PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 20142015

  PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : Oktariana Dini Winarsih NIM : 11110035 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

  MOTTO                 

          

  Artinya : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

  (QS. An Nahl ayat 125)

  ABSTRAK

  Dini, Oktariana NIM : (111 10 035). Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari tahun ajaran 2014/2015. Skripsi .

  Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikah, M.Pd. Kata Kunci : Peran Kepala Madrasah, Kompetensi Guru

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Bagaimana kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015.

  Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan; 1. Kompetensi guru di Mts Negeri Windusari baik terbukti hampir semua guru lulus ujian sertifikasi, mempunyai jiwa sosial tinggi, aktif dalam kegiatan keagamaan. 2. Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru adalah adanya dukungan dari pemerintah, sertifikasi guru. 3. Faktor yang mengahambat dalam meningkatkan kompetensi guru adalah sarana prasarana yang rusak dan anggaran biaya. 4. Peran kepala madrasah dalam meingkatkan kompetensi guru yaitu dengan mengadakan workshop, menugasi guru mengikuti diklat, seminar, lokakarya, MGMP, mengadakan kegiatan dengan masyarkat, tartil Al Quran, bakti sosial.

KATA PENGANTAR

  Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung, Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan pada dunia.

  Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015‟‟ telah selesai. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Rasimin, S.Pd.I , M.Pd. selaku Ketua Program Studi PAI.

  3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan.

  4. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan banyak pengorbanan yang tidak terhitung oleh apapun.

  5. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang menunjang demi tersusunnya skripsi ini.

  6. Seluruh keluarga besar MTs Negeri Windusari yang telah memberikan informasi serta telah memberikan izin penelitian.

  7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis.

  Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada ssemua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.

  Salatiga, 10 Januari 2015 Penulis DAFTAR LAMPIRAN 1. Nota Pembimbing 2. Surat Ijin Penelitian 3. Surat Keterangan Penelitian 4. Data Informan 5. Pedoman Wawancara 6. Hasil Wawancara 7. Daftar Inisial 8. Dokumentasi 9. Lembar Konsultasi 10.

  Surat Keterangan Kegiatan 11. Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dasar pembangunan bangsa. Pendidikan

  merupakan wahana untuk mencetak generasi muda yang sangat penting bagi masa depan negeri ini. Tanpa ada pendidikan yang baik dan berkualitas, tentu saja negeri ini akan terancam sebab anak mudanya dididik dengan secara serampangan dan tidak sesuai dengan nafas kemajuan zaman yang semakin cepat. Dan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tentu saja segala pihak yang berkompeten di dalamnya harus bekerja keras untuk memberikan yang terbaik dalam memajukan pendidikan.

  Pendidikan adalah usaha yang dilakukan seseorang (pendidik) terhadap seseorang (peserta didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif (Ahmad Tafsir, 2001:28). Pendidikan memegang peranan penting dalam mengangkat harkat dan martabat manusia dalam kancah kehidupan guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana-sarana dalam membangun watak bangsa (Mulyasa,2007:14).

  Semua komponen dalam pendidikan mempunyai pengaruh untuk peningkatan mutu pendidikan. Salah satu komponen yang sangat berperan dalam pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,administrasi Madrasah, Pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana (E. Mulyasa, 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala Madrasah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

  Kepala madrasah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya.

  Dari beberapa tugas kepala sekolah salah satunya adalah pembinaan guru. Guru juga merupakan komponen yang utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar karena beliau langsung berinteraksi dengan peserta didik.

  Guru merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dan tinggi. Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari orang-orang islam lainnya. Allah berfirman dalam QS. Al Mujadalah(58) ayat 11:

  

               

               



  

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen

Agama RI,tt:910)

  Setiap orang yang menjadi guru dituntut mempunyai kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Guru adalah seorang yang harusnya dicintai dan disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan dan tindak tanduknya akan diikuti oleh muridnya.

  Guru memunyai tugas mendidik, mengajar dan melatih. Guru harus bisa menmpatkan diri sebagai orang tua yang kedua. Dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua/wali anak didik dalam jangka waktu tertentu.

  Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut guru dituntut memiliki beberapa keterampilan dan kemampuan tertentu yang disebut dengan standar kompetensi. Standar kompeteni guru dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan (Sparlan,2008:23). Lebih lanjut dijelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikas, dan bidang pendidikan.

  Sebagai wujud pembinaan tenaga kependidikan dari kepala sekolah adalah peningkatan kompetensi guru. Tuntutan tugas kepala sekolah adalah melaksanakan peningkatan secara terarah, berencana dan berkesinambungan salah satunya meningakatkan peranan dan tanggung jawab seorang guru.

  Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah sangatlah penting dalam mengatur aktivitas belajar mengajar. Disamping itu kepala sekolah juga bertanggung jawab langsung terhadap pelakssanaan segala jenis dan bentuk peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun siswa. Kepala sekolah juga memegang peranan penting dan strategis dalam menjalankan roda pendidikan. Dinas pendidikan telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai educator, manager, administrator dan supervisor (Mulyasa,2007:97)

  Berawal dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji hal tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul skripsi

  “ Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupten Magelang

  B.

  Fokus Masalah 1.

  Bagaimana kompetensi guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windsari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten

  Magelang tahun 2014/2015? 3. Faktor apa saja yang menjadi kendala kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kabupaten

  Magelang tahun 2014/2015? 4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windsari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mendiskripsikan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015.

  2. Untuk mengetahui faktor pendukung kepala madarash dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan

  3. Untuk mengetahui kendala kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang than 2014/2015.

  4. Untuk mengetahui peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupateen Magelang tahun2014/2015.

  D.

  Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selain studi di perguruan tinggi.

  b.

  Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam aspek peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru.

2. Manfaat Praktis a.

  Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam meningkatkan kompetensi guru.

  b.

  Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari. E.

  Penegasan Istilah 1.

  Peran Kepala Madrasah Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo, 2003:83).

2. Kompetensi Guru

  Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (2006:4) ko mpetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan .

  Guru adalah seseorang yang bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara. Guru harus dapat melaksanakan tgas yaitu: mengajar, mendidik, melatih, para siswanya.

  Jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif (Asdiqoh, 2013:24)

  Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003, kompetensi guru terdiri dari empat macam, yaitu : b.

  Kompetensi Pedagogik c. Kompetensi Profesional d. Kompetensi Sosial

  Pada penelitian ini, penulis menambahkan dua kompetensi lagi, yaitu Kompetensi Personal dan Kompetensi Spiritual.

  F.

  Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitaian ini menggunakan penelitian kualitatif. Oleh sebab itu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan memakai bentuk studi multi situs. Maksudnya dalam penelitian deskriftif kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainya sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian deskriftif kualitatif ini adalah ingin menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai apa adanya.

2. Kehadiran Peneliti

  Sesuai pendekatan kualitataif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna memperoleh makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

  3. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi di MTs Negeri Windusari Kecamatan

  Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015, karena sekolah tersebut letaknya terjangkau dari rumah.

  4. Sumber Data Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2000:157) sumber utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan.

  a.

  Kata-kata atau Tindakan Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden saat wawancara. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan dari para informan dari beberapa pihak.

  b.

  Data Tertulis (Dokumentasi) Data yang berbentuk tertulis diperoleh dari warga sekolah dan dokumen-dikumen lain yang masih berkaitan dengan subjek penelitian.

  c.

  Foto Dalam penelitian ini diperoleh gambar keadaan MTs Negeri

5. Metode Pengumpulan Data a.

  Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara tatap muka dengan informan. Dalam

  Kamus Besar Bahasa Indonesia wawancara berarti tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal . Metode wawancara ini digunakan untuk menggali data dari kepala madrasah tentang upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari.

  Adapun pedoman wawancara sebagai berikut: 1)

  Bagaimana keadaan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?

  2) Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?

  3) Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?

  4) Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? b.

  Observasi Peneliti melibatkan diri atau berinteraksi dengan kegiatan yang secara sistematis dari data yang diperlukan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data karena dengan teknik ini akan diperoleh informasi dan data tentang letak geografis, keadaan madrasah, sarana dan prasarana.

  c.

  Dokumentasi Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari.

6. Metode Analisis Data

  Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain ( Moleong, 2008:248). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data Miles Mathew dan Huberman (1992:16-20), adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a.

  Pengumpulan data Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. b.

  Reduksi data Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data

  “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisa yang di dalamnya nanti akan lebih difokuskan pada penganalisaan data itu sendiri.

  c.

  Penyajian data Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Oleh karena itu data yang ada dilapangan dianalisis terlebih dahulu sehingga akan memunculkan deskripsi persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah secara jelas.

  d.

  Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek penelitian. Proses penarikan kesimpulan didasarkan pada gabungan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang pada gabungan informasi tersebut.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Untuk memeriksa keabsahan data dan validitas data maka dilakukan dengan triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a.

  Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

  b.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

  c.

  Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai pendapat orang lain.

  d.

  Membangdingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong,2008:331).

  Dalam penelitian ini, peneliti mengecek keabsahan data dengan melakukan cek ricek dengan guru, wali murid, dan masyarakat sekitar.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.

  Tahap pra lapangan

1) Mengajukan judul penelitian.

  2) Menyusun proposal penelitian

  3) Konsultasi kepada pembimbing b.

  Tahap pekerjaan lapangan 1)

  Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2)

  Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian c.

  Tahap analisis data 1) Penemuan hal-hal penting dari data penelitian. 2) Pengecekan keabsahan data.

  d.

  Tahap penulisan laporan 1)

  Penulisan hasil penelitian 2)

  Konsultasi dengan dosen pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi.

  G.

  Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang berdiri sendiri-sendiri namun saling berhubungan antara satu bab dengan yang lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa sub bab yang saling berhubungan. Dengan demikian diharapkan terbentuk sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis.

  BAB I : PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan Skripsi.

  BAB II : KAJIAN TEORI Berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan landasan teori tentang peran kepala madrasah dan kompetensi guru. BAB III : HASIL PENELITIAN Berisi paparan data dan gambaran umum MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang dan hasil wawancara. BAB IV : ANALISIS DATA Berisi tentang pembahasan yang merupakan bagian yang menjelaskan temuan peneliti tentang peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015.

  BAB V : PENUTUP Menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dalam penelitian.

BAB II KAJIAN TEORI A. Peran Kepala Madrasah 1. Konsep Dasar Peran Kepala Madrasah Peran kepala madrasah sangat besar karena kepala sekolah merupakan pengambil kebijakan yang tertnggi dalam suatu madrasah.

  a.

  Kepala madrasah sebagai educator Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kepala madrasah harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik.

  1) Pembinaan mental

  Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak.

  2) Pembinaan moral

  Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruknya satu perbuatan, sikap dna kewajiban dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.

  3) Pembinaan fisik

  Membina tenaga kependidikan yang berkaitan dengan kondisi jasmani.

  4) Pembinaan artistic

  Yaitu membina tenaga kependidikan tentang kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.

  Upaya kepala madrasah yang berkaitan dengan perannya sebagai educator dalam meningkatkan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1) Mengikutsertakan guru dalam penataran

  2) Kepala madrasah menggerakkan tim evaluasi hassil belajar peserta didik.

  3) Mnggunakan waktu belajar secara efektif (Mulyasa, 2007:100).

  b.

  Kepala madrasah sebagai manajer Dalam rangka melakasanakan peran sebagai manajer, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kompetensinya, mngikuti kegiatan pengembangan profesi, melalui berbagai pendidikan dan latihan baik yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah.

  c.

  Kepala Madrasah sebagai Administrator Peran kepala madrasah sebagai administrator harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kerasipan dan mengelola administras keuangan (Mulyasa,2007:107).

  d.

  Kepala Madrasah sebagai Supervisor Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala madrasah melakukan kunjungan kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, media yang digunakan dan keterlibatan peserta didik (Mulyasa,2007:114).

  Setelah disupervisi dapat diketahui kelemahan dan keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingakat penguasaan kompetensi guru, selanjutanya diadakan pembinaan dan tindak lanjut shingga guru dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kompetensi yang telah dimiliki. e.

  Kepala Madrasah sebagai Leader Kepala madrasah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala madrasah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi (Mulyasa, 2007:115).

  f.

  Kepala Madrasah sebagai Inovator Dalam melaksanakan perang sebagai innovator, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan, dan mengembangkan model pembelajaran yang inovatif.

  g.

  Kepala Madrasah sebagai Motivator Sebagai motivator, kepala Madrasah harus dapat menyusun strategi yang tepat kepada tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan lingkungan kerja, disiplin, dorongan, penghargaan, penyediaan berbagai sumber belajar.

2. Syarat Menjadi Kepala Madrasah

  Kepala Madrasah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala Madrasah harus mepunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan- keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.

  Menjadi pemimpin itu harus memenuhi beberapa criteria sifat pemimpin, antara lain (Mulyasa ,2007:115) : a.

  Jujur, adil dan dapat dipercaya Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat jujur ini merupakan cerminan dari akhlak seseorang. Jika seseorang telah memiliki kejujuran maka sangat wajar bila orang tersebut dapat dipercaya, diberi amanat oleh banyak orang. Oleh karena itu, pemimpin yang baik menurut Nabi adalah pemimpin yang adil (imamun „akilun), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya (Ahmad Mubarok, 2003:12).

  b.

  Percaya diri Percaya diri merupakan aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan yang dimiliki serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan saat harapan tersebut tidak dapat tercapai mereka tetap berpikiran positif.

  c.

  Tanggung jawab dan berani mengambil resiko Seorang Kepala Madrasah berkewajiban memikul dan menanggung segala sesuatu dan segala akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja.

  d.

  Berjiwa besar dan sabar.

  Berjiwa besar berarti mampu membuka hati, pikiran dan diri untuk menerima kritik dan saran. Baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan pemikiran pribadi. Dapat menerima kekalahan dengan kesabaran dan ikhlas.

  e.

  Teladan Seorang kepala madrasah harus bisa menjadi teladan yang baik yang bisa dicontoh oleh semua anggota sekolah baik guru, karyawan, peserta didik, dan masyarakat.

  Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik antara lain sebagai berikut: a.

  Memiliki kesehatan jasmani rohani.

  Kepala madrasah harus mempunyai kesehatan jasmani dan rohani yang baik karena kesehatan jasmani dan rohani akan mempengaruhi kinerja dari kepala madrasah sebagai pemimpin sebuah organisasi.

  b.

  Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai.

  c.

  Bersemangat.

  d.

  Jujur .

  Seorang pemimpin hendaknya terbuka dan terus terang terhadap bawahannya sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

  Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al Maidah ayat 8:

                                

  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang- orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Quran dan Terjemahnya Departemen Agama RI: 203) e.

  Cakap dalam memberikan bimbingan dan menaruh kepercayaan.

  Kepala madrasah sebaiknya dapat memberikan bimbingan yang baik kepada seluruh anggota sekolah.

  f.

  Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan.

  g.

  Cerdas (Indrafachrudi, 2006:22) 3. Kepemimpinan dalam Islam

  Kepemimpinan dalam Islam secara umum tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya. Kepemimpinan Islami adalah sebuah kepemimpinan yang mempraktekkan nilai-nilai ajaran Islam, terlepas apakah pelakunya seorang pemimpin atau tidak (Muhadi Zainuddin, 2002:16).

  Dalam pandangan Islam, kepemimpinan sesungguhnya merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggotanya, tetapi juga dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Menjadi eorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah (dapat dipercaya), sebab ia akan diserahi tanggungjawab yang besar. Apabila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat amanah tentu akan terjadi penyalahgunaan jabatan dan wewenang. Itulah mengapa Nabi Muhammad SAW mengingatkan agar menjaga amanah kepemimpinan,

  Jadi kesimpulannya kepemimpinan dalam islam berarti sebuah amanah yang harus diemban dengan penuh tanggungjawab dan profesional, karena tidak hanya dipertanggungjawabkan dihadapan anggota yang dipimpin, tetapi juga dihadapan Allah SWT.

4. Kriteria Pemimpin yang Ideal Menurut Islam

  Muhadi Zainuddin dan Abdul Mustaqim menyebutkan kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam yaitu: a.

  Jujur dan Amanah Tanpa adanya sifat jujur dan amanah maka akan terjadi penyalahgunaan wewenang dan jabatan.

  b.

  Adil Apabila pemimpin tidak adil, maka akan terjadi kecemburuan di masyarakat yang dapat memacu konflik dan ketegangan sosial.

  Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat membawa anggotanya menjadi makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.

  c.

  Cerdas Pemimpin yang cerdas akan dapat mengambil inisiatif secara cermat, tepat dan cepat, ketika mengahdapi problem-problem yang ada dalam kepemimpinannya. d.

  Bijaksana dan Tanggung jawab Keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin harus benar-benar bijaksana dan dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun formal.

  e.

  Terbuka Sikap terbuka merupakan cerminan dari sifat tawadu‟ (rendah hati), tidak sombong. Pemimpin yang mempunyai sikap terbuka akan mau menerima kritikan dan saran dari orang lain.

  f.

  Ikhlas Berbuat dan beramal dengan ikhlas merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Sebab tanpa adanya keikhlasan, amal perbuatan yang telah dilakukan akan sia-sia di mata Allah SWT.

  B.

  Kompetensi Guru 1.

  Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut Kamus Umum Lengkap Indonesia , kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.

  Charles

  E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Asdiqoh,2013:24). Kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan ( Satori, 2012:22).

  Kompetensi merupakan perwujudan dari keterampilan hidup yang harus dikuasai oleh peserta didik (Isjoni,2008:82).

  Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian dan mengarahkan seseorang menemukan cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

  Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari sutu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (Mulyasa,2011:26).

  Kompetensi juga berarti seperangkat tindakan inteligen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakn tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu ( Abdul Majid, 2008: 5).

  Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Upaya apapun ynag dilakukan untuk menaikkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan hasil yang maksimal tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

  Guru adalah figure manusia dalam dunia pendidikan yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah satu unsur manusia dalam proses pendidikan yang bertugas sebagai pengajar dan pendidik (Syaiful Bahri Djamarah,2011:107).

  Dalam Undang-Undang Sikdiknas tahun 2003 pasal 40 ayat 2b disebutkan bahwa guru adalah pendidik yang profesional yang wajib memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan. Guru merupakan sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik, dan membimbing (Mujtahid,2009:33).

  Dari pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah yang mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan.

  Kompetensi Guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif (Asdiqah, 2013:24). Sedangkan kompetensi guru menurut Suprlan (2005:93) adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.

  Kompetesi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spititual yang secara kaffah membentuk standar kompetensi profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta ddidik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2011:26).

  Jadi kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara tepat dan efektif.

  Nana Sudhjana (Hamzah B. Uno, 2011:67) membagi kompetensi guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut: a.

  Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

  b.

  Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya. c.

  Kompetensi perilaku atau performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing,menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikassi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan meaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.

2. Macam -Macam Kompetensi Guru

  Secara umum guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki

  capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam

  bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudahnya ( Asdiqah,2013: 26)

  Adapun menurut Hamzah B. Uno (2011:69) macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: a.

  Kompetensi professional, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar. b.

  Kompetensi personal, artinya sikap kpribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek.

  c.

  Kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi sosial, baik dengan murid, sesame guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas.

  d.

  Kompetensi untuk pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai-nilai sosial dari material.

  Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, spiritual, yang secara kaffah membentuk kompetensi standar prrofesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme.

  Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 disebutkan bahwa guru yang berkualitas harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial. Namun seiring berjalannya waktu ada penambahan diantaranya kompetensi personal dan kompetensi spiritual.

  a.

  Kompetensi Pedagogik Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

  Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut (Mulyasa,2011:75) :

  1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

  2) Pemahaman terhadap peserta didik

  3) Pengembangan kurikulum/silabus

  4) Perencanaan pembelajaran

  5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

  6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

  7) Evaluasi hasil belajar

  8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

  Menurut PP RI No 19 tahun 2005, kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik sekurang-kurangnya meliputi: 1)

  Pengelolaan Proses Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar merupakan komonen penting di dalam pendidikan. Keberhasilan pembelajaran tergantung dari peran guru. Kemampuan guru yang mampu dalam mengelola pembelajaran akan mengahasilkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan sasarna yang akan dicapai.

  2) Pengembangan Kurikulum/Silabus

  Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, kompetensi untuk penialaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. 3)

  Pengembangan metode pembelajaran Seorang pendidik ditntut bisa cermat dalam memilih dan menentukan metode apa yang akan digunakan untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. 4)

  Pemanfaatan Teknologi Pembelajarn Guru dituntuk untuk mempunyai kompetensi dalam menggunakan teknologi pembelajaran, terutaa internet, agar guru dapat memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik. 5)

  Evaluasi hasil Belajar Evaluasi merupakan komponen pengajaran yang tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan. Evaluasi hasil belajar dilakukan kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, seta penilaian program.

  b.

  Kompetensi Kepribadian Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir b, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

  Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi kepribadian ini sangat penting dalam membentuk kpribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.

  Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru setidaknya sebagai berikut: 1)

  Kepribadian yang mantab, stabil, dan dewasa Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru harus memounyai kepribadian seperti : a) berkepribadian yang mantab. b) tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan profesionalitas guru. c) stabilitas dan kematangan emoi. c)

  2) Disiplin, Arif, dan Berwibawa

  Dalam kompetensi ini, kepribadian guru harus: a) Dapat member contoh disiplin. b) Dapat menciptakan siuasi yang menyenangkan. c) Dapat mengendalikan perilaku peserta didik kearah yang positif. d) mampu menggunakan alat pembelajaran secara tepat aktu dan sasaran. 3)

  Menjadi Teladan bagi Peserta Didik Dalam hal ini, guru akan menjadi sorotan dna teladan bagi peserta didik, maka guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1.

  Cara berpakaian.

  2. Cara berbicara.

  3. Hubungn antar manusia.

  4. Kebiasaan bekerja.

  5. Menunjukkan sikap yang baik dan tegas.

  6. Sikap yang menunjukkan semangat hidup.

  7. Dapat dipercaya. 4)