6.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH KOTA PASURUAN - DOCRPIJM 62a1124ef1 BAB VIBAB 6 PROFIL KOTA PASURUAN
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan6.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH KOTA PASURUAN Posisi Kota Pasuruan dalam koordinat global adalah berada antara koordinat 112
45’112 55’ Bujur Timur dan 7 35’ – 7 45’ Lintang Selatan. Wilayah Kota Pasuruan ini
dibagi menjadi 4 Kecamatan dan terbagi lagi menjadi 34 Kelurahan. Kota ini berbatasan
langsung dengan : Selat Madura di sebelah utara Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan di sebelah timur Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan di sebelah selatan Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan di sebelah barat Luas wilayah Kota Pasuruan secara keseluruhan adalah 35,29 Km2 dengan rincian: Kecamatan Purworejo dengan luas wilayah sebesar 8,08 Km2 Kecamatan Gadingrejo dengan luas wilayah sebesar 8,27 Km2 Kecamatan Bugul Kidul dengan luas wilayah sebesar 11,11 Km2
Kecamatan Panggungrejo Kidul dengan luas wilayah sebesar 7,83 Km2
Gambar 6. 1 Luas Kecamatan di Kota Pasuruan Tahun 2013
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan
Tabel 6. 1 Luas Wilayah Kecamatan Di Kota Pasuruan
2 Kecamatan Luas Area (km ) Presentase
Gadingrejo 8,27 23,43 Purworejo 8,08 22,9 Bugulkidul 11,11 31,48 Panggungrejo 7,83 22,19
Jumlah 35,29 100
Sumber : Kota Pasuruan dalam Angka 2014Untuk lebih jelasnya lihat pada peta orientasi serta batas wilayah administratif
terpampang jelas dalam Peta 6.2 Orientasi Wilayah Kota Pasuruan dan Peta 6.3 Batas
Administrasi Kota Pasuruan.Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan
Gambar 6. 2 Peta Orientasi Wilayah Kota Pasuruan
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan
Gambar 6. 3 Batas Administrasi Kota Pasuruan
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan6.2 GAMBARAN DEMOGRAFI KOTA PASURUAN
A. Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas Penduduk Jumlah penduduk yang mendiami Kota Pasuruan sebanyak 194.168 jiwa, laki-laki
berjumlah 96.226 jiwa (49,56%) dan perempuan berjumlah 97.942 jiwa (50,44%), dengan
sex ratio 98,25 %. Mayoritas penduduk Kota Pasuruan ber jenis kelamin perempuan.
Persebaran penduduk pada empat Kecamatan di Kota Pasuruan kurang merata. Hal ini
dapat dilihat dari perbandingan kepadatan penduduk masing-masing kecamatan yang
berbeda secara signifikan.
Tabel 6. 2 Jumlah Penduduk Di Kota Pasuruan
Jenis Kelamin Rasio Jenis Kecamatan Jumlah Kelamin (%) Laki-Laki PerempuanGadingrejo 21.948 21.59 43.541 101,64 Purworejo 27.115 27.233 54.347 99,57 Bugulkidul 14.380 14.792 29.173 97,21 Panggungrejo 32.783 34.324 67.107 95,51
Jumlah/Total 96.226 97.942 194.168 98,25 Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, Tahun 2014
B. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk ialah perbandingan antara jumlah penduduk dalam suatu
wilayah dengan luas wilayah administratif-nya. Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kota
Pasuruan sebesar 194.168 jiwa, sementara luas wilayah mencapai 35,29 Km2 .
Tabel 6. 3 Jumlah dan Kepadatan Kota Pasuruan menurut Kecamatan Tahun 2013
Luas Area Jumlah2 Kecamatan Kepadatan Penduduk (jiwa/km )
2 (km ) Penduduk
Gadingrejo 8,27 43.541 5.264 Purworejo 8,08 54.347 6.726 Bugulkidul 11,11 29.173 2.625 Panggungrejo 7,83 67.107 8.570
Jumlah 35,29 194.168 5.502
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, Tahun 2014Kecamatan Panggungrejo menjadi kecamatan dengan kepadatan penduduk paling
tinggi (8.570 jiwa/km2), sementara itu Kecamatan Bugul kidul (2.625 jiwa/km2)
merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah bahkan jauh lebih rendah
daripada kepadatan penduduk Kota Pasuruan.
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan6.3 GAMBARAN TOPOGRAFI KOTA PASURUAN
Kondisi topografi Kota Pasuruan relatif datar dengan kemiringan antara 0
- – 1% dan ketinggian rata-rata 4 meter diatas permukaan laut.
Tabel 6. 4 Ketinggian Rata-rata Masing-masing Kecamatan di Kota Pasuruan
Kecamatan Tinggi DPL (m)Gadingrejo
4 Purworejo
4 Bugulkidul
4 Panggungrejo
4 Sumber : BPN Kota Pasuruan
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan
Gambar 6. 4 Peta Kelerengan Kota Pasuruan
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan6.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI KOTA PASURUAN Kota Pasuruan dilalui oleh beberapa sungai, yaitu di sebelah barat terdapat Sungai
Welang, di tengah kota mengalir Sungai Gembong dan di bagian timur mengalir Sungai
Petung. Ketiga sungai diatas berfungsi sebagai drainase alam yang seluruhnya bermuara
ke Selat Madura di sebelah utara Kota Pasuruan. Namun sungai-sungai tersebut memiliki
daerah aliran yang sempit sehingga sering terjadi banjir sebagai akibat luasan sungai yang
kurang dapat menampung curah hujan. Selain itu muara sungai Gembong berfungsi
sebagai pelabuhan sungai yang hanya dapat dilayari pada saat air pasang. Daerah
Pengaliran Sungai (DPS) Gembong secara administratif terletak di Kabupaten dan Kota
Pasuruan, DPS Welang terletak di Kabupaten Malang dan Pasuruan, DPS Gembong berada
di Kabupaten Pasuruan. Sedangkan sub daerah pengaliran sungai disajikan pada Tabel
dibawah ini.
Tabel 6. 5 Luas DPS, Sub DPS dan Panjang Sungai K. Gembong
Luas Panjang DPS / Sub DPS (km2) (km)Gembong (muara) 68.090 21.660 Tembero 43.435 13.912 Sumber Suko 31.250 8.179
Sumber : Master Plan Drainase Kota Pasuruan, 2007
Tabel 6. 6 Luas DPS, Sub DPS dan Panjang Sungai K. Sumber Made
Panjang Luas No DPS / Sub DPS (km) (km2)
1 K. Bamban 16,01 7,67
2 K. Betiting 2,87 0,41
3 K. Birda 8,10 11,79
4 K. Boklemah 4,93 1,42
5 K. Cempaka 5,22 0,22
6 K. Cobanblimbing 10,06 0,65
7 K. Gemandar 4,07 7,80
8 K. Girang 12,76 40,15
9 K. Gunting 3,98 1,45
10 K. Guyangan 9,46 37,04
11 K. Jalatunda 6,42 2,72
12 K. Jaran 1,94 0,23
13 K. Juri 12,95 3,79
14 K. Karangayar 6,25 6,79
15 K. Komeng 2,78 23,76
16 K. Pajajaran 3,67 4,49
17 K. Pancut 3,58 1,13
18 K. Rabon 0,01 2,98
19 K. Rabono 3,98 26,87
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR No DPS / Sub DPS Panjang Luas (km) (km2)
20 K. Sumber Pinang 9,92 5,30
21 K. Selolumpang 5,26 1,48
22 K. Sentosa 1,35 6,58
23 K. Sumbersuko 4,05 1,95
24 K. Surak 3,11 6,57
25 K. Telebuk 4,69 11,98
26 K. Wedi 4,51 1,88
27 K. Welang 19,88 62,35
28 K. Kepu 1,12 0,48
29 K. Cobanblimbing 0,90 0,90
30 K. Capang 2,32 9,43
Sumber : Master Plan Drainase Kota Pasuruan, 2007
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR
Gambar 6. 5 Peta Geohidrologi Kota Pasuruan
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan6.5 GAMBARAN GEOLOGI KOTA PASURUAN Secara geomorfologi, Kota Pasuruan terbentang di atas dataran alluvial yang
terbentuk dari campuran bahan-bahan endapan yang bersumber dari daerah tuf vulkanis
intermedier pegunungan Tengger di sebelah Selatan, bukit lipatan dan batuan endapan
berkapur Raci di bagian Barat dan Grati di bagian Timur. Jenis tanah di Kota Pasuruan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :a) Tanah hidromorfik kelabu, dengan daerah penyebaran terbatas di sepanjang pantai, meliputi kurang lebih 15% luas areal Kota Pasuruan. Tanah jenis ini terbentuk dari bahan induk campuran endapan baru dari sungai dan laut. Dalam keadaan basah tanah mengembang dan lengket, apabila kering tanah berkerut, terjadi celah, dan bersifat keras, sehingga tanah sulit diolah. Keasaman tanah netral sampai mendekati basa dengan kadar hara N, F, K, Ca dan Mg yang cukup tinggi. Tetapi karena kadar Na dan CI juga tinggi sebenarnya tanah jenis ini tidak sesuai untuk lahan pertanian. Tanah ini lebih sesuai untuk budidaya tambak dan penggaraman.
b) Tanah alluvial, menyebar di daerah tengah hingga ke selatan kota. terbentuk dari bahan endapan dari daerah sekitarnya terutama yang berasal dari daerah sebelah selatan kota. Belum mempunyai perkembangan penampang, berwarna kelabu tua, bertekstur liat berdebu sampai liat berat. Dalam keadaan basah tanah mengembang dan melekat, apabila kering tanah akan berkerut dan keras. Secara alami tanahnya agak kedap udara dan tata aerasinya kurang lancar, sehingga drainase pada umumnya terhambat. Tingkat keasaman tanahnya termasuk netral dengan pH 6.5
- – 7.5, kadar hara N rendah, P2CO5 sedang dan K2O tinggi sekali. Tanah jenis ini sesuai untuk budidaya tanaman dengan catatan perlu perhatian khusus pada sistem pembuangan airnya
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR
Gambar 6. 6 Peta Geologi Kota Pasuruan
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan6.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI KOTA PASURUAN Berdasarkan buku Bantuan Teknis Persampahan dan Drainase Kota Pasuruan
Tahun 2007 yang mendasarkan pengklasifikasian iklim pada Peta Agroklimat Jawa -
Madura dari Oldeman, iklim Kota Pasuruan termasuk tipe D.2 (agak kering) dengan curah
hujan rata-rata pertahun 1.337 mm. Periode musim kemarau (yaitu curah hujan rata-rata
hingga 100 mm/bulan) terjadi selama 7 bulan, yaitu bulan Mei sampai November.
Sedangkan periode musim penghujan (yaitu curah hujan rata-rata hingga 200 mm/bulan)
terjadi selama 3 bulan, yaitu bulan Januari sampai Maret. Sebagai perbandingan juga
diambil data dari Master Plan Drainase Pasuruan Tahun 2007 berupa data curah hujan
harian (point rain fall) yang diambil dari pos penakar hujan P3GI di Kecamatan Bugul
Kidul dari tahun 1990 – 2005. Data ini disajikan pada Tabel dibawah ini.
Tabel 6. 7 Curah Hujan Bulanan di Stasiun P3GI
B U L A N TAHUN AN TAHUN 24 Total R JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES(mm) (mm/th) 108 1990 191 211 166
37
79 20 517 1221 1991 476 234 133 152 16 50 1061 119 1992 405 264 266 63 424 1422
96 1993 130 202 77 115
52 79 207 862
62 1994 252 179 240 26 13 300 1010
81 1995 179 48 105 170
217 719 104 1996 179 48 105 170
217 719 104
- 1997 1998 412 302 194 259 166 172
25
13
78
33 79 1733
79 1999 318 323 206 352 10 124 168 340 1841 107
- 2000 138
96
32 95 190 231 - - 2001 219 435 132 255
2
86
26 46 166 1148
93 2002 391 308 285 108 16 222 1329
83 2003 263 377 371 11 73 1096
91 2004 176 113 290
35 2005 108 103 110 103 14 39 213 689
41 Max 476,0 435,0 371,3 352,0 166,0 172,0 25,0 0,0 13,0 95,0 190,0 517,0 1840,8 119 Rerata 264,3 219,0 165,7 118,6 26,7 35,4 2,6 0,0 0,9 13,3 33,6 213,7 1081,4 Min 108,0 48,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 289,5
Sumber : Master Plan Drainase, 2007 Berdasar data di atas, jumlah curah hujan rata-rata per tahun adalah 1.081,4 mm dengan curah hujan maksimum selama periode itu adalah sebesar 119 mm.
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan6.7 KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI KOTA PASURUAN
A. Kondisi Sosial
Tolok ukur kesejahteraan masyarakat didasarkan pada konsep Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). IPM mencakup tiga indikator, yaitu derajat pendapatan,
derajat kesehatan dan derajat pendidikan. IPM Kota Pasuruan secara umum (yaitu 0.48)
masih di bawah rata-rata IPM Jawa Timur (sebesar 0.58). Ikatan adat dan budaya
setempat masih cukup kuat di kota ini. Selain itu suasana kehidupan masyarakat dalam
kaitan dengan bidang keagamaan (yang juga terkait moral, motivasi dan etos kerja),
sangat mendukung.Upaya pembangunan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu rangkaian
upaya mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan memberikan dampak luas.
Krisis telah mengakibatkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan
berdampak pula pada penurunan rasa percaya diri dalam kehidupan ekonominya. Untuk
itu Pemerintah Kota Pasuruan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar
dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Upaya yang ditempuh diantaranya
dengan memberikan keterampilan, kewirausahaan dan memberikan fasilitas ekonomi
yang memadai bagi masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial.Permasalahan sosial yang ada di Kota Pasuruan antara lain anak terlantar,
pengemis atau gelandangan, wanita tuna susila, korban narkotika dan anak nakal. Berikut
ini disajikan informasi statistika masalah sosial di Kota Pasuruan.
Tabel 6. 8 Permasalahan Sosial Menurut Kecamatan dan Kelurahan di Kota Pasuruan
Kecamatan/ Anak Pengemis/ Wanita Tuna Korban
No Kelurahan Terlantar Gelandangan Susila Narkotika Anak Nakal
82 147 - Kec. Gadingrejo
- 65
1. Krapyakrejo
2 - - -
2
2. Bukir
24
1 - 25 -
3. Sebani
8
- 8 - -
4. Gentong
1 - - -
1
5. Karanganyar - -
6. Trajeng
3
3
7. Tambaan
6
16 - 22 -
8. Gadingrejo
2
60 - -
62
9. Petahunan
4
4
10. Randusari
5
2 - -
7
11. Karangketug
13
13 Kec. Purworejo
22
42
7
7
78
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR No Kecamatan/ Kelurahan Anak Terlantar
8. Pekuncen 1 - - -
3. Krampyangan - 1 - -
1
4. Blandongan 11 - - -
11
5. Kepel
8 2 - -
10
6. Bugul Kidul 4 -
2
2
8
7. Petamanan - - -
4
4
1
2
9 10 - -
Perekonomian Kota Pasuruan tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar
0,14% dari tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,29%. Jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mengalami kenaikan sebesar 0,63% poin.
Selama kurun waktu lima tahun terakhir ini perekonomian Kota Pasuruan cenderung
untuk terus tumbuh positif. Akan tetapi pada tahun 2009 perekonomian Kota Pasuruan
sempat mengalami perlambatan. Hal ini ditunjukkan oleh angka pertumbuhan ekonomi
yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi kota Pasuruan
85 17 142 Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka,2013
9 13 295 Total 2012 69 117
1 Total 2011 133 140
13. Panggungrejo 1 - - -
19
12. Mandaranrejo
9. Kandangsapi 4 - - -
4
11. Tapaan 4 - - -
5
2 3 - -
10. Bugullor
4
2. Bakalan - - - - -
1. Sekargadung 2 - - -
Pengemis/
Gelandangan
Wanita Tuna Susila Korban Narkotika Anak Nakal3. Tembokrejo -
10 14 - -
5. Kebonagung
2
4. Purutrejo - - 2 -
4
2 2 -
2. Wirogunan - - - - -
6. Purworejo - 4 - -
15
7
1
1
6
1. Pohjentrek
24
4
70
2
6
2
16
46
6 Kec. Bugul Kidul
2 2 -
10. Ngemplakrejo
7. Kebonsari
10
9. Mayangan - 10 - -
1
8. Bangilan 1 - - -
12
3 9 - -
B. Kondisi Ekonomi Kota Pasuruan 1) Pertumbuhan Ekonomi Kota Pasuruan
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruantahun 2009 hanya mencapai 5.03%, turun 0,44% dari tahun sebelumnya yang mampu
mencapai angka 5,47%. Penurunan ini merupakan imbas dari terjadinya krisis ekonomi
global yang terjadi pada tahun 2008.
Tabel 6. 9 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pasuruan Tahun 2008 –2012 (%)
Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun Jumlah Naik (Turun)- 2008 5,47 2009 5,03 (0,44) 2010 5,66 0,63 2011 6,29 0,63
2012**) 6,43 0,14
Sumber : PDRB Kota Pasuruan Tahun 2012
2) PDRB Kota Pasuruan
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pasuruan dihitung dengan
pendekatan produksi. Nilainya didasarkan pada harga berlaku maupun harga konstan.
Nilai yang didasarkan harga berlaku digunakan untuk mengetahui perkembangan struktur
ekonomi secara riil pada tahun yang bersangkutan. Perdagangan, hotel dan restoran
adalah sektor yang memiliki peran paling besar dalam struktur ekonomi Kota Pasuruan
yaitu sebesar 39,5%, disusul dengan sektor industri (16,10%) serta pengangkutan dan
komunikasi (12,50%). Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku Kota Pasuruan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 11%.Jika pada tahun 2012, nilainya kurang dari 3,5 triliun rupiah, pada tahun 2013
nilainya mencapai lebih dari 3,5 triliun rupiah. Berdasarkan nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan pada kurun waktu tertentu. Pada tahun
2013, PDRB atas dasar harga konstan untuk Kota Pasuruan adalah 1,3 triliun rupiah atau
naik sebesar 6,46% dari nilainya di tahun 2012 yaitu 1,2 triliun rupiah. Kenaikan sebesar
6,13% tersebut adalah angka pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan dari tahun 2012 ke
tahun 2013.Tabel 6. 10 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 – 2013**
(dalam ribu rupiah)
No Sektor/Subsektor 2010 2011 2012 2013*)
01 Pertanian 55.743.071 110.290.555 119.565.453 126.084.317
02 Pertambangan dan 2.161.878 2.154.209 2.210.562 2.277.871 Penggalian
03 Industri Pengolahan 451.152.280 495.121.728 545.098.344 598.833.108
04 Listrik, Gas dan Air 59.353.951 64.517.796 69.797.508 74.451.740 Bersih
05 Konstruksi 211.443.409 237.961.083 262.123.954 294.714.132
06 Perdagangan, Hotel dan 955.423.816 1.107.401.020 1.268.135.661 1.472.016.502
Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah LAPORAN
AKHIR (RPI2JM) Kota Pasuruan No Sektor/Subsektor 2010 2011 2012 2013*)Restaurant
07 Pengangkutan dan 334.076.206 373.912.782 415.285.758 466.964.799 Komunikasi
08 Keuangan, Persewaaan 216.905.273 237.523.587 262.956.968 288.995.824 dan Jasa Perusahaan
09 Jasa-Jasa 311.188.146 342.169.348 363.947.058 399.996.329
Produk Domestik Regional 2.597.448.030 2.971.052.109 3.309.121.265 3.724.334.622 Bruto *) : Angka Sementara, Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka, 2014
- –
Gambar 6. 7 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010
2013** (dalam ribu rupiah)