Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat

  B B A A B B

  Selain pada peraturan-peraturan tersebut diatas yang merupakan potensi yang ada dan ada beberapa hal yang melatar belakangi disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya ini antara lain :

  I I P P E E N N D D A A H H U U L L U U A A N N

  2. Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Maybrat baik keadaan ekonomi, sosial, budaya, kualitas dan kuantitas pelayanan publik, kondisi kapasitas aparatur pelaksana dan tata pemerintahan.

  1. Pertumbuhan dan pembangunan Kabupaten Maybrat sebagai kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sorong Selatan yang begitu cepat dan dinamis membutuhkan penyediaan fasilitas yang layak, memadai, terjangkau, adil, pelayanan publik yang semakin baik dan handal.

1.1 Latar Belakang

  Dalam menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya ini, acuan utama yang digunakan adalah surat edaran Direktur Jnedral Cipta Karya Nomor : Pr.02.03-Dc/496 tanggal 19 Desember 2005, perihal penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya dalam rangka mewujudkan sinkronisasi dan Daerah Kabupaten/Kota yang lebih efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan.

  RPIJM ini merupakan dokumen perencanaan yang harus memberikan arahan yang memudahkan tujuan yang hendak dicapai secara terukur dan dijabarkan dalam sasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan Bidang Cipta Karya yang disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah pembangunan Kabupaten Maybrat.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang penyusunannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioanal dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

  3. Kebutuhan program pembangunan dan strategi untuk mencapai sasaran program pada lingkup Kabupaten.

  Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan yang dilaksanakan di daerah baik di kota maupun di Kabupaten, pada hakekatnya merupakan bagian dari Rencana Program Investasi Jangka Menengah Nasional 2005-2009 (PP No. 7/2005) yang mengamanatkan adanya keterkaitan dengan perencanaan yang lebih tinggi, akan mempermudah pengembangan ˝sharing˝ pembiayaan dengan pemerintah pusat untuk program-program yang akan dilakukan.

  1.2 Landasan Hukum

  Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan perundang maupun kebijakan yang berlaku pada saat RPIJM disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagaimana berikut :

  1. Peraturan Perundangan a. UU No. 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua.

  b. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

  c. UU No. 26/2007 tentang Penataan ruang;

  d. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;

  e. UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

  f. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;

  g. UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air;

  4. Kebutuhan alat untuk mengoperasionalkan program atau kegiatan yang sudah dirinci menurut sektor dan bidang yang sudah memiliki besaran/kuantitas, lokasi, indikasi kebutuhan kreteria perkiraan biaya dan penanggung jawab kegiatan. i. UU No. 38/2004 tentang Jalan; j. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; k. UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman; l. UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun; m. Peraturan Presiden No. 7/2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2005 – 2009.

  2. Kebijakan dan Strategi

  1. Menyediakan satu acuan bagi seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Maybrat dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi maupun APBN ataupun pinjaman luar negeri.

  2. Meningkatkan kerja sama Pemerintah Pusat dan Daerah yang lebih sinergis dan sistematis yang dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum Cq. Direktorat Cipta

  1. Mendorong terwujudnya kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan yang berkelanjutan serta terintegrasi dalam pengembangan wilayah dalam rangka mengembangkan kehidupan sosial yang adil dan demokratis, aman, damai serta kehidupan ekonomi nasional yang lebih sejahtera.

  Selain maksud dari RPIJM Bidang Cipta karya seperti tersebut diatas, tujuan dan pentingnya RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Maybrat adalah :

  5. Memudahkan seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Maybrat untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.

  4. Memudahkan seluruh jajaran Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Maybrat dalam upaya mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.

  3. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum infrastruktur sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah.

  2. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan Bidang Cipta Karya.

  3. Indonesia yang sejahtera melalui proses pengelolaan pembangunan yang baik dan terdesentralisasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004. Berdasarkan pertimbangan ini, maka Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya disusun dengan maksud sebagai berikut :

  a. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu; b. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

  2. Indonesia yang adil dan domokratis.

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya sebagai rujukan dalam penyusunan kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur (Infrastructure Development Plan). Kebijakan Spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Kabupaten sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu pada RPJMD Kabupaten 2006 - 2010. Oleh karena itu RPIJM ini akan memuat Arah Kebijakan, Program dan Kegiatan yang akan dapat dibiayai dari berbagai sumber dana sesuai amanat PP No. 7 Tahun 2005 dalam upaya untuk mewujudkan 3 (tiga) agenda Pembangunan Nasional yaitu untuk : 1. Menciptakan Indonesia yang aman dan damai.

  b. Peratutran Bupati Maybrat tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Maybrat. Disamping itu, yang perlu juga dijadikan sebagai acuan atas dasar pendekatan dalam penyusunan RPIJM adalah kebijakan ataupun arahan dari pimpinan Departemen PU/ Cipta Karya serta kebijakan pimpinan instansi terkait.

  a. Peraturan Daerah Kabupaten Maybrat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Maybrat;

  3. Peraturan Daerah

  d. Keputusan Presiden No. 7/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009.

  c. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;

  Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;

1.3 Tujuan dan Pentingnya RPIJM

  RPIJM Bidang Cipta Karya serta memberikan advisory ataupun konsultasi dalam upaya meningkatkan kapasitas manajemen Pemerintah Daerah.

  Gambar 1.1

  3. Menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya yang meliputi :

  Framework Penyusunan RPIJM

  a. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan;

  b. Peningkatan kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan;

  c. Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman bagi Masyarakat berpenghasilan rendah; d. Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kota; e. Pengembangan Kawasan Permukiman.

  f. Pembinaan teknis bangunan gedung, penataan bangunan dan lingkungan.

1.4 Mekanisme dan Framework Penyusunan RPIJM

  Dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), mekanismenya adalah sebagai berikut :  Menggunakan pedoman perencanaan top-down dan bottom-up;  Kesepakatan dan keterpaduan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dalam perencanaan, program dan pendanaan.  Optimasi penggunaan sumber-sumber dana, melalui keterpaduan antar sektor.  Desentralisasi dan dekosentrasi kegiatan pembangunan daerah dengan azas prioritas dan keterpaduan antar komponen dengan bimbingan dan pembinaan dari

  1.4.1 Ruang Lingkup Pemerintah Provinsi dan Pemrintah Pusat.

  Penyusunan RPIJM Kabupaten Maybrat, pada hakekatnya mencakup proses, kerangka pembahasan, analisis kelayakan program serta sintesis program dan anggaran dalam rangka mewujudkan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas (RPIJM yang berkualitas), sehingga mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah dalam Bidang PU/Cipta Karya. Adapun cakupan/ RPIJM Bidang PU/Cipta Karya, yaitu :

  1. Memberikan arahan proses penyusunan Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya terutama yang dibiayai dari APBN maupun APBD (Cost Sharing maupun Joint Program) Provinsi maupun kabupaten/kota dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2006-2011 dan seterusnya maupun MDG 2015 yang akan datang. mendapatkan prioritas, termasuk kota-kota sedang, dan kota kecil dalam rangka Pendekatan penyusunan RPIJM pada hakekatnya perlu dipertimbangkan beberapa hal pemerataan pembangunan dan peningkatan pertumbuhan daerah. antara lain :

  3. Memberikan penjelasan umum mengenai hal-hal yang dipertimbangkan dalam

  1. Proses perencanaan yang partisipatif : pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penyusunan RPIJM secara umum meliputi: pembangunan kabupaten/kota yang dinamis membutuhkan penyediaan fasilitas infrastruktur, dan yang layak, memadai, terjangkau, adil, serta bagi masyarakat luas.  Rambu-rambu, arahan kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional;

  Untuk itu diperlukan perencanaan program investasi yang partisipatif;  Isu dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan;  Pola pikir penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya dan sasaran/ keluaran yang

  2. Membangun Transparansi dan Persepsi bersama : permasalahan yang dihadapi perlu dicapai. kabupaten/kota baik persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan maupun

  4. Memberikan petunjuk kerangka dasar ataupun sistematika RPIJM sebagai ancar-ancar persoalan kapasitas institusi agar menjadi persepsi bersama; dan penjelasan/petunjuk spesifik dan setiap tahapan hal-hal yang perlu dibahas oleh

  3. Keterpaduan dan Keberlanjutan : Perencanaan Program Investasi Jangka Menengah masing-masing aspek atau komponen program mencakup : Bidang PU/Cipta Karya mengacu pada prinsip pengembangan wilayah, RUTRW/K,

   Rencana pembangunan perkotaan, RPJMN, RPJMD, dan Renstra PU/Cipta Karya, Dinas Terkait, Masterplan, Sektor,

   Sinkronisasi dan prioritas program (kesepakatan program/ anggaran sebagai Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota, maupun Peraturan Perundangan yang ringkasan memorandum program), berlaku;

   Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam penyediaan perumahan dan permukiman, perbaikan perumahan dan permukiman; penyehatan

  4. Kelayakan Teknis, Sosial, Ekonomi dan Lingkungan : Penentuan prioritas program dan kegiatan perlu mengacu pada hasil studi kelayakan (FS/DED), kelayakan lingkungan permukiman (pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, ekonomi dan sosial serta lingkungan; penanganan bangunan; dan pembangunan jalan dan jembatan serta pengendalian

  5. Credit Worthines dan Akuntabilias : Perhitungan kemampuan penyediaan dana perlu banjir, didasarkan pada hasil analisis keuangan. Demikian pula kemampuan pelaksanaan

   Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), perlu diperhitungkan dari hasil analisis kelembagaannya serta perlu

   Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan, mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan.  Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah,  Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah,

  1.4.3 Kedudukan  Lampiran Penunjang.

  Kedudukan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya yaitu berada di bawah kebijakan spasial dan Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada hakekatnya harus kebijakan sektoral yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Pembangunan dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJMN 2006-20011, juga harus ditinjau Infrastruktur (Infrastructure Development Plan) di masing-masing daerah baik pada skala provinsi maupun kabupaten/kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi secara kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing-masing Kabupaten. Dalam hal ini cakupan komponen program untuk kabupaten yang satu dengan yang lainnya dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, dapat saja berbeda sesuai dengan kebutuhan. Bisa saja terjadi program investasi suatu provinsi, kabupaten/kota, sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu kabupaten/kota hanya mencakup beberapa komponen program saja (tidak perlu harus pada RPJMN dan RPJMD 2006-2011 atau lanjutannya mempunyai Rencana Tata Ruang lengkap) tergantung urgensi kebutuhan dan prioritas penanganannya. maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan sektoral yang ada.

Gambar 1.3 Gambar 1.2

  Kedudukan RPIJM Secara Historis Kedudukan RPIJM Dalam Rencana Pembangunan Nasional

  Strategi Penyusunan Pembangunan Kabupaten Maybrat