BAB I - DOCRPIJM bee9d8a0b9 BAB IBAB 1 Pendahuluan

BAB I

1.1. Latar Belakang

Pembangunan

daerah

merupakan

suatu

upaya

memenuhi

kebutuhan dan tuntutan akan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan
masyarakat. Berbagai bentuk fasilitas, setiap tahun dibangun sebagai
manifestasi terhadap pemenuhan tersebut. Karena itu, dengan semakin
tumbuh dan berkembangnya pendukuk dan kemajuan, menuntut untuk
pemenuhan itu secara bertahap dan berkesinambungan. Hal yang tidak

terlepas dari pencapaian upaya tersebut, adalah perlu dilakukan
perencanaan secara terintegrasi agar dalam pemenuhan fasilitas tersebut
tidak terjadi tumpang tindih, salah arah dan memenuhi nilai manfaat
bagi sasaran pembangunan. Salah satu unsur yang Compleceted dalam
upaya

pemenuhan

fasilitas

ini

adalah

Bidang

Keciptakaryaan.

Penanganan bidang ini mencakup berbagai sektor yang harus digarap
agar


upaya

pemenuhan

kebutuhan

penduduk

tersebut

dapat

duwujudkan secara serasi, selaras dan seimbang dengan daya dukung
lahan dan penghuninya.

Bidang

ini lebih dikenal dengan Bidang


Permukiman.
Pembangunan Bidang Permukiman, pada hakekatnya terbagi dalam
dua sasaran, yaitu permukiman perkotaan dan permukiman pedesaan.
Kedua permukiman ini

merupakan

suatu

kawasan

hunian sebagai

tempat berinteraksinya penduduk. Semakin bertambahnya penduduk dan
kompleksitas

interaksi,

akan


menimbulkan

berbagai

bentuk

permasalahan, baik dalam penyediaan fasilitas maupun dampak interaksi
penghuninya. Demikian pula dengan beban yang harus dipikul oleh
kawasan yang semakin berat, menjadikan berbagai permasalahan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

2
semakin kompleks pula. Kondisi demikian, apabila tidak terus dilakukan
antisipasi dan penanganan lebih dini, akan menjadikan kawasan
permukiman yang semakin tidak sehat. Karena itu, upaya-upaya
antisipasi dan kuratif terhadap permasalahan yang timbul, harus diambil
secara lebih cepat agar tidak terjadi kondisi yang jauh lebih parah lagi
dari yang diinginkan.
Permasalahan yang banyak muncul pada kawasan permukiman
selama ini berkisar pada permukiman yang tidak sehat dan kumuh. Hal

ini ditunjukkan dengan berbagai

indikasi

yang

mengisyaratkan

ketidakmampuan daya dukung kawasan dengan interaksi yang terjadi
diatasnya.

Sebagai

muaranya,

menjadikan

kawasan

permukiman


semakin tidak sehat dan kumuh dengan berbagai bentuk konflik. Oleh
karena itu, kondisi demikian perlu segera
antisipasi dan upaya-upaya
Penanganan

dan

diambil langkah-langkah

preventif secara berkesinambungan.

pengambilan

langkah-langkah

secara

berkesinambungan terhadap permasalahan yang timbul, tidak hanya
menyangkut infrastruktur semata, tetapi penyediaan akses yang

mengarah pada ekonomi dan sosial juga harus dipertimbangkan,
sehingga tidak akan memberikan dampak negatif pada perkembangan
kawasan perkotaan dan pedesaan secara menyeluruh.
Upaya yang harus dilakukan dalam penanganan permasalahan
permukiman, harus

dilakukan secara terpadu dan menyeluruh, yang

melibatkan berbagai sektor. Karena itu, langkah awal yang harus diambil
adalah melakukan penyusunan perencanaan
komprehensif

dengan

indikator-indikator

secara matang

permukiman


yang

dan
ideal.

Dengan mendasarkan pada indikator-indikator yang memperhatikan
berbagai aspek, maka akan diwujudkan suatu kawasan permukiman
yang ideal, sehat, indah, nyaman, dan aman bagi setiap penghuninya.
sehingga

program-program

pengembangan

perkotaan dan pedesaan dapat berjalan

kawasan permukiman

dengan optimal dan tepat


sasaran dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

3
Berbagai upaya dan langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah
Daerah,

pada

dasarnya

ditujukan

untuk

mengantisipasi

dan


memecahkan berbagai permasalahan yang timbul dalam kawasan
permukiman. Ini dapat dilakukan manakala didukung dengan peluncuran
program dan kegiatan yang mampu mengarah pada upaya peningkatan
fungsi, perbaikan dan pengembangan kawasan secara lebih baik dan
permanen. Apabila upaya ini mampu diwujudkan, maka merupakan
wujud

keberpihakan

kepada

masyarakat

pula, khususnya kepada

masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kita sadari bersama, bahwa
pada kawasan-kawasan yang kumuh dan tidak sehat, rata-rata dihuni
oleh orang-orang yang berpenghasilan rendah. Mereka tidak memiliki
kemampuan untuk memperbaiki lingkungan dimana mereka tinggal
sebagai akibat keterbatasan penghasilannya. Oleh karena itu, pada

kawasan kumuh, tidak sehat dan tertinggal, harus menjadi prioritas
penanganan, baik yang menyangkut pembangunan

infrastruktur,

fasilitas ekonomi maupun fasilitas sosial mereka, baik di daerah
perkotaan ataupun pedesaan.
Dalam upaya mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat,
indah, nyaman, dan aman, harus disusun suatu perencanaan terpadu
yang matang. Tanpa adanya perencanaan yang matang dan terpadu,
maka setiap fasilitas dan utilitas yang diperlukan penduduk pada
kawasan permukiman, baik di pedesaan maupun perkotaan tidak akan
memenuhi standart layak huni yang nyaman.

Berdasarkan standarisasi

untuk mewujudkan permukiman yang layak tersebut, perencanaan
pengembangan infrastruktur dan utilitas dalam mendukung kenyamanan
permukiman harus diwujudkan. Apabila ini mampu dibangun dalam
kawasan permukiman, maka akan memudahkan dan memurahkan akses
masyarakat penghuni tersebut kelokasi tempat mereka berinteraksi,
baik dalam kegiatan ekonomi, sosial maupun jasa lainnya di kawasan
perkotaan dan dipedesaan.
Dalam beberapa
daerah

dekade ini, pemerintah pusat dan pemerintah

secara sinergi membangun komitmen untuk mewujudkan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

4
kawasan permukiman yang sehat, layak huni dan nyaman. Hal ini
menunjukkan bahwa bentuk-bentuk program dan kegiatan yang
berpihak

kepada

masyarakat, khususnya yang berpenghasilan

menengah dan rendah, untuk memperoleh prasarana kehidupan yang
layak. Untuk itu, dalam upaya memecahkan permasalahan permukiman
yang terjadi di Kabupaten Merangin, maka disusunlah Rencana Program
Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) Kabupaten Merangin Tahun 2009
– 2013. Melalui penyusunan RPIJM Kabupaten Merangin Tahun 2009 –
2013 ini diharapkan mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah
Pusat, dan Pemerintah Provinsi dalam memecahkan permasalahan
permukiman.

Pemerintah

Kabupaten

Merangin

menyadari

bahwa

investasi di Bidang Permukiman yang selama ini dilakukan, secara nyata
juga belum mampu memenuhi tuntutan dan permintaan masyarakat
perkotaan dan pedesaan. Hal ini diakibatkkan oleh pendanaan yang
diluncurkan selama ini selalu saja tidak seimbang dengan kuantitas
permintaannya,

baik

untuk

pembangunan

kawasan

permukiman

perkotaan maupun pedesaan yang terus meningkat. Mudah-mudahan
dengan berbagai program dan kegiatan yang diusulkan, mendapatkan
alokasi pendanaan sesuai shcedule yang direncanakan pada setiap
kawasan yang akan ditangani secara bertahap dan berkesinambungan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan

kegiatan penyusunan Rencana Program Investasi

Jangka Menengah ( RIPJM ) ini,

dimaksudkan

untuk memberikan

kerangka usulan program dan kegiatan yang ditargetkan pemerintah
dalam mewujudkan kawasan permukiman yang sehat, layak huni, dan
nyaman

bagi penghuninya.

Investasi Jangka Menengah

Disamping itu, penyusunan

Rencana

ini mampu mengarahkan program dan

kegiatan Keciptakaryaan yang secara terpilah mana yang mampu didanai
melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN ( Pusat ). Untuk itu,
tahapan demi tahapan diusulkan melalui dokumen ini, berikut dengan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

5
rencana alokasi anggarannya agar mampu memberikan dukungan bagi
pengembangan

prasarana dan sarana pendukung kawasan perkotaan

dan dipedesaan.

Dengan adanya pengembangan, peningkatan dan

perbaikan kawasan permukiman, maka tujuan untuk mencipatkan
kemudahan dan kenyamanan dalam kawasan permukiman, harus
diprogramkan secara cermat dalam memilih sasaran, cepat penanganan
dan tepat hasil yang diinginkan selaras dengan pemograman dan input
yang komprehensif
prasarana

dalam mendukung pengembangan

kawasan

sarana dan

permukiman dipedesaan yang mengarah pada

peningkatan perekonomian masyarakat.
Penyusunan RIPJM ini bertujuan antara lain untuk :


Menjadikan dokumen program dan kegiatan koordinatif seluruh
pelaku pembangunan, baik daerah sampai pemerintah pusat.



Mendukung

terwujudnya

integrasi,

sinkronisasi,

sinergi

antara

daerah, antar ruang, dan antar waktu, serta antar fungsi pemerintah.


Menjamin

keterkaitan

dan

konsistensi,

dalam

penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan antara daerah, provinsi dan pusat.


Merangsang

dan

meningkatkan

peran

serta

dan

partisipasi

masyarakat.


Menciptakan pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang efesien,
efektif

dan

berkelanjutan

dalam

mendukung

keberhasilan

pembangunan.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan Rencana Investasi Jangka Menengah
( RPIJM ) Kabupaten Merangin Tahun 2009 – 2013 ini pada dasarnya
mencakup proses, kerangka pembahasan, analisis kelayakan sistesis
program

dan

kegiatan

,

berikut

dengan

anggarannya

dalam

mensukseskan perencanaan program infrastruktur yang berkualitas dan
mampu meningkatkan kemampuan manajemen pembangunan daerah
dalam Bidang PU/Cipta karya.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

6
Mendasarkan pada cakupan yang akan ditulis dalam penyusunan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah ( RPIJM ) ini, maka ruang
lingkup yang akan dituangkan dalam buku ini adalah :
a. Mengarahkan proses penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
menengah ( RPIJM ) Bidang Keciptakaryaan yang dibiayai melalui
dana APBD maupun APBN ( Cost Sharing maupun Joint Program )
antara Kabupaten, Provinsi dengan Pemerintah Pusat sebagaimana
RPJMN 2004 – 2009 dan MD’S Tahun 2015 yang akan datang.
b. Mendorong tersusunnya rencana prmbangunan Keciptakaryaan yang
mendasarkan pada prioritas, termasuk kota-kota sedang dan kecil
dalam pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah.
c. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari dalam penyusunan
prioritas program dan kegiatan terpilih yang akan dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan, dengan wilayah-wilayah priorittas
dan terpilih untuk menjadi sasaran implementasi program dan
kegiatan.
d. Menjadi

kerangka

dasar

sekaligus

ancar-ancar

dan

tahapan

penanganan yang akan dilakukan, baik waktu pelaksanaan, sasaran
program dan kegiatan dan rencana alokasi anggaran yang diinginkan
pada setiap tahun pelaksanaan.

1.4. Sasaran

Dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (
RPIJM ) ini mempunyai sasaran yang diinginkan Pemerintah Daerah.
Sasaran tersebut adalah :
a. Terselenggaranya pengelolaan pembangunan perkotaan yang lebih
efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang
mengacu pada Rencana Tata Ruang Kabupaten yang berkualitas yang
ditunjang

oleh

kelembagaan

pemerintah

melaksanakan otonomi daerah.

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

yang

makin

siap

7
b. Makin memantapkan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat
dan

dunia usaha dalam melaksanakan

pembangunan kawasan

perkotaan, baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, pengusaha maupun perorangan.
c. Terwujudnya pembangunan kawasan permukiman yang sehat, layak
huni dan nyaman, baik diperkotaan maupun di pedesaan yang secara
berkelanjutan

sejalan dengan

kebijakan

program pengembangan

pedesaan.
d. Terwujudnya integrasi pelaksanaan penanganan kawasan sesuai
dengan

arahan

kebijakan

dan strategi

pembangunan

kawasan

perkotaan dan pedesaan sejalan dengan aspirasi masyarakat pada
kawasan perencanaan.
e. Terwujudnya tatanan pembangunan

yang terencana, terpadu dan

berkesinambungan dan mampu memberikan implikasi positif terhadap
daerah sekitarnya.
f. Meningkatkan kesejahteraan amsyarakat yang ditunjukkkan dengan
meningkatnya pendapatan perkapita dan kualitas hidup enduduk yang
semakin merata.
g. Berkurangnya penduduk miskin.
h. Meningkatnya kualita sfisik lingkungan sesuai dengan indikator mutu
lingkungan.

1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan

Agar dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
Menengah ( RPIJM ) ini memberikan arah yang jelas, maka dibatasi ruang
lingkup perencanaannya.

Hal ini dimaksudkan agar rencana yang

diinginkan mampu terarah dan sesuai dengan yang diinginkan. Ruang
lingkup penyusunan RPIJM Kabupaten Merangin ini, pada hakekatnya
mencakup proses, kerangka pembahasan, analisis kelayakan program dan
kegiatan serta sintesis program, kegiatan dan anggaran dalam rangka
mewujudkan perencanaan program investasi infrastruktur yang berkualitas
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

8
( RPIJM yang berkualitas ), sehingga mampu meningkatkan kemampuan
manajemen pembangunan daerah dalam Bidang PU/Cipta Karya.
Panduan

RPIJM

Bidang

PU/Cipta

Karya

pada

dasarnya

mencakup penjelasan yang mencakup hal-hal yang melingkupi kegiatan
yang diinginkan, sekaligus menjadikan rambu-rambu dalam penyusunan
RPIJM. Rambu-rambu yang dimaksudkan, mencakup kebijakan, prioritas
program, format dan muatan substansi yang perlu dikandung di dalam
sebuah dokumen RPIJM. Adapun fungsi cakupan/panduan RPIJM Bidang
PU/Cipta Karya, yaitu:
1. Memberikan
penyusunan

indikasi dan arahan
Rencana

program, kegiatan dan proses

Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Bidang PU/Cipta Karya, terutama yang dibiayai

melalui dana

maupun APBD ( Cost Sharing maupun Joint Program )
dengan

Kabupaten

sasaran

pembangunan

dalam
lima

rangka mendukung
tahun

APBN

Propinsi

pencapaian

Bidang PU/Cipta

Karya

sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2004-2009 dan seterusnya
maupun MDG’S 2015 yang akan datang.
2. Mendorong percepatan pembangunan daerah Bidang PU/Cipta Karya
terutama di kota-kota yang mendapatkan prioritas, termasuk kota-kota
sedang, dan kota kecil dalam rangka merangsang dan memeratakan
pembangunan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
3. Memberikan

penjelasan

umum

mengenai

hal-hal

yang

dipertimbangkan dalam penyusunan RPIJM secara umum meliputi :
• Rambu-rambu, arahan kebijakan dan Prioritas Pembangunan
Nasional (RPJMN 2004-2009),
• Isu

dan

kecenderungan

situasi

dan

kondisi

yang perlu

diperhatikan,


Pola pikir penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya dan
sasaran/keluaran yang perlu dicapai.

4. Memberikan petunjuk dan kerangka dasar maupun sistematika
RPIJM, yang selanjutnya dijadikan sebagai

aktualisasi dari ancar-

ancar dan penjelasan/petunjuk spesifik dari setiap tahapan yang
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

9
akan dilaksanakan dan hal-hal yang perlu dibahas oleh masingmasing aspek atau komponen program mencakup :


Rencana pembangunan kawasan perkotaan dan pedesaan,



Sinkronisasi dan prioritas program dan kegiatan ( kesepakatan
program / anggaran sebagai ringkasan memorandum program ),



Program investasi infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya dalam
penyediaan perumahan dan permukiman; perbaikan perumahan
dan

permukiman;

permukiman

(

penyehatan

pengelolaan

air

limbah,

persampahan, penanganan drainase ),
pengelolaan
pembangunan

air

minum;

jalan

dan

lingkungan
pengelolaan

penyediaan

penataan bangunan;
jembatan

dan
dan

serta pengendalian

banjir.


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)



Analisis



Pembangunan, Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah,



Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah,



Lampiran penunjang.

Keuangan

Daerah

dan

Pembiayaan

Program

Cakupan komponen program investasi RPIJM tersebut pada
hakekatnya harus dipertimbangkan selain untuk mencapai sasaran RPJM
Kabupaten Merangin 2009-2013, juga harus ditinjau

secara

kontekstual sesuai dengan tantangan pembangunan masing-masing
Kabupaten.

Dalam

hal

ini, cakupan komponen program untuk

Kabupaten yang satu dengan yang lainnya dapat saja berbeda sesuai
dengan kebutuhan. Bisa saja terjadi program
Kabupaten

hanya

mencakup

beberapa

investasi

suatu

komponen program saja

( tidak perlu harus lengkap ) tergantung urgensi kebutuhan dan prioritas
penanganannya.

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

10

1.6. Pendekatan

Dalam rangka mencapai hasil penyusunan perencanaan, harus diambil
pendekatan yang tepat. Ini dilakukan Pendekatan dalam penyusunan
RPIJM Kabupaten Merangin tidak lain untuk mencapai hasil yang optimal.
Oleh karena itu, pendekatan yang diambil berupa pendekatan partisipatif
dan holistik. Melalui pendekatan ini, pada hakekatnya dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa hal antara lain :


Proses

Perencanaan

pertumbuhan
Kabupaten
fasilitas

yang

ekonomi
yang

Partisipatif:

yang berkualitas

Upaya mewujudkan
dan

pembangunan

dinamis, membutuhkan penyediaan berbagai

infrastruktur,

yang

layak, memadai,

terjangkau,

adil,

serta bagi masyarakat luas. Untuk itu diperlukan perencanaan
program investasi yang partisipatif guna memenuhi tuntutan dan
permintaan masyarakat;


Membangun Transparansi dan Persepsi Bersama: Permasalahan yang
dihadapi

Kabupaten

baik

persoalan

ekonomi,

sosial,

budaya,

lingkungan maupun kapasitas institusi harus dapat diketahui
oleh

semua

pihak. Upaya ini tidak lain sebagai langkah

pembentukan persepsi bersama, bahwa dalam melaksanakan
pembangunan selalu saja dihadapkan berbagai permasalahan,
termasuk pendanaan pembangunan;


Keterpaduan dan Keberlanjutan: Perencanaan Program Investasi
Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya secara prinsip harus
mengacu pada pengembangan wilayah, RTRW/K, RPJMN, RPJMD,
KSK, dan Renstra PU/Cipta
Masterplan

Karya,

Renstra Dinas

Terkait,

Sektoral, Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota,

maupun Peraturan Perundangan yang berlaku;


Kelayakan

Teknis,

Sosial,

Ekonomi

dan

Lingkungan:

pelaksanaan program dan kegiatan, penentuan prioritas

Dalam
program

dan kegiatan mendasarkan pada hasil Studi Kelayakan (FS/DED),
terutama untuk kegiatan-kegiatan ekonomi skala besar. Karena
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

11
dengan penilaian kelayakan ekonomi dan sosial serta lingkungan,
akan memberikan nilai positif dan mencapai hasil optimal dalam
pelaksanaan setiap kegiatan;


Credit Worthiness dan Akuntabilitas; Perhitungan kemampuan
penyediaan

dana

perlu

keuangan. Demikian

didasarkan

pula

diperhitungkan dari hasil

kemampuan

analisis

pada

hasil

pelaksanaan

kelembagaannya

serta

analisis
perlu
perlu

mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan.

Bertolak dari pentingnya Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) dalam mendukung pembangunan infrastruktur
bidang PU/CiptaKarya, pemerintah daerah perlu diberdayakan untuk
menyusun RPIJM masing-masing. Dalam upaya melaksanakan hal
tersebut,

diperlukan adanya panduan penyusunan yang dapat

memberikan kerangka,

“ Bagaimana menyusun

RPIJM

Bidang

PU/Cipta Karya secara profesional ? “. Melalui panduan yang jelas,
terukur dan profesional tersebut, diharapkan pemerintah daerah
mampu menyusun RPIJM secara mandiri, yang pada akhirnya mampu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen pembangunan
bidang PU/Cipta Karya.

1.7.

Landasan Hukum

Penyusunan RPIJM pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu)
kepada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku.
Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang mendasari dan
perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagaimana berikut :
1. Peraturan Perundangan
a. UU No.

17/2007

tentang

Rencana

Panjang Nasional;
b. UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang;
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Pembangunan Jangka

12
c. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;
d.

UU

No.

33/2004

tentang

Perimbangan

Keuangan

Antara

Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah;
e. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
f. UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air;
g. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan
Nasional;
h. UU No. 38/2004 tentang Jalan;
i. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
j. UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
k. UU No. 16/1985 tentang Rumah Susun;
l. Peraturan dan Perundangan lainnya yang terkait.
2. Kebijakan dan Strategi
Dalam penyusunan dan pelaksanaan Rencana Program Investasi
Jangka Menengah ( RPIJM ) ini, tidak terlepas dari kebijakan dan
strategi pembangunan. Melalui Kebijakan dan strategi pembangunan
dalam RPIJM ini diharapkan mampu mengarahkan program dan
kegiatan yang menghasilkan kegiatan optimal sebagaimana target yang
diinginkan. Adapun kebijakan dan strategi yang mendasari penyusunan
RPIJM ini adalah sebagai berikut :
a. Permen PU

494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan

Strategi Pengembangan (KNSP)
bahwa pembangunan

Perumahan dan

perkotaan

perlu

Nasional
Permukiman,

ditingkatkan

dan

diselenggarakansecara berencana dan terpadu;
b. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

13
c. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;
d. Keputusan

Presiden

No. 7/2004

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009.
Mendasarkan pada kebijakan tersebut, maka strategi yang
harus

diambil

pemerintah

Kabupaten

Merangin

adalah

mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapai
hasil yang optimal. Agar target dan kinerja ini mampu diwujudkan,
maka harus menjadikan RPIJM ini sebagai bagian integral
perencanaan pembangunan blue print oleh seluruh pelaku
pembangunan. Disamping itu, menjadikan RPIJM sebagai acuan
dasar

pembangunan

pendekatan

daerah,

dengan

mendasarkan

dan kebijakan ataupun arahan dari

pada

pimpinan

Departemen PU/Cipta Karya serta kebijakan pimpinan instansi
terkait.

1.8.

Tujuan dan Pentingnya RPIJM

1.8.1. Pentingnya RPIJM

Dalam mendukung keberhasilan pembangunan, ada berbagai
produk

perencanaan

pembangunan.

Rencana

Pembangunan

Jangka Panjang Daerah ( RPJP-D ), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah ( RPJm-D ), Rencana Kerja Pemerintah
Daerah ( RKP-D ), Renstra – Instansi, RTRW, RTR Kawasan dan
sebagainya merupakan dasar dalam menjalankan perencanaan
pembangunan di daerah. Berbagai bentuk perencanaan tersebut
mempunyai peran dan fungsi masing-masing selaras dengan
urgensi produk perencanaan. Lahirnya Rencana Program Investasi
Jangka Menengah Daerah ( RPIJM ) merupakan wahana baru
dalam

perencanaan

pembangunan

daerah.

Akan

tetapi,

berdasarkan muatannya RPIJM merupakan bagian integral dan
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

14
tidak dapat dipisahkan dari produk-produk perencanaan yang
dihasilkan di daerah.
Kedudukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah

Daerah ( RPIJM ), sesuai Bidangnya PU/Cipta Karya merupakan
kebijakan perencanaan yang bersifat spesifik dan spatial. Sifat
spesifik ini ditunjukkan oleh sektor yang melingkupinya, yaitu
sektor Cipta Karya. Sehingga secara umumnya, akan menekankan
pada

Rencana

Development
Kabupaten/Kota.

Pembangunan

Plan

),

Infrastruktur

baik

RPIJM

dalam

pada

Infrastructure

(

skala

Propinsi

hakekatnya

maupun

merupakan

operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam
RPIJM mengacu pada RTRW
Sedangkan

kebijakan

Nasional, Propinsi,

sektoral/program

Kabupaten/Kota.

dalam RPIJM mengacu

pada RPJMN 2005 – 2025 dan RPJMD 2008-2013. Bilamana suatu
daerah belum mempunyai Rencana Tata Ruang maupun Masterplan

Sektor ( Rencana Investasi Sektoral ) masih dapat

dilakukan

assessment berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan
setoral yang ada.
RPIJM dimaksudkan bukan untuk menggantikan fungsi RPJMD
sebagai dokumen politik sebagaimana Repelitada pada masa yang
lalu, akan tetapi RPIJM merupakan dokumen teknis kelayakan
program

(

Feasibility

Study

)

untuk

rencana

pembangunan

infrastruktur bidang PU/Cipta Karya. Oleh karena itu, peluncuran
program dan kegiatan secara berkesinambungan akan mengacu pada
RPIJM ini, baik yang bersumber dari dana APBD kabupaten, APBD
Provinsi maupun APBN.
Sebagai dokumen

teknis,

RPIJM

perlu

dikerjakan

secara

profesional ( oleh ahlinya ) dan proporsional, namun

tetap

menekankan proses partisipasi melalui dialog kebijakan dengan
pihak-pihak terkait, masyarakat, profesional dan lain-lain pada
tahap

penyusunan

Disamping itu,

rencana

pembangunan

Kabupaten/Kota.

untuk mendapatkan kesempurnaan juga dilakukan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

15
dialog rencana investasi dengan masyarakat dan dunia usaha
maupun pihak-pihak yang terkait pada tahap penyusunan prioritas
program/kelayakan program investasi.
yang

bersifat

sektoral

dan

Dengan

demikian,

RPIJM

Consolidated

terpadu merupakan

Feasibility Study yang dapat diterima semua pihak sebagai
bentuk pertanggungjawaban pemerintah.
Lebih
berpikir

jauh,

yang

perlu

dalam penyusunan

mengenali

permasalahan

ditekankan

RPIJM
dan

terhadap alur

adalah bagaimana
tantangan

dapat

pembangunan

perkotaan dan pedesaan, terutama dalam rangka merencanakan
dan

memprogramkan

efisien, sehingga

diharapkan

menjawab tantangan
dilakukan

suatu

kegiatan

investasi
RPIJM

secara

yang

pembangunan daerah.

efektif dan

disusun
Untuk

itu

dapat
perlu

analisis antara kondisi saat ini dengan kondisi

yang ingin dicapai selama 5 ( lima ) tahun mendatang ( akhir
RPIJM 2013 ) sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan
serta kebijakan dan strategi penanganannya berdasarkan skala
prioritas yang ditetapkan.

1.9. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten/Kota
1.9. 1. Tujuan Pembangunan Kabupaten/Kota

Dalam upaya mencapai keberhasilan pembangunan daerah,
tidak terlepas dari tujuan dan sasaran pembangunan daerah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJM-D ).
Mengacu

kepada

RPJM-D,

pada

hakekatnya pembangunan

adalah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam memenuhi
permintaan dan tuntutan masyarakat, baik dalam rangka penyediaan
fasilitas maupun utilitas yang dibutuhkan masyarakat. Berbagai aspek
yang menjadi tuntutan tersebut menyangkut fasilitas umum, fasilitas
sosial,

prasarana dan sarana pendukung

berusaha, lingkungan

tempat tinggal dan sebagainya, baik dari segi kualitas maupun
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

16
kuantitas bangunan. Ini semua tidak lain sebagai manifestasi
pembentukan lingkungan permukiman yang sehat, layak huni dan
nyaman bagi penghuninya.

Dengan menciptakan lingkungan

perkotaan dan pedesaan yang sehat, layak huni dan nyaman, akan
berimplikasi pula pada peningkatan kesejahteraan masyarakkat.
Bahkan mampu bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi
kawasan perkotaan

maupun pedesaan, yang selanjutnya mampu

mendukung perkembangan wilayah.
Dalam upaya menciptakan

lingkungan yang sehat, layak

huni dan nyaman, diperlukan berbagai upaya dan langkah-langkah
konkrit di lapangan. Langkah ini tidak lain guna menciptakan
terwujudnya

keseimbangan dan keterpaduan hubungan antara

perkotaan dan pedesaan. Hal ini berarti bahwa, segala usaha
pembangunan tersebut haruslah dapat menjamin terciptanya:

• Peningkatan produktifitas Kabupaten/Kota (productivity);
• Peningkatan efisiensi pelayanan dan kegiatan kota (efficiency),
• Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan melalui pendekatan
yang berwawasan lingkungan ( sustainable environment);
• Pembangunan perkotaan yang berkeadilan sosial (socially just);


Pembangunan perkotaan yang mendukung kelestarian udaya kota
(culturally vibrant);



Pembangunan

perkotaan

yang

mendukung

terciptanya jati

kota (city sense or image);

• Pembangunan perkotaan yang didukung oleh partisipasi politik
masyarakat kota (politically participatory).

1.9.2. Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah, tidak akan
terlepas dari sasaran yang ingin dicapai setiap tahunnya. Adapun
sasaran pembangunan daerah

(perkotaan dan pedesaan) adalah

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

17
sebagai berikut:
 Terselenggaranya

pengelolaan

pembangunan

perkotaan

dan

pedesaan yang lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumber
daya alamnya yang mengacu kepada rencana tata ruang kota
yang berkualitas termasuk pengelolaan administrasi pertanahan
yang lebih tertib dan adil serta ditunjang oleh kelembagaan
pemerintah yang makin siap melaksanakan otonomi daerah;
 Makin

mantapnya

kemitraan

pemerintah

daerah

dengan

masyarakat dan dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan
perkotaan, baik melalui organisasi kemasyarakatan, lembaga
swadaya maupun pengusaha perorangan;
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditujukan oleh
meningkatnya pendapatan perkapita dan kualitas hidup penduduk
yang semakin merata;
 Berkurangnya jumlah penduduk miskin;
 Meningkatnya kualitas fisik lingkungan sesuai dengan baku mutu
lingkungan.

1.9.

Mekanisme dan Framework Penyusunan RPIJM

Penyusunan RPIJM, pada dasarnya merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari dokumen perencanaan lainnya. Oleh karena itu,
kedudukan RPIJM merupakan bagian integral dari RPJMD, namun lebih
bersifat kebijakan spasial dan kebijakan sektoral. Kebijakan spasial
yang langsung menjadi acuan penyusunan RPIJM yaitu RPJMD, RTRW
Kabupaten/Kota, RTR-Kawasan,

usulan dan permintaan masyarakat

serta kebijakan sektoral. Atas dasar-dasar tersebut, maka dilakukan
pemaduserasian

untuk menjadi acuan

dalam penyusunan RPIJM

Daerah.
Dari penyusunan RPIJM ini, selanjutnya dapat digunakan sebagai
bahan acuan dan masukan dalam penyusunan masterplan/Rencana

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

18
Induk Sistem (RIS) yang lebih rinci. Adapun kedudukan RPIJM tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1. Kedudukan RPIJM dalam Rencana
Pembangunan Nasional
KEBIJAKAN
SEKTORAL/PROGRAM
KEBIJAKAN SPASIAL
Nasional

RTRWN

RPJMN

Propinsi

RTRW PROPINSI

RPJM PROPINSI

Kabupaten/
Kota

RTRW KAB/KOTA

RPJM KAB/KOTA

MASTER PLAN

STRATEGI PEMBANGUNAN
KOTA/KABUPATEN

RENCANA INDUK SISTEM
(RIS)

Strategi Pembangunan Per Kawasan
Strategi Pembangunan Sektoral
RENCANA PROGRAM INVESTASI
JANGKA MENENGAH

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

19
Gambar 1.2 Diagram Penyusunan RPIJM

RTRW Kab/Kot

RPJM Daerah

RPJP Daerah

Susun strategi pembangunan
Kabupaten/Kota

Tingkat
perumusan
rencana
Dialog rencana dengan
Masyarakat & dunia usaha

Skenario pembangunan
Kabupaten/Kota

Master plan kawasan-kawasan
Master plan sektor-sektor

RD Survey kebutuhan prasarana dan sarana

Tingkat
perumusan
program

Analisis permasalahan &
Potensi keuangan

Analisis permasalahan &
Potensi sarana & prasarana

Susun rencana
Peningkatan pendapatan

Susun rencana program
Investasi sarsana dan prasarana

Dialog investasi dengan
Masyarakat & dunia usaha

Tingkat
perumusan
Proyek/
investasi

Penilaian kelayakan
Program investasi (FS/DED)

Analisis permasalahan &
Potensi kelembagaan
Susun rencana perkuatan
Manajemen & kelembagaan

Program Investasi Jangka Menengah

Susun prioritas proyek/
Investasi tahunan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Memorandum proyek/
Expenditure plan

20
Gambar 1.3 Diagram Alir Proses Penyusunan RPIJM

Indentifikasi Kabupaten/Kota

Dialog
Rencana
Kebijakan

Penyusunan Skenario
Pembangunan Infrastruktur
Kabupaten/Kota

Skenario Pembangunan
Infrastruktur
Kabupaten/Kota

Survei Kebutuhan
Prasarana

Analisis
Permasalahan dan
Potensi keuangan

Analisis
Permasalahan dan
Potensi Prasarana

Penyusunan Rencana
Tindakan Peningkatan
Pendapatan Daerah
(RTPPD)

Peyusunan Rencana
Program Investasi
Prasarana

Dialog
Rencana Kebijakan

Skenario
Pembangunan
Infrastruktur
Kabupaten/Kota

Penilaian Kelayakan Program
Investasi

Penyusunan Proyek Tahunan

Memorandum Proyek
(Kesepakatan Program Kerja)

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Analisis
Permasalahan &
Kabupaten/Kota

Penyusunan Rencana
Tindakan
Pengembangan
Kelembagaab Daerah
(RTPKD)

21
Gambar 1.4. Kedudukan RPIJM Secara Historis

N
A
S
I
O
N
A
L

P
R
O
P
I
N
S
I
/
K
A
B

Era Orde Baru

Dimensi spasial/sektoral

Era Reformasi

GBHN

RTRW Nasional

RPJP Nasional

Repelita Nasional

RPJM Nasional

Pola Dasar

RTRW Propinsi/Daerah

RPJP Daerah

Repelittada

Skenario/Strategi
Pembangunan

RPJM Daerah

Masterplan/Ris

Feasbility Study
PJM P3KT
Detailed Engineering Design

Corporate Plan

D
E
S
MA

RPJM Daerah

Community Plan

Corporate Plan

Community Plan

1.11. Sistematika Penulisan RPIJM Kabupaten Merangin

Guna mempermudah memahami dan mewujudkan perencanaan
yang sistematis, maka penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
Menengah ( RPIJM ) Keciptakaryaan ini dibagi dalam bab-bab yang
sistematis. Ini dilakukan agar dalam mencapai tujuan dan sasaran
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

22
pembangunan

Bidang

Keciptakaryaan

mengendalikannya. Adapin

dapat

dengan

mudah

sistematika tersebut adalah sebagai

berikut :
BAB

I

Pendahuluan, yang berisikan latar belakang, landasan
hukum, tujuan dan sasaran serta pentingnya penyusunan
RPIJM dan mekanismenya.

BAB II

Gambaran

Umum

dan

Kondisi

Wilayah

Kabupaten

Merangin, yang memuat kondisi umum di Kabupaten
Merangin, kondisi ekonomi, kondisi sosial dan kondiai
penyediaan prasarana di daerah.
BAB III

Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Merangin, yang
berisikan visi dan misi yang akan ditempuh dalam
mewujudkan keberhasilan pembangunan di Kabupaten
Merangin.

BAB IV

Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Merangin,
yang berisikan kebijakan-kebijakan sektoral yang akan
dilaksanakan

pemerintah

daerah

secara

berkesinambungan.
BAB V

Rencana Pembangunan Wilayah Kabupaten Merangin,
yang berisikan rencana pembangunan yang didasarkan
pada Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten
Merangin, skenario pengembangan sistem prasarana
wilayah dan strategi pengendalian pemafaatan ruang.

BAB VI

Analisis Keuangan dan Rencana Peningkatan Pendapatan,
yang memuat kondisi keuangan daerah dan kemampuan
pendanaan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan.

BAB VII

Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang
Pengembangan

Permukiman, yang memuat kondisi,

potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan
pengembangannya dengan didukung usulan program
pengembangan permukiman.
RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

23
BAB VIII

Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang
Pengembangan

Air

Minum,

yang

memuat

kondisi,

potensi, permasalahan dan analisis kebutuhan dan
pengembangannya dengan didukung usulan program
pengembangan air minum.
BAB IX

Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang
Persampahan,

yang

memuat

kondisi,

permasalahan

dan

analisis

kebutuhan

potensi,
dan

pengembangannya dengan didukung usulan program
pengelolaan persampahan.
BAB

X

Rencana Program Ivestasi Infrastruktur Sub Bidang
Drainase, yang memuat kondisi, potensi, permasalahan
dan analisis kebutuhan dan pengembangannya dengan
didukung usulan program penanganan deainase.

BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAP XIV

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013