GAYA HIDUP POSMODERN TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL MATA MATAHARI KARYA ANA MARYAM SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
GAYA HIDUP POSMODERN TOKOH-TOKOH
DALAM NOVEL MATA MATAHARI KARYA ANA MARYAM
SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Dianing Pramuranti
NIM : 034114040
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Skripsi
GAYA HIDUP POSMODERN TOKOH-TOKOH
DALAM NOVEL MATA MATAHARI KARYA ANA MARYAM
SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Oleh Dianing Pramuranti
NIM: 034114040 Telah disetujui oleh
Pembimbing I (tanda tangan) Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M. Hum Tanggal ………………….
Pembimbing II (tanda tangan) Drs. B. Rahmanto, M. Hum Tanggal ………………….
Skripsi
GAYA HIDUP POSMODERN TOKOH-TOKOH
DALAM NOVEL MATA MATAHARI KARYA ANA MARYAM
SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Dianing Pramuranti
NIM: 034114040
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada Tanggal 19 September 2007 Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Drs. B. Rahmanto, M. Hum ……………... Sekretaris : Drs. Hery Antono, M. Hum ……………... Anggota : Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum ……………... Anggota : Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M. Hum ……………... Anggota : Drs. B. Rahmanto, M. Hum ……………...
Yogyakarta, 29 September 2007 Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sanata Dharma Dr. Fr. B. Alip, M.Pd, M.A
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini teruntuk Yang Maha Indah serta Yang Maha Esa
Yang selalu berkenan berkarya atas diriku Yang tercinta kedua orangtuaku, Bapak K. Kiran Kumar dan Ibu Mercy Kiran
yang telah memberi nafas cinta kasih, ketulusan,
perjuangan, dan pengorbanan untukkuYang tersayang Kakakku, Rm. Bonnie Abbas, Pr dan Adikku Merry Deni S yang selalu penuh cinta, kesabaran serta pengorbanan
Yang terkasih, terindah, dan terkenang, Benny Wisuda Dwi Kurniawan, S.E yang sempat menafasi cinta dan masih menjadi cambuk serta semangatku
Yang kunanti dalam harap dan tutur doa, Kekasih sejati Ayah dari
anakku kelak yang sedang dibimbing Yang Maha untuk merajut jalan bertemu dengankuYang Termanis, Almamaterku Sastra Indonesia USD
HALAMAN MOTTO
You Don’t Know What You’ve Got ‘til it’s Gone
***
Proses perjalanan untuk meraih sesuatu adalah hal yang
paling berharga
(aning)
***
I am mine
(Pearl Jam)
***
Ruang dalam jiwa makin terisi karena imajinasi. Anugerah
alam yang paling berharga bagi manusia. Tanpa imajinasi
tak akan ada pengetahuan dan kebudayaan. Tak akan ada
rasa percaya dan harapan. Tak ada tujuan dan masa depan.
Tak ada kegembiaraan dan kebahagiaan. Tak ada
kehidupan yang manusiawi. Tak ada kesenian dan agama.
Tanpa imajinasi, hanya ada kegelapan dan pertanyaan
tanpa jawaban
(N. Riantiarno, 18 fiksi di Ranjang Bayi)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Agustus 2007 Dianing Pramuranti
ABSTRAK
Pramuranti, Dianing. 2007. Gaya Hidup Posmodern Tokoh-Tokoh Dalam Novel Mata Matahari Karya Ana Maryam Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra. Skripsi.
Yogyakarta: Sastra Indonesia, Sastra, Universitas Sanata Dharma Karya sastra sebagai salah satu bentuk cerminan masyarakat selalu menggambarkan hal-hal yang dialami oleh manusia, termasuk penggambaran kenikmatan akan sebuah gaya hidup. Gaya hidup dipahami sebagai adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Gaya hidup bertalian erat dengan penjelasan sosiologis untuk menunjuk pada bentuk masyarakat posmodern yang telah terbawa pada efek dari modernisasi. Oleh karena itu peneliti melakukan kajian penelitian gaya hidup postmodern dengan sumber data novel Mata Matahari karya Ana Maryam.
Untuk mempermudah penelitian maka peneliti mendeskripsikan tokoh-tokoh dan penokohan dalam novel Mata Matahari secara struktural serta mendeskripsikan gaya hidup posmodern tokoh-tokoh dalam novel Mata Matahari karya Ana Maryam. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Dengan metode ini dicatat data yang berkaitan dengan tokoh dan penokohan yang akan lebih mempermudah penelitian dan penulisan laporan.
Kesimpulan hasil penelitian berupa pembagian tokoh dan penokohan menurut fungsi dalam perkembangan plot menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama yaitu Lola, Elang, Thery, dan Destano. Tokoh tambahan yaitu Benny dan Tommy.
Gaya hidup posmodern dalam Mata Matahari berupa penggunaan apartemen, pusat perbelanjaan mewah/ mal, kafe (industri kuliner), teknologi modern, seks bebas, peredaran obat terlarang, perselingkuhan, dan hubungan seks sesama jenis.
ABSTRACT
Pramuranti, Dianing. 2007. The Postmodern Life Style Of The Character In The
Novel Mata Matahari Written By Ana Maryam a Literary Sociological Study. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian Letters
Departement, Sanata Dharma University Works of literature, as one of the society’s reflections, always describes all things which happen in human’s life, including the description of the pleasure of the life style. Life style is defined as the human’s active adaptation toward the social condition to fill in the needs of being united and socialized with other people. The life style has a very close relation with the sociological explanation for referring to a kind of a posmodern society which already got the effect of the modernity. Therefore, the observer does the research of the postmodern life style by using the data taken from a novel titled Mata Matahari written by Ana Maryam.
The observer described the characters and characterization in the novel Mata
Matahari in a structural way and also described the postmodern life style of the
character in the novel. This was done in order to make the research become easy. The approach used in this analysis is th approach of sociological literature. The method used is the analytical descriptive method. By using this method, the data relate with the characters and characterization noted made ease the research and the report writing.
The conclusion of the analysis is the division of the characters and characterization based on the function in the plot development into the major and minor characters. The major characters are Lola, Elang, Thery, and Destano. The minor characters are Benny and Tommy.
The postmodern life style on the Mata Matahari which is the use of apartment, shopping mall, café (food industry), modern technology, free sex, the circulation of drugs, dishonest relationship, and homoseksual relationship.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah yang berupa skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang disertai dengan rasa hormat kepada pihak-pihak yang penulis sebutkan sebagai berikut ini.
1. Ibu Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M. Hum selaku pembimbing I yang sudah membimbing penulisan skripsi ini dan menjadi sosok the wise mother yang sangat sabar, bijaksana, dan penuh kasih sayang.
2. Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum selaku pembimbing II yang telah membimbing dan menjadi motivasi penulis untuk lebih maju dalam dunia sastra
3. Bapak Drs. Hery Antono, M. Hum selaku pembimbing akademik angkatan 2003 yang setia dan selalu berbesar hati untuk mendampingi penulis dan teman-teman angkatan 2003
4. Dosen-dosen Program Studi Sastra Indonesia USD yang telah memberikan ilmu dan membantu penulis untuk memahami kesusastraan, lingustik, dan budaya.
5. Staf sekretariat Prodi Sastra Indonesia dan keluarga besar Sastra Indonesia USD atas kekeluargaan dan segala bantuan yang telah diberikan
6. Keluargaku Bapak Kiran, Ibu Mercy Kiran, Kakakku Rm. Bonnie, adikku Merry. Terima kasih untuk cinta, ketulusan, dukungan, harapan, dan doa yang telah diberikan
7. Keluarga besar Mangunsendjoyo dan keluarga Prof. Dr. Ir. Tibertius Agus Prayitno, M.For. Terimakasih atas doa dan harapan yang telah menjadi semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman Sastra Indonesia angkatan 2003, khususnya Doan, Aik Emak, Eci, Astri, Diar, Nenek Vonny, Bekti, Firla, Thasya “Keep rock in roll
girls...Love you”, Simply, Icha, dan Bayu Pak RT “You’re my best brother”,
Jati, Aji, Anton, Rinto, “Angkat sloki dan bersulang”, Rachmat Widodo “Thanks for being my good listener”.
9. Teman-teman Bengkel Sastra Indonesia USD. Terima kasih telah menjadi wadah selama beberapa waktu untuk berkarya dan berkembang.
10. Xtreame Nining Wulandari, Maya Elfrida Sianipar, Prabarani Palma Pramitha, S.H, Deny Ika Anggraini, S.E dan Fransiska Medietrik, S.Pd.
Terima kasih untuk kebersamaan panjang ini. Semangat, harapan, dan cinta kalian menjadi cambuk untukku.
11. Ervan, Toro, Eko, dan Qnoy “Thanks for being my friends....” dan Mas Agung, yang selalu mengingatkan untuk segera wisuda (maksud mas, kapan aku ujian??).
12. Ulin, Dian, Wulan, Cisil, There, Lany, Richard, Taim, Ronald, dan keluarga baruku di Tegal Gantiwarno, Klaten. Terima kasih telah menjadi bagian hidup dan semangat untuk segera mengentaskan S1-ku semenjak ber-KKN di Tegal Gantiwarno
13. Benny Wisuda Dwi Kurniawan, S.E (kekasih hati dari malaikat mungil Lantang, Bening, dan NenBy B) Terima kasih untuk masa dimana mimpi- mimpi sempat terukir, untuk sisa cinta saat ini, dan untuk doa dalam setiap diammu. Terima kasih telah menjadi sosok yang cerdas serta rajin dan membuatku selalu ingin menjadi lebih pandai.
14. Bayu P. Putra, terima kasih sempat menemaniku menjelajah Yogyakarta dan Mas Latief, terima kasih untuk menghendakiku menjadi orang yang lebih cerdas dan penuh logika dalam menyikapi cakrawala kehidupan serta telah membukakan mata untuk melihat gaya hidup di Yogyakarta
15. Kedua kawanku sejak 1996, Yudhison Rianta Tarigan -saudara dan kawanku- yang menjadi the silence inspiration “ Terus berjuang Bro...” dan Kuncoro
Ary Prabawa -kawanku- yang membuatku termotivasi untuk mengenal sastra dan kesenian.
16. My Black Pearl PC (terinspirasi tokoh Jack Sparrow dari Pirates of
Caribbean), terima kasih telah menjadi perangkat komputer yang setia
menuliskan setiap aksara menjadi lebih tertata dan memutar ratusan Mp3 dengan bingar.
17. Michael Buble for Home dan Everything, Chantal Kreviazuk for Feels Like
Home, Saigon Kick for I Love You, Julio Iglesias for When You Tell Me That You Love Me, Norah Jones for Don’t Know Why, Joy Enriquez for How Can I Not Love You, Pearl Jam for I Am Mine dan Can’t Help Falling in love, Coklat for The Best of Album, and Tompi for Playfull Album.
18. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan karena itu penulis bertanggung jawab atas setiap kesalahan yang ada dalam skripsi ini. Penulis mengharap adanya kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat selesai. Besar harapan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Agustus 2007 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1
1 1.1 Latar Belakang Masalah........................................................
5 1.2 Rumusan Masalah .................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 5
5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................
6 1.5 Tinjauan Pustaka ...................................................................
6 1.6 Landasan Teori......................................................................
6 1.6.1 Tokoh dan Penokohan...............................................
1.6.1.1 Tokoh ............................................................ 8
1.6.1.1 Penokohan ..................................................... 8 1.6.2 Sosiologi Sastra.........................................................
2.1 Tokoh Utama......................................................................... 19 2.1.1 Penokohan Tokoh Utama..........................................
50
2.2 Tokoh Tambahan .................................................................. 47 2.2.1 Penokohan Tokoh Tambahan....................................
2.1.1.4 Destano....................................................... 43
2.1.1.3 Thery .......................................................... 38
2.1.1.2 Elang .......................................................... 35
2.1.1.1 Lola ............................................................ 28
28
18
10 1.6.3 Gaya Hidup Posmodern ............................................
17 BAB II ANALISIS STRUKTURAL TOKOH-TOKOH DAN PENOKOH- AN DALAM NOVEL MATA MATAHARI ................................
16 1.8 Sistematika Penyajian ...........................................................
15 1.7.4 Sumber Data..............................................................
1.7.2 Metode ...................................................................... 15 1.7.3 Teknik Pengumpulan Data........................................
1.7.1 Pendekatan ................................................................ 14
1.7 Metode Penelitian ................................................................. 14
11
2.2.1.1 Benny ......................................................... 50
BAB III ANALISIS GAYA HIDUP POSMODERN TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL MATA MATAHARI .......................................
53 3.1 Apartemen .............................................................................
55 3.1.1 Tokoh Lola ................................................................
55 3.2 Pusat Perbelanjaan Mewah/ Mal...........................................
56 3.2.1 Tokoh Lola ................................................................
57 3.2.2 Tokoh Thery..............................................................
57 3.3 Kafe (Industri Kuliner)..........................................................
58 3.3.1 Tokoh Lola ................................................................
59
3.3.2 Tokoh Elang ............................................................. 61 3.3.3 Tokoh Thery..............................................................
62 3.4 Teknologi Modern.................................................................
63 3.4.1 Tokoh Lola ................................................................
64 3.4.2 Tokoh Elang ..............................................................
66 3.4.3 Tokoh Thery..............................................................
67 3.4.4 Tokoh Destano ..........................................................
68 3.5 Seks Bebas ............................................................................
70 3.5.1 Tokoh Lola ................................................................
70 3.5.2 Tokoh Elang ..............................................................
73 3.5.3 Tokoh Thery..............................................................
75 3.5.4 Tokoh Destano ..........................................................
77 3.6 Peredaran Obat Terlarang .....................................................
78
3.6.1 Tokoh Destano ..........................................................
79 3.7 Perselingkuhan ......................................................................
80 3.7.1 Tokoh Benny.............................................................
81 3.8 Hubungan Seks Sesama Jenis ...............................................
82 BAB IV PENUTUP......................................................................................
86 4.1 Kesimpulan ...........................................................................
86 4.2 Saran......................................................................................
90 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
91 BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................
93
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sederetan karya seni (Taum, 1995: 14). Karya sastra merupakan salah satu media refleksi atas realitas kehidupan manusia yang dapat mewakili serta mencerminkan persoalan dan keadaan umum masyarakat. Karya sastra juga membongkar keanehan dan keterasingan yang membungkus realitas ucapan dan tindakan manusia. Bahkan dalam karya sastra dapat termuat suatu gagasan rumit yang ingin disampaikan.
Karya sastra sebagai salah satu bentuk cerminan masyarakat dapat menggambarkan hal-hal yang dialami oleh manusia, termasuk penggambaran kenikmatan akan sebuah gaya hidup. Menurut Takwin (2006: 36) gaya hidup dipahami sebagai adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Belakangan gaya hidup atau
lifestyle telah menjadi pusat perhatian yang
semakin berkembang. Gaya hidup bertalian erat dengan penjelasan sosiologis untuk menunjuk pada bentuk masyarakat posmodern yang telah terbawa efek dari pluralisme dan modernisasi.
Masyarakat posmodern selalu digambarkan sebagai masyarakat yang postmodern menjadi ide yang menarik bagi Ana Maryam untuk dikembangkan, hingga akhirnya terbitlah novel
Mata Matahari. Ana Maryam menyuguhkan
tokoh-tokoh dengan kekhasan gaya hidupnya masing -masing. Tokoh-tokoh cerita yang berbalut pola pikir serta gaya hidup posmodern, seperti tokoh Lola yang sangat kuat gaya hidupnya. Lola berprofesi sebagai seorang fotografer muda yang mapan, menganut seks bebas, dan mengalami disorientasi seksual sebagai lesbian. Disorientasi seksual merupakan salah satu penyimpangan yang mencirikan gaya hidup postmodern dengan pemikira n terbuka. Hidup yang serba gadget atau praktis, hidup dengan teknologi informatika yang maju, keberadaan internet, tinggal di apartemen, penggunaan kendaraan bermerek pun digambarkan Ana Maryam untuk memperkuat karakter tokoh-tokohnya.
Pemaparan dan penyuguhan gaya hidup tokoh-tokoh dalam novel ini memiliki ciri gaya hidup posmodern yang menganut paham budaya konsumerisme. Konsumerisme adalah paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, gaya hidup tidak hemat (KBBI, 2005: 590). Konsumerisme melebur antara kebutuhan (need) dan keinginan (want). Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut, kita tidak cukup hanya makan sesuai dengan kebutuhan pangan saja melainkan terkadang juga memikirkan makan di McDonal dengan keinginan untuk menaikkan gengsi. Kebutuhan menjelma keinginan. Segala bentuk represi atas keinginan pun dibuka katupnya (Adian, 2006: 26). Diungkap oleh Ibrahim beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi, yang ditandai dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya semacam
shopping mall, industri waktu luang, industri mode atau fashion,
industri kecantikan, industri nasihat, industri gosi p, kawasan huni mewah, apartemen, kegandrungan terhadap merek asing, makanan serba instant, barang elektronik yang unggul serta telepon selular. Bahkan ruang pun dicabut dari waktu. Kita tinggal angkat telepon kemudian tekan beberapa nomo r, menyebutkan pes anan dan tak lama kemudian maka pesanan kita sudah sampai di depan rumah (Adian, 2006: 28)
Menjamurnya gaya hidup postmodern di berbagai kalangan masyarakat telah menjadi pengaruh yang kuat bagi pengarang untuk menciptakan suatu karya sastra yang memenuhi tiap karakter dengan ciri kehidupan posmodern. Karya sastra semacam ini dapat diterima oleh masyarakat dan sempat dibicarakan dalam beberapa wacana. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri hingga karya sastra semacam ini menarik untuk dianalisis lebih dalam. Dalam novel Mata Matahari gaya hidup modern tiap tokohnya mempunyai sikap dan prinsip yang dipertahankan dalam keadaan kehidupan sosial dan budayanya.
Untuk menganalisis gaya hidup posmodern dalam novel
Mata Matahari
diperlukan analisis terhadap unsur -unsur pembangun struktural. Unsur-unsur itu adalah tokoh dan penokohan. Kedua unsur ini, tokoh dan penokohan, secara lahiriah membentuk cerita dan mendukung proses analisis terhadap novel
Mata
Matahari karya Ana Maryam mengenai gaya hidup posmodern dari tokoh-
tokohnya.Gaya hidup merupakan salah satu struktur pembangun sosial masyarakat, sehingga hubungan gaya hidup dengan sosiologi sangat berkaitan erat. Di era postmodern, ada pelbagai perkembangan utama di dalam dunia sosial, yang mempengaruhi relasi di anta ra kelompok-kelompok gaya hidup, dan bagaimana relasi ini diaktualisasikan melalui dunia objek, citra, dan tanda - tanda (Piliang, 2006: 88). Gaya hidup merujuk pada kelompok-kelompok gaya hidup, sedangkan kelompok-kelompok gaya hidup itu sendiri merupakan bagian dari sosiologi. Menurut Ian Watt (via Saraswati, 2003: 11-12) sastra dapat menampilkan keadaan masyarakat secermat -cermatnya dan menjadi cerminan dari masyarakat.
Dengan adanya keterkaitan antara gaya hidup posmodern dengan sosiologi, peneliti akan menganalisis gaya hidup yang dilakukan oleh setiap tokoh dalam novel Mata Matahari. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra berdasarkan anggapan bahwa sastra sebagai cerminan masyarakat dan sastra menampilkan fakta-fakta sosial dalam masyarakat
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah tokoh dan penokohan tokoh-tokoh dalam novel
Mata Matahari karya Ana Maryam ?
1.2.2 Bagaimanakah bentuk gaya hidup posmodern tokoh-tokoh dalam novel Mata Matahari karya Ana Maryam ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan guna :
1.3.1 Mendeskripsikan analisis tokoh -tokoh dan penokohan dalam novel
Mata Matahari karya Ana Maryam
1.3.2 Mendeskripsikan bentuk gaya hidup posmodern tokoh-tokoh dalam novel
Mata Matahari karya Ana Maryam
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman pembaca karya sastra, bahwa karya sastra merupakan masyarakat
1.4.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat mena mbah kajian tentang gaya hidup posmodern dalam pandangan dunia sastra
1.4.3 Hasil pendekatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
1.5 Tinjauan Pustaka Novel Mata Matahari adalah novel pertama dari Ana Maryam.
Perempuan lulusan Sosiologi FISIP Universitas Airlangga ini bergabung dengan
Demi Kamu Creative Works, setelah sebelumnya ia sering melakukan
proyek penulisan independent . Ana Maryam rupanya sepakat dengan Dewi Lestari penulis Supernova, bahwa ketika seseorang penulis menciptakan sebuah karakter, maka penulis hanyalah menjadi medium jalannya kehidupan sebuah dunia lain yang berlangsung dalam karya novel tersebut (Maryam, 2003: v).
Sejauh pengamatan peneliti, novel ini belum pernah di ulas secara khusus dalam seminar, penelitian, maupun dalam tulisan -tulisan diportal
cyber.
Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian dengan menganalisis gaya hidup posmodern tiap tokoh dalam novel
Mata Matahari karya Ana Maryam
dengan pendekatan sosiologi sastra. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam mengenai gaya hidup masyarakat serta pemikiran modern masyarakat di kota metropolitan di tengah modernisasi, penelitian dilakukan terhadap tokoh-tokoh dalan novel ini.
1.6 Landasan Teori
1.6.1. Tokoh dan Penokohan
Semua unsur cerita rekaan termasuk tokohnya, bersifat rekaan semata- mata. Tokoh itu di dalam dunia nyata tidak ada. Boleh jadi ada kemiripannya yang sama dengan seseorang yang kita kenal di dalam hidup kita. Memang supaya tokoh dapat diterima pembaca, ia hendaklah memiliki sifat -sifat yang dikenal pembaca, yang tidak asing baginya, bahkan yang mungkin ada pada diri pembaca itu (Sudjiman, 1988: 17)
Tokoh adalah individu yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan tindakan (Nurgiyantoro, 1998: 165). Penokohan adalah perluasan pengertian dari tokoh dan perwatakan sebab ia sekaligus mencakup masalah s iapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatannya, dan pelukisannya dalam sebuah cerita hingga dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 1998: 166).
Menurut Panuti Sudjiman (1988: 23) penokohan merupakan penyajian watak tokoh dan penciptaan citra itu sendiri. Tokoh-tokoh merupakan rekaan pengarang dan hanya pengarang yang mengenal mereka. Tokoh -tokoh pun perlu digambarkan dengan ciri-ciri lahir dan sifat batinnya agar wataknya juga dikenal pembaca. Watak itu sendiri merupakan kualitas tokoh, kualitas nalar, dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh lain, sehingga terciptalan penokohan.
Dalam penelitian ini akan dianalisis unsur tokoh dan penokohan karena keduanya adalah unsur pembentuk cerita. Dengan menganalisis kedua unsur tersebut diharap ditemukan hubungan yang erat antara gaya hidup modern dengan keadaan sosiologis setiap tokoh.
1.6.1.1 Tokoh
Tokoh merupakan pelaku cerita. Seperti yang dikatakan Nurgiyantoro (1998: 165), istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan: siapakah tokoh utama novel itu? atau ada berapa orang jumlah pelaku novel itu? atau siapakah tokoh protagonis dan antagonis dalam novel itu?
Menurut definisinya, tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 1988: 16). Individu itu sendiri memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1998: 165). Tokoh merupakan bagian atau unsur dari suatu keutuhan artistik- yaitu karya sastra- yang harus selalu menunjang keutuhan artistik itu (Kenney da lam Sudjiman, 1988: 17). Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan seorang tokoh yang hidup secara wajar, sewajar kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan (Nurgiyantoro, 1998: 167).
Tokoh-tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis tokoh utama dan tokoh tambahan, tokoh protagonis dan antagonis, dan tokoh sederhana dan tokoh bulat.
Dalam penelitian ini digunakan sudut pandang dan tinjauan tokoh secara protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis dapat ditentukan dengan memperhatikan hubungan antar tokoh. Menurut Sudjiman (1988: 16) protagonis berhubungan dengan tokoh -tokoh lain, sedang tokoh-tokoh itu sendiri tidak semua berhubungan satu dengan yang lain. Protagonis juga menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan -harapan kita. Nurgiyantoro (1998: 179) menyatakan tokoh antagonis merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh yang merupakan penentang utama dari protagonis disebut antagonis (Sudjiman 1988: 19).
1.6.1.2 Penokohan
Penokohan menunjuk pada penempatan tokoh -tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, 1998: 165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Sudjiman (1988: 23) mengatakan, bahwa penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh disebut penokohan.
1.6.2 Sosiologi Sastra
Sosiologi berasal dari akar kata bahasa Yunani ‘sosio’ atau society yang bermakna masyarakat dan ‘logi’ atau logos yang artinya ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu mengenai asal -usul dan pertumbuhan (evolusi) masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan antarmanusia dalam masyarakat, yang bersifaf umum, rasional, dan empiris (Ratna, 2003: 1). Masyarakat adalah suatu lembaga yang di dalamnya melibatkan unsur manusia yang saling berinteraksi.
Dalam teori sosiologi sastra ada beberapa pendapat mengenai hubungan antara sosiologi dan sastra, salah satunya Ian Watt yang mengatakan bahwa sastra menampilkan keadaan masyarakat secermat - cermatnya dan sastra sebagai cerminan masyarakat (Ian Watt dalam Saraswati, 2003: 11-12). Dengan kata lain, sastra mungkin dapat mencerminkan tingkah laku masyarakat dan sastra dapat menampilkan fakta - fakta sosial yang terjadi dalam masyarakat
Pandangan ini beranggapan bahwa sastra merupakan cermin langsung dari pelbagai segi struktur sosial, hubungan kekeluargaan, pertentangan kelas, dan lainnya. Tugas seorang ahli sosiologi sastralah yang seharusnya menghubungkan pengalaman tokoh -tokoh dunia rekaan dan situasi-situasi ciptaan pengarang itu dengan keadaan sosial sebenarnya yang terjadi (Saraswati, 2003: 2)
Dari beberapa teori dan konteks yang dikemukakan dalam sosiologi sastra, peneliti memilih teori Ian Watt karena ada hubungan yang erat antara sosiologi dengan sastra. Sastra sebagai cerminan tingkah laku masyarakat dan sastra dapat menampilkan fakta-fakta yang ada. Dengan menggunakan teori tersebut peneliti mengharap dapat menganalisis dan menemukan fakta -fakta gaya hidup postmodern yang ditulis dalam novel
Mata Matahari.
1.6.3 Gaya Hidup Posmodern
Gaya hidup atau lifestyle telah menjadi pusat perhatian yang semaki n berkembang di masa sekarang. Gaya hidup bertalian erat dengan penjelasan sosiologis untuk menunjuk pada bentuk masyarakat posmodern yang telah terbawa pada efek dari modernisasi.
Modernisasi kemudian menyebabkan lahirnya pluralisme. Salah satu makna pluralisme adalah bahwa segala sesuatu diperbolehkan, apapun sah (anything goes). Tidak ada batas-batas yang pasti mengenai baik/buruk, estetik/ kitsch. Semuanya menjadi relatif. Pluralisme atau keragaman ekspresi masyarakat ini mendapatkan tempatnya di dalam wacana e stetik posmodernis. Posmodernisme adalah satu kecenderungan estetik dan visual, yang secara elektik mengasimilasi setiap bentuk gaya, setiap idiom dan genre; toleran terhadap keanekaragaman dan pluralisme; toleran terhadap nilai -nilai yang bertentangan; serta kebal terhadap paradoks dan kontradiksi nilai-nilai
Wacana posmodern mengimbas ke dunia pemasaran. Dalam budaya konsumsi postmodern, objek tidak lagi terikat pada logika utilitas, fungsi, dan kebutuhan, namun manifest dalam tanda. Tanda-tanda ini diwujudkan dalam bentuk komoditi berdasarkan logika perbedaan. Implikasinya, kebutuhan bukan lagi terhadap objek, tetapi terhadap perbedaan. Orang ingin ditandai secara berbeda, baik makna sosial, status, simbol, dan prestise (Audifax, 2006:91). Proses pencarian tanda ini terus bergerak seiring manusia yang semakin merasa menemukan eksistensinya. Manusia ada ketika dia bergaya.
Gaya hidup adalah cahaya yang memberi makna untuk eksistensi pada tataran tertentu dalam kehidupan seseorang (Audifax, 2006:93).
Menurut Chaney (2004: 41) gaya hidup merupakan tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Dalam interaksi sehari -hari setiap orang dapat menerapkan suatu gagasan mengenai gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa yang dimaksu d. Masyarakat benar-benar tertantang serta sulit untuk menemukan deskripsi umum mengenai hal -hal yang merujuk pada gaya hidup. Oleh karena itu, gaya hidup membantu memahami apa kebiasaaan yang orang-orang lakukan, mengapa mereka melakukannya, dan apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain. Gaya hidup tergantung pada bentuk-bentuk kultural, tempat geografis, tata karma, cara menggunakan barang-barang, dan cara menghabiskan waktu. Hal-hal tersebut yang kemudian membentuk karakteristik suatu kelompok.
Pendapat Chaney di atas ditimpali oleh Piliang (2006: 81) dengan demikian, gaya hidup dikaitkan dengan perbedaan pola penggunaan barang, ruang, dan waktu tertentu oleh kelompok masyarakat yang berbeda. Meskipun banyak definisi tentang gay a, akan tetapi, ada beberapa sifat umum gaya, yang juga berlaku pada gaya hidup yaitu (1) gaya hidup sebagai sebuah pola, yaitu sesuatu yang dilakukan atau tampil secara berulang -ulang, (2) yang mempunyai massa atau pengikut sehingga tidak ada gaya hidup y ang personal, dan (3) mempunyai daur hidup atau life-cycle, artinya ada masa kelahiran, tumbuh, puncak, surut, dan mati. Dengan kata lain, gaya hidup dikaitkan dengan sesuatu yang secara relative bertahan lama ( durable).
Ciri gaya hidup posmodern adalah menganut paham budaya konsumerisme yaitu paham atau gaya hidup yang menganggap barang -barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan gaya hidup tid ak hemat (KBBI, 2005). Diungkap oleh Ibrahim (dalam Chaney, 2004: 8) masyarakat konsumen Indonesia m utakhir tampaknya tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi, hal ini ditandai dengan menjamurnya berbagai pusat perbelanjaan, berbagai macam industri - semacam industri waktu luang, industri gossip, industri mode atau
fashion,
industri kecantikan, dan industri nasihat -, kawasan huni mewah, apartemen, kegandrungan terhadap merek asing, makanan instant, telepon selular.
Gaya hidup telah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat mengkonsumsi gaya hidup untuk menunjukkan eksistensinya . Dari kebiasaan itu maka terbentuklah budaya konsumerisme. Terbentuknya budaya ini dapat dilihat dari berkembangnya bangunan -bangunan mewah dalam masyarakat yang berupa
real estate, ruko-ruko mewah, apartemen, shopping mall, office tower, dan lain-lain. Selain itu penampilan merupakan hal terpenting dari
budaya ini. Penampilan adalah segalanya, sehingga industri mode dan fashion berkembang pesat seiring melonjaknya daya beli konsumen. Selain
fashion, di
zaman serba gadget ini teknologi informasi yang telah melesat dengan segala kepraktisannya menimbulkan kebutuhan akan penggunaan ponsel dan komputer beserta fasilitas internet. Maraknya kasus homoseksual, lesbian, narkoba,
free seks menjadi dampak dari pluralisme gaya hidup. Gaya hidup
merupakan makna simbolik dari bentuk -bentuk budaya yang melekat pada masyarakat modern (Chaney, 2004: 91).
Beberapa konsep gaya hidup di atas, akan peneliti gunakan sebagai dasar untuk menganalisi s novel Mata Matahari yang sarat dengan simbol dari bentuk budaya yang ada pada masyarakat dan ini bertalian erat dengan sosiologi sastra.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cerminan langsung dari pelbagai segi struktur sosial masyarakat (Swingewood dalam Saraswati, 2004: 4). Pendekatan yang mempertimbangkan segi -segi kemasyarakatan ini disebut sosiologi sastra, yaitu pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelitian sosiologis.
1.7.2. Metode
Metode yang digunakan untuk menganalisi data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik adalah metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Dalam metode ini, peneliti membuat deskripsi dari data yang ada dengan mencatat, menggarisbawahi, kemudian menganalisis dan menginterpretasikan data yang akan diteliti (Ratna, 2004: 53)
Dengan metode ini akan dicatat data yang berkaitan dengan tokoh dan penokohan. Dari analisis tokoh dan penokohan akan dianalisis gaya hidup posmodern tokoh-tokoh dalam novel Mata Matahari dari sudut pandang sosiologi sastra. Data yang didapat akan dianalisis, diinterpetasikan, dan dilanjutkan dengan pendeskripsian dalam bentuk laporan penelitian.
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini sepenuhnya adalah studi pustaka yaitu penelitian ini dimaksudakan agar peneliti memperoleh data yang lebih kongkret. Pelaksanaannya yaitu dengan cara menelaah pustaka yang ada kaitannya dengan objek penelitian yakni, gaya hidup tokoh dalam novel
Mata Matahari.
Novel ini akan diteliti, diidentifi kasi, dan diklasifikasikan unsur -unsur strukturnya yang mengacu ke objek penelitian yang kemudian dicatat dalam kertas data.
1.7.4 Sumber Data
Data merupakan bahan penelitian yang diambil dari fakta. Bahan penelitian itu disesuaikan dengan topik. Dalam p enelitian ini, data yang diambil berupa data pustaka yang diperoleh dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur yang ada di perpustakaan. Pustaka yang dimaksud adalah sumber tertulis yang memuat informasi mengenai topik penelitian. Dalam penelitian ini data-data diperoleh dari berbagai buku. Karena penelitian ini merupakan penelitian sastra, maka objeknya berupa karya sastra. Karya sastra yang dimaksud adalah novel dengan identitas:
Judul : Mata Matahari Pengarang : Ana Maryam Penerbit : Bentang Budaya Tahun terbit : 2003
Tebal : vii+180 hlm Cetakan : Pertama, Juli 2003
1.8 Sistematika Penyajian
Pada bagian ini dipaparkan urutan hasil penelitian dalam bentuk jumlah bab dan cakupan isinya. Bab I berisi pendahuluan dengan cakupannya, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II, mencakup analisis tokoh-tokoh serta analisis penokohan. Bab III berisi analisis gaya hid up posmodern tokoh-tokoh. Bab IV berisi kesimpulan dan saran.
BAB II ANALISIS STRUKTURAL TOKOH-TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL MATA MATAHARI Analisis secara struktural dalam kajian sastra adalah salah satu cara untuk
memahami dan mengerti isi dari sebuah karya sastra. Analisis dilakukan dengan cara memperhatikan dan mengkaji unsur-unsur pembangun struktur. Tokoh dan penokohan merupakan unsur pembangun karya sastra. Kedua unsur inilah yang akan dianalisis oleh penulis untuk mempermudah memahami karya sastra.
Dalam analisis ini penulis memang mengesampingkan beberapa unsur -unsur pembangun cerita yang lain, dan hanya menekankan pada analisis struktural tokoh dan penokohan saja. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengefektikan objek penelitian yang berhubungan pada gaya hidup posmodern.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1998: 165) tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca akan ditafsirkan secara moral. Penafsiran ini cenderung melihat pad a ekspresi, ucapan, dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh.
Dalam novel Mata Matahari terdapat beberapa tokoh yang membentuk peristiwa dalam cerita. Tokoh-tokoh dapat dibedakan dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut pandang dan tinjauannya. Dalam penelitian ini akan dikaji tinjauan peran tokoh-tokohnya dengan melihat tokoh-tokoh utama dan tokoh mencermati tokoh protagonis dan antagonisnya. Langkah selanjutnya iala h mengidentifikasi penokohan dari masing -masing tokoh.
Penokohan merupakan penyajian watak tokoh yang meliputi kualitas nalar, kualitas tokoh, serta penciptaan citra yang digambarkan dengan ciri-ciri lahir dan sifat batin. Hal ini dilakukan untuk membeda kan satu tokoh dengan tokoh yang lain. Dari pencitraan tokoh tersebut dapat diketahui bagaimana watak tokoh-tokoh dalam novel
Mata Matahari.
2.1 Tokoh Utama
Tokoh-tokoh utama dalam novel Mata Matahari adalah Lola, Elang, Therry, dan Destano. Tokoh-tokoh utama dipilih karena tokoh tersebut mendukung jalannya cerita sebagai kajian penelitian gaya hidup modern. Hal yang mendasari pemilihan keempat tokoh utama ini adalah intensitas keterlibatannya dalam setiap kejadian cerita dan bagaimana peran para tokoh dalam hubungan antar tokoh dalam cerita.