BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG PERUBAHAN PENAMPAKAN BUMI DAN LANGIT MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KERTAJAYA 01 - repository perpustakaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan. Lingkungan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada
di luar diri anak. Lingkungan itu dapat berupa tumbuhan, orang, keadaan, politik, sosial, ekonomi, binatang, kebudayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia.
Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses perolehan informasi atau pengetahuan. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam memperoleh informasi atau pengetahuan tersebut sangat erat kaitannya dengan cara memperoleh pengetahuan menyebabkan kualitas pembelajaran yang berbeda pula.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang saat ini dipelajari di sekolah-sekolah berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Di dalam
IPA anak-anak belajar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip dan juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di Indonesia diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut di dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA tidak sekedar dilihat dari segi perolehan nilai dalam mengerjakan soal, tetapi lebih tertuju pada
1 Sikap dan minat yang ditunjukkan siswa pada proses belajar mengajar. Berdasarkan sikap siswa dapat diketahui bahwa siswa mengalami perubahan tingkah laku secara mental yang berkenaan dengan konsentrasi, motivasi, dan aktivitas siswa dalam belajar. Melibatkan siswa dalam belajar adalah suatu keharusan karena bagaimanapun juga siswa merupakan komponen dalam pengajaran di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Dalam hal ini siswa merupakan faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar karena siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan pihak yang membutuhkan pengajaran, sedangkan tugas guru adalah memenuhi kebutuhan siswa.
Dalam proses belajar mengajar terjadi proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru kepada penerima pesan (siswa) melalui media tertentu. Pesan berupa isi ajaran yang ada di dalam kurikulum dituangkan oleh Kemudian siswa menafsirkan simbol-simbol tersebut, sehingga diperoleh suatu pesan. Ada kalanya penafsiran itu berhasil dan ada kalanya tidak berhasil.
Penafsiran yang kurang berhasil berarti kegagalan dalam memahami apa yang didengar, dibaca, dan diamati siswa. Penafsiran yang gagal dapat menimbulkan kebingungan dan salah pengertian, bahkan mungkin menimbulkan salah konsep. Kesalahan dalam penerimaan konsep akan menyebabkan hasil belajar yang dicapai tidak akan sesuai dengan yang diharapkan oleh guru, bahkan tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Menurunnya minat belajar peserta didik, baik ketika belajar di sekolah maupun belajar di rumah akan menjadi masalah yang cukup besar untuk mencapai kualitas pendidikan yang tinggi. Banyak kejadian bahwa anak didik akan belajar dengan giat apabila menjelang masa ujian atau ketika akan ulangan, seakan-akan minat belajar tumbuh hanya musiman saja, yaitu ketika menjelang ujian.
Minat belajar merupakan modal dasar dalam pembelajaran siswa, baik ketika berada di rumah maupun di sekolah. Minat merupakan kecenderungan terhadap sesuatu obyek yang lebih bersifat menetap dan merupakan potensi yang positif. Untuk mewujudkan cita-citanya siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi. Oleh karena itu guru harus berusaha keras agar siswa memiliki minat belajar yang tinggi sebab minat belajar menjadi titik pangkal untuk mewujudkan hasil belajar yang maksimal.
Menurut Djamarah (2003: 157) bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang besar, artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Secara umum diketahui bahwa minat belajar yang dimiliki para siswa cukup heterogen. Guru sebagai fasilitator harus mampu memilih dan mengolah metode, strategi dan motif mengajar yang dapat meningkatkan minat belajar para peserta didik. Pendidik harus memerhatikan beberapa aspek pengajaran, yakni apa yang diajarkan, bagaimana mengajarkannya, bagaimana situasi dan kondisinya, metode yang bagaimana yang dapat meningkatkan minat belajar siswa, baik siswa cerdas maupun siswa yang lambat. Guru menyusun konsep pengajaran yang dapat merangsang minat belajar anak cerdas dan tidak mematikan atau tetap mendorong minat belajar anak yang tidak cerdas. Untuk mencapai cita-cita pendidikan yang berkualitas dan unggul, dibutuhkan kurikulum yang sesuai, pendidikan guru yang efektif, sumber daya manusia yang menjadi fasilitatornya sesuai dengan bidang keahliannya, dan dapat menggunakan alat bantu pengajaran yang diperlukan (Sahidi, 2006: 1).
Prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Kertajaya 01 Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap tahun pelajaran 2011/2012 masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata sumatif adalah 64,33.
KKM, yaitu 65. Dari 30 siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 13 anak (43%).
Hasil pengamatan peneliti bahwa salah satu penyebab prestasi belajar IPA siswa belum memenuhi KKM adalah selama ini dalam proses belajar mengajar guru jarang menggunakan metode yang tepat, sehingga siswa kadang-kadang belum bisa memahami penjelasan guru. Sedangkan keluhan dari siswa adalah guru dalam memberikan materi pelajaran kurang menarik, sehingga minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA rendah serta anak akan belajar bila ada tugas, pekerjaan rumah, dan ulangan.
Perkembangan mental peserta didik di sekolah meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran adalah harus memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik. Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat kepada guru serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan, dan pengarahan ke arah kedewasaan (Mulyasa, 2005: 107).
Salah satu metode yang digunakan pada kreativitas dan rasa ingin tahu pada peserta didik adalah metode demonstrasi. Dalam metode demonstrasi pendidik perlu mengkonkretkan penjelasan yang diberikan (Gunarti, dkk., 2008: 4.23).
Metode demonstrasi adalah suatu strategi pembelajaran dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan demonstrasi dapat juga dikatakan sebagai suatu metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan yang menggambarkan suatu cara kerja atau urutan proses sebuah peristiwa atau kejadian. Biasanya metode demonstrasi dipakai untuk membuktikan sesuatu atau gerakan untuk dicontoh (Gunarti, dkk., 2008: 9.3).
Adapun kelebihan metode demonstrasi antara lain: 1. membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda atau peristiwa; 2. memudahkan berbagai jenis penjelasan; 3. kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya; 4. perhatian anak didik dapat lebih dipusatkan; 5. anak didik dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjukan dengan kegiatan eksperimen; 6. mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anak hendak mencoba sendiri; dan 7. beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat suatu proses ditunjukkan, sehingga terjawab dengan jelas (Gunarti, dkk., 2008: 9.7-9.8).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode demonstrasi karena metode demonstrasi melibatkan siswa dalam pembelajaran serta meminta mereka menafsirkan materi pelajaran. Adapun judul yang peneliti ajukan adalah “Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA tentang Perubahan Penampakan Bumi dan Langit Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kertajaya 01”.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dihadapi di kelas IV SD Negeri Kertajaya 01 adalah banyaknya siswa yang mendapat nilai di bawah, yaitu 65 pada mata pelajaran IPA tentang perubahan penampakan bumi dan langit bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan terlalu didominasi oleh metode ceramah, sehingga menyebabkan abstraksi konsep.
2. Siswa kurang memperoleh pengalaman yang nyata dan tidak mengalaminya sendiri, sehingga siswa kesulitan memahami materi pembelajaran.
3. Model pembelajaran hanya berfokus pada guru.
4. Siswa tidak diberi kemsempat untuk melibatkan diri dalam pembelajaran.
5. Guru kurang memperhatikan perkembangan kognitif siswa.
6. Siswa kurang mampu menggali potensi dan rasa ingin tahu.
Oleh karena itu alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode yang menantang bagi siswa karena memuaskan rasa ingin tahu dan sesuai dengan cara berpikir siswa yang konkret serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Metode demonstrasi sangat membantu guru dalam menjelaskan suatu konsep yang sulit dimengerti oleh siswa bila hanya mengandalkan penjelasan verbal.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang menjadi fokus 1.
Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat belajar siswa?
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar Perubahan Penampakan Bumi dan Langit? D.
Perumusan Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kertajaya 01.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Kertajaya 01 dengan menggunakan metode demonstrasi.
2. Meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar Perubahan Penampakan Bumi dan Langit.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru a.
Dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b.
Dapat mengembangkan profesionalisme. Dapat menambah rasa percaya diri karena mampu memecahkan permasalahan dalam pembelajaran.
2. Bagi Siswa a.
Dapat meningkatkan motivasi belajar.
b.
Dapat meningkatkan hasil belajar.
c.
Dapat mengembangkan daya pikir.
d.
Dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajarinya.
e.
Dapat meningkatkan prestasi belajar.