KONSEP DIRI PADA PENDERITA STROKE

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KONSEP DIRI PADA PENDERITA STROKE

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Alexander Rizky Hapsoro Pondaag
099114037

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KONSEP DIRI PADA PENDERITA STROKE

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Alexander Rizky Hapsoro Pondaag
099114037


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Kesuksesan bukanlah sebuah akhir dan kegagalan
bukanlah sebuah awal

Always be yourself and never be anyone else even if

they look better than you

Berusaha yang terbaik bagi diri sendiri, biarlah Tuhan
yang bekerja pada diri kita

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini saya persembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing saya
Ayah saya Alexander L. Pondaag yang menjadi inspirasi karya tulis ini
Ibu saya Christina Rumiyati yang selalu mendukung penulisan karya tulis ini

Adik saya Jeanne Maria Pingkan Hapsari Pondaag
Terima Kasih atas dukungan kalian semua

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dari daftar pustaka, layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Juli 2014
Penulis,


Alexander Rizky Hapsoro Pondaag

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KONSEP DIRI PADA PENDERITA STROKE
Alexander Rizky Hapsoro Pondaag
ABSTRAK
.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan konsep diri pada penderita
stroke. Pertanyaan di dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran konsep diri pada penderita
stroke setelah mengalami penyakit stroke. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
deskriptif. Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur terhadap 3

subjek. Subjek pada penelitian ini adalah penderita stroke yang berusia 40-60 tahun, mengalami
stroke iskemik atau hemoragik dan dapat berkomunikasi secara lancar. Validitas penelitian ini
diperoleh dengan member checking, dimana subjek merasa yakin bahwa data tersebut sudah sesuai
dengan apa yang diungkapkan dan diinginkan oleh subjek. Untuk mengukur ketepatan penelitian,
maka peneliti melakukan wawancara yang berpedoman pada aspek dan indikator konsep diri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah mengalami stroke, penderita stroke menunjukkan
konsep diri yang positif. Konsep diri yang positif ini ditunjukkan oleh aspek-aspek konsep diri
yaitu: pengetahuan, harapan dan penilaian. Ketiga subjek menunjukkan konsep diri yang positif
meskipun dari ketiga aspek konsep diri tersebut terdapat aspek yang menunjukkan nilai negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa ketiga subjek mengalami proses dalam pembentukan konsep diri yang
positif. Konsep diri yang terbentuk didukung oleh pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
interaksi sosial, harapan dan penilaian terhadap diri penderita stroke.
Kata kunci: konsep diri, stroke.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE SELF-CONCEPT OF STROKE SURVIVORS
Alexander Rizky Hapsoro Pondaag
ABSTRACT
The purpose of this research is describing a self-concept of stroke survivors. The question
of the research is how to describe a self-concept of stroke survivor after they suffered it. The writer
used descriptive quantitative method by interviewing 3 (three) subjects with a half of organized
question. The subject is the people who is in among 40 – 60 years, sufferring ischemic and
haemoragic stroke also able to communicate fluently. The validity of research is obtained from
member checking where the subject is surely that those data is merely same as the subject wants to
or expose. To get the accurate result of this research, the writer interviewed the subjects based on
the aspects and self-concept indicators. The result of this research shown that the subjects whose
suffered from stroke revealed a positive self-concept. Those positive aspects of self-concepts are
knowledge, hope and values. The three subjects showed a positive aspects of self-concepts,
eventhough one of those aspects positive self-concepts has a negative value. It showed that the
three subjects were being procced to build a positive self-concept. This positive self-concepts was
formed by their experiences of daily life, social interaction, hope and judgement which is
addressed to the Stroke survivor.

Keynote: self-concepts, stroke

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Alexander Rizky Hapsoro Pondaag

Nomor Mahasiswa


: 099114037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KONSEP DIRI PADA PENDERITA STROKE

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 23 Juli 2014
Yang menyatakan,


(Alexander Rizky Hapsoro Pondaag)

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala
berkat dan rahmatnya yang senantiasa tercurah dalam proses penulisan skripsi ini.
Proses yang sudah dialami dengan penuh perjuangan menghadapi segala
hambatan selama mengerjakan sungguh menjadi pembelajaran yang sangat
berharga. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna dan tentu sangat
memerlukan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam membimbing dan menjadi
rekan diskusi demi selesainya karya ini.
Ucapan terima kasih yang luar biasa penulis ucapkan kepada semua orang
yang membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis berterima kasih
kepada :
1. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang
setia membimbing, mendampingi, menasihati dan mendorong penulis agar
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik yang membantu memperlancar proses administrasi untuk mendaftar
ujian.
3. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi yang telah mengajarkan berbagai ilmu
sehingga membuat penulis merasa memiliki dasar ilmu Psikologi dan bangga
berada di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Seluruh staff Fakultas Psikologi, Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas
Muji, dan Mas Doni yang senantiasa membantu segala keperluan administrasi
selama penulis menyelesaikan kuliah disini.
5. Kedua orangtua penulis yang setiap waktu menanyakan kapan lulus dan juga
memberikan support dengan penuh kesabaran, terima kasih untuk semua doa
dan kasih sayang yang selalu dicurahkan kepada penulis selama ini. Terima
kasih yang special untuk Ayahku yang menjadi inspirasi penulis untuk
meneliti mereka yang mengalami stroke sama seperti Ayahku.
6. Adik saya yang selalu cerewet karena harus berbagi laptop untuk mengerjakan
skripsi, terima kasih sudah menjadi teman diskusi dan berantem setiap hari
demi berjuang meraih cita-cita kita bersama untuk lulus.
7. Om Roland dan Tante Renny yang selama ini selalu mensupport penulis
selama menempuh studi ini.
8. Yang terhormat Pak Made, Ibu Anton dan Almarhum Pak Yan yang pada 2
Juni 2014 lalu telah menghadap Bapa di Surga karena serangan stroke yang
ketiga. Terima kasih atas kesediaan Bapak dan Ibu untuk membantu penulis
menjadi subjek penelitian ini, khususnya untuk Almarhum Pak Yan penulis
sangat bersyukur atas kesediaannya berbagi di dalam penelitian ini. Semoga
penelitian ini tidak sia-sia dan bermanfaat bagi penderita stroke lainnya.
9. Teman-teman seperjuangan bimbingan Ibu Lusi : Ichan, Jeanet, Ovina, Priska
dan Ditya Plenthong. Terima kasih sudah banyak membantu dalam diskusi
dan kita saling support untuk menghadapi kesulitan kita bersama.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10. Teman-teman 2009, Adi Mahardika, Leo, Sr. Stella FCH, dan semuanya tidak
bisa disebutkan satu persatu yang sudah menjadi teman cerita, diskusi dan
berbagi keluh kesah selama menyelesaikan skripsi ini. Tirta yang sudah
mengenalkan penulis dengan Pak Made, terima kasih banyak karena itu sangat
membantu penulis. Eliz yang juga selalu menjadi teman diskusi dan membagi
keluh kesah, terima kasih untuk kebersamaan selalu mensupport penulis.
Teman-teman 2009 lainnya yang sudah lulus maupun yang masih berjuang
terima kasih sudah menularkan semangat kepada penulis dan semoga kalian
semua selalu berjuang mencapai tujuan kita masing-masing dan tetap menjalin
komunikasi satu sama lain.
11. Teman-teman Basket UKF Psikologi, khususnya angkatan 2009, Richard,
Albert dan Rio Yatim. Kebersamaan kita selalu membuat penulis lupa
menyelesaikan skripsi tetapi kalian juga selalu mensupport agar skripsi ini
dapat diselesaikan. Teman-teman Basket UKF Psikologi lainnya baik Tim
Cowok atau Tim Cewek, terima kasih atas pengalaman basket bersama
sehingga menginspirasi penulis dan menjadi semangat dalam mengerjakan
skripsi ini.
12. Teman-teman IOPC 2009, terima kasih untuk pengalaman berdinamika di
komunitas bergengsi IOPC bersama teman-teman 2009 dan 2010, bahkan kita
bisa sampai mengadakan Study Tour ke Jakarta itu pengalaman mengesankan
dan harus dilanjutkan bagi adik-adik di IOPC selanjutnya. Semangat buat
IOPC selanjutnya.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Seluruh pihak yang secara langsung dan tidak langsung membantu penulis
seperti : YA-YO, Perpustakaan USD Paingan, Workstation Perpustakaan
Paingan, Perpustakaan Psikologi UGM dan lainnya. Terima kasih atas bantuan
bagi penulis.
Karya ini tentunya masih sangat jauh dari sempurna untuk sebuah penelitian
dan penulis menyadari masih banyak kekurangan dari penelitian ini. Namun
penulis berharap meskipun penelitian ini tidak sempurna tetapi bisa
bermanfaat bagi Ilmu Psikologi dan juga bagi semua penderita stroke agar
menjadi inspirasi bagi mereka yang mengalami stroke. Penulis sangat
berterima kasih apabila mendapatkan saran dan kritik atas penelitian ini
semoga dikemudian hari penelitian ini dapat lebih baik lagi.

Yogyakarta, 23 Juli 2014
Penulis

Alexander Rizky Hapsoro Pondaag

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………..

ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………....

iii

HALAMAN MOTTO………………………………………………………….

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………...

vi

ABSTRAK…………………………………………………………………….. vii
ABSTRACT…………………………………………………………………… viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………...

ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………………

x

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xiv

BAB I………………………………………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………

1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………….

5

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..

5

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………

5

BAB II…………………………………………………………………………

8

A. Penderita Stroke……………………………………………………………

8

1. Pengertian Penderita Stroke…………………………………………...

8

2. Perubahan yang Terjadi Pada Penderita Stroke……………………...... 10

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Konsep Diri………………………………………………………………… 12
1. Pengertian Konsep Diri………………………………………………… 12
2. Aspek Konsep Diri……………………………………………………... 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri………………………………. 15
4. Jenis Konsep diri………………………………………………………. 16
C. Konsep Diri Pada Penderita Stroke………………………………………... 17
D. Pertanyaan Penelitian……………………………………………………… 20
BAB III………………………………………………………………………... 21
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………….. 21
B. Variabel Penelitian…………………………………………………………. 21
C. Definisi Operasional……………………………………………………….

21

D. Subjek Penelitian…………………………………………………………… 22
E. Metode Pengumpulan Data………………………………………………… 23
F. Metode Analisa Data……………………………………………………….. 26
G. Kredibilitas Penelitian……………………………………………………… 29
BAB IV………………………………………………………………………... 31
A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………………….. 31
B. Hasil Penelitian……………………………………………………………. 33
1. Subjek 1……………………………………………………………….. 33
a. Profil subjek 1……………………………………………………..

33

b. Gambaran Analisa Data Subjek 1…………………………………. 35
c. Deskripsi Analisa Data Subjek 1………………………………….. 36
2. Subjek 2……………………………………………………………….. 50

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a. Profil Subjek 2…………………………………………………….. 50
b. Gambaran Analisa Data Subjek 2…………………………………. 52
c. Deskripsi Analisa Data Subjek 2………………………………….. 52
3. Subjek 3……………………………………………………………….. 68
a. Profil Subjek 3…………………………………………………….. 68
b. Gambaran Analisa Data Subjek 3…………………………………. 70
c. Deskripsi Analisa Data Subjek 3………………………………….. 70
C. Pembahasan………………………………………………………………... 82
1. Pembahasan Subjek……………………………………………………. 83
2. Pembahasan Tambahan……………………………………………….. 93
BAB V………………………………………………………………………… 97
A. Kesimpulan………………………………………………………………... 97
B. Saran……………………………………………………………………..... 98
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 101
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 105

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kesehatan menjadi hal yang sangat penting bagi manusia pada saat ini.
Menurut World Health Organization (WHO) (dalam Tirtawati, 2012), kesehatan
adalah suatu keadaan atau status sehat pada manusia secara utuh baik fisik, rohani
(mental) dan sosial. Namun saat ini seiring perkembangan jaman muncul berbagai
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Salah satu penyakit yang
dapat membahayakan kesehatan manusia adalah penyakit stroke.
Stroke merupakan penyakit akibat gangguan fungsi pada otak. Gejala yang
ditimbulkan pada penyakit stroke tergantung pada dampak bagian otak yang
terkena gangguan tersebut. Gangguan tersebut akibat pembuluh darah yang
tersumbat di otak dan terjadi perdarahan (Iskandar, 2004). Menurut Clarke (2003),
penyakit stroke merupakan penyakit kronis yang menjadi permasalahan kesehatan
yang sangat serius dan umum terjadi pada tiap individu. Penyakit stroke ini
memiliki dampak kelumpuhan yang secara mendadak pada tangan dan kaki
bahkan kecacatan bagi penderitanya.
Artikel dalam harian Kompas (2002) menjelaskan bahwa stroke
merupakan serangan otak yang secara mendadak akibat dinding pembuluh darah
di otak mengalami penyumbatan. Akibatnya aliran darah menjadi terhambat atau
pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan. Ketika terjadi perdarahan selsel didalam otak akan kekurangan atau kelebihan darah sehingga mengalami

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

kerusakan, bahkan kerusakan yang parah dapat menyebabkan kematian (“Stroke :
Dari Lumpuh sampai Hiperseks”, Kompas, 2002).
Penderita stroke akan mengalami perubahan pada fisiknya sebagai akibat
dari penyakit stroke. Secara umum stroke dapat menyebabkan kelumpuhan atau
kecacatan bagi penderita (Langhorne, Bernhardt, dan Kwakkel, 2011). Menurut
Junaidi (2004), gangguan fisik pada penderita bisa bervariasi seperti hemiparesis
yaitu kelumpuhan sebelah badan bagian kanan atau kiri saja, mulut mencong,
aphasia yaitu sulit berbahasa atau gangguan berbicara seperti pelo dan kata-kata
yang sulit dipahami, demensia atau pelupa dan penurunan kemampuan kognitif
sampai kehilangan memori.
Tirtawati dan Zulkaida (2012) mengatakan bahwa gangguan fisik tersebut
merupakan gangguan motorik, dimana otak berperan sebagai pusat pengendali
gerak tubuh. Akibat dari gangguan ini penderita stroke mengalami perubahan
aktivitas sehari-hari karena kesulitan untuk menggerakan tubuhnya dan
beraktivitas. Hal ini membuat penderita stroke membutuhkan bantuan orang lain
untuk beraktivitas, seperti makan, berjalan, berpakaian dan bahkan penderita
stroke juga akan kesulitan untuk bisa bekerja kembali.
Gangguan fisik pada penderita akan mengubah cara pandang terhadap
dirinya sendiri. Persepsi terhadap diri merupakan komponen pembentuk konsep
diri seseorang. Dalam hal ini persepsi diri yang terbentuk akan cenderung negatif
karena gangguan fisik pada penderita menyebabkan kesulitan beraktivitas dan
merasa diri tidak normal. Hal ini menyebabkan konsep diri penderita stroke
mengalami perubahan. Konsep diri adalah bagaimana seseorang melihat dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

menghayati dirinya baik secara fisik, sosial maupun perilakunya. Perubahan yang
terjadi dalam konsep diri penderita stroke akan sangat berpengaruh terhadap
perilaku dan kondisi psikologisnya.
Persepsi diri yang negatif akibat perubahan kondisi fisik yang dialami
penderita stroke membuat penderita tidak dapat menerima kondisi dirinya yang
mengalami sakit. Hal ini menyebabkan penderita stroke akan menjadi emosional.
Penderita stroke akan merasa dirinya tidak berguna, memalukan tidak berharga
dan menjadi beban bagi keluarganya (dalam Astuti, 2010). Dalam proses
penyembuhannya penderita stroke juga memerlukan biaya dan waktu yang
intensif, kondisi ini menjadi beban dan tanggung jawab bagi penderita dan
keluarganya (Dombovy, 1986).
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rohadirja (2012), penelitian ini
membahas konsep diri pada penderita stroke ringan di Sumedang. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi konsep diri penderita stroke. Penelitian ini
menggunakan skala konsep diri Robson dengan 30 item skala konsep diri. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan dari 30 subjek penelitian sebesar 53,37%
menunjukkan konsep diri positif dan sebesar 46,67% menunjukkan konsep diri
yang negatif. Dalam penelitian ini juga diukur subaspek dalam konsep diri, yaitu
gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa seluruh subaspek konsep diri ini menunjukkan hasil positif
dan dijabarkan ke dalam bentuk persentase yaitu gambaran diri 80%, ideal diri
70%, harga diri 56,67%, peran 73,33% dan identitas diri 100%.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Berdasarkan penelitian tersebut, maka hasil yang digambarkan mengenai
konsep diri penderita stroke dimunculkan dengan bentuk persentase yang positif
dan negatif. Hasil ini hanya menunjukkan konsep diri secara umum saja dan tidak
menunjukkan konsep diri yang lebih khusus. Oleh karena itu, peneliti melakukan
penelitian tentang konsep diri pada penderita stroke dengan metode yang berbeda
yaitu metode wawancara. Wawancara merupakah salah satu metode yang
bertujuan untuk memunculkan data yang lebih luas dan dalam dalam melihat
suatu fenomena yang terjadi dalam suatu permasalahan yang terjadi. Hal ini yang
menjadi harapan agar hasil yang ditemukan tidak hanya menjabarkan konsep diri
positif atau negatif melainkan bisa menemukan lebih dalam konsep diri pada
penderita stroke. Dalam penelitian ini, subjek yang diteliti adalah penderita stroke
yang berat dimana kondisi ini dapat terlihat dari kondisi fisik seperti lumpuh
sebelah badan dan sudah tidak bisa bekerja lagi.
Santrock (2002) menjelaskan bahwa perkembangan manusia pada usia
dewasa madya berada pada rentang usia 40 sampai 60 tahun. Pada usia ini
manusia memiliki peran penting dalam karir dan kerja. Kepuasan kerja dan
kemauan kerja dialami hingga setidaknya sampai usia 60 tahun. Erikson (Hurlock,
1990) juga mengatakan bahwa mereka akan mengalami puncak atas kerja keras
mereka. Mereka juga tidak hanya berhasil dalam keuangan dan sosial tetapi juga
untuk kekuasaan dan prestise.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai konsep diri pada
penderita stroke. Kondisi yang dialami setelah mengalami stroke menyebabkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

penderita stroke mengalami perubahan akibat dampak yang dialami pada fisiknya.
Perubahan ini juga mengubah persepsi mereka terhadap dirinya sendiri, bahkan
cenderung tidak bisa menerima kondisinya setelah sakit. Hal ini tentu mengubah
konsep dirinya akibat stroke yang dialami dan kemudian penderita akan mulai
mengalami perubahan pada perilaku dan kondisi psikologisnya. Peneliti berharap
dengan penelitian ini dan dengan metode yang berbeda dengan penelitian
sebelumnya akan dapat lebih jelas menggambarkan konsep diri penderita stroke
dan perubahan perilaku serta kondisi psikologis penderita.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana gambaran konsep diri pada penderita stroke?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran dan menemukan
konsep diri pada penderita stroke dalam kehidupannya setelah mengalami
penyakit stroke.

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, maka
peneliti berharap dengan penelitian ini akan memberikan pengetahuan baru

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

dalam bidang psikologi. Penelitian mengenai konsep diri pada penderita stroke
dengan metode wawancara yang bersifat kuantitatif pada penelitian ini akan
memberikan cara baru dan hasil yang diharapkan akan memberikan gambaran
konsep diri pada penderita stroke yang lebih lengkap dan jelas. Dengan hasil
penelitian ini maka psikolog dapat mengetahui bagaimana konsep diri
penderita stroke berdasarkan hasil wawancara dan dapat menemukan
bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri penderita dan juga
hal-hal yang mempengaruhi konsep diri penderita stroke.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi subjek penelitian atau penderita stroke lainnya, penelitian ini dapat
menjadi wawasan untuk penderita stroke agar memahami bahwa sakit
yang dialami tidak dapat dihindari. Persepsi terhadap kondisi diri ketika
mengalami stroke akan berpengaruh terhadap konsep dirinya. Penerimaan
diri terhadap kondisi saat sakit juga berpengaruh pada konsep diri, dimana
konsep diri ini akan mempengaruhi perilaku penderita stroke. Dengan
konsep diri yang positif maka penderita akan berusaha untuk menunjukkan
perilaku dan kondisi psikologis yang positif. Hal ini dapat membantu
penderita untuk tetap beraktifitas sesuai dengan kemampuan dan yang
diinginkan oleh penderita stroke.
b. Bagi keluarga para penderita stroke, dari penelitian ini dapat memberikan
wawasan bagi mereka untuk selalu memberikan dukungan dan menerima
kondisi penderita. Dukungan dan penerimaan positif dari keluarga turut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

membangun konsep diri penderita stroke sehingga pada akhirnya penderita
memiliki persepsi yang positif terhadap dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENDERITA STROKE
1. Pengertian Penderita Stroke
Stroke merupakan serangan di dalam otak secara mendadak akibat
penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di bagian tertentu pada otak
sehingga menyebabkan gangguan fungsi pada otak. Ketika pembuluh darah
pecah maka sel-sel di dalam otak akan kekurangan atau kelebihan darah
sehingga mengalami kerusakan, bahkan kerusakan yang parah dapat
menyebabkan kematian (Iskandar, 2004; “Stroke : Dari Lumpuh sampai
Hiperseks”, Kompas, 2002).
WHO mendefinisikan stroke adalah tanda-tanda klinis yang
berkembang secara cepat akibat gangguan fungsi otak dengan gejala-gejala
yang berlangsung 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian (Rumantir,
dalam Rahmawati, 2009). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed. ke-4,
2011), stroke diartikan sebagai serangan otak, biasanya disertai dengan
kelumpuhan. Sedangkan definisi penderita adalah sebagai orang yang
menderita (kesusahan, sakit, cacat, dsb).
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi stroke hemoragik dan stroke
iskemik. Junaidi (dalam Rahmawati, 2009) mengatakan stroke hemoragik
merupakan penyakit gangguan fungsional otak fokal dengan gejala dan tanda

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

sesuai dengan bagian otak yang terkena dan disebabkan karena pecahnya
pembuluh darah di otak.
Stroke iskemik merupakan stroke yang terjadi karena kurangnya
suplai darah ke bagian tertentu pada otak. Kurangnya suplai darah tersebut
menyebabkan kurangnya oksigen pada sel-sel otak sehingga tidak dapat
berfungsi dengan sempurna.Hal ini dapat dikatakan bahwa sel-sel dalam otak
tersumbat sehingga suplai darah berkurang. Stroke iskemik ringan disebut TIA
(Transient Ischemic Attacks) yaitu sel-sel otak berhenti berfungsi secara
sementara sampai kurang lebih selama 24 jam, bila aliran darah berfungsi
kembali maka sel-sel tersebut berfungsi kembali dan fungsi badan juga
kembali pulih. Sedangkan iskemik yang berat disebut CVA (Cerebro Vaskular
Accident), stroke ini menyebabkan sel-sel otak tidak berfungsi secara total dan
tidak dapat pulih atau biasa disebut infark otak (Laksmiasanti, 1994).
Dombovy, Sandok dan Basford (1986) mengatakan bahwa penyakit
stroke dapat meninggalkan dampak disabilitas fisik dan mental bagi
penderitanya. Hal ini juga didukung oleh Niemi, Laaksonen, Kotila dan
Waltimo (1988) bahwa stroke adalah penyakit neurologis kronis yang
menyebaAbkan cacat (disabilitas) yang secara radikal dan permanen
mengubah hidup penderitanya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka penderita stroke
dapat diartikan sebagai seseorang yang menderita gangguan atau serangan
pada otak akibat penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah
dan terjadi perdarahan pada otak dan dapat disertai juga dengan kelumpuhan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

2. Perubahan yang Terjadi Pada Penderita Stroke
Dombovy, Sandok dan Basford (1986) mengatakan bahwa penyakit
stroke dapat meninggalkan dampak disabilitas fisik dan mental bagi
penderitanya. Dampak disabilitas fisik menyebabkan penderita mengalami
keterbatasan dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari misalnya
bekerja. Junaidi (2004) juga menyatakan dalam bukunya bahwa sekitar 50 %
penderita stroke memiliki kemungkinan usia hidup lebih dari 7 tahun dan
sisanya tidak dapat bekerja kembali seperti semula.
Secara umum gangguan fisik yang dialami bervariasi diantaranya
kelumpuhan sebelah badan bagian kanan atau kiri saja (hemiparesis),
kesulitan berbahasa atau gangguan berbicara seperti pelo dan kata-kata yang
sulit dipahami (aphasia), demensia atau pelupa dan penurunan kemampuan
kognitif sampai kehilangan memori (Junaidi, 2004). Pendapat yang sama juga
dijelaskan oleh Clarke (2009), bahwa penderita dapat secara tiba-tiba
mengalami paralysis yaitu penderita tidak mampu menggerakkan semua atau
sebagian anggota tubuh dan lumpuhnya tangan atau kaki, masalah pada
memori, gangguan visual, kehilangan respon atau sensasi pada bagian tubuh,
dan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
Gangguan fisik yang dialami penderita stroke ini merupakan
gangguan motorik, dimana otak sebagai pusat pengendali gerak tubuh. Akibat
dari gangguan motorik ini penderita stroke mengalami kesulitan untuk
menggerakan tubuhnya dan melakukan aktivitas sehari-hari. Dampak tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

menyebabkan penderita stroke membutuhkan bantuan orang lain untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini dapat
membuat penderita stroke menjadi depresi dan berkurang harga dirinya.
Gangguan fisik yang dialami penderita stroke ini menyebabkan
berubahnya cara pandang atau persepsi terhadap kondisi dirinya. Akibat dari
gangguan fisik ini maka tidak dapat dihindari bahwa mereka membutuhkan
bantuan orang lain untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi
fisik

yang berubah

dan ketergantungan terhadap orang lain akan

mempengaruhi juga konsep diri penderita.
Kondisi fisik yang tidak lagi normal cenderung membuat penderita
tidak bisa menerima dirinya yang mengalami stroke.

Menurut Kneebone

(2012), perasaan tidak menerima ini dapat mendukung munculnya stress bagi
penderita stroke. Perilaku stress ini biasanya dapat terlihat dari perilaku
menangis akibat kesedihan yang berlebihan. Rochman (1994) mengatakan
bahwa berawal dari masalah stress akan timbul reaksi psikologis pada
penderita stroke. Dalam kondisi stress penderita akan cenderung kesulitan
dalam menghadapi sakit yang dideritanya. Ketika penderita merasa sulit
menghadapi sakitnya dan sangat tergantung pada orang lain maka penderita
stroke akan mudah frustasi, terlebih jika penderita tidak mampu mewujudkan
apa yang diinginkan karena keterbatasan fisik. Hal ini menyebabkan penderita
mudah marah, tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga orang lain disekitarnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

B. KONSEP DIRI
1. Pengertian Konsep Diri
Rogers mendefinisikan konsep diri adalah persepsi-persepsi tentang
diri dan hubungan antara diri dengan orang lain dan dengan berbagai aspek
kehidupan. Konsep diri merupakan faktor dasar pembentuk kepribadian dan
sebagai penentu perilaku. Menurut Rogers konsep diri juga merupakan sikap
dan keyakinan individu terhadap kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh
individu tersebut (Elkins, 1979).
Konsep diri adalah gambaran mental tentang diri melalui
pengetahuan mengenai diri, pengharapan terhadap diri dan penilaian terhadap
diri individu. Konsep diri senantiasa berkembang sepanjang usia dan akan
terbentuk melalui berbagai pengalaman dan hasil belajar terhadap interaksi
individu dengan orang lain (Calhoun & Acocella, 1995).
Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas konsep diri merupakan
persepsi dan keyakinan individu terhadap dirinya melalui pengetahuan diri,
pengharapan dalam diri dan penilaian terhadap dirinya. Konsep diri ini
terbentuk dari interaksi dirinya dengan orang lain. Dengan demikian individu
dapat mengevaluasi dirinya berdasarkan kelebihan dan kelemahan. Konsep
diri ini akan mengarahkan individu dalam berperilaku dan membentuk
kepribadian dalam diri individu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

2. Aspek Konsep Diri
Menurut Calhoun & Acocella (1995), konsep diri memiliki 3 aspek
yaitu :
a. Pengetahuan
Aspek yang pertama dari konsep diri adalah pengetahuan.
Individu memiliki pengetahuan tentang segala hal yang diketahui
mengenai dirinya. Pada aspek ini dapat dikatakan bahwa individu dapat
mengetahui siapakah dirinya sesuai pengetahuan yang dimiliki mengenai
dirinya sendiri.
Pada aspek pengetahuan terdiri dari beberapa aspek didalamnya
yaitu :
1) Fisik
Pengetahuan individu terhadap kondisi fisik, kesehatan dan
keahlian yang ada pada dirinya.
2) Diri Pribadi
Individu mengetahui bagaimana kepribadiannya terlepas dari
penilaiannya terhadap fisik dan hubungan dengan orang lain.
3) Moral
Individu memiliki pengetahuan tentang dirinya dalam
konteks nilai-nilai moral, agama, hubungan dengan Tuhan dan
pandangan terhadap diri yang baik atau buruk.
4) Keluarga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

Pengetahuan individu terhadap peran dirinya didalam
keluarga dan sejauh mana hubungan antara individu dengan keluarga
dalam kehidupannya.
5) Sosial
Pengetahuan

individu

berkaitan

dengan

bagaimana

interaksinya dengan orang lain dalam lingkup yang lebih luas.

b. Harapan
Aspek yang kedua adalah harapan. Setelah individu mengetahui
dan memahami siapa dirinya maka selanjutnya individu akan menyadari
bahwa dirinya memiliki pandangan terhadap masa depan. Individu
memiliki harapan akan masa depannya dan tentu setiap individu memiliki
harapan yang berbeda-beda. Dalam aspek ini individu juga memiliki
pandangan akan diri ideal. Harapan akan diri ideal di masa depan menjadi
motivasi bagi individu untuk menentukan perilakunya dalam mencapai
harapannya.

c. Penilaian
Aspek yang terakhir adalah penilaian. Pada aspek ini individu
berperan sebagai penilai dan mengevaluasi dirinya sendiri. Individu
menilai dan mengevaluasi dirinya berkaitan dengan kesesuaian antara
identitas dirinya serta harapan akan diri idealnya. Hal ini berkaitan erat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

dengan harga diri individu tersebut apakah individu menerima diri apa
adanya sesuai dengan gambaran dirinya.

3. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Hurlock (1990) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain :
a. Usia Kematangan
Usia kematangan tidak dapat dinilai dari banyak atau sedikitnya
usia, melainkan dapat dilihat bagaimana seseorang mampu menghadapi
dan menyikapi permasalahan yang dialami didalam kehidupan. Konsep
diri akan menjadi positif apabila seseorang memiliki keyakinan terhadap
kualitas dan kemampuan dirinya untuk dapat mandiri dan tidak bergantung
kepada orang lain. Konsep diri akan menjadi negatif apabila seseorang
merasa dirinya tidak mampu dan mudah putus asa serta selalu bergantung
kepada orang lain.
b. Penampilan Diri
Penampilan diri terkait dengan tubuh atau fisik seseorang.
Kondisi fisik yang sempurna akan meningkatkan kepercayaan dan harga
diri seseorang. Konsep diri akan menjadi positif apabila seseorang
memiliki kondisi fisik yang baik atau mengalami cacat tetap menerima
kondisi fisik apa adanya baik kekurangan maupun kelebihannya. Konsep
diri akan menjadi negatif apabila seseorang tidak bisa menerima kondisi
fisiknya bila tidak sesuai dengan keinginannya, misalnya mengalami cacat.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

c. Hubungan dengan Keluarga
Hubungan yang baik dengan keluarga akan mempengaruhi
konsep diri seseorang. Hubungan yang baik seperti komunikasi, saling
menghargai dan menyayangi didalam keluarga akan mempengaruhi
konsep diri yang positif. Jika komunikasi dalam keluarga tidak baik,
bertengkar dan tidak ada kasih sayang akan mempengaruhi konsep dirinya
menjadi negatif.
d. Lingkungan Masyarakat
Konsep diri seseorang akan menjadi positif apabila orang
disekitarnya dalam lingkup masyarakat dapat menerima kelebihan dan
kekurangannya. Sedangkan konsep diri akan menjadi negatif apabila
masyarakat cenderung menolak orang tersebut baik kelebihan maupun
kekurangannya.

4. Jenis Konsep Diri
Konsep diri menurut Burns (Sekardhita, 2013) terdapat 2 jenis yaitu:
a. Konsep Diri Positif
Individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah individu
yang memahami diri apa adanya sesuai dengan kondisinya. Individu juga
dapat menyadari kelebihan dan kelemahan serta baik dan buruk di dalam
dirinya. Konsep diri yang positif juga menunjukkan individu mampu
menilai dan mengevaluasi dirinya dalam berpikir dan berperilaku.
b. Konsep Diri Negatif

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

Konsep diri negatif bertolak belakang dengan konsep diri positif.
Individu yang memiliki konsep diri yang negatif cenderung menilai diri
negatif dan tidak sesuai dengan harapannya. Hal ini dapat membuat
individu menjadi rendah diri dan tidak menerima kondisi diri apa adanya.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti menyimpulkan konsep diri
merupakan persepsi dan keyakinan individu terhadap dirinya melalui
pengetahuan diri, pengharapan dalam diri dan penilaian terhadap dirinya.
Konsep diri ini terbentuk dari interaksi dirinya dengan orang lain. Konsep diri
akan berpengaruh terhadap perilaku dan kepribadian seseorang. Konsep diri
memiliki aspek-aspek yaitu pengetahuan, harapan dan penilaian. Pengetahuan
yaitu individu mengetahui segala hal mengenai dirinya meliputi fisik,
psikologis, moral, keluarga dan sosial. Harapan yaitu dimana individu
memiliki harapan terhadap dirinya di masa depan sesuai keinginannya.
Penilaian yaitu individu sebagai penilai dan mengevaluasi dirinya.

C. KONSEP DIRI PADA PENDERITA STROKE
Kennedy (2007) mengatakan bahwa mengalami penyakit stroke adalah
sebuah pengalaman yang traumatik bagi penderita dan keluarganya. Hal ini
menjadi traumatik karena dampak yang ditimbulkan oleh penyakit stroke terhadap
penderita sangat kompleks. Penderita mengalami gangguan pada fisik dan
psikologis. Penderita stroke akan mengalami kesulitan untuk dapat bekerja
kembali karena gangguan tersebut. Kondisi ini menyebabkan penderita menjadi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

individu yang bergantung kepada orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dan
beraktivitas sehari-hari.
Menurut Erikson (Hurlock, 1990) usia dewasa madya merupakan masamasa berprestasi. Individu cenderung memiliki kemauan kuat untuk berhasil dan
mencapai puncak dalam pekerjaan, bahkan keberhasilan yang ingin dicapai tidak
hanya dalam keuangan saja tetapi juga kekuasaan dan prestise. Santrock (2002)
berpendapat bahwa salah satu aspek penting dalam perkembangan usia dewasa
madya adalah karir dan kerja. Menurut Santrock pada usia 40-45 tahun adalah
awal dimana individu mengalami kepuasan bekerja dan kemajuan dalam karirnya.
Kemajuan ini akan dialami setidaknya hingga individu berusia 60 tahun.
Menurut Leahy (2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
perubahan yang dialami penderita stroke seperti penampilan fisik, interaksi
dengan lingkungan dan reaksi orang lain terhadap penderita dapat mengubah cara
pandang terhadap konsep dirinya. Hasil penelitian Leahy juga mengatakan
penderita stroke kehilangan identitas diri, kepercayaan diri, kemandirian dan
kontrol dirinya. Gangguan fisik dan kognitif juga memberikan dampak negatif
bagi kepercayaan diri penderita.
Penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa penderita stroke
dengan segala permasalahan yang dialami ternyata mempengaruhi konsep dirinya.
Elkins (1979) mengatakan konsep diri sebagai kumpulan persepsi bagaimana
individu melihat peran dirinya. Individu melihat bagaimana dirinya dapat melalui
pengalaman interaksi dengan diri maupun dengan orang lain. Pengalaman sakit

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

yang dialami oleh penderita menjadi pengaruh bagaimana penderita membangun
konsep dirinya.
Konsep diri dibentuk melalui beberapa aspek. Persepsi tentang gambaran
diri seseorang meliputi proses kognitif, dimana individu memiliki pengetahuan
akan dirinya. Penderita stroke dengan gangguan fisik serta psikologis yang
dialami akan memiliki gambaran yang berbeda mengenai penampilan dirinya
secara fisik dibandingkan sebelum mengalami sakit. Sebagai individu yang
memahami dirinya sebagai penderita stroke maka penderita cenderung melihat
diri sebagai orang sakit berbeda dengan individu yang normal dan sehat. Hal ini
mempengaruhi penderita dalam berperilaku karena penderita stroke akan melihat
individu yang normal sebagai gambaran ideal seseorang. Setelah mengetahui dan
menyadari kondisi dirinya, penderita stroke akan menilai keadaan diri saat ini
apakah sesuai dengan keadaan dirinya dan persepsi mereka terhadap gambaran
idealnya.
Sesuai dengan berbagai penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa konsep diri pada penderita stroke dapat dipandang sebagai pandangan yang
diyakini oleh penderita stroke mengenai dirinya dari berbagai sudut pandang
seperti keterbatasan fisik yang dialami, kondisi psikologis yang dirasakan serta
interaksi dirinya dengan orang lain. Elkins (1979) mengatakan bahwa konsep diri
diperoleh dari interaksi dengan orang lain, maka semakin banyak interaksi dengan
orang lain semakin banyak pula informasi mengenai diri yang secara tidak
langsung diyakini oleh individu dan menjadi gambaran akan diri individu tersebut.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Konsep diri terbentuk akibat interaksi dengan orang lain. Lingkungan
terdekat bagi penderita stroke yaitu keluarga dari penderita. Komunikasi antara
penderita dengan anggota keluarganya sangat penting bagi diri penderita. Dengan
komunikasi antar pribadi di dalam keluarga, penderita akan menyadari bahwa
dalam kondisinya yang terbatas dan mengalami gangguan penderita tersebut
mendapat dukungan. Dengan interaksi dan dukungan dari keluarga mereka
mendapat harga dirinya dan diterima apa adanya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa konsep diri pada
penderita stroke dibentuk melalui pengalaman sakit yang diderita dan interaksi
dirinya dengan orang lain. Untuk membentuk konsep dirinya, penderita stroke
menilik diri terlebih dahulu dalam pandangan kognitif mengenai dirinya dan
kemudian menyikapi tentang dirinya. Selain dari dalam diri penderita tentu hal-hal
dari luar individu juga berperan penting dalam membentuk konsep diri penderita
stroke. Interaksi sosial baik dalam keluarga maupun lingkungan sosial berperan
dalam memberikan pandangan tentang diri penderita stroke. Hal ini menunjukkan
bahwa penderita stroke mengalami proses pembentukkan konsep diri dan proses
tersebut akan menpengaruhi konsep diri yang terbentuk baik positif atau negatif.

D. PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana gambaran konsep diri pada penderita stroke?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang
memberikan gambaran (deskripsi) mengenai perilaku dalam situasi-situasi sosial
yang terjadi melalui data sampel atau populasi secara faktual apa adanya (Carole
dan Carol, 2007)

B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri pada penderita stroke.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Konsep diri merupakan persepsi dan keyakinan individu terhadap dirinya
secara fisik, sosial dan psikologis yang terbentuk dari interaksi diri dan orang lain.
Individu mengevaluasi dirinya berdasarkan kelebihan dan kelemahan. Konsep diri
ini akan mengarahkan individu dalam berperilaku dan membentuk kepribadian
dalam diri individu. Konsep diri ini dapat terbentuk berdasarkan aspek-aspek :
1. Aspek Pengetahuan
Individu memiliki pengetahuan tentang segala hal yang diketahui
mengenai dirinya. Pada aspek ini dapat dikatakan bahwa individu dapat
mengetahui siapakah dirinya sesuai pengetahuan yang dimiliki mengenai

21

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

dirinya sendiri. Didalam aspek pengetahuan terdapat beberapa aspek yang
berkaitan yaitu : aspek fisik, aspek diri pribadi, aspek moral, aspek sosial, dan
aspek keluarga.
2. Aspek Harapan
Individu memiliki harapan bagi dirinya sendiri. Harapan ini yang
menjadi motivasi bagi individu untuk berperilaku mencapai keinginan
3. Aspek Penilaian
Individu menilai tentang keadaan dirinya saat ini dengan apa yang
diinginkan terhadap diri sesuai harapannya.
Dalam penelitian ini, konsep diri pada penderita stroke dapat diketahui
dengan metode wawancara.

D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah penderita stroke. Penderita stroke
tersebut berusia antara 40 sampai 60 tahun karena rentang usia ini merupakan usia
dewasa madya.
Dalam penelitian ini, subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah
penderita stroke yang masih bisa berkomunikasi dengan cukup baik. Sesuai
klasifikasinya stroke terdiri dari 2 jenis yaitu stroke hemoragik dan stroke
iskemik. Subjek penderita stroke yang dipilih dalam penelitian ini adalah
penderita stroke yang mengalami stroke hemoragik atau stroke iskemik. Dengan
kedua klasifikasi stroke tersebut, peneliti kemudian memilih penderita stroke
dengan kondisi fisik yang mengalami lumpuh sebelah bagian tubuh dan tidak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

bekerja lagi. Penderita stroke yang dipilih juga penderita yang sudah mengalami
stroke 4 sampai 10 tahun. Hal ini menjadi pertimbangan peneliti karena pada
rentang tahun tersebut penderita sudah mengalami berbagai pengalaman dalam
proses penyesuaian diri dan pembentukan konsep diri.
Pemilihan subjek dalam penelitian ini menggunakan criterion sampling,
yaitu penentuan subjek berdasarkan kriteria tertentu dari peneliti. Kriteria subjek
dalam penelitian ini yaitu penderita stroke, baik stroke hemoragik atau stroke
iskemik. Penderita stroke tersebut berusia antara 40 sampai 60 tahun, pria atau
wanita dan yang masih bisa berkomunikasi dengan baik.

E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode wawancara. Wawancara yaitu metode tanya jawab yang diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami
oleh responden sesuai dengan topik penelitian (Poerwandari, 1998).
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur. Wawancara ini memiliki pedoman pertanyaan yang digunakan untuk
wawancara dan pertanyaan tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan respon dari
responden. Wawancara semi terstruktur ini menggunakan pedoman pertanyaan
sesuai dengan aspek variabel penelitian yaitu konsep diri. Wawancara semi
terstruktur lebih menekankan untuk berinteraksi baik dengan responden dan tidak
terkesan

kaku

dengan

mendikte

pertanyaan-pertanyaan.

Wawancara

ini

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

memfasilitasi peneliti dengan responden dalam hubungan yang baik dan
memungkinkan peneliti mengeksplorasi pengalaman responden. Data wawancara
tersebut akan direkam menggunakan digital recorder yang kemudian akan disalin
dalam transkrip wawancara verbatim.
Berdasarkan metode pengumpulan data tersebut peneliti merancang
proses pengumpulan data sebagai berikut :
1. Menentukan dan mencari responden yang sesuai dengan kriteria yang sudah
ditentukan oleh peneliti.
2. Menemui responden tersebut dengan maksud menyampaikan penelitian yang
akan dilakukan serta tujuan penelitian dan meminta kesediaan untuk menjadi
responden penelitian.
3. Sebelum pengambilan data, peneliti kembali menemui responden untuk
rapport dan menanyakan kesediaan waktunya untuk dapat melakukan
wawancara.
4. Membuat informed concent sebagai pernyataan tertulis responden atas
kesediaannya untuk menjadi responden penelitian dengan kesepakatan yang
ada.
5. Melakukan pengambilan data di tempat yang telah disepakati oleh responden
dengan wawancara dan menggunakan digital recorder untuk membantu
merekam wawancara tersebut.
6. Pada akhir wawancara,