PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016
PENGARUH INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP INITIAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016
1 Rizka Nadia * *2 , Rulfah M Daud
1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: rizkanadiaa@gmail.com *1 rulfahmdaud@feb.unsyiah.ac.id *2
Abstrak
The purpose of this study is to examine the effect of financial information (Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER) and Return On Asset (ROA)) and non-financial information (Reputation Underwriter and Reputation Auditor) to initial returns on companies that do Initial public offering in Indonesia Stock Exchange period 2014-2016. The type of research used is verification research with purposive sampling method. The target population of this study is all companies that conduct initial public offering (IPO) and subsequently listed its shares (lisiting) on BEI since January 1, 2014 s.d. 31 December 2016. After the selection there are 56 research target populations. The data used in this research is secondary data. Secondary data needed in this study can be grouped into two types of data that is quantitative and qualitative data obtained from the prospectus of the company that became the sample of this study. Hypothesis testing is used by performing multiple linear analysis.The results of this study indicate that Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Underwriter Reputation, and Reputation Auditor jointly affect the Initial Return on companies that conduct initial public offering in Indonesia Stock Exchange period 2014 s.d. 2016. Earning Per Share partially effect on Initial Return on companies that conduct initial public offering in BEI period 2014 s.d. 2016. Debt to Equity Ratio partially has no effect on Initial Return on companies that conduct initial public offering in BEI period 2014 s.d. 2016. Return on Asset partially has no effect on Initial Return on companies that conduct initial public offering in IDX period 2014 s.d. 2016. Reputation Underwriter partially effect on Initial Return on the company offering initial stock in BEI period 2014 s.d. 2016. Reputation Auditors partially influence on Initial Return on the company performing shares in the stock period in 2014 s.d. 2016.
Keywords: Initial return, earning per share, debt to equity ratio, return on asset, underwriter reputation, and auditor reputation.
1. Pendahuluan
perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan Pesatnya
akumulasi penyusutan aktiva tetap, sedangkan dana menimbulkan persaingan yang ketat diantara para
dari luar perusahaan dapat diperoleh dari kreditur pelaku usaha. Setiap perusahaan berlomba-lomba
berupa utang ataupun dengan cara menjual saham untuk menjadi yang terbaik di bidangnya. Perusahaan-
perusahaan kepada masyarakat di pasar modal atau perusahaan besar di Indonesia mempunyai strategi
sering dikenal dengan istilah go public. tersendiri dalam mempertahankan eksistensinya
Go Public dapat diartikan sebagai kegiatan didalam dunia bisnis, salah satu usaha perusahaan
perusahaan untuk menjual sebagian sahamnya kepada yaitu dengan memperluas usahanya agar dapat
masyarakat luas melalui mekanisme penawaran umum menjangkau pasar yang lebih luas. Untuk mencapai
perdana atau dikenal juga dengan istilah Initial Public tujuan tersebut tentunya perusahaan membutuhkan
Offering (IPO). Dengan melakukan IPO maka dana yang tidak sedikit, perusahaan memiliki berbagai
perusahaan tersebut dapat menghimpun dana dari alternatif sebagai sumber pendanaan, baik yang berasal
masyarakat dan dana tersebut dapat digunakan untuk dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pendanaan
membiayai kegiatan perusahaan dalam hal pendanaan, yang berasal dari dalam perusahaan yaitu hasil operasi
kegiatan operasional, ekspansi serta memperbaiki
2005). Semakin tinggi EPS semakin tinggi pula harga struktur modal perusahaan saat ini (Husnan, 2001).
saham sehingga semakin tinggi pula return yang Pasar modal memiliki beberapa jenis diantaranya
didapatkan oleh investor. Hasil penelitian yang yaitu pasar perdana dan pasar sekunder, ketika
dilakukan oleh Arif & Isnidya (2010) menyatakan perusahaan melakukan IPO harga jual saham dipasar
bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan perdana ditentukan oleh kesepakatan antara
terhadap initial return saham. Sedangkan menurut perusahaan dan penjamin emisi, sedangkan harga jual
penelitian yang dilakukan Wijayanto (2013) EPS dipasar sekunder setelah perusahaan melakukan IPO
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap ditentukan oleh mekanisme pasar yang sudah ada yaitu
initial return.
lewat kekuatan permintaan dan penawaran saham Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang tersebut dipasar modal. Terdapat perbedaan harga pada
digunakan untuk menilai efektivitas dari aktivitas saham dipasar perdana dan dipasar sekunder pada hari
perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA pertama, apabila harga saham perusahaan saat IPO
merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi lebih rendah dari harga saham di pasar sekunder, maka
investor untuk berinvestasi pada saham suatu hal ini dikenal dengan istilah underpricing. Fenomena
perusahaan (Handayani, 2008). Hal ini dikarenakan underpricing
semakin tinggi ROA maka semakin tinggi laba yang perusahaan penerbit, karena perusahaan tidak
dihasilkan perusahaan berarti kinerja perusahaan memperoleh dana yang lebih besar yang mungkin bisa
tersebut baik dan ini akan menurunkan tingkat didapatkan oleh perusahaan untuk mendanai
underpricing maka akan memberikan initial return ekspansinya (Takarini, 2007). Tetapi dilain pihak
yang rendah bagi investor. Hasil penelitian yang fenomena underpricing menguntungkan para investor
Wijayanto (2010) dan karena investor bisa menikmati return dari pembelian
dilakukan
oleh
Razafindrambinina & Kwan (2013) menunjukan hasil saham yang dilakukannya (Kurniawan, 2007).
bahwa ROA tidak mempunyai berpengaruh signifikan Perusahaan menjadikan fenomena underpricing
terhadap initial return.
sebagai strategi pemasaran untuk meningkatkan minat Debt To Equity Ratio (DER) merupakan salah investor berinvestasi pada saham IPO dengan cara
satu bagian dari rasio leverage yang digunakan untuk memberikan initial return yang tinggi.
mengukur berapa besar modal yang dapat dijadikan Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat
jaminan hutang. Biasanya seorang investor yang ingin mempengaruhi initial return pada perusahaan yang
mengambil keputusan investasi pada suatu perusahaan melakukan Intial Public Offering (IPO) di bursa efek
akan mempertimbangkan nilai DER perusahaan Indonesia. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan
terlebih dahulu. Apabila DER tinggi, maka risiko penelitian pada peranan informasi akuntansi yaitu
perusahaan akan tinggi pula. Sehingga diduga EPS, DER, ROA, dan peranan informasi non
semakin tinggi DER suatu perusahaan semakin besar akuntansi yaitu, reputasi underwriter, dan reputasi
initial return yang diperoleh oleh investor. Ini sesuai auditor. Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliana peneliti-peneliti sebelumnya mengenai faktor-faktor
(2013) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif yang mempengaruhi initial return. Namun penelitian
tetapi tidak signifikan terhadap initial return. Namun tersebut masih menunjukkan hasil yang tidak
dilakukan Aisyah (2009) konsisten, sehingga penelitian dibidang ini masih
penelitian
yang
menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif dan dianggap menarik untuk diteliti.
signifikan terhadap initial return. Earning Per Share (EPS), merupakan komponen
Underwriter atau penjamin emisi merupakan penting pertama yang harus diperhatikan dalam
lembaga yang menjamin terjualnya saham atau analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan
obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang
memperoleh dana yang diinginkan emiten (Kasmir, siap dibagikan untuk semua pemegang saham
2008). Underwriter yang berpengalaman dan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menganalisis
bereputasi baik akan dapat mengorganisir IPO secara risiko dan membandingkan pendapatan per lembar
profesional dan memberikan pelayanan yang lebih saham perusahaan dengan perusahaan lain (Sulistio,
baik kepada investor. Ini adalah salah satu indikator
kemapanan dan keseriusan perusahaan kepada
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta investornya. Dengan begitu, underwriter memiliki
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. pengaruh terhadap penjualan saham dan juga
Pasar modal memiliki peranan yang sangat memberikan pengaruh terhadap initial return yang
penting sebagai penyalur dana dari pihak yang nantinya akan diterima oleh investor. Penelitian
kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana Razafindrambinina & Kwan (2013) menyebutkan
secara efisien. Tanpa pasar modal maka akses ke bahwa reputasi underwriter memiliki pengaruh yang
sumber dana yang tersedia secara efisien akan negatif dan signifikan terhadap initial return. Namun,
berkurang.
penelitian Wiguna & Yadnyana (2015) menyimpulkan Sunariyah (2006:7) mengemukakan lima aspek reputasi underwriter berpengaruh positif meskipun
peran pasar modal dalam suatu negara yaitu: tidak signifikan terhadap initial return.
1) Sebagai fasilitator melakukan interaksi antara Seorang auditor yang mempunyai reputasi tinggi
pembeli dengan penjual untuk menentukan harga tentu akan memberikan kualitas yang tinggi terhadap
saham atau surat berharga yang diperjualbelikan. hasil auditnya. Informasi yang disampaikan kepada
2) Pasar modal memberikan kesempatan kepada pasar merupakan informasi yang akurat karena dengan
para investor untuk memperoleh keuntungan memakai auditor profesional maka akan mengurangi
(return) yang diharapkan.
kesempatan emiten berlaku curang (Amin, 2001). Jadi
3) Pasar modal memberikan kesempatan kepada semakin tinggi reputasi auditor, maka semakin rendah
para investor untuk menjual kembali saham yang tingkat underpricing yang terjadi dan semakin rendah
dimilikinya atau surat berharga lainnya. pula initial return. Penelitian Arif & Isnidya (2010),
4) Pasar modal menciptakan kesempatan kepada dan Razafindrambinina & F Kwan (2013) menunjukan
berpartisipasi dalam hasil bahwa reputasi auditor berpengaruh secara
masyarakat
untuk
perkembangan perekonomian. negatif dan signifikan terhadap initial return.
5) Pasar modal mengurangi biaya informasi dan Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas dan
transaksi surat berharga.
adanya perubahan peraturan baru yang diterbitkan oleh BEI nomor I-A tentang pencatatan saham dan efek
2.1.2. Initial Return
bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh Initial return adalah keuntungan yang didapatkan perusahaan tercatat maka peneliti melakukan
investor karena adanya perbedaan harga saham di
penelitian dengan judul: “Pengaruh Informasi
pasar perdana pada saat IPO dengan harga saham yang
Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Initial
bersangkutan pada hari pertama di pasar sekunder
Return Pada Perusahaan yang Melakukan
(Handayani, 2008). Nilai nominal saham yang tinggi
Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek
relatif menghasilkan nilai prosentase initial return
Indonesia Periode 2014-2016”.
yang kecil walaupun secara nominal memiliki nilai yang sama (Emilia et al., 2008).
2. Kerangka Kepustakaan, Kerangka Pemikiran,
Investor akan mendapatkan initial return apabila
dan Hipotesis
terjadinya underpricing di hari pertama perdagangan
2.1. Kajian Pustaka
saham di pasar perdana. Jika terjadi underpricing
maka perusahaan akan mengalami kerugian hal ini Pasar modal merupakan salah satu sarana
2.1.1. Pasar Modal
disebabkan karena dana yang diperoleh dari publik pembentukan modal dan akumulasi dana yang
tidak maksimum. Tetapi fenomena underpricing diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
sangat diharapkan oleh investor karena dengan guna menunjang pembiayaan pembangunan suatu
fenomena ini mereka akan menerima initial return. negara. Menurut Undang-undang Nomor 8 Tanggal
Underpricing yang terjadi di pasar modal disebabkan
10 November 1995 tentang pasar modal dinyatakan oleh adanya informasi asimetri. Informasi asimetri bahwa yang dimaksud dengan pasar modal adalah
adalah informasi yang tidak sempurna yang dimiliki segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
antar partisipan (Hartono, 2005). Informasi asimetri ini umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
dapat terjadi antara emiten dan penjamin emisi, maupun antar investor. Untuk meminimalisir adanya
informasi asimetri maka perusahaan yang akan go
investor juga perlu mencermati bagaimana perubahan public menerbitkan prospektus yang berisi berbagai
income berakibat pada investasinya (Sulistio, 2005). informasi perusahaan yang bersangkutan. Prospektus
Jika EPS tinggi maka semakin tinggi pula tingkat memuat rincian informasi serta fakta material
keuntungan yang didapatkan dari jumlah per lembar mengenai penawaran umum emiten baik berupa
saham. EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi informasi keuangan maupun non keuangan.
pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa yang beredar
H 1 : Earning Per Share berpengaruh terhadap Initial Penawaran umum perdana atau disebut juga
2.1.3. Initial Public Offering (IPO)
Return .
dengan Initial Public Offering (IPO) merupakan penawaran umum saham yang pertama kali dilakukan
2.1.5. Debt to Equity Ratio
oleh perusahaan (emiten) dalam rangka menjual Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio sahamnya secara umum kepada publik di pasar modal.
menggambarkan kemampuan Transaksi yang pertama kali terjadi yaitu di pasar
keuangan
yang
perusahaan dalam membayar kembali hutang yang ada perdana dan selanjutnya akan diperjual belikan di
dengan menggunakan modal sendiri yang tersedia. Hal pasar sekunder. Hal ini sesuai dengan Undang-undang
ini sejalan dengan pernyataan Martono & Harjito Pasar Modal No.8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 15 yang
(2010:59) yaitu debt to equity ratio (DER) merupakan menyatakan bahwa Penawaran Umum adalah kegiatan
perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk
dengan modal sendiri (ekuitas).
menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara Penggunaan utang dalam perusahaan dapat yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan
berdampak positif maupun negatif. Hal ini sangat pelaksanaannya.
tergantung dari biaya hutang yang harus ditanggung Menurut Samsul (2006:70), Suatu perusahaan
oleh perusahaan serta porsi/persentase dari hutang yang untuk pertama kalinya akan menjual saham atau
terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan obligasi kepada masyarakat umum atau disebut Initial
dengan hutang yang rendah memiliki potensi risiko Public Offering (IPO), membutuhkan tahapan-tahapan
kerugian yang rendah pula jika kondisi perekonomian terlebih dahulu. Tahapan-tahapan ini dikelompokkan
memburuk, tetapi juga memiliki potensi keuntungan menjadi 5, yaitu rencana go public, persiapan go
yang rendah pula jika kondisi perekonomian membaik. public , pernyataan pendaftaran ke Bapepam,
Keadaan sebaliknya berlaku untuk perusahaan dengan penawaran umum, dan kewajiban emiten setelah go
hutang yang tinggi. Keputusan tentang hutang harus public .
menyeimbangkan antara keuntungan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapi.
H 2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu
2.1.4 Earning Per Share
Initial Return .
rasio penting yang dipertimbangkan oleh investor di dalam berinvestasi pada suatu perusahaan. EPS juga
2.1.6. Return On Asset
mengindikasikan kinerja yang mampu diraih oleh Return On Asset (ROA) merupakan salah satu manajemen perusahaan dalam menjalankan operasi
rasio profitabilitas yang efektivitas perusahaan dalam perusahaan. Darmadji & Fakhruddin (2006)
menghasilkan laba dengan cara memanfaatkan seluruh mendefinisikan earning per share sebagai rasio yang
aktiva yang dimilikinya. Rusdin (2008: 144) menunjukkan bagian laba untuk setiap lembar saham.
menyatakan Return On Asset (ROA) menunjukkan Prastowo & Juliaty (2002) menyatakan Earnings per
tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan share adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk
manajemen atas modal yang ditanam oleh pemegang setiap pemegang satu lembar saham biasa. Ketika
saham sesudah kewajiban dipotong kewajiban kepada investor mengevaluasi performance dari perusahaan,
kreditur. Apabila nilai ROA suatu perusahaan tinggi investor tidak cukup hanya mengetahui apakah income
maka akan menunjukan bahwa perusahaan dapat suatu perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan,
meghasilkan laba yang tinggi di masa yang akan datang. Laba yang mampu dihasilkan suatu perusahaan
merupakan informasi yang penting bagi investor
return melalui pengujian hipotesis baik secara sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi.
simultan maupun parsial. Jenis investigasi dalam
H 3 : Return On Asset berpengaruh terhadap Initial penelitian ini adalah studi kausalitas, dimana peneliti Return .
ingin mengetahui pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu initial return, dan Underwriter atau penjamin emisi merupakan
2.1.7. Reputasi Underwriter
variabel independen pada penelitian ini yaitu informasi perusahaan swasta atau BUMN yang menjembatani
keuangan yang terdiri dari EPS, ROA, DER dan kepentingan perusahaan dan investor yakni menjadi
informasi non keuangan yang terdiri dari reputasi penanggung jawab atas terjualnya saham perusahaan
underwriter, dan reputasi auditor. Unit analisis yang kepada investor. Biasanya mereka memainkan tiga
digunakan yaitu seluruh perusahaan yang melakukan peran penting yaitu memberi perusahaan saran
penawaran saham perdana atau Initial Public Offering procedural dan financial , lalu membeli saham
(IPO) dan selanjutnya mencatatkan sahamnya (listing) perusahaan dan akhirnya menjualnya kembali kepada
di BEI sejak tanggal 1 Januari 2014 s.d. 31 Desember publik (Brealey et al., 2007:415). Underwriter
2016. Data yang dikumpulkan yaitu berupa laporan berfungsi untuk menawarkan saham kepada investor,
keuangan seluruh perusahaan yang melakukan perusahaan yang baru go public membutuhkan
penawaran saham perdana atau Initial Public Offering underwriter sebagai penjamin sahamnya di pasar
(IPO) dan selanjutnya mencatatkan sahamnya (listing) perdana, karena perusahaan yang baru go public belum
di BEI sejak tanggal 1 Januari 2014 s.d. 31 Desember mengetahui pangsa pasar saham di pasar modal.
H 4 : Reputasi Underwriter berpengaruh terhadap Initial Return .
3.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang melakukan penawaran saham Auditor merupakan seseorang yang berasal dari
2.1.8 Reputasi Auditor
perdana atau Initial Public Offering (IPO) dan KAP yang bertugas memeriksa laporan keuangan
selanjutnya mencatatkan sahamnya (listing) di BEI perusahaan yang akan go public. Suatu perusahaan
sejak tanggal 1 Januari 2014 s.d. 31 Desember 2016. wajib memeriksakan laporan keuangannya sebelum
Berdasarkan data dari BEI melalui situs www.idx.co.id menjual sahamnya di pasar modal, karena laporan
maka diperoleh jumlah populasi sebanyak 56 keuangan yang sudah diperiksa dapat mempengaruhi
perusahaan (emiten). Penarikan sampel dalam kepercayaan para investor. Perusahaan yang akan
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode melakukan IPO penilaian atas kewajaran laporan
purposive sampling , yaitu pemilihan sampel dengan keuangan sangat penting. Oleh sebab itu perusahaan
menggunakan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh memerlukan auditor sebagai penilai laporan keuangan
peneliti berdasarkan pertimbangan yang tepat dan perusahaan tersebut. Auditor yang bereputasi tinggi
rasional. Adapun kriteria penentuan sampel yang mempunyai komitmen yang lebih besar dalam
digunakan adalah sebagai berikut: mempertahankan kualitas auditnya sehingga laporan perusahaan yang diperiksa memberikan keyakinan
Tabel 3.1
yang lebih besar kepada investor akan kualitas
Penentuan Sampel Penelitian
informasi yang disajikan dalam prospektus dan
Jumlah
Keterangan
laporan keuangan perusahaan (Sulistio, 2005).
Emiten
1. H Emiten yang IPO dan listing di BEI
5 : Reputasi Auditor berpengaruh terhadap Initial
selama 1 Januari 2014 s.d. 31 Desember 56
Return .
2. Emiten yang relisting
3. Metode Penelitian
3. Sampel yang datanya tidak lengkap 4. Outliers
3.1 Desain Penelitian
Jumlah sampel yang dipilih 51
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Sumber: Bursa Efek Indonesia (2017, diolah)
informasi keuangan dan non keuangan terhadap initial
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
saham (closing price) pada pasar sekunder dengan
harga saham saat melakukan IPO (offering price), Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
3.3.1 Sumber Pengumpulan Data
dibagi harga penawaran perdana atau offering price data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan dalam
(Hartono, 2000).
penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
3.4.2 Variabel Independen
adalah data berbentuk angka dan termasuk data dengan
1) EPS merupakan rasio yang mengukur pendapatan klasifikasi berskala ukur interval dan rasio. Data
bersih perusahaan pada suatu periode dibagi kuantitatif dalam penelitian ini meliputi:
dengan jumlah saham yang beredar. Perhitungan
a) Data harga jual saham saat IPO dan harga EPS dirumuskan sebagai berikut, (Ardiyansyah, penutupan saham pada hari pertama listing di
BEI. Data ini digunakan untuk memperoleh variabel terikat yaitu initial return. Data harga
Laba Bersih
x 100 diperoleh dari situs resmi BEI dan e-bursa serta
Jumlah Saham Biasa yang Beredar laporan keuangan masing-masing emiten. Data harga saham merupakan data berskala rasio.
2) Debt to Equity Ratio (DER) sebagai disimbolkan
b) Data untuk variabel bebas khususnya data tentang dengan X 2 . DER merupakan rasio total hutang informasi keuangan yang terdiri dari EPS, DER,
terhadap equity yang dimiliki oleh perusahaan. dan ROA. Ketiga data yang dimaksud berskala
Menurut Sartono (2001:121) persamaan DER rasio dan diperoleh dari laporan keuangan
dapat dituliskan sebagai berikut: masing-masing emiten yang dipublikasikan dan
DER =
yang tertera pada prospektus perusahaan. Prospektus perusahaan diambil dari situs resmi
Keterangan:
masing-masing emiten dan sumber lainnya.
:Debt to Equity Ratio. Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya
DER
Total Debt :Total utang yang dimiliki oleh menggolongkan saja yang termasuk dalam klasifikasi
perusahaan.
data berskala ukur nominal dan ordinal. Data kualitatif
:Total modal sendiri yang dimiliki oleh dalam penelitian adalah data informasi non keuangan
Equity
perusahaan.
yang terdiri dari reputasi underwriter dan reputasi auditor. Kedua data ini berskala nominal dan diperoleh
3) ROA sebagai variabel idependen disimbolkan dari laporan keuangan masing-masing emiten yang
dengan X 3 . ROA merupakan rasio untuk dipublikasikan dan yang tertera pada prospektus
kemampuan perusahaan dalam perusahaan. Prospektus perusahaan diambil dari situs
mengukur
mengasilkan laba atas aset yang dimilikinya. resmi masing-masing emiten dan sumber lainnya.
Rasio ini dapat dirumuskan oleh Brigham & Houston (2006:109) dengan:
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan di
ROA
dalam penelitian ini adalah:
Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa
1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Total Aktiva
2) Teknik Observasi
4) Reputasi underwriter merupakan variabel dummy
3.4 Operasionalisasi Variabel
yang disimbolkan dengan X 4 . Reputasi penjamin emisi (underwriter) diukur dengan cara
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah melakukan perankingan underwriter. Perankingan initial return. Initial return adalah return yang
ini dilakukan berdasarkan total nilai perdagangan didapatkan oleh investor pada hari pertama di pasar
(trade value) yang dilakukan oleh masing-masing sekunder. Initial return merupakan selisih antara harga
underwriter yang terdaftar di BEI setiap tahunnya saham penutupan pada hari pertama perdagangan
(periode). Kemudian dari total nilai perdagangan tersebut akan diurutkan berdasarkan underwriter
yang memiliki total nilai trade value terbesar.
4. Hasil dan Pembahasan
Pengukuran dalam penelitian
ini
akan
4.1.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian
menggunakan skala 0 untuk underwriter yang Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan tidak masuk 10 besar dan 1 untuk underwriter
(emiten) yang melakukan penawaran saham perdana yang masuk kategori 10 besar (Ardiansyah, 2004)
atau Initial Public Offering (IPO) serta mencatatkan
5) Reputasi auditor merupakan variabel dummy yang sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia selama
periode 1 Januari 2014 s.d. 31 Desember 2016. dengan
disimbolkan dengan X 5 . Reputasi auditor diukur
Berdasarkan hasil pengamatan dan kriteria yang Ditentukan dengan menggunakan skala 1 untuk
ditetapkan maka perusahaan yang memenuhi syarat auditor yang prestigious dan 0 untuk auditor yang
untuk menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak non prestigious (Sulistio, 2005). Jika emiten
51 emiten.
menggunakan auditor yang termasuk dalam Emiten yang memenuhi syarat untuk menjadi kategori big four maka digolongkan pada auditor
sampel terdistribusi pada semua kelompok industri yang prestigious (1) dan sebaliknya apabila
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yaitu 9 emiten menggunakan auditor yang tidak termasuk
kelompok industri.
dalam kategori big four maka digolongkan pada auditor yang non prestigious (0).
4.1.2 Pengujian Hipotesis
4.1.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients a
t Sig. (Constant)
B Std. Error
Beta
4.784 .000 Earning Per Share
.254 2.063 .045 Debt to Equity Ratio
.177 1.362 .180 Return on Asset
-.065 -.491 .626 Reputasi Underwriter
-.302 -2.466 .018 Reputasi Auditor
-.444 -3.302 .002 a. Dependent Variable: Initial Return
Model taksiran persamaan regresi untuk EPS sebesar Rp.1 maka akan mengakibatkan penelitian ini sebagai berikut:
turunnya initial return sebesar 0,003% dengan
Y i = 29,283 + 0,003 X 1i + 1,721 X 2i - 0,171 X 3i -
asumsi variabel bebas lainnya konstan.
3) Koefisien regresi debt to equity ratio sebesar 1,721, artinya setiap kenaikan der sebesar 1 (satu) Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat
19,624 X 4i - 33,291 X 5i
kali maka akan mengakibatkan naiknya initial diinterpretasikan nilai dari konstanta dan koefisien
return sebesar 1,721% dengan asumsi variabel regresi masing-masing variabel sebagai berikut:
bebas lainnya konstan. Sebaliknya, setiap
1) Konstanta sebesar 29,283, artinya jika semua penurunan DER sebesar 1 kali maka akan
variabel bebas earning per share (x 1 ), debt to
mengakibatkan turunnya initial return sebesar
equity ratio (x 2 ), return on asset (x 3 ), reputasi
1,721% dengan asumsi variabel bebas lainnya
underwriter (x 4 ), dan reputasi auditor (x 5 ) bernilai
konstan.
nol, maka besarnya initial return adalah 29,283%.
4) Koefisien regresi return on asset sebesar -0,171,
2) Koefisien regresi earning per share sebesar artinya setiap kenaikan ROA sebesar 1% maka 0,003, artinya setiap kenaikan EPS sebesar Rp.1
akan mengakibatkan penurunan initial return maka akan mengakibatkan naiknya initial return
sebesar 0,171% dengan asumsi variabel bebas sebesar 0,003% dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan. Sebaliknya, setiap penurunan lainnya konstan. Sebaliknya, setiap penurunan
ROA sebesar 1% maka akan mengakibatkan
naiknya initial return sebesar 0,171% dengan
Berpengaruhnya EPS terhadap initial return asumsi variabel bebas lainnya konstan.
mengindikasikan bahwa perusahaan dengan EPS
5) Koefisien regresi reputasi underwriter sebesar - tinggi memberikan harapan yang besar bagi investor 19,624 artinya setiap kenaikan reputasi
tentang masa depan dari investasinya. Harapan dan underwriter sebesar satu satuan maka akan
keyakinan ini biasanya diwujudkan dengan minat mengakibatkan penurunan initial return sebesar
investor untuk membeli saham di pasar perdana atau 19,624% dengan asumsi variabel bebas lainnya
pada saat IPO. Minat investor yang tinggi dapat konstan. Sebaliknya, setiap penurunan reputasi
mengakibatkan terjadinya kelebihan permintaan underwriter sebesar satu satuan maka akan
(oversubscribed) terhadap saham dengan EPS tinggi di mengakibatkan naiknya initial return sebesar
pasar perdana sehingga underwriter harus melakukan 19,624% dengan asumsi variabel bebas lainnya
penjatahan (allotment) saham kepada investor yang konstan.
memesan. Penjatahan tentunya dilakukan secara Koefisien regresi reputasi auditor sebesar -33,291
proporsional. Akibat dari penjatahan yang dilakukan artinya setiap kenaikan reputasi auditor sebesar satu
oleh underwriter di pasar perdana maka investor satuan maka akan mengakibatkan penurunan initial
memperoleh saham lebih sedikit dari yang mereka return sebesar 33,291% dengan asumsi variabel bebas
pesan/minta. Sinyal positif yang ditangkap oleh lainnya konstan. Sebaliknya, setiap penurunan reputasi
investor terutama investor jangka panjang yang auditor sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan
digambarkan dari EPS mendorong mereka untuk naiknya initial return sebesar 33,291% dengan asumsi
bersedia membeli lagi saham tersebut saat listing di variabel bebas lainnya konstan.
Bursa Efek Indonesia untuk menutupi kekurangan dari pesanan mereka di pasar perdana. Mereka bersedia
4.2 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
membeli meskipun dengan harga yang lebih tinggi jika
4.2.1 Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity
dibandingkan dengan harga IPO sehingga initial
Ratio, Return on Asset, Reputasi Underwriter,
return menjadi positif. Saham yang dibeli investor
jangka panjang pada saat listing di BEI pada hari Berdasarkan hasil pengujian statistik F diperoleh
dan Reputasi Auditor terhadap Initial Return
pertama umumnya berasal dari investor jangka pendek nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil daripada
dan para spekulan yang membeli saham di pasar taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05, sehingga
perdana dan kemudian ingin segera merealisasikan
keuntungan berupa capital gain dalam waktu yang Hal ini merekomendasikan bahwa variabel bebas yang
dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima.
cepat dengan cara menjual sahamnya saat listing di terdiri dari earning per share, debt to equity ratio,
Bursa Efek Indonesia.
return on asset , reputasi underwriter, dan reputasi Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Klein auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap
(1996) dalam Gumanti (2004) pada perusahaan yang initial return pada perusahaan yang melakukan
melakukan IPO di Amerika Serikat yang penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia
menyimpulkan bahwa EPS berhubungan secara positif periode tahun 2014 s.d. 2016.
dan signifikan terhadap harga penawaran saat IPO dan harga pasar saham setelah IPO. Penelitian ini juga
4.2.2 Pengaruh Earning Per Share terhadap Initial
sesuai dengan hasil penelitian Gumanti (2004) di BEJ
pada periode 1989 s.d. 1997 dengan kesimpulan Hasil pengujian statistik dengan uji t
Return
bahwa EPS berhubungan secara positif dan signifikan menunjukkan bahwa variabel earning per share
dengan harga penawaran saat IPO. memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,045, berarti
Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 yang telah
hasil penelitian Aisyah (2009) yang menyatakan ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa earning
bahwa Earning per Share tidak berpengaruhh per share secara parsial berpengaruh terhadap initial
signifikan terhadap initial return di BEI. Hasil return pada perusahaan melakukan penawaran saham
penelitian ini juga berbeda dengan penelitian perdana di BEI periode 2014 s.d. 2016.
Wijayanto (2010) yang menyimpulkan bahwa EPS
berpengaruh signifikan namun namun arah koefisien
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap regresinya negatif terhadap initial return di BEI.
initial return di BEI. Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Aisyah (2009),
4.2.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Initial
Wiguna & Yadnyana (2015), yang menyimpulkan
bahwa DER berpengaruhh signifikan dan positif Hasil uji t berdasarkan ouput SPSS menunjukkan
Return
terhadap initial return di BEI. Hasil penelitian ini juga bahwa variabel debt to equity ratio memiliki tingkat
berbeda dengan penelitian Isfaatun & Hatta (2010) signifikansi sebesar 0,180, berarti lebih besar dari taraf
menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikansi 0,05 yang telah ditetapkan. Hal ini
signifikan terhadap initial return di BEI. menunjukkan bahwa debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap initial return pada
4.2.4 Pengaruh Return on Asset terhadap Initial
perusahaan yang melakukan penawaran saham
Return
perdana di BEI periode 2014 s.d. 2016. Hasil uji t berdasarkan ouput SPSS menunjukkan Tingkat signifikansi dari DER terhadap initial
bahwa variabel return on asset memiliki tingkat return sebesar 18% yang dihasilkan dari penelitian ini
signifikansi sebesar 0,626, berarti lebih besar dari taraf sebenarnya tidak terlalu jauh dari taraf signifikansi 5%
signifikansi 0,05 yang telah ditetapkan. Hal ini yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa return on asset secara parsial pada tingkat keyakinan 82% investor meyakini adanya
tidak berpengaruh terhadap initial return pada pengaruh yang positif dari DER terhadap initial return
perusahaan yang melakukan penawaran saham di Bursa Efek Indonesia. Angka signifikansi yang
perdana di BEI periode 2014 s.d. 2016. tidak berada di bawah 5% dari penelitian ini
Tidak berpengaruhnya ROA terhadap initial kemungkinan disebabkan oleh sampel yang berasal
return dalam penelitian ini secara normatif sesuai dari sektor industri keuangan yang jumlahnya relatif
dengan berbagai teori di bidang investasi. Perusahaan banyak. Sebagaimana diketahui bahwa struktur modal
dengan ROA tinggi cenderung memiliki initial return dari industri keuangan memang berbeda dengan
yang rendah karena biasanya ditawarkan dengan harga industri lainnya. Perusahaan yang berasal dari indutrsi
yang wajar di pasar perdana, dan tidak keuangan secara normatif memang memiliki nilai
berpengaruhnya ROA terhadap initial return DER yang relatif lebih tinggi dari industri lainnya.
kemungkinan disebabkan karena ROA bukan satu- Koefisien regresi dari DER yang positif dalam
satunya ukuran profitabilitas perusahaan. ROA hanya penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan
merupakan salah satu ukuran kemampuan perusahaan cenderung memiliki initial return positif pula.
untuk menghasilkan keuntungan. ROA merupakan Perusahaan dengan DER tinggi merupakan perusahaan
ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dengan risiko tinggi karena harus menanggung beban
keuntungan dengan seluruh modal yang ada di bunga yang tinggi pula sehingga umumnya ditawarkan
dalamnya, baik dengan modal sendiri maupun hutang. dengan harga yang relatif murah di pasar perdana. Hal
Dengan kata lain, perusahaan dengan ROA tinggi ini dilakukan untuk menarik minat investor membeli
tidak menjamin memiliki kemampuan modal saham di pasar perdana. Harga relatif rendah yang
sendirinya untuk menghasilan keuntungan yang tinggi ditawarkan kepada investor dianggap sebagai
pula. Oleh karena itu, kemungkinan sebahagian kompensasi dari risiko yang harus ditanggung investor
investor tidak terlalu memperhatikan ROA dalam akibat membeli saham tersebut. Dana hasil IPO dapat
kaitannya dengan penawaran saham perdana di digunakan oleh perusahaan antara lain untuk
Indonesia.
memperbaiki struktur modal perusahaan. Dengan kata Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian lain, dana hasil IPO dapat menurunkan nilai DER
Wijayanto (2010) dan Razafindrambinina & Kwan karena modal sendiri perusahaan menjadi bertambah
(2013) menunjukan hasil bahwa ROA tidak sehingga perbandingan hutang dengan modal sendiri
mempunyai berpengaruh signifikan terhadap initial lebih rendah berkurang.
return .
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yuliana (2013) yang menyimpulkan bahwa DER
4.2.5 Pengaruh Reputasi Underwriter terhadap
yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga perdana
(IPO). Kesediaan investor membeli dengan harga yang Hasil pengujian statistik dengan uji t
Initial Return
lebih tinggi pada saat listing di BEI didasari pada menunjukkan bahwa variabel reputasi underwriter
keyakinan bahwa harga saham pada saat IPO secara memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,018, berarti
nilai instrinsik (nilai teori) masih murah sehingga lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 yang telah
mereka memiliki harapan untuk dapat menjual ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa reputasi
kembali saham ini dengan harga yang lebih tinggi underwriter secara parsial berpengaruh terhadap initial
pada masa yang akan datang.
return pada perusahaan melakukan saham perdana di Penelitian ini berhasil menambah bukti empiris BEI periode 2014 s.d. 2016.
baru tentang pengaruh yang negatif dan signifikan dari Berpengaruhnya variabel reputasi underwriter
reputasi underwriter terhadap initial return di Bursa terhadap initial return mengindikasikan bahwa
Efek Indonesia. Oleh karena itu, memperkuat temuan semakin baik reputasi underwriter, maka initial return
sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti. akan semakin rendah. Sebagaimana diketahui bahwa
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang underwriter sangat berperan dalam penentuan harga
dilakukan oleh Lutfianto (2013) menemukan bahwa saham dari emiten di pasar perdana yang akan dijual
reputasi underwriter berpengaruh negatif dan kepada calon investor. Penelitian ini membuktikan
signifikan terhadap initial return . bahwa underwriter dengan reputasi tinggi diyakini
Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan oleh calon investor yang membeli saham di pasar
Arif & Isnidya (2010) menyimpulkan bahwa reputasi perdana telah menetapkan harga saham dari emiten
underwriter berpengaruh negatif namun tidak yang menggunakan jasanya pada harga yang wajar
signifikan terhadap initial return. Begitu pula dengan (fair pricing). Dengan kata lain, harga saham di pasar
Isfaatun & Hatta (2010) yang menyimpulkan bahwa perdana yang ditetapkan oleh underwriter tidak
reputasi underwriter berpengaruh positif meskipun underpricing (murah) sehingga pada saat dicatatkan di
tidak signifikan terhadap initial return. Bursa Efek Indonesia harga saham ini tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Oleh karena itu,
4.2.6 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Initial
maka initial return yang bisa diperoleh investor dari
Return
emiten yang menggunakan jasa underwriter bereputasi Hasil pengujian statistik dengan uji t tinggi nilainya relatif rendah.
menunjukkan bahwa variabel Reputasi Auditor Hasil penelitian ini sesuai dengan The Lawsuit
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,002, berarti Avoidance Hypotesis , yaitu suatu teori ini yang
lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 yang telah menyatakan bahwa underwriter bereputasi tinggi
ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa reputasi dalam penjaminan emisi saham selalu berusaha untuk
auditor secara parsial berpengaruh terhadap initial menyajikan nilai perusahaan yang sesungguhnya dari
return pada perusahaan melakukan saham perdana di emiten yang mereka jamin. Hal ini dilakukan untuk
BEI periode 2014 s.d. 2016.
menjaga reputasi mereka dan menghindarkan dampak
variabel reputasi auditor hukum di masa yang akan datang (Ritter, 1999 dalam
Berpengaruhnya
terhadap initial return mengindikasikan bahwa Hapsari, 2012).
semakin baik reputasi auditor, maka initial return yang Sebaliknya, hasil penelitian ini juga membuktikan
diperoleh investor pada saat listing di BEI semakin bahwa emiten yang menggunakan jasa dari
rendah. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa underwriter yang tidak bereputasi tinggi, harga
auditor dengan reputasi prestigious diyakini oleh sahamnya di pasar perdana dipersepsikan oleh investor
investor memiliki komitmen yang lebih besar dalam masih murah. Oleh karena itu, investor yang tidak
menjaga dan mempertahankan kualitas audit laporan berkesempatan atau kurang mendapatkan saham ini di
keuangan emiten yang mereka lakukan. Dengan kata pasar perdana karena berbagai penyebab seperti
lain informasi keuangan yang telah diaudit oleh adanya penjatahan saham (allotment) akibat kelebihan
auditor bereputasi prestigious yang dicantumkan permintaan (oversubscribed) bersedia membeli saham
dalam prospektus emiten dijadikan sebagai dasar ini saat listing di Bursa Efek Indonesia dengan harga
pertimbangan
dalam
pengambilan keputusan
berinvestasi bagi investor di pasar perdana. Informasi
underwriter, dan reputasi auditor terhadap initial keuangan yang telah diaudit oleh auditor prestigious
return adalah sebesar 33,9%. Hal ini berarti bahwa diyakini investor menggambarkan kondisi yang
33,9% variasi atau perubahan dari variabel terikat sesungguhnya sehingga harga saham di pasar perdana
yaitu initial return dapat dijelaskan oleh perubahan telah merefleksikan harga yang wajar. Oleh karena itu,
dari kelima variabel bebas dalam penelitian ini yaitu potensi terjadinya initial return pada saat listing di
earning per share (X 1 ), debt to equity ratio (X 2 ), BEI semakin kecil.
return on asset (X 3 ), reputasi underwriter (X 4 ), dan Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
reputasi auditor (X 5 ). Selanjutnya sisanya 66,1% dilakukan oleh Penelitian Arif & Isnidya (2010),
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam Santoso & Wuryani (2013), Razafindrambinina & F.
model penelitian ini.
Kwan (2013), serta Wiguna & Yadnyana (2015) menunjukan hasil bahwa reputasi auditor berpengaruh
5.2 Keterbatasan Penelitian
secara negatif dan signifikan terhadap initial return. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu mengenai Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan
pemilihan faktor yang diduga dapat mempengaruhi Isfaatun & Hatta (2010) yang menyimpulkan reputasi
initial return hanya dilihat dari 5 aspek saja (EPS, auditor berpengaruh negatif namun tidak signifikan
DER, ROA, reputasi underwriter , dan reputasi terhadap initial return.
auditor). Hal ini memungkinkan terabaikannya faktor- faktor lain yang mungkin mempunyai pengaruh lebih
5. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran
besar terhadap initial return.
5.1. Kesimpulan
1) Earning Per Share , Debt to Equity Ratio, Return
5.3 Saran
on Asset , Reputasi Underwriter, dan Reputasi Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta Auditor secara bersama-sama berpengaruh
beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian terhadap Initial Return pada perusahaan yang
ini, adapun saran yang dapat diberikan agar melakukan penawaran saham perdana di Bursa
mendapatkan hasil yang lebih baik, antara lain: Efek Indonesia periode tahun 2014 s.d. 2016.
1) Penelitian
selanjutnya
diharapkan dapat
2) Earning Per Share secara parsial berpengaruh menambah variabel independen yang diduga terhadap Initial Return pada perusahaan yang
dapat mempengaruhi initial return, sehingga melakukan penawaran saham perdana di BEI
dapat dijadikan sebuah referensi untuk penelitian periode 2014 s.d. 2016.
selanjutnya.
3) Debt to Equity Ratio secara parsial tidak
2) Bagi emiten diharapkan untuk memperhatikan berpengaruh terhadap Initial Return pada
faktor-faktor yang berpengaruh tehadap initial perusahaan yang melakukan penawaran saham
return dalam pengambilan keputusan mengenai perdana di BEI periode 2014 s.d. 2016.
harga saham perdananya agar memperoleh modal
4) Return on Asset secara parsial tidak berpengaruh yang maksimal dengan mengurangi tingkat terhadap Initial Return pada perusahaan yang
terjadinya underpricing.
melakukan penawaran saham perdana di BEI periode 2014 s.d. 2016.
5) Reputasi Underwriter secara parsial berpengaruh
Daftar Pustaka
terhadap Initial Return pada perusahaan Aisyah, Isye Siti. 2009. Pengaruh Variabel-Variabel menawarkan saham perdana di BEI periode 2014
Keuangan pada Initial Return Saham di Pasar s.d. 2016.
Perdana, Jurnal Trikonomika Vol. 8, No. 1:
6) Reputasi Auditor secara parsial berpengaruh
22-31.
terhadap Initial Return pada perusahaan Amin, M. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang melakukan saham perdana di BEI periode 2014
Berpengaruh Terhadap Initial Return s.d. 2016.
Saham Pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Jakarta. Tesis, Universitas Diponegoro. besarnya pengaruh EPS, DER, ROA, reputasi
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal
Gujarati, Damodar N. 2004. Basic Econometrics. Indonesia, Mediasoft Indonesia. Jogiyanto.
Fourth Edition. New York : Mc.Graw-Hill 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi,
Companies.
Edisi Ketiga BPFE, Yogyakarta. Handayani, Sri Retno. 2008. Analisis Faktor-Faktor Ardiansyah, M. 2004. Pengaruh Variabel Keuangan
yang Mempengaruhi Underpricing pada terhadap Return Awal dan Return 15 Hari
Penawaran Umum Perdana (Studi Kasus pada Setelah IPO serta Moderasi Besaran
Perusahaan Keuangan yang Go Publik di Perusahaan terhadap Hubungan antara
Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 -2006. Tesis. Variabel Keuangan dengan Return Awal dan
Semarang: Magister Manajemen, Universitas Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek
Diponegoro.
Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Harahap, Sofyan Syafri 2007. Analisis Laporan Vol. 7, No. 2 :125-153.
Keuangan . Penerbit PT RajaGrafindo Persada: Arif, A. dan F. N. Isnidya. 2010. Analisis faktor-faktor
Jakarta.
yang Mempengaruhi Initial Return pada Hartono. 2005. Hubungan Teori Signalling Dengan Penawaran Perdana Saham diBursa Efek
Underpricing Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia saat Krisis Financial Global periode
Jakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5. 2006-2008. Jurnal Informasi, Perpajakan,
No. 1: 35-50.
Akuntansi, dan Keuangan Publik Universitas Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Trisakti , Vol. 5, No. 2 :111-130.
Analisis Investasi , Edisi V, BPFE, Yogyakarta Basana, Sautma Ronni. 2003. Problem Anomali dalam
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Initial Public Offering (IPO). Jurnal
Analisis Investasi. Edisi VIII, BPFE, Manajemen dan Kewirausahaan , Vol. 5 No. 2:
Yogyakarta.
181-192. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Brealey, Myers & Marcus. 2007. Fundamental of
dan Analisis Sekuritas . Edisi Ketiga. Corporate Finance: Dasar-dasar Manajemen
Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Keuangan Perusahaan, Jilid I, Edisi Kelima,
Irniawan, H & Payamta. 2004. Pengaruh Informasi Terjemahan Yelvi A. Zainur, Jakarta: Salemba
Prospektus IPO Terhadap Keputusan Investasi Empat.