HUBUNGAN PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSI SITI KHODIJAH PALEMBANG PERIODE 1 JANUARI 2009 - 30 JUNI 2012 -

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN
KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH
DI RSI SITI KHODIJAH PALYTVlftANO
PERIODE 1 JANUARI 2009 - 30 JUNI 2012

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana kedokteran (S.Ked)

Oleh:

OTCHI P U T M WIJAYA
NIM: 702009047

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2013

PERNYATAAN
Dengan ini Saya menerangkan Bahwa:
1. Karya Tulis Saya, skripsi ini adalah asli dan belum pemah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah
Palembang maupun Perguruan Tinggi lainnya.
2. Karya talis ini mumi gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dituUs
atau dipublikasikan orang Iain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pemyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Palembang, Februari 2013
Yang membuat pemyataan

Otchi Putri Wijaya
NIM 70 2009 047

ii


UNIVERSJTAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
SKRIPSI, FEBRUARI 2013
OTCHI PUTRI WIJAYA
Hubungan Preeklamsia Berat Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Di
RSI Siti Khodijah Palembang Periode 1 Januari 2009 - 30 Juni 2012
XIH + 53 Halaman + 12 Tabel
ABSTRAK
Berat bayi lahir rendah (BBLR) telah didefinisikan oleh World Health
Organization sebagai berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR
merupakan salah satu penyebab kematian perinatal dan neonatal. Salah satu faktor
penyebab dari BBLR adalah Preeklamsia berat pada kehamilan.Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah preeklampsia berat pada ibu hamil
berpengaruh pada kejadian berat bayi lahir rendah.
Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan
pendekatan case control yang dilakukan di RSI Siti Khodijah Palembang. Jumlah
Sampel sebanyak 80 pasien yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu 40 pasien berat
bayi lahir rendah (BBLR) sebagai kelompok kasus dan 40 pasien berat bayi lahir
normal sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara

systematic random sampling. Instrumen penelitian menggunakan rekam medik
RSI Siti Khodijah Palembang dari bulan Januari 2009 sampai dengan Juni 2012.
Data penelitian dianalisa menggunakan metode uji chi square.
Dari penelitian didapatkan kejadian BBLR dengan ibu mengaiami
preeklampsia berat ada 17 neonatus (42,5%). Terdapat hubungan berarti antara
preeklampsia berat pada ibu hamil terhadap kejadian berat bayi lahir rendah
(P=0,028). Ibu dengan preeklamsia berat akan beresiko 3,48 kali lebih besar untuk
melahirkan neonatus dengan BBLR dibanding ibu dengan tidak PEB (OR=3,48;
95%CI=1,24-9,74).

Rata Kunci: BBLR, Preeklamsia Berat, Kehamilan

iv

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH PALEMBANG
MEDICAL FACULTY
SKRIPSI, FEBRUARY 2013
OTCHI PUTRI WIJAYA
Correlation Severe Preeclamsia With Incidence Of Low Birtfa Weight In RSI
Siti Khodijah Palembang Period P* January 2009 - 30'" June 2012

Xni + 53 Page+ 12 Tabel
ABSTRACT
Low birth weight (LBW) was defined by World Health Organization as a
birth weight less than 2500 grams. LBW is one of the factor that could lead to
pre-natal and neo-natal death. One of the factor of LBW is severe preeclamsia
during pregnancy. The purpose of the research is to analyze whether severe
preeclamsia during mother's pregnancy related to the low birth weight.
The research used an observational analytic using case control design was
implemented in this study. That was done in RSI Siti Khodijah Palembang. 80
patients were selected as the samples and divided into 2 groups, which was 40
patients with low birth weight (LBW) as the case group and 40 patients with
normal weight baby bom as the control group. Research sample were selected
using systematic random sampling. The instrument of this research was medical
records in RSI Siti Khodijah since January 2009 until June 2012. The data were
analysis by mean of univariate and bivariate statistic a such as chi square
statistic.
It is concluded that the research highest BBLR case is when the pregnant
mother with severe preeclamsia 42,5%. It shows that there is a correlation
between severe preeclamsia during pregnancy with the incidence the low birth
weight (p=0,028). Mother with severe preeclamsia will get risk 3,48 times bigger

for giving birth a neonates with LBW (OR=3,48: 95%CI= 1,24-9,74).
Keyword: LBW, Severe Preeclamsia, Pregnancy

KATA PENGANTAR
Fuji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana kedokteran. Penelitian ini berjudul ^Hubungan Preeklampsia dengan
Berat Bayi Lahir Rendah di RSI Siti Khodijah Palembang Periode 1
Januari 2009 - 30 Juni 2012''.
Dalam penyelesaian penelitian ini, penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.K.H.M. Arsyad DABK. Sp.And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. dr. Liza Chairani, Sp.A, M.Kes selaku dosen pembimbing 1 dan dr. Nia
Ayu Saraswati, Mpd. Ked selaku dosen pembimbing 2 yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi arahan kepada
penulis, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Kedua orang tua, H. Sudirman A, S.Kom dan Hj. Oily Mulyani SE, M.Si,

terima kasih untuk doa, motivasi dan dukungan baik secara moril maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
4. Semua pihak yang membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempuma. Untuk itu,
penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi
kesempumaan penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini berguna bagi kita semua.

Palembang, Febmari2013

Penulis,
Otchi Putri Wijaya

vi

DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO

ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xi
xii
xiii


BAB L PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan khusus
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1.4.2. Manfaat Praktik
1.5. Keaslian Penelitian

1
2
2
2
2
3
3
3

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
2.1.1. Definisi
2.1.2. Klasifikasi
2.1.3. Epidemiologi
2.1.4. Etiologi
2.1.5. PatologiBBLR
2.1.6 Diagnosis BBLR
2.1.7. Komplikasi
2.1.8. Penatalaksanaan
2.1.9. Prognosis BBLR
2.2. Preeklampsia
2.2.1. Definisi
2.2.2. Epidemiologi
2.2.3. Etiologi
2.2.4. Patogenesis
2.2.5. Klasifikasi
2.2.6. Perubahan Fisiologik Patologik

2.2.7. Penemuan Laboratorium
2.2.8. Penatalaksanaan Preeklampsia

5
5
5
6
6
7
8
9
10
12
12
12
12
12
12
15
16

21
21

vii

2.2.9. Komplikasi Preeklampsia
2.2.10. Pencegahan Preeklampsia
Hubungan Preeklampsia dengan BBLR
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Hipotesis

23
25
25
27
28
28

3 METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
Populasi dan Subjek/Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Independen
3.4.2. Variabel Dependen
3.5. Definisi Operasional
3.5.1. Karakieristik Ibu
3.5.1. BBLN
3.5.2. BBLR
3.5.3. Preeklamsia Berat
3.6. Cara Pengumpulan data
3.7. Cara Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1. Pengolahan Data
3.7.2. Analisis Data
3.8. Aim* Penelitian
3.9. Rancangan/Jadwal Penelitian
3.10. Anggaran

29
29
29
29
29
31
32
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
38
39
39

2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
BAB
3.1.
3.2.
3.3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil RSI Siti Khadijah
40
4.1.1. Gambaran Umum RSI Siti Khadijah
40
4.2. Hasil penelitian
41
4.2.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
41
4.2.2. Karakteristik Subyek
42
4.3. Analisis Univariat
44
4.3.1. Preeklamsia Berat pada Ibu Hamil
45
4.3.2. Distribusi Berat Badan Lahir
46
4.4. Analisi Bivariat
46
4.4.1.Hubungan Preeklamsia Berat pada Kehamilan dengan Kejadian
BBLR
47
4.5. Pembahasan
48
4.5.1. Angka Kejadian Berat Bayi Lahri Rendah
48
4.5.2. Angka kejadian Preeklamsia Berat
48
4.5.3. Karakteristik Ibu
49

viii

4.5.4. Hubungan PEB dengan Kejadian BBLR
4.6 Keterbatasan Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA RINGKAS ATAU RIWAYAT HIDUP

50
52
53
54
xiv
55
62

DAFTAR T A B E L

Tabel

Halaman

Tabel 1.5 Keaslian Penelitian

4

Tabel 2.1 Klasifikasi Preeklamsia Ringan Dan Berat

16

Tabel 4.1 Gambaran Angka Kejadian Neonatus Lahir Dengan Bblr Di RSI
Siti Khodijah Palembang Periode I Januari 2009 - 30 Juni 2012

41

Tabel 4.2 Gambaran Angka Kejadian PEB Di RSI Siti Khadijah Palembang
Periode 1 Januari 2009 - 30 Juni 2012

42

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (N=80)

43

Tabel 4.4 Distribusi Usia Ibu Berdasarkan Kelompok

43

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas (N=80)

44

Tabel 4.6 Distribusi Paritas Berdasarkan Kelompok

44

Tabel 4.7 Distribusi PEB di RSI Siti Khadijah

45

Tabel 4.8 Distibusi PEB Berdasarkan Kelompok

46

Tabel 4.9 Distribusi Mean, Maximum, Dan Minimum dari Berat Bayi Lahir

46

Tabel 4.10 Hubungan Preeklamsia Berat Pada Kehamilan Dengan
Kejadian BBLR

47

X

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Patofisiologi Preeklamsia

14

Gambar 2.2 Penanganan Hipertensi pada Kehamilan

23

Gambar 2.3 Kerangka Teori

27

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

28

Gambar 3.7 Diagram Alur Penelitian Hubungan Preeklamsia Berat
Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Di RSI Siti Khodijah Palembang

xi

38

DAFTAR G R A F I K

Grafik

Halaman

Grafik 4.1 Grafik Distribusi PEB di RSI Siti Khodijah

xii

45

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kartu Bimbingan Skripsi
2. Surat Izin Pengantar Penelitian Fakultas Kedokteran ke RSI Siti
Khodijah Palembang
3. Surat Izin penelitian dari RSI Siti Khodijah Palembang
4. Surat Ketcrangan Telah Menyelesaikan Penelitian di RSI Siti Khodijah
5. Rekapitulasi Hasil Penelitian
6. Tabel distribusi Frekuensi (SPSS)
7. Hasil uji chi square (SPSS)
8. Biodata

xiii

BABl
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015
adaiah mengurangi dua pertiga rasio tingkat kematian ibu daiam proses
melahirkan dan mengurangi dua pertiga rasio tingkat kematian anak-anak usia di
bawah lima tahun (BAPPENAS, 2010). Menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2009, angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam
menentukan derajat kesehatan anak suatu negara. Secara statistik epidemiologi
angka morbiditas dan mortalitas pada neonatus di negara berkembang masih
tinggi. Salah satu penyebab utamanya adalah berat bayi lahir rendah (BBLR).
BBLR adalah berat bayi kurang dari 2500 gram (Bemawi, 2012).
Dalam laporan WHO dikemukakan bahwa di Asia Tenggara 20 - 35 %
bayi dilahirkan dengan BBLR. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survey
Dinas Kesehatan Indonesia (SDKI, 2010), angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini
lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi
menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Aisyah dkk, 2010). Menumt
hasil riset kesehatan dasar, angka kejadian BBLR di Indonesia tahun 2010
mencapai sebesar 11.4% (RISKESDAS, 2010). Hasil survey di kota Palembang
pada tahun 2010 kejadian BBLR sebesar 1,15% namun mengaiami peningkatan
persentase dibanding tahun 2008 yang pada waktu itu hanya sebesar 0,6%
(DINKES dalam Rosalita, 2011).
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian berat bayi lahir rendah
meliputi dua faktor yaitu faktor ibu dan faktor bayi. SaJah satu faktor risiko dari
ibu yaitu preeklamsia berat (PEB) (Leveno, 2012). Preeklamsia berat adalah
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan yang disertai proteinuria dan
edema (Leveno, 2012). Preeklamsia berat memberi pengaruh bumk pada
kesehatan janin karena

menurunnya perfusi uteroplasenta, hipovolemia,

vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta. Hal tersebut
dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke janin dimana fungsi darah sebagai
1

2

pembawa O2 dan nutrisi, sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin yang nantinya akan mengakibatkan BBLR. Preeklamsia berat memiliki
resiko lima kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR (Winkjosastro,
2008).
Dari uraian data di atas menggambarkan bahwa preeklamsia berat (PEB)
memberi pengaruh buruk terhadap janin yang nantinya bisa mengakibatkan
BBLR. Olch karena itu perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan bagaimana
hubungan antara preeklampsia berat dengan berat bayi lahir rendah di Rumah
Sakit Islam Siti Khodijah Palembang periode I Januari 2009 - 30 Juni 2012
sehingga dapat dijadikan bahan telaah dan mengantisipasi terjadinya peningkatan
insiden kelahiran bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) di Indonesia
umumnya dan di Palembang khususnya.

1.2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara preeklampsia berat pada ibu dengan
kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) di RSI Siti Khodijah Palembang periode
1 Januari 2009-30 Juni 2012?

13. Tujuan Penelitian
13.1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
preeklamsia berat pada ibu dengan kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR)
di RSI Siti Khodijah Palembang periode 1 Januari 2009 - 30 Juni 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus
Secara Khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui angka kejadian kasus preeklampsia berat pada ibu hamil
yang melahirkan di RSI Siti Khodijah Palembang periode 1 Januari
2009-30 Juni 2012.

3

2. Mengetahui angka kejadian bayi iahir hidup dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR) di RSI Siti Khodijah Palembang periode 1 Januari
2009-30 Juni 2012.
3. Menganalisis hubungan preeklamsia berat pada ibu dengan kejadian
BBLR di RSI Siti Khodijah Palembang periode 1 Januari 2009 - 30
Juni2012.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam rangka
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan peneliti selama di bangku
kuiiah.

1.4.2. Manfaat Praktik
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
manajemen kesehatan masyarakat, seperti

penyuluhan pentingnya

antenatal care sehingga dapat mendeteksi sedini mungkin kejadian
preeklampsia dan bisa menurunkan kemungkinan terjadinya berat bayi
lahir rendah dan komplikasi yang lain.
2. Sebagai masukan untuk bahan informasi dalam melaksanakan
penyuluhan dan penatalaksanaan kejadian bayi berat lahir rendah
(BBLR) datam bidang kesehatan kepada masyarakat.
3. Sebagai salah satu acuan refrensi untuk penelitian selanjutnya.

4

1.5. Keaslian Penelitian
Nama

Judul Penelitian

Desain penelitian

HasU

Rizka

Hubungan Preeklampsia Cross sectional

Berdasarkan hasil uji

Ariani

Dengan Berat Bayi

menggunakan uji chi

Lahir Rendah

square didapat nilai p

Di RSUP H. Adam

value 1500 gram tanpa asfiksia dan tidak ada tanda RDS dirawat
gabung.
d. Bila bayi < 1500 gram, pindah rawat ke bagian IKA dan beri
ASI/LLM
e. Bayi-bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan) diberi minum lebih dini
yaitu 2 jam setelah kelahiran.
f. Periksa gula darab dengan dekstrostik

bila ada

tanda tanda

hipoglokemia.
Jenis cairan yang diberikan untuk rawat BBLR (Bemawi, 2012):
1. BB > 2000 gram : Dekstrose 10% 500cc + Ca glukonas 10%.
2. BB < 2000 gram : Dekstrose 7'/2% 500cc + Ca glukonas 10%.
a) Kebutuhan Ca Glukonas/hari :
1) Mulai hari ke-3 baru ditambabkan NaCl 15% 6cc/koff dan
KCL sesuai kebutuhan.
2) Hari kedua diberi protein 1 gram/kgBB/hari dinaikan
setengab gram secara bertabap.
3) Pemberian minum 2-3 jam pada bayi dengan BB < I50O
gram dengan menggunakan sonde lambung, kemudian
dilanjutkan dengan mengbisap ASI ibu secara bertabap
Ix/hari, 2x/hari, 3x/hari dan seterusnya (Pudjiadi, 2010).
b) Bayi dengan masa gestasi < 32 minggu - 34 minggu diberikan
theophilin per oral dosis awal 6 mg/kgBB/ hari dibagi 3 dosis.
Bila bayi belum dapat makan per oral dapat juga diberikan
aminophylin IV dosis awal 7-8 mmg/kgBB/ hari dilanjutkan
dosis 2 mg/kgBB/ hari tiap 8 jam.

12

2.1.9. Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada BBLR delapan kali lebih besar dibandingkan bayi
normal pada umur kehamilan yang sama. Pada BBLR mumi (prematuritas mumi)
prognosis semakin buruk bila usia gestasi semakin muda (Bemawi, 2012).

2.2. Preeklampsia
2.2.1. Definisi
Preeklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya
perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel (Cunningham, 2011).
Penyakit ini merupakan penyakit dengan-tanda-tanda hipertensi, edema dan
proteinima yang timbul akibat kehamilan yang biasanya terjadi pada triwulan
ketiga kehamilan tetapi dapat timbul juga sebelum triwulan ketiga seperti
pada pasien mola hidatidosa (Wiknjosastro, 2008).
2.2.2. Epidemiologi
Kejadian preeklampsia di Amerika Serikat berkisar antara 2 - 6 % dari
ibu hamil nulipara yang sehat. Di negara berkembang, kejadian preeklampsia
berkisar antara 4 - 18 %. Penyakit preeklampsia ringan terjadi 75 % dan
preeklampsia berat terjadi 25 %. Dari selurub kejadian preeklampsia, sekitar
10 % kehamilan umumya kurang dari 34 minggu, Kejadian preeklampsia
meningkat pada wanita dengan riwayat preeklampsia, kehamilan ganda,
hipertensi kronis dan penyakit ginjal (Lim, 2009). Pada ibu hamil
primigravida terutama dengan usia muda lebih sering mendenta preeklampsia
dibandingkan dengan multigravida (Wiknjosastro, 2008),

2.2.3. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab terjadinya preeklampsia hingga saat ini
belum diketahui. Terdapat banyak teori yang ingin menjelaskan tentang
penyebab dari penyakit ini tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang
memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menjelaskan tentang
mengapa preeklampsia

meningkat

prevalensinya

pada primigravida.

13

hidramnion, kehamilan ganda dan mola hidatidosa. Selain itu teori tersebut
harus dapat menjelaskan penyebab bertambahnya frekuensi preeklampsia
dengan bertambahnya usia kehamilan, penyebab terjadinya perbaikan
keadaan penderita setelah janin mati dalam kandungan, penyebab jarang
timbul kembali preeklampsia pada kehamilan berikutnya dan penyebab
timbulnya gejala-gejala seperti hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan
koma (Wiknjosastro, 2008).

2.2.4. Patogenesis
Penyebab preeklamsia belum diketahui itu sebabnya preeklamsia
disebut sebagai '^^disease of theories**. Banyak teori yang menjelaskan
patogenesis

dari

preeklampsia,

diantaranya

adalah

(1)

fenomena

penyangkaian yaitu tidak adekuatnya produksi dari blok antibodi, (2) perfusi
plasenta yang tidak adekuat menyebabkan keadaan bahaya bagi janin dan ibu,
(3) perubahan reaktivitas vaskuler, (4) ketidakseimbangan antara prostasiklin
dan tromboksan, (5) penurunan laju filtrasi glomerulus dengan retensi garam
dan air, (6) penurunan volume intravaskular, (7) peningkatan iritabilitas
susunan saraf pusat, (8) penyebaran koagulasi intravaskular (Disseminated
Intravascular Coagulation, DIG), (9) peregangan otot uterus (iskemia), (10)
faktor-faktor makanan dan ( I I ) faktor genetik. Dari teori-teori yang telah
dijelaskan sebelumnya, belum ada satupun yang dapat membuktikan proses
patogenesis preeklampsia yang sebenamya (Prawirohardjo, 2010).

14
KogogQlon migroci trofoblac intarctitial sel d a n endotelial trofoblas k e

dalam aterioli miometrium

Faktor imunologis (primigravida]
kebutuhan darah, nutrisi, O2,
tidak terpenuhl

Penyakit
maternal
(hipertensi,
kardiovaskular,
penyakit ginjal)

Faktor trofoblas
yang berlebihan
(hamil
ganda,
molahidatdosa,
hamil
dengan
DM)

Iskemia regio
uteroplasenta

1. Menghasilkan
hidroksil

radikal

2. aktivitas Endotelium T

Permeabelitas kapiler -f-

Agregasl trombosit
->produksi TXA;
(vasokonstrikor)

proteinuri

Menurunkan
tekanan onkotik

Tekanan darah
meningkat

J

1

Edema

Hipertensi

Preeklamsia ringan - berat

Gambar 2.1 : Patofisiologi preeklamsia
Sumber: (Manuaba, 2007)

15

2.2.5. Klasifikasi Preeklamsia
Preeklampsia dibagi menjadi dua yaitu preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat. Krileria untuk mendiagnosis preeklamsia ringan yaitu
(Wiknjosastro, 2009) :
1. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau
kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurangkurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam,
sebaiknya 6 jam.
2. Edema umum, kaki, jari tangan, muka, atau kenaikan berat badan 1 kg
atau lebih per minggu.
3. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwaiitatif+1 atau +2
pada urin kateter.
Kriteria diagnosa preeklampsia berat adalah apabila terdapat gejala
dan tanda sebagai berikut (Wiknjosastro, 2008) :
1. Sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg yang teqadi dua
kali dalam waktu paling sedikit 6 jam.
2. Proteinuria lebih dari 5 gram dalam urin 24 jam.
3. Edema pulmonal.
4. Oligouria ( 5 g ^ >0.3g