ANALISA NUMERIK UNTUK MENGETAHUI TEGANGAN YANG TERJADI PADA CASING TURBIN UAP ANALISA KELAYAKAN MIRASI BTS 3G BERBASIS WCDMA MENUJU JARINGAN LTE DI AREA PERKOTAAN (STUDI KASUS : DKI JAKARTA 2010 – 2015) ANALISIS PERFORMANSI KOMPRESI CITRA SATELIT PENGINDE
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOVING) DAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK
RANCANGAN EKSPERIMEN PENGUJIAN BAUKSIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANOVA DUA ARAH DI PT ANTAM Tbk, UNIT GEOMIN
PERANCANGAN BAHAN ACUAN STANDAR UNTUK PENGUJIAN BAHAN BAKU PADA LABORATORIUM KIMIA PT NUTRIFOOD INDONESIA SEBAGAI SYARAT PENERAPAN SISTEM ISO 17025:2008 VALUASI BIAYA PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE ABC ANALISA NUMERIK UNTUK MENGETAHUI TEGANGAN YANG TERJADI PADA CASING TURBIN UAP ANALISA KELAYAKAN MIRASI BTS 3G BERBASIS WCDMA MENUJU JARINGAN LTE DI AREA PERKOTAAN (STUDI KASUS : DKI JAKARTA 2010 – 2015) ANALISIS PERFORMANSI KOMPRESI CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH DENGAN MENGGUNAKAN CCSDS DAN BANDELET DESAIN MESIN PENGURAI DAN PENGAYAK SABUK KELAPA
Jurnal Jakarta ISSN TEKNIK
Vol. 29
No. 2
Hlm. 65-125
Jun. 2016 1410-8216
Volume 29 Nomor 2, Juni 2016 ISSN 1410-8216
DAFTAR ISI
1. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Kelas yang Menggunakan Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving) dan Metode Konvensional pada Mata Kuliah Matematika Teknik
Yunus Yakub
2. Rancangan Eksperimen Pengujian Bauksit dengan Menggunakan Metode
Anova Dua Arah di PT Antam Tbk, Unit Geomin
Siti Rohana Nasution, Zuli Mustofa
3. Perancangan Bahan Acuan Standar untuk Pengujian Bahan Baku pada
Laboratorium Kimia PT Nutrifood Sebagai Syarat Penerapan Sistem ISO 17025:2008
Muchtar Darmawan, Mety Andriyanti
4. Evaluasi Biaya Produksi dengan Pendekatan Metode ABC
89 Yan Kurniawan
5. Analisa Numerik untuk Mengetahui Tegangan yang Terjadi pada Casing
94 Turbin Uap
I Nyoman Artana 101
6. Analisa Kelayakan Migrasi BTS 3G Berbasis WCDMA Menuju Jaringan LTE di Area Perkotaan (Studi Kasus : DKI Jakarta 2010 – 2015)
Wisnu Broto, Noor Suryaningsih 106
7. Analisis Performansi Kompresi Citra Satelit Penginderaan Jauh dengan Menggunakan CCSDS dan BANDELET
Duta Widhya S, Ratna Lestioningsih
8. Desain Mesin Pengurai dan Pengayak Sabut Kelapa
117 Febryan Maulana
Cover : Disain cover oleh Staf Redaksi
Dari Redaksi
Bahan Acuan Bersertifikat atau biasa disebut Certified Reference Material (CRM) adalah suatu bahan acuan primer yang nilai dari sifat-sifatnya telah ditetapkan dan disertifikasi oleh badan sertifikasi. Bahan Acuan Bersertifikat ini digunakan untuk mengontrol bahwa suatu laboratorium telah bekerja dengan benar. Bahan Acuan Bersertifikat yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Internasional adalah sulit didapatkan dan mahal harganya, oleh karena itu perlu dilakukan usaha bagaimana membuat Bahan Acuan Standar yang kita rancang sendiri (dikenal dengan istilah In-House Standard) untuk mengganti Bahan Acuan Bersertifikat tersebut. Inilah yang ditulis oleh Muchtar Darmawan dalam rangka melakukan perancangan Bahan Acuan Standar (BAS) untuk pengujian bahan baku pada Laboratorium Kimia Nutrifood Indonesia (NFI). Halaman lain, I Nyoman Artana menulis tentang analisa numerik untuk mengetahui tegangan pada casing turbin uap, dan masih banyak lagi artikel lain yang menarik untuk dibaca. Selamat membaca.
ISSN 1410-8216
Pemimpin Umum / Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Anggota Wakil Dekan I, II, III Fakultas Teknik Universitas Pancasila
Ketua Jurusan : Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Informatika,
Teknik Elektro & Ka. Program DIII
Staf Ahli Prof. Ir. Sidharta S. Kamarwan, Prof. Ir. Ferry J. Putuhena, M.Sc. Ph.D., Prof. Dr. Ir. Chandrasa Sukardi, M.Sc., Prof. Ir. Antonius Anton, M.Ed., Prof. Dr. I Made Kartika, M.Sc., Prof. Ir. Djoko W. Karmiadji, MSME. Ph.D., Prof. Dr. Ir. Yulianto Sumalyo, Ir. Suharso, M. Eng.
Redaksi : Pemimpin Redaksi / Ketua Penyunting
Ir. Budiady
Redaksi Pelaksana / anggota Ir. Atiek Tri Juniati, MT., Ir. Kiki K. Lestari, MT., Ir. Imam Hagni Puspito, MT. Ir. Eddy Djatmiko, MT., Adhi Mahendra, ST., MT. Ir. Rini Prasetyani, MT., Ir. Hasan Hariri, MT.
Sekretariat / Tata Usaha & Administrasi Yan Kurniawan, ST., Suparmo
Korespondensi :
Kepala Perpustakaan, Sekretariat Jurusan : Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Elektro dan Program Diploma III FTUP
Alamat Redaksi Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Telp. 7864730 ext. 120 Fax. (021) 7270128
Jurnal TEKNIK, diterbitkan 3 kali dalam satu tahun masing-masing pada bulan : Pebruari, Juni, Oktober
Redaktur mengundang para penulis dan peneliti untuk mengirimkan artikel ilmiah maupun hasil penelitiannya ke Jurnal TEKNIK. Redaksi berhak menentukan dimuat atau tidaknya suatu naskah dan mengedit atau memperbaiki tulisan yang akan dimuat sepanjang tidak mengurangi maksud dan sub stansinya. Naskah yang tidak dimuat akan dikembalikan kepada penulisnya.
Percetakan ……………………………………………………… (isi diluar tanggung jawab percetakan)
Penerbit Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Pancasila
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA KELAS YANG MENGGUNAKAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DAN METODE KONVENSIONAL PADA MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK
Yunus Yakub Teknik Mesin, Institut Sains dan Teknologi Nasional Email: yunus_yakub@yahoo.com
Abstrak
Perbedaan hasil belajar mahasiswa Teknik Mesin Institut Sains dan Teknologi Nasional yang menggunakan metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) dan metode Konvensional pada mahasiswa jurusan Teknik Mesin sangat signifikan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa semester 2 kelas Reguler dan kelas P2K (Program Perkuliahan Karyawan), selanjutnya kelas Reguler disebut kelas A dan kelas P2K disebut kelas B. Sample sebanyak 80 mahasiswa (kelas A dan B) yang diambil dari data populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode posttest, untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian materi. Instrumen yang disusun dengan jumlah 40 butir soal terlebih dahulu diuji coba pada kelas semester 3 untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Setelah dilakukan analisis uji coba diperoleh sejumlah 30 soal yang memenuhi syarat sebagai alat penelitian. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dan secara manual di analisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas (uji barlett) dan uji kesamaan dua mean. Berdasarkan analisis uji t diperoleh thitung = 4,93 > ttabel = 1,67 sehingga hipotesis alternative diterima atau hipotesis nihil ditolak. Hal ini berarti hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika Teknik dengan menggunakan metode Problem Solving lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan metode Konvensional. Kesimpulan hasil penelitian ada perbedaan hasil prestasi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Solving dan metode Konvensional.
Kata Kunci : Problem Solving, Konvensional, Aktivitas belajar, hasil belajar
PENDAHULUAN
metode yang kurang tepat (Konvensional). Siswa hanya sekedar mengetahui konsep-
Fenomena menurunnya kemampuan hasil konsep, teori-teori dan rumus-rumus tanpa test mahasiswa baru pada mata pelajaran
pemahaman secara mendalam dan monoton, Matematika dalam beberapa tahun ini sangat
akibat dari itu siswa menjadi sulit untuk signifikan. Penurunan kemampuan ini juga
memahami materi. Dengan dasar Matematika tampak pada mata kuliah Matematika Teknik
yang kurang kuat saat menjadi calon dibandingkan
mahasiswa baru, berakibat buruk pada mata sebelumnya. Mahasiswa yang berasal dari
dengan
tahun-tahun
kuliah Matematika Teknik. Hal ini ditunjukkan beragam daerah di Indonesia berlatar
dengan rata-rata hasil evaluasi mata kuliah belakang SMA jurusan IPA dan SMK jurusan
Matematika Teknik menunjukkan nilai di Teknik Mesin dan Elektro. Tentu saja hasil
bawah 65 yaitu di bawah standar kurikulum belajar mata kuliah Matematika Teknik sangat
penilaian yang seharusnya minimal 65. mempengaruhi
Kumulatif (IPK) pada mahasiswa. Hasil Dari permasalahan tersebut penulis ingin wawancara dengan mahasiswa ketika di
mencoba alternatif solusi yaitu penerapan SMA dulu, hampir semua menggunakan
metode pembelajaran dengan pemecahan
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 65 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 65
Solving) .
Dengan
2) Analisis Reliabilitas
membandingkan dua metode yaitu, metode
Problem Solving dan metode Konvensional,
responden dari penelitian
mahasiswa semester 2. Terpilih 2 sampel
r 11 = reliabilitas tes
secara random yaitu kelas A (40 mahasiswa) p = proporsi subjek yang menjawab soal sebagai kelas Problem Solving dan kelas B
dengan benar
(40 mahasiswa) sebagai kelas Konvensional. q = proporsi subjek yang menjawab soal Adapun masalah yang akan diangkat penulis
dengan salah
ingin mengetahui: Apakah hasil belajar
n = jumlah soal
mahasiswa pada mata kuliah Matematika
S = standar deviasi.
Teknik dengan menggunakan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r 11 = Problem Solving lebih tinggi hasilnya dari
metode
0,88 maka r 11 >r tabel jadi perhitungan tersebut pada mahasiswa yang menggunakan metode
reliabel.
Konvensional pada mata kuliah yang sama.
Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah
3) Tingkat Kesukaran Soal
untuk mengetahui apakah ada perbedaan
Digunakan rumus:
hasil belajar mahasiswa
dengan
menggunakan metode
Problem
Solving Keterangan:
dengan metode Konvensional.
I = indeks kesukaran
= banyak siswa menjawab soal benar T S = jumlah peserta
METODE
4) Analisis Daya Pembeda Soal
Penelitian ini menggunakan desain quasi- Daya pembeda soal dapat dihitung dengan eksprimen (eksprimen semu). Materi kuliah
rumus:
yang diajarkan adalah Matematika Teknik disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
untuk mahasiswa semester 2. Bentuk testnya
Keterangan :
obyektif dengan jumlah 40 soal dalam waktu
DP = Daya pembeda
2 jam pelajaran atau 2 x 50 menit. Penentuan JA = Banyaknya peserta kelompok atas soal
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah mempunyai kelebihan antara lain, uji-coba
dilakukan dengan
pertimbangan
BA = Banyaknya peserta kelompok atas pada perangkat test untuk menentukan soal-
yang benar soal yang valid, reliabilitas, tingkat kesukaran BB = Banyaknya peserta kelompok bawah dan daya pembeda.
yang benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang
A. Analisis Instrumen Penelitian benar
1) Analisis Validitas PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang Untuk mengetahui kesejajaran menggunakan
benar
korelasi product moment sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ ) B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
(∑ ) )( ∑ √( ∑ (∑ ) ) Untuk mengetahui apakah kelompok Problem
kelompok Konvensional Keterangan: berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas r xy = koefisien korelasi dilakukan dengan SPSS yang secara manual
Solving dan
X = skor butir soal dapat dihitung dengan rumus: Y
= skor total butir soal N
= jumlah mahasiswa
Berdasarkan perhitungan pada pilihan soal
Keterangan :
no.1 diperoleh nilai r hitung = 0,52 dan r tabel
X 2 = chi-kuadrat
0,31, maka r xy >r tabel jadi perangkat tes no.1 Oi = frekuensi yang diperoleh dikatakan valid. Kemudian lakukan kembali
Ei = frekuensi yang diharapkan dengan hal yang sama pada tiap soal,
hasilnya dari 40 soal diperoleh 30 soal yang
2. Uji Homogenitas Varians (Uji Barlett’s)
valid yang dapat digunakan sebagai alat ukur
membandingkan varians antar belajar siswa.
kontinu, dan untuk
66 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 66 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
Problem Solving sebesar 74,8 lebih besar menggunakan rumus statistic chi-kuadrat
daripada nilai rata-rata kelompok metode dengan sebagai berikut:
Konvensional yaitu sebesar 64,2.
2 X 2 = (ln 10) (B - (n
i - 1) log S 1 ), dengan
B = (log S 2 ) (n
i - 1)
Kriteria Uji:
S = varians = ∑( )
Terima Ho atau tolak Ha jika probabilitas
(Asymp.Sig) > 0,05
Tolak Ho atau terima Ha jika probabilitas α)(k-
- α)(k-1) didapat
(Asymp.Sig) < 0,05.
dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan
dengan SPSS peluang (1- α) dan dk = (k-1) dengan taraf
Hasil
perhitungan
(Kolmogorov-Smirnov) dari nilai evaluasi nyata α = 5% = 0,05
kelompok metode Problem Solving dan kelompok metode Konvensional hasil olah
3. Uji Kesamaan Dua Mean
sebagai berikut.
Karena varians sampel
homogen,
independen, dan n1 = n2. maka rumus yang
Tabel 2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov
digunakan adalah:
Mean S
74.80 64.20 S 2 2 = varians kelompok konvensi
1 2 = varians kelompok problem solving
Normal
= varians gabungan
Parametersa
X 1 = rata-rata kelompok problem solving
Std.
X 2 = rata-rata kelompok konvensi Deviation .113 .173 n 1 = jumlah
.173 n 2 = jumlah subyek kelompok konvensi
Extreme Absolute Positive
Differences
Negative -.113 -.136
H 0 = kedua kelompok metode mempunyai kemampuan yang sama
.714 1.092 Ha = kedua kelompok metode mempunyai
Kolmogorov-
Smirnov Z
.689 .184 Kriteria Pengujian:
kemampuan yang berbeda
Asymp. Sig. (2-tailed)
Tolak H 0 jika t < -t atau t > t
Terima H 0 jika -t < t<t Dari Tabel.2 nilai Kolmogorov-Smirnov Z untuk kelompok metode Problem Solving sebesar 0,714 dengan probabilitas 0,689
HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan kelompok metode Konvensional yaitu 1,092 dengan probabilitas 0,184. Kedua
Setelah mengadakan evaluasi tes terhadap kelompok berasal dari populasi berdistribusi kelompok metode Problem Solving (X) dan
normal karena mempunyai probabilitas diatas kelompok metode Konvensional (Y) diperoleh
0,05. Level probabilitas 0,05 atau 5% maka data statistik (lihat Lampiran).
Ho diterima .
Berikut data utama nilai evaluasi siswa hasil penelitian
Perbandingan kelompok metode Problem
Tabel.1
Solving dan kelompok metode Konvensional
Statistik
(Uji t)
Jumlah Data
Data Max
Data Min
Rata-Rata (Mean)
Variansi (S )
Standar Deviasi (S)
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 67
Tabel 3. Independent Samples Test
= 40 = 40-2 = 78. Nilai tersebut merupakan nilai rata-rata dari hasil evaluasi siswa dari kelompok Problem Solving dan Konvensional. Hasil analisis data mengenai prestasi belajar Matematika Teknik antara kelompok Problem Solving dengan kelompok Konvensional menunjukkan adanya perbedaan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t satu pihak yang mendapatkan nilai thitung sebesar 4,943 dan ttabel sebesar 1,991 berarti H0 yang ditunjukkan pada penelitian ini ditolak .
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan ada perbedaan hasil prestasi
siswa
pada
pembelajaran dengan
menggunakan metode Problem Solving (X) Dari Tabel. 3 yang dipergunakan adalah hasil dan metode Konvensional pada pelajaran penelitian yang hasilnya signifikan sehingga Matematika Teknik. Hasil nilai evaluasi siswa diperoleh F sebesar 0,273 signifikan dengan menunjukkan bahwa penggunaan metode probabilitas 0,603. pembelajaran Problem Solving lebih efektif daripada menggunakan metode Konvensional.
Hasil uji t yang diperoleh lebih besar dari t tabel
dengan tarif signifikan 5% yang artinya ada
perbedaan yang sangat signifikan antara
DAFTAR PUSTAKA
hasil belajar menggunakan metode Problem
Solving dengan hasil belajar siswa dengan
1. Prof. Dr. Suyono, M.Si. 2015. Analisis menggunakan metode Konvensional. Regresi untuk penelitian, Yogyakarta,
Deepublish.
Karena probabilitas 0,603 > 0,05 maka Ho
2. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng. 2005. Prinsip- diterima atau mempunyai varians sama. prinsip Statistik untuk teknik dan sains, Untuk α = 5% dan db = 2(n-1) = 2(40-1) = 78,
Jakarta, Erlangga.
maka diperoleh ttabel sebesar kelompok
3. Akhmad, S. 2008. Sumber belajar untuk metode Problem Solving dan kelompok
pembelajaran siswa. metode Konvensional.
mengefektikan
Jakarta
Dari hasil analisis data yang diperoleh selama
menggunakan metode pembelajaran Problem
Solving dan juga pengamatan terhadap
kelompok Konvensional,
Diantaranya tampak
Ini membuktikan bahwa metode pembelajaran
Problem Solving lebih baik dibanding dengan
metode pembelajaran Konvensional pada
pelajaran Matematika Teknik. Hasil analisis
data rata-rata hasil belajar antara kelompok Problem
Solving dengan
kelompok
Konvensional ternyata
menunjukkan
perbedaan yang mencolok. Rata-rata hasil belajar kelompok Problem Solving adalah 74,80
Konvensional adalah 64,2. Dengan taraf signifikan yang digunakan adalah α = 5%, dk
68 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
LAMPIRAN Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi No
Metode Problem Solving (X)
Metode Konvensional (Y)
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 69
70 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 71
72 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
RANCANGAN EKSPERIMEN PENGUJIAN BAUKSIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANOVA DUA ARAH DI PT ANTAM Tbk, UNIT GEOMIN
Siti Rohana Nasution , Zuli Mustofa
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila **)
Analis Kimia PT Antam Tbk, Unit Geomin
Abstrak
PT ANTAM Tbk, UNIT GEOMIN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa eksplorasi dan analisis. Laboratorium merupakan salah satu bagian yang menunjang UNIT GEOMIN dalam visi dan misinya yaitu dalam percepatan menemukan cadangan baru (new discovery). Untuk mendukung hal itu perlu dilakukan pengembangan metode pengujian. Penelitian ini ditulis dalam rangka meneliti bagaimana mendapatkan metode pengujian yang baru agar mampu memenuhi
permintaan jumlah pasar yang ada. Ekperimen ini dilakukan dengan melakukan variasi suhu yaitu 0 0 950
C dan penimbangan fluks yaitu 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 gram. Serta pengukuran menggunakan alat Spektrofotometer Sinar-X (XRF/X-Ray Fluorescence) dan dilanjutkan dengan perbandingan hasil terhadap CRM (Certivied Reference Material) sebagai standard untuk mendapatkan komposisi yang terbaik. Data yang telah terkumpul tersebut selanjutnya diolah dengan statistika melalui uji ANOVA Dua Arah (Two-Way ANOVA) dan One Sample Test. Dari
C dan 1000
hasil penelitian Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , SiO 2 , dan TiO 2 diperoleh bahwa suhu dan berat fluks mempengaruhi kadar karena hasil uji ANOVA Dua Arah didapatkan perbedaan yang nyata, sedangkan komposisi yang paling tepat adalah pada pada suhu 1000 0
C dan berat fluks 8 gram, karena hasil uji One Sample Test pada setiap parameter tidak berbeda nyata dengan CRM sebagai standard. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk pengujian sampel Bauksit.
Kata Kunci : Rancangan eksperimen, metode XRF, anova dua arah arah, one sample test, suhu dan berat fluks.
Abstract
PT ANTAM Tbk, UNIT GEOMIN is company which active in service of exploration and analysis. Laboratory is one part of the which supporting UNIT GEOMIN in the mission and vision of that is in acceleration find new discovery. To support that need to be development of examination method. This Final Duty written for finding how to get new examination method that can fulfill request of existing markets amount. This experimen was done which is temperature that is 950 ºC and 1000 ºC and flux weighing that is 5, 6, 7, 8, 9, and 10 gram. And also measurement use XRF (X-ray Fluorescence) Spectrophotometer and continued with comparison of result to CRM (Certivied Reference Material) as standard to get best composition. Data that has been collected is then processed with statistics through Two-Way ANOVA test and One Sample Test. From research
result of Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , SiO 2 , and TiO 2 and gained that weight affects temperature and flux levels because of the Two-Way ANOVA test result obtained the real differences, while the composition of 0 the most appropriate is at the 1000
C and flux weight 8 gram, because the result of One Sample Test on every parameter not different real with CRM as a standard. So this method can be used for testing a sample of Bauxite.
Keyword : Experiment Design, method of XRF, Two-Way ANOVA, One Sample Test, Temperature and the weight of flux.
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 73
PENDAHULUAN
sampel-sampel yang telah dieksplorasi yaitu sampel batuan Nikel, batuan Emas, dan
Untuk mendukung Menindaklanjuti kemajuan teknologi yang ada
1.1 Latar Belakang Masalah
batuan
Bauksit.
penemuan cadangan saat ini serta semakin tingginya tingkat
percepatan
mempercepat hasil persaingan antar perusahaan, maka setiap
Laboratorium
harus
pengujian terhadap sampel batuan tersebut. perusahaan harus mampu menghasilkan
Salah satu proses pengembangan yang produk/jasa yang dapat memenuhi keingginan
dilakukan oleh laboratorium PT ANTAM Tbk, dan harapan konsumen. Untuk mendapatkan
UNIT GEOMIN adalah dengan menciptakan keunggulan
suatu pengembangan metode pengujian yang perusahaan
lebih cepat. Metode yang akan dikembangan pengembangan
salah satunya pada pengujian sampel batuan menitikberatkan kualitas produk/jasa sesuai
produk/jasa
dengan
masih menggunakan dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Bauksit,
karena
pelarutan dengan asam yang membutuhkan Di Indonesia banyak sekali perusahaan
waktu sangat lama, karena masih dilakukan industri
lagi pengujian satu per satu terhadap unsur- manufaktur dan jasa. Perusahaan itu salah
yang bergerak
dalam
industri
diketahui. Sebagai satunya adalah PT ANTAM Tbk, UNIT
pengganti pelarutan maka akan dilakukan GEOMIN. Perusahaan ini bergerak dalam
peleburan dengan menggunakan fluks. bidang jasa eksplorasi dan analisis. Misi
Fluks merupakan bahan campuran Litium utama UNIT GEOMIN adalah sebagai ujung
Meta Borat dan Litium Tetra Borat yang tombak PT ANTAM Tbk. Khususnya dalam
berfungsi untuk melarutkan mineral-mineral eksplorasi untuk mencari dan menemukan
dengan meleburnya pada suhu tinggi. Dengan cadangan baru (New discovery) komoditi
peleburan menggunakan fluks ini, maka mineral. Sasaran komoditi mineral adalah
pengujian terhadap unsur-unsur yang akan Emas dan Nikel, tanpa mengabaikan komoditi
diketahui dapat dilakukan sekaligus dengan mineral
menggunakan alat XRF (X-Ray Fluorescence). ditentukan oleh perkembangan teknologi abad
lainnya yang
tentunya
akan
Selain fluks suhu juga sangat berpengaruh di
peleburan untuk Dalam usaha bisnisnya perusahaan ini terus
dalam
melakukan
mendapatkan hasil yang bagus. melakukan dan menciptakan terobosan dalam
Untuk mendapatkan pengujian yang lebih segala bidang yaitu manajemen, kualitas,
sesuai dan seberapa baik metode peleburan teknologi dan hal – hal lain yang mendukung
perlu dilakukan suatu perusahaan ini untuk menjadi perusahaan
tersebut,
maka
perancangan eksperimen terhadap variabel yang berkembang pesat dan kuat dalam
suhu dan berat fluks yang dipakai. Parameter usaha jasa eksplorasi dan analisis.
ukur yang digunakan dalam perancangan Salah satu contohnya yaitu melakukan
eksperimen ini adalah unsur-unsur dalam continuous improvement dengan melakukan
batuan Bauksit yaitu Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , SiO 2 dan beberapa eksperimen yang akan menunjang
TiO 2 . Dengan menggunakan suatu standard kinerja perusahaan. Eksperimen merupakan
maka dapat diketahui seberapa jauh nilai suatu tindakan atau pengamatan khusus yang
pengukuran melenceng dari standard atau dilakukan untuk menguji atau menguatkan
seberapa besar kesalahan yang dihasilkan. pendapat yang diduga kebenaranya untuk
Standard yang digunakan adalah CRM menemukan beberapa pengaruh yang belum
(Certivied Reference Material). CRM adalah diketahui.
standar yang diketahui eksperimen adalah suatu prosedur (langkah-
kadarnya yang telah diuji di berbagai langkah lengkap) yang perlu diambil sebelum
Laboratoium dan diakui di dunia. Dari eksperimen dilakukan agar data
besarnya kesalahan terhadap CRM tersebut semestinya
yang
selanjutnya dilakukan suatu uji hipotesis untuk sehingga analisis dan kesimpulan secara
komposisi mana dalam objektif dapat dilakukan. Prinsip dalam
mengetahui
perancangan eksperimen tersebut yang dapat perancangan eksperimen diantaranya adalah
memberikan hasil terbaik. replikasi, pengacakan, dan kontrol lokal.
Dari uraian latar belakang di atas, maka Laboratorium
Penelitian ini ditulis dalam rangka merancang penunjang
suatu eksperimen untuk pengembangan melakukan eksplorasi untuk menemukan
di UNIT
GEOMIN
dalam
metode yang dilakukan oleh Laboratorium PT sumber cadangan baru. Laboratorium Kimia
ANTAM Tbk, UNIT GEOMIN. bertugas untuk melakukan pengujian pada
74 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
Melakukan survey pendahuluan, studi Pokok permasalahan yang akan dibahas
1.2 Perumusan Masalah
identifikasi masalah dan dalam
literatur,
penelitian tentang
perancangan
perumusan tujuan.
eksperimen ini, dirumuskan sebagai berikut : Melakukan pengumpulan data yang
a. Apakah variasi suhu dan variasi berat fluks berupa data profil perusahaan dan data mempengaruhi hasil peleburan.
hasil perancangan eksperimen.
b. Pada berat fluks dan suhu berapa akan Pengolahan data dan analisis dengan menghasilkan kandungan kadar yang
menggunakan metode ANOVA Dua Arah mendekati CRM.
serta dilanjutkan dengan Uji One Sample t- Test .
Kesimpulan dari hasil penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
atas, maka tujuan dari penulisan penelitian
mengenai perancangan eksperimen ini adalah
PENGUMPULAN DATA
untuk menentukan formulasi terbaik antara
berat fluks dan suhu yang dipakai dalam
3.1. Sejarah Perusahaan
peleburan dengan pengukuran menggunakan PT Aneka Tambang Tbk. adalah perusahaan alat XRF (X-Ray Fluorescence) yang sesuai
pertambangan dan pengolahan mineral utama dengan standar yang ada.
di Indonesia. Didirikan pada pada tanggal 5 juli 1968 sebagai perusahaan negara “PN.
Aneka Tambang “. Ketujuh perusahaan Penelitian dilakukan di PT ANTAM Tbk, UNIT
1.4 Pembatasan Masalah
negara yang tergabung didalam PN. Aneka GEOMIN Jakarta Timur. Untuk membatasi
Tambang antara lain: PN. Nikel Indonesia, PN. agar
Tambang Bauksit Indonesia, PN. Logam pembahasan tidak menyimpang dari pokok
Penambangan Intan permasalahan yang telah ditetapkan. Adapun
Mulia,
Proyek
Kalimantan Selatan, Perusahaan Tambang pembatasan masalah yang dilakukan meliputi:
Umum Negara, PN. Tambang Emas Cikotok,
a. Penelitian hanya dilakukan di PT. ANTAM Proyek Emas Logas Pekanbaru,Riau. Tbk, UNIT GEOMIN, dimana perusahaan
Pada tanggal 21 maret 1975, sesuai dengan ini bergerak dalam bidang jasa eksplorasi
keputusan Menteri Kehakiman Republik dan analisis.
Indonesia, status Aneka Tambang berubah
b. Objek penelitian adalah proses pengujian dari Perusahaan Negara menjadi Perseroan batuan Bauksit dengan menggunakan
Terbatas “ PT. Aneka Tambang”. ANAVA Dua Arah.
Unit geomin (Geologi dan Mineral) adalah
c. Tahapan proses yang dilakukan untuk satu unit PT Aneka Tambang Tbk. yang mendapatkan metode pengujian yang
berdiri sejak 1 maret 1980 dengan SK Direksi terbaik adalah melalui suatu perancangan
Nomor 67 dan saat ini berkedudukan di Jl. eksperimen.
Pemuda no. 1 Pulogadung Jakarta Timur.
d. Perancangan eksperimen dilakukan di Baik sejak berdirinya divisi Geologi pada Laboratorium, dengan ekperimen 5 kali
tanggal 21 Maret 1974, maupun sampai replikasi.
0 dengan diresmikannya Unit Geologi pada
e. Peleburan dilakukan pada suhu 950 0 C -
tangal 2 April 1980 oleh PT Aneka Tambang, 1000 0 C, tetapi hanya dilakukan pada suhu 0 unit ini didirikan dengan maksud sebagai
C dan 1000
C, karena kemampuan
suatu usaha untuk menuju kemandirian pengatur suhu pada alat Fuse Bead hanya 0 perusahaan di bidang geologi dan eksplorasi,
mempunyai interval 50 C. bahkan diarahkan pula pada pelayanan jasa
geologi dan eksplorasi pada pihak III. parameter adalah suatu nilai ukur yang
f. Besarnya kadar
pengukuran
setiap
Selaras dengan semakin berkembangnya misi, akan digunakan dalam analisis.
sasaran, strategi dan kebijaksanaan yang
diembannya sejak berdiri sebgai mana dengan uji ANOVA Dua Arah.
g. Perancangan eksperimen
dilakukan
tertuang pada SK-SK Direksi PT. Aneka Tambang Nomor 54/1974,58/1976,85/1978,
dan 67/1980, sampai dengan saat ini telah
METODOLOGI PENELITIAN
mengalami empat pergantian nama dan struktur organisasi, mulai dari divisi Geologi,
Untuk merealisasikan
berubah menjadi Dinas Geologi, berubah lagi eksperimen tersebut, dilakukan langkah-
perancangan
Geologi dan kemudian langkah sebagai berikut :
menjadi
Divisi
ditetapkan menjadi Unit Geologi.
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 75
Misi utamanya adalah melaksanakan tugas dan kegiatan eksplorasi sumber daya mineral khususnya di lingkungan intern PT Aneka Tambang Tbk. Termasuk penanganan segala aspek
yang terkait,
disamping
juga
mengemban tugas untuk memasarkan jasa eksplorasi kepada pihak III nasional dan asing, sesuai dengan rencana kerja, anggaran biaya dan standar kualitas hasil kerja yang telah disetujui oleh Direksi PT Aneka Tambang Tbk.
Dalam rangka mencapai visi, melaksanakan
misi, dan mengimplementsaikan strategi Gb. (1) Timbangan Analitik perseroan, dianggap perlu menyesuaikan
susunan organsasi Unit Geologi, maka sesuai dengan
Tambang Tbk. nomor: 258a.k/0251/DAT/2000 Unit Geologi diubah namanya menjadi Unit Geomin. Unit Geomin adalah suatu unit bisnis strategis yang menjadi bagian dari unsur pelaksana dalam organisasi PT Aneka Tambang Tbk. Tugas pokok Unit Geomin adalah mengelola
dan mengembangkan usaha jasa eksplorasi, Gb. (2) Mesin Pencampur/mixer usaha mencari cadangan baru dan usaha
jasa penambangan berdasarkan prinsip-
2. Peleburan
prinsip bisnis untuk menghasilkan keuntungan Setelah contoh dilakukan penimbangan dan dan manfaat menurut tolak ukur yang
dimixing dengan menambahkan fluks, maka ditetapkan oleh direksi.
contoh akan dilakukan peleburan dengan Misi utama unit Geomin adalah sebagai ujung
peleburan yang tombak PT. Aneka Tambang Tbk. khususnya
menggunakan
alat
Bead . Pada proses dalam
dinamakan
Fuse
peleburan ini dilakukan variasi suhu yaitu 950 menemukan cadangan baru (New discovery)
eksplorasi untuk
mencari
dan
C. Sehingga contoh siap untuk komoditi mineral. Sasaran komoditi mineral
0 C dan 1000 0
dilakukan pengukuran.
adalah Emas dan Nikel, tanpa mengabaikan
komoditi mineral lainnya yang tentunya akan ditentukan oleh perkembangan teknologi abad
3.2 Data Penelitian
Bauksit Dengan XRF
Pengujian batuan bauksit menggunakan alat
XRF ini dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut: Gb. (3) Mesin Pelebur
1. Preparasi
Proses preparasi ini mempersiapkan contoh
3. Pengukuran
agar siap untuk dianalisis, antara lain yaitu Pada proses pengukuran ini contoh yang penimbangan sampel sebesar 0.8 gram dan
sudah dilebur dan berupa glass bead yang penimbangan fluks dengan menggunakan
berbentuk seperti kaca tersebut diukur timbangan
dengan menggunakan alat yang dinamakan sampel
Fluorescence ). Sehingga penimbangan yaitu mulai dari berat fluks 5
didapatkan parameter kadar yang diinginkan gram, 6 gram, 7 gram, 8 gram, dan 10 gram.
yaitu kadar Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , SiO 2, dan TiO 2 . Setelah itu dilakukan pencampuran antara
sampel dan fluks tersebut. Selanjutnya contoh siap untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu proses peleburan.
76 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
KODE FORMULA
penambahan Fluks 5 gram Metode dengan suhu 1000 0
C dan B2 penambahan Fluks 6 gram
Metode dengan suhu 1000 0
C dan
B3
penambahan Fluks 7 gram Metode dengan suhu 1000 0
C dan B4 penambahan Fluks 8 gram
Gb. (4) Spektrofotometer Sinar-X Metode dengan suhu 1000
C dan
B5
penambahan Fluks 9 gram 0 Tabel (1) Formula Metode Pengujian
Metode dengan suhu 1000
C dan B6 penambahan Fluks 10 gram
KODE FORMULA
Metode dengan suhu 950
C dan
A1
3.2.2 Pengukuran Hasil Penelitian
penambahan Fluks 5 gram
0 Pengukuran dilakukan dengan alat XRF (X- Metode dengan suhu 950
Jenis data yang penambahan Fluks 6 gram 0 terkumpul merupakan hasil kadar dari
Fluorescence ).
Metode dengan suhu 950
A3 parameter uji yang diminta yaitu Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , penambahan Fluks 7 gram
C dan
0 SiO 2, dan TiO 2 . Dari hasil kadar tersebut Metode dengan suhu 950
C dan
A4 selanjutnya dianalisis dan diolah secara penambahan Fluks 8 gram 0 statistik dengan metode ANOVA Dua Arah.
Metode dengan suhu 950
A5 Hasil pengumpulan data mengenai parameter penambahan Fluks 9 gram
C dan
0 Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , SiO 2, dan TiO 2 dapat dilihat Metode dengan suhu 950
C dan
A6
pada tabel berikut :
penambahan Fluks 10 gram B1 0 Metode dengan suhu 1000
C dan
Tabel (2) Data Hasil Pengujian Terhadap Kadar Al 2 O 3
Replikasi A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6
Tabel (3) Data Hasil Pengujian Terhadap Kadar Fe 2 O 3
Replikasi A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6
Tabel (4) Data Hasil Pengujian Terhadap Kadar SiO 2
Replikasi A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 77
Tabel (5) Data Hasil Pengujian Terhadap Kadar TiO 2
Replikasi A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Tabel (7) ANOVA Dua Arah Terhadap Kadar
Fe 2 O 3
4.1 Analysis Of Variance (ANOVA)
4.1.1 ANOVA Parameter Al 2 O 3 Sum of
Mean of F F Tabel
Square Df Square Hitung dengan menggunakan ANOVA dua arah,
Hasil Pengujian untuk parameter Al 2 O 3 diolah
berikut adalah data hasil perhitungan ANOVA
Suhu
dua arah untuk parameter Al 2 O 3 :
Fluks 3.08 5 0.62 2003 .82 2.37 Tabel (6) ANOVA Dua Arah Terhadap Kadar 3.48 TiO Intera
F Tabel
Square Df of
Square Hitung 5%
Berdasarkan ringkasan hasil uji ANOVA di Berat
atas, diperoleh hasil bahwa F Hitung untuk Fluks 87 suhu, berat fluks dan iteraksi > F tabel, maka
12.58 5 2.52 si H0 ditolak atau berbeda nyata. Sehingga 0 2.37 3.48 parameter Fe 2 O 3 dipengaruhi oleh suhu dan Baku
berat fluks, karena nilai F hitung yang lebih Galat
0.05 48 0.001 besar dibandingkan dengan F tabel. Total
4.1.3 ANOVA Parameter SiO 2 Berdasarkan ringkasan hasil uji ANOVA di
Hasil Pengujian untuk parameter SiO 2 diolah atas, diperoleh hasil bahwa F Hitung untuk
dengan menggunakan ANOVA dua arah, suhu, berat fluks dan iteraksi > F tabel, maka
berikut adalah data hasil perhitungan ANOVA H0 ditolak atau berbeda nyata. Sehingga
dua arah untuk parameter SiO 2 :
parameter Al 2 O 3 dipengaruhi oleh suhu dan
berat fluks, karena nilai F hitung yang lebih Tabel (8) ANOVA Dua Arah Terhadap Kadar besar dibandingkan dengan F tabel.
SiO 2
4.1.2 ANOVA Parameter Fe 2 O 3 Sum
Df Mean of F Square Hitung dengan menggunakan ANOVA dua arah,
F Tabel
Hasil Pengujian untuk parameter Fe 2 O 3 diolah
berikut adalah data hasil perhitungan ANOVA
Suhu
dua arah untuk parameter Fe 2 O 3 :
78 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
Berdasarkan ringkasan hasil uji ANOVA di
KESIMPULAN
atas, diperoleh hasil bahwa F Hitung untuk suhu, berat fluks dan iteraksi > F tabel, maka
Pada penelitian yang dilakukan mengenai H0 ditolak atau berbeda nyata. Sehingga
perancangan eksperimen pengujian bauksit
menggunakan alat X-Ray berat fluks, karena nilai F hitung yang lebih
parameter SiO 2 dipengaruhi oleh suhu dan
dengan
Fluorescence dapat disimpulkan bahwa : besar dibandingkan dengan F tabel.
a. Dari hasil pengujian dengan menggunakan ANOVA
dua
arah, bahwa semua
4.1.4 ANOVA Parameter TiO 2 parameter Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , SiO 2 , dan TiO 2
memiliki perbedaan nyata antara suhu dan dengan menggunakan ANOVA dua arah,
Hasil Pengujian untuk parameter TiO 2 diolah
berat fluks karena semua parameter berikut adalah data hasil perhitungan ANOVA
tersebut mempunyai nilai F hitung > dari F
hasil pengujian dipengaruhi dari suhu dan penimbangan Tabel (9) ANOVA Dua Arah Terhadap Kadar
dua arah untuk parameter TiO 2 :
TiO 2 b. Dari hasil pengujian dengan menggunakan
Sum of
Mean of F F Tabel
One Sample Test Two Tail , bahwa pada
Square Df Square
Hitung 5%
sampel B4 semua parameter Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 ,
SiO 2 , dan TiO 2 tidak berbeda nyata dengan Suhu
CRM dengan nilai signifikansi/probabilitas Berat
> 0.025. Sehingga komposisi pada formula
dipakai sebagai metode Inter
Fluks 1.97 5 0.39 .70
2.37 3.48 B4 dapat
pengujian sampel Bauksit yaitu pada aksi
C dan berat fluks 8 Baku
3.48 44 0 2.37 formulasi suhu 1000
0.01 Galat gram. 48 0.000
Total
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan ringkasan hasil uji ANOVA di
atas, diperoleh hasil bahwa F Hitung untuk
1. Fauzy, Akhmad, Statistika Industri , suhu, berat fluks dan iteraksi > F tabel, maka
Erlangga, Jakarta, 2008. H0 ditolak atau berbeda nyata. Sehingga
2. Mitra, Amitava, Fundamentals of Quality
Control and Improvement , Macmilan berat fluks, karena nilai F hitung yang lebih
parameter TiO 2 dipengaruhi oleh suhu dan
Publishing Company, New York, 1993. besar dibandingkan dengan F tabel.
3. Purnomo H., Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu Yogyakarta, 2004.
4. Sahibul Munir, Ir, ME, M.Si., Statistik II Hasil pengujian One Sample t-Test ini
4.2 One Sample Test
(Induktif) : Uji Hipotesis Analisis of
dibandingkan terhadap
Varians (ANOVA) , Fakultas Ekonomi, Reference Material ) menggunakan software
CRM
(Certivied
Universitas Mercubuana, 2008. SPSS dengan tingkat kepercayaan 95% dan
5. Spiegel Murray R., Statistik, Penerbit tingkat
Erlangga, Jakarta, 1994. menggunakan two tail. Sehingga dengan
6. Subayo, Yayan dan Mokhamad Sarifudin, melihat nilai probabilitas/tingkat signifikanya
Institut Sains & Teknologi AKPRIND menggunakan
Fakultas Teknik Industri, Yogyakarta, 2010. menggunakan two tail jadi 0.05/2 = 0.025.
dan Analisis
Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa
Edisi Kedua, Tarsito, hanya sampel B4 (perlakuan dengan suhu
Eksperimen ,
Bandung, 1988.
8. Supranto, Johanes, Teknik Sampling mempunyai nilai signifikan/probabilitas >
C dan penimbangan fluks 8 gram) yang
Untuk Survei dan Eksperimen , Penerbit
0.025. Pada parameter Al 2 O 3 didapatkan nilai
Erlangga, 1994.
probabilitas 0.625, pada parameter Fe 2 O 3 9. William C., Emory, Business Research didapatkan nilai probabilitas 0.807, pada
Methods , 2003.
parameter SiO 2 didapatkan nilai 0.291, dan
pada parameter TiO 2 didapatkan nilai 0.284.
Sehingga sampel B4 pada semua parameter tidak berbeda dengan CRM.
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 79
PERANCANGAN BAHAN ACUAN STANDAR UNTUK PENGUJIAN BAHAN BAKU PADA LABORATORIUM KIMIA PT NUTRIFOOD INDONESIA SEBAGAI SYARAT PENERAPAN SISTEM ISO 17025:2008
Ir. Muchtar Darmawan, M.T., Mety Andriyanti Jurusan Teknik Industri - Fakultas TeknikUniversitas Pancasila muchtar_darmawan@yahoo.com dan mety.andriyanti@gmail.com
Abstrak
Bahan Acuan Bersertifikat atau biasa disebut Certified Reference Material (CRM) adalah suatu bahan acuan primer yang nilai dari sifat-sifatnya telah ditetapkan dan disertifikasi oleh badan sertifikasi. Bahan Acuan Bersertifikat ini digunakan untuk mengontrol bahwa suatu laboratorium telah bekerja dengan benar. Bahan Acuan Bersertifikat yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Internasional adalah sulit didapatkan dan mahal harganya, oleh karena itu perlu dilakukan usaha bagaimana membuat Bahan Acuan Standar yang kita rancang sendiri (dikenal dengan istilah In- House Standard) untuk mengganti Bahan Acuan Bersertifikat tersebut. Makalah ini ditulis dalam rangka melakukan perancangan Bahan Acuan Standar (BAS) untuk pengujian bahan baku pada Laboratorium Kimia Nutrifood Indonesia (NFI). Bahan acuan standar yang telah dirancang adalah instant WPC 22-00 sebagai BAS protein tinggi, instant skim 04-00 sebagai BAS protein menengah, lemak rendah dan kalsium, creamer 17-00 sebagai BAS lemak tinggi, dan coklat powder 03-00 sebagai BAS lemak menengah. Perancangan yang dilakukan meliputi pengujian homogenitas BAS, pengujian stabilitas kadar protein, lemak dan kalsium yang ada didalam BAS, serta pengujian banding antar laboratorium. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh BAS bersifat homogen dan stabil serta berdasarkan hasil pengujian banding antar laboratorium menunjukkan bahwa kinerja Laboratorium Kimia NFI tidak berbeda nyata dengan tujuh laboratorium lainnya. Adapun hasil perancangan BAS yang diperoleh adalah sebagai berikut : (a) Untuk instant WPC 22-00 mengandung kadar protein tinggi sebesar 73,71% dengan standar deviasi 0,533%. (b) Untuk instant skim 04-00 mengandung kadar protein menengah sebesar 31,96% dengan standar deviasi sebesar 0,093%, mengandung kadar lemak rendah sebesar 1,05% dengan standar deviasi 0,021% dan mengandung kadar kalsium sebesar 1,85% dengan standar deviasi 0,018%. (c) Untuk bahan acuan standar creamer 17-00 mengandung kadar lemak tinggi 31,34% dengan standar deviasi sebesar 0,142% (d) Untuk bahan acuan standar coklat powder 03-00 mengandung kadar lemak menengah sebesar 11,16% dengan standar deviasi sebesar 0,015%.
Kata Kunci : Bahan Acuan Bersertifikat, Bahan Acuan Standar, Uji Homogenitas, Uji Stabilitas, Uji Banding Kinerja Laboratorium.
Abstract
Certified Reference Materials or so-called Certified Reference Material (CRM) is a primary reference material that the value of its properties have been determined and certified by the certification board. Certified reference material is used to control that a laboratory has been working properly. Certified Reference Materials issued by the International Accreditation Committee are difficult to obtain and expensive, therefore it is necessary to attempt how to create a Standard Reference Materials which we designed ourselves (known as In-House Standard) to replace the Certified Reference Materials. This paper was written in order to carry out the design of Bahan Acuan Standar (BAS) for testing raw materials in Indonesia Nutrifood Chemical Laboratory (NFI). Bahan Acuan Standarthat have been designed is instant WPC 22-00 as a high protein BAS, instant skim BAS 04-00 as intermediate protein, low fat and calcium, creamer 17-00 as BAS high fat, and cocoa powder 03-00 as fat BAS medium. The design was conducted on the BAS homogeneity testing, stability testing levels of protein, fat and calcium present in the BAS, and interlaboratory comparison testing. The test results showed that the entire BAS is homogeneous and stable and based on the results of interlaboratory comparison testing shows that the performance of the Laboratory of Chemical NFI not significantly different with seven other
80 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 80 JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016
Keywords : Certified Reference Materials, Standard Reference Materials, Test of Homogeneity, Stability Test, Test of Comparison Laboratory Performance
maka hal ini akan menyebabkan leadtime analisis menjadi Laboratorium
mundur. Oleh karena itu perlu dilakukan merupakan
perancangan serta penetapan bahan acuan perusahaan
dirancang sendiri untuk menentukan dalam proses pengendalian dan
pengujian internal di Laboratorium Kimia NFI penjaminan mutu dari bahan baku hingga
sebagai pengganti bahan acuanstandar yang produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
bersertifikat. Bahan acuan standar yang Salah satu parameter pengujian yang penting
dirancang sendiri ini biasa dikenal dengan dalam bahan baku susu adalah pengujian
istilah in house standard. Harga bahan kadar lemak, kadar protein serta kadar
acuan bersertifikat atau Certified Reference kalsium. Instant Skim, Instant WPC, Creamer
yang digunakan oleh dan Coklat merupakan komoditi bahan yang
Material
(CRM)
laboratorium untuk melakukan pengujian sangat sering dan rutin dianalisa serta diuji di
kadar protein, kadar lemak, dan kadar kalsium Laboratorium Kimia NFI. Hal ini disebabkan
dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tabel karena bahan-bahan tersebut merupakan
tersebut juga terlihat harga penggunaan bahan baku utama yang digunakan dalam
untuk satu kali pembuatan susu bubuk.
masing-masing
CRM
pengujian kadar yang diinginkan. Berdasarkan sistem ISO 17025:2008,dalam suatu proses pengujian laboratorium maka laboratorium tersebut harus menggunakan bahan
acuan bersertifikat
yang
dapat
tertelusur ke standar internasional.Bahan acuan bersertifikat adalah suatu bahan acuan primer yang nilai dari salah satu atau lebih sifat-sifatnya
prosedur teknis yang valid. Selanjutnya tiap- tiap
nilai tersebut
akurasinya
memiliki
ketertelusuran dan kepastian dengan tingkat kepercayaan tertentu dan disertifikasi oleh
Gambar 1. Grafik Rekapitulasi Permintaan badan sertifikasi. Bahan acuan bersertifikat ini
Analisis Laboratorium Tahun 2012-2014 digunakan untuk kontrol bahwa laboratorium
(Sumber: Data Internal Laboratorium Kimia telah bekerja dengan benar.
PT NFI, 2014)
Dengan meningkatnya permintaan produk
dipasaran, hal ini berakibat langsung terhadap Tabel 1. Daftar Harga Certified Reference banyaknya pengujian bahan baku yang akan
Material (CRM) digunakan.
CRM Gramasi Harga Konversi Harga/ Harga/ pengujian dapat dilihat pada Gambar 1. yang
Perkembangan
permintaan
gram analisa menggambarkan grafik permintaan pengujian
(g)
Standar 100 $ 79, Rp. Rp. Rp. kimia
60 1.034.800 10.348 5.174 semesternya.
yang semakin meningkat setiap
Protein
Standar 100 $ 153, Rp. Rp. Rp. pengujian ini menyebabkan kebutuhanakan
Perkembangan
permintaan
50 1.995.500 19.955 24.944 bahan acuan bersertifikat menjadi meningkat.
Lemak
Rp. Rp. Mengingat bahan acuan bersertifikat ini
Standar 100 $ 42, Rp.
30 549.900 5.499 2.750 sulitdiperoleh dan harganya yang sangat
Kalsium
(Sumber: Sigma Aldrich, 2013) mahal serta masalah pengadaan yang
JURNAL TEKNIK FTUP, VOLUME 29 NOMOR 2 JUNI 2016 81
Proses perancangan bahan acuan standar yang akan dilakukan meliputi rencana penentuan
ujihomogenitas dan stabilitas bahan acuan standar, dan uji banding kinerja laboratorium serta
pembuatan laporan
akhir
yang
menjelaskan nilai prosentase parameter uji dari masing-masing bahan acuan standar. Diharapkan dengan penggunaan bahan acuan standar yang dibuat secara internal di laboratorium, hal ini dapat memberikan jaminan mutu hasil pengujian yang dapat dipertanggungjawabkan dengan biaya yang relatif lebih murah. Adapun parameter bahan uji yang akan dibuat bahan acuan standarnya adalah kadar protein (tinggi dan menengah), kadar lemak (tinggi, menengah dan rendah), dan kadar kalsium yang ada di dalam suatu bahan baku.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan untuk melakukan perancangan dilakukan dengan tahapan seperti terlihat pada Gambar 2. berikut.
Gambar 2. Diagram Metodologi Penelitian
PENGUMPULAN DATA
Pengelompokan data berbagai jenis bahan baku yang digunakan untuk produksi susu menjadi langkah awal pengumpulan data untuk menentukan bahan baku apa yang dapat digunakan sebagai bahan acuan standar untuk kadar protein tinggi, kadar protein menengah, kadar lemak tinggi, kadar lemak menengah, kadar lemak rendah, serta kadar kalsium. Dari pengelompokan bahan baku yang dilakukan dipilih bahan baku instant WPC 22-00 sebagai bahan acuan standar kadar protein tinggi, instant skim 04-
00 sebagai bahan acuan standar kadar protein menengah, kadar lemak rendah serta kadar kalsium, creamer 17-00 sebagai bahan acuan standar kadar lemak tinggi, dan yang terakhir adalah coklat powder 03-00 sebagai
bahan acuan standar kadar lemak menengah. Pertimbangan pemilihan bahan acuan standar diatas yaitu memiliki matrik yang hampir sama