Pengaruh pemberian l arginin terhadap perbaikan kerusakan endothel arteri koroner pada jantung mencit (mus musculus) model preklampsia - UNS Institutional Repository

  

PENGARUH PEMBERIAN L-ARGININ TERHADAP PERBAIKAN

KERUSAKAN ENDOTEL ARTERI KORONER PADA JANTUNG MENCIT

(Mus Musculus) MODEL PREEKLAMPSIA

  

TESIS

  Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri Dan Ginekologi

  

Disusun Oleh :

ALIP SUDARMONO

NIM: S 581402001

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

  

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2017

  PENGARUH PEMBERIAN L-ARGININ TERHADAP PERBAIKAN KERUSAKAN ENDOTEL ARTERI KORONER PADA JANTUNG MENCIT (Mus Musculus) MODEL PREEKLAMPSIA TESIS

  Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri Dan Ginekologi

  Disusun oleh:

  ALIP SUDARMONO NIM: S 581402001

  Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing Komisi Nama TandaTangan Tanggal Pembimbing Pembimbing I Dr. Sri Sulistyowati, dr, SpOG (K) ..…………22 Agustus 2017

  NIP . 19620822 1989 12 2001 Pembimbing II Dr. Supriyadi H.R, dr, SpOG (K)

  ……….......22 Agustus 2017 NIP . 19610309 1988 02 1001

  Mengetahui Ketua Program Studi Obgin

  FK UNS Dr. Sri Sulistyowati, dr, SpOG (K)

  NIP. 19620822 1989 12 2001

  

PENGARUH PEMBERIAN L-ARGININ TERHADAP PERBAIKAN

KERUSAKAN ENDOTEL ARTERI KORONER PADA JANTUNG MENCIT

(Mus Musculus) MODEL PREEKLAMPSIA

  Disusun oleh:

  

ALIP SUDARMONO

NIM: S 581402001

  Telah Disetujui oleh Tim Penguji Pada hari : Selasa Tanggal : 22 Agustus 2017

  Jabatan Nama TandaTangan Ketua 1. Dr. Sri Sulistyowati, dr, SpOG (K) ................ NIP. 19620822 1989 12 2001 Anggota 2. Dr. Supriyadi Hari Respati, dr, SpOG (K) ................ NIP. 19610309 1988 02 1001 3. M Adrianes Bachnas, dr, SpOG (K) ................

  NIP. 19810829 2011 01 1002 4. Dr. Uki Retno Budhiastuti, dr, SpOG (K) ................

  NIP. 19690927 2015 03 2001 Mengetahui

  Ketua Program Studi OBGIN FK UNS

  Dr. Sri Sulistyowati, dr, SpOG (K) NIP. 19620822 1989 12 2001

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

  Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa : Tesis saya yang berjudul :

   PENGARUH PEMBERIAN L-ARGININ

TERHADAP PERBAIKAN KERUSAKAN ENDOTEL ARTERI KORONER

PADA JANTUNG MENCIT (Mus Musculus)

  MODEL PREEKLAMPSIA “ ini

  adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang undangan (Permendiknas Nomer 17 tahun 2010)

  Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

  Surakarta, Agustus 2017 Mahasiswa

  ALIP SUDARMONO NIM: S 581402001

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum wr.wb Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Program Studi Dokter Spesialis I di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul

  

PENGARUH PEMBERIAN L-ARGININ TERHADAP PERBAIKAN

KERUSAKAN ENDOTEL PADA JANTUNG MENCIT (Mus Musculus)

MODEL PREEKLAMPSIA “ Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan

  yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Dr. Sri Sulistyowati, dr., SpOG(K) sebagai pembimbing I yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran dalam proses penyelesaian tesis ini.

  Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada Dr. Supriyadi H R, dr., SpOG(K) sebagai pembimbing

  II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan, dan saran dalam proses penyelesaian tesis ini.

  Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga saya haturkan kepada M. Adrianes Bachnas, dr., Sp.OG (K), Erik Edwin,

  

dr., SpOG(K) dan Wisnu Prabowo, dr., SpOG(K) atas bimbingan dan saran

dalam proses penyelesaian tesis ini.

  Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada tim penguji yang telah berkenan memberikan waktu dan tenaga dalam proses penyelesaian tesis ini.

  Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat yang setinggi- tingginya kepada:

  1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.Si, sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  bagai Dekan Fakultas Kedokteran 2.

  Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  3. Endang Agustinar,dr., M.Kes, sebagai direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta 4.

  Dr. Supriyadi Hari Respati, dr., SpOG(K), sebagai Kepala Bagian SMF Obgin Fakultas Kedoktern Sebelas Maret Surakarta.

  5. Dr. Sri Sulistyowati, dr., SpOG(K), sebagai KPS SMF Obgin Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  6. M Adrianes Bachnas, dr., SpOG(K), sebagai SPS SMF Obgin Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai penguji.

  7. Dr. Uki Retno Budhiastuti, dr., SpOG(K), sebagai penguji.

  8. Seluruh Staff PPDS I Bagian Obgin Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Prof. Dr. KRMT. Tedjo D.O, dr., Sp.OG (K).,

  Dr. Supriyadi Hari R, dr., Sp.OG (K)., Dr. Sri Sulistyowati, dr., Sp.OG (K)., Dr. Soetrisno, dr., Sp.OG (K)., Dr. Abkar Raden, dr., Sp.OG (K)., Tribudi, dr., Sp.OG (K)., Rustam Sunaryo, dr., Sp.OG (K)., Wuryatno, dr., Sp.OG (K)., Glondong Suprapto, dr., Sp.OG (K)., A. Laqief, dr., Sp.OG (K)., Eriana Melinawati, dr., Sp.OG (K)., Heru Priyanto, dr., Sp.OG (K)., Hermawan U, dr., Sp.OG (K)., Teguh Prakosa, dr., Sp.OG (K)., M Adrianes Bachnas, dr., Sp.OG (K)., Dr. Uki Retno B, dr. Sp.OG (K)., Darto, dr., Sp.OG (K)., Wisnu Prabowo, dr., Sp.OG(K)., Affi Angelia R, dr., Sp.OG(K).Mkes., Erik Edwin, dr.,

  Sp.OG(K)., Asih Anggraeni, dr., SpOG., Nutria WPA, dr. Sp.OG., MKes, Yudhistiya Ngudi Insan, dr. Sp.OG., Hafi Nurinasari, dr. Sp.OG.

  9. Kelompok tesis L-arginin Ariyawan riyadi, dr. Sp.OG., MKes, Anwar

  sandi wibowo, dr. Sp.OG., MKes, Bambang arinekso, dr. Sp.OG, MKes., Nengah budiarta, dr. Sp.OG, MKes., Robert Ridwan, dr. Sp.OG., Yasir Avisena, dr., 10.

  Semua rekan residen PPDS I Obgin Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, teman dan sahabat terbaik yang banyak membantu dan memberi dorongan pada proses penyelesaian tesis ini.

  11. Ayahanda Bp.Tugiman Sastro Miharjo dan ibunda Ibu Sartini atas cinta dan kasih sayangnya yang tulus serta kesabaran dalam membesarkan saya, mengasuh dan membimbing saya dengan iman dan taqwa serta doa, dorongan dan semangat dalam pembuatan tesis ini.

  12. Istri tersayang Indra Wiji Sari Dewi, dr serta anak-anakku tersayang Mallory Alindra Al Zahsy dan Mahesha Alindra Al Yusuf yang selalu memberikan semangat, senyuman, motivasi dan selalu senantiasa memberikan dukungan selama residensi serta terselesainya pembuatan tesis ini.

  13. Keluarga besar (Alm) Bp. Suradi dan Ibu Endang Rukiati atas dorongan dan semangat dalam pembuatan tesis ini.

  14. Adekku tersayang Bayu Winoto, dr, Kukuh Vivian Aditama, ST, Probowati, ST, Mgt, M.projt atas dorongan dan semangat.

  Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, dan semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan karuniaNya kepada kita semua. Wasalamualaikum Wr. Wb.

  Alip Sudarmono

  

PENGARUH PEMBERIAN L-ARGININ TERHADAP PERBAIKAN KERUSAKAN

ENDOTEL ARTERI KORONER PADA JANTUNG MENCIT (Mus Musculus)

MODEL PREEKLAMPSIA

The Influence of L

  • –Arginine Improvement on Endothelial Damage Coroner Artery in

  

Heart Mice (Mus musculus) Preeclampsia Model

Alip Sudarmono

Obstetric and Gynaecology Department, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

  

ABSTRAK

Pendahuluan : Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan

mortalitas pada ibu dan janin. Salah satu teori mengenai terjadinya stres oksidatif. Sehingga

terjadi peningkatan produk lipoperoksidasi dan nitrit oksida sintase (NOS), sementara

antioksidan mengalami penurunan. Pemberian L-arginin bertindak melalui jalur sintase nitrat

oksida dengan cara menghambat nitrit oksida sintase inhibitor sehingga terjadi vasodilatasi

vaskuler. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian L-arginin terhadap

gambaran kerusakan endotel : ketebalan dan diameter arteri koroner pada jantung mencit

(Mus Musculus) model preeklampsia.

  

Metode: Penelitian studi eksperimental, dengan 30 mencit bunting dibagi secara random

dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normal, model preeklampsia dan model preeklampsia

dengan pemberian L-Arginin. Mencit preeklampsia dibuat dengan menyuntikan anti Qa2 10

ng ip pada hari ke-1 sampai hari ke-4 kebuntingan. L-arginin diberikan dengan dosis 200

mg/kgbb dari hari ke-7sampai hari ke-15.Terminasi kebuntingan hari ke-16, dan dilakukan

pengamatan perubahan histologi arteri koroner pada ketebalan dan diameter. Statistik

histologi diameter arteri dengan uji Kruskall Wallis, karena data penelitian berdistribusi tidak

normal dilanjutkan jika bermakna dengan uji Mann Whitney. Sedangkan histologi ketebalan

dinding arteri koroner dengan uji One Way Anova karena data berdistribusi normal

dilanjutkan jika bermakna dengan uji Post Hoc t-Test.

  

Hasil: Rerata diameter arteri koroner mencit normal 1098,12 µm dibanding diameter arteri

koroner mencit preeklampsia 821,58 µm dengan p=0,004(p<0,05). Rerata diameter arteri

koroner mencit preeklampsia 821,58 µm dibanding diameter arteri koroner mencit

preeklampsia dengan pemberian L-Arginin 991,27 µm dengan p=0,019(p<0,05). Rerata

diameter arteri koroner mencit normal 1098,12 µm dibanding diameter arteri koroner mencit

preeklampsia dengan pemberian L-Arginin 991,27 µm dengan p=0,326 (p>0,05). Rerata

ketebalan arteri koroner mencit normal 178,13 µm dibanding ketebalan arteri koroner mencit

preeklampsia 235,29 µm dengan p=0,009 (p<0,05). Rerata ketebalan arteri koroner mencit

normal 178,13 µm dibanding ketebalan arteri koroner mencit preeklampsia dengan

pemberian L-Arginin 169,96 µm dengan p=0,669 (p>0,05). Rerata ketebalan arteri koroner

mencit preeklampsia 235,29 µm dibanding ketebalan arteri koroner mencit preeklampsia

dengan pemberian L-Arginin169,96 µm dengan p=0,002 (p<0,05).

  

Kesimpulan:Pemberian L-arginin mengurangi ketebalan dinding arteri koroner dan

memperluas diameter arteri koroner jantung mencit (Mus Musculus ) model preeklampsia. Kata Kunci: L-Arginin, ketebalan dinding arteri koroner, preeklampsia

  The Influence of L – Arginine Improvement on Endothelial Damage Coroner Artery in

Heart Mice (Mus musculus) Preeclampsia Model

Alip Sudarmono

  

Obstetric and Gynaecology Department Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Introduction: Preeclampsia is one of the major causes of maternal and fetal morbidity and

mortality. One theory about the occurrence of oxidative stress. So there is an increase in the

product of lipoperoksidasi and nitrit oxide synthase (NOS), while the antioxidants have

decreased. The administration of L-arginine acts through the nitric oxide synthase pathway

by inhibiting the nitrit oxide synthase inhibitor resulting in vascular vasodilation. The aim of

this study was to analyze the effect of L-arginine on endothelial damage: thickness and

diameter of coronary artery in heart of mice (Mus Musculus) model of preeclampsia.

  

Methods: The study of experimental studies, with 30 pregnant mices divided randomly in

three groups, the normal group, the preeclampsia model and the pre-eclampsia model with L-

Arginine administration. Preeclampsia mice were made by injection of anti-Qa2 10 ng ip on

day 1 to 4th day of pregnancy. L-arginine was administered at a dose of 200 mg / kg weight

th

from day 7 to day 15. Pregnancy was terminated in day 16 , and an observation of the

coronary artery histologic changes in thickness and diameter. Histologic statistics of arterial

diameter by Kruskall Wallis test, because the data of abnormally distributed studies continued

if significant with Mann Whitney test. While the histology of coronary artery wall thickness

with One Way Anova test because normal distributed data continued if significant with Post

Hoc test t-Test.

  Result: The average coronary artery diameter of normal mice was 1 098,12 μm compared to

coronary artery diameter of preeclampsia mice 821,58 μm with p = 0,004 (p <0,05). The

average coronary artery diameter of preeclampsia 821,58 μm mice compared to coronary artery diameter of preeclampsia mice with L- Arginin 991,27 μm with p = 0,019 (p <0,05).

  The average coronary artery diameter was normal 1098.12 μm compared to coronary artery diameter of preeclampsia mice with L- Arginine 991,27 μm with p = 0,326 (p> 0,05). The

average of coronary artery thickness was 178,13 μm normal compared to coronary artery

thickness of 235.29 μm preeclampsia mice with p = 0,009 (p <0,05). The average coronary

artery thickness was normal 178.13 μm compared to coronary artery thickness of

preeclampsia mice with L-

  Arginine 169,96 μm with p = 0,669 (p> 0,05). The average

coronary artery thickness was 235,29 μm preeklampsia mice compared to coronary artery

thickness of preeclampsia mice with L- Arginin 169,96 μm with p = 0,002 (p <0,05).

  

Conclusion: Administration of L-arginine reduces coronary artery wall thickness and

extends the diameter of coronary artery of mice heart (Mus Musculus) preeclampsia model. Keywords: L-Arginine, coronary artery wall thickness, preeclampsia.

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ......................................................................... ........

  1 1.2.Masalah Penelitian ................................................................... ........

  6 1.3.Tujuan Penelitian ..................................................................... ........

  7 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. ........

  7 1.5.Orisinalitas Penelitian .............................................................. ........

  9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Preeklampsia ........................................................................ ........

  10 2.1.1.Definisi ........................................................................ ........

  10 2.1.2.Patogenesis .................................................................. ........

  13 2.2. Radikal bebas ....................................................................... ........

  18 2.3. Antioksidan dan stress oksidatif ........................................... ........

  19 2.4. Stress oksidatif dalam kehamilan normal dan preeklampsia ........

  20 2.5.Kardiovaskuler pada kehamilan normal dan preeklampsia ... ........

  22

  2.6. L-Arginine .....................................................................................

  39 3.5.1 Populasi ...................................................................... ........

  42 3.8.2 Kriteria Eksklusi .......................................................... ........

  42 3.8.1 Kriteria Inklusi ............................................................ ........

  41 3.8. Kriteria Subjek Penelitian .................................................. ........

  41 3.7.2 Kerusakan Endotel ...................................................... ........

  41 3.7.1 L-arginin ...................................................................... ........

  41 3.7. Definisi Operasional .......................................................... ........

  41 3.6.3 Variabel Terkendali ..................................................... ........

  41 3.6.2 Variabel Tergantung .................................................... ........

  41 3.6.1 Variable Bebas ............................................................ ........

  40 3.6. Variabel Penelitian ............................................................. ........

  39 3.5.3 Besar Sampel ............................................................. ........

  39 3.5.2 Pengambilan Sampel.................................................. ........

  39 3.5. Populasi, Besar Sampel dan Pengambilan Sampel ............ ........

  27

  39 3.4. Tempat Penelitian .............................................................. ........

  38 3.3. Waktu Penelitian ................................................................ ........

  38 3.2. Rancangan Penelitian ......................................................... ........

  Jenis Penelitian .................................................................. ........

  37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.

  36 2.14. Hipotesis ............................................................................. ........

  35 2.13. Penjelasan Kerangka Konsep ............................................. ........

  34 2.12. Kerangka Konsep…………………………. ............. ........

  32 2.11. Kerangka Teori .......................................................... ........

  31 2.10. Cara pemeriksaan histologi menggunakan mikroskop ....... ........

  30 2.9. Penelitian yang relevan ........................................................ ........

  2.7. Peran L-Arginine terhadap coroner heart disease dan preeklampsia 29 2.8. Preeklampsia pada mencit ( MusMusculus ) ........................ ........

  42

  3.9. Instrumen Penelitian .......................................................... ........

  51 4.2.2.Ketebalan Arteri Koroner ..................................................

  72 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  72 5.2 Saran ...............................................................................................

  71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .....................................................................................

  66 4.4. Keterbatasan Penelitian ...............................................................

  4.2.7.Uji Post Hoc Tests Diameter Arteri Koroner ............ .......... 62 4.3. Pembahasan ................................................................................

  61

  59 4.2.6.Uji Kruskal Wallis .............................................................

  55 4.2.5.Diameter Arteri Koroner ....................................................

  54 4.2.4.Uji Post Hoc t-Tests Ketebalan Arteri Koroner .................

  52 4.2.3.Uji Anova untuk Data Ketebalan Arteri Koroner ..............

  51 4.2.1.Uji Normalitas Data ...........................................................

  42 3.9.1.Kandang ...................................................................... ........

  49 4.2. Deskripsi Penelitian ......................................................................

  47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil .........................................................................................

  46 3.1.5. Penjelasan Alur Penelitian ................................................... ........

  45 3.1.4. Alur Penelitian ..................................................................... ........

  45 3.1.3.Anggaran ............................................................................... ........

  44 3.1.2.Kelayakan Etik ...................................................................... ........

  43 3.11.Analisa Statistik ..................................................................... ........

  42 3.10.Tahapan Penelitian................................................................ ........

  42 3.9.3.Alat dan Bahan Penelitian ........................................... ........

  42 3.9.2.Makanan ...................................................................... ........

  73 LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Bagan patofisiologi preeklampsia ..................................................

  15 Gambar 2. Patogenesis preeklampsia ...............................................................

  17 Gambar 3. Abnormalitas invasi trofoblas pada arteri spiralis ..........................

  18 Gambar 4. Perubahan dinding arteri koroner akibat kalsifikasi dan atherosklerosis ...............................................................................

  27 Gambar 5.Ketebalan arteri koroner pada jantung mencit dengan pewarnaan HE, pembesaran 400x. ..........................................................................

  52 Gambar 5.a Arteri koroner pada mencit bunting normal ................................

  52 Gambar 5.b Arteri koroner pada mencit model preeklampsia .........................

  52 Gambar 5.c Arteri koroner pada mencit model preeklampsia dengan pemberian L-arginin ......................................................................

  52 Gambar 6.Diameter arteri koroner pada jantung mencit dengan pewarnaan HE, pembesaran 400x. ..........................................................................

  59 Gambar 6.a Arteri koroner pada mencit bunting normal ................................

  59 Gambar 6.b Arteri koroner pada mencit model preeklampsia .........................

  59 Gambar 6.c Arteri koroner pada mencit model preeklampsia dengan pemberian L-arginin. .....................................................................

  59

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Orisinalitas Penelitian ........................................................................

  9 Tabel 2. Uji Normalitas Ketebalan dan Diameter Arteri Koroner ...................

  51 Tabel 3. Nilai Rerata Ketebalan Arteri Koroner ..............................................

  53 Tabel 4. Uji Anova ...........................................................................................

  55 Tabel 5. Uji Post Hoc t-Test Ketebalan Kelompok Normal(-) dengan Kelompok Preeklampsia (+) ................................................................................

  55 Tabel 6. Uji Post Hoc t-Test Ketebalan Kelompok Normal(-) dengan Kelompok Preeklampsia dengan pemberian L-arginin (p) ..................................

  56 Tabel 7. Uji Post Hoc t-Test Ketebalan Kelompok Preeklampsia dengan Kelompok Preeklampsia dengan pemberian L-arginin (p) ..................................

  57 Tabel 8. Nilai Rerata Diameter Arteri Koroner ...............................................

  60 Tabel 9.Uji Kruskal Wallis Test Diameter Arteri Koroner .............................

  61 Tabel 10.Uji Post Hoc Test Diameter Kelompok Normal dengan Kelompok Preeklampsia ......................................................................................

  62 Tabel 11.Uji Post Hoc Test Diameter Kelompok Preeklampsia Dengan Kelompok Preeklampsia dengan Pemberian L-Arginin ......................................

  63 Tabel 12.Uji Post Hoc Test Diameter Kelompok Normal Dengan Kelompok Preeklampsia dengan Pemberian L-Arginin ....................................

  65

  

DAFTAR GRAFIK

  Halaman Grafik 1. Rerata Ketebalan Arteri Koroner ............................................ ........

  54 Grafik 2. Ketebalan Arteri Koroner Kelompok Normal dengan Kelompok Preeklampsia ........................................................................... ........

  56 Grafik 3. Ketebalan Arteri Koroner Kelompok Normal dengan Kelompok Preeklampsia dengan Pemberian L-Arginin ........................... ........

  57 Grafik 4. Ketebalan Arteri Koroner Kelompok Preeklampsia dengan Kelompok Preeklampsia dengan Pemberian L-Arginin ..................

  58 Grafik 5. Rerata Diameter Arteri Koroner ..................

  61 Grafik 6. Diameter Arteri Koroner Kelompok Normal dengan Kelompok Preeklampsia .......................................................................... ........

  63 Grafik 7. Diameter Arteri Koroner Kelompok Preeklampsia dengan Kelompok Preeklampsia dengan Pemberian L-Arginin ........................... ........

  64 Grafik 8. Diameter Arteri Koroner Kelompok Normal dengan Kelompok Preeklampsia dengan Pemberian L-Arginin ........................... ........

  66

DAFTAR SINGKATAN

  ADMA : Asymetric Dimethyl Arginin AGEs : Advance Glycation Ends BUN : Blood Urea Nitrogen CVD : Cardio Vaskuler Desease DAMP : Damage Associated Molecular Pattern DIC : Disseminated Intravascular Coagulation ET – 1 : Endothelin GIT : Gasto Intestinal Tract GPx : Glutathione Peroxidase HCG : Human Chorionic Gonadotropin HELLP : Hemolysis Elevated Liver Enzyme and Low Platelete HLA-G : Human Leucocyte Antigen

  • – G LGL : Large Granular Lymphocyte L-NAME : NG – Nitro – L – Arginine Methyl Ester MHC : Major Histocompatibility Complex m RNA : Messenger Ribonukleat NO : Nitrat Oksida NOS : Nitrat Oksida Sintase
    • ONOO : Peroxynitrat Ped : Preeimplantation Embryonic Development PMSG : Pregnant More Serum Gonadotropin RAGE : Receptor Advance Glycation Ends ROS : Reactive Oxysigen Species Sflt – 1 : Soluble Fluid Like Tyrosine – 1 SOD : Superoxide Dismutase STBM : SinsitiotrofoblasMicropartikel
    TNFɑ : Tumor Necrosis Factor ɑ

  VEGF : Vascular Endhotelial Growth Factor sVEGFR : Soluble Vascular Endhotelial Growth Factor Reseptor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Preeklampsia adalah suatu kelainan multisistem yang berkaitan dengan

  kehamilan. Fitur utama dari preeklampsia adalah onset baru hipertensi (didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mm Hg atau tekanan darah diastolik ≥90 mm Hg) dan proteinuria (300 mg atau lebih besar dalam spesimen 24 jam urin). Dengan penyajian klasik, wanita biasanya mengalami preeklampsia setelah 20 minggu kehamilan dan sebelum 48 jam setelah melahirkan (Young et al, 2010).

  Preeklampsia dan komplikasinya terkait telah menjadi salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu di dunia. Penyakit ini menyebabkan hampir 40% dari kelahiran sebelum kehamilan 35 minggu. Selain itu, preeklampsia sangat terkait dengan peningkatan risiko kematian janin. Preeklampsia hadir di sekitar 5-10% dari semua wanita hamil di seluruh dunia, meskipun jumlah sumber daya yang diinvestasikan dalam penelitian serta pengobatan dari penyakit ini cukup besar. Perkembangan penyakit ini masih hampir tidak dapat diprediksi dengan demikian diperlukan tindakan pencegahan dan pengelolaan secara klinis (Valenzuela et al, 2012).

  Di negara berkembang dimana keterbatasan akses untuk mendapatkan penanganan kesehatan maternal yang memadai, angka kematian maternal dapat mencapai 15% jika dibandingkan dengan negara maju yang sekitar 0 - 1,8% (Staff et al, 2013). Di Indonesia 30

  • – 40% kasus preeklampsia menjadi penyebab kematian ibu hamil dan 30
  • – 50% menjadi penyebab kematian perinatal. Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta kematian ibu hamil yang disebabkan oleh preeklampsia yaitu 67,6% dari 37 kasus preeklampsia dari 1956 persalinan pada tahun 2008 (Sulistyowati S et al, 2010).

  2 Sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada wanita nulipara yang sehat, di antaranya kejadian preeklampsia mungkin setinggi 7,5%. Wanita multipara hamil dengan pasangan baru memiliki risiko preeklampsia yang sama seperti wanita nulipara, ini telah dianggap berasal dari faktor yang terkait dengan perubahan pasangan atau meningkatnya interval antar kehamilan. Selain itu, wanita dengan preeklampsia pada kehamilan sebelumnya terus memiliki risiko preeklampsia yang tinggi pada kehamilan berikutnya. Meskipun sebagian besar kasus preeklampsia terjadi tanpa adanya riwayat keluarga, kehadiran preeklampsia pada tingkat pertama relatif meningkat pada seorang wanita dengan preeklampsia berat dua sampai empat kali lipat. Riwayat preeklampsia pada ibu atau nenek juga memberikan peningkatan risiko (Wang et al, 2009).

  Etiologi preeklampsia masih belum diketahui dan beberapa teori telah diusulkan untuk menjelaskan patofisiologi. Hipotesis terkini mengatakan bahwa plasenta berperan sebagai suatu patologi maternal. Teori yang banyak dianut yaitu adanya invasi tidak sempurna dari sel trofoblas arteri uterine, menghasilkan iskemia plasenta relatif, diikuti oleh pelepasan protein antiangiogenik dari plasenta yang berakhir pada disfungsi endotel. Jalur aktivasi kaskade koagulasi, serta efek protein antiangiogenik yang juga memengaruhi mekanisme filtrasi ginjal bertanggung jawab terhadap onset awal proteinuria. Perubahan kadar protein angiogenik yang bersirkulasi dalam patogenesis preeklampsia telah dapat dideteksi di dalam darah ibu sebelum onset dari penyakit klinis muncul. Pengamatan ini penting dalam rangka untuk mengembangkan strategi pencegahan atau terapi intervensi. Tetapi sebaik apa pun hipotesis ini, hal itu masih belum terbukti. Teori lain termasuk adanya perubahan regulasi volume darah selama kehamilan, kenaikan berlebihan pada cardiac output, autoantibodi terhadap reseptor angiotensin, defisiensi nutrisi, perubahan abnormal dari hormone atau protein pressor, kelainan keseimbangan pro oksidan antioksidan, dan peningkatan keadaan inflamasi sistemik, semuanya masih dalam penyelidikan (Liversen, 2008).

  3 Data epidemiologis menunjukkan bahwa wanita dengan preeklampsia memiliki peningkatan risiko hipertensi kronik dan penyakit kardiovaskular. Preeklampsia rekuren berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih besar lagi dan wanita yang menderita preeklampsia sebelum usia kehamilan 34 minggu, memiliki risiko kematian akibat kardiovaskuler sebesar 4 hingga 8 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang kehamilannya normal. Secara keseluruhan, risiko penyakit kardiovaskular setelah preeklampsia meningkat 2 hingga 4 kali lipat. Korelasi kuat ini mendasari riwayat preeklampsia sebagai faktor risiko untuk pencegahan penyakit kardiovaskular pada wanita (Pruthi et al, 2015).

  Salah satu teori mengenai adanya ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan sistem pertahanan antioksidan akibat iskemia plasenta, menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Idealnya selama kehamilan normal, peningkatan produksi radikal bebas keseimbangannya selalu dijaga melalui produksi antioksidan yang cukup, namun pada preeklampsia terjadi peningkatan produksi radikal bebas berlebihan dan penurunan kadar antioksidan sehingga menyebabkan suatu keadaan stres oksidatif (Yasa G, 2013).

  Stress oksidatif atau ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan pada jaringan uteroplasenta memegang peran penting dalam berbagai penyakit termasuk preeklampsia. Radikal bebas adalah setiap unsur yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit yang paling luar. Radikal bebas mempunyai sifat sangat reaktif dan dapat mengubah molekul menjadi reaktif. Radikal bebas merupakan suatu bentukan yang dihasilkan oleh pernafasan secara aerob dan reaksi metabolik yang lain. Oksigen paling banyak digunakan selama proses oksidasi dan dikonversi menjadi air, tetapi 1-2% akan menjadi oksigen

  reaktif terutama superoksida (O

  2 ), hidroksil (OH ) dan hidroperoksil (H

  2 O 2 ).

  Metabolit anion ini sangatlah reaktif dan membutuhkan antioksidan untuk menetralisirnya. Salah satu radikal bebas penting yang dihasilkan pada

  • preeklampsia dan abortus adalah radikal bebas anion superoksida(O

  2 ). Radikal

  4 bebas ini akan merusak membrane sel yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lipid sebagai radikal bebas yang sangat toksik beredar di seluruh tubuh dan akan merusak membran sel endotel. Oleh sebab itu diperlukan antioksidan untuk menetralisisr radikal bebas (Suardana K, 2012).

  Pada kehamilan normal terjadi invasi trofoblas pada pembuluh darah di bagian desidua. Invasi trofoblas pertama ini terjadi pada usia kehamilan 10 –16 minggu. Pada usia kehamilan 22 minggu terjadi invasi trofoblas tahap dua, di mana sel-sel trofoblas memasuki arteri spiralis di lapisan desidua sampai ke lapisan miometrium. Lapisan otot dinding pembuluh darah tersebut digantikan oleh jaringan elastis, sehingga pembuluh darah berdilatasi mencapai 30 kali dari sebelum hamil. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis. Pada preeklampsia invasi trofoblas gelombang kedua tidak sempurna atau gagal terjadi (Lukito J.S dan Puspa D, 2007).

  Preeklampsia berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, hiperinsulinemia, dan penyakit renal fase akhir. Data dari Child Health and Development Study menunjukkan bahwa pada penelitian kohort, dari 14.000 wanita dengan rata-rata follow up selama 37 tahun setelah kehamilan, preeklampsia dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskular sebesar 2 kali, sedangkan untuk preeklampsia berat dapat meningkat sampai 9 kali. Berdasarkan literatur, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia, yang terjadi pada 3-8% kehamilan yang memiliki hubungan terhadap penyakit kardiovaskular di kemudian hari (Chen et al, 2014).

  Pada preeklampsia, stres oksidatif dapat dibuktikan baik dalam plasenta dan dalam sirkulasi ibu. Plasenta pada preeklampsia menghasilkan jumlah yang lebih besar dari superoksida dan memiliki kapasitas kurang antioksidan dibandingkan dengan plasenta normal. Maternal serum dari kehamilan preeklampsia menunjukkan bukti modifikasi oksidatif protein dan lipoprotein partikel. Kadar antioksidan juga telah dilaporkan menurun pada wanita dengan

  5 preeklampsia. Pelepasan debris plasenta juga menyebabkan stres oksidatif tinggi dan disfungsi endotel pada preeklampsia. Kelainan plasenta dan iskemia uteroplasenta dapat menginduksi mikropartikel plasenta terlepas dan masuk ke dalam sirkulasi darah ibu dan partikel-partikel ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan vasular. Konsisten dengan hal ini, wanita dengan preeklampsia mengalami peningkatan tingkat sirkulasi debris plasenta (Powe et al, 2011).

  Meskipun patofisiologi yang tepat dari preeklampsia masih belum diketahui, jelas bahwa ada plasentasi abnormal dan cacat invasi trofoblas mengakibatkan unit uteroplasenta berada di bawah perfusi. Hal ini berhubungan dengan kerusakan endotel dan produksi faktor vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi.(Dorniack W et al, 2013).

  L-arginin telah disebutkan bahwa mempunyai peran jalur L-arginin-nitrit

  oksida dalam preeklampsia. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa produksi nitrit oksida meningkat pada kehamilan normal. Pada tikus, kadar cGMP (sebuah second messenger NO) plasma dan urin serta kadar nitrit atau nitrat urin, metabolit NO, akan meningkat selama kehamilan. Selain itu, ekspresi protein renal (iNO dan nNOS) masing-masing akan meningkat 31% dan 25%, pada tikus di pertengahan gestasi. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa NO memainkan peran penting dalam memperantarai hemodinamik sistemik dan vasodilatasi renal selama kehamilan. Gangguan respon dependen endotel telah dilaporkan pada pembuluh darah yang diisolasi dari wanita dengan preeklampsia. Hal ini menandakan bahwa gangguan produksi NO endotel dapat memainkan peran penting dalam memperantarai patofisiologi preeklampsia (Camacho E et al, 2015).

  Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa inhibisi produksi NO oleh inhibitor spesifik untuk NOS selama kehamilan pada tikus akan mengakibatkan peningkatkan tekanan arterial, penurunan GFR, proteinuria, IUGR, dan perlambatan vasodilatasi renal pada pertengahan gestasi. Terlebih lagi, efek yang diperantarai oleh blokade NO ini bersifat reversibel melalui pemberian L-arginin.

  6 Selain itu, pada preeklampsia telah diketahui adanya penurunan bioavailabilitas nitrit oksida yang kemungkinan diakibatkan dari akumulasi ADMA. Inhibitor endogen eNOS, peningkatan arginase endotel, defisiensi substrat L-arginin, defisiensi kofaktor ya NOS serta peningkatan stres oksidatif bertanggung jawab dalam degradasi nitrit oksida. Telah terbukti sebuah peran peningkatan stres oksidatif pada preeklampsia terjadi penurunan ekspresi enzim antioksidan, peningkatan marker stres oksidatif, peningkatan karbonil protein dan peroksidasi lipid. Sebagai hasilnya, tampak ada penurunan kapasitas protektif antioksidan total pada wanita dengan preeklampsia (Camacho E et al, 2015).

  L-arginin menurunkan angka kejadian preeklampsia dan frekuensi

  preeklampsia pada kelompok ini sebesar 14.5%. Penurunan risiko pada kelompok

  L-arginin diestimasi sebesar 26%, dengan efikasi sebesar 74%. L-arginin

  menurunkan angka kejadian preeklampsia berat secara signifikan. Pada penelitian Vadillo efek samping seperti sakit kepala dan palpitasi dilaporkan tetapi penelitian ini tidak ditemukan adanya efek samping seperti hal tersebut. (Andhi J.S, 2006).

  Penelitian dengan menggunakan sampel jantung manusia pada saat kehamilan trimester I tidak dapat dilakukan dikarenakan masalah etik. Peneliti menggunakan hewan coba yaitu mencit (Mus Musculus) dalam penelitian ini karena mempunyai kemampuan beradaptasi hidup yang baik dalam lingkungan laboratorium dan secara genetik mempunyai kemiripan dengan manusia sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai pembanding preeklampsia pada manusia.

1.2. Masalah Penelitian 1.

  Apakah pemberian L-arginin mempengaruhi terhadap ketebalan dinding arteri koroner pada jantung mencit (Mus Musculus ) model preeklampsia?

  2. Apakah pemberian L-arginin mempengaruhi terhadap diameter arteri koroner pada jantung mencit (Mus Musculus ) model preeklampsia?

  7

1.3.Tujuan Penelitian

  1.3.1. Tujuan Umum

  Mengetahui pengaruh pemberian L-arginin terhadap perbaikan kerusakan endotel arteri koroner pada jantung mencit (Mus musculus) model preeklampsia.

  1.3.2. Tujuan Khusus 1.

  Menganalisis pengaruh pemberian L-arginin terhadap ketebalan arteri koroner pada jantung mencit (Mus musculus) model preeklampsia ?

  2. Menganalisis pengaruh pemberian L-arginin terhadap diameter arteri koroner pada jantung mencit (Mus musculus) model preeklampsia ?

1.4. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

  1. Keilmuan

  a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi tentang terapi L-

  arginin pada kasus preeklampsia terutama kerusakan arteri koroner berupa perubahan vascular.

  b.Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan pertimbangan dalam pemeriksaan histologi setelah mengetahui efek pengobatan L-arginin pada kasus preeklampsia guna menurunkan angka morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun perinatal.

  2. Pelayanan Menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan kasus preeklampsia di lapangan dan pemeriksaan klinis terkait kerusakan arteri koroner pada jantung akibat preeklampsia.

  8