SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2014 KATA PENGANTAR - TUGAS PETROLOGI 1 2

TUGAS PETROLOGI #1
BATUAN BEKU

DISUSUN OLEH:
NAMA

: I MADE WIDYA PUTRA

NO. MAHASISWA : 410014142
JURUSAN

: TEKNIK GEOLOGI

KELAS

: 03

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ‘’BATUAN BEKU ‘’ untuk mata kuliah PETROLOGI di
STTNas ,Yogyakarta
Dalam makalah ini membahas tentang batuan beku dalam yang terbentuk di dalam bumi
(plutonik) atau istilahnya intrusif dan batuan beku luar yang terbentuk di luar bumi (vulkanik)
atau ekstrusif.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan kita ,
khususnya untuk mahasiswa Teknik Geologi . saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan , maka dari itu saya berharap agar pembaca dapat memberikan masukan
berupa saran ataupun kritikan guna kesempurnaan makalah ini .

Yogyakarta , 12 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI BATUAN BEKU ...................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 ANALISIS BATUAN BEKU .....................................................................................3
2.2 STRUKTUR BATUAN BEKU ………………………………………………………….6
2.3 KOMPOSISI MINERAL……………………………...………………………………10
2.4 PENAMAAN / KLASIIKASI BATUAN BEKU……………………………………11
2.5 BATUAN PIROKLASTIKA (PYROCLASTIC ROCKS)…………………………………………13
2.6 PETROGENESA BATUAN BEKU………………………...…………………………………….14
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenisbatuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atautanpa proses kristalisasi dan
menurut berberapa ahli mendefinisikan bahwabatuan beku adalah Kumpulan interlocking

agregat mineral-mineral silikat hasilmagma yang mendingin ( Walter T. Huang, 1962 ).
Sedangkan menurut Graha(1987) adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair
dan pijar,yang kita kenal dengan magma, magma ini dapat berasal dari batuan setengahcair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.Umumnya, proses pelelehan
terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi.Telah kita ketahui bersama bahwa magma terbentuk di litosfer yang
berasaldari pergesekan antara 2 lempeng dalam zona subduksi. Pergesekan antara 2lempeng
menimbulkan panas dan mampu melelehkan batuan yang kemudianlelehan batuan tersebut
menjadi dapur magma. Magma dengan temperatureyang tinggi dan tekanan tinggi pula akan
selalu menuju ke tekanan yang lebihrendah yaitu di permukaan bumi.Proses kristalisasi magma
yaitu karena magma merupakan cairan yangpanas dengan temperature sekitar 900°C–1000°C,
maka ion-ion yangmenyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada
saatmagma mengalami pendinginan maka pergerakan ion-ion yang tidak beraturanini akan
menurun dan akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yangteratur, proses ini disebut
kristalisai, pada proses ini ion-ion akan mengikat satudengan yang lainnya dan melepaskan
kebebasan untuk bergerak. Ion-iontersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk Kristal
yang teratur.
Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktuyang
bersamaan.Batuan beku meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi (15km) tetapi
jumlahnya yang besar tersebut sering tidak tampak karena tertutupilapisan yangrelatif tipis dari

batuan sedimen dan metamorf. Batuan beku merupakan hasilkristalisasi magma, cairan silika
yang mengkristal atau membeku di dalam daandi permukaan bumi. Temperatur yang tinggi dari
magma (900°C–1000°C)memberikan suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang

dalam daribumi. Semua material gunung berapi yang dikeluarkan ke permukaan bumi
akanmendingin dengan cepat, sedang proses pembantukan batuan beku yang terjadidi bawah
permukaan bumi berlangsung lama.Dalam suatu magma yang mengandung unsur O, Si, Mg, dan
Fe makamineral dengan titik beku tertinggi Mg-olivin (forsterite), akan mengkristalpertama
kemudian diikutioleh Fe-olivin (fayelite). Pada magma yang kaya akankomponen plagioklas,
maka anortit akan megkristal dahulu kemudian didikutiyang lainnnya sampai albit. Kristalisasi
semacam ini terjadi akibat reaksimenerus yang terjadi pada kesetimbangan antara cairan dan
endapan kristalsebagai fungsi turunan temperatur (Subroto, 1984).Lebih dari 700 tipe batuan
beku telah berhasil dideskripsikan, sebagianbesar terbentuk dibawah permukaan kerak bumi.

BAB II PEMBAHASANAN

2.1 ANALISIS BATUAN BEKU
A. Terminologi
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil
pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam

bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak
bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 oC) serta mempunyai kekentalan
tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan
bumi.

B. Letak Pembekuan
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan
beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi; sering
disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat permukaan,
sering disebut batuan beku gang atau batuan beku korok, atau sub volcanic intrusion.
C. Warna Batuan Beku
Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat
dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi
percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka warna batuan beku
dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam,
tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan
beku tertentu yang banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya
menjadi putih-merah daging.
D. Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur mencakup

tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas,
tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.

E. Tingkat Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakai loupe, maka tekstur batuan beku
dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal
penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan loupe.
b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat
mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu
dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur
fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.
Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur lebih rinci tidak dapat
diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya apabila batuan beku tersebut bertekstur fanerik
maka pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.

F. Tingkat kristalisasi atau kristalinitas

a. Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.
b. Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.

c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa kristal.
Tingkat Keseragaman Butir
a. Equigranular, apabila kristal penyusunnya berukuran butir relatif seragam. Tekstur
sakaroidal adalah tekstur dimana ukuran butirnya seragam seperti gula pasir atau gula putih.
b. Inequigranular, jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.
Ukuran butir kristal : < 1 mm ——– berbutir halus
1 – 5 mm ——– berbutir sedang
5 – 30 mm ——– berbutir kasar

> 30 mm ——– berbutir sangat kasar

G. Bentuk Kristal
a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang kristal yang ideal
(tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir semuanya tersusun oleh mineral dengan
bentuk kristal euhedral, disebut bertekstur idiomorfik granular atau panidiomorfik granular.
b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas,
sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku dengan mineral penyusun umumnya
berbentuk kristal subhedral disebut hipidiomorfik granular atau subidiomorfik granular.
c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur. Tekstur
batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral disebut alotriomorfik granular

atau xenomorfik granular.
Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :
a. Kubus atau equidimensional, apabila ketiga dimensinya sama panjang.
b. Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari satu dimensi yang
lain.
c. Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu dimensi yang lain.

Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan prismatik panjang (kurus, kadang-kadang
seperti jarum).
Di dalam batuan beku bertekstur holokristalin inequigranular dan hipokristalin terdapat kristal
berukuran butir besar, disebut fenokris, yang tertanam di dalam masadasar (groundmass).
Kenampakan demikian disebut tekstur porfir atau porfiri atau firik. Tekstur holokristalin
porfiritik adalah apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam
di dalam masadasar kristal yang lebih halus. Tekstur hipokristalin porfiritik diperuntukkan bagi
batuan beku yang mempunyai fenokris tertanam di dalam masadasar gelas. Karena tekstur
holokristalin porfiritik dan hipokristalin porfiritik secara mata telanjang dapat diidentifikasi maka
kenampakan tersebut dapat disebut bertekstur faneroporfiritik. Sebaliknya, apabila fenokrisnya
tertanam di dalam masadasar afanitik maka batuannya bertekstur porfiroafanitik. Tekstur
vitrofirik adalah tekstur dimana mineral penyusunnya secara dominan adalah gelas, sedang
kristalnya hanya sedikit (< 10 %).

Tekstur diabasik adalah tekstur dimana kristal plagioklas berbentuk prismatik panjang (lath-like),
berarah relatif sejajar dan di antaranya terdapat butir-butir lebih kecil daripada kristal olivin dan
piroksen. Tekstur gabroik adalah tekstur holokristalin, berbutir sedang – kasar (Æ : 1 – 30 mm),
tersusun secara dominan oleh mineral mafik (olivin, piroksen, amfibol) dan plagioklas basa.
Tekstur granitik adalah tekstur holokristalin berbutir sedang-kasar tersusun oleh plagioklas asam,
alkali felspar, dan kuarsa. Tekstur pegmatitik adalah tekstur holokristalin kasar – sangat kasar (Æ

³ 5 mm), tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Tekstur dioritik sebanding dengan tekstur
gabroik dan granitik tetapi biasanya untuk batuan beku menengah.

2.2 STRUKTUR BATUAN BEKU
1. Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku luar yang
cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.
2. Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada saat
pembekuan.
3. Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan. Struktur ini
sangat khas terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada batuan beku intrusi dekat permukaan
struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai. Bentuk lubang sangat beragam, ada yang
berupa lingkaran atau membulat, elip, dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran
lubang tersebut. Vesikuler berbentuk melingkar umumnya terjadi pada batuan beku luar yang

berasal dari lava relatif encer dan tidak mengalir cepat. Vesikuler bentuk elip menunjukkan lava
encer dan mengalir. Sumbu terpanjang elip sejajar arah sumber dan aliran. Vesikuler meruncing
umumnya terdapat pada lava yang kental.
4. Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk membulat atau
elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.
5. Struktur batuapung (pumiceous structure) adalah struktur vesikuler dimana di dalam lubang
terdapat serat-serat kaca.
6. Struktur amigdaloid (amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh
mineral-mineral asing atau sekunder.
7. Struktur aliran (flow structure), adalah struktur dimana kristal berbentuk prismatik panjang
memperlihatkan penjajaran dan aliran.
Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan (hand specimen) di laboratorium.
Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih besar, yang dapat menunjukkan hubungan dengan batuan
di sekitarnya, seperti dike (retas), sill, volcanic neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain ha

b) Tekstur

Batuan Ekstrusif

Tekstur dalam batuan beku ekstrusif merupakan suatu kenampakanyang lebih

memperlihatkan hubungan antara massa mineral dan massagelas yang membentuk batuan
ekstrusif ini. Karena proses pendinginanyang cepat, mineral-mineral yang terdapat dalam batuan

ekstrusif initidak sempat mengalami pengkristalan sempurna, sehingga mineralyang terbentuk
berukuran sangat kecil atau bahkan tidak sempatmengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas
vulkanik.
1. Afanitik
Semua butir mineral dari batuan beku ekstrusif ini sangat halusdan tidak dapat dikenali dengan
mata telanjang.
2. Glassy
Batuan yang tersusun seluruhnya oleh gelas vulkanik(holohyalin) dikarenakan tidak sempatnya
mineral mengkristal yangdisebabkan penurunan suhu yang terlalu cepat.
Struktur batuan beku ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang prosespembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang
memberi petunjukmengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.Struktur ini
diantaranya:
 Masif , yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yangterlihat seragam.
 Sheeting joint , yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagailapisan.
 Columnar joint , yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisahseperti batang pensil
yang tegak.
 Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi padalingkungan air.
 Vesikular , yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang padabatuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saatpembekuan. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga
bagian yaitu :
- Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
- Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
- Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupunlubang-lubang gas.
 Amigdaloidal , yaitu struktur 17esicular yang kemudian terisi olehmineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolite.
 Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanyakesejajaran mineral pada arah
tertentu akibat aliran.

Material hasil erupsi magma
Erupsi magma adalah proses keluarnya magma dari dalam bumiyang sampai ke permukaan
bumi. Macam-macam erupsi antara lain :1) Erupsi Efusif Merupakan erupsi yang terjadi jika
magma yang keluar kepermukaan bumi berupa lelehan. Jenis erupsi ini akan
menghasilkanKubah lava dan Aliran lava.2) Erupsi Eksplosif
Merupakan erupsi yang terjadi jika magma yang keluar kepermukaan bumi secara meletus
atau letusan. Jenis erupsi ini akanmenghasilkan material padat yang sering di sebut batuan beku
Fragmental . Batuan beku fragmental juga dikenal dengan batuan
Piroklastik (Pyro= api,Clastics= butiran / pecahan) yangmerupakan bagian dari batuan vulkanik.
Batuan fragamental inisecara khusus terbentuk oleh proses vulkanisme yang eksplosif
(letusan).Bahan-bahan yang dikeluarkan dari pusat erupsi kemudianmengalami lithifikasi
sebelum dan sesudah mengalami perombakanoleh air atau es. Macam-macam bentuk piroklastik
ada 3 yaitu :
 Hembusan : Wedus gembel.
 Aliran : Tuff, agglomerate.
 Jatuhan : Obsidian, Pumice, Skoria.Batuan piroklastik dapat di bedakan menjadi
beberapa jenisberdasarkan ukuran butirnya :
o 64 mm : Blok, jika fragmennya runcing.
o 64 mm : Bom, jika fragmennya bulat.
o 2–64 mm : Lapili atau batu kecil.
o 1 –2 mm : Tuff (kasar).
o < 1 mm : Tuff (halus)..
o e) Sifat batuan beku ekstrusif
Sifat batuan beku ekstrusif adalah mineral-mineralnya tidak dapatdengan jelas di bedakan
satu sama lain dengan mata telanjang karenaukuran mineralnya yang kecil-kecil,
berdasarkan presentase kandunganSiO2 yang dimilikinya dibagi menjadi 4 antara lain :
o 1.Ultra Basa (dengan sejumlah SiO2 64 mm
Bom gunungapi
Blok/bongkah gunungapi
2 – 64 mm
Lapili
1 – 2 mm
Abu gunungapi kasar (pasir kasar)
Æ < 1 mm
Abu gunungapi halus

Nama batuan
Aglomerat
Breksi piroklastika
Batulapili
Tuf kasar
Tuf halus

Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan
tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen
batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai
klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat
juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat
skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.
2.6 PETROGENESA BATUAN BEKU
Petrogenesa adalah bagian dari petrologi yang menjelaskan seluruh aspek terbentuknya
batuan mulai dari asal-usul atau sumber, proses primer terbentuknya batuan hingga perubahan-

perubahan (proses sekunder) pada batuan tersebut. Untuk batuan beku, sebagai sumbernya
adalah magma. Proses primer menjelaskan rangkaian atau urutan kejadian dari pembentukan
berbagai jenis magma sampai dengan terbentuknya berbagai macam batuan beku, termasuk
lokasi pembekuannya. Setelah batuan beku itu terbentuk, batuan itu kemudian terkena proses
sekunder, antara lain berupa oksidasi, pelapukan, ubahan hidrotermal, penggantian mineral
(replacement), dan malihan, sehingga sifat fisik maupun kimiawinya dapat berubah total dari
batuan semula atau primernya.
Berhubung proses petrogenetik tersebut sebagian besar berlangsung lama (dalam ukuran
waktu geologi), dan umumnya terjadi di bawah permukaan bumi, sehingga tidak dapat diamati
langsung, maka analisis atau penjelasannya bersifat interpretatif. Pembuktian mungkin dapat
ditunjukkan berdasar hasil-hasil eksperimen di laboratorium, sekalipun hanya pada batas-batas
tertentu. Analisis interpretatif tersebut tetap didasarkan pada data obyektif atau deskriptif hasil
pemerian yang meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi mineral dan kenampakan khusus
lainnya. Dengan demikian studi petrogenesa pada prinsipnya untuk mencari jawaban atau
penjelasan terhadap pertanyaan “Mengapa” (Why) dan “Bagaimana” (How) terhadap data
pemerian batuan. Misalnya, mengapa batuan beku luar bertekstur gelasan dan berstruktur
vesikuler, sedang batuan beku dalam bertekstur kristalin dan berstruktur masif. Mengapa basal
berwarna gelap sedang pegmatit berwarna cerah ? Bagaimana kejadiannya olivin dapat muncul
bersama kuarsa dan biotit di dalam satu batuan ? Bagaimana terbentuknya andesit dari basal dan
riolit ?

BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batuan beku merupakan pendinginan magma cair baik itu di dalam bumi sebagai batuan
intrusif maupun di luar bumi sebagai batuan ekstrusif . Batuan beku intrusif ini mempunyai
ukuran kristal yang lebih besar dan sempurna karena pembekuan magma yang jauh di dalam
bumi sehingga tidak ada faktor pengganggu sehingga pembekuannya lambat sampai sangat
lambat . Intrusif terbagi lagi atas 2 yaitu intrusi dalam dan intrusi dangkal , perbedaaannya intrusi
dalam ini membeku jauh di dalam bumi sedangkan intrusi dangkal pembekuannya terjadi di
dalam tubuh gunung api . Kemudian batuan beku ekstrusif merupakan batuan beku yang
mendingin / mengeras di luar permukaan bumi , ada 3 tipe untuk batuan beku ekstrusif yaitu
lelehan dan letusan . Lelehan adalah keluarnya magma ke permukaan bumi secara meleleh .hasil
kegiatannya dapat membentuk aliran kubah lava . Kemudian letusan adalah keluarnya magma ke
permukaan bumi secara meletus yang menghasilkan bahan klastika , pecahan , butiran gunung
api , berbutir halus berupa abu sampai berbutir bongkah berupa bom atau blok gunung api . Dan
yang terakhir kombinasi lelehan dan letusan merupakan suatu erupsi berselang - seling secara
bergantian .

DAFTAR PUSTAKA

o http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/batuan-beku-intrusif.html
o http://harizonaauliarahman.blogspot.com/2010/01/5-tempat-bagpacker-terbaikindonesia.html
o http://id.wikipedia.org/wiki/Lava_koheren
o http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/batuan-ekstrusif.html