Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Distribusi UMKM di Kota Salatiga

  Analisis Distribusi UMKM di Kota Salatiga Artikel Ilmiah Peneliti : Miftahus Sholah (672007140) Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom. Christine Dewi, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Desember 2014

  

Analisis Distribusi UMKM di Kota Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

  

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Miftahus Sholah (672007140)

  

Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.

  

Christine Dewi, S.Kom., M.Cs.

  

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

  

Desember 2014

  

Analisis Spasial Distribusi UMKM di Kota Salatiga

1) 2) 3)

  Miftahus Sholah, Sri Yulianto Joko Prasetyo, Christine Dewi Fakultas Teknologi Informasi

  Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

  1

  E-mail:

  3

  

  

Abstract

Micro Small and Medium Enterprises (SMEs) is one of way to improve people

income, it is also one of condition which an area is expected to have the potential to be

developed in order to promote regional income. SMEs are also government program,

Indonesian government have procedure to improve the potential local industry and to

improve local income. Micro Small and Medium Enterprises is a government program to

reduce unemployment and help people earnings. This program will mapping the spread

of small business on Salatiga and local government business support using R

programming. This program will help a local government to help a local industry,

because this prototype also mapping a government support. In this study will mapping

and analyze a government support in order to facilitate government delivering assistance

in the future, from this study can conclude if the biggest micro small and medium

enterprises is Randuacir with 143 business on here, and the smallest is Kumpulrejo 5

businessman.

  Keywords: Micro Small and Medium Business, SMEs, R programming.

  

Abstrak

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu cara untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat, sekaligus merupakan salah satu syarat dimana

suatu daerah diharapkan mempunyai potensi yang dapat terus dikembangkan agar dapat

memajukan pendapatan daerah. UMKM selama ini merupakan salah satu program

pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup dan mengurangi tingkat pengangguran

masyarakat. Penyebaran usaha UMKM di Salatiga dipetakan berdasarkan penyebaran

bantuan yang ada agar memudahkan perataan bantuan usaha. Semua prototype dibangun

menggunakan bahasa pemrograman R. Pada penelitian ini akan dilakukan pemetaan dan

analisis bantuan dari pemerintah agar dapat mempermudah pemerintah dalam

menyalurkan bantuan di kemudian hari. Penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa

desa Randuacir adalah tempat terbanyak dengan 143 UMKM yang ada, sedangkan desa

yang memiliki daerah UMKM paling sedikit adalah desa Kumpulrejo dengan 5 pelaku

UMKM.

  .

  Kata Kunci: Usaha Mikro Kecil dan Menengah,UMKM, Bahasa pemrograman R.

  1 ) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas 2) Kristen Satya Wacana 3) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

  1. Pendahuluan

  Salatiga adalah kota di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai luas wilayah ± 56,78 km², terdiri dari 4 kecamatan, 22 kelurahan dan berpenduduk 176.795 jiwa [1], terletak pada jalur regional Jawa Tengah yang menghubungkan kota regional Jawa Tengah, kota Semarang dan Surakarta, mempunyai ketinggian 450-800 meter dari permukaan laut dan berhawa sejuk serta dikelilingi oleh keindahan alam berupa gunung Merbabu, Telomoyo, Gajah Mungkur. Salatiga dikenal sebagai kota pendidikan, olahraga, perdagangan, dan transit pariwisata, menjadikan kota Salatiga sebagai kota mandiri dengan salah satu penopangnya adalah berasal dari sentra industri kecil mandiri (IKM) atau juga biasa disebut Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

  Dalam memasuki otonomi daerah, sebuah daerah diharapkan mempunyai potensi yang harus terus dikembangkan agar dapat memajukan pendapatan daerahnya. UMKM merupakan salah satu cara untuk menambah pendapatan daerah. UMKM mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UMKM merupakan sektor ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan UMKM perlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus-menerus dengan berusaha mereduksi kendala yang dialami UMKM, sehingga dapat memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  Pemilihan lokasi usaha diharuskan menghindari sebanyak mungkin seluruh segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor positif. Kawasan andalan merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai penggerak perekonomian wilayah, yang memiliki kriteria sebagai kawasan yang tumbuh cepat dibandingkan dengan lainnya, memiliki sektor basis dan keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitar [2].

  Salatiga dalam waktu dekat akan terlintasi oleh jalan bebas hambatan Solo-Semarang, kota yang selama ini sebagai segitiga emas akan terancam oleh keberadaan jalan bebas hambatan Solo-Semarang. Program R dibutuhkan untuk menganalisis data yang ada selama ini agar membantu Pemerintah Salatiga dalam memaksimalkan potensi UMKM di kota Salatiga .

  2. Tinjauan Pustaka

  Penelitian sebelumnya berjudul “Analisis Pola Spasial dan Dinamika IPM

  Tahun 2006-2009 Provinsi Sulawesi Utara Menggunakan Metode Spatial

  Autocorrelation

  ”. Penelitian tersebut menerapkan pendekatan Exploratory Spatial

  

Data Analysis (ESDA) dimana Metode Spatial Autocorrelation memungkinkan

  seorang analis membuat dan menggunakan peta sebagai perangkat untuk analisis [3]. Pada tahun 2013 dilakukan penelitian

  “Penyebaran Jenis Usaha di Kota Salatiga Berbasis Web GIS

  ” menggunakan Unified Modelling Language (UML) yang menghasilkan pemetaan usaha di Salatiga berdasarkan jenis usaha [4]. Salah satu penelitian yang menggunakan GIS pernah dilakukan di kota

  Depok dengan melakukan analisis potensi dan hambatan yang dihadapi oleh

  UMKM, dengan menggunakan alat bantu Sistem Informasi. Penyajian hasil analisis menggunakan teknologi dapat mempermudah penggambaran dan hasil penelitian dapat lebih detail [5].

  UMKM adalah usaha mikro kecil dan menengah. Usaha mikro merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria. Usaha kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan [6]. Jenis-jenis UMKM adalah antara lain pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, jasa-jasa, serta pengangkutan dan komunikasi [7]. Usaha mandiri ini merupakan salah satu jenis usaha yang banyak digeluti oleh masyarakat Indonesia.

  

Tabel 1 Klasifikasi Usaha [8]

Dasar Mikro Kecil Menengah

  Omset <50 juta <1 milyar 1-50 milyar Aset <20 juta <200 juta 200 juta-5 milyar Tenaga Kerja <5 orang <20 orang 20-100 orang

  Tabel 1 merupakan kriteria klasifikasi UMKM, usaha mikro merupakan usaha yang berpenghasilan kurang dari 50 juta, usaha dapat dikatakan usaha kecil jika penghasilan usahanya kurang dari 1 milyar, usaha menengah merupakan jenis usaha yang penghasilannya antara 1-50 milyar.

3. Metodologi Penelitian

  Metode penelitian pada hakekatnya merupakan operasiaonalisasi dari epistemologi yang mengkaji urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. Epistemologi memberi pemahaman tentang cara/teori menemukan atau menyusun pengetahuan dari ide, materi atau dari kedua-duanya serta merujuk pada penggunaan rasio berdasarkan data spasial yang diperoleh.

  Pengumpulan Data Spasial Analisis Data

  Pembuatan Program Evaluasi

  Penulisan Laporan

  

Gambar 1 Tahapan Penelitian [9]

  Tahap penelitian pada Gambar 1, dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) pengumpulan data UMKM yang dilakukan di Dinas Perdagangan Kota Salatiga (2) Tahap kedua dalam penelitian, analisis data mengelompokkan wilayah usaha serta menganalisis pembagian jenis usaha, data akan dianalisis sebagai proses kelanjutan dari tahap pertama, pada tahap kedua akan menentukan seperti apa data yang akan dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan, (3) Tahap Ketiga adalah pembuatan program untuk data spasial yang telah diperoleh serta evaluasi program yang sudah dihasilkan sesuai data dan mengevaluasinya agar tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan data pada tahap sebelumnya, (4) Tahap keempat yaitu evaluasi program dengan cara menjalankan program serta membandingkan data dengan hasil program, (5) Tahap kelima yaitu melakukan penulisan laporan sebagai tanda berakhirnya proses penelitian yang telah dilakukan.

  Perancangan proses dalam Sistem UMKM Salatiga yang dibangun, dirancang menggunakan program R, suatu sistem yang mempunyai kemampuan tinggi dalam pengolahan data spasial, serta dapat menentukan prediksi. Program R memiliki sebuah database SQL lite yang memudahkan untuk pengolahan data spasial.

  

Pengumpulan Data dan Identifikasi Klasifikasi Data, Pembuatan Prototype Media

Penyimpanan Data

  Data Data Dinas Peta

  Basis Data SQL Pembuatan Prototype

  

Spatial Autocorrelation

  Moran’s Visualisasi Luaran

  Moran’s Pie Diagram Moran’s map

  Gambar 2 Arsitektur Sistem

  Pada Gambar 2, Data penelitian UMKM diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Salatiga (DISPERINDAG), data penelitian bersumber dari hasil pengamatan yang dilakukan di Pemkot Salatiga DISPERINDAG Salatiga diklasifikasi serta memasukkan peta berbentuk SHP ke dalam program R yang disimpan ke dalam basis data SQL serta dianalisis sesuai dengan kebutuhan pembuatan prototype, proses selanjutnya adalah melakukan pembuatan program dengan menggunakan R programming. Data disusun dalam

  

excel yang disimpan ke dalam RSQ Lite yang dikembangkan melalui

  pemrograman R. Hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk

  Moran’s dan pie

diagram . Pengembangan program ini membutuhkan beberapa package dalam

  pemrograman R antara lain: maptools, spdep, rgdal, sp, classint, RColorBrewer, Plottrix, Stats.

  .

4. Hasil dan Pembahasan

  

Gambar 3 Perkembangan UMKM Tahun 2011 dalam Diagram Pie

  Gambar 3 menunjukkan perkembangan UMKM tahun 2011 dalam bentuk diagram pie. Pada tahun 2011 jumlah usaha yang mendominasi adalah usaha peternakan yang digeluti oleh 170 pelaku usaha, selanjutnya sembako yang digeluti oleh 96 pelaku usaha, snack yang dilakukan oleh 106 pelaku usaha. Kemudian beberapa usaha yang mengikuti yaitu konveksi dengan 89 pelaku usaha, jasa 55 pelaku usaha, mebel dan material dengan 55 pelaku usaha, elektronik 3 pelaku usaha, dan hotel dan restaurant 2 pelaku usaha, banyaknya usaha di bidang peternakan dikarenakan pelaku usaha merasa bahwa usaha peternakan sangat potensial dikembangkan di Salatiga, umumnya daerah pegunungan yang melakukan usaha peternakan, wilayah tersebut sudah memiliki koperasi berbasis peternakan serta kelompok tani.

  

Gambar 4 Perkembangan UMKM Tahun 2012 dalam Diagram Pie Gambar 4 menunjukkan perkembangan UMKM pada tahun 2012, terdapat fenomena baru munculnya usaha berbasis jasa, terdapat sektor usaha yang berkembang pada tahun 2012, usaha berbasis jasa mendominasi perkembangan usaha di Salatiga dengan 30 pelaku usaha, jenis usaha berbasis makanan ringan berkembang 25 pelaku usaha, konveksi 15 pelaku usaha, mebel dan material 8 pelaku usaha, peternakan 3 pelaku usaha, sembako 3 pelaku usaha, dan hotel dan

  

restaurant 1 pelaku usaha, banyaknya usaha konveksi karena di kota Salatiga

  yang banyak dikelilingi oleh perusahaan garment besar, limbah dari perusahaan tersebut dikembangkan menjadi beberapa barang baru di antaranya celana serta kain perca yang diolah kembali menjadi kain pel. Pelaku usaha konveksi sebagian besar berada di bagian timur wilayah Pemkot kota Salatiga, bahkan di daerah tersebut dijadikan pusat usaha konveksi yang maju. Pemerintah kota Salatiga semakin mengembangkan potensi usaha konvenksi di Salatiga dikarenakan di daerah tersebut dijadikan daerah wisata serta percontohan bagi kota di sekitar kota Salatiga.

  

Gambar 5 Perkembangan UMKM Tahun 2013 dalam Diagram Pie

  Gambar 5 menampilkan perkembangan UMKM 2013, sektor UMKM usaha makanan ringan mengalami peningkatan dengan jumlah 125 pelaku usaha, diikuti konveksi 40 pelaku usaha, jasa 34 pelaku usaha, sembako 27 pelaku usaha, peternakan 7 pelaku usaha, mebel dan material 6 pelaku usaha. Pada tahun 2013 pelaku usaha di bidang jasa makin meningkat dikarenakan banyaknya tour travel yang mulai berkembang di kota Salatiga, pelaku usaha konveksi masih berkembang di tahun 2013 dikarenakan pusat usaha konveksi di Salatiga yang semakin maju serta adanya dukungan dari pemerintah kota Salatiga.

  (a) (b)

  (c) (d)

  

Gambar 6 Peta Menampilkan Penyebaran Serta Perkembangan UMKM Kota Salatiga

  Gambar 6 menampilkan pemetaan UMKM kota Salatiga hasil dari analisis data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dengan keterangan gambar (a) penyebaran UMKM secara keseluruhan. Gambar (b) perkembangan UMKM pada tahun 2011, gambar (c) perkembangan UMKM pada tahun 2012, gambar (d) perkembangan UMKM pada tahun 2013. Warna oranges semu memiliki indikator dengan interval 0-5 menunjukkan jumlah pelaku usaha, warna oranges muda memiliki interval 5-10 menunjukkan jumlah pelaku usaha, warna oranges memiliki interval 10-50 pelaku usaha, oranges yang lebih tua memiliki interval 50-100 merupakan jumlah pelaku usaha sedangkan oranges pekat menunjukkan jumlah pelaku usaha antara 100 sampai 150 pelaku usaha. Pada tahun 2011 perkembangan usaha di Salatiga cenderung merata di setiap wilayah, pada tahun 2012 perkembangan usaha di Salatiga sedikit mengalami penurunan, pertumbuhan usaha masih berada sekitar pusat kota Salatiga, hal itu dikarenakan pusat kota salatiga masih memiliki daya tarik tersendiri, sedangkan pada tahun 2013 pertumbuhan kota Salatiga mulai menggeliat dikarenakan beberapa pelaku usaha kecil menengah mulai mendapatkan bantuan usaha dari pemerintah pusat melalui DISPERINDAG kota Salatiga, diperkirakan pada tahun 2014 petumbuhan usaha mikro kecil dan menengah kota Salatiga makin menggeliat, dikarenakan jumlah bantuan dari pemerintah makin meningkat.

  

Gambar 7 perbandingan penyebaran UMKM tahun 2011 dengan penyebaran bantuan UMKM

tahun 2012

  Gambar 7 merupakan penyebaran bantuan yang dilakukan pemerintah, bantuan dari pemerintah berupa barang, gambar 11 penyebaran bantuan UMKM tahun 2012 pada tiap kelurahan diberikan diagram yang mana dari diagram tersebut dapat diketahui tingkat ketepatan bantuan yang telah diberikan pemerintah kota Salatiga warna biru pada diagram menunjukan jumlah UMKM yang ada sedangkan warna kuning pada diagram menunjukan bantuan Pemerintah Kota Salatiga. Perkembangan UMKM meningkat pada kelurahan Randuacir dengan warna merah gelap (interval 66-139), Salatiga, Mangunsari, Kumpulrejo dengan warna merah tua (interval 35-65), Tingkir lor dan Kutowinangun dengan warna werah cerah (interval 21-34) sedangkan bantuan pemerintah sebagian besar menyebar pada kelurahan Bugel, Kecandran, Kaumankidul, Kalibening, Cebongan, dan Mangunsari.

  

Gambar 8 perbandingan penyebaran UMKM tahun 2012 dengan penyebaran bantuan UMKM

tahun 2013

  Gambar 8 merupakan penyebaran bantuan yang dilakukan pemerintah, bantuan dari pemerintah berupa barang, gambar 12 penyebaran bantuan UMKM tahun 2013 pada tiap kelurahan diberikan diagram yang mana dari diagram tersebut dapat diketahui tingkat ketepatan bantuan yang telah diberikan pemerintah kota Salatiga warna biru pada diagram menunjukan jumlah UMKM yang ada sedangkan warna kuning pada diagram menunjukan bantuan Pemerintah Kota Salatiga. Perkembangan UMKM meningkat pada kelurahan Salatiga, Mangunsari dan Dukuh dengan warna merah gelap ( interval 7-12), Tingkir Tengah dan Sidorejo Lor dengan warna merah tua (interval 5-6), Blotongan, Bugel, Tegalrejo, dan Noborejo dengan warna werah cerah (interval 3-4) sedangkan bantuan pemerintah sebagian besar menyebar pada kelurahan Kauman kidul, Kutowinangun, Kalibening, Randuacir, Tingkir Lor, Blotongan, Kecandran, Cebongan, Salatiga, Pulutan,

5. Simpulan

  Berdasarkan penelitian, pembahasan dan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Bahasa R dapat diketahui perkembangan serta prediksi penyebaran UMKM di tiap kelurahan/desa dalam lingkup kota Salatiga, sehingga pembangunan usaha dan pemerataan bantuan dapat ditinjau. Pemanfaatan Program R untuk penyebaran jenis-jenis usaha di kota Salatiga dapat lebih terencana dan terorganisir lebih baik. Keakuratan, keaslian dan pembaharuan data disajikan dengan interaktif, sehingga data juga dapat terjaga serta lebih efisien, diharapkan pada tahun mendatang bantuan dari Pemkot Salatiga lebih merata, karena jumlah bantuan yang selama ini ada masih minim sehingga potensi perkembangan usaha mikro di Salatiga kurang maksimal.

6. Daftar Pustaka

  [1] BAPPEDA Kota Salatiga., 2009. Master Plan Kesehatan Kota Salatiga, Semarang: Primasetia. [2] Muslim, M., September 2004. Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang. Teknik Informatika, Universitas Stikubank Semarang. [3] Weku, W., November 2011. Analisis Pola Spasial dan Dinamika IPM

  Tahun 2006-2009 Provinsi Sulawesi Utara dengan Menggunakan Metode

  Spatial Autocorrelation . Magister Sistem Informasi. Universitas Kristen Satya Wacana.

  [4] Pradhana, I. A., 2013. Penyebaran Jenis Usaha di Kota Salatiga Berbasis Web GIS . [5] Bambang. R., 2008. Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Alam Indonesia Berbasis Web, Jurnal Informatika, 2(2): 228-233. [6] Dewi, H., R.Soelistijadi, Sunardi, 2005, Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografi, Jurnal

  Teknologi Informasi DINAMIK, X(2): 108-116. [7] UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah, Bab 4 pasal 16.

  [8] Ranupandojo, H., September 1982, Pengantar Ekonomi Perusahaan Buku 2 , BPEE Yogyakarta. [9] Widi, R. K., 2010. Asas Metodologi Penelitian Yogyakarta: Graha Ilmu, hal.68.

Dokumen yang terkait

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potensi Karakter Keinovatifan Petani dalam Adopsi Pertanian Padi Secara Organik di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidor

0 1 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Letak Administratif - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potensi Karakter Keinovatifan Petani dalam Adopsi Pertanian Padi Secara Organik di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga = The P

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Potensi Karakter Keinovatifan Petani dalam Adopsi Pertanian Padi Secara Organik di Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga = The Potential of Farmer’s Innovativeness in Organic Farmi

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Internal Konsumen, Produk, Harga, dan Promosi terhadap Kepuasan Konsumen Serta Loyalitas Konsumen Agro Tour di

0 0 10

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Waktu dan Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Internal Konsumen, Produk, Harga, dan Promosi terhadap Kepuasan Konsumen Serta Loyalitas Konsumen Agro Tour di Hortim

0 0 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Hortimart Agro Center - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Internal Konsumen, Produk, Harga, dan Promosi terhadap Kepuasan Konsumen Serta Loyalitas Konsumen Agro

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Internal Konsumen, Produk, Harga, dan Promosi terhadap Kepuasan Konsumen Serta Loyalitas Konsumen Agro Tour di Hortimart Agro Center, Bawen = The Effect of Cunsumer Internal Fac

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kerusakan Tanah pada Beberapa Penggunaan Lahan di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) = The Evaluation of Soil Damage in Some Land

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rancang Bangun Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Universitas Ottow Geissler Jayapura

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Virtual Wisata Outbond Kopeng Treetop Adventure Park Berbasis 3D dengan Memanfaatkan Game Logic

0 0 25