6.1 GEOGRAFIS ADMINISTRATIF WILAYAH - DOCRPIJM 1501126049BAB 6 RPI2JM Bone Profil Kab
Ba b Pr ofi l Kabupaten Bone
6.1 GEOGRAFIS & ADMINISTRATIF WILAYAH
Secara geografis, wilayah Kabupaten Bone terletak di bagian Timur Provinsi Sulawesi Selatan dan bagian Barat Teluk Bone dengan potensi sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk
dikembangkan, disamping memiliki luas wilayah yang relatif luas. Kabupaten Bone secara astronomis
O O O O terletak 04 13’ sampai 05 06’ Lintang Selatan (LS) dan 119 42’ sampai 120 40’ Bujur Timur (BT), yang berada di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa • Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.
Ibukota Kabupaten Bone adalah Kota Watampone yang terletak 174 Km arah timur dari Kota
2 Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan). Luas wilayah Kabupaten Bone adalah 4.559,00 Km .
Secara administrasi pemerintahan wilayah Kabupaten Bone terbagi menjadi 27 (dua puluh tujuh)
kecamatan, yang terdiri dari 333 desa dan 39 kelurahan. Tiga kecamatan diantaranya merupakan wilayah perkotaan Watampone, yaitu Tanete Riattang Barat, Tanete Riattang, dan Tanete Riattang Timur.Secara rinci luas masing-masing kecamatan di Kabupaten Bone, diuraikan pada tabel 6.1,diagram 6.1, gambar 6.1 dan gambar 6.2.Tabel 6.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bone Tahun 20142 No Kecamatan Luas (Km ) Persentase
1 Bontocani 463,35
10.16
2 Kahu 189,50
4.16
3 Kajuara 124,13
2.72
4 Salomekko 84,91
1.86
5 Tonra 200,32
4.39
6 Patimpeng 130,47
2.86
7 Libureng 344,25
24 Cenrana 143,60
20 Tellu Siattinge 159,30
3.49
21 Amali 119,13
2.61
22 Ajangale 139,00
3.05
23 Dua Boccoe 144,90
3.18
3.15
2.53
25 Tanete Riattang Barat 53,68
1.18
26 Tanete Riattang 23,79
0.52
27 Tanete Riattang Timur 48,88
1.07 Jumlah 4.559,00 100
Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2015
Diagram 6.1. Luas Wilayah Kabupaten Bone
Sumber : Tabel 4.1.Prosentase Luas Wilayah Kabupaten Bone
Bontocani Kahu Kajuara Salomekko Tonra Patimpeng Libureng Mare Sibulue Cina Barebbo Ponre Lappariaja Lamuru Tellu Limpoe Bengo Ulaweng Palakka Awangpone Tellu Siattinge Amali Ajangale Dua Boccoe Cenrana T. Riattang Barat Tanete Riattang T. Riattang Timur
2.43
18 Palakka 115,32
7.55
12 Ponre 293,00
8 Mare 263,50
5.78
9 Sibulue 155,80
3.42
10 Cina 147,50
3.24
11 Barebbo 114,20
2.50
6.43
3.55
13 Lappariaja 138,00
3.03
14 Lamuru 208,00
4.56
15 Tellu Limpoe 318,10
6.98
16 Bengo 164,00
3.60
17 Ulaweng 161,67
19 Awangpone 110,70
6.2 DEMOGRAFI
Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik
penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu
wilayah dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta
adat istiadat dan kebiasaan penduduk.6.2.1 Pertumbuhan dan Proyeksi Penduduk
Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah
penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Perkembangan
jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan
alami), dan adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya
tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan prediksi atau
meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah
penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan statistik dengan pertimbangan
pertumbuhan jumlah penduduk 5 (lima) tahun terakhir.Data jumlah penduduk Kabupaten Bone 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada
tahun 2007 sebanyak 699.474 jiwa, sedangkan pada tahun 2014 mencapai 724.905 jiwa. Hal
tersebut memperlihatkan adanya pertambahan jumlah penduduk sekitar 7.224 jiwa selama kurun
waktu 5 tahun terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan 0,72% pertahun. Indeks pertumbuhan jumlah
penduduk Kabupaten Bone pada setiap kecamatan selama waktu tahun 2007 hingga 2014, diuraikan
pada tabel 6.2 dan diagram 6.2.Data perkembangan jumlah penduduk pada tabel 6.3., merupakan akumulasi dari faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bone. Data kecenderungan
perkembangan penduduk Kabupaten Bone 5 tahun terakhir dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
0,72% pertahun, maka dengan metode pendekatan matematis dapat dilakukan proyeksi atau
perkiraan jumlah penduduk hingga tahun 2032. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan perkiraan
jumlah penduduk Kabupaten Bone hingga tahun 2032 mencapai 879.540 jiwa, dengan rata-rata
pertumbuhan 3,62%, secara rinci diuraikan pada tabel 6.3., dan diagram 6.3.Tahun
24 Cenrana 24.748 24.968 23.464 23.362 23.560
16 Bengo 26.022 26.250 25.234 25.247 25.305
17 Ulaweng 26.067 26.301 24.641 24.504 24.559
18 Palakka 21.430 21.627 21.917 22.084 22.223
0,73
19 Awangpone 28.964 29.230 28.523 28.583 28.784
20 Tellu Siattinge 42.056 42.435 39.891 39.733 39.821
21 Amali 22.036 22.239 20.666 20.546 20.591
22 Ajangale 28.831 29.095 27.316 27.203 27.263
23 Dua Boccoe 31.242 31.532 29.995 29.941 30.007
25 Tanete Riattang Barat 37.266 37.594 42.354 43.512 44.700
15 Tellu Limpoe 13.004 13.117 13.585 13.771 13.853
3,70
26 Tanete Riattang 43.404 43.793 47.533 48.532 49.423
2,63
27 Tanete Riattang Timur 37.431 37.752 39.786 40.393 41.081
1,88
Jumlah 699.474 705.717 711.293 717.681 724.905
0,72 Perkembangan (Jiwa) - 6.243 5.576 6.388 7.224Prosentase - 0,89 0,79 0,90 1,01 Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Sumber : Tabel 3.8
200000 400000 600000 800000 2010 2011 2012 2013 2014
Diagram 4.2. Pertumbuhan Penduduk Kab. Bone Tahun 2010-2014
1,27
14 Lamuru 25.107 25.331 24.316 24.293 24.461
Tabel 6.2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Bone Tahun 2010-2014 No Kecamatan1,67
Tahun Perkembangan Pertum- buhan % 2011 2012 2013 2014 2015
1 Bontocani 15.549 15.681 15.326 15.350 15.443 -0,14
2 Kahu 35.801 36.118 37.042 37.399 37.739 1,06
3 Kajuara 31.950 32.233 34.034 34.599 35.054 1,87
4 Salomekko 13.774 13.897 14.272 14.970 15.112
1,87
5 Tonra 11.530 11.634 12.581 12.830 13.033
2,48
6 Patimpeng 14.634 14.764 15.470 15.670 15.894
7 Libureng 29.117 29.368 29.006 29.165 29.352 0,16
0,81
8 Mare 23.318 23.520 24.692 25.129 25.524 1,82
9 Sibulue 30.576 30.857 32.236 32.664 33.048
1,57
10 Cina 24.987 25.210 25.213 25.437 25.689
0,56
11 Barebbo 25.192 25.422 26.108 26.383 26.679
1,15
12 Ponre 13.016 13.130 13.126 13.198 13.365
0,53
13 Lappariaja 22.422 22.619 22.966 23.183 23.342
- 0,52
- 0,56
- 1,18
- 0,12
- 1,09
- 1,35
- 1.11
- 0,80
- 0,98
16 Bengo 25.024 24.608 23.930 23.270 22.629
650000 700000 750000 800000 850000 900000 2014 2017 2022 2027 2032
Sumber : Hasil Estimasi Tim Tahun 2015
Jumlah Penduduk 736.363 755.032 790.399 831.651 879.540 Perkembangan (Jiwa) - 18.669 35.367 41.252 47.889 Prosentase - 2,54 4,68 5,22 5,76 Tingkat Pertumbuhan (%) 3,62
27 Tanete Riattang Timur 42.639 45.087 49.483 54.309 59.605
26 Tanete Riattang 52.058 56.277 64.081 72.967 83.086
25 Tanete Riattang Barat 48.073 53.617 64.313 77.142 92.531
24 Cenrana 23.101 22.429 21.352 20.327 19.352
23 Dua Boccoe 29.527 28.821 27.682 26.587 25.536
22 Ajangale 26.660 25.780 24.378 23.052 21.799
21 Amali 20.040 19.241 17.979 16.800 15.698
20 Tellu Siattinge 38.961 37.705 35.701 33.804 32.007
19 Awangpone 28.712 28.605 28.427 28.251 28.075
18 Palakka 22.548 23.045 23.898 24.782 25.700
17 Ulaweng 23.981 23.138 21.800 20.539 19.350
15 Tellu Limpoe 14.208 14.757 15.721 16.747 17.841
Tahun Perkembangan 2014 2017 2022 2027 2032
14 Lamuru 24.207 23.832 23.218 22.621 22.039
13 Lappariaja 23.720 24.300 25.297 26.335 27.415
12 Ponre 13.507 13.723 14.091 14.469 14.857
11 Barebbo 27.298 28.254 29.921 31.688 33.558
10 Cina 25.975 26.411 27.153 27.916 28.700
9 Sibulue 34.092 35.720 38.608 41.729 45.103
8 Mare 26.464 27.939 30.582 33.475 36.642
7 Libureng 29.447 29.589 29.828 30.068 30.311
6 Patimpeng 16.428 17.262 18.749 20.363 22.116
5 Tonra 13.688 14.732 16.652 18.823 21.277
4 Salomekko 15.683 16.580 18.191 19.958 21.896
3 Kajuara 36.378 38.460 42.196 46.295 50.793
2 Kahu 38.543 39.782 41.935 44.205 46.598
1 Bontocani 15.401 15.338 15.233 15.129 15.026
Diagram 4.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bone
Tahun 2014 - 2031
6.2.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk
9 Sibulue 155,8 33.048 4,56 212
20 Tellu Siattinge 159,3 39.821 5,49 250
19 Awangpone 110,7 28.784 3,97 260
18 Palakka 115,32 22.223 3,07 193
17 Ulaweng 161,67 24.559 3,39 152
16 Bengo 164 25.305 3,49 154
44
15 Tellu Limpoe 318,1 13.853 1,91
14 Lamuru 208 24.461 3,37 118
13 Lappariaja 138 23.342 3,22 169
46
12 Ponre 293 13.365 1,84
11 Barebbo 114,2 26.679 3,68 234
10 Cina 147,5 25.689 3,54 174
Distribusi penduduk terkait dengan jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau
pengelompokan jumlah penduduk yang didasarkan pada batasan administrasi wilayah yang
bersangkutan. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah, akan mempengaruhi tingkat
konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan penduduk
pada wilayah tersebut.Jumlah penduduk Kabupaten Bone pada akhir tahun 2014 berjumlah 724.905 jiwa yang
terditribusi pada 27 kecamatan, dengan tingkat persebaran yang tidak merata pada setiap
kecamatan. Distribusi penduduk sebagian besar pada kawasan perkotaan, terutama di Kawasan
Perkotaan Watampone yang terdiri atas Kecamatan Tanete Riattang, Tanete Riattang Barat, dan
Tanete Riattang Timur. Distribusi jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Tanete
Riattang, dengan jumlah sebesar 49.423 jiwa atau sekitar 6,82% dari jumlah penduduk kabupaten,
sedangkan distribusi penduduk terkecil adalah Kecamatan Tonra dengan jumlah penduduk kurang
lebih 13.033 jiwa atau sekitar 1,80% dari jumlah penduduk Kabupaten Bone, secara rinci diuraikan
pada tabel 4.4 dan gambar 4.3.8 Mare 263,5 25.524 3,52
85
7 Libureng 344,25 29.352 4,05
6 Patimpeng 130,47 15.894 2,19 122
65
5 Tonra 200,32 13.033 1,80
4 Salomekko 84,91 15.112 2,08 178
3 Kajuara 124,13 35.054 4,84 282
2 Kahu 189,5 37.739 5,21 199
33
1 Bontocani 463,35 15.443 2,13
2
)
Jumlah Penduduk (Jiwa) Distribusi (%) Kepadatan (Jiwa/Km 2 ) Tabel 4.4. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bone Tahun 2014 No Kecamatan Luas (Km97 Amali 119,13
21 20.591 2,84 173
Ajangale 139
22 27.263 3,76 196
Dua Boccoe 144,9
23 30.007 4,14 207
Cenrana 143,6
24 23.560 3,25 164
Tanete Riattang Barat 53,68
25 44.700 6,17 833
Tanete Riattang 23,79
26 49.423 6,82 2.077
Tanete Riattang Timur 48,88
27 41.081 5,67 840
Jumlah 4.559 724.905 100,00 159 Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Tabel 4.4., menunjukkan distribusi dan tingkat kepadatan penduduk masing-masing
2
kecamatan tidak merata, akumulasi kepadatan penduduk Kabupaten Bone mencapai 159 jiwa/Km .
2 Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Tanete Riattang yaitu 2.077 jiwa/Km ,
2
kemudian disusul oleh Kecamatan Tanete Riattang Timur dengan kepadatan 840 jiwa/Km , dan
2 Kecamatan Tanete Riattang Barat dengan kepadatan 833 jiwa/Km . Sedangkan tingkat kepadatan
2 penduduk terendah adalah Kecamatan Bontocani dengan kepadatan rata-rata 33 jiwa/Km .
Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh perbandingan jumlah
penduduk yang mendiami setiap kecamatan terhadap luasan (perubahan luas) wilayah
kecamatan.Sedangkan secara keruangan, pada dasarnya distribusi dan kepadatan penduduk di
Kabupaten Bone dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana
penunjang.6.2.3 Komposisi Kependudukan
6.2.3.1 Struktur Penduduk Menurut Jenis kelamin
Struktur penduduk menurut jenis kelamin merupakan perbandingan yang memperlihatkan
selisih antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Berdasarkan sumber data yang diperoleh,
dapat diuraikan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Bone terdiri dari laki-laki kurang lebih 345.394
jiwa dan jumlah penduduk perempuan kurang lebih 379.511 jiwa.Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Bone Tahun 2014 Jenis KelaminJumlah Penduduk No Kecamatan (Jiwa) Laki-laki Perempuan
7.690 7.753
1 Bontocani 15.443
18.092 19.647
2 Kahu 37.739
17.052 18.002
3 Kajuara 35.054
7.359 7.753
4 Salomekko 15.112
5 Tonra 6.282 6.751
24 Cenrana 11.190 12.370
19 Awangpone 13.278 15.506
28.784
20 Tellu Siattinge 18.514 21.307
39.821
21 Amali 9.372 11.219
20.591
22 Ajangale 12.632 14.631
27.263
23 Dua Boccoe 13.835 16.172
30.007
23.560
18 Palakka 10.322 11.901
25 Tanete Riattang Barat 21.487 23.213
44.700
26 Tanete Riattang 23.274 26.149
49.423
27 Tanete Riattang Timur 20.447 20.634
41.081
Jumlah 345.394 379.511 724.905 Prosentase (%) 47,65 52,35 100 Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Kajian tentang struktur penduduk menurut usia dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pada
setiap kelompok umur tertentu, terutama kelompok umur yang berkaitan dengan usia sekolah, usia
kerja, dan usia produktif atau usia angkatan kerja. Pengelompokan penduduk menurut umur di
Kabupaten Bone pada tahun 2014 dibagi atas 3 kelompok utama, yaitu : a. Usia Balita (0-4) tahun : 65.967 jiwab. Usia Sekolah : 272.878 jiwa
c. Usia Angkatan kerja : 436.093 jiwa Struktur penduduk menurut kelompok usia sekolah di Kabupaten Bone kurang lebih
272.878jiwa, hal ini terkait dengan sistem penyediaan sarana pendidikan yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan di Kabupaten Bone. Sedangkan penduduk usia produktif atau
22.223
24.559
13.033
11 Barebbo 12.463 14.216
6 Patimpeng 7.669 8.225
15.894
7 Libureng 14.655 14.697
29.352
8 Mare 12.396 13.128
25.524
9 Sibulue 15.464 17.584
33.048
10 Cina 12.280 13.409
25.689
26.679
17 Ulaweng 11.466 13.093
12 Ponre 6.517 6.848
13.365
13 Lappariaja 11.152 12.190
23.342
14 Lamuru 11.431 13.030
24.461
15 Tellu Limpoe 6.882 6.971
13.853
16 Bengo 12.193 13.112
25.305
6.2.3.2 Struktur Usia
angkatan kerja sebanyak 436.093 jiwa, sedangkan selebihnya adalah usia non produktif. Secara rinci
Tabel 6.6. Struktur Penduduk Menurut Usia di Kabupaten Bone Tahun 2014 No Struktur Usia
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Jumlah (Jiwa) Porsentase (%) Laki-laki Perempuan1 0 – 4 34.987 31.099 65.967 9,10 2 5 – 9 37.925 37.801 75.665 10,44 3 10 – 14 38.557 36.674 75.140 10,37 4 15 – 19 34.066 29.840 63.784 8,80 5 20 – 24 24.608 33.576 58.289 8,04 6 25 – 29 26.638 27.951 54.567 7,53 7 30 – 34 25.393 28.355 53.755 7,42 8 35 – 39 28.235 25.710 53.859 7,43 9 40 – 44 19.626 28.211 47.944 6,61 10 45 – 49 16.806 22.673 39.546 5,46
11 50 – 54 15.341 18.125 33.486 4,62 12 55 – 59 12.563 18.229 30.863 4,26 13 60 – 64 14.155 14.618 28.758 3,97 14 65+ 16.494 26.649 43.279 5,97
Jumlah 345.394 379.511 724.905 100 Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
Jumlah penduduk angkatan kerja di Kabupaten Bone mencapai 60,16%, hal ini menunjukkan
bahwa tingkat produktivitas angkatan kerja di wilayah relatif tinggi, yang implikasinya adalah
kebutuhan lapangan kerja yang akan terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, maka diperlukan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk memperoleh tenaga kerja yang lebih produktif dan
dan berdaya saing.Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di wilayah ini memerlukan peningkatan
dalam hal peningkatan kemampuan (skill) agar dapat memiliki daya saing dengan wilayah lainnya
dalam membangun wilayahnya sendiri.Hal tersebut dapat dilakukan dengan penyediaan sarana
pendidikan yang memadai, baik secara formal maupun non formal berupa wadah pelatihan dan
pengembangan bakat.6.2.3.3 Struktur Ketenagakerjaan
Struktur ketenagakerjaan dapat dibedakan atas angkatan kerja atau usia kerja dan pencari
kerja. Penduduk angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yaitu usia 15-54 tahun, sedangkan
pencari kerja penduduk angkatan kerja yang terdaftar sebagai pencari kerja.Penduduk angkatan kerja di Kabupaten Bone sebanyak 436.093 jiwa,hal tersebut
memperlihatkan nilai prosentase yang sangat minim dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja.
Sumber data yang diperoleh menunjukkan struktur pencari kerja pada tahun 2014 didominasi oleh
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
1 Pertanian. Kehutanan. Perburuan, Perikanan 63,46 42,22 55,58
4,45 6,04 5,33
2 Persentase Bukan Angkatan Kerja Terhadap Penduduk 15 Tahun ke Atas
4,83 2,98 3,83
1 Persentase Angkatan Kerja Terhadap Penduduk 15 Tahun ke Atas
No Kegiatan Utama Prosentase TPAK (%) Jumlah (%) Laki-Laki Perempuan
Tabel 6.9. Persentase Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Bone Tahun 2014Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
5 Lainnya 14,72 1,87 9,95
4 Jasa Kemasyarakatan 8,36 20,37 12,81
3 Perdagangan Besar, Eceran.Rumah Makan. Hotel 10,41 30,06 17,70
2 Industri Pengolahan 3,06 5,47 3,95
No Kegiatan Utama Prosentase (%) Jumlah (%) Laki-Laki Perempuan
pencari kerja dengan jenjang pendidikan Tidak Tamat/Belum Pernah Sekolah, yaitu sekitar 38,49%
Kabupaten Bone, sehingga dibutuhkan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan.Tabel 6.8. Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Bone Tahun 2014Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
8 DIPLOMA IV/S1/S2/S3 3,00 4,09
7 AKADEMI/DIII 0,45 1,14
6 DIPLOMA I/II 0,72 0,73
5 SMK 1,76 1,54
4 SMU/MA 9,20 8,63
3 SLTP/MTS 12,54 10,61
2 SD/MI 35,66 33,21
1 Tidak/Belum Pernah Bersekolah 36,67 40,04
No Tingkat Pendidikan Prosentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan
Tabel 6.7. Pencari Kerja Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bone Tahun 2014- Presentase Bekerja Terhadap Angkatan Kerja 82,71 41,18 60,20
- Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT)
- Presentase Sekolah Terhadap Bukan Angkatan Kerja
- Presentase Mengurus Rumah Tangga Terhadap Bukan Angkatan Kerja 0,29 44,45 24,23
- Presentase Melakukan Aktifitas lain Terhadap Bukan Angkatan Kerja 7,72 5,30 6,41
6.2.3.4 Agama dan Aliran Kepercayaan Struktur penduduk agama dan kepercayaan di Kabupaten Bone didominiasi oleh pemeluk
Agama Islam yaitu sebanyak 722.426 jiwa atau sekitar 99,66% dari total jumlah penduduk Kabupaten
22 Ajangale 27.247 16 - - - 27.263
16 Bengo 25.260 45 - - - 25.305
17 Ulaweng 24.504 - - - - 24.559
18 Palakka 22.182 41 - - - 22.223
19 Awangpone 28.774 - 10 - - 28.784
20 Tellu Siattinge 39.821 - - - - 39.821
21 Amali 20.591 - - - - 20.591
23 Dua Boccoe 29.991
14 Lamuru 24.442 19 - - - 24.461
8 8 - - 30.007
24 Cenrana 23.554 6 - - - 23.560
25 Tanete Riattang Barat 43.493 504 556 4 143 44.700
26 Tanete Riattang 48.711 391 269
29 23 49.423
27 Tanete Riattang Timur 41.081 - - - - 41.081
Jumlah 722.426 1.264 1.004 45 166 724.905 Prosentase (%) 99,66 0,17 0,14 0,01 0,02 100 Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka Tahun 2015
15 Tellu Limpoe 13.853 - - - - 13.853
13 Lappariaja 23.282 60 - - - 23.342
Bone. Sedangkan pemeluk agama lainnya terdiri atas pemeluk Agama Kristen Protestan sebanyak
1.264 jiwa, pemeluk Agama Kristen Katholik sebanyak 1.004 jiwa, Hindu sebanyak 45 jiwa dan
Budha masing-masing sebanyak 166 jiwa, selengkapnya diuraikan pada tabel 4.10.6 Patimpeng 15.894 - - - - 15.894
Tabel 6.10. Struktur Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Bone Tahun 2014No Kecamatan A g a m a Jumlah (Jiwa) Islam Protestan Katholik Hindu Budha
1 Bontocani 15.443 - - - - 15.443
2 Kahu 37.739 - - - - 37.739
3 Kajuara 35.054 - - - - 35.054
4 Salomekko 15.098 14 - - - 15.112
5 Tonra 13.021 12 - - - 13.033
7 Libureng 29.227
12 Ponre 13.363 2 - - - 13.365
39 86 - - 29.352
8 Mare 25.485 39 - - - 25.524
9 Sibulue 33.048 - - - - 33.048
10 Cina 25.534
68
75 12 - 25.689
11 Barebbo 26.679 - - - - 26.679
6.2.3.5 Budaya dan Adat Istiadat Terjadinya perubahan kultur dan sosial budaya masyarakat merupakan proses transformasi
global akibat tidak homogenisitasnya kultur budaya pada suatu daerah. Terjadinya dinamika
perkembangan akan tidak lagi memandang kultur budaya dan adat istiadat sebagai hukum
masyarakat (norma etika) yang berlaku, akan tetapi tergantikan oleh sifat individualistis dan
dipengaruhi oleh masuknya budaya lain dan perkembangan teknologi menjadi orientasi masyarakat
untuk mengaktualisasikan diri. Perubahan karakter dan kultur budaya sebagai ciri khas suatu
komunitas tidak perlu terjadi, jika masyarakat memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai budaya
yang secara turun-temurun dianutnya. Salah satu kekuatan masyarakat di Kabupaten Bone adalah
pembauran nilai religius keagamaan dalam suatu kebudayaan yang masih melekat hingga kini.Faktor
lain yang mempengaruhi adalah komunitas masyarakat di Kabupaten Bone sebagian besar masih
dalam satu ikatan rumpun keluarga, sehingga konflik sosial tidak menjadi pemisah, tetapi dapat
terselesaikan secara kebersamaan dan kekeluargaan.Kultur budaya masyarakat di Kabupaten Bone maih dipengaruhi oleh etnis budaya Bugis.
Keragaman kultur sosial budaya yang terdapat di Kabupaten Bone, merupakan pembentukan etnis
dan budaya lokal, secara umum masih tergolong dalam Suku Bugis. Perbedaan dalam hal budaya
umunya terletak pada dialek, dan sistem upacara adat dan ritual keagamaan, dan bentuk bangunan.
6.3 TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Bone terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan daerah perbukitan
dengan variasi ketinggian dari permukaan laut 0 meter hingga lebih dari 1.000 meter.Kondisi
permukaan lahan bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam.Tabel 6.11. Luas Wilayah Menurut Ketinggian Di Kabupaten Bone Tahun 2014No Kelas Ketinggian Luas Wilayah (Ha) Prosentase (%)
1 0 – 25 81.925,2 17,97 2 25 – 100 101.620,0 22,29 3 100 – 250 202.237,2 44,36 4 250 – 750 62.640,6 13,74 5 750 – 1000 40.080,0 13,76 6 >1000 6.900,0 1,52
Sumber : BPS Kabupaten Bone,Tahun 2015 Daerah datar dengan kemiringan lereng 0-2% memiliki luas terbesar yakni 164.602 Ha, daerah
landai hingga sedikit bergelombang tersebar di sepanjang pantai dan bagian Utara seluas 91.519 Ha,
dan di bagian Barat dan Selatan pada umumnya merupakan wilayah bergelombang dengan
kemiringan 15-40% seluas 12.399 Ha, sedangkan wilayah curam >40% dengan luas 12.399 Ha.
berdasarkan luas wilayah dan secara jelas dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan 4.5.Tabel 6.12. Luas Wilayah Menurut Kemiringan Lereng Di Kabupaten Bone Tahun 2014
No Kelas Kemiringan Lereng (%) Luas Wilayah (Ha) Prosentase (%)
1 0 – 2 (datar) 164.602 36,1 2 0 – 15 (landai & sedikit bergelombang) 91.519 20,07 3 15 – 40 (bergelombang) 12.399 24,65 4 > 40 (curam) 12.399 24,65
Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2015
6.4 GEOHIDROLOGI
Tabel 6.13. Sungai-Sungai di Kabupaten Bone Tahun 201411 Malinrung Kec.Ponre S.Walanae Pertanian Bone
19 Corowali Kec.Barebbo T.Bone Pertanian Bone
18 Paccing Kec.Palakka T.Bone Pertanian Bone
17 Mico Kec.Ponre T.Bone Pertanian Bone
16 Tanete Buang Kec.Ponre T.Bone Pertanian Bone
15 Coppo Bulu Kec.Ponre S.Walanae Pertanian Bone
14 Seko Balle Kec.Libureng S.Walanae Pertanian Bone
13 Melle Kec.Ponre T.Bone Pertanian Bone
12 Dekko Kec.Ponre S.Walanae Pertanian Bone
10 Bengo Kec.Ponre T.Bone Pertanian Bone
Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2015
No Nama Sungai Hulu Muara Manfaat Daerah yg Dilalui
9 Pallengoreng Wollangi T.Bone Pertanian Bone
8 Lerang Kec.Ponre S.Cenrana Pertanian Bone
Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari celah-
celahnya terdapat aliran sungai.Disekitarnya terdapat lembah yang cukup dalam.Kondisi sungai yang
berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami
kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling,
Bulubulu, Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo. Lebih Jelasnya pada Gambar 4.6 dan 4.7.6 Unyi Kec.Ponre D.Tempe Pertanian Bone
5 Jaling Kec.Ponre T.Bone Pertanian Bone
4 Pattiro Kec.Ponre T.Bone Pertanian Bone
3 Palakka Kec.Ponre D.Tempe Pertanian Bone
2 Walannae Bontocani T.Bone Perikanan Bone-Soppeng
1 Cenrana D.Tempe Palime Perikanan Wajo-Bone
7 Maradda Bontocani S.Cenrana Pertanian Bone
6.5 GEOLOGI Potensi geologi diperlihatkan dengan terdapatnya potensi pertambangan di Kabupaten Bone
yang cukup besar terdiri dari emas, batu bara, pasir silika, tembaga, mangan, endapan besi, batu
gamping, marmer, pasir kuarsa dan lain-lain. Namun, sampai saat ini potensi yang ada belum ada
yang diolah.Selain kondisi geologi, kondisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari tanah
Aluvial, Gleyhumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran dan Renzina. Jenis tanah didominasi
oleh tanah Mediteran seluas 67,6% dari total wilayah, kemudian Renzina 9,59% dan Litosol 9%.
Penyebaran jenis tanahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : sepanjang Pantai Timur Teluk Bone
ditemukan tanah Aluvial dengan kedalaman efektif tanah di Kabupaten Bone terbagi dalam empat
kelas yaitu :- 0-30 cm seluas 120.505 Ha (26,44 %)
- 30-60 cm seluas 120.830 Ha (26,50 %)
- 60-90 cm seluas 30.825 Ha (6,76 %)
- Lebih besar dari 90 cm seluas 183.740 Ha (40,30 %) Mengenai sebaran lokasinya diperlihatkan pada gambar 4.8 dan 4.9.
6.6 KLIMATOLOGI Kondisi klimatologis wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah yang beriklim sedang
O
dengan tingkat kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 26 C –
43 C.Pada periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan.Sebaliknya pada
Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten
Bone.Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan,
yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan
sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Ratarata curah hujan tahunan diwilayah Bone bervariasi,
yaitu: rata-rata<1.750 mm; 1750-2000 mm; 2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.Pada periode April-September angin bertiup dari timur dengan membawa hujan sehingga
terjadi musim hujan dan sebaliknya pada bulan Oktober-Maret bertiup angin barat di saat Kabupaten
Bone mengalami musim kemarau.Suhu cukup tinggi rata-rata terjadi pada bulan Januari dan
terendah pada bulan Agustus di musim kemarau.Selengkapnya dilihat pada gambar 6.106.7 SOSIAL & EKONOMI
6.7.1 Kondisi Sosial
6.7.1.1 Pendidikan (Education) Masalah pendidikan di Kabupaten Bone adalah bagian integral dari sistem pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, budi pekerti, kepribadian dan
semangat kebangsaan sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang
mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.Dalam rangka mencerdaskan bangsa serta meningkatkan partisipasi sekolah, penduduk
tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik pendidikan
formal maupun non formal.6.7.1.2 Kesehatan (Health) Kesehatan merupakan bagian yang terpenting dan diharapkan dapat menghasilkan derajat
kesehatan yang lebih tinggi dan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun
ekonomis.Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bone diharapkan agar pelayanan
kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh lapisan masyarakat.Penyediaan
sarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan seyogyanya
semakin ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas, seperti penyediaan obat-obatan, alat
kesehatan, pemberantasan penyakit menular dan peningkatan penyuluhan dibidang kesehatan.Adapun sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bone pada tahun 2014 telah tersedia
berupa Rumah Sakit sebanyak 2 buah, Puskesmas sebanyak 36 buah, Puskesmas Pembantu 74
buah dan Posyandu sebanyak 915 buah.6.7.1.3 Agama (Religion)
Upaya pemenuhan sarana dan prasarana kehidupan beragama pada dasarnya merupakan
kehidupan beragama dalam masyarakat, maka pemerintah telah memberikan bantuan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tersebut.Dalam menjalankan ajaran agama masing-masing tentunya harus ditunjang dengan adanya
sarana peribadatan seperti mesjid, mushalla, gereja, dan sebagainya. Adapun sarana peribadatan di
Kabupaten Bone pada tahun 2014 sebanyak 1.188 yang terdiri dari mesjid 1.033 buah, mushola 133
buah, gereja 3 buah dan pura 1 buah. Pada tahun 2010 jumlah jemaah haji Kabupaten Bone tercatat
sebanyak 768 orang, dan pada tahun 2014 turun menjadi 766 orang atau mengalami penurunan
sebesar 8,78 %.6.7.1.4 Kriminal (Crime) Keamanan dan ketertiban merupakan salah satu pendorong proses pembangunan.
Terjadinya masalah kriminalitas kemungkinan disebabkan antara lain karena pertambahan
penduduk dan banyaknya pengangguaran. Kedua hal tersebut akan menimbulkan kerawanan sosial
karena para penganggur dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka timbul keinginan
untuk melakukan tindakan kejahatan berupa pencurian, pembunuhan dan lain-lain.Statistik peristiwa kejahatan masih terbatas, data yang diperoleh hanya pada gangguan
kejahatan yang dilaporkan pada Polres Bone.Adapun jumlah peristiwakejahatan termasuk
kecelakaan lalu lintas yang dilaporkan pada tahun 2014, tercatat 677 peristiwa dan diselesaikan
sebanyak 396 peristiwa.Jumlah pelanggaran lalu lintas yang ditindak pada tahun 2014 sebanyak 7.241 divonis sebanyak 7.120 dengan total denda sebesar Rp. 316.153.000,-
6.7.2 Kondisi Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 sekitar 6,01 %, kemudian tahun 2008, 2009,2010, dan 2014
masing-masing 7,24 %, 7,54 %, 7,63 %, 7,63 %. Ini menandakan bahwa perekonomian di
Kabupaten Bone cukup stabil.Dilihat dari sisi sektoral, pada tahun 2014 sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar menandakan bahwa perekonomian di Kabupaten Bone masih ditopang oleh sektor primer.
6.7.2.1 Pertanian Tanaman Pangan (Food Crops) Sasaran yang ingin dicapai adalah peningkatan produktifitas dan kualitas tanaman
pangan.Pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan diarahkan untuk meningkatkan
produksi padi, palawija dan hortikultura.Peningkatan produksi padi dilakukan melalui program dalam
bentuk insus dan inmum serta ditunjang dengan pencetakan sawah baru dan peralatan yang
memadai. Secara umum perekonomian daerah Kabupaten Bone didominasi sektor pertanian,
khususnya sub sektor pertanian tanaman pangan, selanjutnya subsektor perkebunan, sub sektor
peternakan dan sub sektor perikanan. Luas panen tanaman padi di Kabupaten Bone akhir tahun
2010 sebesar 141.931 hektar dengan produksi tercatat 832.507 ton gabah kering giling atau rata-
rata produksi 5,87 ton/hektar dan pada tahun 2014 turun yaitu luas panen tanaman padi hanya
140.644 hektar sedangkan produksinya 817.871 ton dan rata-rata produksinya hanya 5,82 ton.Luas panen tanaman jagung 39.634 Ha dengan produksi 197.707 ton atau rata-rata 4,99
ton/ha, ubi kayu 911 Ha dan produksi mencapai 9.002 ton, ubi jalar 733 Ha dan produksi mencapai
6.097 ton, kacang tanah hanya 4.126 Ha dan produksi 6.643 ton, kedelai hanya 6.648 Ha dan
produksi 11.938 ton dan kacang hijau mencapai 6.629 Ha dengan produksi 8.820 ton pata tahun
2014.6.7.2.2 Perkebunan (Estate Crops) Usaha pokok yang ditempuh dalam pembangunan tanaman perkebunan adalah
intensifikasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi. Tanaman Perkebunan di Kabupaten Bone termasuk
banyak namun yang termasuk dalam komoditi andalan tahun 2014 (produksi yang relatif banyak dari
beberapa komoditi yang ada di Kabupaten Bone) antara lain coklat 9.521 ton, kelapa 9.620 ton, tebu
28.405,42 ton, kemiri 11.898 ton, dan cengkeh 1.584 ton.6.7.2.3 Kehutanan (Forestry) Hutan sebagai sumber daya alam adalah merupakan modal kekayaan bangsa yang
mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.Karena
hutan juga berfungsi sebagai daerah penyangga terutama sangat berperan dalam menjaga
kelestarian sumber air dan lingkungan hidup.Dengan demikian hutan perlu dilindungi, dikelola atau
dengan melakukan usaha seperti reboisasi dan penghijauan bagi hutan/tanah yang nampak mulai
gundul.Kegiatan rehabilitasi lahan pada tahun 2014 ditunjukkan pada lahan yang perlu direhabilitasi
didalam kawasan yang luasnya mencapai 12.855 Ha.6.7.2.4 Peternakan (Animal Husbandry) Sumber protein yang utama bagi manusia berasal dari protein hewani termasuk ikan.
Keberhasilan sub sektor peternakan dapat dilihat melalui indikator naik turunnya populasi ternak dan
unggas. Populasi ternak besar (sapi, kerbau, kuda, dan kambing) di Kabupaten Bone selama kurun
waktu tahun 2010-2014 mengalami peningkatan 41,71 %, dari 220.910 ekor pada tahun 2010 naik
menjadi 313.053 ekor pada tahun 2014. Sedangkan ternak unggas (ayam ras petelur, ayam ras
pedaging, ayam buras dan itik) pada tahun 2010 populasinya sebesar 1.599.149 ekor, naik menjadi
2.224.035 ekor pada tahun 2014 atau naik sebesar 39,08 %.6.7.2.5 Perikanan (Fishery) Kabupaten Bone terletak di pinggir pantai yang berpotensi terhadap subsektor perikanan,
khususnya penangkapan ikan di laut. Pada sub sektor perikanan laut jumlah perahu tanpa motor
dan perahu pakai motor penangkap ikan pada tahun 2014 masing-masing tercatat 480 buah dan
4.095 buah. Untuk sub sektor perikanan darat menurut jenis pemeliharaan meliputi tambak dan
kolam masing-masing luasnya tercatat sebesar 15.244 hektar dan 1.085 hektar.6.7.2.6 Perindustrian (Manufacturing Industry) Sektor indusri pengolahan merupakan salah satu sektor yang cukup potensial untuk
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.Selama tiga tahun terakhir, sumbangan sektor industri
terhadap PDRB Kabupaten Bone sekitar 6-7 %. Jumlah unit usaha sektor industri pengolahan di
Kabupaten Bone tahun 2010 tercatat 5.762 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 5.794. Adapun
jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri pengolahan pada tahun 2010 sebanyak 18.957
orang dan pada tahun 2014 sebanyak 19.059 orang. Peningkatan jumlah unit usaha dan jumlah
tenaga kerja di sektor industri pengolahan ini akibat dari adanya kemudahan-kemudahan dalam
proses investasi dan tersedianya sarana dan prasarana yang bertujuan untuk memacu sektor
industri agar lebih efisien dan mampu bersaing pada pangsa pasar. Hal ini terbukti dengan semakin
6.7.2.7 Pertambangan (Mining) Potensi pertambangan di Kabupaten Bone cukup besar yang terdiri dari emas, batu bara,
pasir silika, tembaga, mangan, endapan besi, batu gamping, marmer, pasir kuarsa dan lain-lain.
Namun, sampai saat ini belum ada yang diolah.
6.7.2.8 Listrik, Gas dan Air Minum(Electricity, Gas and Water) Listrik dewasa ini sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup masyarakat, listrik
juga merupakan salah satu sarana produksi. Tanpa listrik maka perkembangan di berbagai bidang
akan berjalan lambat, karena berbagai macam kegiatan sosial ekonomi banyak tergantung pada
listrik. Produksi dan distribusi listrik yang dibangkitkan oleh PLN Ranting Bone (khusus di Kabupaten
Bone) pada tahun 2014 tercatat 82.906 kwh dan yang disalurkan sebanyak 82.541 kwh. Jumlah
pelanggan listrik pada tahun 2014 sebanyak 127.911 pelanggan.Angka ini lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya yang hanya mencapai 116.591.pelanggan. Namun demikan masih perlu
penambahan jaringan bagi wilayahwilayah pedesaan yang belum terjangkau.Penyedian sarana air bersih yang memadai adalah merupakan hal yang sangat penting, hal
ini mengingat air adalah merupakan kebutuhan yang utama dalam kehidupan sehari-
hari.Ketersediaan air bersih, juga merupakan salah satu upaya untuk hidup sehat. Terbatasnya