UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN

Oleh: Syafari

Penelitian ini dilaksanakan karena rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA yang hasilnya dibawah KKM yaitu 65, dengan nilai rata-rata 60,00. Siswa belum tuntas mencapai 52% dan siswa tuntas hanya 48% dari 29 siswa kelas IV SDN 2

Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan model pembelajaran kooperatif yang bertujuan: (1)

meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif, (2) menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu dengan subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam empat langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi. Selanjutnya pada siklus ke dua jenis kegiatan yang dilaksanakan bersama guru mitra adalah memperbaiki rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrument yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi dan catatan lapangan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dan guru serta hasil prestasi belajar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 47,6% (cukup) mengalami peningkatan aktivitas pada siklus II menjadi 70,4% (baik) dan pada siklus III mencapai 80,8% (sangat baik). Begitu pula dengan kinerja guru. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 50% (cukup) pada siklus II mencapai 72,22% (baik) dan pada siklus III mencapai 80,6% (sangat baik). Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I prosentase ketuntasan mencapai 48,27%, siklus II mencapai 65,51% dan pada siklus III prosentase ketuntasan mencapai 89,66%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, hal ini juga terlihat dari penilaian aktivitas siswa yang semakin meningkat dari


(2)

siklus ke siklus, (2) prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif menunjukkan kemajuan yang signifikan, secara keseluruhan siswa yang telah mencapai skor ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebanyak 25 orang atau sekitar 86,21%. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(3)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU

KECAMATAN PAGELARAN

(Skripsi)

Oleh

SYAFARI

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012


(4)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL . . . i

ABSTRAK. . . ii

LEMBAR PERSETUJUAN . . .

iii

LEMBAR PENGESAHAN . . . iv

LEMBAR PERNYATAAN . . . v

RIWAYAT HIDUP . . . vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. . . . vii

KATA PENGANTAR . . . .

vii

i

DAFTAR ISI . . . . . ix

DAFTAR TABEL . . . x

DAFTAR LAMPIRAN . . . xi

I.

BAB I PENDAHULUAN

. . . . 1

1.1.Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2.Identifikasi Masalah . . . 3

1.3.Rumusan Masalah . . . 3

1.4.Tujuan Penelitian . . . . 4

1.5.Manfaat Penelitian . . . . 4

II.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

. . . . 5

2.1.Pengertian Belajar . . . 5

2.2.Pembelajaran . . . 5

2.3.Kreativitas . . . 6

2.4.Belajar Menyenangkan . . . 7

2.5.Hasil Belajar . . . 7

2.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share . . . 8

2.7.Sumber Belajar . . . . 10

2.8.Pengukuran dan Penilaian . . . .. . 11

2.9.Kerangka Pikir . . . . 11

2.10. Hipotesis Tindakan . . . 12

III.

BAB III METODE PENELITIAN

. . . 13

3.1. Jenis Penelitian . . . 13

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian . . . 13

3.3. Subyek Penelitian . . . .. 13


(5)

3.5. Teknik Pengumpulan Data . . . 16

3.6. Analisis Data . . . 17

3.7. Indikator Keberhasilan . . . . . 18

IV.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

. . . . 19

4.1. Latar Lokasi Sekolah dan Karakteristik Guru . . . 19

4.2. Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian. . . .. 22

4.3. Tahapan Penelitian. . . 22

1.

Siklus I . . . . . 22

a.

Tahapan Perencanaan . . . 22

b.

Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 23

c.

Observasi Tindakan . . . . 25

d.

Refleksi . . . 31

e.

Revisi . . . . 32

2.

Siklus II . . . 33

a.

Tahapan Perencanaan . . . 33

b.

Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 33

c.

Observasi Tindakan . . . . 35

d.

Refleksi . . . 41

e.

Revisi . . . .. . 42

3.

Siklus III . . . 43

a.

Tahapan Perencanaan . . . 43

b.

Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 43

c.

Observasi Tindakan . . . . 45

d.

Refleksi . . . 51

e.

Revisi . . . . 52

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian. . . . 52

V.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

.

. . . 57

5.1. Kesimpulan. . . . . . .. . . 57

5.2. Saran . . . .. . . . . . .. . . 57

DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Surat Keterangan Kepala SDN 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran

2.

Izin Penelitian dari Universitas Lampung

3.

Analisis/ Pemetaan SK-KD

4.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

5.

Lembar Observasi Aktivitas Guru

6.

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

7.

Hasil Belajar Siswa


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

4.1.

Pergantian Kepala SDN 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran . . . 19

4.2.

Data Pegawai SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran . . . . 20

4.3.

Jumlah Rombongan Belajar SDN 2 Bumiratu . . . 21

4.4.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I . . . 26

4.5.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I . . . 28

4.6.

Hasil Belajar Siswa Siklus I . . . 30

4.7.

Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi Siklus I . . . . . . 30

4.8.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II . . . . 36

4.9.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II. . . 38

4.10.

Hasil Belajar Siswa Siklus II. . . 40

4.11.

Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi Siklus II . . . . . . . . . 40

4.12.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III . . . . . . 46

4.13.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III . . . 48

4.14.

Hasil Belajar Siswa Siklus III . . . . . . . . 50

4.15.

Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa Siklus III . . . . . . . . 50

4.16.

Rekapitulasi Aktivitas Guru Per-Siklus . . . 53

4.17.

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per-Siklus. . . 54

4.18.

Rekapitulasi Aktivitas Siswa Per-Siklus. . . 54

-


(8)

MOTTO

Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah

dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar

menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik sejati

~ Ralph Waldo Emerson ~

Kupersembahkan untuk istriku

tercinta dan anak-anakku tersayang


(9)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Penguji

: Dr. H. Pargito, M.Pd.

. . .

Penguji

Bukan Pembimbing

: Drs. Mugiadi, M.Pd.

. . .

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(10)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa

:

SYAFARI

NPM

: 1013119211

Judul Skripsi

:

UPAYA

MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SISWA KELAS IV

SD NEGERI 2 BUMIRATU

KECAMATAN PAGELARAN

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasi karya saya sendiri dan

menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah

dipublikasikan atau ditulis orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil

karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah

penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Pagelaran, Agustus 2012

Yang membuat pernyataan,


(11)

RIWAYAT HIDUP

SYAFARI, lahir di Lugusari, 4 April 1961. Anak pertama

dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Dharmo dan ibu

Tuminem (Alm). Menikah dengan Sudasmi dan dikaruniai

dua orang anak yang bernama Isna Oktarini dan Fajar

Wahyu Hidayat.

Memulai pendidikan di SD Negeri 1 Lugusari lulus tahun 1974. Melanjutkan ke

SMP Muhammadiyah Pringsewu lulus tahun 1977 melanjutkan ke SPG

Muhammadiyah Pringsewu lulus tahun 1981. Tahun1982 diangkat menjadi PNS.

Tahun 2003 tercatat menjadi mahasiswa Universitas Terbuka lulus tahun 2006.

Pada tahun 2010 tercatat menjadi Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD Dalam Jabatan.

Peneliti memulai karir mengajar di SD Negeri 2 Bumiratu dari tahun 1982 sampai

sekarang.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena petunjuk dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2

Bumiratu Kecamatan Pagelaran”. Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini

diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Program S-1

PGSD Dalam Jabatan.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuaan baik secara moral maupun

material dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1.

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

3.

Drs. H. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

4.

Dr. H. Pargito, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan

bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dari awal hingga Penelitian

Tindakan Kelas ini selesai.

5.

Bapak/Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD


(13)

peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

6.

Teman-teman peserta Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak

memberikan semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan

yang akan menjadi kenangan indah.

7.

Istriku Sudasmi dan anakku Isna Oktarini dan Fajar Wahyu, atas doa dan

dukungannya yang telah diberikan selama ini.

8.

Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan PTK

ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu

Peneliti menyadari bahwa PTK ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Peneliti harapkan untuk

perbaikan lebih lanjut dan masukan bagi Peneliti sebagai pedoman acuan dalam

peneliti yang akan datang.

Pagelaran, Agustus 2012

SYAFARI


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikanformal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan melandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam meningkatkan kamampuan kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dengan bimbingan dan arahan guru sebagai langkah persiapan untuk dapat hidup dan berkembang dalam masyarakat secaramandiri kelak dikemudian hari.

Proses pembelajaran di kelas diharapkan dapat mendorong siswa sebagai pembelajar untuk dapat berpartisipasi aktif melalui kegiatan yang menyenangkan dengan bantuan strategi, model dan media belajar yang bersifat kelompk sehingga siswa mampu meng konstrusi sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi,fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu,relevan dengan kebutuhan masarakat,dan berdaya saing dalam kehidupan global. Sehubungan hal sebagaimana tersebut diatas perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang standar nasional pendidikan. Pendidikan merupakan bentuk upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan, Pemerintah mengupayakan sistem standarisasi profesi tenaga kependidikan secara implisit terkait didalamnya standar kompetensi guru pada setiap satuan pendidikan termasuk sekolah dasar.

Kompetensi penguasaan pengetahuan adalah penguasaan terhadap kemampuan yang berkaitan dengan keleluasaan pengetahuan. Kompetensi dimaksud meliputi pemahaman terhadap wawasan pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan potensi peserta didik dan penguasaan akademik. Unsur prasarat dan unsur kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut, antara lain perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemahaman wawasan pendidikan


(15)

Dalam pembelajaran IPA perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa, dimulai dari yang abstrak menuju konkret. Namun demikian pembelajaran IPA mengingat kemampuan berpikir siswa sekolah dasar yang masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman yang matang melalui obyek kongkrit. (Karnadi, 2003:5).

Pada sekolah dasar, perlu adanya kerja keras guru sebagai agen pembelajaran dalam membimbing dan membungun kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini karena pada tingkat sekolah dasar sebagai tahapan perkembangan psikologis anak secara umum masih ketergantungan tehadap manusia dewasa. Nilai siswa sekolah dasar khususnya mata pelajaran IPA kebanyakan siswa belum menguasai sehingga akan mengalami kesulitan khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran, pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh yang berakibat kompleks, siswa tidak mengikuti belajar IPA dengan baik, aktivitas siswa rendah, siswa pasif dan bosan belajar, nilainya rendah dibawah KKM yaitu 65, penyebab permasalahan tersebut: guru kurang inovitif dan kreatif, guru menggunakan metode ceramah saja, guru belum kreatif memilih metode, guru belum menggunakan metode yang tepat, guru belum memberi kasempatan pada siswa untuk bertanya jawab pada teman sebaya.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, penulis akan melakukan penelitian atau perbaikan-perbaikan sebagai upaya pemecahan masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kooperatif. Metode tersebut digunakan untuk menumbuhkan penguatan


(16)

ingatan siswa, sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran bersifat kelompok tidak membosankan.

Teknik pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan antara lain: (1) mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal, menambah kreativitas belajar, (2) mendorong berkambangnya daya analisis siswa dalam mengkontruksi sebuah konsep atau nama berdasarkan pengalamannya, (3) model kooperatif sangat cocok diterapkan pada usia dini karena menuntut pelibatan aktivitas siswa begerak emosional.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai:

1. Siswa tidak mengikuti belajar IPA dengan baik. 2. Aktivitas siswa masih rendah.

3. Siswa pasif dan bosan belajar.

4. Nilainya rendah di bawah KKM yaitu nilai 65.

1.3.Perumusan Masalah

Untuk memberikan kejelasan dan arah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPA agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran?


(17)

2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPA agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran?

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran.

2. Menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: Bagi Siswa:

a) Memperbaiki atau meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran.

b) Meningkatkan motifasi belajar agar dapat melaksanakan pembelajaran Aktif, Inofatif, Afektif dan Menyenangkan.

Bagi Guru:

a) Memperbaiki atau menemukan tindakan menggunakan model kooperatif yang tepat dalam pembelajaran IPA.

Bagi Sekolah:

1) Meningkatkan citra sekolah, karena jika semua pihak telah berhasil kinerjanya dengan sendirinya sekolah menjadi terkenal baik.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Dimiati, 2006:16).

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu, tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. (Slameto, 2009:2)

Pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode. Untuk pengembangan metode didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. (Hamzah, 2010:2)

2.2.Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi kusus akan menghasilkan respon terhadap situasi


(19)

tertentu juga. Sedangkan menurut konsep pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan sehingga terjadi pembelajaran.

Jadi dalam pembelajaran kegiatan semua guru diarahkan untuk membantu siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran, keterampilan, sikap kerohanian dan sebagainya. Untuk membantu siswa secara baik, guru harus benar-benar merencanakan pelajaran dengan matang dan untuk ini guru perlu mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Latar belakang siswa yang dimaksud disini bukan sekedar latar belakang ekonomi, lingkungan asal sekolah/ prasekolah, orang tua dan sebagainya, berbagai juga keberadaan siswa di kelas. Corey (dalam Ruminiati, 2007:14)

2.3.Pengertian Kreativitas

Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Perbedaan sudut pandang ini menghasilkan berbagai difinisi kreativitas dengan penekanan yang berbeda-beda. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, meskipun tidak baru sama sekali. Kreativitas berupakan gabungan dari gagasan atau prodok lama ke dalam bentuk baru. Dengan demikian, yang lama menjadi dasar untuk menghasilkan yang baru. Asrori(dalam Syaifuddin latif.2007:51)


(20)

2.4.Belajar Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan (Joyful Instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa tanpa ada perasaan terpaksa atau dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Mulyasa (dalam Agus Suyatna, 2011:17)

2.5.Hasil Belajar

Hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) Peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang dimilikinya; (2) Mereka mendapatkan bahwa prilaku yang diinginkan itu sudah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan prilaku yang diinginkan memahami penjelasan tersebut di atas, hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan dari sebuah pembelajaran yang memberikan pandangan bagi siswa mengenai perubahan kemampuan darinya terhadap prilaku yang diinginkan. Salah satu kemampuan yang mengalami perubahan yaitu kemampuan kognitif siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam mengunakan konsep untuk menyelesaikan satu persoalan. (Mulyasa, 2006:194)


(21)

2.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

dikembangkan oleh Liman (1985). Menurut Lyman (Arends, 1997:122) terdapat tiga tahap dalam tipe TPS.

Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif (TPS):

(1) Guru mengetengahkan suatu permasalahan secara garis besar dan siswa akan menjawab dengan jawaban yang beragam.

(2) Guru memberikan waktu berpikir untuk memikirkan mengenai pertanyaan. (3) Kemudian siswa berdiskusi dengan pasanganya, berbagi pendapat,

mengklarifikasi dan membandingkan kedua pendapatnya untuk memilih yang terbaik.

(4) Tiap pasangan kemudian berbagi gagasan dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas.

Tipe TPS memberikan peluang pada siswa untuk dapat mendiskusikan ide-ide yang mereka miliki dalam rangka menyelesaikan masalah yang disajikan guru dengan teman dalam satu kelompok serta berbagi informasi dengan teman-teman dalam satu kelas. Hal ini sesuai dengan tujuan tipe TPS menurut Lyman (dalam Jones, 2002) yaitu memproses informasi, komunikasi dan mengembangkan cara berfikir. Dengan demikian berarti siswa diberikan waktu untuk berfikir dan merespons serta saling membantu satu sama lain. Lyman (dalam Agus Suyatna, 2011:84)


(22)

a) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Model TPS (1)Meningkatkan kemandirian siswa.

(2)Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya.

(3)Membentuk kelompoknya lebih mudah dan lebih cepat. (4)Melatih kecepatan berpikir siswa.

b) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Model TPS

(1)Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik.

(2)Lebih sedikit ide yang masuk.

(3)Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.

Model ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan proses pembelajaran juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.

Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.


(23)

Pendekatan pembelajaran dapat memberikan keuntungan bagi siswa untuk bekerjasama menyelasaikan tugas-tugas belajar dengan teman-teman sebaya, yang membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang ide-ide yang terdapat dapat pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajar kepada siswa keterampilan kerjasama kolaborasi. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran dengan meggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu empat sampai enam orang perkelompok .

2.7.Sumber Belajar

Pengertian yang sederhana, (hingga dewasa ini dunia pengajaran praktis masih berpandangan) sumber belajar (learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran/ bahan-bahan pengajaran baik buku bacaan atau semacamnya dalam desain pengajaran yang bisa disusun, guru terdapat salah satu kompetensi pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/ pengajaran yang umumnya diisi buku-buku rujukan. Sumber belajar sesungguhnya tidak sempit.

Bahwa segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/ aktivitas baik secara langsung maupun tak langsung, diluar dari diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka disebut sumber belajar. (Rohani, 2009:161)

Macam-macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang menginginkan/ memudahkan terjadinya proses belajar disebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan menjadi individu dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang terpuji dan mana yang tidak terpuji dan seterusnya. Dengan


(24)

kata lain sesungguhnya ada bahan yang jelas mengenai sumber belajar sebab segala apa yang bisa mendatangkan manfaat mendukung dan menunjang individu untuk berubah kearah yang lebih positif, dinamis (belajar) atau menuju perkembangan dapat disebut sumber belajar. Bahkan proses/ aktivitas itu sendiri dapat disebut sebagai sumber belajar. (Sardiman, 2008:233).

2.8.Pengukuran dan Penilaian

Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi obsservasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes, pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya: sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Guilford (dalam Edy Purnomo, 2011:6)

2.9.Kerangka Pikir

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitanya dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Model pembelajaran yang digunakan tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran sebagai salah satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat akan menentukan hasil belajar siswa


(25)

terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Selama ini guru belum memanfaatkan model pembelajaran yang ada sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa untuk mengetahui bagaimanakah model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu maka dilakukan penelitian terhadap kelas tersebut dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif.

2.10. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang dilakukan tindakan ini adalah:

1. “Jika pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan langkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dari siklus ke siklus.”


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksakan di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Penelilitian dilakukan pada semester II dari April s/d Mei tahun pelajaran 2011/2012.

3.3.Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

3.4.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu penelitian tindakan yang berbentuk siklus (tindakan). Penelitian dilaksanakan, siklus diberhentikan jika KKM sudah tercapai.


(27)

Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Perencanaan

2) Pelaksanaan /tindakan

3) Observasi

4) Refleksi

Bagan siklus tindakan dalam penelitian Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

DST

Cerr dan Kemmis, (dalam Suyono, 2011:16)

Rencana tindakan Pelaksanaan tindakan Analisis &refleksi Observasi Refleksi Perbaikan rencana tindakan Perbaikan rencana tindakan Observasi Observasi Analisis & Refleksi Pelaksanaan tindakan


(28)

1) Perencanaan

Pemilihan matari /pokok bahasan yang akan disampaikan

a) Pemetaan

b) Membuat silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran

c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

d) Merencanakan pembelejaran kooperatif

e) Menetukan indikator yang akan dijadikan acuan keberhasilan

f) Mepersiapkan media pembelajaran

g) Membuat lembar evaluasi/ tes

h) Membuat lembar observasi

2) Pelaksanaan / Tindakan

Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:

a. Kegiatan awal

Apersepsi

Guru memotivasi siswa dengan memberi tanya jawab tentang mata pelajaran sebelumnya.

b. Kegiatan inti

1. Guru meminta siswa dibagi menjadi lima kelompok.

2. Guru membimbing siswa untuk melakukan kerja kelompok,sambil

mengawasi,mempresentasi siswa terbaik.

3. Siswa berdiskusi tentang materi pembelajaran.

4. Siswa diminta maju untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan

hasil kinerja kelompoknya.


(29)

6. Siswa melakukan tanya jawab dengan teman sebaya.

c. Kegiatan akhir

1. Pemberian tugas (mengerjakan latihan).

3) Observasi

a) Mengamati dan mencatat tindakan pembelajaran.

b) Mengamati dan mencatat aktivitas siswa, interaksi belajar dan lain-lain.

c) Mencatat hasil belajar siswa.

d) Mencatat kondisi kelas yang terkait dengan pembelajaran yang diteliti.

e) Mencatat data pendukung lain yang ada hubungannya dengan teliti.

4) Refleksi

a) Refleksi dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk

memperoleh masukan dari hasil kegiatan dan akhirnya komentar dari observer tentang keseluruhan proses serta saran sebagai peningkatan pembelajaran, jika mereka mengulangnya di kelas masing-masing atau topik yang berbeda.

b) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan analisis hasil tindakan.

c) Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes yang digunakan yaitu berupa tes formatif. Tes formatif ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep materi yang diberikan yaitu


(30)

mengenai Gaya. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran (siklus). Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) dan juga isian.

2. Non Tes

Penggumpulan data dengan teknik non tes menggunakan lembar observasi. Dalam hal ini yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan juga lembar observasi aktivitas guru. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

3.6.Analisis Data

Untuk pengambilan data aktivitas digunakan lembar observasi berisi 5 aktivitas yaitu, keaktifan dalam pembelajaran kelompok, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan dari temen, menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan sebagainya. Sedangkan untuk data persentasi siswa ditentukan dari nilai tes pada setiap siklus. Adapun perhitungan data menggunakan rumus yang dijelaskam dalam Sudjana (2001) sebagai berikut:

a. Aktivitas Belajar Siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Aktivitas Siswa (%) = Jumlah Siswa dengan Aktivitas x 100 % Jumlah Siswa yang Diamati

Keterangan :


(31)

b. Aktivitas Guru

Untuk menghitung aktivitas guru digunakan rumus sebagai berikut: Aktivitas Guru (%) = jumlah hasil pengamatan x 100%

Jumlah maksimum

c. Nilai Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan Belajar (%) = Jumlah Siswa Yang Tuntas x 100

Jumlah Siswa

3.7.Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah apabila terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari 70% siswa aktif dan memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu nilai 65 diakhir pembelajaran.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan aktivitas guru yang ditandai dengan peningkatan aktivitas guru dalam setiap siklus, yaitu siklus I (50,00%), siklus II (72,22%) dan siklus III (86,11%).

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa yang ditandai dengan

peningkatan aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (47,6), siklus II (70,04%), siklus III (80,08%).

3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60,00%), siklus II (63,79%), siklus III (78,29%).

5.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:


(33)

1. Diharapkan kepada siswa agar dapat menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok, untuk itu diperlukan keakraban, toleransi dan keterbukaan sehingga menimbulkan hubungan baik dengan teman maupun guru agar ilmu pengetahuan yang didapat lebih banyak lagi.

2. Kemampuan guru dalam melaksanakan variasi mengajar merupakan salah satu cara dalam mengatasi kejenuhan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

3. Guru sebaiknya dapat meningkatkan kinerja dan profesioanalisme melalui pendidikan formal maupun kegiatan-kegiatan seperti KKG, workshop atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan wawasan.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suyatna. 2011.

Model Pembelajaran PAIKEM.

Universitas Lampung.

Bandar Lampung

Dimiati,2006.BelajarDan Pembelajaran. Renika Cipta.Jakarta.

Latif Syaifuddin. 2007.

Perkembangan Peserta Didik

. Universitas Lampung.

Bandar Lampung

Purnomo Edy. 2011.

Asesmen

. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Rohani,Ahmad,2009 Pengelolaan Pengajaran,Renika Cipta Jakarta

Ruminiati. 2007.

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD

. Depdiknas.

Jakarta

Sardiman. 2008.

Intraksi Motivasi Belajar Mengajar

, Raja Grafindo

Persada.Jakarta

Sunyono.2011.

Penelitian Tindakan Kelas

. Universitas Lampung. Bandar

Lampung


(1)

6. Siswa melakukan tanya jawab dengan teman sebaya. c. Kegiatan akhir

1. Pemberian tugas (mengerjakan latihan). 3) Observasi

a) Mengamati dan mencatat tindakan pembelajaran.

b) Mengamati dan mencatat aktivitas siswa, interaksi belajar dan lain-lain. c) Mencatat hasil belajar siswa.

d) Mencatat kondisi kelas yang terkait dengan pembelajaran yang diteliti. e) Mencatat data pendukung lain yang ada hubungannya dengan teliti. 4) Refleksi

a) Refleksi dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk memperoleh masukan dari hasil kegiatan dan akhirnya komentar dari observer tentang keseluruhan proses serta saran sebagai peningkatan pembelajaran, jika mereka mengulangnya di kelas masing-masing atau topik yang berbeda.

b) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan analisis hasil tindakan. c) Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

3.5.Teknik Pengumpulan Data 1. Tes

Tes yang digunakan yaitu berupa tes formatif. Tes formatif ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep materi yang diberikan yaitu


(2)

mengenai Gaya. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran (siklus). Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) dan juga isian.

2. Non Tes

Penggumpulan data dengan teknik non tes menggunakan lembar observasi. Dalam hal ini yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan juga lembar observasi aktivitas guru. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

3.6.Analisis Data

Untuk pengambilan data aktivitas digunakan lembar observasi berisi 5 aktivitas yaitu, keaktifan dalam pembelajaran kelompok, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan dari temen, menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan sebagainya. Sedangkan untuk data persentasi siswa ditentukan dari nilai tes pada setiap siklus. Adapun perhitungan data menggunakan rumus yang dijelaskam dalam Sudjana (2001) sebagai berikut: a. Aktivitas Belajar Siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Aktivitas Siswa (%) = Jumlah Siswa dengan Aktivitas x 100 % Jumlah Siswa yang Diamati

Keterangan :


(3)

b. Aktivitas Guru

Untuk menghitung aktivitas guru digunakan rumus sebagai berikut: Aktivitas Guru (%) = jumlah hasil pengamatan x 100%

Jumlah maksimum c. Nilai Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan Belajar (%) = Jumlah Siswa Yang Tuntas x 100

Jumlah Siswa

3.7.Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah apabila terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari 70% siswa aktif dan memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu nilai 65 diakhir pembelajaran.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan aktivitas guru yang ditandai dengan peningkatan aktivitas guru dalam setiap siklus, yaitu siklus I (50,00%), siklus II (72,22%) dan siklus III (86,11%).

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas siswa yang ditandai dengan

peningkatan aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (47,6), siklus II (70,04%), siklus III (80,08%).

3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60,00%), siklus II (63,79%), siklus III (78,29%).

5.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran dalam penerapan model


(5)

1. Diharapkan kepada siswa agar dapat menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok, untuk itu diperlukan keakraban, toleransi dan keterbukaan sehingga menimbulkan hubungan baik dengan teman maupun guru agar ilmu pengetahuan yang didapat lebih banyak lagi.

2. Kemampuan guru dalam melaksanakan variasi mengajar merupakan salah satu cara dalam mengatasi kejenuhan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

3. Guru sebaiknya dapat meningkatkan kinerja dan profesioanalisme melalui pendidikan formal maupun kegiatan-kegiatan seperti KKG, workshop atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan wawasan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suyatna. 2011.

Model Pembelajaran PAIKEM.

Universitas Lampung.

Bandar Lampung

Dimiati,2006.BelajarDan Pembelajaran. Renika Cipta.Jakarta.

Latif Syaifuddin. 2007.

Perkembangan Peserta Didik

. Universitas Lampung.

Bandar Lampung

Purnomo Edy. 2011.

Asesmen

. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Rohani,Ahmad,2009 Pengelolaan Pengajaran,Renika Cipta Jakarta

Ruminiati. 2007.

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD

. Depdiknas.

Jakarta

Sardiman. 2008.

Intraksi Motivasi Belajar Mengajar

, Raja Grafindo

Persada.Jakarta

Sunyono.2011.

Penelitian Tindakan Kelas

. Universitas Lampung. Bandar


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PINANG JAYA BANDAR LAMPUNG

0 14 55

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SERDANG KECAMATAN TANJUNGBINTANG

0 21 53

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN

0 4 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 101776 SAMPALI.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DAN AKTIVITAS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TOKEN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 060852 KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN.

0 2 29

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI MALANGAN.

0 1 197

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SRANDAKAN.

0 2 214

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGANYAR BOYOLALI.

0 0 203

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru

0 0 15