan perusahaan tersebut lebih bersifat pelayanan dari pada mengejar keuntungan (profit).

  IX- 9 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  

9.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari

Swasta

  Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No.

  67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

  Di Kabupaten Dairi, belum adanya kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan pihak swasta khususnya bidang Cipta Karya. Untuk ke depannya diharapkan agar terjalin kerja sama dalam menanggulangi kebutuhan masyarakat Kabupaten Dairi dalam bidang Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery.

9.4. PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

  Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD Kabupaten.

  IX- 10 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

9.4.1. Proyeksi APBD 5 Tahun ke Depan

  Proyeksi APBD Kabupaten Dairi dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun- tahun sebelumnya.

  Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut: Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Keterangan:

  Y0 =Nilai tahun ini Y-1=Nilai 1 tahun sebelumnya Y-2=Nilai 2 tahun sebelumnya

  Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun kedepan: Yn=Y0(1+r)n Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut:

  Keterangan:

  Yn =Nilai pada tahun r= % pertumbuhan Y0 =Nilai pada tahun ini n= tahunken(1-5)

  IX- 11 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

  Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).

  Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerah

  setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut :

  Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK)-(Belanja mengikat+ Kewajiban Daerah)

Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindari oleh

  Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan daerah yang berlaku.

  

Kewajiban Daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan

lanjutan, serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

  IX- 12 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)

  Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;

  (PAD+DAU+DBH+DB Belanja Wajib) DSCR =

  Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

  Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah. Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service

  

Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR

  ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam 3-5 tahun kedepan perlu dianalisis dalam RPI2-JM dengan rumus sebagai berikut:

  IX- 13 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi Umum DBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi

9.5. ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

  9.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

  Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut: Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.

  Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintahdan Swasta.

  9.5.2. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

  Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPI2-JM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:

  IX- 14 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi

  1. Strategi peningkatan DDUB oleh Kabupaten dan Provinsi;

  2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran;

  3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;

  4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;

  5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman yang sudah ada;

  6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional. Partisipasi masyarakat/ swasta, transparansi dalam perencanaan dan akuntabilitas anggaran serta disiplin anggaran sangat dibutuhkan sehingga pembangunan menjadi lebih efisien dan efektif. Diharapkan dengan keterlibatan semua komponen masyarakat dan dukungan dalam pembiayaan akan meningkatkan kemampuan pendanaan pelaksanaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya di lapangan.

  IX- 15 Aspek Pembiayaan Kabupaten Dairi