PERENCANAAN JADWAL TENAGA KERJA DENGAN METODE PDM PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MUSHALLA MTsN MODEL MEULABOH (Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat) Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan Untuk Memperoleh Ija

  

PERENCANAAN JADWAL TENAGA KERJA DENGAN

METODE PDM PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG

MUSHALLA MTsN MODEL MEULABOH

  

(Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Yang Diperlukan Untuk Memperoleh

  

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

ZULFITRAH ILHAM

NIM : 13302069

  Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

  

LEMBARAN PENGESAHAN

PERENCANAAN JADWAL TENAGA KERJA DENGAN METODE PDM

PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MUSHALLA MTSN

MODEL MEULABOH

(Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)

  Nama Mahasiswa : Zulfitrah Ilham Nomor Induk Mahasiswa : 13302069

  Jurusan : Teknik Sipil Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi

  Meulaboh, Agustus 2014 Disetujui Oleh,

  Pembimbing, Co. Pembimbing

  Zakia, ST, MT Andi Yusra, ST

  NIDN. 01-0811-7104 NIDN. 01-2311-7302 Pembahas I,

  Pembahas II,

  

Bambang Tripoli, ST Astiah Amir, ST, MT

  NIDN. 01-1002-7901 NIDN. 01-2303-7304 Diketahui/Disahkan oleh,

  Ketua Jurusan Teknik Sipil,

  

LEMBARAN PENGESAHAN

PERENCANAAN JADWAL TENAGA KERJA DENGAN METODE PDM

PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MUSHALLA MTSN

MODEL MEULABOH

(Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat)

  Nama Mahasiswa : Zulfitrah Ilham Nomor Induk Mahasiswa : 13302069

  Jurusan : Teknik Sipil Bidang Studi : Manajemen Rekayasa Konstruksi

  Meulaboh, Agustus 2014 Disetujui Oleh,

  Pembimbing, Co. Pembimbing

  Zakia, ST, MT Andi Yusra, ST

  NIDN. 01-0811-7104 NIDN. 01-2311-7302 Diketahui/Disahkan Oleh,

  Ketua Jurusan Teknik Sipil, Dekan Fakultas Teknik

  

Astiah Amir, ST, MT Ir. Rusman AR, MSME

  NIDN. 01-2303-7304 NIND. 00-05105208

  

PRAKATA

  Alhamdulillaah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Salawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

  Tugas akhir ini berjudul “Perencanaan Jadwal Tenaga Kerja Dengan Metode PDM Pada Proyek Pembangunan Gedung Mushalla MTsN Model Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, yang ditulis dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar.

  Dalam melaksanakan penelitian dan penulisan tugas akhir ini, penulis telah memperoleh bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terutama dari Pembimbing dan Co. Pembimbing. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Bapak Zakia, ST, MT sebagai Pembimbing dan Bapak Andi Yusra, ST, sebagai Co. Pembimbing.

  Selanjutnya, pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:_

  1. Bapak Dekan (Ir. Rusman AR, MSME), Ibu Ketua Jurusan (Astiah Amir, ST, MT), serta semua dosen Fakultas Teknik yang telah mendidik, mengajar dan memberi dorongan kepada penulis.

  2. Bapak/Ibu Pembahas (…I…), (…II…), yang telah memberikan banyak masukan untuk perbaikan tulisan ini.

  3. Kedua orang tua tercinta, ayahanda (Muhammad Zubir) dan Ibunda (Lili Erdiani) serta kadinda Zulia Oktaviani, SE, dan adinda Zulita Fitriani yang telah memberikan doa dan dorongan yang tiada hentinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  4. Para sahabat untuk semua angkatan yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

  Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang tiada henti-hentinya.

  Semoga semua bantuan yang penulis terima selama ini dapat dibalas oleh- Nya dan dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian buku ini. Akhir kata, hanya kepada Allah SWT jualah kita berserah diri, karena tiada satupun yang dapat terjadi jika tidak atas Kehendak-Nya. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kehilafan hanya milik manusia semata.

  Meulaboh, Agustus 2014 Penulis,

  Zulfitrah ilham

  NIM: 13302069

  

ABSTRAK

  Penelitian jadwal tenaga kerja ini dilatar belakangi oleh sering terjadinya keterbatasan jumlah tenaga kerja sehingga menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan penggunaan tenaga kerja semerata mungkin atau fluktuasi yang terjadi tidak terlalu tajam dengan menggunakan pemerataan sumber daya (resource leveling) yaitu metode MMA (Minimum Momen Algorithm) dan Microsoft Project. Sedangkan penjadwalan dilakukan dengan menggunakan metode PDM (Precedent Diagram

  

Method) yang menggunakan Microsoft Project sebagai alat bantu pengaplikasian.

  Studi kasus pada pembangunan ini adalah pada Proyek Pembangunan Mushalla MTsN Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan - Aceh Barat. Pembangunan dimulai dengan penjadwalan. Proses penjadwalan tercakup penguraian komponen pekerjaan, penentuan durasi, perkiraan jumlah tenaga kerja tiap item pekerjaan, hubungan antar kegiatan, serta analisis alokasi kebutuhan tenaga kerja. Durasi untuk penelitian ini diasumsikan. Pada MMA (Minimum Moment Algorithm), pemerataan dicapai bila nilai IF (Improvement Factor) yang diperoleh telah negatif dan dilakukan hanya pada kegiatan yang memiliki nilai free float, yaitu untuk kegiatan 3.1.3, IF = -90, untuk kegiatan 4.3.5. IF = -960, untuk kegiatan 4.5.3, IF = -7, untuk kegiatan 4.5.6, IF = -486. Sedangkan pemerataan tenaga kerja yang menggunakan fasilitas resource levelling pada Microsoft Project dengan sumber daya yang direncanakan yaitu menggunakan sumber daya tidak terbatas yang dapat dituang dalam bentuk histogram, sehingga terjadi perubahan yang tidak begitu signifikan. Perubahan yang terjadi mengakibatkan sumber daya pekerja pada aktifitas akan bergeser. Histogram yang diperoleh dari 2 (dua) cara pemerataan tersebut ditelusuri dengan penyajian tabel perbandingan jumlah kebutuhan tenaga pekerja/hari. Dari tabel perbandingan menghasilkan perubahan yang terjadi pada 2 (dua) cara pemerataan tersebut tidak begitu signifikan dibandingkan dengan kondisi awal.

  Kata Kunci : Jadwal tenaga kerja dengan metode PDM

  

ABSTRACT

The limitation of labor can cause many of important projects are behind

schedule. The background of this planning established is to avoid this

problem to happen. The purpose of this planning is to estimate the number of

required labor and to analyze the allocation of labor requirement. Microsoft

Project is the application software which is used in this planning. The

example of this planning was taken at the construction of SD 62 Cot Mesjid,

Nanggroe Aceh Darussalam. The planning is started with scheduling. The

process of scheduling involve decomposition of work component,

determination of duration, estimation of number of labor of the task,

determination of task relationship, and also to analyze the allocation of labor

requirement. Scheme of schedule was made in two alternatives. Alternative 1

is assumed that the number of labor is unlimited, with limitation of project

duration. Alternative 2 is assumed that the number of labor is limited,

without limitation of project duration. The 2 alternatives give different

result. In alternative 1, 180 days is the duration to complete the project with

510 planned numbers of labor. But in alternative 2, 190 days were achieved

to complete the project with 410 numbers of planned labor. And at the end,

the conclusion obtained from the two alternatives above is the amount of

labor which is allocated to project must have equality with project duration,

so at the time project will be run, the availability of the numbers of labor are

available as required.

  Key word: Microsoft Project, labor, schedule

BAB I PENDAHULUAN Dalam pengertian sehari-hari mushalla merupakan pembangunan tempat

  sholat orang muslim, mushalla yang dibangun dipekarangan MTsN Model Meulaboh ini supaya siswa-siswi dapat melakukan sholat berjamaah dan demi pendukung kegiatannya, baik sarana peribadatan, pendidikan dan pelatihan demi untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa siswa-siswi MTsN Model sekaligus berwawasan pengetahuan yang luas seiring dengan era globalisasi dan kemajuan zaman. Pembangunan Mushalla MTsN Model Meulaboh ini berlokasi dikecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Lokasi proyek dapat dilihat pada Lampiran A. Pelaksanaan pembangunan mushalla ini dilakukan oleh CV. Edy Brothers. Dana yang dikeluarkan untuk membiayai proyek pembangunan mushalla ini sebesar Rp. 308.000.000,- (Tiga Ratus Delapan Juta Rupiah). Proyek Pembangunan Mushalla MTsN Model Meulaboh ini terdiri dari 2 (dua) lantai yang lokasinya dikelilingi oleh rumah penduduk.

  Untuk menyelenggarakan proyek pembangunan tersebut, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilannya adalah faktor tenaga kerja. Dalam pemakaian tenaga kerja diperlukan adanya perencanaan yang erat kaitannya dengan penjadwalan. Dengan demikian apabila penjadwalan tenaga kerja tidak efektif maka usaha-usaha mencapai keberhasilan dari pelaksanaan pembangunan tersebut akan mengalami keterlambatan dan kenaikan biaya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengatur kebutuhan tenaga kerja pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar lebih efektif dan efisien. Dalam penulisan ini ruang lingkup pekerjaan yang ditinjau yaitu pada pekerjaan sub

  

structure (bangunan bawah) yang terdiri dari pekerjaan pondasi dan sloof

  sedangkan pelaksanaan pekerjaan super structure/ upper structure (bangunan atas) yaitu pada pekerjaan kolom, balok lantai, plat lantai. Untuk tenaga kerja

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jadwal tenaga kerja yang optimal dengan menggunakan pemerataan sumber daya (resource leveling) yaitu menggunakan metode MMA (Minimum Momen Algorithm) dan program

  

Microsoft Project . Sedangkan penjadwalan dilakukan dengan menggunakan

  metode PDM (Precedent Diagram Method). Untuk menentukan nilai analisa tenaga kerja menggunakan analisa SNI-2007.

  Pengumpulan data bersumber pada data sekunder. Data sekunder berupa dokumen kontrak, gambar rencana, Time Schedule dan kurva-S, serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperoleh dari CV. Edy Brodhers.

  Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi manajemen tahap pelaksanaan yang dapat mengendalikan dan memantau kebutuhan tenaga kerja selama waktu pelaksanaan proyek. Dengan demikian rencana pengadaan/perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan lebih tepat serta memberikan informasi mengenai penjadwalan tenaga kerja.

  Dari hasil perencanaan pemerataan tenaga kerja pekerja dengan metode MMA, perhitungan dilakukan pada aktifitas yang memiliki nilai free float (FF) yaitu aktifitas 3.1.3, 4.3.5, 4.5.3, 4.5.6. Kondisi awal untuk aktifitas tersebut menghasilkan nilai IF (Improvement Factor), yaitu untuk aktifitas 3.1.3 dengan

  IF= 0, aktifitas 4.3.5 dengan IF= 40, aktifitas 4.5.3, dengan IF= 20 dan untuk aktifitas 4.5.6 dengan IF = 0. Semua aktifitas yang memiliki nilai free float (FF) diatas, nilai IF yang didapat masih bernilai positif sehingga perlu dilakukan perbaikan yaitu dengan perhitungan kembali nilai IF sampai mencapai nilai negatif. Setelah dilakukan perbaikan maka didapat hasil perhitungan nilai IF negatif terbesar untuk aktifitas 3.1.3 setelah digeser selama 3 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -90, IF negatif terbesar untuk aktifitas 4.3.5 setelah digeser selama 2 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -960, IF negatif terbesar untuk aktifitas 4.5.3 setelah digeser 1 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -7, sedangkan nilai IF negatif terbesar untuk aktifitas 4.5.6 setelah digeser selama 3 hari menghasilkan nilai IF terbesar adalah -486.

  Pemerataan tenaga kerja pekerja dengan Microsoft Project dilakukan dengan pengaplikasian fasilitas resource leveling pada Microsoft Project yang mempergunakan sumber daya yang tidak terbatas yang hasilnya tertuang dalam bentuk histogram. Untuk hasil lebih lanjut pemerataan tenaga kerja (resource

  

levelling) dengan cara Microsoft Project dapat ditelusuri dengan penyajian tabel

  perbandingan jumlah kebutuhan tenaga pekerja/hari pada kondisi awal dengan kondisi Microsoft Project. Perubahan yang terjadi mengakibatkan sumber daya pekerja pada aktifitas akan bergeser dan relatif merata atau fluktuasi yang terjadi tidak terlalu tajam.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Untuk mendukung dalam menyelesaikan permasalahan dan pedoman

  untuk penulisan ini, maka pada bab ini dikemukakan berbagai teori dan rumus- rumus yang dikutip dari beberapa literatur yang bertujuan untuk membentuk kerangka teori dan kerangka konsepsi sebagai dasar untuk mendukung perhitungan dan pembahasan dalam penulisan.

2.1 Proyek Konstruksi Gedung

  Menurut Syafriandi (2003:4), proyek adalah suatu urutan dan peristiwa yang dirancang dengan baik dengan suatu permulaan dan suatu yang akhir, yang di arahkan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas.

  Menurut Ervianto (2003:12), konstruksi adalah hasil dari suatu rangkaian kegiatan berupa bangunan, misalnya: jalan raya, jembatan, rumah, saluran air, dan sebagainya. Menurut Ervianto (2003:9), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek.

  Bangunan gedung dapat berupa : rumah, kantor, pabrik, dan lain sebagainya. Adapun ciri-ciri dari bangunan gedung adalah proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tempat tinggal, pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi pondasi umumnya sudah diketahui, serta dibutuhkan manajemen terutama untuk progressing (kemajuan) pekerjaan. Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan proses perencanaan yang kemudian diikuti dengan proses pengendalian.

  Perencanaan (planning) menurut Ervianto (2003:5), dapat didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada kegiatan perencanaan.

  Permasalahan utama yang sering timbul dalam menangani suatu proyek

  1. Sulitnya menyelesaikan proyek pada tepat waktu;

  2. Seringnya pelaksanaan proyek membutuhkan biaya yang lebih besar dari rencana;

  3. Sulitnya menggunakan sumber daya seefisien mungkin.

2.2 Penjadwalan

  Menurut Ervianto (2003:154), penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek untuk dapat diselesaikan. Menurut Soeharto (2001:263), penjadwalan adalah pengaturan perincian yang diperlukan untuk melaksanakan rencana.

  Tujuan perencanaan penjadwalan menurut Syafriandi (2003:5), adalah:

  1. Mempermudah perumusan masalah proyek;

  2. Menentukan metode atau cara yang sesuai;

  3. Agar lebih terorganisirnya kelancaran kegiatan; 4. Mendapatkan hasil yang optimum.

  Manfaat dari hasil penyusunan perencanaan bagi suatu proyek adalah:

  1. Diketahuinya keterkaitan antar kegiatan;

  2. Adanya kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis);

  3. Kapan waktu untuk memulai dan waktu harus selesainya kegiatan dapat diketahui dengan jelas.

2.2.1 Metode-metode penjadwalan

  Soeharto (1999:235), menyebutkan pengelolaan proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung bertambah. Sehingga muncul metode-metode seperti metode bagan balok (bar

  chart) dan analisis jaringan kerja.

  Menurut Soeharto (1999:235), bagan balok disusun dengan maksud kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan. Bagan ini sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan komunikasi. Namun penggunaannya sangat terbatas karena tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antar kegiatan, sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan karena harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru. Untuk proyek ukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat kompleks, penggunaan bagan balok akan menghadapi kesulitan.

  Soeharto (1999:238), jaringan kerja merupakan menyempurnaan metode bagan balok dan dianggap mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan unsur proyek, dan pada giliran selanjutnya dapat dipakai memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Di antara berbagai versi jaringan kerja yang amat luas pemakaian adalah Metode Jalur Kritis (Critical Path Method – CPM), Teknik Evaluasi dan Review Proyek (Project Evaluation and Review Technique – PERT), dan Metode Preseden Diagram (Presedent Diagram Method – PDM), serta Teknik Evaluasi dan Review Grafikal (Grafical Evaluation and Review Technique – GERT). Dari 4 (empat) metode hanya 3 (tiga) yang sering dijumpai pada kegiatan konstruksi dan penelitian, yaitu : CPM, PERT, PDM.

2.2.2 Metode PDM (precedent diagram method)

  Soeharto (1999:279), menyebutkan bahwa PDM (Precedent Diagram adalah jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON (Activity on

  Method)

Node) . Pada PDM ini kegiatan ditulis dalam bentuk node yang umumnya

  berbentuk segiempat, sedangkan anak panah hanya menunjukkan hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Kotak tersebut menandai suatu kegiatan, dengan demikian harus dicantumkan identitas kegiatan dan waktu pelaksanaanya (durasi). Adapun peristiwa yang dimaksud merupakan ujung-ujung kegiatan, dan setiap node mempunyai dua peristiwa, yaitu peristiwa awal dan akhir. Ruangan penulisan ini adalah waktu pelaksanaan kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor kegiatan dan nama), mulai dan selesainya kegiatan (ES = Earliest Start, LS = , EF = Earliest Finish, LF = Latest Finish).

  Latest Start

  Keunggulan dari PDM (Precedent Diagram Method) ini adalah dapat memperlihatkan hubungan ketergantungan antar kegiatan dengan jelas dan lebih sederhana pada diagramnya. Menurut Soeharto (1999:281), hubungan antar kegiatan dalam PDM dapat berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa constrain. constrain ini menunjukan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya. Penulisan constrain pada PDM yaitu dengan dicantumkan diatas anak panah yang menghubungkan dua kegiatan. Satu constrain hanya menghubungkan dua node yaitu ujung awal atau mulai (S) dan ujung akhir atau selesai (F). Maka ada 4 (empat) macam constrain, yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), dan akhir ke awal (FS). Pada garis constrain ini diberi penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau waktu terlambat tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului (j) dan satuan waktu adalah hari, maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

  1. Constrain Finish to start (FS), dirumuskan FS (i-j) = a

  Constrain ini menjelaskan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan

  selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai suatu aktifitas (j) mulai a hari, setelah aktifitas yang mendahuluinya (i) selesai. Besar angka a = 0. Jenis ini identik dengan kaidah utama CPM atau PERT, yaitu kegiatan dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya selesai.

  2. Constrain Start to start (SS), dirumuskan SS (i-j) = b

  Constrain ini menjelaskan hubungan antara mulainya kegiatan dengan

  mulainya kegiatan terdahulu. Berarti suatu aktifitas (j) mulai setelah b hari aktifitas terdahulu (i) dimulai. Constrain ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 %, maka kegiatan (j) boleh dimulai, atau kegiatan (j) boleh dimulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan terdahulu. Disini sering

  Constrain ini menjelaskan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan

  selesainya kegiatan terdahulu. Ini berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Besarnya angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j)

  4 Constrain Start to Finish (SF), dirumuskan SF (i-j) = d

  Constrain ini menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan

  dimulainya kegiatan terdahulu. Berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi sebagian kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan.

2.2.3 Penggambaran PDM (precedent diagram method)

  Menurut Soeharto (1997:242), penggambaran denah yang lazim pada node PDM (Precedent Diagram Method) adalah sebagai berikut : 1).

  Nomor Urut Kurun Waktu

  Nama EF ES

  (D) Kegiatan

  LS (Tanggal) (Tanggal)

  LF

Gambar 2.1 Node PDM

  Sumber : Soeharto (1997) 2).

  Nomor dan Nama kegiatan Tanggal mulai : ES/LS

  Kurun Waktu : D Tanggal mulai : EF/LF

  Float Total Progres Penyelesaian (%) FF (i-j) FS (i-j)

  Ruangan dalam node dibagi menjadi kompertemen-kompertemen kecil yang berisi keterangan spesifik dari kegiatan dan peristiwa yang bersangkutan yang dinamakan atribut. Beberapa atribut yang sering dicantumkan diantaranya adalah kurun waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (nomor dan nama kegiatan), mulai dan selesainya kegiatan (ES = Earliest Start, LS = Latest Start, EF = Earliest Finish , LF = Latest Finish).

  PDM dalam pelaksanaannya dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti diperlihatkan pada gambar 2.1 berikut ini :

  Soeharto (1997:284), menyatakan bahwa perhitungan PDM dilakukan bertahap, yaitu proses perhitungan maju dan mundur.

  1. Perhitungan maju, berlaku untuk hal-hal sebagai berikut :

  SS (i-j) SF (i-j)

  (i) ES EF

  Kegiatan D(i) LS LF

  (j) ES EF

  Kegiatan D(j) LS LF

Gambar 2.2 Diagram PDM

  Sumber : Soeharto (1997:246)

2.2.4 Perhitungan PDM (precedent diagram method)

  • Menghasilkan ES, EF, dan kurun waktu penyelesaian proyek.
  • Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan bergabung.
  • Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu dan (j) kegiatan yang sedang ditinjau
  • Waktu awal dianggap nol
a) Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES (j) adalah sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan terdahulu ES (i) atau EF (i) ditambah konstrain yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : ES j = ES (i) + SS (ij) ES j = ES (i) + SF (ij) – D (j) ES j = EF (i) + FS (ij) ES j = EF (i) + FF (ij) – D (j) Dari keempat rumus tersebut diambil angka terbesar.

  b) Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF (j) adalah sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES(j), ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D (j). Rumus yang digunakan adalah : EF (j) = ES (j) + D (j)

  2. Perhitungan mundur, berlaku untuk hal-hal sebagai berikut :

  • Menentukan LS, LF, dan kurun waktu float.
  • Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS yang terkecil
  • Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan berikutnya.

  a) Dihitung LF (i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang ditinjau, yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS Dan LF plus konstrain yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : LF i = LF (j) - FF (ij) LF i = LS (j) - FS (ij) LF i = LF (j) - SF (ij) + D (i) LF i = LS (j) - SS (ij) + D (j) Dari keempat rumus tersebut diambil angka terkecil.

  b) Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS (i) adalah sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LF (i), dikurangi kurun waktu yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah :

  2.3 Tenaga Kerja

  Soeharto (1997:222), menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting dan seringkali penyediaanya terbatas, baik karena faktor kualitas ataupun hal-hal lainnya. Merekrut, menyeleksi, dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu yang lama sebelum mereka siap pakai. Sedangkan menurut Ibrahim (1994:193), tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan.

  Soeharto (1997:162), secara teoritis, keperluan rata-rata jumlah tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam jam- orang (man-hour) atau bulan-orang (man-month) dibagi dengan kurun waktu pelaksanaan. Adapun salah satu cara untuk memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan adalah dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

  jam orang untuk menyelesai kan - pekerjaan

  Jumlah tenaga kerja=

  x volume .(2.1) Durasi

  Di mana :

  2 Jam-orang untuk menyelesaikan pekerjaan = koefisien analisa tenaga kerja (m / jam).

  2.4 Perkiraan Tenaga Kerja Periode Puncak

  Soeharto (1997:171), menyebutkan bahwa periode puncak (peak) adalah periode yang paling sangat sibuk dalam arti paling banyak membutuhkan tenaga kerja.

  Menurut Soeharto (1997:172), metode yang sering digunakan untuk menghitung keperluan tenaga kerja adalah metode Trapesium dengan angka- angka yang berbeda untuk tahap perencanaan dan pembelian dengan tahap

  Tenaga Kerja B C t

  Waktu a = 20 % b = 60 % c = 20 % A

  D

Gambar 2.3 Metode Trapesium

  Sumber : Soeharto (1997) Keterangan : AD = Kurun waktu implementasi fisik AB = Periode menanjak BC = Periode puncak CD = Periode menurun (run down) t = Jumlah tenaga kerja pada periode puncak

2.5 Pemerataan (levelling) Penggunaan Sumber Daya

  Menurut Callahan (1992:279), pemerataan sumber daya adalah batasan sumber daya yang menjadi beban suatu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan mengukur penggunaan dari sumber daya sehingga waktu penyelesaian juga waktu mulai paling awal (earliest start), waktu mulai paling akhir (lates

  start) , dan waktu selesai paling akhir (latest finish) dapat diketahui.

  Menurut Callahan (1992:283), mengemukakan bahwa pemerataan sumber daya dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu Trial and Error dan

  Minimum Momen Algorithm (MMA).

  1. Metode Trial and Error Dimulai dengan menggambarkan suatu bagan balok dari suatu aktifitas. suatu kegiatan dengan menggunakan float, proses ini dilakukan berulang- ulang sampai mencapai total histogram sumber daya yang dicapai. Pendekatan ini kurang sistematis karena memerlukan waktu yang lebih lama dalam mencari penggunaan sumber daya yang seragam.

  2. Metode Minimum Momen Algorithm (MMA) Menggambarkan suatu proses yang sistematis untuk keperluan pemerataan sumber daya di mana jadwal (schedule) dapat mengukur setiap perbaikan yang terjadi untuk setiap upaya pemerataan yang dilakukan. Sasaran minimum

  moment algorithm adalah untuk mencapai pendistribusian sumber daya yang

  seragam selama pelaksanaan proyek. Tingkat perubahan tersebut dapat ditentukan dengan suatu faktor yang disebut faktor perbaikan (Improvement

  Factor) dengan rumus sebagai berikut :

  IF= r

     

    − −

  ∑ ∑ m 1 1 m mr wi xi ....................................... .……...................(2.2)

  Di mana :

  IF = Improvement Factor , faktor perbaikan pergeseran aktifitas r = Sumber daya harian m = Jumlah hari minimum aktifitas yang digeser atau durasi aktifitas (free

  float)

  xi = Jumlah sumber daya perhari untuk rentang waktu bersangkutan dimana sumber daya direduksi wi = Jumlah sumber daya perhari untuk rentang waktu bersangkutan di mana sumber daya ditambahkan. Langkah kerja metode Minimum Momen Algorithm (MMA):

  1. Membuat jaringan kerja dari ketergantungan antar aktifitas;

  2. Menentukan jalur kritis, kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis diletakkan pada urutan pertama pada bagan balok dan kemudian diikuti oleh kegiatan yang bukan jalur kritis sesuai dengan urutan;

  3. Aktifitas yang tidak mempunyai ambang bebas (FF) tidak perlu

  4. Improvement Factor (IF) untuk setiap hari pergeseran untuk setiap aktifitas dapat dihitung;

  5. IF yang mempunyai nilai positif terbesar yang diambil;

  6. Jika terdapat hasil yang sama diantara pilihan, prioritas diberikan kepada aktifitas yang mempunyai tenaga kerja harian yang terbesar;

  7. Setelah pergeseran aktifitas terjadi, rekalkulasi total sumber daya harian, proses ini dilanjutkan sampai semua nilai IF telah mencapai harga negatif.

2.6 Microsoft Project sebagai Alat Bantu

  Syafriandi (2003:13), menyatakan salah satu keunggulan dari penggunaan alat bantu komputer adalah kemampuan mengolah data dalam jumlah besar dengan kemungkinan kesalahan yang kecil, dengan demikian penyusunan jadwal dapat dilakukan secara terpadu (waktu, material, tenaga kerja serta biaya) cepat, tepat, memudahkan dalam pengambilan keputusan serta kunci-kunci pokok permasalahan pelaksanaan proyek. Penggunaan alat bantu komputer dengan

  

Microsoft Project menggunakan perhitungan network planning, khususnya

  dengan menggunakan Precedent Diagram Method (PDM) serta menggunakan diagram barchart sebagai tampilan grafisnya agar memudahkan pembacaan.

  Untuk mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik dengan Microsoft

  

Project dapat dilakukan dengan memasukkan data-data sumber daya yang ada

  sehingga terbentuk grafik yang sesuai. Apabila terjadi grafik yang tidak merata maka dilakukan levelling (perataan) sesuai dengan tahapan-tahapan yang terdapat pada Microsoft Project.

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan dikemukakan pada bab ini sesuai dengan

  permasalahan dan didukung oleh tinjauan kepustakaan. Permasalahan dalam perencanaan ini adalah bagaimana mengatur kebutuhan tenaga kerja sehingga lebih efektif dan efisien dengan menggunakan metode penjadwalan PDM yang diaplikasikan melalui software dalam hal ini Microsoft Project sebagai alat bantu dalam melakukan perencanaan.

  3.1 Ruang Lingkup Penelitian

  Ruang lingkup penelitian pada tenaga kerja yaitu meliputi tukang, mandor, kepala tukang dan pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan seluruh pekerjaan pada proyek pembangunan mushalla MTsN Model Meulaboh. Tenaga kerja tersebut berasal dari sekitar proyek dan luar daerah. Lokasi proyek terletak di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Lokasinya juga dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk sehingga situasi di sekitar proyek tidak sepi.

  Pembangunan proyek ini hanya ditinjau pada pekerjaan sub structure (bangunan bawah) yang terdiri dari pekerjaan pondasi sloof, dan pelaksanaan pekerjaan super structure (bangunan atas) yaitu pada pekerjaan kolom, balok lantai, plat lantai. Ruang lingkup perencanaan penjadwalan tenaga kerja adalah untuk pekerja karena kebutuhan pekerja relatif lebih banyak dari pada jenis tenaga kerja lainnya.

  3.2 Subyek Dan Objek Penelitian

  Objek penelitian ini akan dilakukan kepada pekerjaan pembangunan Mushalla MTsN Model Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, pembangunan ini di rencanakan oleh CV. Edy Brodhers. Subyek penelitian

  3.3 Pengumpulan Data

  Untuk menganalisa perencanaan ini membutuhkan sejumlah data. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder dengan mempelajari dokumen kontrak Proyek Pembangunan Mushalla MTsN Model meulaboh yang berlokasi di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yang diperoleh dari CV. Edy Brothers, data tersebut meliputi;

  1. Gambar rencana Data ini digunakan untuk mengetahui bentuk fisik bangunan, komponen pekerjaan gedung, serta jenis bahan material konstruksi sehingga dapat dijadikan patokan dalam menentukan jumlah tenaga kerja untuk tiap pekerjaan serta untuk merencanakan jaringan kerja

  2. Time Schedule dan kurva-S

  Time Schedule dan kurva-S digunakan untuk mengetahui jangka waktu

  pelaksanaan proyek. Time Schedule dan kurva-S

  3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk mengetahui item-item pekerjaan dan mengetahui besarnya jumlah tenaga kerja serta besarnya volume untuk setiap pekerjaan juga dibutuhkan dalam pengolahan jaringan PDM. Data RAB

  3.4 Metode Pengolahan Data

  Metode pengolahan data sebagai tahap awal pengolahan data dibuat beberapa asumsi dalam melakukan perancangan yaitu :

  • Jumlah hari kerja 6 hari/minggu;

  Tahap selanjutnya untuk metode pengolahan data dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut :

  1. Menginventarisasikan kegiatan, yaitu dengan mempelajari aktifitas/kegiatan yang ada dalam proyek.

  2. Menghitung jumlah tenaga kerja untuk setiap pekerjaan yang menggunakan rumus persamaan 2.1 pada bab II halaman 11, yaitu berdasarkan dari volume pekerjaan, untuk durasi pekerjaan diasumsikan, serta jam-orang untuk menyelesaikan pekerjaan yang dikutip berdasarkan daftar analisa SNI – 2007 yang berasal dari data proyek.

  3. Menghubungkan ketergantungan antar setiap kegiatan dan menganalisa hubungan antar kegiatan tersebut.

  4. Menyusun jaringan kerja yaitu dengan menentukan hubungan antara kegiatan yang dirangkaikan dengan berbagai kegiatan sehingga keseluruhan kegiatan tersusun menjadi suatu jaringan kerja dalam betuk PDM. Dalam hal ini PDM menggunakan Microsoft Project sebagai alat bantu mempercepat proses terbentuknya suatu jaringan kerja.

  5. Hasil yang diperoleh dijabarkan dalam bentuk bagan balok sehingga dapat dibuat histogram sumber daya harian. Dari histogram ini dapat diketahui kenaikan tenaga kerja untuk tiap harinya.

  7. Dari pengalokasian jumlah tenaga kerja yang tidak merata, maka dilakukan pemerataan sumber daya pekerja dengan metode Minimum Momen Algorithm (MMA) dan Microsoft Project. Berdasarkan persamaan 2.2 pada bab II halaman 13, batasan perhitungan metode MMA dicapai bila nilai perbaikan (IF) telah mencapai harga negatif semua. Adapun tahap-tahap resource leveling (pemerataan sumber daya) dengan metode MMA ini yaitu: a. penyusunan barchat,

  b. pengindentifikasian jalur kritis, c. perhitungan nilai IF.

  Contoh seperti jaringan berikut ini, berbentuk CPM (Critical Path Method), kemudian dirubah dalam bentuk PDM (Presedent Diagram Method).

Gambar 3.1 Diagram Jaringan Kerja dalam bentuk CPM

  Sumber : Callahan, 1992

Gambar 3.2 Pemerataan sumber daya dengan MMA

  Sumber : Callahan, 1992

3.5 Metode Analisis Hasil

3.5 Metode Analisa Hasil

  Analisa hasil penelitian meliputi identifikasi terhadap jalur kritis, float, alokasi tenaga kerja, serta hasil yang di dapat berupa histogram.

a. Identifikasi jalur kritis dan float

  Jalur kritis dan float yang terjadi merupakan hasil dari penentuan hubungan ketergantungan dan durasi, serta penempatan waktu untuk tiap kegiatan. Pada penulisan ini, analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi

  Microsoft Project sebagai alat bantu. Pada Microsoft Project, float berarti slack.

  b. Analisis alokasi kebutuhan tenaga kerja Setelah menempatkan tenaga kerja pada masing-masing kegiatan, selanjutnya dianalisis jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan setiap harinya.

  c. Menganalisa hasil histogram Setelah melalui langkah pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menganalisis hasil. Hasil disini berupa histogram tenaga kerja pekerja yang didapat dari hasil pemerataan pekerja dengan MMA dan Microsoft Project.

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil pengolahan data dan pembahasan

  dari pokok permasalahan. Pengolahan data yang dimaksud adalah perhitungan jumlah tenaga kerja pekerja untuk setiap pekerjaan, membuat hubungan ketergantungan antara aktifitas kemudian dijabarkan dalam jaringan kerja, lalu dituangkan dalam bentuk bagan balok dan selanjutnya dilakukan pemerataan tenaga kerja dengan menggunakan metode MMA (Minimum Moment Algorithm) dan Microsoft Project. Pembahasan metode MMA dilakukan dengan tolak ukur saat harga IF telah mencapai harga negatif.

4.1 Hasil perhitungan

  Hasil pengolahan data yaitu berupa suatu balok berbentuk histogram sumber daya manusia yaitu pekerja. Pemerataan dilakukan dengan metode MMA

  

(Minimum Momen Algorithm) yang akan disajikan dalam bentuk perhitungan dan

tabel-tabel hasil serta pengaplikasian dengan Microsoft Project.

4.1.1 Analisa tenaga kerja

  Untuk mengaplikasikan Microsoft Project, terlebih dahulu dilakukan beberapa penentuan terhadap urutan pekerjaan, durasi dan jumlah tenaga kerja.

  a. Penguraian komponen pekerjaan Sebagai langkah awal perhitungan dilakukan penguraian komponen pekerjaan yang sesuai dengan urutan tahapan pekerjaan yang akan memudahkan dalam menentukan ruang lingkup dan batasan pekerjaan pada suatu proyek.

Tabel 4.1 Uraian Pekerjaan

  Kode Uraian Pekerjaan

  1 START

  2 PRELIMINARIES/PERSIAPAN

  2.1 Pembersihan Lapangan

  2.2 Persiapan Lapangan, Penetapan dan pengukuran

  2.3 Direksi keet

  2.4 Gudang material

  2.5 Mobilisasi

  3 PEKERJAAN SUB STRUKTUR

  3.1 Pekerjaan Pondasi

  3.1.1 Galian Tanah pondasi ........ ............

  3.1.6 Beton (mutu K-250) untuk pondasi Sumber : Hasil Perhitungan

  b. Penentuan durasi dan jumlah tenaga kerja pada setiap kegiatan Penentuan durasi dan jumlah tenaga kerja pada setiap kegiatan dalam pelaksanaan proyek ini didasarkan pada nilai koefisien setiap tenaga kerja terhadap volume pekerjaan yang ada dengan mempertimbangkan waktu rencana masing-masing aktifitas tersebut. Koefisien tenaga kerja mengacu pada daftar analisa SNI–2007 yang berasal dari data proyek dengan memakai tenaga kerja sumber daya manusia seperti mandor, kepala tukang, tukang, dan pekerja.

Tabel 4.2 Contoh Perhitungan Penentuan Jumlah Tenaga Kerja

  Uraian Durasi Jenis Tenaga Jlh Tenaga Jlh Tenaga No Vol Analisa Koef kerja

Pekerjaan (hari) Kerja kerja perhari

perhari

  1

  2

  3

  4

  9

  5

  6 7 8= {(6x3)/4}

3.1.6 Beton

  31

14 SNI- 1,0000 Tukang 2,21

  3 (K-255) m3 06-07- Pekerja 6,0000 13,29

  14 untuk B-6.5.C K.Tukang pondasi 0,1000 0,22

  1 Mandor 0,3000 0,66

  1 Sumber : Hasil Perhitungan Pada Tabel 4.2 untuk pekerjaan beton pada pondasi dipakai analisa SNI- 06-07-B-6.5.C dengan durasi yang direncanakan selama 14 hari dan volume 31 m

  3 maka dibutuhkan pekerja sebanyak 13,29 ≈ 14 orang-hari.

  Beton (mutu K-250) untuk pondasi

  Sumber : Hasil Perhitungan

  Tanggal dimulainya proyek Mushalla MTsN Model dilakukan pada tanggal 3 Juni 2013, sesuai dengan data yang diperoleh dari pelaksana proyek. Hari kerja yang dipergunakan berupa asumsi yaitu selama 6 hari dalam seminggu,

  Project, yang terdiri dari : a. Input/pemasukan data berupa tanggal mulai proyek dan waktu kerja.

  Setelah dilakukan penentuan urutan, durasi dan jumlah tenaga kerja tiap kegiatan, tahap pengolahan data selanjutnya adalah dengan aplikasi Microsoft

  3.1.5

  2.5 ..........

  2.4

  2.3

  2.2

  2.1

  1

  3.1.6 START PRELIMINARIES/PERSIAPAN Pembersihan Lapangan Persiapan Lapangan, Penetapan dan pengukuran Direksi keet Gudang material Mobilisasi PEKERJAAN SUB STRUKTUR Pekerjaan Pondasi Galian Tanah pondasi ............

  c. Hubungan Antara Aktifitas Penjadwalan kegiatan proyek dimulai dengan membuat network planning yang sesuai dengan PDM yaitu menentukan predecessor sehingga terbentuk suatu hubungan antara aktifitas. Seperti pada tabel 4.3 dapat dilihat beberapa kegiatan yang diikuti dengan predecessor, constrain, dan lead/lag.

  3.1.1 ........

  3.1

  3

  2.5

  2.4

  2.3

  2.2

  2.1

  2

  1

  Kode Uraian Pekerjaan Predecessor

Tabel 4.3 Hubungan Antar Aktifitas

4.1.2 Penjadwalan dengan microsoft project

  b. Input /pemasukan data uraian kegiatan, durasi dan hubungan ketergantungan kegiatan.

  Penguraian kegiatan dan durasi kegiatan diinput berdasarkan data dan perhitungan yang telah disebutkan sebelumnya. Sedangkan data mengenai hubungan ketergantungan setiap kegiatan telah diperlihatkan sebelumnya, dimana pada aplikasi Microsoft Project hubungan ketergantungan ini diproses lebih lanjut dengan menggunakan PDM. Pada Tabel 4.4 diperlihatkan hubungan beberapa kegiatan dengan constrain dan lead/lag-nya.

Tabel 4.4 Hubungan kegiatan dengan constrain dan lead/lag

  Lead/lag Kode Uraian Pekerjaan Predecessor Konstrain (hari)

  1 START

  2 PRELIMINARIES/PERSIAPAN

  2.1 Pembersihan Lapangan

FS -2

  1

  2.2 Persiapan Lapangan, Penetapan dan pengukuran

  2.1

  2.3 Direksi keet

FS -2

  2.2

  2.4 Gudang material

FS -1

  2.3

  2.5 Mobilisasi

FS -1

  2.4

  3 PEKERJAAN SUB STRUKTUR

  3.1 Pekerjaan Pondasi

  3.1.1 Galian Tanah pondasi

  2.5 ........ ............ ..........

  3.1.6 Beton (mutu K-250) untuk pondasi

  3.1.5 Sumber : Hasil Perhitungan