IPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEK OLA H T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (ST A IN ) SA LA TIG A J l S ta d io n 03 Telp. (0298) 323706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

  Website :

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 09 April 2008 Penulis,

  TR1YANT1NI TITIK NURLAILI N IM : 111 03 046 DEPARTEMEN A G A M A RI SEK OLA H T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (ST A IN ) SA LA TIG A

  J l S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 ,

  3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

  Website: Dra. Nur Hasanah, M.Pd Salatiga, 09 April 2008

  DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Saudari TRIYANTINI TITIK NURLAILI Kepada

  Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  A ssa la m u 'a la ik u m , wr, w b

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  NIM : 111 03 046 Progdi : Tarbiyah / PAI

  Judul : TIPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqo syahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  W a ssalam u 'alaiku m , wr, w b

  Salatiga, 09 April 2008 Pembimbing

  Dra. N ur Hasanah. M.Pd

  Triyantini Titik Nurlaili

  DEPARTEM EN A G A M A RI SEK O LA H T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STA IN ) SA LA TIG A

  J l S tadion 03 Telp. (0298) 3 2 3 706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

  Website :

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudara : TRIYANTINI TITIK NURLAILI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 046 yang berjudul : “TIPE KEPEMIMPINAN

  

KEPALA SEKOLAH PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA

GURU DI MTs NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008”. Telah

  dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 02 April 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 25 Rabiul Awal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  02 April 2008 M Salatiga, ------------------------------------------

  25 Rabiul Awal 1429 H Panitia Ujian

  

MOTTO

<B a ra n g s ia p a y a n g m e n g in g in k a n d u n ia , m a ^ g h e n d a k la h ia

6 e ri(m u , d a n 6 a ra n g s ia p a y a n g m e n g in g in k a n a k h ir a t , m a k g

te n d a f if a f i 6ertCmu. (D a n 6 a ra n g s ig p a m e n g in g in k a n k e d u a n y a ,

m a b g H e n d a k la h 6eriCmu.

  

( H . ^ T a r m i d i ib n u b fiib 6 a n )

  PERSEMBAHAN S krip si inipenuCis persem bahfan u n tu fa

  £ dan I6 u

1. (Bapa tercinta yang dengan seCuruf

pengor6anannya telah m engukir segala asa, cita dan harapan.

  

2. Suam iku tercinta yang selalu m em berifan m otivasi dan

terima fa sih a ta s semua pengor6anan yang di6erifan baih^ w a fa u , tenaga m aupun fifa r a n hingga terse lesai fa n n y a sfa ip si in i

  

3. A d ifa u (D ew i Cahyaning V ta m i dan M uham m ad

M u th o lib ) tersayang.

  

4. I6 u <Dra. N u r JLasanah, M .tP d yang m em 6erifan

6im6ingan dan pengarahan dengan penuh perhatian dan fasabaran.

  

5. Sahabat-sahabat f a dan tem an-tem anfa a n g fa ta n 2003

... yang yang tidah^m ungfan a f a sebut fa n sa tu persatu selalu m em bantu dan m em berifan m otivasi fapada penulis serta m engisi hari-hari indah fa .

  6. T em an-tem anfa (PPL dan T(XN-

7. (Dan buat semua yang telah m em bantufa hingga sfa ip si

in i tersusun.

  8. lupa buat fa u dot.com atas bantuan p en g etifa n sfa ip si in i

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

  Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  Oleh karena itu, tiada kata ataupun apa saja yang kami berikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, kecuali ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada :

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus medidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  3. Ibu Dra. N ur Hasanah, M.Pd selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

  4. Bapak Drs. Asroni, M.Ag selaku Kepala Sekolah MTs Negeri Salatiga.

  5. Teman-teman angkatan 2003 yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun demi terselesaikannya skripsi ini.

  6. Tak lupa kepada kru Dot.Com yang juga telah membantu dalam

  7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah beijasa dalam penulisan skripsi ini.

  Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.

  Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.

  Salatiga, 09 April 2008 Penulis

  Trivantini Titik Nurlaili

  N IM : 111 03 046

  DAFTAR ISI

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   C. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Etos

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  BA BI PENDAHULUAN

  A. L atar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi tidak terlepas dari peran serta dunia pendidikan. Pendidikan merupakan hal amat penting dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Pendidkan bukan hanya sedar mewariskan nilai dari generasi ke generasi. Akan tetapi diharapkan mampu mengubah dan mengembangkan pengetahuan. Pendidikan mempunyai tujuan tertentu dalam setiap pelaksanaanya. Untuk meraih tujuan pendidkan akan didpengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain organisasi, guru, siswa, serta kepala sekolah

  Kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural di sekolah, ia ditugaskan untuk mengelola sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Bahkan lebih dari itu studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah.

  Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir etos keija dan produktivitas yang tinggi dalam

  2 mencapai tujuan. Fungsi kepemimpinan ini amat penting sebab disamping sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan kontrol segala aktifitas guru (dalam rangka meningkatkan etos keija guru), staf dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan- persoalan yang timbul dilingkungan sekolah.

  Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan yang terbaik.

  Pengertian guru dalam pendidikan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengontrol dan mendidik siswa selama di sekolah. Bahkan, bisa dikatakan guru sebagai orang tua kedua. Oleh sebab itu, guru mempunyai tugas yang sangat penting.

  Pada dasarnya etos kerja guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri yaitu bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan yang diemban.

  Sedangkan faktor luar yang diprediksi berpengaruh terhadap etos kerja seorang guru yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah.

  Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran lanjutan tingkat pertama. Tinggi rendahnya mutu sekolah ditentukan oleh etos kerja serta keprofesionalan guru serta cara kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya disekolah. Salah satu cara untuk yang

  3 bisa ditempuh dalam meningkatkan mutu sekolah adalah meningkakan etos kerja guru di sekolah tersebut.

  Melihat MTs Negeri secara macro kepemimpinan kepala sekolah dan etos kerja guru serta prestasi belajar siswa sudah bagus. Dengan melihat realita yang demikian, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih jauh tentang “TIPE KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

  PENGARUHNYA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI MTs NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008”

  B. Penegasan Istilah

  1. Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah Tipe adalah pola, contoh dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.1 Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2

  Keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada kemampuannya untuk mempengaruhi itu. Dengan kata lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak- kehendak pemimpin itu.3

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengambangan bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 1993.

  2 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Pemimpin Abnormal itu?, Jakarta: Rajawali Pers, 1983, him. 49

  4 Kepala Sekolah merupakan seseorang yang memiliki jabatan fungsional sebagai guru yang kemudian diangkat untuk menduduki jabatan struktural sebagai Kepala Sekolah, dia merupakan pejabat yang ditugaskan untuk mengelola sekolah.

  Tipe kepemimpinan kepala sekolah adalah pola seseorang mengelola sekolah dalam mempengaruhi, membujuk, agar melakukan tindakan pencapain tujuan bersama di lingkungan sekolah.

  2. Etos kerja Guru Etos berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai sesuatu yang diyakini, lama berbuat, sikap berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai kerja.4

  Adapun arti kata kerja adalah segala kemampuan dan kesungguhan yang dikerahkan manusia, baik jasmani maupun akal pikiran, untuk mengolah kekayaan alam ini bagi kepentingannya

  Pengertian guru dalam pendidikan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengontrol dan mendidik siswa selama di sekolah. Bahkan, bisa dikatakan guru sebagai orang tua kedua. Oleh sebab itu, guru mempunyai tugas yang sangat penting.

  Etos kerja guru merupakan pandangan sikap yang dimiliki oleh guru yang profesional dalam pekeijaanya sebagai pendidik, sehinngga menimbulkan suasana di lingkungan sekolah yang kondusif dalam mencapai tujuan pendidikan.

  5 Adapun indikator model atau tipe kepemimpinan dalam hal ini adalah sikap kerja pemimpin. Selanjutnya menurut Sondang P. Siagaan membagi tipe kepemimpinan sebagai berikut:

  1. Tipe otokrasi

  2. Tipe militeristik

  3. Tipe paternalistik

  4. Tipe kharismatik

  5. Tipe demokratis

  6. Tipe kepemimpinan Laissez-Faire4

   5 Namun dalam skripsi ini penulis membatasi tipe kepemimpinan

  menjadi tiga tipe, yaitu: tipe otokrasi, tipe demokratis dan tipe kepemimpinan

  Laissez-Faire , dengan alas an karena tiga tipe kepemimpinan di atas yang umum dipakai dalam dunia pendidikan.

  Yang dimaksud dengan etos keija guru adalah sikap mengajar guru. Guru yang professional akan bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan pendidikan pada umumnya.

  Adapun indikator dari etos kerja guru itu adalah: a. Memiliki jiwa kepemimpinan.

  b. Semangat untuk bekeija tinggi.

  c. Menghargai waktu

4 Musa Asy’arie. Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta: LesH, 1997. Him. 33-34.

  6 d. Menyelesaikan tugas yang baik sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran secara operasional e. Tanggung jawab yang tinggi dalam pelaksanaan tugas.

  f. Disiplin keija

  g. Kemampuan pengembangan kepribadian dan profesionalisme kependidikan.

  h. Pemahaman terhadap peserta didik. i. Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan.6

  Kepala Sekolah sebagai faktor eksternal yang mempunyai peran dalam pembentukan kondisi terbentuknya beberapa indikator di atas .

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah model kepemimpinan kepala sekolah di MTs Negeri Salatiga.

  2. Bagaimana etos kerja guru di MTs Negeri Salatiga.

  3. Adakah pengaruh antara model kepemimpinan kepala sekolah terhadap etos kerja guru di MTs Negeri Salatiga.

  D. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut:

  7

  1. Mengetahui model kepemimpinan kepala sekolah di MTs Negeri Salatiga.

  2. Mengetahui etos kerja Guru di MTs Negeri Salatiga.

  3. Mengetahui pengaruh antara model kepemimpinan kepala sekolah terhadap etos keija guru di MTs Negeri Salatiga.

  E. M anfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:

  1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan, mengenai model kepemimpinan kepala sekolah kaitannya dengan etos kerja guru.

  2. Secara Praktis Secara praktis hasil penelitian ini sebagai bahan masukan, terutama bagi kepala sekolah dan guru di MTs Negeri Salatiga, mengenai hubungan antara model kepemimpinan kepala sekolah pengaruhnya terhadap etos keija guru. Sehingga kepemimpinan kepala sekolah sangat berdampak positif dalam meningkatkan kinerja guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.

  6 Toto Tasmara, mebudayakan etos kerja islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002. him.

  8 F. Metode Penelitian

  Untuk mendapatkan data dari lapangan penelitian, maka penulis menggunakan berbagai metode ilmiah. Adapun metodenya adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong mendefinisikan bahwa penelitan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7

  Karena langsung mencari data di lapangan. Tempat yang dijadikan penelitian yaitu di MTs Negeri Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian non hipotesis. Alasan digunakan pendekatan kualitatif adalah penelitian kualitatif memulai dari fakta yang empiris / induktif sehingga penelitian terjun langsung ke lapangan menemukan data secara alami, mencatat, menganalisa, menafsirkan, melaporkan dan menarik kesimpulan. Metode induktif adalah suatu pembahasan yang berpangkal dari peristiwa atau keadaan yang khusus, kemudian ditarik suatu generalisasi yang bersifat umum.8 Metode ini merupakan proses mengorganisasikan fakta atau hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu rangkaian atau hubungan.

7 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta 2003, him. 36

  9

  2. Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti melakukan penelitian di MTs Negeri Salatiga pada bulan Januari - Maret 2008.

  3. Sumber Data (Informan) Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa informasi hasil observasi dan jawaban responden yaitu Kepala Madrasah, Guru,

  Karyawan dan Siswa di MTs Negeri Salatiga. Disamping itu pencermatan terhadap dokumen-dokumen yang terpilih dan akurat sebagai pendukung keabsahan data.

  4. Jenis Sumber Data Dalam penentuan sumber data ini terdapat dua buah data yang terkumpul oleh penulis antara lain :

  1) Data Primer, yaitu sumber utama yang dijadikan bahan penelitian dalam penulisan skripsi ini dan karena skripsi ini merupakan penelitian lapangan, maka yang menjadi sumber utama adalah hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

  Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa di MTs Negeri Salatiga sebagai objek penelitian. Sementara observasi dan dokumentasi juga diperoleh di MTs Negeri Salatiga.

  2) Data Sekunder, yaitu data yang mendukung dan melengkapi data primer.9 Data sekunder ini akan diperoleh dari buku-buku, jurnal dan karya ilmiah lain yang isinya dapat melengkapi data penelitian

  10 yang penulis teliti, dan sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsi.

  5. Teknik Pengumpulan Data 1) Metode Observasi

  Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki, yang dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung.9

  10 Objek yang akan di observasi dalam penelitian ini adalah seluruh rangkaian aktifitas Kepala Sekolah, guru, karyawan dan siswa MTs Negeri Salatiga, yang ada hubungannya dengan Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos Kerja Guru. 2) Metode Wawancara atau Interview

  Metode wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada satu masalah tertentu. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara langsung interaktif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang tipe kepemimpinan Kepala Sekolah dan etos kerja guru di MTs Negeri Salatiga.

  Panduan wawancara berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan : (a) Kepala Madrasah, yang berisikan pertanyaan mengenai tipe kepemimpinan dan etos kerja guru, (b) Guru, yang berisikan 9 Winamo Surachmad, Dasar-dasar Teknik Research, CV Tarsindo, Bandung, 1992, him.

  144

  11 pertanyaan tipe kepemimpinan kepala sekolah kaitannya dengan etos kerja guru di MTs Negeri Salatiga, (c) Siswa dan Karyawan, yang berisikan tentang tanggapan mengenai Tipe Kepemimpinan dan Etos Kerja Guru.

  3) Metode Dokumentasi Motode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau Variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah dan mempelancar pengumpulan data, sekaligus digunakan sebagai metode pelengkap dari berbagai sumber metode yang digunakan.

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi mengenai data-data yang berhubungan dengan tipe kepemimpinan kepala sekolah dan etos kerja guru. Dalam hal ini penulis memperoleh data dari Waka Kurikulum yang berupa Foto-foto kegiatan, profil, notulensi rapat, daftar hadir rapat dan daftar hadir Kepala Sekolah guru serta karyawan.

  4) Teknik Analisis Data Setelah semua data terkumpul maka langkah berikutnya adalah pengolahan data. Menurut Moleong yang mengutip pendapata Patton bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur

  12 urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan situasi data. Miles menganjurkan untuk menggunakan langkah- langkah menganalisa data yaitu:

  a) Reduksi data Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal pokok yang berhubungan dengan tipe kepemimpinan Kepala Sekolah dan etos kerja Guru di MTs Negeri Salatiga.

  Rangkuman catatan-catatan lapangan kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih luas serta mempermudah pelacakan kembali apabila data diperlukan.

  b) Display Data Display data berguna untuk gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik bentuk matrik maupun pengkodean. Dari hasil reduksi data display data, selanjutnya peneliti dapat menarik suatu kesimpulan dan memverifikasi sehingga data menjadi bermakna.

  c) Pengambilan kesimpulan dan verifikasi Untuk menetapkan kesimpulan lebih grounded (beralasan) dan tidak lagi bersifat tentative (coba-coba) maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan member check, triangulasi, dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi atau

  13 kebermaknaan hasil penelitian. Data-data sejenis dikumpulkan dari sumber yang berbeda dan juga metode yang berbeda.11

  £ . Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam menelaah dan memahami penulisan skripsi ini penulis menyusun dengan sistematika pembagiannya sebagai berikut: Untuk mempermudah dalam menelaah dan memahami penulisan skripsi ini penulis menyusun dengan sistematika pembagiannya sebagai berikut:

  Sebelum memasuki bab-bab terlebih dahulu disajikan halaman judul.

  Bab I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi peneltian, sistematikan penulisan skripsi.

  Bab II, LANDASAN TEORI yang terdiri dari dua bagian, pertama mengenai kepemimpinan Kepala Sekolah yang memuat pengertian kepemimpinan Kepala Sekolah yang memuat tentang pengertian kepemimpinan dalam pendidikan, tipe-tipe kepemimpinan, syarat-syarat kepemimpinan, fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah. Kedua, membahas tentang etos kerja guru yang meliputi tentang pengertian etos kerja, karakteristik guru, peran guru dalam proses belajar mengajar dan faktor- faktor yang mempengaruhi etos keija guru.

  Bab III, HASIL PENELITIAN, laporan hasil penelitian yang terdiri dari tiga bagian, pertama : mengenai kondisi umum Madrasah Tsanawiyah Negeri Salatiga tentang letak geografis, sejarah singkat, keadaan sarana dan prasrana, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, kurikulum dan pengembangan program pendidikan. Kedua : laporan hasil penelitian yang berisi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru di MTs Negeri Salatiga yang mencakup kepemimpinan kepala sekolah, peran kepemimpinan kepala sekolah dan program kepala sekolah.

  Bab IV, ANALISIS DATA yakni analisis data yang berisikan tentang kepemimpinan Kepala Sekolah, etos kerja guru dan tentang kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan etos kerja guru di Madrasah Tsanawiyah Salatiga.

  Bab V, PENUTUP. Bab terakhir pada bagian skripsi ini yaitu berupa penutup meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Sedang bagian akhir skripsi ini berisi tentang lampiran-lampiran yang mendukung isi dari skripsi, kemudian daftar pustaka dan daftar tabel.

  BAB II LAND ASAN T E O R I A. K epem im pinan K epala Sekolah

  1. Pengertian Kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin. Bahasa Inggris pemimpin adalah leadership yang berati kepemimpinan, dari kata dasar leader berarti pemimpin dan akar katanya to lead yang terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan: bergerak lebih awal, beijalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu mempelopori, mengarahkan pikiran-pendapat-orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.1

  Secara etimologi menurut Inu Kencana Syafiie, kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut: a. Berasal dari kata “pimpin” (dalam Bahasa Inggris lead) berarti bimbing atau tuntun. Dengan demikian di dalamnya ada dua fihak yaitu yang dipimpin (umat) dan yang memimpin (imam).

  b. Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (dalam bahasa Inggris

  leader ) berarti orang yang mempengaruhi orang lain melalui proses

1 A.M. Mangunhardjana, SJ., Kepemimpinan, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2004, cet. 20., him. 11.

  16 kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak untuk mencapai tujuan tertentu.

  c. Apabila ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Antara pemimpin dengan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pimpinan (kepala) cenderung lebih sentralistis, sedangkan pemimpin lebih demokratis.

  d. Setelah dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (dalam bahasa Inggris leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok.2

  Dengan demikian Kepala Sekolah dapat didefinisikan sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

  Kepala Sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas tambahan

  i

  sebagai Kepala Sekolah. Guru merupakan jabatan fungsional karena fungsinya sebagai tenaga pengajar di sebuah sekolah, sedangkan Kepala

2 Inu Kencana Syafiie, Al-Q ur 'an dan Ilmu Administrasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, him.

  71-72.

  Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, him. 145.

  17 Sekolah merupakan jabatan struktural karena dari segi struktural organisasi, dia menduduki posisi tertinggi. Dari uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa Kepala Sekolah adalah orang yang memiliki jabatan fungsional sebagai guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural sebagai Kepala

  Sekolah dan diserahi tugas untuk memimpin dan mengelola sekolah. Sekolah tersebut diselenggarakan proses pendidikan atau proses belajar mengajar.

  Dengan demikian, kepemimpinan kepala Sekolah merupakan kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain (guru, karyawan dan siswa), agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama biasanya dipilih dan diangkat oleh orang-orang yang ada di lingkungan sekolah untuk kemudian dikukuhkan menjadi kepala dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh badan yang lebih tinggi. Kepala Sekolah merupakan jabatan yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa didasarkan atas kualifikasi-kualifikasi tertentu.

  Dari pengertian-pengertian etimologis di atas dapat kita simpulkan; kepemimpinan Kepala Sekolah adalah proses mempengaruhi serta membujuk guru dan karyawan agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, oleh seseorang yang di angkat melalui proses seleksi, di mana proses tersebut berdasarkan atas prosedur dan peraturan yang berlaku, yang telah dirancang dan ditentukan oleh sebuah badan yang berwenang.

  18

  2. Tipe-Tipe Kepemimpinan Kepemimpinan pada hakekatnya adalah proses mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oleh tipe atau perilaku pemimpin masing-masing. Yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan ialah pola perilaku yang ditampilkan oleh seorang pemimpin, pada saat pemimpin itu mencoba untuk mempengaruhi orang lain, sepanjang diamati orang lain4 5 Tipe-tipe kepemimpinan diklasifikasikan berdasarkan gaya kepemimpinan yang digunakan pemimpin dalam aktivitas kepemimpinannya.

  Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, ketiga pola dasar dalam kepemimpinan tersebut adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi dan Martini Hadari berikut i n i :

  a. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan tugas secara efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara maksimal {task

  orientation).

  b. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan hubungan keija sama {relationship orientation).

  c. Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok atau organisasi {Effectiveness

  Orientation )^.

  4 Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, hlm.99

  5 Hadari Nawawi dan Martini Hadari, op.cit., hlm.83-8

  19 Selanjutnya dari kombinasi ketiga pola dasar gaya kepemimpinan tersebut, mengantarkan kepemimpinan dikategorikan menjadi beberapa tipe pokok kepemimpinan, yaitu:

  a. Tipe Kepemimpinan Otokratis atau Otoriter Dalam tipe kepemimpinan ini, kepemimpinan didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak otoriter dalam hubungan antara pemimpin dengan pihak bawahan. Pemimpin di sini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekeijaan, pemimpin melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekeijaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi di mana disiplin adalah faktor yang terpenting6.

  Pemimpin, dalam tipe ini merupakan orang yang paling berkuasa dalam arti segala proses pengambilan keputusan dan pengembangan struktur organisasi dipegang dan dikendalikannya, sehingga bawahan hanya memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi. Tipe ini dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  a) Kepemimpinan lebih mewarnai interaksi daripada sifat kekeluargaan.

6 Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, Cet. II, him. 62

  20 b) Kurang mau menerima kritik dan kurang mau menerima pendapat anggotanya.

  c) Ada suasana kepatuhan semu dari para anggotanya, karena rasa takut pada pemimpin.

  d) Dalam memberikan peerintah bersifat mendesak.

  e) Lebih banyak menyalahkan dari pada membimbing.7

  b. Tipe kepemimpinan Laissez Faire (kendali bebas) Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktifitas mereka. Ia tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya, maka partisipasi tersebut tidak berarti. Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratis dimana disini pemimpin hanya berfungsi sebagai penasehat bukan pemegang kekuasaan tunggal.8

  Pemimpin tipe ini bekerja tanpa rencana, suatu rencana akan mengekang keberhasilan guru. Bimbinganpun tidak diberikan kepada mereka, karena ia membiarkan guru-guru bekerja sesuka hatinya, pekeijaan mereka tentu tidak teratur, pekerjaan secara keseluruhan di sekolah itu umumnya tidak teratur dan kacau.

  Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Pemimpin kedudukunya sebagai symbol karena

  7 Drs. Harbangan Siagian M.Pd, Manajemen Suatu Pengantar, Semarang: satya wacana, 1993,him: 134

8 Winardi, op.cit., him. 64.

  21 dalam realitas pimpinanya dilakukan dengan memberikan kebebasan sepenuhnya pada orang yang di pimpinnya untuk berbuat dan mengambil keputusan9

  c. Tipe kepemimpinan demokratis Kepemimpinan demokratis menetapkan kebijaksanaan berupa keputusan penting yang disesuaikan dengan kebutuhan, oleh karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan diputuskan bersama-sama oleh pemimpin dan anggotanya10 1 .

  1 Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. As-Syuura ayat 38:

  Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan bermusyawarah antar mereka, dan menafkahkan sebagian dari rezeki ya n g kami berikan kepadamu (Q.S. Syu ’araa ’ : 3 8 )"

  Pemimpin demokratis menempatkan bawahan sebagai subjek yang sama seperti dirinya yang memiliki hak berpendapat dan memberikan inisiatif demi kemajuan organisasi. Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan dengan seluas-luasnya sesuai dengan kecakapan atau

  9 Drs.Ngalira Purwanto.hlm: 48

  10 U. Husna Asmara, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985, him. 38

  11 Departemen Agama RI, A l-Q ur’an dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra, 1989, him .

  789

  22 kemampuan personel untuk mengembannya. Pimpinan mempercayakan personelnya dengan pengontrolan kearah pembinaan anggotanya.

  Penghargaan diberikan atas dasar kenyataan yang objektif.12 Pemimpin yang bertipe Demokrasi menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota- anggota kelompoknya bukan sebagai majikan terhadap bawahanya, melainkan sebagai saudara-saudaranya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimukir anggota-anggotanya untuk bekeija secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama.

  Secara ringkas tipe ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Pemimpin akrab dengan anggotanya.

  b) Suasana musyawarah lebih mewarnai bentuk anggotanya.

  c) Banyak memberikan dorongan dan bimbingan kepada anggotanya untuk maju.

  d) Ada keijasama yang menonjol diantara pengikutnya.

  e) Saran dan pendapat para anggotanya selalu menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

  d. Tipe Militeristik.

  Tipe militeristik yaitu tipe kepemimpinan yang mengutamakan komando kepatuhan dan disiplin.Tipe ini mempunyai ciri-ciri sebagai

12 U. Husna Asmara, op. cit., him. 39

  23 berikut:

  a) Lebih banyak menggunakan sistem perintah dan komando terhadap bawahanya, keras dan kurang bijaksana.

  b) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahanya.

  c) Sangat menyenangi formalitas, dan tanda-tanda kebesaran yang berlebih-lebihan.

  d) Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahanya.

  e) Komunikasi hanya berlangsung searah saja.

  f) Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahanya.13 Tipe kepemimpinan ini kalau diterapkan pada kepemimpinan sekolah, alur pembelajaran searah. Guru menjadi sumber utama dalam pembelajaran,

  e. Tipe Patemalistik Yaitu kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain:

  a) Dia menganggap bawah hanya sebagai manusia yang tidak atau belum dewasa.

  b) Bersifat terlalu melindungi.

  c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahanya untuk mengambil kesempatan sendiri.

13 Drs. Harbangan Siagian M.Pd, Ibid , hal 134.

  24 d) Tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahanya untuk berinisiatif, mengembangkan imajinasi dan daya kreatifitas mereka sendiri.14 Tipe kepemimpinan patemalistik secara garis besarnya hampir sama dengan kepemimpinan otokrasi, yaitu tidak percaya sepenuhnya terhadap bawahanya.

  f. Tipe Kharismatik Pemimpin kharismatik ini mempunyai kemampuan-kemampuan yang super human yang diperolehnya sebagai karunia-Nya, dia memiliki inspirasi, keberanian dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri.15

  Dan kepemimpinan kharismatik ini memilikin kekuasaan energi, daya tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia memiliki banyak pengikut. Pemimpin dianggap mempunyai kekuatan ghaib (Supernatural Pew aris).

  Dan pemimpin Kharismatik pada hakeketnya sulit ditentukan kriteria atau ciri khasnya. Tetapi yang jelas kepemimpinan ini kurang sesuai bila diterapkan pada bidang pendidikan. Karena kepemimpinan ini semestinya digunakan pada sistem pemerintahan atau lembaga-lembaga tertentu. Disamping itu tipe ini sulit ditemukan tokoh-tokohnya.

  

14 Kartono kartini, Pemimpin & Kepemimpinan Manajem.n, cv Rajawali,Jakarta him: 51-52

  15 Ibid him: 51

  25 Dalam penelitian ini penulis tidak membuat strata antara satu tipe kepemimpinan di atas dengan tipe kepemimpinan yang lain. Penulis menganggap semua tipe kepemimpinan sama. Setiap tipe kepemimpinan tidak ada yang paling baik, tetapi ada kelemahan dan kelebihannya dari masing- masing tipe.

  Penulis membatasi tiga kepemimpinan tersebut dengan alasan yang penulis ungkapkan pada masing-masing pembahasan dari setiap tipe kepemimpinan. Jadi batasan yang kami ambil adalah Tipe Kepemimpinan yang ada dalam dunia pendidikan di sekolah dan bisa mempengaruhi terhadap proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan.

  Dari tiga tipe yang penulis gunakan dalam penelitian ini semata-mata adalah untuk memudahkan dan meringkas dari berbagai tipe kepemimpinan yang ada, karena berbagai persamaan dalam tipe-tipe kepemimpinan sedikit banyak telah terwakili oleh tiga macam tipe tersebut. Selain itu juga untuk memudahkan dalam menganalisis hasil penelitian.

  3. Syarat-syarat Menjadi Pemimpin Dalam pembahasan kepemimpinan mau tidak mau harus menyangkut terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang untuk bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada

  26 pencapaian tujuan. Bahkan kepemimpinan juga dapat dikatakan suatu seni yang memerlukan keterampilan, profesionalisme, dan cita rasa pemimpin yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Jadi seorang pemimpin harus memiliki kelebihan-kelebihan terhadap apa yang diembannya, sehingga berjalan dengan sukses seperti yang diharapkan.

  Menurut Hendiyat Soetopo, syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin yang baik antara lain sebagai berikut: a. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani

  b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai

  c. Bersemangat tinggi

  d. Cakap didalam memberikan bimbingan atau supervise

  e. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan

  f. Jujur

  g. Cerdas, cakap dalam hal menaruh kepercayaan.16 Pemimpin pendidikan dituntut harus memiliki dua syarat pokok yaitu: syarat pribadi (personal) dan syarat profesional, a. Syarat pribadi (personal)

  Seorang pemimpin pendidikan yang sukses haruslah memiliki sifat-sifat yang menjadi bagian dari pada pribadinya yang perlu mendapat perhatian antara lain:

  16 Hendiyat Soetopo dan Waty Soemanto,, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, ttt., Bina Aksara, 1984, him. him. 1-2

  27 1) Rendah hati dan sederhana. Seorang pemimpin pendidikan hendaknya jangan mempunyai sikap atau merasa harga diri lebih.

  2) Bersifat suka menolong. Pemimpin pendidikan hendaknya sikap sedia untuk membantu anggota-anggotanya tanpa paksaan.

  3) Sabar dan memiliki kestabilan emosi. Seorang pemimpin jangan mudah kecewa dalam menghadapi kegagalan atau kesukaran, sebaliknya jangan cepat banga dan sombong bila berhasil. 4) Percaya pada diri sendiri. Seorang pemimpin pendidikan hendaknya menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada anggota-anggotanya, percaya bahwa mereka dapat melaksanakan tugas masing-masing. 5) Jujur, adil dan dapat di percaya. Seorang pemimpin pendidikan harus patuh pada diri sendiri atau tepat janji hati-hati dalam mengambil keputusan, teliti dalam melaksakannya, berani dan kekurangan sendiri.17 b. Syarat profesional

  Yang dimaksud dengan syarat-syarat profesional ialah sejumlah kemampuan khusus atau keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin pendidikan agar ia dapat disebut pemimpin pendidikan profesional. Yang dimaksud pemimpin pendidikan di sini adalah kepala sekolah.

17 Ibid, him 42-44

  28 Kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan adalah :

  1) Pemimpin harus paham akan teori-teori pendidikan dan falsafah pendidikan.

  2) Pemimpin harus terampil dalam proses penyelenggaraan administarasi dan supervisi pendidikan.

  3) Pemimpin harus paham program pengajaran, kurikulum, sistem pengajaran dan metode mengajar.

  4) Paham akan fungsi dan peranan pendidikan dalam perubahan masyarakat.

  4. Tugas dan Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Adapun yang menjadi tugas-tugas pokok Kepala Sekolah mencakup tujuh bidang, yaitu:

  1) Bidang akademik yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di dalam dan di luar sekolah, seperti: a) Menyusun program catur wulan atau semesteran dan program tahunan, terutama juga pembagian tugas mengajar b) Menyusun jadwal pelajaran setiap tahun

  c) Mengatur pelaksanaan penyusunan model satuan pelajaran dan pembagian waktu yang digunakan 2) Bidang ketatausahaan dan keuangan sekolah, meliputi:

  a) Menyelenggarakan surat menyurat

  29 b) Mengatur penerimaan keuangan

  c) Mengelola penggunaan keuangan dan mempertanggungjawabkan keuangan 3) Bidang kesiswaaan, meliputi:

  a) Mengatur penerimaan murid berdasarkan peraturan penerimaan murid baru b) Mengatur program bimbingan dan penyuluhan

  c) Mencatat kehadiran dan ketidakhadiran guru/murid 4) Bidang personalia, meliputi:

  a) Menginventarisasi personalia

  b) Mengusulkan formasi guru dan merencanakan pembagian tugas- tugas guru, termasuk menghitung beban keija guru.

  c) Mengusulkan pengangkatan, kenaikan pangkat, perpindahan guru dan administrasi kepegawaian lainnya 5) Bidang gedung dan perlengkapan sekolah, meliputi:

  a) Mengatur pemeliharaan kebersihan gedung dan keindahan halaman sekolah.

  b) Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan sekolah.