SEJARAH MAKANAN TRADISONAL SALATIGA STUDI KASUS PERSAINGAN USAHA ENTING-ENTING GEPUK DAN GULO KACANG ANTARA PRIBUMI MUSLIM DAN MASYARAKAT NON MUSLIM TAHUN 2000 -2010 SKRIPSI
SEJARAH MAKANAN TRADISONAL SALATIGA
STUDI KASUS PERSAINGAN USAHA ENTING-ENTING
GEPUK DAN GULO KACANG ANTARA PRIBUMI MUSLIM
DAN MASYARAKAT NON MUSLIM TAHUN 2000 -2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora
Oleh :
Muhamad Sofi Soleh (216-13-024)
PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
MOTTO
“SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH MEREKA YANG BISA MEMBERI MANFAAT UNTUK
ORANG LAIN” (Al-Hadist)
“PERJALANAN YANG JAUH NAN TERJAL AKAN BISA DITEMPUH DAN BERHASIL DENGAN MEMULAI 1 LANGKAH KAKI”
(Konfusius)
PERSEMBAHAN
“Kedua orangtuaku, H.Mufrodli S.Pdi dan Siti Zulfah yang sangat ku hormati dan ku sayan gi”
“Kakak Anis dan adik-adikku, Nurul dan Afif yang selalu memotivasiku agar cepat menyelesaikan skripsi ini” “Kepada sahabatku mas Boy, mas Sem yang selalu menemaniku dalam mencari sumber dalam skripsi ini”
Temen-temen seperjuangan spi,13 yang selalu saling menyemangati satu sama yang laianya khususnya Boy, Sam’ani, Meong-meong, Mendor,Faiz, Rifkhan, Qosim, Fahmi, Ika, Qisti, Bunda, Eli, Ingkan, Tiara, Ulfa, Erni, Kurnia,Vera, cempluk dan lainya.
Teman-teman pondok yg selalu mengingatkanku tentang skripsi ini khususnya mas Widonk,Gareng, Emte, Samsul, Latief.
.
ABSTRAK
MUHAMAD SOFI SOLEH. 2017. Sejarah Industri Makanan Tradisional
Salatiga Studi Kasus Persainagan Usaha Enting-enting gepuk dan Gulo Kacang
antara Pribumi Muslim dan Masyarakat Non Muslim Tahun 2000- 2010. Salatiga:
Program Studi Sejarah Peradaban Islam. Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penelitian ini mengkaji tentang Persaingan Bisnis Pengusaha Enting- Enting Gepuk dan Gulo Kacang antara Etnis Tionghoa dengan Masyarakat Muslim di Salatiga Tahun 2000-2010. Permasalahan yang diungkap dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimanakah etika bisnis Etnis Tionghoa dengan Pribumi Muslim (2) Bagaimanakah kondisi ekonomi Kota Salatiga pada tahun 2000-2010. (3) Bagaimanakah produksi dan strategi pemasaran enting-enting gepuk dan gulo kacang.
Untuk mengkaji permaslahan tersebut maka peneliti menggunkan sebuah metode yaitu metode sejarah yang meliputi empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik Sumber, Interprestasi dan Historiografi. Batasan Lingkup spasial dalam penelitian ini adalah di Kota Salatiga karena enting-enting gepuk dan gulo kacang merupakan salah satu oleh-oleh khas dari Kota Salatiga. Sedang lingkup temporalnya pada tahun 2000-2010 karena pada tahun 2000 enting-enting gepuk mulai mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga terjadi sebuah persaingan secara sehat antar pelaku usaha di Kota Salatiga, dan diakhiri pada tahun 2010 karena para pelaku usaha enting-enting gepuk dan gulo kacang mulai mengalami penurunan omset dikarnakan banyaknya produsen yang membuat enting-enting gepuk dan gulo kacang sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar.
Ada tiga kesimpulan dalam penelitian ini: pertama, etika bisnis Etnis Tionghoa lebih mengedepankan pada pelayanan dan kepuasan kepada pelanggannya sedangkan Pribumi muslim lebih kepada rasa kepercayaanya kepada pelangganya walaupun baru kenal. Kedua kondisi ekonomi Kota Salatiga dari tahun 2000-2010 terus mengalami kenaikan terutama pada bidang usaha tekstil tetapi di bidang bisnis makananpun juga mengalami kenaikan walaupun tidak begitu berpengaruh pada ekonomi di Kota Salatiga. Ketiga dalam produksi dan strategi enteng-enteng gepuk lebih unggul dibandingkan dengan gulo kacang dikarenakan enting-enting gepuk sudah mempunyai jaringan yang luas sedangkan gulo kacang masih dalam lingkup Kota Salatiga.
Kata kunci : Persaingan Bisnis, Pribumi Muslim,Non Muslim.
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط
Alif ba’ ta’ sa’ jim kha dal
żal ra’ zai sin syin sad dad ta
Tidak dilambangkan b t
ׁs j h kh d z| r z s sy s d t
Tidak dilambangkan be te es (dengan titik di atas) je ha (dengan titik di bawah) ka dan ha de zet (dengan titik di atas) er zet es es dan ye es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) za z zet (dengan titik di bawah)
ظ
koma terbalik ‘ain ‘
ع
gain g ge
غ
fa f ef
ف
qaf q qi
ق
kaf k ka
ك
lam l ‘el
ل
mim m ‘em
م
nun n ‘en
ن
waw w w
و
ha’ h ha
ه
hamzah ' apostrof
ء
ya Y ye
ي B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap
ditulis Muta'addidah
ةددعتم ةّدع
ditulis ‘iddah C.
Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h
ditulis
ةمكح
ditulis 'illah
ةلع
ditulis
Karāmah al-auliyā' ءايلولأا ةمارك
ditulis
رطفلا ةاكز Zakāh al- D.
Vokal Pendek Fathah A
__ ditulis َ___ ditulis fa'ala
لعف kasrah ditulis i
_____ َ
ditulis żukira
ركذ dammah u
ditulis
___ُ__
ditulis
yażhabu بهذي E. Vokal Panjang
Ditulis A ditulis ةيلهاج jāhiliyyah ditulis
Fathah + ya’ mati ā ىسنت ditulis
tansā
Kasrah + ya’ mati ditulis i
karim
ميرك ditulis Dammah + wawu mati ditulis
ū
ditulis ضورف furūd F.
Vokal Rangkap
Ditulis Ai Fathah + ya’ mati ditulis bainakum
مكنيب ditulis au لوق ditulis qaul G.
Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan Apostrof ditulis
a’antum متناا
ditulis
u’iddat تّدعا
ditulis
la’in syakartum متركش نئل H. Kata Sandang Alif + Lam
Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf "al". ditulis al-
نارقلا Qur’ān al-Q
ditulis iyās
سايقلا al-
ditulis Samā’
ءامسلا
ditulis al-Syam
سمشلا I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisannya.
ditulis
żawi al- ضورفلا ىوذ
ditulis ahl al-sunnah
ةنسلا لها
KATA PENGANTAR
نيملاعلا بر لله دمحلا
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persaingan Bisnis Usaha Enting-Enting Gepuk dan Gulo Kacang antara Etnis Tionghoa dengan Pribumi muslim di Salatiga Tahun 2000- 2010” yang disusun guna melengkapi syarat-syarat penyelesaian strata 1 Pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humainora (FUADAH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan baik berupa ide, gagasan, kritik, serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga 2.
Dr. Beny Ridwan, M.Hum., selaku dekan FUADAH yang telah memberikan kemudahan perizinan dalam penelitian untuk skripsi ini.
3. Haryo Aji Nugroho, S.Sos.M.A., selaku Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan dukungan selama penulis belajar di Program Studi Sejarah Peradaban Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v ABSTRAK ........................................................................................................ vi DAFTAR TRANSLITRASI ............................................................................. vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... xi DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 5 C. Tujuan dan Ruang lingkup .................................................................... 6 D. Kerangka Konseptual ............................................................................ 8 E. Tinjuan Pustaka ..................................................................................... 11 F. Metode Penelitian ................................................................................. 14 G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 19 BAB II: GAMBARAN UMUM KOTA SALATIGA DAN INDUSTRI MAKANAN TAHUN ( 2000- 2010) A. Kondisi Geografis ................................................................................. 21 B. Kondisi Demografis .............................................................................. 22 C. Kehidupan Sosial Budaya ..................................................................... 25 D. Kehidupan Sosisal Ekonomi ................................................................. 33 E. Jenis Industri Makanan Tradisional Salatiga ........................................ 35 BAB III: MENTALITAS DAGANG MASYARAKAT MUSLIM DENGAN NON MUSLIM A. Etika Bisnis .......................................................................................... 37 1. Etika bisnis Islam ............................................................................ 38 2. Etika bisnis Tionghoa ..................................................................... 41 B. Perkembangan Bisnis masyarakat Muslim dengan Non Muslim ......... 49 1. Sejarah Bisnis Masyarakat Muslim ................................................. 50 2. Sejarah Bisnis Etnis Tionghoa ........................................................ 52 BAB IV: persaingan bisnis makanan di salatiga tahun (2000 – 2010) A. Sistem pengadaan bahan baku .............................................................. 61 B. Produksi dan Strategi pemasaran perusahaan ....................................... 63 C. Jumlah pengeluaran dan keuntungan perusahaan ................................. 70
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 74 B. Saran ..................................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
NO GAMBAR KETERANGAN1 Gambar I Foto peta Kota Salatiga
2 Gambar II Foto klenteng Hok Tiek Bio
3 Gambar III Plang nama produsen
4 Gambar IV Pembuatan entingenting gepuk
5 Gambar V Foto enting-enting gepuk
6 Gambar VI Plang nama produsen gulo kacang
7 Gambar VII Pembuatan gulo kacang
8 Gambar VIII Foto gulo kacang
DAFTAR LAMPIRAN
NO JENIS LAMPIRAN KETERANGAN1 Lampiran I Surat pernyataan wawancara Bpk. Slamet Riyanto
2 Lampiran II Surat pernyataan wawancara Bpk. Anto
3 Lamoiran III Surat pernyataan wawancara Bpk. Agung Yulianto
4 Lampiran IV Surat pernyataan wawancara Bpk. Abu Naim 5 Lampiran V Surat pernyataan wawancara Bpk.
Nurcholis Majid
6 Lampiran VII Surat ijin penelitian Kasubangpol
7 Lampiran VIII Surat ijin penelitian dari kampus
8 Lampiran IX Pedoman wawancara
9 Lampiran X Biodata diri Peneleiti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Era pasar bebas dewasa ini perkembangan perekonomian dunia
begitu pesat, seiring dengan berkembang dan meningkatnya kebutuhan manusia
1
akan sandang, pangan dan teknologi. manusia berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhanya yang terkadang mereka tidak mempertimbangkan kepentingan orang lain dan menjadikan manusia yang matrealistis serta meninggalkan norma-norma kemanusiaan dan nilai-nilai kemanusiaan. Manusia untuk memenuhi kebutuhanya yang tidak terbatas, menjalin hubungan dengan cara melakukan kerja sama dengan orang lain yaitu melakukan penawaran dan permintaan (supply and
demand ) untu mengantisipasi globalisasi ekonomi dan menguatkan kekuatan
2 pasar agar mampu bersaiang yang dikenal dengan istilah bisnis.
Orang sering berfikir buah tangan atau oleh-oleh saat berpergian ke luar kota bahkan keluar negeri, tanpa membawa buah tangan rasanya kurang lengkap.
Orang yang berpergian pasti disempatkan untuk membeli oleh-oleh untuk dibagikan ke Orang terdekat. Sekarang mencari oleh-oleh tidaklah sulit, karena toko-toko penjual oleh-oleh khas daerah telah banyak berdiri di pinggir-pinggir jalan untuk memudahkan para pembelinya, maka prospek inilah yang dinilai bagus untuk mengembangkan usaha dalam rumah, seperti enting-enting gepuk 1 2 M. Yahya Harahap, segi segi hukum perjanjian, Bandung, Alumni, 1986, hlm. 6
Redy Panuju, etika bisnis tinjuan empiris dan kiat mengembangkan bisnis sehat,
Jakarta, PT Gramedia Widia Sarana, Indonesia, 1995, hlm vi ini, karena makanan khas salatiga yang terbuat dari bahan dasar kacang tanah dan gula ini sudah tidak asing lagi ketika para wisatawan bepergian ke kota yang sejuk
3 di bawah kaki Gunung Merbabu yaitu Salatiga.
Pada mulanya usaha enting-enting gepuk ini dirintis oleh seorang imigran dari Fukikian China yaitu Khoe Choeng Hok. Khoe Choeng Hok mulai merintis usahanya pada tahun 1920 an. Pembuatan pertama kali dilakukan di Klenteng HOK TEK BIO No 13 Salatiga, mengapa pembuatan itu dilakukan di klenteng?
4 Karena Khoe Choeng Hok merupakan juru kunci klenteng Hok Tek Bio itu .
Karena dulu diproduksi di dalam klenteng maka di merk menggunakan nama KLENTENG&2 HOOLO tulisan “Khoe”pada hoolo kanan dan tulisan”xiong di jie mai”pada hoolo kiri melambangkan bahwa Khoe dan Xiong Di Ji Mai adalah saudara (kakak,adik) yang melambangkan produksi Khoe Choeng Hok dan Xiong Di Ji Mai dari keluarga KHOE.
Dulu pertama kali enting-enting gepuk diproduksi bungkusnya masih menggunakan klobot (kulit buah jagung) dan menjualnya masih sangat sederhana
5 6 ,
yaitu dengan menggunakan tampah ,blek atau kaleng, penjualannya masih dalam kampung sendiri dan sekitarnya saja, sudah sangat berbeda dengan masa sekarang yang dikemas menggunakan kertas dan dipasarkan ke seluruh pusat
3 Pemerintah kota salatiga, profil potensi unggulan investasi kota salatiga, 2010 hlm 23 di akses pada tanggal 12 april 2017 jam 21:42 5 Tampah : sebuah alat yang terbuat dari bambu dan di anyam yang gunanya untuk memisahkan antara beras dan padi. 6 Blek: tempat untuk roti yang terbuat dari seng. oleh-oleh di kota Salatiga, bahkan sekarang sudah sampai ke luar kota, seperti kota Semarang Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali bahkan ke Solo.
Setelah Khoe Tjong Hok wafat, pembuatan enting-enting gepuk sudah tidak diperbolehkan di dalam klenteng lagi,setelah itu anak-anak dari Khoe Tjong Hok meneruskan usahanya dengan sendiri-sendiri. Khoe Tjong Hok meninggalkan empat anak yaitu, Khoe Djon Nio, Khoe Poo liong, Khoe Djio Nio, Khoe Tang Nio.
Maka dari ke empat anaknya itu, sekarang membuka usaha enting-enting gepuk semua, masyarakat Salatiga jangan heran kalau menemukan enting-enting
7
gepuk dengan merk KLENTENG & 2 HOOLO bahkan yang laianya di tempat yang berbeda. Maka dengan itu sekarang enting-enting gepuk mengalami perkembangan yang sangat pesat salah satu anak dari Khoe Tjong Hok menjadi produsen enting-enting gepuk terbesar di Salatiga yang dulu masih home industri
8
sekarang menjadi industri sedang. Karena permintaan pasar yang sangat besar terhadap oleh –oleh atau makanan ringan maka para pengusaha atau pebisnis di Kota Salatiga berlomba- lomba untuk menjajakan makanan seperti Gulo Kacang, Kripik Paru, Singkong Keju dan lain-lain.
Gulo kacang adalah satu jenis makanan khas Jawa Tengah, tidak sulit untuk menemukan makanan gulo kacang ini apabila pembaca bertandang ke Salatiga, Boyolali, Solo, Klaten dan Magelang pasti banyak di jajakan di toko oleh-oleh. Kata gulo kacang sendiri oleh masyarakat Salatiga muncul untuk 7 8 Pemerintah kota Salatiga, Ensiklopedia Salatiga, 2007 hlm 19 Sugiyo, Sukses berbisnis kuliner,mediakita jakarta 2012 hlm 36.
menggambarkan buruknya kondisi jalan pada saat itu. Kalau ada jalan- jalan yang berlubang yang tidak rata dan bergelombang maka jalan tersebut disebut dengan “jalan gulo kacang” bentuk gulo kacang yang tidak rata dan bergelombang mungkin dijadikan alasan kenapa di namakan gulo kacang.
Gulo kacang muncul di Salatiga belum tahu persis dari tahun kapan namun diperkirakan sudah dari tahun 1900- an namun gulo kacang “mas noer” mulai produksi dari tahun 2003 pertama yang merintis adalah ibu Nur yaitu ibu Nurcolis Majid, semula Nur merupakan seorang pedagang gula merah di Pasar Raya Salatiga ketika pada tahun 1998 mengalami penurunan penjualan yang dikarnakan adanya rezim militer dari Soharto maka Nur mempunyai inisiatif untuk membuat Golo kacang karena berdasarkan pengalamanya yang pernah menjadi karyawan di tempat Usaha gulo kacang di Salatiga akhirnya Nur berhasil membuat dan memasarkanya di Pasar Raya.
Industri enting-enting gepuk dan gulo kacang merupakan salah satu jenis usaha kecil yang sudah berlangsung lama. Walaupun hanya sebagai industri dengan skala kecil, eksistenssi industri enting enting gepuk dan gulo kacang menarik untuk di kaji karena beberapa hal. Pertama masalah tersebut belum ada yang membahas secara khusus, mendalam, dan menyeluruh dalam perspektif sejarah. Kedua,ingin mengetahu perbedaan bisnis anatara etnis Tionghoa dengan masyarakat Pribumi ketiga ingin melihat sejauh mana Strategi dan pemasaran anatara bisnis enting- enting gepuk dengan gulo kacang dan keempat peneliti ingin menegetahui persaianganya anatara kedua produk tersebut. Hal inilah yang menjadikan faktor utama peneliti untuk mengkajinya.
Untuk mengetahui perkembangan dan persaingannya, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul ”Sejarah Indsutri Makanan Tradisional
Salatiga Studi kasus Persaingan Usaha Enting-enting gepuk dan Gulo Kacang anatara Pribumi Muslim dengan Masyarakat Non Muslim tahun 2000 – 2010”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penelitian sejarah sangat berbeda dengan penelitian ilmu sosial yang lain, karena penelitian sejarah apabila ingin disusun menjadi sebuah karya sejarah maka diperlukan batasan ruang lingkup yang akan diteliti karena dengan ruang lingkup maka penjelasanya akan lebih mudah untuk dipahami.
Agar dapat memahami permasalahan dalam penelitian maka sangat perlu adanya batasan ruang lingkup baik itu Spasial maupun Temporal. Batasan spasial dan temporal dalam penelitian ini adalah sebgai berikut:
Ruang lingkup spasial dalam penelitian ini, penulis mengambil kota Salatiga sebagai tempat untuk penelitian karena di kota Salatiga terjadinya persaingan bisnis makanan ringan atau oleh-oleh khas salatiga antara etnis Tionghoa dengan masyarakat Pribumi, adapun tempatnya adalah sebagai berikut:
Produsen Enting
- –enting gepuk klenteng & 2 holo jl.kalinyamat kalioso
- – Salatiga,enting- enting gepuk arya mas jl.pengilon no 56 kota Salatiga enteig enting gepuk rumah & batu jl.karang kepoh II 17 B kota Salatiga, sedangkan untuk usaha Pribumi yakni gulo kacang adapun tempatnya produsen gulo kacang yaitu: gulo kacang rasa jahe “ABU NAIM” jl. Salatiga-Pabelan no 54, gulo
- – Ruang lingkup temporal pada penelitian ini dimulai pada tahun 2000 2010. Pada tahun 2000 sebagai titik awal mulai berkembangnya industri enting- enting-gepuk dan gulo kacang ke masyarakat luas tidak hanya di salatiga saja bahkan sudah sampe keluar daerah yaitu Solo, Yogya, Boyolali, Semarang dan lain-lain. pada tahun 2010 industri enting-enting gepuk dan gulo kacang mulai mengalami penurunan omset dikarnakan sudah banyaknya persaingan antara yang satu dengan yang lainya dan pergantian manajemen usaha antara bapak dan anaknya, tetapi anaknya belum bisa untuk menjalankan usaha yang di jalankan bapaknya selama ini.
Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah etika bisnis Non Muslim dengan Pribumi Muslim? 2.
Bagaimanakah keadaan ekonomi Kota Salatiga tahun 2000-2010? 3. Bagaimanakah persaingan usaha Enting-enting Gepuk dan Gulo
Kacang dalam produksi dan strategi pemasaranya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan
Penelitian tentang persaingan bisnis usaha enting-enting gepuk dan gulo kacang antara Etnis Tionghoa dengan Pribumi muslim di Kota Salatiga tahun 2000-2010 mempunyai tujuan sebgai berikut: a.
Untuk mengetahui bagaimana etika bisnis Non Muslim dengan Pribumi muslim.
b.
Untuk mengetahui kondisi ekonomi Kota Salatiga pada tahun 2000- 2010.
c.
Untuk mengetahui persaingan usaha Enting-enting Gepuk dan Gulo Kacang dalam produksi dan strategi pemasaranya.
2. Manfaat penelitian
Dalam penelitian ini tujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejarah geografi, sosial dan ekonomi Salatiga. Dalam tujuan peneliti yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: a.
Manfaat Teoritis Diharapkan dapat untuk menambah sumbangsi keilmuan bagi pembaca. Untuk menjadi rujukan dalam penulisan di perpustakaan, bagi siapa yang membacanya. Bisa menjadi bahan dasar penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan tema. Dapat menjadi pembanding dalam berbagai karya orang lain.
b.
Manfaat Praktis.
Untuk mengetahui gambaran umum Kota Salatiga, untuk memahami latar belakang sejarah Kota Salatiga dalam perubahan sosial ekonomi.
Untuk mengetahui perkembangan ekonomi di Salatiga khususnya dari bisnis makanan yaitu enting-enting gepuk dengan gulo kacang.
D. Kerangka Konseptual
Dengan berkembangnya metodologi sejarah, peneliti sejarah harus bisa saling mengkaitkan atau mendekatkan anatara ilmu sejarah dengan ilmu yang lain seperti sosial, ekonomi, hukum dan lain-lain, maka ketika si peneliti akan menganalisis berbagai suatu peristiwa atau fenomena masa lampau, maka peneliti menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu-ilmu sosial yang sesuai dengan pokok tujuan penulisan. Maka dari itu, pada penelitian ini akan dilakukan suatu pendekatan dengan ilmu bantu lain yakni dengan pendekatan ekonomi dan sosial.
1. Persaingan Persainagan adalah suatu proses sosial, dimana beberapa orang atau kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama dengan cara yang lebih cepat dan mutu yang lebih tinggi contohnya seperti persainagn teknologi,
9 persaingan usaha atau bisnis.
2. Bisnis Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba.
Istilah bisnis berasal dari inggris yaitu Business. Business sendiri berasal dari 9
www. diaksespada tanggal 5 April2017 jam 10.05. kata busy yang berarti sibuk dalam kontek individu, komunitas, ataupun masyarakat. Maksut dari sibuk ini adalah mengerjakan aktifitas atau pekerjaan yang bisa mendatangkan sebuah keuntungan.
10 Secara etimologi bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakuakan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis sendiri memiliki tiga penggunaan, yang pertama adalah tergantung skupnya atau penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum). Lalu yang kedua adalah teknis.sementara yang ketiga adalah ekonomis yang bertujuan untuk mencari laba atau untung.
11 Selama ini banyak orang memahami bisnis adalah bisnis yang tujuan
utama untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Hukum ekonomi klasik yang mengendalikan modal sekecil mungkin dan mengeruk keuntungan sebesar mungkin telah menjadikan para pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan, mulai dengan cara memperoleh bahan baku, bahan yang digunakan, tempat produksi, tenaga kerja, pengelolanya, pemasaranya dilakukan seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini tidak mengherankan jika para pelaku bisnis jarang memperhatiakan tanggung jawab sosial dan mengabaikan etika dalam bisnis.
12 Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,
misalnya bisnis koperatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau intitusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan 10 Erwin Suryatama, lebih memahami Analisis SWOT dalam Bisnis,Kata Pena,2014 h 1 11 Ibid, hlm 2 12 Muhammad Saefulloh, Etika Bisnis dalam Praktek Bisnis Rasulluloh, Jurnal Hukum islam vol1 9, 2011, hlm 128
kesejahteraanrakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum,
13
atau serikat pekerja. Bisnis yang dimaksut dalam penelitian ini adalah bisnis usaha oleh-oleh khas Salatiga yaitu enteng-enteng gepuk dan gulo kacang.
3. Etnis Tionghoa Salah satu etnis di indonesiayang asal usulnya mereka berasal dari negara
Tiongkok atau China. Biasanya mereka menyebut dirinya dengan istilah Tengleng(Hokkien), tengnang(Tiochu), atau Thongnyin(Hakka) dalam bahasa mandarin mereka disebut Tangren atau orang orang tang dikarnakan orang
- –orang tionghoa di indonesia berasal dari tiongkok selatan. Sedangkan orang tiongkok dari utara menyebut dirnya dengan nama Han. Leluhur orang Tionghoa berimigrasi ke Indonesia dikarnakan adanya kegiatan perniagaan bahkan sebelum negara Indonesia di bentuk kerajaan nusantara kuno telah berhubungan dengan erat dengan dinasti dinasti yang berkuasa di Tiongkok. Faktor inilah yang menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang maupun manusia dari tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya.
Negara Indonesia setelah merdeka, orang Tionghoa yang berkewarganegaraan Indonesia digolongkan sebagai salah satu suku dalam lingkup nasional Indonesia, sesuai pasal 2 UU Nomor 12 tahun 2006 tentang
14 kewarganegaraan tionghoa.
4. Pribumi Muslim 13 Erwin Suryatama, lebih memahami Analisis SWOT dalam Bisnis, Kata Pena,2014 hlm
2 14 Trisnanto, AM Adhy (Minggu, 18 Februari 2007)”Etnis Tionghoa juga Bangsa Indonesia” suara Merdeka, diakses tanggal 20 April 2017 jam 12.59.
Jauh sebelum islam masuk ke tanah daerah Jawa mayoritas masyrakat di tanah Jawa menganut kepercayaan animisme setra dinamisme. selain menganut itu kepercayaan tersebut masyrakat Jawa juga sudah dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan Budha yang berasal dari India. Seiring dengan berjalanya waktu tidak lama kemudian Islam mulai masuk ke Jawa melewati Gujarat dan Persia dan ada yang berpendapat langsung dibawa oleh orang arab, terutama dari pedagang Timur Tengah.
Era wali songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu – Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Wali songo adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia kususnya di Jawa peranan wali songo sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa.
Salah satu cara penyebaran Islam dilakukan dengan cara berdakwah. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama’ mendatangi masyarakat dengan menggunakan pendekatan sosial budaya . pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Disamping itu para ulama’ juga mendirikan pesantren- pesantren sebagai sarana pendidikan Islam. Sehingga masyarakat pun dengan senang hati mau masuk agama Islam dan agama Islam terus berkembang hingga menjadi agama mayoritas di negra
15 Indonesia.
15 Syamsuri baidowi, kisah Wali songo(penyebar islam di tanah Jawa), Surabaya, Apolo hal, 35
E. Tinjuan Pustaka
Untuk menghindari kerancuan objek studi dan untuk memperkaya materi penulisan maka peneliti melakukan tinjuan pustaka terhadap beberapa penelitian yang sama tetapi beda sudut pandangnya seperti berikut ini :
Tesis karya Muh. Syafiul Hafidh (2015) berjudul Relasi Bisnis Komunitas
Muslim Jawa Dengan Komunitas Tionghoa Di Pekalongan
yang berisikan tentang perbedaan penerapan sistem perilaku bisnis antara komunitas Tionghoa dan Muslim Jawa di Pekalongan serta relasi keduanya. Tesis ini membeikan ulasan mengenai strategi bisnis dalam etnis Tionghoa, terlebih untuk bertahan hidup.
Dalam perekonomian memang etnis Tionghoa Indonesia lebih maju dibandingkan dengan masyarakat pribumi di Pekalongan, maka dengan itu etnis Tionghoa menjalin kerja sama dengan masyarakat Pekalongan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan perekonomian mereka. Perbedaan anatara tesis karya Muh. Syaiful Hafidh dengan peneliti adalah peneliti lebih membahas ke persainganya sedangkan tesis di atas lebih condong ke relasi bisnisnya.
Skripsi Batara Efendi Silahi (2012) berjudul Strategi Persainagan Bisnis
Studi Etnografi tentang Penerapan Strategi Persaiangan Bisnis pada Perusahaan
Otobus CV. Makmur di Kota Medan . Yang berisikan secara umum membahas
Strategi- strategi yang diterapkan perusahaan otobus untuk menghadapi persaiangan-persainagan dalam bisnis transportasi di kota Medan. Kenapa peneliti memilih CV. Makmur sebagai tempat penelitianya dikarnekan CV. Makmur adalah salah satu perusahaan otobus terbesar di kota Medan tentunya memiliki banyak strategi – strategi agar mampu bersaing dan bertahan selama ini. Perbedaan anatara skripsi Batara Efendi dengan peneliti disini adalah peneliti membahas stategi- strtegi dalam persainagan bisnis makanan sedang skripsi Batara Efendi lebih membahas ke perusahaan Oto Busnya.
Skripsi Iskandar Mirza (2014) berjudul Strategi Menejemen Usaha Pedagang makanan orang Jawa di Makasar. Disini dijelaskan para pedagang makanan yang berasal dari jawa ini merupakan para pendatang yang datang ke Makasar untuk mengadu nasib hanya sebagai pedagang. Mereka mempunyai pola kerja yang berbeda , peralatan kerja dan penampilanya begitu sederhana begitupun tempat tinggal mereka. Ada berbagai jenis makanan yang dijajakan dan memang makanan yang dijajakan berasal dari daerah Jawa, hanya mereka yang tahu bagaimana cara meraciknya dan membuatnya sehingga menghasilkan rasa yang sanagat enak dan banyak di senangi oleh para pemuda dan ibu-ibu di Makasar. Dari hasil makanan inilah mereka mampu bertahan hidup samapai sekarang. Perbedaanya skripsi di atas dengan skripsi peneliti adalah itu terjadi di Makasar sedangkan peneliti di Salatiga tetapi mempunyai kesamaan di bidang bisnis makanan.
Skripsi Surya Purnama(2009) yang berjudul Interaksi Sosial antara Etnis Cina dan Etnis Jawa di Kudus tahun (1959-1969). Disini dijelaskan pada tahun 1959 pada masa itu Indonesia telah dikuasai oleh rezim Demokrasi Terpimpin yang melahirkan peraturan-peraturan yang bersifat diskriminatif terhadap Etnis Cina di Kudus. Walaupun keadaan politik sangat memberatkan Etnis Cina namun hubungan interaksi sosial tetap terjalin sangat harmonis. Dengan interaksi sosial yang sangat harmonis maka terjalinlah sebuah akulturasi Budaya seperti kesenian, olahraga dan bahasa serta perkawinan campur antara Etnis Cina dengan Etnis Jawa sehingga tidak pernah menjadi konflik sama sekali di Kudus sehingga menghasilkan kerjasam di bidang perekonomian khususnya di bidang perdagangan dan kewiraushaan. Perbedaanya skripsi di atas dengan skripsi peneliti adalah sama-sama membahas masalah Etnis Cina dengan Etnis Pribumi di Kudus sedangkan peneliti di Salatiga.
E. Metode Penelitian
Penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, sekaligus sebagai bagian yang penting dalam perkembangan peradaban manusia. Tanpa penelitian suatu ilmu tidak akan pernah berkembang, tidak suatu negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan banyak kegiatan di bidang penelitian.
Menurut Strauss dan Corbin (1997), yang dimaksut dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prsosedur statistik atau cara lain dari kuantifikasi(pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktifitas sosial, dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif jenis sejarah sebagai alat untuk memperleh
16 informasi yang di inginkan.
Penelitian sejarah merupakan kegiatan untuk mengungkap peristiwa- peristiwa di masa lampau, tujuanya untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa masa lalu secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi yang diperoleh dari berbagai sumber, sehingga dapat ditetapkan menjadi fakta-fakta
17 untuk membuat suatu kesimpulan yang sifatnya tetap masih hipotesa.
Metodologi penelitian sejarah tidak bisa lepas dari definisi sejarah secara umum,yaitu bahwa sejarah merupakan gambaran pengalaman manusia pada masa lalu. Adapun tujuan seorang sejarawan adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang masa lampau kemudian menyajikannya. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yaitu penyelidikan yang mengklafisikasikan metode pemecahan masalah ilmiah dari perspektif historis suatu masalah.
Proses awal yang dilalui oleh sejarawan untuk menulis sejarah dengan menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
16 17 Wiratna Sujarwani, metodologi penelitian.pustaka baru press, Bantul, 2014, hlm 19 Wiratna Sujarwani, metodologi penelitian.pustaka baru press, Bantul, 2014, hlm 10
Metode penelitian sejarah dalam penulisan proposal ini di bagi menjadi empat langkah yaitu antara lain: Heuristic (pengumpulan data), Verifikasi (kritik sumber), Interprestasi (analisa sumber), dan Historiografi (penulisan).
1. Heuristik Tahap pertama dalam metode penelitian sejarah adalah heuristik mencari sumber atau mengumpulkan sumber. sumber sejarah dapat berupa catatan-catatan, peninggalan-peninggalan seseorang pada masa lampau atau berupa bukti yang ditinggalkan manusia pada waktu lampau yang menunjukkan segala aktifitasnya
18
dulu. Pada tahap ini, peneliti mencari sumber yang berkaitan dengan bisnis, persainagan bisnis, etnis tionghoa maupun masyarakat pribumi islam. Sumber seperti ini dapat ditemukan pada buku-buku di perpustakaan maupun dari internet, dan untuk arisp dapat ditemukan di kantor-kantor instansi tertentu maupun di tempat penelitian. Dalam penulisan ini peneliti menggunakan buku-buku, internet dan wawancara. dalam pencarian sumber atau literatur yang mempunyai kesamaan dengan peneliti maka peneliti pergi mencari sumber ke Perpustakaan Daerah Salatiga, perpustakaan Perecik Salatiga, Disperindag Kota Salatiga, Badan Pusat Statiska(BPS) Salatiga, Perpustakaan Iain Salatiga, dan Perpustakaan jurusan sejarah Iain Salatiga.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Slamet Riyanto, Anton dan Agung Yulianto selaku pemilik usaha enting-enting gepuk di Salatiga, didalam 18 A.Daliman,Metode Penelitian Sejarah,Ombak, Yogyakarta,2012,hlm 27 wawancara peneliti memperoleh informasi tentang sejarah enting-enting gepuk, skema pembiayaan produksi dan keuntungan enting-enting gepuk dan proses dan alat produksi dan cara pemasaranya. Selain dengan pengusaha enting-enting gepuk peneliti juga wawancara dengan pemilik usaha gulo kacang yang berada di Kota Salatiga disini peneliti juga mendapat informasi sejrah gulo kacang, produksi dan pemasaranya dan juga pengeluaran dan keuntungan dalam melakukan pruduksi.
2. Kritik Sumber (verifikasi) Penulisan sejarah dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. sumber primer adalah kesaksian dari seseorang dengan mata kepala sendiri, saksi dengan pancaindra yang lain atau dengan alat mekanisme. Sumber kedua adalah sumber skunder, sumber skunder adalah merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan saksi mata, yakni dari orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau ketetapan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua
19 yaitu kritik eksteren dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber .
a. Kritik Eksternal Merupakan penelian sumber dari aspek fisik dari sumber tersebut dan bertujuan untuk mengetahui atau menetapkan keaslian sumber yang dilakukan sebelum kritik intern. Caranya dengan membandingkan antra buku dan dokumen yang kita peroleh apakah itu sama dan bersangkutan apa tidak. Hal ini wajar 19 Ibid, hlm 30 karena tiap penulis memiliki sudut pandang yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini si peneliti telah melakukan kritik ekstern dengan cara penelian terhadap buku-buku refrensi dan pemilihan informan untuk melakukan wawancara mengenai enteng-enteng gepuk dan Gulo kacang di Kota Salatiga.
b. Kritik Internal Merupakan penilian dari segi isi yang bertujuan untuk mengetahui kebenran sumber. Mengetahui kebenaran sumber harus memperhatikan bagaimana nilai pembuktian yang sebenarnya dari isi dan menetapkan keakuratan dan dapat dipercaya dari sumber itu. Pada tahap kritik intern ini untuk mengkritisi hasil wawancara yaitu dengan membandingkan hasil isi wawancara yang peneliti peroleh di lapangan berupa hasil wawancara antara informan satu dengan informan yang lain apakah itu sama apa tidak itulah cara membandingkan agar si peneliti bisa menyimpulkan dari jawaban informan satu dengan yang lainya.
3. Interprestasi Pada tahap selanjutnya adalah interprestasi atau penafsiran sejarah yaitu tahap untuk menghubungkan dan mengaitkan antara fakta satu dengan fakta yang
20 lain sehingga menghasilkan satu kesatuan yang bermakna dan masuk akal.
Dalam proses ini tidak semua fakta bisa dimasukan tetapi harus dipilih yang relevan yang sesuai dengan gambaran cerita yang akan disusun oleh peneliti.
Dalam menginterprestasikan penelitian dalam bentuk karangan sejarah ilmiah, sejarah kritis perlu diperhatiakan susunan karangan yang logis menurut urutan 20 Ibid, hlm 31 kronologis yang sama dengan tema yang jelas dan dapat dimengerti dan mudah untuk dipahami oleh pembaca.
4. Historiografi.
Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, proses kerja mencapai tahap akhir yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas satu sama lain dapat disatukan sehingga menjadi satu perpaduan yang logis dan sistematis dalam bentuk narasi kronologis.
Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai
21
sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah . Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
G. Sistematika Penulisan
Pada Sistematiaka Penelitian, peneliti akan membahas bebrapa hal yang sekiranya penting dan bersangkutan dengan tema atau judul penelitian ini. Pada bab satu ini peneliti akan membahas mengenai proposal yang terdiri dari judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian, tinjuan pustaka, sistematika penulisan. 21 Dudung Abdurahman, Metodolgi Penelitian Sejarah. Ar – Ruzz Media,1957. Hlm 47
Pada bab dua ini peneliti akan menjelaskan tentang gambaran umum Kota Salatiga pada tahun penelitian yaitu pada tahun 2000
- – 2010. Pada bab tiga terdiri empat sub bab pembahasan yaitu yang pertama kondisi Geografis yang kedua Kondisi Demografis kota Salatiga kemudian yang ke tiga Kondisi Sosial Budaya di Kota Salatiga dan terakhir adalah Kondisi Sosial Ekonomi dan jenis indsutri makanan tradisonal Salatiga.