UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS VI SEMESTER 1 SD NEGERI 2 PADANG RATU KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESWARAN
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS VI
SEMESTER 1 SD NEGERI 2 PADANG RATU KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESWARAN Oleh
Rohaida
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas VI Semester 1 SD Negeri 2 Padang ratu.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang berisi alur penelitian meliputi empat tahapan, dimulai dari perencanaan tindakan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Empat tahapan tersebut membentuk siklus. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, tes hasil belajar, dan lembar observasi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu yang berjumlah 16 orang.
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan: Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu. Hal ini dilihat aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan yaitu siklus I jumlah rata 62,5% dan pada siklus II jumlah rata-rata 87,5%. Hal ini juga terjadi pada hasil nilai IPA dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I rata-rata hasil belajar 66,25 dan meningkat pada siklus II mencapai 79,375. Siswa yang tuntas belajar pada siklus I ada 10 orang atau 62,5% dan pada siklus II siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan sehingga menjadi 13 orang atau 81,25%.
(2)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan fungsi pendidikan nasional di atas, maka peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah, selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan di kelas.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menemukan yang sesuai bagi dirinya. Apabila guru telah menemukan model, strategi, metode yang tepat dan sesuai bagi dirinya dan anak didik maka suasana pembelajaran menjadi
(3)
lebih kreatif, dinamis, tidak monoton dan menyenangkan, sehingga dapat memberikan rasa puas bagi anak didik.
Dampak selanjutnya pemahaman terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajari anak didik menjadi lebih bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih baik. Hal tersebut juga sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar, Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) yaitu agar peserta memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan sikap dan nilai-nilai ilmiah serta lebih memperhatikan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran IPA yang dikehendaki oleh kurikulum ini sesuai dengan hakikat IPA, yaitu sebagai produk ilmiah, proses ilmiah, serta sebagai sikap ilmiah.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan mata pelajaran IPA seorang pendidik harus kreatif dan inovatif untuk menyajikan proses pembelajaran dikelasnya agar proses pembelajaran yang dikelolanya berjalan luwes, efektif dan efisien. Karena pendidikan atau sekolah mempunyai harapan agar peserta didik memperoleh nilai yang memuaskan sesuai dengan KKM dan juga memiliki prestasi yang menonjol pada semua mata pelajaran.
Siswa sebagai komponen dalam belajar dituntut untuk giat agar mencapai hasil belajar yang menggembirakan. Keberhasilan belajar ditandai adanya perubahan-perubahan pada diri siswa. Perubahan ini antara lain perubahan pola fikir, perasaan, pemahaman, dan tingkah laku. Secara umum,
(4)
Slameto (2005: 35) mengemukakan bahwa keberhasilan belajar siswa dipengaruhi berbagai faktor, antara lain: intelegensi, minat, bakat, keadaan sosial ekonomi, perhatian orang tua, metode mengajar, media, kurikulum, kesiapan belajar, dan teman bergaul.
Salah satu cara untuk mewujudkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar adalah memilih metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat dan efisien, sehingga siswa dapat menerima materi pelajaran. Kedudukan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sangatlah penting. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi maka siswa akan tertarik dan tugas guru dalam menyampaikan materi akan lebih mudah dipahami dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Permasalahan yang dihadapi siswa di SD adalah hasil belajar IPA yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPA guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan yang menyebabkan aktivitas dan hasil belajar IPA rendah. Guru belum menghayati hakikat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran IPA dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar. Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA. Mereka menganggap pelajaran IPA sulit dipahami sehingga menyebabkan kurangnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA. Untuk anak-anak yang taraf berpikirnya masih berada pada tingkat konkret, maka semua yang diamati,
(5)
diraba, dicium, dilihat, didengar, dan dikecap akan kurang berkesan kalau sesuatu itu hanya diceritakan, karena mereka belum dapat menyerap hal yang bersifat abstrak. Perlu diketahui bahwa tingkat pemahaman tiap-tiap siswa tidak sama, sehingga kecepatan siswa dalam mencerna bahan pengajaran berbeda.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di kelas VI SDN 2 Padang Ratu dengan jumlah siswa 16 anak, pada hasil evaluasi terhadap tes Mata Pelajaran IPA terbukti di kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu, hanya 6 siswa atau 37,5% yang dapat menguasai materi pembelajaran atau yang mendapat nilai 63 ke atas dan 10 siswa nilainya kurang dari 63 sehingga belum tuntas dalam belajar. Sedang target yang ingin dicapai 75% siswa menguasai materi atau mencapai nilai KKM yaitu 63. Hal ini disebabkan guru mengajar masih secara tradisional. Pengajaran IPA masih bersifat verbal dan siswa hanya sebagai penerima pelajaran yang pasif, dalam proses pembelajaran IPA (sains) kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan metode yang tepat sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif,. Akibatnya berdampak pada rendahnya nilai siswa pada hasil belajar siswa.
Melihat masalah tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, meningkatkan aktivitas, dan hasil belajar siswa. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini
(6)
dapat membantu guru dalam menggerakkan, menjelaskan gambaran ide dari suatu materi. Dengan menerapkan metode demonstrasi, maka dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan meningkatkan hasil belajaran IPA di pendidikan dasar dapat tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh adalah: dengan demonstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat partisipasi aktif, memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya. Kelebihan lain dari metode demonstrasi ini antara lain: membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis penjelasan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki dari pengamatan dan contoh konkrit dengan menghadirkan objek sebenarnya (Djamarah, 2000).
Seperti yang telah diutarakan di atas pada saat pembelajaran IPA disebutkan bahwa fungsi metode mengajar dalam keseluruhan sistem pengajaran adalah sebagaimana alat untuk mencapai tujuan pengajaran.
(7)
Kenyataan inilah yang mendorong penulis untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis beri judul ”Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Demonstrasi pada Kelas VI Semester 1 SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terjadi sebagai berikut:
1. Guru mengajar masih menggunakan metode ceramah.
2. Pengajaran IPA masih bersifat verbal dan pasif.
3. Guru belum menghayati hakikat IPA karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja.
4. Siswa menganggap pelajaran IPA sulit dipahami sehingga menyebabkan kurangnya aktivitas siswa dalam pelajaran IPA.
5. Hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik tidak sesuai dengan harapan pendidik.
C. Pembatasan Masalah
Sejalan dengan hasil identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar
(8)
IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas VI semester 1 SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalahan dalam penelitian ini adalah: "Apakah Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas VI Semester 1 SD Negeri 2 Padang Ratu?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas VI .
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi Siswa, yaitu untuk memberikan pengalaman agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas VI Semester 1 SD Negeri 2 Padang Ratu.
(9)
b. Bagi Penulis, yaitu dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas, khususnya tentang penggunaan metode dan media yang tepat. Penulis mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari solusi yang tepat.
c. Bagi Guru, yaitu dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan ataupun acuan dalam pembelajaran IPA bagi guru yang mengalami masalah serupa. Dengan meningkatnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA maka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh guru dapat tercapai.
d. Bagi sekolah, yaitu sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPA. PTK juga dapat memberi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang bercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru.
(10)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono (1999: 9) bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku. Menurut Slameto(2005: 13) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
(11)
B. Aktivitas Belajar
Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya “kegiatan / keaktifan”. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktifitas. Sedangkan belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 28), adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Selanjutnya Sardiman (2003: 22) menyatakan bahwa belajar adalah sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.
Dari uraian tentang belajar di atas, peneliti berpendapat bahwa dalam belajar terjadi dua proses yaitu perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang sedang belajar dan interaksi dengan lingkungannya baik berupa pribadi, fakta, dsb. Jadi peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.
(12)
Aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Oemar Hamalik (2001: 172) mengklasifikasikan aktivitas belajar atas delapan kelompok, yaitu:
1. Kegiatan-kegiatan Visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain.
2. Kegiatan-kegiatan Lisan, yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, dan diskusi.
3. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan, diantaranya mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan Menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan Menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan Metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, dan menyelenggarakan permainan.
7. Kegiatan-kegiatan Mental, yaitu merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan Emosional, diantaranya minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.
(13)
Berdasarkan pengertian aktivitas tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa dalam belajar sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini adalah berupa angka-angka tertentu yang tercatum dalam nilai raport, prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Selanjutnya Winkel (2004: 162) menyatakan prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai, belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004: 4).Hasil belajar adalah bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh (komprehensif) yang terdiri atas unsur kognitif, afektif dan psikomotorik secara terpadu terhadap diri siswa (Dimyati,1991: 2).
Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum pengertian hasil belajar yaitu bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh
(14)
(komprehensif) yang terdiri dari unsur kognitif, afektif dan psikomotorik secara terpadu terhadap diri siswa setelah mengalami aktifitas belajar.
D. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”. Menurut Abdullah (1998: 18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan.
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK tahun 2004) dan Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan (KTSP tahun 2006), pendidikan sains (IPA) di sekolah dasar (SD) secara eksplisit berupa mata pelajaran mulai diajarkan pada jenjang kelas tinggi. Sedangkan di kelas rendah pembelajaran IPA ini terintegrasi bersama mata pelajaran lainnya, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran tematis. Dalam KTSP
(15)
ditegaskan pengertian Sains (IPA) sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu memper-timbangkan keselamatan kerja; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data; mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pada prinsipnya, pembelajaran IPA harus dirancang dan dilaksanakan sebagai cara ‘mencari tahu ‘dan cara ‘mengerjakan/melakukan’ yang dapat membantu siswa memahami fenomena alam secara mendalam.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada
(16)
aspek Fisika, IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada aspek Biologi, IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia, IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.
E. Metode Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2007: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan definisi/pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Ada sejumlah metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang dikutip dari beberapa sumber.
A. Tabrani Rusyan ( 1993: 63) menyatakan bahwa “Jenis-jenis Metode pembelajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dokumentasi, metode AVA, narasumber, wawancara, karyawisata, survei, studi lapangan, proyek pelayanan masyarakat kerja, pengalaman, simulasi, eksperimen, discovery, dan penggunaan buku-buku pelajar”.
(17)
Pada bagian lain juga diuraikan jenis-jenis metode yang dinyatakan oleh Soetomo (1993: 147) bahwa “Metode pengajaran terdiri dari metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen dan pemecahan masalah”.
Dari uraian di atas terlihat adanya berbagai jenis metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, akan tetapi harus dipilih sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Untuk itu dalam penelitian ini akan digunakan 1 macam metode yaitu metode demonstrasi secara lebih mantap karena metode tersebut sesuai dengan pokok bahasan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas VI Semester I Sekolah Dasar Negeri 2 Padang Ratu.
F. Metode Demonstrasi
Secara bahasa metode adalah cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan, khususnya dalam ilmu pengetahuan. Cardille (Moejdiono, 1993: 38) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, illustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat.
Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980: 87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita, bahwa untuk mendemonstrasikan atau
(18)
memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.
Dengan memperhatikan batasan metode demonstrasi seperti yang dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.
G. Kelebihan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sifatnya pemahaman. Metode demonstrasi memiliki kelebihan-kelebihan yaitu: (1) Siswa akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses sesuatu yang telah didemonstrasikan; (2) Perhatian siswa akan lebih mudah dipusatkan pada hal-hal yang penting yang sedang dibahas; (3) Dapat mengurangi kesalahan pengertian antara anak dan guru bila di bandingkan dengan ceramah dan tanya jawab, karena dengan demonstrasi siswa akan dapat mengamati sendiri proses dari sesuatu; (4) Akan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan apa yang telah di demonstrasikan ( Soetomo, 1993: 162).
Dengan uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan demonstrasi akan dapat mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan pengertian dari
(19)
siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama disimpan dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi.
H. Kelemahan Metode Demonstrasi
Di samping memiliki beberapa kelebihan, maka metode demonstrasi juga tidak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan kurang efektif apabila digunakan. Kemungkinan-kemungkinan yang dapat membuat demonstrasi kurang efektif menurut Soetomo (1993: 163) antara lain: (1) Apabila demonstrasi tidak digunakan secara matang maka bisa terjadi demonstrasi banyak kesulitan; (2) Kadang-kadang sesuatu yang di bawa ke kelas untuk didemonstrsikan terjadi proses yang berlainan dengan proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya; (3) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti secara aktif oleh para siswa untuk mengamati; (4) Demonstrasi akan merupakan metode yang kurang efektif bila alat yang didemonstrasikan itu tidak dapat di amati secara seksama oleh siswa.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode demonstrasi maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: guru harus mempersiapkan sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan demonstrasi, menjelaskan tujuan demonstrasi kepada siswa, memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi jalannya demonstrasi dan selama demonstrasi hendaknya semua siswa dapat memperhatikan jalannya demonstrasi.
(20)
I. Prosedur Metode Demonstrasi
Sanjaya. W (2006: 151) menyatakan langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: 1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir, 2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, 3) Lakukan uji coba demonstrasi.
2. Tahap Pelaksanaan.
a. Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa halyang harus diperhatikan, di antaranya: a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi. a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
(21)
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c. Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
J. Hipotesis Tindakan
Jika penggunaan metode demonstrasi diterapkan dalam pelajaran IPA, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan.
(22)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM (M.Nur, 2001) dikemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran itu dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di ruang kelas dan dikenal juga dengan nama Classroom Action Research, dimana idenya pertama kali dikembangkan oleh Kurt dan Lewin pada tahun 1946.
Sedangkan menurut Stephen Kemmis (1983), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research adalah suatu penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik pendidik yang mereka lakukan sendiri (b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut dan (c) situasi ditempat praktik itu dilaksanakan.
(23)
Rencana penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Rencana penelitian dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 1. Tahap-tahap dalam PTK
B. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester satu tahun pelajaran 2011/2012 sesuai materi yang diajarkan pada semester tersebut.
Tindakan I
Pengamatan I
Refleksi I Tindakan II
Perencanaan II
Pengamatan II Refleksi II
Siklus berikutnya PerencanaanI
(24)
Siswa kelas VI SDN 2 Padang Ratu berjumlah 16 siswa. Terdiri dari 10 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Siswa kelas VI cukup beragam tingkat kemampuan prestasi belajarnya. Dari 16 siswa hanya 37,5% yang mempunyai kemampuan cukup baik, selebihnya kemampuannya di bawah rata-rata. Motivasi belajar anak di rumah kurang, dikarenakan kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak di ruma.
Latar belakang dipilihnya kelas ini sebagai tempat penelitian adalah karena alasan berikut ini :
1. Sesuai dengan materi dan pokok bahasan yang ada.
2. Peneliti adalah guru di kelas tersebut. Hal ini memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
3. Berdasarkan penelitian selama mengajar, aktivitas dan hasil belajar IPA masih rendah. Hal ini perlu segera diupayakan peningkatannya.
4. Penggunaan metode demonstrasi diupayakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, sasaran kajian dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA melalui metode demonstrasi.
(25)
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis memilih tiga teknik pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut adalah tes, observasi dan dokumentasi.
1. Teknik Tes
Pada penelitian ini digunakan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang dilaksanakan selama proses penelitian. 2. Metode Observasi
Dalam mengamati kemampuan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran IPA digunakan metode observasi. Dalam penelitian ini yang diamati adalah aktvitas belajar siswa dan guru.
3. Metode Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertulis. Benda-benda tersebut diantaranya adalah buku-buku dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Jadi dokumen-dokumen yang diteliti pada penelitian ini adalah buku daftar nilai siswa kelas VI tahun 2011/2012 pelajaran IPA SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Peasawaran.
Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis. Ketiga jenis alat pengumpul data adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.
(26)
Butir-butir soal tes merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Instrumen ini berupa tes hasil belajar IPA.
2. Lembar pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perilaku siswa. Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada akhir proses pembelajaran.
3. Skala Penilaian untuk Studi Dokumentasi
Pada penelitian ini dilakukan studi dokumentasi. Studi dilakukan terhadap buku siswa, sedangkan yang menjadi cakupan studi adalah buku daftar nilai kelas VI tahun pelajaran 2011/2012 pelajaran IPA SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
D. Teknik Analisis Data
Ada dua teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dipergunakan terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlansung.
AS % = JSS x 100 % AS = Aktivitas siswa JSM
JSS = Jumlah skor aktivitas belajar siswa
JSM = Jumlah skor maksimal Sedangkan analisis kuantitatif digunakan terhadap hasil tes, berdasarkan rata
(27)
M = ∑fX ∑ fX = jumlah nilai siswa N
N = jumlah siswa M = Rata-rata nilai
Untuk menentukan tingkat keberhasilan kelas digunakan rumus sebagai berikut:
KB% = ∑ST X 100% KB = Ketuntasan Belajar N
∑ST = Jumlah siswa tuntas N = jumlah siswa
E. Indikator Keberhasilan
Sebagai sebuah penelitian tindakan kelas perlu adanya indikator. Indikator digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian. Apabila indikator terpenuhi, penelitian dikatakan berhasil. Indikator keberhasilan kinerja dalam penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil jika rata-rata aktivitas belajar
siswa persiklusnya terdapat peningkatan mencapai 75%.
2. Prestasi belajar siswa dikatakan berhasil jika rata- rata kelas persiklusnya mencapai peningkatan sebesar 75.
3. Penelitian ini dianggap berhasil jika ketutasan belajar siswa persiklusnya mencapai 75% siswa mendapat nilai di atas krteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditentukan yaitu 63.
(28)
F. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah dari masing-masing siklus sebagaimana tertera berikut ini:
1. Siklus I
Kegiatan penelitian dimulai dengan dilaksanakannya siklus I. Siklus ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun tahapan pada siklus ini adalah sebagai disebut di bawah ini.
a. Perencanaan
Perencanaan ini merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian. Atas dasar dari hasil studi pendahuluan, maka disusun perencanaan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap yang dilalui pada perencanaan ini adalah: 1) Mendesain pembelajaran IPA dengan metode demonstrasi. 2) Desain pembelajaran disimulasikan. 3) Masukan dari hasil simulasi digunakan untuk merevisi desain pembelajaran berikutnya. 4)Penyusunan instrumen yang diperlukan pada siklus.
b. Tindakan
Pada tahap ini, tindakan merupakan implementasi dari perencanaan-perencanaan yang telah disimulasikan dan direvisi. Pada siklus I ini diawali dengan mengkondisikan kelas. Pertama-tama siswa diberikan apersepsi dan penjajakan kemampuan awal siswa. Tahap berikutnya siswa diberikan informasi singkat tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari. Selain itu diberikan pula informasi
(29)
tentang tujuan yang akan dicapai. Adapun pada kegiatan berikutnya guru merumuskan permasalahan yang telah ditentukan.
c. Pengamatan
Pada tahap ini pengamatan atau observasi dilakukan bersama dengan tahap tindakan. Hal ini tentu karena guru sebagai peneliti sekaligus juga sebagai penyampai materi. Pada tahap ini pula dilakukan pengumpulan data-data yang diperlukan. Tiap-tiap tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa akan diamati oleh observer. Observer disini adalah guru itu sendiri sebagai peneliti beserta teman sejawat. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah pedoman pengamatan dan lembar penilaian yang sudah disediakan digunakan dalam tahap ini. d. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan peneliti bersama teman sejawat. Tahap ini berisi diskusi dari peneliti sebagai guru maupun observer dengan teman sejawat. Diskusi berisi tentang kelebihan dan kekurangan tindakan. Hasil diskusi ini digunakan untuk menentukan sikap yang harus dilakukan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini dilakukan pula analisis data. Analisis ini untuk mengetahui keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat ditentukan apakah diperlukan siklus berikutnya atau tidak.
(30)
2. Siklus II
Pada siklus II dilakukan satu kali pertemuan yaitu 2 x 35 menit. a. Perencanaan
Atas dasar temuan pada siklus I maka dibuatlah rencana untuk melaksanakan siklus II. Siklus ini merupakan penyempurnaan siklus I. Perbedaan yang mungkin ada pada siklus II, yaitu diperolehnya laporan hasil pengamatan secara utuh. Pada tahap perencanaan ini peneliti sebagai guru membuat seperangkat pembelajaran sebagaimana siklus I. b. Tindakan
Sesuai dengan rancangan pembelajaran, pada siklus II ini dilakukan tindakan sebagaimana yang ada pada rencana mengajar harian. Hal ini sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Namun pada siklus II ini siswa melakuakan demonstrasi sendiri dan guru sebagai pemandunya, sehingga siswa berperan secara langsung dalam pelajaran yang diikuti. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
c. Pengamatan
Setelah melakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan pada setiap perubahan perilaku yang dialami siswa. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan membuat catatan-catatan
(31)
penting. Hal ini sebagaimana dilakukan pada siklus I. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman pengamatan dan lembar penilaian.
d. Refleksi
Peneliti kembali melakukan refleksi setelah melakukan tindakan dan pengamatan. Refleksi dilakukan terhadap hasil yang didapat sebelum siklus II ini. Tujuan refleksi adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA, untuk dapat dibandingkan dengan hasil setelah siklus I.
(32)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan demonstrasi memiliki dampak positif pada aktivitas belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklus, yaitu: siklus I mencapai 62.5% dan siklus II meningkat menjadi 87,5%.
2. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil siklus I adalah rata-rata nilai 66,25 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 62,5%. Hasil dari siklus II adalah nilai rata-rata 79,375 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 81,25%. Hasil dari siklus II ini jelas telah melampaui kriteria ketuntasan belajar yang mensyaratkan rata-rata hasil belajar siswa minimal 75 dengan persentase ketuntasan belajar 75% dari KKM 63.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian maka sebagai tindak lanjut dan kesempurnaan, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
(33)
1. Bagi Siswa:
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, hendaknya siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri.
2. Bagi guru:
a) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan segala sesuatunya seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja, alat evaluasi, dan peralatan yang diperlukan.
b) Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran yang menarik.
3. Bagi Sekolah:
Untuk menciptakan suasana belajar yang dinamis dan kondusif, hendaknya lingkungan sekolah dikelola dan ditata dengan baik.
4. Bagi Peneliti:
Untuk penelitian selanjutnya hendaknya diadakan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sehingga diperoleh hasil yang baik.
(34)
KABUPATEN PESWARAN (Skripsi)
Oleh ROHAIDA
PROGRAM STUDI PGSD STRATA SATU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
(35)
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS VI
SEMESTER 1 SD NEGERI 2 PADANG RATU KECAMATANGEDONG TATAAN
KABUPATEN PESWARAN
0leh ROHAIDA
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PROGRAM STUDI PGSD STRATA SATU GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(36)
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS VI
SEMESTER 1 SD NEGERI 2 PADANG RATU KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESWARAN Oleh
Rohaida
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas VI Semester 1 SD Negeri 2 Padang ratu.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang berisi
alur penelitian meliputi empat tahapan, dimulai dari perencanaan
tindakan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Empat tahapan tersebut membentuk siklus. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, tes hasil belajar, dan lembar observasi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu yang berjumlah 16 orang.
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan: Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri 2 Padang Ratu. Hal ini dilihat aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan yaitu siklus I jumlah rata 62,5% dan pada siklus II jumlah rata-rata 87,5%. Hal ini juga terjadi pada hasil nilai IPA dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I rata-rata hasil belajar 66,25 dan meningkat pada siklus II mencapai 79,375. Siswa yang tuntas belajar pada siklus I ada 10 orang atau 62,5% dan pada siklus II siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan sehingga menjadi 13 orang atau 81,25%.
(37)
Judul Penelitian : UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS VI SEMESTER 1SD NEGERI 2 PADANG RATU KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN
Nama Mahasiswa : Rohaida
No. Pokok Mahasiswa : 1013109044
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Lokasi Penelitian : SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd NIP 19510507 198103 1 002
Dosen Pembimbing
Dr. Sulton Djasmi, M. Pd NIP 19520504 1979031002
(38)
PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Penguji : Dr. Sulton Djasmi, M.Pd ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Siswantoro, M. Pd ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika Universitas Lampung
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
(39)
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : ROHAIDA
N P M : 1013109044
Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Menggunakan Metode Demonstrasi pada Kelas VI
Semester 1 SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah dalam Daftar Pustaka.
Bandar Lampung, Desember 2011
Rohaida
(40)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Padang Manis Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran pada tanggal 2 April 1980, merupakan putri bungsu dari
enam bersaudara pasangan Munir Karim danNawyah As’ari.
Awal studi penulis menempuh pendidikan pada Sekolah Taman Kanak-Kanak Aisah Padang Manis lulus tahun 1986. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 2 Padang Manis dan selesai pada tahun 1992. Kemudian dilanjutkan di MTs Mathlaul Anwar kecamatan Kedondong diselesaikan tahun 1995. Kemudian penulis meneruskan pendidikan di MAN 1 Bandar Lampung tamat tahun 1998. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan DII pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka Lampung dan selesai pada tahun 2007. Pada Tahun 2010 penulis mengikuti Program Pendidkan S1 PGSD dalam Jabatan di Universitas Lampung. Penulis berprofesi sebagai pendidik di SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
(41)
MOTTO
Kesuksesan bisa diraih dengan usaha yang tekun dan
ibadah Kepada Allah Subhana Wa Ta ala
(42)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai wujud syukur, cinta dan terima kasihku kepada :
1. Almarhum Ayahanda dan Ibunda Nawyah tercinta yang senantiasa
memberikan dukungan dan yang selalu sabar menjaga Qoulan.
2. Suamiku tersayang dan si kecil Qoulan Sadida yang senantiasa memberi
kecerian dan kebahagian menjalankan kehidupan.
3. Kakak, Adik, keponakanku dan saudara-saudara iparku tercinta terima kasih atas doa dan dukungannya yang selalu menyertai setiap langkahku.
4. Ibu Ponisem yang selalu sabar menunggu.
5. Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan Program S1 PGSD Guru Dalam
Jabatan Angkatan 2010, semoga kita selalu sukses.
(43)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan
karunia-Nya, serta kemudahan dan kelapangan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang selalu menyayangi kita sampai akhir zaman. Skripsi ini
merupakan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang judul “Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Kelas VI Semester 1 SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Peswaran” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Lampung.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuan serta dukungan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
(44)
4. Dr. Sulton Djasmi, M. Pd., selaku Dosen pembimbing, yang dengan sabar memberikan ilmu, bimbingan, dan motivasi kepada peneliti dalam proses penyelesaian Laporan Penelitian ini.
5. Drs. Siswantoro, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang selalu memberikan banyak saran masukan dalam proses penyelesaian Laporan Penelitian ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam program S1 PGSD Guru
dalam Jabatan yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Nani Catur Septiani, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Padang Ratu kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan studi Program S1 PGSD Guru dalam Jabatan hingga selesai.
8. Dewan Guru SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tatan Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pesawaran, Desember 2011
(45)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN... v
RIWAYAT PENULIS ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ... 9
B. Aktivitas Belajar... 10
C. Hasil Belajar ... 12
D. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam... 13
E. Metode Pembelajaran... 15
F. Metode Demonstrasi ... 16
G. Kelebihan Metode Demonstrasi... 17
(46)
I. Prosedur metode demonstrasi ... 19
J. Hipotesis Tindakan... 20
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 21
B. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 22
C. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 23
D. Tehnik Analisis Data... 25
E. Indikator Keberhasilan ... 26
F. Prosedur Penelitian... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan... 39
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 41
B. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(47)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 32
Tabel 2. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus I ... 33
Tabel 3. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 36
Tabel 4. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus II... 37
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengamatan aktivitas Belajar... 39
(48)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 46
Lampiran 2. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 47
Lampiran 3. Silabus Pembelajaran ... 48
Lampiran 4. RPP Siklus I... 50
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS)Siklus I... 53
Lampiran 6. Test Akhir Siklus I... 55
Lampiran 7. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus I... 58
Lampiran 8. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus I ... 59
Lampiran 9. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I... 60
Lampiran 10. RPP Siklus II ... 62
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (LKS)Siklus II ... 65
Lampiran 12. Test Akhir Siklus II ... 67
Lampiran 13. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus II ... 70
Lampiran 14. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus II ... 71
Lampiran 15. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 72
Lampiran 16. Kegiatan Pembelajaran Siklus I... 74
(49)
MOTTO
Dukungan keluarga dalam suatu usaha adalah
Merupakan salah satu jalan menuju kesuksesan
(1)
penyelesaian Laporan Penelitian ini.
5. Drs. Siswantoro, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang selalu memberikan banyak saran masukan dalam proses penyelesaian Laporan Penelitian ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam program S1 PGSD Guru
dalam Jabatan yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Nani Catur Septiani, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Padang Ratu kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan studi Program S1 PGSD Guru dalam Jabatan hingga selesai.
8. Dewan Guru SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedong Tatan Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Penelitian ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pesawaran, Desember 2011
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN... v
RIWAYAT PENULIS ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ... 9
B. Aktivitas Belajar... 10
C. Hasil Belajar ... 12
D. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam... 13
E. Metode Pembelajaran... 15
F. Metode Demonstrasi ... 16
G. Kelebihan Metode Demonstrasi... 17
(3)
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian... 21
B. Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 22
C. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 23
D. Tehnik Analisis Data... 25
E. Indikator Keberhasilan ... 26
F. Prosedur Penelitian... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan... 39
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 41
B. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 32
Tabel 2. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus I ... 33
Tabel 3. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 36
Tabel 4. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus II... 37
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengamatan aktivitas Belajar... 39
(5)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 46
Lampiran 2. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 47
Lampiran 3. Silabus Pembelajaran ... 48
Lampiran 4. RPP Siklus I... 50
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS)Siklus I... 53
Lampiran 6. Test Akhir Siklus I... 55
Lampiran 7. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus I... 58
Lampiran 8. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus I ... 59
Lampiran 9. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I... 60
Lampiran 10. RPP Siklus II ... 62
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (LKS)Siklus II ... 65
Lampiran 12. Test Akhir Siklus II ... 67
Lampiran 13. Daftar Hasil Nilai Tes Pada Siklus II ... 70
Lampiran 14. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus II ... 71
Lampiran 15. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 72
Lampiran 16. Kegiatan Pembelajaran Siklus I... 74
(6)