BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - PERTANGGUNGJAWABAN BAGI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS BERDASARKAN PASAL 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 JO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1965 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TER

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini dan tingkat

  pertumbuhan penduduk yang terus bertambah pula populasinya, maka diperlukan adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai merek kendaraan bermotor telah merambah di berbagai wilayah di Indonesia, tidak hanya di daerah perkotaan saja namun juga di wilayah pelosok negeri ini, bahkan di daerah pegunungan tidak mau ketinggalan untuk memiliki kendaraan bermotor. Tentu saja tidak hanya jenis kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) melainkan kendaraan beroda empat (mobil), kendaraan transportasi umum sampai kendaraan transportasi beroda enam. Baik kendaraan pribadi maupun milik perusahaan maupun milik kelembagaan sudah tidak asing lagi bagi penduduk di Indonesia.

  Sementara itu perilaku orang dalam penggunaan jalan pada saat ini mengalami hal-hal yang sangat kompleks, karena dengan semakin banyaknya kendaraan bermotor yang ada di jalan tidak disertai dengan bertambahnya lebar jalan. Sehingga masalah yang timbul di jalan pun semakin banyak, kepadatan lalu lintas diberbagai tempat yang disebabkan oleh banyaknya pengguna jalan terutama kendaraan bermotor menyebabkan kemacetan jalan serta kerawanan kecelakaan lalu lintas. Setiap orang bebas untuk dapat memiliki kendaraan sesuai dengan kemampuan ekonomi, maka tidak tanggung-tanggung bagi orang yang memiliki ekonomi lebih dapat memiliki kendaraan lebih dari satu (Rainah, 2014 : 5).

  Dengan keadaan tersebut berarti terdapat sesuatu perubahan dari kondisi sebelumnya yang tidak dibarengi dengan kesadaran dari pengguna jalan untuk tertib dalam berlalu lintas, sehingga dengan hal itu memerlukan perencanaan yang matang dan terarah, sehingga tujuan yang diinginkan oleh masyarakat luas dapat tercapai. Jalan dalam bentuk apapun terbuka untuk lalu lintas, sebagai sarana dan prasarana perhubungan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Setiap pengguna jalan wajib turut serta terlibat dalam menciptakan situasi yang kondusif dan lalu lintas yang tertib dan lancar.

  Ketertiban lalu lintas merupakan keadaan dimana manusia dalam mempergunakan jalan secara teratur, tertib dan lancar atau bebas dari kejadian kecelakaan lalu lintas. Maka dalam hal ini diperlukan aturan hukum yang dapat mengatur lalu lintas untuk mewujudkan ketertiban dalam berlalu lintas (Rainah, 2014:5).

  Selain berguna untuk memperlancar aktivitas, tidak bisa kita pungkiri bahwa lalu lintas juga dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi kita seperti kecelakaan bahkan kematian. Dalam Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 1 dijelaskan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, antara lain adalah faktor pengendara sendiri, faktor pengendara lain, dan faktor rusaknya sarana dan prasarana lalu lintas. Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor pengendara sendiri biasanya terjadi karena perilaku pengendara yang tidak disiplin. Ruas jalan yang sempit dan dipadati kendaraan seringkali menjadi situasi yang memicu besarnya potensi kecelakaan karena ketidaksabaran pengendara yang mendahului satu sama lain agar mereka cepat sampai ditujuan masing-masing.

  Selain itu juga salah satu penyebab yang paling sering terjadinya kecelakaan adalah kealpaan dari manusia itu sendiri. Kealpaan yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas, misalnya pengemudi kehilangan konsentrasi, lelah dan mengantuk, pengaruh alkohol dan obat, kecepatan melebihi batas atau ugal-ugalan, kondisi kendaraan bemotor yang kurang baik serta kurang pahamnya pengemudi tentang aturan berlalu lintas. Oleh karena tingginya angka kecelakaan lalu lintas maka sangat penting diperlukan adanya pengaturan mengenai kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan ketentraman, keamanan, kepastian, kemanfaatan, dan ketertiban agar pengendara kendaraan bermotor harus berhati-hati dalam mengendarai. Jika tidak berhati-hati, maka ada bahaya yang siap mengancam nyawa kapan saja. Berbagai upaya sudah dilakukan, seperti menggunakan helm khusus bagi pengendara sepeda motor, dan menggunakan sabuk pengaman bagi para pengendara mobil tetapi pada kenyataannya tetap saja masih banyak kecelakaaan lalu lintas sampai sekarang.

  Tingkat fatal atau tidaknya suatu kecelakaan lalu lintas diukur dari akibat kecelakaan yang ada tersebut. semakin banyak korban meninggal dunia yang diakibatkan dari kecelakaan yang terjadi maka semakin tinggi pula tingkat kefatalan dari kecelakaan lalu lintas tersebut. Sama halnya dalam mengambil langkah mengurangi angka kecelakaan, angka kefatalan suatu kecelakaanpun harus dapat dikurangi, tentunya dengan memperhatikan dan menomorsatukan faktor keselamatan dalam berkendara dengan mematuhi aturan yang berlaku. Pemerintah dalam hal ini Polri yang bertindak selaku Pejabat publik yang harus mampu membuat suatu kebijakan publik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat. Supaya bukan hanya tingkat kecelakaanya saja yang dikurangi tetapi tingkat kefatalan akibat kecelakaanpun harus dapat dikurangi. Dengan adanya permasalahan tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang ada serta tingginya angka kefatalan dari tiap kecelakaan yang terjadi, harus mengambil suatu kebijakan dalam menjalankan tugas, fungsi dan perananannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai representasi atau perpanjangan tangan dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang ada tersebut. Berdasarkan wawancara dengan Puji Setianto anggota dari PT. Jasa Raharja Banjarnegara pada tanggal

  25 Oktober 2017, dapat dilihat data Kecelakaan Lalu Lintas tahun 2014 sampai dengan 2016 di bawah ini.

  Tabel 1 Data Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Tahun 2014

  No JENIS CIDERA JUMLAH

  1 MENINGGAL DUNIA 422

  2 LUKA BERAT 2103

  3 CACAT TOTAL 2218

  4 PENGUBURAN

  4 Sumber: Jasa Raharja Banjarnegara. Tabel 2 Data Kecelakaan Lalu Lintas JalanTahun 2015

  No JENIS CIDERA JUMLAH

  1 MENINGGAL DUNIA 425

  2 LUKA BERAT 305

  3 CACAT TOTAL

  19

  4 PENGUBURAN

  6 Sumber: Jasa Raharja Banjarnegara.

  Tabel 3 Data Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Tahun 2016

  NO JENIS CIDERA JUMLAH

  1 MENINGGAL DUNIA 110

  2 LUKA BERAT 452

  3 CACAT TOTAL

  21

  4 PENGUBURAN

  4 Sumber: Jasa Raharja Banjarnegara.

  Berdasarkan Hal tersebut, maka Penilus tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PERTANGGUNGJAWABAN BAGI KORBAN

  KECELAKAAN LALU LINTAS BERDASARKAN PASAL 1 UNDANG UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 JO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1965 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TERHADAP KLIEN ASURANSI PT JASA RAHARJA DI KABUPATEN BANJARNEGARA” B.

RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang diuraikan sebelumnya maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana pertanggungjawaban pada korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan

  Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yang telah dilakukan terhadap Klien PT.

  Jasa Raharja (Persero) Kantor Pelayanan Banjarnegara? 2. Apa kendala yang dihadapi oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Kantor

  Pelayanan Banjarnegara dalam melaksanakan Pasal 1 Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan?

C. TUJUAN PENELITIAN

  Tiada kegiatan yang tanpa tujuan, begitu juga dengan penelitian ini, adapun tujuan yang diharapkan dari peneliti ini adalah:

  1. Mengetahui bagaimana Pertanggungjawaban kepada korban kecelakaan Lalu Lintas berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 yang telah dilakukan terhadap Klien PT. Jasa Raharja (Persero) Kabupaten Banjarnegara?

  2. Mengetahui apa kendala yang dihadapi oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Kantor Pelayanan Banjarnegara dalam melaksanakan Pasal 1 Undang- undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan?

D. MANFAAT PENELITIAN

  Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis

  a. Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi yang dapat menunjang untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitian yang akan datang.

  b.

  Sebagai wahana untuk mengembangkan wacana dan pemikiran bagi peneliti.

  c. Untuk mengetahui secara mendalam peran penting PT. Jasa Raharja dalam pemberian asuransi pada masyarakat.

  2. Secara Praktis a.

  Untuk memberikan masukan dan informasi bagi masyarakat luas tentang penerima asuransi pada korban kecelakaan.

  b. Hasil penelitian ini sebagai bahan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis, khususnya bidang hukum perdata.