IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DASA DARMA PRAMUKA DAN UNDANG-UNDANG PANDU HIZBUL WATHAN (STUDI KASUS PADA ANGGOTA PRAMUKA MAN DAN PANDU HIZBUL WATHAN SMK PONTREN DARUSSALAM DEMAK TAHUN 2017)

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM DASA DARMA PRAMUKA

DAN UNDANG-UNDANG PANDU HIZBUL WATHAN

(STUDI KASUS PADA ANGGOTA PRAMUKA MAN

  

DAN PANDU HIZBUL WATHAN SMK PONTREN

DARUSSALAM DEMAK TAHUN 2017)

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

oleh

  

ANA ZULFATURROHMAWATI

NIM. 12010150043

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

ABSTRACT

  Oleh: Ana Zulfaturrohmawati, S. Kom. I

  Jatirogo RT 02 RW 02 Bonang Demak

  

Title: Implementation of Character Education in Dasa Darma Scouts and Hizbul

Wathan Wizarding Act (Case Study on Boy Scout Member and Hizbul Wathan Boys SMK Pontren Darussalam Demak) This research is based on the importance of the characterization of the

character education of students as the provision of life in the community, leads the

students to develop the potential of the students with the values contained in Dasa

Darma scout and Hizbul Wathan guidance law.

  The aim of this study is to find the implementation of character education

in the scout and the laws of Hizbul Wathan, and the dimensions of similarities and

differences in character education implementation in the scout Dasa Darma in

MAN and the guiding laws of Hizbul Wathan SMK Pontren Darussalam Demak.

This study uses qualitative methods, interviews, data generated through verbal

and poured in the description, not in the form of numbers.

  Based on the results of the Man Demak scout activities using team

systems, adult member partnerships in activities and separate unit systems, and

coaches provide role models to Scout members. Hizbul Wathan scouting is the

practice of Islamic aqidah (faith), the formation and guidance of noble morals

according to Islamic teachings. Dasa Dharma and Hizbul Wathan contain

religious, honest, hard working, independent, social, friendly, peaceful, national,

communicative, environmental, discipline, tolerance and responsibility values.

  Implementation equation in character education in dasa darma of scout

and Hizbul Wathan guidance law (1) aspect of goal to inculcate the value of

positive character, (2) habituation,practice, exemplary, creation of a pleasant

atmosphere of character (3) internalization of positive values embedded by all the

citizens of the school. While the difference is (1) the scout honor code is Dasa

Darma, whereas Hizbul Wathan is the guiding law, (2) scouting is universal,

while Hizbul Wathan is national, and (3) scouting fill knowledge, mental stability,

skills, experiences, social, spiritual, and emotional feelings, while Hizbul Wathan

on Islam and scouting skills.

  

Keywords: Character Education, Dasa Darma Pramuka, Hizbul Wathan

Wizarding Law.

A. PENDAHULUAN Character education is actually not a new concept in education.

  Attention to character education increased due to the increase in criminal

  1 activity and a teenager deviant behavior.

  Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, dan

  2 mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

  Harold Alberty menyatakan bahwa periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang berbentang sejak berakhirnya masa kanak- kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya. Secara tentatif pula para ahli umumnya sependapat bahwa rentangan remaja itu berlangsung sekitar dari 11-13 tahun dampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran

  3

  seseorang. Masa remaja merupakan masa seseorang mencari jati dirinya dengan berbagai macam cara, tingkah laku, sikap dan kadang-kadang bila tidak dikontrol dan dikendalikan akan terjerumus pada perbuatan-perbuatan 1 Williams, D. D., Yanchar, S. C., Jensen, L. C., Lewis, C., “Character Education in a Public

  

High Shool : A. Multiyear Inquiry into Unified Studies”, Journal of Moral Education, (2003), 3- 33. 2 Muchlas Samani, Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014, 45. 3 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Model, yang negatif. Masa remaja merupakan periode perubahan yang sangat pesat,

  4

  baik dalam perubahan fisiknya maupun sikap dan perilakunya. Remaja mulai kehilangan karakter baiknya di tengah masyarakat karena melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri dan orang lain, hingga terjerumus ke arah kriminalitas.

  MAN dan SMK Pontren Darussalam Demak merupakan lembaga pendidikan menengah yang secara spesifik mencanangkan dan menerapkan dicapai (visi dan misi madrasah atau sekolah) dan berbagai kegiatan yang menunjangnya seperti melalui kegiatan pembiasaan dan ekstrakurikuler.

  Kegiatan pembiasaan yang dilakukan antara lain sholat dhuhur berjama’ah, tadarus al- Qur’an, dan lain sebagainya. Kemudian kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan MAN berupa kegiatan-kegiatan pengembangan diri antara lain pramuka, rebana, dan KIR. Ekstrakurikuler yang diadakan SMK Pontren berupa Hizbul Wathan, tapak suci, olah raga, dan lain sebagainya.

  Melihat fenomena tersebut sekolah ikut andil dalam memperbaiki karakter siswa melalui diadakannya kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan

  Hizbul Wathan , akan tetapi siswa menganggap kegiatan tersebut sebagai

  kegiatan tambahan yang kurang penting sehingga kurang diminati, padahal kegiatan tersebut bertujuan untuk mengantarkan siswa pada pengembangan potensi yang dimiliki siswa dengan nilai-nilai agama Islam yang terkandung dalam dasa darma pramuka dan undang-undang pandu Hizbul Wathan.

4 Popi Sopiatin, Sohari Sahrani, Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam, Bogor: Ghalia

  Setelah mempertimbangkan dari berbagai hal, dirasa penting menanamakan pendidikan karakter pada siswa di usia remaja. Karena memang pada masa inilah jiwa remaja masih labil, sehingga yang ditakutkan akan mudah terjerumus dengan aktifitas yang negatif. Untuk itulah penamaman pendidikan karakter penting untuk diberikan kepada siswa sebagai bekal hidup di masyarakat. Di sinilah peran guru dan pelatih menjadi penting, pelatih harus memiliki strategi maupun metode yang tepat dalam penyampaian pendidikan karakter melalui kegiatan pramuka maupun Hizbul

  .

  Wathan B.

METODE PENELITIAN

  Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan, maka metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

  

5

  orang perilaku yang dapat diamati. Maka jenis data yang dibutuhkan dan yang digunakan adalah jenis data lapangan yang disajikan secara deskriptif.

  Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif dengan metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar sebagaimana adanya. Peneliti adalah instrument kunci yang mengadakan pengamatan dan

  6 wawancara sendiri.

  Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis mengambil data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini adalah pembina pelatih pramuka dan pembina pelatih Hizbul Wathan, sedangkan pada data sekunder pada penelitian ini adalah kepala sekolah, kepala madrasah, waka kesiswaan dan siswa MAN dan SMK Pontren Darussalam Demak. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan, yaitu dari bulan Mei s/d bulan September.

  Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi data. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan terdapat tiga aktivitas dalam penelitian kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion 7 drawing/ verification.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Pendidikan Karakter dalam Dasa darma Pramuka MAN Demak

a) Identifikasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Dasa darma Pramuka

  Untuk menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter dalam dasa 6 darma pramuka, penulis membuat tabel identifikasi sebagai berikut :

  Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, 14-15.

  No Darma Penjelasan Nilai karakter

  1. Taqwa kepada Menjalankan perintah dan Religius Tuhan yang Maha menjauhi larangan Tuhan Esa

  2. Cinta alam dan Keharusan pramuka untuk Peduli kasih sayang melimpahkan cinta lingkungan, sesama manusia kasihnya kepada alam dan peduli sosial menjaga kelestariannya.

  3. Patriot yang sopan Siap dan setia membela Cinta tanah air, dan kesatria tanah air, sikap kesatria semangat yang gagah berani kebangsaan

  4. Patuh dan suka Konsistensi terhadap Toleransi, bermusyawarah kesepakatan, dan demokratis, menghormati pendapat bertanggung orang lain jawab

  5. Rela menolong dan Menolong sesama harus Peduli sosial, tabah dilandasi keikhlasan, religius ketabahan menunjukkan ketangguhan

  6. Rajin, terampil, Pramuka dituntut untuk Cinta damai, dan gembira rajin belajar dalam proses rasa ingin tahu pengembangan, mengembangkan keterampilan, menjaga kegembiraan dalam aktivitas sebagai wujud syukur

  7. Hemat, cermat, Hemat merupakan wujud Kreatif bersahaja ketepatan dalam penggunaan sesuatu, cermat adalah ketelitian, bersahaja kesederhanaan dalam menjalani sesama aktivitas

  8. Disiplin, berani, Kemampuan diri untuk Disiplin, dan setia mengendalikan diri, sikap mandiri mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi masalah, serta ketetapan pada satu pilihan.

  9. Bertanggung jawab Bertanggung jawab Bertanggung dan dapat terhadap segala sesuatu jawab, jujur dipercaya menimbulkan kepercayaan orang lain terhadap pribadi dalam pramuka

  10. Suci dalam pikiran, Pikiran, perkataan, dan Jujur, tanggung perkataan, dan perbuatan yang suci jawab perbuatan menimbulkan kesadaran menurut siratan jiwa pramuka

  Dari tabel di atas membuktikan bahwa dasa darma mengandung nilai-nilai karakter.

b) Strategi Pendidikan Karakter dalam Dasa darma Pramuka MAN Demak

  Pelaksanaan kegiatan gerakan pramuka menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan, sistem among dan berbagai metode penyajian lainnya, pramuka mendapat pembinaan dalam satuan gerak sesuai dengan usia dan bidang kegiatannya dengan mengikuti ketentuan pada syarat kecakapan umum, syarat kecakapan khusus.

  8 Sasaran yang ingin dicapai

  dengan pendidikan ialah kuat keyakinan beragamanya, tinggi mental dan moralnya, tinggi kecerdasan dan keterampilannya, kuat dan sehat fisiknya.

  Semua itu tercermin dalam dasa darma pramuka.

  Dasa Darma adalah perwujudan konkret dalam tingkah laku dari janji-janji yang sudah terucap serta penekanan terhadap apa yang tampak dalam lahiriah.

9 Cara belajar kepramukan terdapat beberapa metode yang

  bersifat interaktif progresif yaitu melalui : 1.

  Pengalaman kode kehormatan pramuka 2. Belajar sambil melakukan 3. Sistem beregu 4. Kegiatan di alam terbuka yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota pramuka.

  5. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan.

  6. Sistem tanda kecakapan 7.

  Sistem satuan terpisah untuk putra dan putri 8. Kiasan dasar.

10 Perwujudan konsep satya dan darma diimplementasikan dalam

  bentuk kegiatan latihan rutin dalam satu minggu sekali, penerimaan anggota pramuka, kemah bakti, survival, dan bakti sosial. Kegiatan 8 Dimas Rahmat, Buku Materi Pramuka Penegak Ambalan Pandawa Srikandi Gudep 04.137-04.134 SMA Negeri 1 Purwodadi , 12. 9 Ilyas, Qoni, Buku Pintar …32.

  pramuka sebagaimana yang telah dilaksanakan di MAN Demak memiliki tujuan yang luhur yakni diharapkan dapat memupuk karakter baik pada siswa. Setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk keterampilan terkandung nilai kekompakan, kerjasama, terampil, cermat, dan gembira.

  Pemantapan program kurikulum di madrasah merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan keterampilan dan kepribadian anggota pramuka MAN Demak, sehingga kegiatan yang dimunculkan ialah 11 perkemahan. Pelaksanaannya metode kepramukaan menggunakan sistem beregu, kemitraan anggota dewasa dalam kegiatan dan sistem satuan terpisah, nilai yang terkandung ialah cinta alam, rajin, terampil, disiplin, gembira, dan bertanggung jawab.

  Pramuka MAN Demak sudah mengagendakan beragam kegiatan,

  12

  salah satunya kegiatan bakti sosial (baksos). Hal ini merupakan salah satu cara belajar dalam pengamalan kode kehormatan pramuka untuk secara sukarela mengamalkan akhlak mulia. Bakti sosial dilakukan oleh anggota pramuka untuk mewujudkan rasa cinta alam, tolong menolong, peduli kepada masyarakat yang sedang membutuhkan.

  Pendekatan yang dilakukan pembina atau pelatih ialah mengupayakan kegiatan pramuka yang mampu menarik kesenangan peserta didik tanpa paksaan dari orang lain, mengikuti serta mengembangkan kegiatan kepramukaan. Diselenggarakan secara terpadu 11 dan bertahap sejalan dengan perkembangan kemampuan dan keterampilan Wawancara dengan Suprapto, Kepala MAN Demak, pada tanggal 2 Agustus 2017. peserta didik secara individu maupun kelompok.

  13 Strategi yang digunakan

  dalam kegiatan pengembangan pramuka di MAN Demak ialah pembina selalu memberikan tauladan agar mampu diikuti anggota pramuka.

  Pembiasaan dan latihan yang ada dalam dasa darma, pemberian contoh atau teladan, penciptaan suasana berkarakter yang menyenangkan, metode ceramah, diskusi, menyanyi, pengalaman lapangan, dan sebagainya.

2. Analisis Pendidikan Karakter dalam Undang-undang Pandu Hizbul

  Wathan SMK Pontren Darussalam

a) Identifikasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Undang-undang Pandu Hizbul Wathan

  Untuk menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Undang- undang pandu Hizbul Wathan, penulis membuat tabel identifikasi sebagai berikut :

  No Undang-undang pandu Penjelasan Nilai karakter

  1. Selamanya dapat dipercaya Amanah Jujur

  2. Setia dan teguh hati Ketetapan pada satu pilihan. Hizbul Wathan memiliki pendirian yang kuat

  Kerja keras, mandiri

  3. Siap menolong dan wajib berjasa Menolong sesama harus dilandasi keikhlasan

  Peduli sosial

  4. Suka perdamaian dan Hizbul Wathan Bersahabat, 13 Kwarnas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Jakarta: persaudaraan menghimpun tanpa cinta damai memecahkan persaudaraan

  5. Mengerti adat sopan Siap dan setia membela Semangat santun dan perwira tanah air, perwira yang kebangsaan, gagah berani komunikatif

  6. Penyayang kepada Hizbul Wathan untuk Peduli semua makhluk menyayangi kepada lingkungan semua makhluk

  7. Siap melaksanakan Hizbul Wathan selalu disiplin perintah dengan tidak melaksanakn tugas membantah

  8. Sabar dan pemaaf Hizbul Wathan Toleransi menyikapi kejadian dengan senantiasa tegar, suatu sikap yang jika seseorang melakukan kesalahn sebesar apapun, langsung memaafkannya

  9. Teliti dan hemat Teliti merupakan Mandiri cermat, Hemat merupakan wujud ketepatan dalam penggunaan sesuatu

  10. Suci dalam pikiran, Pikiran, perkataan, dan Jujur, tanggung perkataan, dan perbuatan yang suci jawab, religius perbuatan menimbulkan kesadaran menurut siratan jiwa pandu Hizbul Wathan

  Dari tabel di atas membuktikan bahwa Hizbul Wathan mengandung nilai-nilai karakter.

b) Strategi Pendidikan Karakter dalam Undang-undang Pandu Hizbul

  Wathan SMK Pontren Darussalam Demak

  Gerakan kepanduan Hizbul Wathan adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berahlak karimah terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan,

  14

  umat dan bangsa. Akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam

  15

  segala aspek kehidupan. Sehingga kegiatan pendidikan kepanduan

  Hizbul Wathan sebagai kepanduan Islam yang bertujuan untuk membina anak untuk memiliki akhlak mulia.

  Perwujudan konsep kode kehormatan Hizbul Wathan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan latihan rutin dalam satu minggu sekali, tadabur alam, dan salam Hizbul Wathan (sehari semalam bersama

  Hizbul Wathan ). Tujuan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan SMK Pontren Darussalam Demak Qabilah Mas Mansyur

  sudah sesuai dengan tujuan perencanaan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan yaitu membentuk karakter Islami dan tujuan tersebut sejalan dengan visi SMK Pontren Darussalam 14 “Terwujudnya keterampilan tingkat menengah yang Islami bertumpu pada

  Departemen Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Kurikulum Kepanduan Hizbul Wathan Tingkat Athfal, Pengenal, Penghela, Penuntun , Yogyakarta: Gradasi Media, 2013, 2. 15 Beni Ahmad Saebani dan Abdul Khamid, Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia, 2010,

  16

  nilai-nilai budaya bangsa ”. Selain sesuai dengan tujuan kepanduan

  

Hizbul Wathan itu sendiri, tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Hizbul Wathan SMK Pontren juga sesuai dengan tujuan Pendidikan Dasar

  dan Menengah Muhammadiyah yaitu membentuk manusia muslim yang berakhlaq mulia, cerdas, terampil dan berguna bagi umat, bangsa dan Negara, menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam bidangnya, mengembangkan peserta didik menjadi sumber daya manusia yang beretos kerja tinggi dan mandiri.

  Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi siswa. Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan diharapkan mampu membentuk akhlak baik dan watak yang baik bagi siswa. Pelatih sekaligus pembina ini tentulah berperan penting dalam kegiatan tersebut, salah satunya ialah dengan menyediakan materi yang akan diajarkan kepada pandu Hizbul Wathan, dalam kegiatan Hizbul Wathan, khususnya mengenai penanaman karakter sesuai dengan Undang-undang Pandu Hizbul Wathan .

  Kegiatan Peraturan Baris Berbaris bertujuan untuk menanamkan siap melaksanakan perintah dengan ikhlas. Tadabur alam merupakan sarana pembelajaran untuk lebih mengenal ciptaan Allah yang ada di bumi dan langit serta segala isinya, dan dalam pelaksanaan tadabur alam menanamkan cinta perdamaian dan persaudaraan, menyayangi semua makhluk. Menunaikan sholat tahajud, agar tertanamkan cara hidup yang Islami, jujur, disiplin, penyayang, penyabar dan selalu berakhlak mulia.

  Dalam penanaman karakter bisa dilakukan dengan cara pembiasaan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu, dan melalui

  

17

  pemberian contoh, keteladanan. Agar pelaksanaan Hizbul Wathan mencapai target, maka setiap kepanduan Hizbul Wathan perlu diberikan bekal materi dengan berbagai keterampilan. Adapun materi yang disampaikan dalam pelaksanaan Hizbul Wathan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Untuk materi kepanduan Hizbul Wathan SMK Pontren Darussalam Demak, pembina mengacu pada kurikulum kepanduan Hizbul Wathan yaitu tentang agama Islam dan keterampilan kepanduan.

  Hal tersebut sesuai dengan aspek materi dalam kepanduan Hizbul yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu (1) aqidah (spiritual), (2)

  Wathan 18 akhlak (emosional), (3) jamiyah (manajerial), (4) muamalah (fisik).

  Kegiatan Hizbul Wathan untuk membentuk karakter akhlak mulia dengan cara memasukkan atau mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan nilai- nilai akhlak di dalam setiap KBM dan kegiatan latihan rutin Hizbul Wathan .

17 Agus Zaenul Fitri dalam Musfah, Pemikiran Pendidikan

  18 …132.

  Bidang DIKLAT Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Bahan Pelatihan Jaya Melati II,

3. Persamaan dan Perbedaan Strategi Pendidikan Karakter

  a)

Persamaan strategi pendidikan karakter dalam dasa darma pramuka

MAN dan Hizbul Wathan SMK Pontren Darussalam Demak

  1) Dari segi tujuan

  Gerakan pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda dengan prinsip-prinsip dasar dan metode kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat. Dengan memperhatikan AD/ ART (Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga) gerakan pramuka, prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan proses pembinaan pram uka, yakni “dari, oleh, dan untuk” Pramuka dengan bimbingan anggota dewasa serta kondisi awal anggota adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota sebagai kader pembina

  19 dan pemimpin di masyarakat.

  Gerakan kepanduan Hizbul Wathan adalah kepanduan Islami, artinya dalam upaya menanamkan aqidah Islamiah dan membentuk akhlaq mulia kepada peserta didik dilakukan dengan metode kepanduan. Tujuan Hizbul Wathan adalah menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimah dengan tujuan untuk terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap

19 Eko Handoyo Tijan, Model Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi

  20

  menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Pramuka dan Hizbul

  Wathan memiliki persamaan mengenai tujuan kegiatan ekstra yang

  diadakan sekolah maupun madrasah terutama dalam pembentukan karakter.

  Dari pemaparan di atas dapat dipahami terdapat kesamaan tujuan baik dalam pramuka ataupun Hizbul wathan yakni kegiatan ini sama-sama bertujuan untuk menanamkan nilai karakter positif bagi siswa, seperti menumbuhkan nilai karakter disiplin, tanggung jawab dan pembinaan ibadah, aqidah dan akhlak. 2)

  Dari segi metode atau strategi Kegiatan kepramukaan diselenggarakan secara bertahap sejalan dengan perkembangan kemampuan dan keterampilan peserta didik

  21

  secara individu maupun kelompok. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh informan bahwa siswa wajib menjalankan nilai yang terkandung di dalam undang-undang pandu dan dasa darma yang dilaksanakan latihan rutin dalam satu minggu sekali.

  Mengembangkan strategi yang digunakan dalam kegiatan pengembangan pramuka di MAN dan SMK Pontren Darussalam ialah pembina selalu memberikan tauladan agar mampu diikuti anggota pramuka. Pembiasaan dan latihan yang ada dalam dasa darma maupun

  Hizbul Wathan , pemberian contoh atau teladan, penciptaan suasana 20 Anggaran Dasar Kepanduan Hizbul Wathan, Buku Saku HW Muhammadiyah Bumiayu, 3. Di ambil https://www.scribd.com/doc/147317077/Buku-saku-HW#

  berkarakter yang menyenangkan, metode ceramah, diskusi, menyanyi, pengalaman lapangan, dan sebagainya.

  3) Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh semua warga sekolah, terutama pembina dan pelatih yang mampu memberikan pengawasan secara langsung terhadap sikap siswa setiap beratatap muka di lingkungan sekolah.

  Implementasi pendidikan karakter dalam dasa darma maupun undang-undang pandu Hizbul Wathan merupakan penerapan atau pelaksanaan kegiatan pendidikan melalui kepanduan yang bertujuan untuk membina anak untuk memiliki akhlak mulia. Pada prinsipnya ingin menegakkan disiplin dan melakukan pembiasaan kepada siswa

  22 untuk secara rutin melakukan sesuatu yang bernilai moral.

  Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Namun proses internalisasi ini menjadi tanggung jawab bersama sekolah, guru, siswa dan orangtua siswa. Seperti yang kita ketahui menanamkan karakter tidak dapat dilakukan secara instan, penanaman perlu dilakukan secara terus menerus secara berkesinambungan.

b) Perbedaan strategi pendidikan karakter dalam dasa darma pramuka dan Hizbul Wathan di MAN dan SMK Pontren Darussalam Demak

  1) Dari segi kurikulum

  Sarana lain dalam dunia pendidikan yang bisa dipakai untuk membantu menyebarluaskan gagasan tentang nilai, yaitu proses perencanaan kurikulum. Dalam merencanakan kurikulum perlu dilihat apakah telah terdapat nilai-nilai etis yang merambah dalam kurikulum

  23

  sehingga sekolah memiliki nilai-nilai yang ditawarkan. Kegiatan pramuka dan Hizbul Wathan sumber yang digunakan berbeda menggunakan pedoman masing-masing kepanduan.

  Seiring dengan diberlakukannya kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan menjadi ekstrakurikuer wajib di tingkat sekolah. Prinsip dasar dan metode kepramukaan, harus dilaksanakan secara terkait dengan kode kehormatan pramuka. Kode kehormatan pramuka terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut darma. Materi kurikulum Hizbul Wathan bersumber pada norma agama Islam yang diberikan kepada pandu dengan harapan akan tertanam jiwa yang bersih, bertanggung jawab, dan mampu menjawab tantangan di masa depan.

  2) Dari segi kelembagaan atau penyelenggara

  Kepramukaan bersifat universal karena pramuka dapat berlaku 23 untuk siapa saja serta dapat diselenggarakan dimana saja, dan

  Zainal Aqib, Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa, Bandung: diwajibkan seluruh instansi pendidikan yang ada di Indonesia. sedangkan Hizbul Wathan bersifat nasional artinya ruang lingkup usaha Hizbul Wathan meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang tugas utamanya mendidik anak, remaja, dan pemuda dengan sistem kepanduan.

  Kegiatan kepramukaan ditetapkan menjadi ekstrakurikuler wajib di tingkat sekolah yang harus diikuti seluruh peserta didik dalam sekolah, penetapan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di tingkat pendidikan adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 tentang pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada pendidikan. Bahwa Pramuka dilaksanakan di setiap jenjang sekolah ataupun madrasah termasuk di MAN Demak.

  Instruksi Kwartir wilayah gerakan kepanduan Hizbul Wathan tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler wajib kepanduan Hizbul Wathan pada sekolah Muhammadiyah dan dari menindaklanjuti hasil Keputusan Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 08/KTN/1.4/F/2013 tentang pembinaan Organisasi Otonom di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah BAb II

  Pasal 3 ayat 2. Bahwa Hizbul Wathan adalah satu-satunya organisasi kepanduan di lembaga pendidikan Muhammadiyah merupakan dasar adanya ekstrakurikuler Hizbul Wathan yang dilaksanakan di setiap jenjang sekolah Muhammadiyah termasuk di SMK pontren Darussalam.

  3) Dari segi materi pembelajaran

  Kepramukaan mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi di lingkungan pendidikan dan keluarga, pengetahuan yang disesuaikan dengan materi yang telah diberikan sesuai jenjang anggota pramuka, kepramukaan dirasakan oleh peserta didik sebagai suatu yang menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan, sehingga anggota akan berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan

  24

  emosional. Pendidikan kepramukaan diharapkan mampu bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat sesuai dengan isi dasa darma.

  Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakrurikuler Hizbul Wathan mencapai target, maka setiap anggota kepanduan Hizbul Wathan perlu diberikan bekal ataupun materi dengan berbagai keterampilan. Materi yang disampaikan dalam pelaksanaan kegiatan Hizbul Wathan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Untuk materi kepanduan

  Hizbul Wathan di SMK Pontren Darussalam, pembina dan pengampu

  mengacu kepada kurikulum kepanduan Hizbul Wathan sesuai dengan tingkatannya. Di dalam kurikulum kepanduan Hizbul Wathan terdapat

  2 bagian materi kepanduan Hizbul Wathan yaitu tentang agama Islam dan keterampilan kepanduan. Untuk pelaksanaannya kepanduan

  Hizbul Wathan materi tentang agama Islam dan kepanduan Hizbul Wathan disampaikan pada saat latihan yang diadakan satu minggu

  sekali, Sedangkan dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler

  Hizbul Wathan memasukkan nilai-nilai dari isi Undang-undang Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa.

D. SIMPULAN

  Kegiatan pramuka sebagaimana yang telah dilaksanakan di MAN Demak dalam perwujudan konsep satya dan darma diimplementasikan dalam bentuk kegiatan latihan rutin dalam satu minggu sekali, penerimaan anggota pramuka, kemah bakti, survival, dan bakti sosial. Setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk keterampilan terkandung pendidikan karakter nilai kekompakan, kerjasama, terampil, cermat, dan gembira. Strategi yang digunakan dalam kegiatan pengembangan pramuka di MAN Demak ialah sistem beregu, kemitraan anggota dewasa dalam kegiatan dan sistem satuan terpisah, dan pembina selalu memberikan tauladan agar mampu diikuti anggota pramuka.

  Terdapat tiga prinsip dasar kepanduan Hizbul Wathan yakni pengamalan aqidah Islamiah, pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran Islam, dan pengamalan kode kehormatan pandu. Dalam penanaman karakter bisa dilakukan dengan cara pembiasaan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu, dan melalui pemberian contoh, keteladanan, permainan menyenangkan dan menarik, agar tertanamkan cara hidup yang Islami, jujur, disiplin, penyayang, penyabar dan selalu berakhlak mulia.

  Persamaan implementasi dalam pendidikan karakter dalam dasa darma pramuka dan Undang-undang pandu Hizbul Wathan sebagai berikut:

  

1. Dari segi tujuan untuk menanamkan nilai karakter positif bagi siswa, seperti

  menumbuhkan nilai karakter disiplin, tanggung jawab dan pembinaan ibadah, aqidah dan akhlak.

  

2. Pembiasaan dan latihan yang ada dalam dasa darma maupun Hizbul Wathan,

  pemberian contoh atau teladan, penciptaan suasana berkarakter yang menyenangkan, metode ceramah, diskusi, menyanyi, pengalaman lapangan.

  3. Internalisasi nilai positif yang ditanamkan oleh semua warga sekolah, terutama

  pembina dan pelatih yang mampu memberikan pengawasan secara langsung terhadap sikap siswa setiap beratatap muka di lingkungan sekolah.

  Perbedaan implementasi pendidikan karakter dalam dasa darma pramuka dan Undang-undang pandu Hizbul Wathan sebagai berikut :

  1. Kode kehormatan pramuka terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan

  moral yang disebut darma, sedangkan Hizbul Wathan yang disebut undang- undang pandu.

  2. Kepramukaan bersifat universal, sedangkan Hizbul Wathan bersifat nasional.

  

3. Kepramukaan mengisi pengetahuan, kemantapan mental, fisik, pengetahuan,

  keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan emosional, sedangkan Hizbul Wathan tentang agama Islam, patriotisme, dan keterampilan kepanduan.