Daya hipoglikemik produk jamu antidiabetes ``AD`` dibandingkan dengan glibenklamida pada tikus putih jantan terbebani glukosa - USD Repository

DAY DIBANDING YA HIPOGL GKAN DEN

IKEMIK PR NGAN GLIBE TERBE

IKUS PUTIH

  UNIV

  RMA AD” H JANTAN

  yarat arm.)

  TA DHAR RTA ABETES “A

  88 RMASI

  Diaju Memp

  

LTAS FAR

AS SANAT

GYAKAR

MU ANTIDIA DA PADA TI KOSA

  Oleh inggasati Nu M : 0481140

  Memenuhi Sa ar Sarjana Fa am Studi Far

  

ENKLAMID

EBANI GLUK

SKRIPSI

  FAKUL

  Rizky L NIM

  ukan untuk M peroleh Gela Progra

  alah Satu Sy armasi (S.Fa rmasi ursalim

VERSITA YOG RODUK JAM

DAY DIBANDING YA HIPOGL GKAN DEN

IKEMIK PR NGAN GLIBE TERBE

IKUS PUTIH

  UNIV

  RMA AD” H JANTAN

  yarat arm.)

  TA DHAR RTA ABETES “A

  88 RMASI

  Diaju Memp

  

LTAS FAR

AS SANAT

GYAKAR

MU ANTIDIA DA PADA TI KOSA

  Oleh inggasati Nu M : 0481140

  Memenuhi Sa ar Sarjana Fa am Studi Far

  

ENKLAMID

EBANI GLUK

SKRIPSI

  FAKUL

  Rizky L NIM

  ukan untuk M peroleh Gela Progra

  alah Satu Sy armasi (S.Fa rmasi ursalim

VERSITA YOG RODUK JAM

  HALAMA AN PERSEM MBAHAN

Jika k kau merasa le elah dan tak b berdaya dari u usaha yang sep pertinya sia-

sia..... . Allah h tahu betapa keras engkau sudah berusa aha Ketik ka kau sudah m menangis seki ian lama dan h hatimu masih h terasa pedih. ... Allah h sudah mengh hitung airmat amu.... Jika k kau pikir bahw wa hidupmu s sedang menun nggu sesuatu d dan waktu ser rasa berla lu begitu saja ... Allah h sedang menu unggu bersam ma denganmu.

  

Ketik ka kau merasa a sendirian da n teman-tema anmu terlalu s sibuk....

Allah h selalu berada a disampingm mu...

  

Ketik ka kau pikir b ahwa kau sud dah mencoba s segalanya dan n tidak tahu

henda ak berbuat ap pa lagi Allah h punya jawab bannya. Ketik ka segala sesua atu menjadi ti idak masuk ak kal dan kau m merasa terteka an... Allah h dapat menen nangkanmu. Jika t tiba-tiba kau d dapat melihat t jejak-jejak h harapan Allah h sedang berbi isik kepadamu u.

  

Ketik ka segala sesua atu berjalan la ancar dan kau u merasa ingin n mengucap

syuku ur.. Allah h telah membe erkatimu... Ketik ka sesuatu yan ng indah terja di dan kau dip penuhi ketakj juban... Allah h telah terseny yum padamu. Ketik ka kau memili ki tujuan untu uk dipenuhi d dan mimpi unt tuk digenapi.. .

  

Allah h sudah memb buka matamu dan memangg gilmu dengan namamu.

  S Skripsi ini k khusus kuper rsembahkan untuk almar rhumah mam ma tercinta.

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus atas segala bimbingan, dukungan, kekuatan, kasih, dan cintanya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Daya Hipoglikemik Produk Jamu Antidiabetes ”AD” Dibandingkan Dengan Glibenklamida Pada Tikus Putih Jantan Terbebani Glukosa” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hikmat dan berkat dari Tuhan Yesus Kristus dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penulisan skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Bimbingan, nasihat, semangat dan ilmu yang telah diberikan menjadi teladan dan sumber inspirasi

  3. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt., yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik yang membangun

  4. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., yang telah bersedia memberikan masukan dan meluangkan waktu sebagai dosen penguji

  5. Romo Sunu yang telah membantu penulis dalam pengolahan statistik data 6.

  IOT. Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi dan Bu Lis Setyowati yang telah mempercayakan penelitian ini kepada penulis dan tim

  7. Mas Heru, Mas Kayat, Mas Parjiman, Mas Kunto dan Mas Yuwono selaku laboran dan karyawan Fakultas Farmasi USD yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian di laboratorium

  8. Keluarga tercinta: papa yang selalu selalu sabar dan selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini, almarhumah mama tercinta yang menjadi inspirasi dan semangat bagi penulis, adik-adikku tercinta Devi dan Debora, serta om Joko dan tante Amik yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis

  9. Ratna Puspita yang telah memberikan semangat dan ketenangan hati selama penulis menyelesaikan skripsi ini

  10. Feri, Liza, Dika dan Chika yang menjadi teman seperjuangan di laboratorium

  11. Ivone Susanto, Erline Yusticia Hinlandou, Sri Widyastuti, Maduma, Indah, Meidina dan Rr. Fransiska atas semua kebaikan dan persahabatan yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh kuliah S1

  12. Mbak Desi yang telah memberikan masukan dan meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

  13. Sahabat-sahabatku dari Kolese de Britto (Yoga, Soni, Anang dan Pius) yang telah memberikan dukungan dan selalu ada di saat suka dan duka

  14. Teman-teman senior di Fakultas Farmasi Sanata Dharma (Andreas, Budi, Hengky, Hermanto, Irwan dan Alfian) yang telah memberikan masukan- masukan

  15. Komunitas “Dolanz-Dolanz” (Boris, Rian, Ayu, Rosa, Budi, Felix, Ari, Sisil, Chandy, Rudi, Adit, Robert, Tintus, Harimawan dan Lian) atas persahabatannya

  16. Teman-teman angkatan 2004 kelas FKK dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pengguna. Akhir kata, penulis menyadari bahwa kritik dan saran yang membangun akan bermanfaat untuk perbaikan bagi penulis. Tuhan Yesus memberkati.

  Penulis

  

INTISARI

  Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar daya hipoglikemik produk jamu antidiabetes “AD” pada tikus putih jantan yang dibebani glukosa. Jenis penelitian adalah eksperimental murni dan dikerjakan mengikuti rancangan acak lengkap pola searah.

  Penelitian menggunakan 30 ekor tikus yang terbagi enam kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif yang diberi perlakuan aquades, kontrol negatif yang diberi perlakuan CMC-Na 1%, perlakuan glibenklamida sebagai kontrol positif dan kelompok perlakuan produk jamu antidiabetes dengan 3 peringkat dosis. Daya hipoglikemik produk jamu antidiabetes diuji mengikuti metode uji toleransi glukosa oral (UTGO). Kadar glukosa darah ditetapkan pada menit ke-0 sebelum UTGO dan menit ke-15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, dan 300 setelah UTGO. Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatik Glucose

  Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP)

  Data kadar glukosa darah pada tiap kelompok dianalisis secara statistik

  0-300

  menggunakan metode GLM Repeated Measure, sedangkan nilai LDDK glukosa darah dianalisis secara statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney bertaraf kepercayaan 95%.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis dari hasil saring seduhan produk jamu antidiabetes “AD” ini dapat memberikan penurunan kadar glukosa darah secara bermakna terhadap kontrol negatif aquades, tetapi tidak sebanding dengan kontrol positif glibenklamida. Perbedaan prosentase hasil saring seduhan produk jamu antidiabetes “AD” dengan dosis 16,2 ml/kgBB dari penyeduhan serbuk jamu sebanyak 7 gram/200ml, dosis 12,6 ml/kgBB dari penyeduhan serbuk jamu sebanyak 21 gram/200ml dan dosis 6,84 ml/kgBB dari penyeduhan serbuk jamu sebanyak 63 gram/200ml terhadap kontrol positif glibenklamida, berturut-turut sebesar 87,83%; 70,86% dan 59,00%. Kata kunci: produk jamu antidiabetes “AD”, GOD-PAP, efek hipoglikemik

  

ABSTRACT

  The purpose of this research is to know the hypoglycemic ability of “AD” antidiabetic jamu product on white male rat which had been given glucose. This research was purely experimental with complete random pattern design.

  Thirty rat were divided into six groups with six different kinds of treatment for each group. Aquadest as negative control for jamu, CMC-Na 1% as negative control for glibenclamide, glibenclamide 0,45 mg/kg bw as positive control, and groups which treated by filtrate of antidiabetic jamu product which poured by boiling water in 3 dosage level orally. The hypoglycemic effect on male rat which had been given glucose was tested through Oral Glucose Tolerance Test (OGTT). Blood glucose level were measured on zero minute

  th th th th th th th th th

  before OGTT and the 15 , 30 , 45 , 60 , 90 , 120 , 180 , 240 , dan 300 minutes after OGTT. Blood glucose level was assayed with Glucose Oxidase Phenol Antipirin (GOD-PAP) enzymatic method.

  The data of blood glucose level from each group was statistically

  0-300

  analyzed using GLM Repeated Measure design. The AUC of blood glucose was statistically analyzed using Kruskal Wallis test and then continued with Mann Whitney test with 95% level of convidence.

  The result indicated that the three level dosages filtrate of “AD” antidiabetic jamu product can decreased the concentration of blood glucose significantly to aquadest, but not comparable to glibenclamide. The percentage of different between the filtrate of antidiabetic jamu product with dosage level 16,2 ml/kg bw (from 7 gram antidiabetic jamu which poured by 200 ml boiling water), 12,6 ml/kg bw (from 21 gram antidiabetic jamu which poured by 200 ml boiling water) and 6,84 ml/kg bw (from 63 gram antidiabetic jamu which poured by 200 ml boiling water) to positive control group is 87,83%; 70,86% dan 59,00%.

  Keyword : “AD” antidiabetic jamu product, GOD-PAP, hypoglycemic effect

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v PRAKATA ..................................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ ix

  INTISARI ...................................................................................................... x

  

ABSTRACT .................................................................................................. xi

  DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ..................................... xx BAB I PENGANTAR ..................................................................................

  1 A. Latar Belakang....................................................................................

  1 1. Permasalahan................................................................................

  3 2. Keaslian penelitian ......................................................................

  3 3. Manfaat penelitian .......................................................................

  4 a. manfaat teoritis ......................................................................

  4 b. manfaat praktis ......................................................................

  4 B. Tujuan ................................................................................................

  4

  1. Tujuan umum ...............................................................................

  13 1. Definisi ........................................................................................

  F. Glibenklamida ..................................................................................... 20 G. Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah...........................................

  19 E. Teknik Uji Diabetik dan Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah .. 20

  17 5. Terapi diabetes mellitus ...............................................................

  14 4. Cara dan kriteria diagnosis ..........................................................

  13 3. Klasifikasi ....................................................................................

  13 2. Gejala ...........................................................................................

  10 D. Diabetes mellitus ................................................................................

  4 2. Tujuan khusus ............................................................................... 5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .........................................................

   Puerariae radix............................................................................ 9 7. Glycyrrhizae radix....................................................................... 10 8. Astragali radix ............................................................................ 10 C. Transport Glukosa ..............................................................................

  5. Trichosanthis radix .................................................................... 9 6.

  8 3. Asparagi radix ............................................................................ 8 4. Ophiopogonis radix .................................................................... 9

  7 1. Phellodendri cortex ..................................................................... 8 2. Anemarrhenae rhizome ..............................................................

  6 B. Produk Jamu Antidiabetes “AD” .......................................................

  6 A. Obat Bahan Alam Indonesia ..............................................................

  22

  H.

  23 Spektrofotometri ................................................................................

  I.

  24 Landasan Teori ................................................................................... J.

  Hipotesis ............................................................................................. 25 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................

  26 A.

  26 Jenis dan Rancangan Penelitian .........................................................

  B.

  26 Variabel dan Definisi Operasional .....................................................

  1.

  26 Variabel utama .............................................................................

  2.

  26 Variabel pengacau terkendali ......................................................

  3.

  27 Variabel pengacau tak terkendali ................................................

  C. Bahan dan Alat Penelitian .................................................................

  27 1. Bahan penelitian ..........................................................................

  27 2. Alat penelitian ..............................................................................

  28 D. Jalannya Penelitian ............................................................................

  29 1. Pembuatan dosis jamu .................................................................

  29 2. Preparasi bahan ............................................................................

  31

  b a. pembuatan larutan asam benzoat 0,1% / ............................

  31

  v b. pembuatan larutan stok glukosa 10 mg/ml ............................

  31

  b c. pembuatan larutan CMC-Na 1% / .......................................

  31

  v b

  d. sodium oksalat 2% / ............................................................

  32

  v e. penentuan keseragaman bobot kaplet glibenklamida ............

  32

  f. penentuan dosis glibenklamida .............................................. 32 g. penetapan konsentrasi pemberian larutan glibenklamida ......

  33 h. pembuatan larutan glibenklamida ..........................................

  33

  i.

  34 penetapan konsentrasi larutan glukosa monohidrat ...............

  3.

  34 Percobaan pendahuluan ...............................................................

  a.

  34 penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa murni .........

  b.

  34 penetapan panjang gelombang maksimum ............................

  c.

  35 pembuatan kurva baku ...........................................................

  d.

  35 penetapan waktu pemberian glibenklamida ..........................

  e.

  36 penetapan waktu pemberian produk jamu antidiabetes “AD” f.

  36 pengelompokan dan perlakuan hewan uji .............................

  4.

  37 Penetapan kadar glukosa darah ...................................................

  E. Analisis Hasil ....................................................................................

  39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................

  41 A. Percobaan Pendahuluan .....................................................................

  41 1. Waktu resapan stabil glukosa ......................................................

  41

  2. Penetapan panjang gelombang maksimum .................................. 43 3. Pembuatan kurva baku .................................................................

  45 4. Penetapan waktu pemberian glibenklamida ................................

  47 5. Penetapan waktu pemberian produk jamu antidiabetes “AD”......

  49 B. Efek Hipoglikemik Produk Jamu Antidiabetes “AD” .......................

  50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

  66 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  67 LAMPIRAN ..................................................................................................

  71 BIOGRAFI PENULIS................................................................................. 95

  

DAFTAR TABEL

Tabel I. Nilai glukosa plasma puasa dan toleransi glukosa oral ...............

  49 Tabel X. Data kadar glukosa darah rata-rata serta LDDK

  57 Tabel XIII. Hasil analisis homogenitas variansi menggunakan uji Anova One Way .....................................................................................

  kadar glukosa darah tikus putih jantan dan prosentase perbedaan terhadap kelompok negatif dan positif .......................................................................

  0-300

  XII. Pengaruh perlakuan hasil saring seduhan produk jamu antidiabetes “AD” terhadap LDDK

  56 Tabel

  52 Tabel XI. Hasil analisis GLM Repeated Measure .......................................

  tikus putih jantan pada setiap kelompok perlakuan .............................

  0-300

  0-300 produk jamu antidiabetes “AD”...

  19 Tabel II. Diagnosis diabetes mellitus gestasional dengan pemberian glukosa oral 100 g atau 75 g ........................................................

  47 Tabel IX. Hasil UTGO dan LDDK

  0-300 larutan glibenklamida ..................................................................

  Tabel VIII. Hasil UTGO dan perhitungan prosentase selisih LDDK

  42 Tabel VII. Hubungan kadar dan resapan glukosa pada λ 502 nm ................ 46

  38 Tabel VI. Data hasil penetapan waktu resapan stabil larutan glukosa standar .........................................................................................

  32 Tabel V. Volume pengukuran kadar glukosa darah ...................................

  28 Tabel IV. Keseragaman bobot tablet ...........................................................

  19 Tabel III. Isi pereaksi enzim glucose GOD-PAP ........................................

  59

  Tabel XIV. Test Mean LDDK

  0-300

  keenam kelompok perlakuan dengan uji Kruskal-Wallis ............................................................................

  60 Tabel XV. Hasil uji Mann-Whitney LDDK

  0-300

  glukosa darah tikus putih jantan terbebani glukosa ..............................................................

  61

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah

  12 Gambar 2. Rumus struktur glibenklamida ..................................................

  20 Gambar 3. Bagan alur pembuatan dosis jamu ............................................

  29 Gambar 4. Bagan alur analisis hasil kadar glukosa darah ..........................

  39 Gambar 5. Bagan alur analisis LDDK

  0-300 glukosa darah .........................

  40 Gambar 6 Reaksi enzimatik antara glukosa dan reagen GOD-PAP .........

  42 Gambar 7. Grafik hubungan resapan stabil glukosa standar ......................

  43 Gambar 8. Kurva panjang gelombang resapan maksimum glukosa standar .......................................................................................

  44 Gambar 9. Kurva baku glukosa pada λ 502 nm .........................................

  47 Gambar 10. Diagram pengaruh waktu pemberian glibenklamida ................

  48 Gambar 11. Diagram pengaruh waktu pemberian hasil saring seduhan produk jamu antidiabetes “AD”................................................

  50 Gambar 12. Kurva hubungan antara waktu sampling dan kadar rata-rata glukosa darah tikus terbebani glukosa akibat pemberian hasil saring seduhan produk jamu antidiabetes “AD”...............

  53 Gambar 13. Diagram LDDK

  0-300 glukosa darah masing-masing perlakuan..

  58

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Foto serbuk kering dan seduhan produk jamu antidiabetes “AD” .................................................................

  71 Lampiran 2. Foto hewan uji percobaan (tikus putih jantan) ......................

  72 Lampiran 3. Foto alat penelitian ................................................................

  73 Lampiran 4. Penyiapan bahan ....................................................................

  74 Lampiran 5. Data kadar glukosa darah darah pada tiap perlakuan dan waktu sampling ......................................................................

  78 Lampiran 6. Hasil Uji Distribusi Data dengan Tes Kolmogorov Smirnov.. 81 Lampiran 7. Hasil Uji GLM Repeated Measure kadar glukosa darah .......

  82 Lampiran 8. Hasil uji Kruskal Wallis ........................................................

  85 Lampiran 9. Hasil uji Mann Whitney ......................................................... 86 Lampiran 10. Hasil uji Anova One Way .....................................................

  91 Lampiran 11. Leaflet GOD-PAP..................................................................

  92 Lampiran 12. Surat Keterangan Kandungan Produk Jamu Antidiabetes ”AD” ..................................................................

  94

  

ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

ad libitum : tanpa batas

  Antikoagulan : bekerja untuk mencegah pembekuan darah; berbagai substansi yang menekan, memperlambat atau meniadakan pembekuan darah

  Geoxalated : darah yang mengandung oksalat sebagai antikoagulan

  GOD–PAP : Glucose Oxidase - Phenol Antipirin atau Glukosa Oksidase Phenol p-aminophenazone

  Hipoglikemik : penurunan kadar glukosa dalam darah LDDK : Luas Daerah di Bawah Kurva

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Jamu merupakan obat tradisional atau obat bahan alam yang berkembang

  di masyarakat Indonesia dan sebagian besar berasal dari warisan budaya masyarakat Jawa. Pengobatan tradisional Indonesia dalam bentuk jamu telah lama dikenal oleh masyarakat kita, bahkan sampai saat ini pun jamu masih dipercaya memiliki khasiat penyembuhan. Hingga kini keberadaan jamu masih tetap dipertahankan dan ditingkatkan proses pembuatannya secara modern yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan jamu secara berkesinambungan, baik dalam skala besar maupun kecil.

  Salah satu produk jamu yang banyak beredar di Indonesia adalah jamu yang dianggap dapat menjadi obat bagi penderita diabetes. Menurut data yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care 2004, penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2000 mencapai 8,4 juta orang dan menduduki peringkat ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kalinya pada tahun 2030, yaitu menjadi 21,3 juta orang. Ini menandakan setiap tahunnya jumlah penderita diabetes akan terus meningkat, dan adanya jamu antidiabetes akan semakin dicari sebagai salah satu pengobatan alternatif.

  Semakin banyaknya orang yang mencari pengobatan melalui jamu akan membuat semakin banyak pula perusahaan jamu yang memproduksi jamu yang sama. Hal ini dapat menjadi suatu keuntungan sekaligus suatu kerugian bagi masyarakat. Semakin banyaknya produk yang sejenis dalam berbagai merek yang beredar di pasaran akan membuat masyarakat mempunyai banyak pilihan. Akan tetapi produk-produk tersebut belum tentu memberikan efektivitas terapi yang sama.

  Pada prakteknya, jamu memang tidak disyaratkan untuk diuji secara ilmiah, tetapi klaim khasiatnya hanya perlu dibuktikan secara empiris saja. Tetapi dengan adanya penelitian secara ilmiah, akan menjadi suatu kelebihan terhadap jamu, yaitu dapat memberikan informasi yang lebih tepat. Selain itu, hal ini juga dapat digunakan sebagai awal untuk pengembangan jamu menjadi tingkatan yang lebih baik, yaitu menjadi awal untuk dikembangkan menjadi obat herbal terstandar.

  Diabetes adalah perubahan menetap dalam sistem kimiawi tubuh yang mengakibatkan kadar glukosa dalam selalu tinggi. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin. Hormon adalah unsur kimia yang dibuat oleh tubuh (dalam hal ini pankreas) dan lepas ke dalam aliran darah untuk digunakan oleh bagian tubuh yang membutuhkannya. Ada orang yang sama sekali tidak dapat menghasilkan insulin seperti pada tipe 1. Namun pada tipe 2, mungkin insulin hanya diproduksi sedikit, dan respon tubuh terhadap hormon itu menurun. Ini disebut kekebalan insulin (Bilous, 2003).

  Atas dasar pernyataan di atas, peneliti tertarik untuk melihat seberapa besar daya hipoglikemik yang dapat diberikan oleh produk jamu antidiabetes “AD”. Penelitian ini menjadi sangat penting karena penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai efektivitas terapi dari sediaan produk jamu antidiabetes “AD”. Penelitian ini juga menjadi salah satu bentuk kerjasama antara perusahaan jamu dengan institusi pendidikan khususnya fakultas farmasi.

1. Permasalahan

  Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: a. Apakah produk jamu antidiabetes “AD” memiliki efek hipoglikemik? b. Seberapa besar daya hipoglikemik produk jamu tersebut jika dibandingkan dengan glibenklamida pada tikus putih jantan terbebani glukosa?

2. Keaslian penelitian

  Sejauh penelusuran penulis, penelitian mengenai pembuktian daya hipoglikemik produk jamu antidiabetes “AD” yang berisi campuran

  Phellodendri cortex, Anemarrhenae rhizome, Asparagi radix, Ophiopogonis radix, Trichosanthis radix, Puerariae radix, Glycyrrhizae radix dan Astragali

radix ini belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang terkait adalah:

  a. Phellodendri cortex, Anemarrhenae rhizome, Trichosanthis radix,

  Puerariae radix dan Astragali radik telah diteliti oleh Lee, Kong, Lee dan

  Kwak (1997). Dari hasil penelitian mereka diketahui bahwa bahan-bahan tersebut dapat mencegah keparahan ataupun komplikasi dari penyakit diabetes dengan cara menurunkan level kadar glukosa darah pada penderita diabetes.

  b. Telah dilakukan uji klinik terhadap suatu formula yang mengandung bahan Glycyrrhizae radix, Ophiopogonis radix dan Astragali radix oleh

  Xiong (1995) terhadap 148 penderita diabetes tipe 2. Dari hasil penelitian ternyata diketahui bahwa kadar glukosa darah puasa para penderita diabetes tipe 2 tersebut telah mengalami penurunan setelah mengkonsumsi formula yang mengandung bahan-bahan di atas.

  c.

  Ekstrak air dari Anemarrhenae radix terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada kelinci diabetes yang telah diinduksi dengan aloksan.

  Pada pecobaan menggunakan mencit, juga menunjukkan bahwa ekstrak yang diberikan sebanyak 0,15 g/kg i.p. pada mencit diabetes yang telah diinduksi dengan aloksan dapat memberikan penurunan kadar glukosa darah sebesar 200 mg% dalam waktu 5 jam (Anonim, 1987).

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam kefarmasian, terutama dalam bidang farmakologi.

  c. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai daya hipoglikemik dari produk jamu antidiabetes “AD”.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

  Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian mengenai efektivitas terapi dari sediaan produk jamu, sebagai salah satu bentuk kerjasama antara industri obat tradisional dengan institusi pendidikan.

  Tujuan khusus a.

  Mengetahui apakah produk jamu antidiabetes “AD” memiliki efek hipoglikemik b.

  Mengetahui seberapa besar daya hipoglikemik produk jamu antidiabetes “AD” tersebut jika dibandingkan dengan glibenklamida pada tikus putih jantan terbebani glukosa

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Obat Bahan Alam Indonesia Obat bahan alam Indonesia menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.4.2411 adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia (Anonim, 2004). Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat

  pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi :

  1. Jamu, yang harus memenuhi kriteria :

  a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

  b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris

  c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

  2. Obat Herbal Terstandar, yang harus memenuhi kriteria :

  a. Aman sesuai dengan persyaratan yang berlaku

  b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik

  c. Telah dilakukan standardisasi terhadap baku yang digunakan dalam produk jadi

  3. Fitofarmaka, yang harus memenuhi kriteria :

  a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

  b. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik

  c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi d.

  Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku (Anonim, 2004)

  Penggunaan jamu sebagai obat yang dulunya digunakan untuk tujuan pengobatan sendiri (self-medication), kini terus dikembangkan kearah penggunaan dalam jaringan upaya pelayanan kesehatan formal sebagai bahan dan/atau perbekalan kesehatan. Perkembangan jamu kearah pelayanan formal menuntut konsekuensi yang tidak ringan mengenai khasiat dan keamanannya. Untuk itu perlu dilakukan uji klinik jamu yang pada prinsipnya uji untuk memastikan khasiat yang ditetapkan, sehingga uji klinik yang dimaksud sebenarnya adalah uji untuk mengabsahkan khasiat obat tradisional. Sebelum uji klinik, terlebih dahulu jamu tersebut harus memenuhi persyaratan uji praklinik. Terkait dengan hal tersebut, maka jamu yang akan diuji harus pula sudah pasti formulanya dan identitasnya yang jelas dengan pengulangan yang tetap (reproducible) sesuai dengan ilmu bidang kefarmasian (Hutapea, 1998).

B. Produk Jamu Antidiabetes “AD”

  Formula produk jamu antidiabetes “AD” ini, dari industrinya dibuat dengan mengacu ramuan tradisional yang telah sering digunakan di Cina (TCM/Traditional Chinese Medicine) sebagai terapi pengobatan bagi penderita diabetes mellitus. Bentuk sediaan produk jamu antidiabetes “AD” ini adalah berupa serbuk, yang memiliki komposisi sebagai berikut :

  1. Phellodendri cortex

  Merupakan bagian kulit kayu yang telah dikeringkan dari tanaman

  Phellodendron chinensis Schneid. dari familia Rutaceae. Dikenal dengan

  nama umum Amur Cork-tree dan di Cina dikenal dengan nama Huang Bo (Anonim, 2006b).

  Pada Phellodendri cortex ini memiliki kandungan senyawa

  Berberine, Beta-sitosterol, Guanidine, dan Manganese. Senyawa-senyawa ini diketahui memiliki efek hipoglikemik (Duke, 2007).

  2. Anemarrhenae rhizome

  Merupakan bagian rhizoma dari tanaman Anemarrhena

  asphodeloides Bge. Tanaman ini berasal dari Cina dan Jepang dan merupakan

  familia dari Liliaceae. Anemarrhenae rhizome ini di Cina dikenal dengan nama Zhimu (Anonim, 2006b).

  Pada Anemarrhenae rhizome terdapat kandungan senyawa

  Manganese dan Nikotinic-acid yang memiliki aktivitas hipoglikemik (Duke, 2007).

  3. Asparagi radix

  Merupakan bagian akar dari tanaman Asparagus cochinchinensis (Lour.) Merr., dari familia Liliaceae (Tao, 2005). Nama lain dari Asparagi radix adalah Tian Dong (Anonim, 2008).

  Kandungan zak aktif utama pada Asparagi radix adalah Asparamide dan Beta-sitosterol (Tao, 2005).

  4. Ophiopogonis radix

  Merupakan bagian akar dari tanaman Ophiopogon japonicus (Thunb) Ker-Gawl., dari familia Liliaceae. Mempunyai nama umum Dwarf

  Lilyturf Tuber dan di Cina dikenal dengan nama Mai Dong. Ophiopogonis radix ini dapat digunakan untuk terapi bagi penderita diabetes (Anonim,

  2006b).

  Pada Ophiopogonis radix ini terdapat kandungan senyawa Beta- sitosterol dan Manganese yang memiliki aktivitas hipoglikemik (Duke, 2007).

  5. Trichosanthis radix

  Merupakan bagian akar dari tanaman Trichosanthes kirilowii Maxim (Anonim, 2006b).

  Pada Trichosanthis radix terdapat kandungan senyawa Beta-sitosterol yang memiliki aktivitas hipoglikemik (Duke, 2007).

  6. Puerariae radix

  Merupakan bagian akar dari tanaman Pueraria lobata (Willd.) dari familia Leguminosae. Mempunyai nama umum Kudzuvine Root dan di Cina dikenal dengan nama Ge Gen. Puerariae radix dapat digunakan untuk terapi bagi penderita diabetes (Anonim, 2006b).

  Kandungan zat aktif utamanya adalah Puerarin (Anonim, 2006b). Kandungan senyawa Beta-sitosterol, Daucosterol, Puerarin dan Quercetin pada Puerariae radix memiliki efek hipoglikemik (Duke, 2007).

  7. Glycyrrhizae radix

  Merupakan bagian akar dari tanaman Glycyrrhiza uralensis Fisch., Glycyrrhiza inflate Bat. atau Glycyrrhiza glabra L., dari familia Leguminosae.

  Mempunyai nama umum Liquorice Root dan di Cina dikenal dengan nama Gan Cao (Anonim, 2006b).

  Kandungan senyawa Beta-sitosterol dan Manganese pada Glycyrrhizae radix ini memiliki aktivitas hipoglikemik (Duke, 2007).

  8. Astragali radix

  Merupakan bagian akar dari tanaman Astragalus membranaceus (Fisch.) Bge. Var. mongholicus (Bge.) Hsiao atau Astragalus menbrannceus (Fisch.) Bge., dari familia Leguminosae. Astragali radix dikenal dengan nama umum Milkvetch Root dan di Cina dikenal dengan nama Huang Qi (Anonim, 2006b).

  Pada Astragali radix terdapat kandungan senyawa Ascorbic-acid,

  Beta-sitosterol, Chologenic-acid, Chromium, Coumarin, Manganese, Niacin dan Quercetin yang memiliki efek hipoglikemik (Duke, 2007).

C. Transport Glukosa

  Karbohidrat glukosa adalah karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh, hal ini dikarenakan semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida yang dikonsumsi manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa ini akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Glukosa yang telah diserap (diabsorpsi) oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah (Irawan, 2007).

  Glukosa di dalam tubuh selain tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati, juga tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh glukosa berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, dan sumber energi utama bagi kerja otak. Glukosa digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) melalui proses oksidasi. ATP merupakan molekul-molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam kebutuhan seharian, glukosa menyediakan hampir 50-75% dari total kebutuhan energi tubuh (Irawan, 2007).

  Sekresi insulin oleh sel beta tergantung oleh 3 faktor utama yaitu kadar glukosa darah, ATP-sensitive K channels dan Voltage-sensitive Calsium Channels sel beta pankreas. Mekanisme kerja faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: pada keadaan puasa, kadar glukosa darah turun, ATP-sensitive K channels pada membrane sel beta akan terbuka sehingga ion kalium akan meninggalkan sel beta, dan Ca-channels tertutup, akibatnya kalsium tidak dapat masuk ke dalam sel beta, dan perangsangan sel beta untuk mensekresi insulin menurun (Merentek, 2006).

  Pada saat keadaan setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat dan akan ditangkap oleh sel beta melalui glucose transporter 2 (GLUT2) dan dibawa ke dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan mengalami fosforilase menjadi glukosa-6-fosfat (G6P) dengan bantuan enzim glukokinase. Glukosa-6-fosfat akan mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Proses glikolisis juga menghasilkan produk 6-8 ATP. Penambahan ATP ini akan meningkatkan rasio ATP/ADP dan menutup terowongan kalium. Penumpukan kalium dalam sel mengakibatkan depolarisasi membran sel sehingga membuka terowongan kalsium dan kalsium akan masuk kedalam sel dan insulin akan dilepaskan ke dalam sel (Merentek, 2006).

  

Gambar 1. Sekresi insulin akibat peningkatan kadar glukosa dalam darah (Cartailler, 2004)

  Sekresi insulin pada orang non diabetes meliputi 2 fase, yaitu early peak (fase 1) yang terjadi dalam 3–10 menit pertama setelah makan. Insulin yang disekresi pada fase ini adalah insulin yang disimpan dalam sel beta (siap pakai).

  Fase 2 atau disebut juga fase lanjut adalah sekresi insulin yang dimulai 20 menit setelah stimulasi glukosa. Pada fase 1 pemberian glukosa meningkatkan sekresi insulin untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah, dan kenaikan glukosa darah selanjutnya akan merangsang fase 2 untuk meningkatkan produksi insulin.

  Pada diabetes mellitus tipe-2, sekresi insulin pada fase 1 tidak mampu menurunkan glukosa darah sehingga merangsang fase 2 untuk menghasilkan insulin lebih banyak, tetapi sudah tidak mampu meningkatkan sekresi insulin sebagaimana pada orang non diabetes (Merentek, 2006).

D. Diabetes Mellitus

  1. Definisi

  Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme glukosa di dalam tubuh. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak.

  Akibatnya ialah glukosa bertumpuk di dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (glycosuria) (Tjay dan Rahardja, 2002).

  2. Gejala

  Gejala klasik penyakit diabetes melitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan polifagia (banyak makan).

  a. Poliuria (banyak kencing) merupakan gejala umum pada penderita diabetes melitus. Hal ini disebabkan kadar gula yang berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air kencing. Gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif tinggi.

  b. Polidipsi (banyak minum) sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi banyak kencing dan banyak minum.

  c.

  Polifagia (banyak makan) merupakan gejala yang tidak menonjol.

  Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang diterima.

  (Lanywati, 2006) 3.

   Klasifikasi

  Pada akhir tahun 1997 American Diabetes Association (ADA) mempublikasikan suatu klasifikasi dan kriteria diagnosis yang baru.

  Klasifikasi yang baru ini membagi Diabetes mellitus atas empat kelompok yaitu Diabetes mellitus Tipe-1, Diabetes mellitus Tipe-2, Diabetes mellitus Bentuk Khusus, dan Diabetes mellitus Gestasional (Adam, 2000).

  a. Diabetes mellitus tipe-1 Diabetes ini terdiri dari dua bentuk yaitu otoimun dan idiopatik, dan disebabkan karena terjadi kerusakan pada sel

  β-pankreas yang

  mengakibatkan defisiensi insulin absolut. Walaupun bentuk diabetes ini kebanyakan terjadi pada anak-anak dan remaja, namun tipe ini dapat terjadi juga pada semua umur. Pada bentuk otoimun dapat ditemukan beberapa penanda imun yang menunjukkan pengrusakan sel beta pankreas untuk mendeteksi kerusakan sel beta, contohnya islet cell autoantibodies (ICAs). Sebagian penderita diabetes mellitus tipe-1 memiliki penyebab yang tidak jelas (idiopatik), pada mereka ini jelas ditemukan insulinopeni tanpa petanda imun, dan mudah sekali mengalami ketoasidosis (Adam, 2000; Reasner and DeFronzo, 2006).

  b.

  Diabetes mellitus tipe-2 Disebut juga dengan diabetes tidak tergantung insulin. Bentuk ini bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin defisiensi insulin relatif, sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin. Diabetes mellitus tipe-2 merupakan jenis diabetes mellitus yang paling sering ditemukan, diperkirakan sekitar 90% dari semua penderita diabetes mellitus di Indonesia. Sebagian besar diabetes mellitus tipe-2 diderita oleh orang gemuk (di negara barat sekitar 85%, di Indonesia 60%), disertai dengan resistensi insulin, dan tidak membutuhkan insulin untuk pengobatan. Sekitar 50% penderita sering tidak terdiagnosis karena hiperglikemi meningkat secara perlahan-lahan sehingga tidak memberikan keluhan (Adam, 2000).

Dokumen yang terkait

Efek hipoglikemik undur-undur darat [Myrmileon sp.] pada tikus putih jantan terbebani glukosa.

1 5 121

Pengaruh ekstrak etanolik daging buah mahkota dewa [Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.] terhadap efek hipoglikemik jamu antidiabetes ``AD`` pada tikus putih jantan terbebani glukosa.

0 1 2

Uji efek jamu Y terhadap kadar glukosa darah tikus putih betina dengan gangguan toleransi glukosa akibat efek samping medroksiprogesteron asetat dan estradiol sipionat - Ubaya Repository

0 0 1

Uji efek kadar glukosa darah formula Melly 99-2003 pada tikus putih jantan diabetes akibat Alloxan - Ubaya Repository

0 0 2

Uji efek kadar glukosa darah formula Shanti 99-2003 pada tikus putih jantan diabetes akibat Alloxan - Ubaya Repository

0 0 2

Uji efek kadar glukosa darah formula Susana 99 - 2003 pada tikus putih jantan diabetes akibat Alloxan - Ubaya Repository

0 0 2

Perbandingan efek hepatotoksik kombinasi parasetamol-ibuprofen dibandingkan parasetamol pada nekrosis hepar tikus putih jantan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 7

Pengaruh jus rimpang jahe (zingiber officinale l.) Terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan dengan metode uji toleransi glukosa - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 14

Efek hipoglikemik ekstrak daun binahong [Anredera baselliodes Baill.] pada tikus putih jantan terbebani glukosa - USD Repository

0 1 107

Daya antiinflamasi jus tomat [Solanum lycopersicum L.] pada mencit putih jantan - USD Repository

1 2 113