PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DAN BERNYANYI TERHADAP KETERAMPILAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA TK PKK INDRIARINI YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA

  

TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA TK PKK INDRIARINI

YOGYAKARTA

  • *) Deden Iwan Setiawan , Fajarina Lathu Asmarani, Dewi Retno Sari

  Program Studi S1 Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta Jl. Raya Tajem Km 1,5 Maguwohardjo, Depok, Sleman, Yogyakarta 55282 Abstrak

  Perilaku cuci tangan pakai sabun sangat efektif untuk mencegah penyakit. Cuci tangan didapat melalui penyuluhan kesehatan menggunakan media video dan bernyanyi. Media video merupakan media yang efektif karena dapat dilihat secara langsung, sehingga minat siswa menjadi semakin tertarik dan media bernyanyi sebagai pembelajaran mengembangkan meningkatkan rasa kesadaran. hasil observasi kepada 4 siswa terdapat 2 siswa melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan 2 orang tidak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media video dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada siswa TK PKK Indriarini Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperiment dengan two group pre test - post test design.Tekhnik sampling menggunakan Consecutive Sampling, dan analisa data menggunakan McNemar Test dan Chi Square Test dengan 30 siswa sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan kesehatan semua siswa kurang memiliki keterampilan CTPS yang benar 0% dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan keterampilan siswa perempuan meningkat 58,7 % dan 50,0% pada laki-laki. Dengan nilai p-value 0,005 untuk media video dan 0,031 untuk media bernyanyi. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan antara penyuluhan kesehatan menggunakan media video dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun (CTPS).

  Kata Kunci : Bernyanyi, Cuci Tangan Pakai Sabun, Video Abstract

  [Effect of Health Education Using Video and Singing Media on Skill of Hand Wasing with Soap in Student of TK PKK Indriarini Yogyakarta] Hand washing with soap is a very effective behavior to prevent the spread and transmission of disease. Hand washing behavior can be delivered through health extension using video and singing media. Video medium is an effective extension medium because it can be seen directly by students which. Moreover, singing medium functions as a learning medium to develop increase the sense of awareness. The results of an observation of 4 students indicated that 2 students did hand washing with soap and 2 students didn’t. The goal of this research is to identify the effect of health extension using video and singing media on skill of hand washing with soap in students of TK (Kindergarten) PKK Indriarini Yogyakarta. This research is quasi- experimental research with two group pretest - post test design. Sampling employed consecutive sampling with a sample size of 30 students. Data were analyzed using McNemar’s test and Chi square test. The research show before the health extension using video or singing media was given, all the students had poor skill of appropriate hand washing with soap 0%. After the health extension was given, the skill in female students increased by 58.7%, while in male students increased by 50.0%. The results of analysis indicated p-value of 0.005 for video medium and 0.031 of singing medium. There are differences between health extension using video and singing media on the skill of hand washing with soap.

  Keywords: Singing, Handwashing with Soap, Video Info Artikel : Dikirim 08 Agustus 2017; Revisi 12 September 2017; Diterima 21 September 2017

  • ) Penulis Korespondensi E-mail: setiawan_ckp@yahoo.co.id

1. Pendahuluan

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperiment untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun dengan media video dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun dan membandingkan perbedaan antara media video dan bernyanyi. Rancangan two group pre test

  Post f(n) P(%) Benar 0 0,0 11 73,3 Salah 15 100,0 4 26,7 Total 15 100,0 15 100,0

  Table 1. Keterampilan cuci tangan pakai sabun menggunkan media video Keterampilan Pre f (n) P (%)

  Berdasarkan table 1 menggambarkan menggambarkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan menggunakan media video siswa melakukan cuci tangan dengan salah atau tidak melakukan cuci tangan dengan 6 langkah benar sebanyak 15 orang (100,0 %). Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan siswa yang melakukan cuci tangan dengan 6 langkah benar yaitu sebanyak 11 orang (73,3 %). Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 6 (100,0 %) siswa perempuan tidak melakukan cuci tangan 6 langkah benar, setelah dilakukan penyuluhan kesehatan sebanyak 6 orang siswa (100,0 %) melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar.

  3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Consecutive Sampling. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan McNemar Test dan Chi Square Test.

  membagi responden menjadi dua kelompok, tanpa kelompok kontrol. Satu kelompok menggunakan media video sebanyak 15 siswa dan satu kelompok menggunakan media bernyanyi sebanyak 15 siswa.

  2. Bahan dan Metode

  Persentase anak prasekolah yang terkena infeksi penyakit sebesar 80 % disebabkan karna tidak melakukan cuci tangan pada saat melakukan aktifitas. Penyakit yang timbul karna tidak mencuci tangan seperti Infeksi demam 30 %, ISPA 30 %, cacingan 60 – 70 %, dan diare sebanyak 50 – 60 % yang dapat membahayak bayi anak usia sekolah. Penyakit tersebut dapat dicegah dengan cara perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya dengan mencuci tangan. (Riskesda, 2013)

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Video Dan Media Bernyanyi Terhadap Keterampilan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Siswa TK PKK Indriarini Yogyakarta”.

  Jumlah dari siswa yang ada di TK adalah sebanyak 71 orang. Semple yang akan dieliti oleh peneliti yaitu pada siswa kelas B1 dan B2 yang berjumlah 30 yang masing – masing kelas berjumlah 15 siswa kemudian dilakukan observasi. Dari hasil observasi yang dilakukan kepada 4 orang siswa, siswa melakukan cuci tangan dengan langkah – langkah yang belum tepat dan benar. Ada 2 orang siswa mengatakan bahwa mencuci tangan yaitu dengan cara menggosok tangan dengan air dan 2 orang siswa yang mengatakan cuci tangan yaitu dengan menggosok tangan dengan sabun dan air mengalir agar menghilangkan kuman dari tangan. Pada saat diminta untuk mempraktekkan 6 langkah cuci tangan dari 4 orang siswa ada 2 orang siswa yang melakukan cuci tangan tetapi urutan langkah cuci tangan yang dilakukan masih belum benar dilakukan oleh siswa tersebut, seperti tidak melakukan langkah cuci tangan yang ke 3 – 6. Ada 2 siswa yang melakukan cuci tangan tetapi tidak mencuci tangan dengan menggunakan 6 langkah dan mencuci tangannya secara asal – asalan. Ada 7 orang siswa yang sudah cuci tangan menggunakan sabun dan ada 3 orang siswa yang belum mencuci tangan menggunakan sabun. Pada saat ditanya oleh peneliti lebih menyukai belajar sambil bernyanyi atau menonton anak – anak banyak menyukai belajar sambil bernyanyi. Ada 4 orang siswa yang menyukai metode belajar dengan menggunakan media video karna mereka mengatakan lebih suka menonton. Sedangkan untuk metode belajar dengan menggunakan media bernyanyi ada 6 orang siswa yang menyukai metode belajar dengan menggunakan metode bernyanyi.

  (Depkes RI, 2009) Berdasarkar survei yang peneliti lakukan di Taman kanak – kanak (TK) PKK INRIARINI.

  .

  Menjaga kebersihan tangan bisa dilakukan salah satunya dengan mencuci tangan yang bertujuan untuk menghindari dan memutus rantai penularan penyakit. Pentingnya membersihkan tangan ini lah yang kemudian membuat tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan melalui beberapa media seperti ceramah, media video, bernyanyi, dan menggunakan gambar

  Pembawa kuman penyakit yang paling berbahaya adalah tangan. Oleh karna itu, sangat penting diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran dan penularan penyakit seperti diare (Proverawati, 2012). Mencuci tangan itu sangat penting bukan hanya untuk kita tetapi untuk anak – anak agar terhindar dari infeksi yang dapat membahayakan diri kita. Maka sebaiknya kita menganjurkan anak – anak untuk selalu mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas atau sesudah melalukakan aktifitas Listyorini (2013)

  • - post test desain pada penelitian ini yaitu penelitian
Pada siswa laki – laki sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 9 orang siswa (100,0 %) tidak melakukan cuci tangan menggunakan 6 langkah benar. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 4 orang (55,6 %) siswa yang melakukan cuci tangan 6 langkah benar dan 5 orang (44,4 %) siswa yang melakukan cuci tangan dengan salah atau tidak melakukan cuci tangan 6 langkah benar.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada saat sebelum dilakukan penyuluhan dengan menggunakan media video terdapat 15 responden atau sebesar 100 % yang diteliti terdiri dari 6 siswa perempuan dan 9 laki – laki tidak melakukan cuci tangan dengan melakukan 6 langkah benar.

  Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Daryanto (2011) yang menyebutkan bahwa media video merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak audio sekaligus melihat gambar. (Rahmawati, 2014)

  Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 6 (100,0 %) siswa perempuan tidak melakukan cuci tangan 6 langkah benar, setelah dilakukan penyuluhan kesehatan sebanyak 2 orang siswa (66,7 %) melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar dan 4 orang (33,3 %) siswa tidak melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar.

  Berdasarkan table 2 menggambarkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan menggunakan media bernyanyi siswa melakukan cuci tangan dengan salah atau tidak melakukan cuci tangan dengan 6 langkah benar sebanyak 15 orang (100,0%). Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan siswa yang melakukan cuci tangan dengan 6 langkah benar yaitu sebanyak 5 orang (33,3 %).

  F(n) P(%) Benar 0 0,0 5 33,3 Salah 15 100,0 10 66,7 Total 15 100,0 15 100,0

  F (n) P (%) Post

  Table 2. Keterampilan cuci tangan pakai sabun menggunkan media bernyanyi Keterampilan Pre

  Berdasarkan frekuensi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan keterampilan cuci tangan mengalami peningkatan sebanyak 73,3 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media video tetapi tidak dari hasil uji statistik tidak dapat dibuktikan secara statistik.

  Cara belajar dengan menggunakan media video sangat efektif diberikan pada siswa pra sekolah karena dengan menggunakan media video akan menambah minat belajar siswa dan dapat menyerap informasi yang disampaikan oleh guru melalui gambar – gambar dan suara yang dapat ditonton selama beberapa menit dan dapat langsung diikuti oleh siswa sambil menonton video terkait pelajaran yang disampaikan. (ma’rifah, 2009)

  Langkah yang paling banyak tidak dilakukan adalah langkah ke 6 yaitu menggosok bagian belakang jari kanan ketelapak tangan kiri dan sebaliknya dan langkah ke 8 yaitu menggosok kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri dan sebaliknya.

  Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadilla (2014) yang berjudul pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media video terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun pada siswa sekolah dasar bahwa ada peningkatan keterampilan cuci tangan pada siswa sekolah dasar setelah diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan media video. (Fitriani, 2013)

  Langkah yang paling banyak dilakukan adalah langkah 1,2,3, 7,8,9,10 setelah dilakukan penyuluhan kesehatan. Langkah yang awalnya salah yaitu langkah ke 6 dan 7 merupakan langkah yang paling banyak tidak dilakukan oleh responden, setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada langkah ke 6 terdapat 2 responden yang tidak melakukan langkah tersebut. Sedangkan untuk langkah ke 7 yang awalnya salah menjadi benar atau dilakukan oleh responden.

  dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penyuluhan kesehatan menggunkan media video terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun. Sedangkan 4 responden atau sebanyak 26,7 % masih belum bisa mencuci tangan dengan 6 langkah benar. Dari 6 siswa perempuan yang dilakukan penyuluhan kesehatan ke 6 siswa tersebut dapat melakukan cuci tangan 6 langkah benar. Sedangkan untuk siswa laki – laki terdapat 5 siswa yang melakukan cuci tangan dengan benar dan ada 4 siswa yang tidak melakukan cuci tangan 6 langkah benar.

  value 0,005, nilai ini lebih kecil dari 0,05. Sehingga

  Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video terdapat 11 responden atau 73,3 % telah melakukan cuci tangan 6 langkah benar. Uji statistik pada penelitian ini dengan menggunkan McNemar diperolah nilai p-

  Sebelumnya siswa tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Dimana dengan dilakukan penyuluhan bertujuan meningkatakan pengetahuan individu atau masyarakat untuk menjadi lebih baik dan mandiri dalam kesadaran menjadi pribadi yang berprilaku kesehatan baik. (Fadilla, 2013)

  Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 9 orang siswa (100,0 %) laki – laki yang tidak melakukan cuci tangan menggunakan 6 langkah benar. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 3 orang (66,7 %) siswa yang melakukan cuci tangan 6 langkah benar dan 6 orang

  (33,3 %) siswa yang melakukan cuci tangan dengan salah atau tidak melakukan cuci tangan 6 langkah benar.

  Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memiliki keterampilan dan tidak mengetahui teknik 6 langkah benar dalam mencuci tangan. Menurut informasi yang didapatkan dari kepala sekolah bahwa mencuci tangan dengan 6 langkah benar belum pernah ada didalam pembelajaran yang ada di TK PKK Indriarini.

  P- Value

  Penyuluhan Kesehatan

  Terdapat 11 responden atau sebesar 73,3 % melakukan cuci tangan 6 langkah benar setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video hal ini selaras dengan teori yang menyebutkan bahwa media video dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar dan peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan apa yang sudah diajarkan oleh guru dengan presentase sebanyak 28,6 % . Pada

  Sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video dan bernyanyi dapat dilihat bahwa sebagian besar responden melakukan cuci tangan dengan menggunakan 6 langkah benar.

  10. Sebelum dilakukan penyuluhan langkah yang paling banyak tidak dilakukan yaitu langkah ke 6 menggosok bagian belakang jari kanan ketelapak tangan kiri dan sebaliknya, langkah ke 8 menggosok kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri dan sebaliknya, dan langkah ke 10 keringkan tangan dengan lap kering atau tisu.

  Pada keterampilan cuci tangan sebelum di lakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video atau bernyanyi responden masih belum bisa melakukan cuci tangan dengan menggunakan 6 langkah benar. Langkah yang paling banyak tidak dilakukan yaitu dari langkah ke 4 sampai langkah ke

  Table 3. Penyuluhan kesehatan cuci tangan pakai sabun menggunkan media video dan Bernyanyi Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang cuci tangan pakai sabun sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video dan bernyanyi dapat dilihat bahwa sebagian besar responden melakukan cuci tangan dengan salah sebesar 100 %.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada saat sebelum dilakukan penyuluhan dengan menggunakan media bernyanyi terdapat 15 responden atau sebesar 100 % yang diteliti terdiri dari 6 siswa perempuan dan 9 laki – laki tidak melakukan cuci tangan dengan melakukan 6 langkah benar.

  Berdasarkan frekuensi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan keterampilan cuci tangan mengalami peningkatan sebanyak 33,3 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media video tetapi tidak dari hasil uji statistik tidak dapat dibuktikan secara statistik.

  Dengan menggunakan media bernyanyi siswa tidak dapat melihat dan mempraktekkan secara langsung. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Fitriani (2013) yang mengatakan bahwa media audio atau bernyanyi hanya media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata tanpa disertai dengan gambar – gambar (Fitriani, 2013)

  Langkah yang paling banyak dilakukan yaitu langkah ke 1,2,3,5,9,10 setelah dilakukan penyuluhan kesehatan. Langkah yang pada awalnya paling banyak tidak dilakukan yaitu langkah ke 6,8,10, setelah dilakukan penyuluhan langkah ke 6 dan 8 belum dilakukan atau masih salah oleh responden, sedangkan langkah ke 10 menjadi benar atau dilakukan oleh responden.

  Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media bernyanyi terdapat 5 responden atau sebanyak 33,3 % telah melakukan cuci tangan 6 langkah benar. Uji statistik pada penelitian ini dengan menggunkan McNemar diperolah nilai p-value 0,031, nilai ini lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang tidak signifikan penyuluhan kesehatan menggunkan media bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun. Sedangkan 10 responden atau sebanyak 66,7 % masih belum bisa mencuci tangan dengan 6 langkah benar. Dari 6 siswa perempuan yang dilakukan penyuluhan kesehatan terdapat 2 siswa melakukan cuci tangan dan 4 orang siswa tidak melakukan cuci tangan 6 langkah benar. Sedangkan untuk siswa laki – laki terdapat 3 siswa yang melakukan cuci tangan dengan benar dan ada 6 siswa yang tidak melakukan cuci tangan 6 langkah benar.

  Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan oleh peneliti, kepala sekolah mengatakan bahwa kelas B1 dan B2 belum pernah mengikuti penyuluhan tentang cuci tangan pakai sabun. Dimana manfaat cuci tangan menggunakan sabun yaitu untuk membunuh kuman yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi, typhus, dan lain-lain dan membuat tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman (Proverawati, 2012)

  Sebelum dilakukan penyuluhan langkah yang paling banyak tidak dilakukan adalah langkah ke 6 yaitu menggosok bagian belakang jari kanan ketelapak tangan kiri dan sebaliknya dan langkah ke 8 yaitu menggosok kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri dan sebaliknya kemudian langkah ke 10 yaitu mengeringkan dengan lap kering atau tisu.

  Media Video 0,005 Media Bernyanyi 0,031 P – Value Uji beda 0,034 penyuluhan dengan menggunakan media bernyanyi terdapat 5 responden atau sebesar 33,3 % melakukan cuci tangan 6 langkah benar setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media bernyanyi.

  Dengan menggunakan media video dan bernyanyi dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan dengan menggunakan media tersebut siswa dapat belajar sambil mengikuti apa yang ditonton. Siswa juga dapat dengan mudah menghafal pelajaran karna bisa menyanyikan lagu sesuai dengan keinginannya sendiri.

  Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Daryanto (2011) yang menyebutkan bahwa media video merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.

  Hasil penelitian yang diperoleh dari variabel pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media video dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK PKK Indriarini menunjukan sebagian besar responden dapat melakukan cuci tangan dengan menggunakan teknik 6 langkah benar dengan jumlah 11 responden atau sebesar 73,3 % dengan diintervensi menggunakan video dan 4 responden atau sebesar 33,3 % dengan dilakukan intervensi menggunakan media bernyanyi. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan Chi

  Square diperoleh nilai p – value 0,0034, nilai ini

  lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penyuluhan kesehatan menggunakan media video dan bernyanyi terhadap keterampilan cuci tangan pakai sabun (CTPS).

  Penyuluhan kesehatan menggunakan media video pada penelitian ini lebih berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan responden dalam melakukan cuci tangan 6 langkah di bandingkan dengan penyuluhan yang dilakukan dengan media bernyanyi. Hal ini didukung dengan teori Daryanto (2011) yang menyebutkan bahwa media video dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak suara atau audio visual sekaligus melihat gambar dan peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan apa yang sudah diajarkan oleh guru dengan presentase sebanyak 28,6 %.

  Dengan menggunakan media video siswa dapat belajar sekaligus menonton dan dapat mempraktekkan apa yang ditonton oleh siswa. Dengan menonton juga dapat membuat informasi yang diserap oleh siswa semakin jelas sehingga pada penelitian ini terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video.

  Dengan menggunakan media video dapat melatih siswa untuk mengembangkan daya imajinasi yang abstrak, dapat merangsang partisipasi aktif para siswa, menyajikan pesan dan informasi secara serempak bagi seluruh siswa, dan dapat membangkitkan motivasi belajar.

  Hasil ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadilla (2014) bahwa ada peningkatan keterampilan cuci tangan pada siswa sekolah dasar setelah diberikan penyuluhan kesehatan menggunakan media video dengan rata – rata presentase responden setelah dilakukan penyuluhan sebanyak 85,29 – 100,0 %. Sedangkan pengaruh untuk meningkatkan keterampilan cuci tangan dengan menggunakan media bernyanyi hanya 33,3 % atau sebesar 5 responden yang dapat melakukan cuci tangan 6 langkah benar.

  Penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media bernyanyi memang agak sulit dikarenakan responden susah untuk menghafal lagu yang disampaikan oleh peneliti. Dengan menggunakan media bernyanyi memerlukan waktu yang lebih banyak untuk menghafal lagu dan mengulang lagu sehingga responden agak kesulitan untuk menerima materi yang disampaikan oleh peneliti. Hal ini selaras dengan teori Desyandri (2011) yang menyebutkan bahwa metode bernyanyi kalau dilakukan tanpa diikuti metode-metode lainnya, maka tujuan pembelajaran yang dicapai sedikit terbatas, misalnya hanya mengembangkan kecerdasan music saja, Anak mudah lupa lirik dan nada yang sudah diajarkan dan harus diajarkan berulang – ulang atau lebih dari 3 kali.

  4. Kesimpulan dan Saran

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah Keterampilan cuci tangan pakai sabun (CTPS) siswa meningkat setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video dan bernanyi. Keterampilan cuci tangan pakai sabun (CTPS) siswa meningkat setelah dilakukan penyuluhan kesehatan menggunakan media video sebanyak lebih tinggi dibandingkan menggunakan media bernyanyi. Dan Ada pengaruh penyuluhan kesehatan cuci tangan pakai sabun (CTPS) menggunakan media video sebanyak 73,3 % dan media bernyanyi sebanyak 33,3 %.

  Saran bagi Sekolah TK PKK Indriarini Diharapkan dapat menerapkan metode atau media video dalam kegiatan belajar mengajar di TK, bagi Universitas Respati Yogyakarta diharapkan dapat menerapkan media video sebagai pembelajaran dalam perkuliahan atau memperbaharui dan memperkaya ilmu pengetahuan dan bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan menambah variabel, jumlah sampel, melakukan analisa multivariate dan menambahkan intervensi lain untuk meningkatkan keterampilan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Daryanto. (2011) Media Video sebagai Metode

  Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta

  Ma’rifah, (2009). Hubungan belajar menggunakan media bernyanyi terhadap minat belajar siswa TK ABA Minomartani Condong Catur Yogyakarta. Proverawati, (2012). Perilaku Hidup Bersih Dan

  http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan- litbangkes.

  penyakit - penyakit yang dapat menyerang anak – anak, http://www.

  1 Duwet Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Riskesdas, (2013). internet, Riset Kesehatan Dasar

  Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Pada Siswa SDN

  Nuha Medika Rahmawati, E (2014). Perbedaan Pengetahuan

  Sehat (PHBS) , Cetakan Pertama, Yogyakarta :

  Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) , Cetakan Pertama, Yogyakarta : Nuha Medika.

5. Daftar Pustaka

  Depkes RI, (2009). Panduan Penyelenggaraan Hari

  Mencuci Tangan Anak Prasekolah Dengan Kejadian Diare Diwilayah Kerja Puskesmas Pajang Surakarta Proverawati, (2012).

  keefektifan dalam pembelajaran IPA Biologi materi bumi dan langit pada siswa kelas X program keahlian akomodasi perhotelan 1 SMK Negeri 4 Surakarta tahun 2012/ 2013. Listiyorini, W (2013). Hubungan Antara Kebiasaan

  Small Group Discussion untuk meningkatkan

  Fitriani, (2013). Penerapan Media Audio Visual dan

  Fadilla, N . H (2014). Pengaruh Penyuluhan Cuci Tangan Menggunakan Media Video Terhadap Keterampilan Pada Siswa Sekolah Dasar.

  Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (CTPS), Jakarta : Depkes RI.