KAJIAN ANALISIS POTENSI SUMBER DAYA ALAM

SEMINAR HASIL
KAJIAN ANALISIS POTENSI SUMBER DAYA
ALAM UNTUK DIJADIKAN KOMODITAS
UNGGULAN DAN PRIORITAS
DI KABUPTEN KUTAI KARTANEGARA
OLEH
IDA BAGUS MADE AGUNG DWIJATENAYA

DISAMPAIKAN PADA SEMINAR HASIL-HASIL KAJIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
2015

PENDAHULUAN

Latar Belakang
 Otonomi daerah memberikan kesempatan dan peluang seluas‐luasnya bagi
Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mengembangkan dan memajukan
daerah melalui pengembangan komoditas unggulan.
 Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh keunggulan
komperatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi yang

dimiliki oleh daerah tersebut.
 Penetapan komoditas unggulan daerah;
1. Harus sesuai dgn potensi SDA dan SDM yg dimiliki oleh daerah.
2. Memiliki produktifitas, memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif
3. Mempertimbangkan kontribusi suatu komoditas terhadap pertumbuhan
ekonomi dan aspek pemerataan pembangunan pada suatu daerah
(Syahroni dalam Syahab, dkk., 2013).

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui, menganalis, dan menetapkan sub
sektor pertanian unggulan di Kecamatan Kota Bangun,
Tenggarong Seberang, dan Muara Jawa.
2. Untuk menentukan dan menganalisis komoditas
unggulan yang akan dijadikan prioritas pengembangan
di Kecamatan Kota Bangun, Tenggarong Seberang,
dan Marangkayu.
3. Untuk menentukan strategi yang akan digunakan untuk
mengembangkan komoditas unggulan di Kecamatan
Kota Bangun, Tenggarong Seberang dan Marangkayu.


METODOLOGI KAJIAN
Teknik Analisis
Metode analisis yang adalah metode Location Quotient
(LQ), Analytical Hierarchy Process (AHP), dan
analisis SWOT.
1. Location Quotient (LQ).
Xr/RVr
Xr/Xn
LQ =
atau
Xn/Rvn
RVr/Rvn
Dimana :
Xr
: Nilai produksi subsektor i pada Kecamatan
Rvr
: Total produksi sektor i produksi Kecamatan
Xn
: Nilai produksi subsektor i pada Kabupaten Kutai Kartenagara
Rvn

: Total produksi sektor i pada Kabupaten Kutai Kartenagara

2.

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Langkah-langkah dalam Metode Analytical Hierarcy Process
dijelaskan sebagai berikut ini.
 Menentukan jenis-jenis kriteria yang digunakan.
 Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks
berpasangan.
 Menormalkan setiap kolom dengan cara membagi setiap nilai
pada kolom ke-i dan n baris ke-j dengan nilai terbesar pada
kolom i.
 Menjumlahkan nilai pada setiap kolom ke-i yaitu aij = Σaij
 Menentukan bobot prioritas setiap kriteria ke-i, dengan
membagi setiap nilai a dengan jumlah kriteria yang
dibandingkan (n).
 Menghitung nilai lamda max (eigen value) dengan rumus.
 Menghitung konsistensi index (CI)


3. Analisis SWOT
Langkah-langkah penghitungan SWOT;

 Masing-masing butir faktor di dalam IFAS dan EFAS diboboti
sesuai dengan tingkat kepentingann
 Masing-masing faktor di dalam IFAS dan EFAS diberi nilai atau
rating.
 Masing-masing besaran bobot dan rating merupakan rata-rata dari
penilaian yang diberikan oleh pakar/responden;
 Kalikan bobot dan rating masing-masing faktor untuk mendapatkan
nilai masing-masing faktor;
 Jumlahkan nilai faktor-faktor internal untuk mendapatkan total nilai
faktor internal. Lakukan hal yang sama untuk faktor-faktor
eksternalnya.

Matrik SWOT

Faktor Eksternal


Faktor
Internal

Peluang
(O)

Ancaman
(T)

Kekuatan (S)

Strategi
S-O

Strategi
S-T

Kelemahan (W)

Strategi

W-O

Strategi
W-T

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Location Quetiont (LQ)




Sub Sektor Unggulan Kec. Kota Bangun; Tan. Pangan & Perikanan.
Sub Sektor Unggulan Kec. Tgr Seberang; Tan. Pangan & Peternakan.
Sub Sektor Unggulan Kec. Ma. Jawa; Tan.Perkebunan & Perikanan.
No Sub Sektor

1.

2.
3.

4

Tanaman Bahan
Pangan (Padi,
Palawija, dan
Hortikultura)
Tanaman
Perkebunan
Peternakan dan
Hasil-Hasilnya
Perikanan

LQ Berdasar PDRB

LQ Berdasarkan Produksi

Kota
Bangun

Tenggarong

Seberang

Muara
Jawa

Kota
Bangun

Tenggarong
Seberang

Muara
Jawa

1,16

1,65

0,32


1,28

1,78

0,57

0,36

0,01

0,43

1,23

0,03

1,28

0,89


1,69

0,68

0,41

0,34

0,35

1,08

0,21

2,16

1,26

0,28


2,96

2. Analisis Komoditas Prioritas (AHP)

Kec. Kota Bangun;
1. Tan. Bahan Pangan : Padi Sawah
2. Perikanan : Keramba.
Kec. Tenggarong Seberang;
1. Tan. Bahan Pangan: Padi Sawah.
2. Peternakan : Sapi
 Kec. Muara Jawa;
1. Perikanan : Tambak
2. Perkebunan : Kelapa Sawit

1. Kec. Kota Bangun
A.
a)

Perikanan
Faktor
Tabel 4.5. Faktar yang Berpengaruh dalam Pengembangan
Komoditas Unggulan Perikanan di Kecamatan Kota
Bangun

No.

Faktor

Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5

RataRata

1

SDM

0.105

0.156

0.184

0.217

0.459

0.224

2

SDA

0.070

0.133

0.245

0.212

0.05

0.142

3

Modal

0.217

0.19

0.252

0.231

0.063

0.191

4

Pemasaran

0.284

0.424

0.060

0.321

0.27

0.272

5

Kebijakan

0.324

0.096

0.26

0.019

0.159

0.172
1.000

b). Aktor
Tabel 4.6.
Aktor yang Berperan dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan
Perikanan di Kecamatan Kota Bangun
Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

No.

Aktor

1

Pemerintah

0.257

0.280

0.139

0.282

0.393 0.270

2

Petani

0.253

0.199

0.178

0.065

0.155 0.170

3

Perusahaan

0.07

0.053

0.219

0.086

0.129 0.111

4

Perbankan

0.207

0.22

0.123

0.424

0.089 0.213

5

Pedagang

0.212

0.248

0.341

0.143

0.234 0.236
1.000

c). Tujuan
Tabel 4.7.Tujuan yang ingin dicapai dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan Perikanan di
Kecamatan Kota Bangun
No.

Tujuan

Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5

RataRata

1

Lap Kerja

0.265

0.382

0.120

0.299

0.522

0.318

2

Pdpt Masy

0.265

0.309

0.239

0.232

0.229

0.255

3

Penge Wil

0.248

0.139

0.342

0.156

0.108

0.199

4

Pdpt Daerah

0.223

0.17

0.299

0.313

0.141

0.229
1.000

d). Prioritas Pengembangan
Tabel 4.8. Prioritas Komoditas Unggulan Perikanan
yang Perlu Dikembangkan di Kecamatan
Kota Bangun

No.

Alternatif

Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

1

Ikan Laut

0.033

0.271

0.099

0.035

0.463

0.180

2

Ikan Umum

0.262

0.191

0.128

0.160

0.205

0.189

3

Tambak

0.086

0.151

0.305

0.033

0.136

0.142

4

Kolam

0.288

0.201

0.232

0.236

0.102

0.212

5

Keramba

0.331

0.186

0.236

0.536

0.095

0.277
1.000

B. Tanaman Bahan Pangan
a) Faktor
Tabel

No.

Alternatif

4.9.

Pakar
1

Faktor
yang
Berpengaruh
dalam
Pengembangan
Komoditas
Unggulan
Tanaman Pangan di Kecamatan Kota
Bangun
Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

1

SDM

0.108

0.124

0.552

0.498

0.599 0.376

2

SDA

0.374

0.171

0.254

0.228

0.125 0.230

3

Modal

0.068

0.32

0.116

0.155

0.107 0.153

4

Pemasaran

0.079

0.205

0.053

0.043

0.105 0.097

5

Kebijakan

0.371

0.18

0.025

0.075

0.064 0.143
1.000

b). Aktor
Tabel 4.10. Aktor yang Berperan dalam Pengembangan
Komoditas
Unggulan
Tanaman
Pangan di Kecamatan Kota Bangun

No.

Aktor

1

Pemerintah

2

Petani

3

Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar 5

RataRata

0.188

0.240

0.032

0.591

0.557 0.322

0.33

0.237

0.09

0.193

0.193 0.229

Perusahaan

0.127

0.075

0.15

0.119

0.111

4

Perbankan

0.156

0.123

0.214

0.063

0.066 0.124

5

Pedagang

0.198

0.325

0.515

0.035

0.073 0.209

0.116

1.000

c). Tujuan
Tabel 4.11. Tujuan yang ingin dicapai dalam
Pengembangan
Komoditas
Unggulan
Tanaman Pangan di Kecamatan Kota
Bangun
No.

Tujuan

Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

1

Lap Kerja

0.259

0.31

0.066

0.67

0.383 0.338

2

Pdpt Masy

0.231

0.501

0.079

0.17

0.426 0.281

3

Peng Wil

0.284

0.091

0.27

0.109

0.126 0.176

4

Pdpt Daerah

0.227

0.098

0.584

0.051

0.065 0.205
1.000

d). Prioritas Pengembangan
Tabel 4.12 Prioritas Komoditas Unggulan Tanaman
Pangan yang Perlu Dikembangkan di
Kecamatan Kota Bangun

No.

Alternatif

Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4

Pakar 5

RataRata

1

Padi Sawah

0.187

0.411

0.094

0.588

0.502

0.356

2

Padi Ladang

0.135

0.052

0.086

0.252

0.172

0.139

3

Palawija

0.204

0.102

0.167

0.096

0.157

0.145

4

Sayuran

0.247

0.268

0.179

0.039

0.115

0.170

5

Buahan

0.227

0.167

0.474

0.025

0.054

0.189
1.000

2. Kec. Tenggarong Seberang
A. Tanaman Bahan Pangan
a) Faktor
Tabel

No.

1
2
3
4
5

Faktor

SDM
SDA
Modal
pemasaran
Kebijakan

4.13. Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan
Komoditas Unggulan Tanaman Pangan, Palawija dan
Hortikultura di Kecamatan Tenggarong Seberang

Pakar 1

0.394
0.032
0.362
0.138
0.074

Pakar 2 Pakar 3

0.292
0.389
0.228
0.046
0.046

0.286
0.387
0.230
0.058
0.038

Pakar 4

0.068
0.032
0.249
0.484
0.167
Jumlah

RataRata
0.260
0.210
0.267
0.182
0.081
1.000

b) Aktor
Tabel

4.14.
Aktor
yang
Berperan
dalam
Pengembangan
Komoditas
Unggulan
Tanaman Pangan, Palawija, dan Hortikultura
di Kecamatan Tenggarong Seberang

No.

Aktor

Pakar 1

Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4

RataRata

1

Pemerintah

0.252

0.340

0.322

0.421

0.334

2

Petani

0.326

0.242

0.258

0.186

0.253

3

Perusahaan

0.106

0.133

0.121

0.163

0.131

4

Perbankan

0.183

0.139

0.179

0.072

0.143

5

Pedagang

0.133

0.146

0.12

0.158

0.139

Jumlah

1.000

c) Tujuan
Tabel

4.15

Tujuan yang ingin dicapai dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan
Tanaman
Pangan,
Palawija,
dan
Hortikultura di Kecamatan Tenggarong
Seberang

No.

Tujuan

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4

RataRata

1

Lap Kerja

0.443

0.304

0.304

0.209

0.315

2

Pendpt Masy

0.193

0.205

0.238

0.525

0.290

3

Pengemb Wil

0.220

0.187

0.165

0.210

0.196

4

Pdpt Daerah

0.145

0.305

0.293

0.056

0.200
1.001

d). Prioritas Pengembangan
Tabel 4.16. Prioritas Komoditas Unggulan Tanaman
Pangan, Palawija, dan Hortikultura yang
perlu Dikembangkan
di Kecamatan
Tenggarong Seberang

No.

Alternatif

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4

RataRata

1

Padi Sawah

0.305

0.321

0.374

0.312

0.328

2

Padi Ladang

0.034

0.224

0.063

0.034

0.089

3

Palawija

0.079

0.155

0.228

0.075

0.134

4

Sayuran

0.453

0.188

0.251

0.442

0.328

5

Buahan

0.129

0.112

0.084

0.137

0.116
1.000

B. Peternakan
a) Faktor
Tabel 4.17 Faktar yang Berpengaruh dalam Pengembangan
Komoditas Unggulan Peternakan di Kecamatan
Tenggarong Seberang

No.

Faktor

Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

1

SDM

0.142

0.146

0.568

0.286

0.209

0.270

2

SDA

0.206

0.139

0.217

0.387

0.139

0.218

3

Modal

0.206

0.176

0.029

0.23

0.302

0.189

4

Pemasaran

0.406

0.407

0.054

0.058

0.141

0.213

5

Kebijakan

0.041

0.132

0.132

0.038

0.212

0.110
1.000

b) Aktor
Tabel 4.18 Aktor yang Berperan dalam Pengembangan
Komoditas
Unggulan
Peternakan
di
Kecamatan Tenggarong Seberang

No.

Aktor

1

Pemerintah

2

Petani

3

Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

0.301

0.150

0.228

0.327

0.313

0.264

0.28

0.076

0.434

0.274

0.175

0.248

Perusahaan

0.118

0.186

0.11

0.118

0.142

0.135

4

Perbankan

0.12

0.486

0.113

0.152

0.247

0.224

5

Pedagang

0.181

0.102

0.115

0.129

0.123

0.130
1.000

c) Tujuan
Tabel

4.19.

Tujuan yang ingin dicapai dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan
Peternakan di Kecamatan Tenggarong
Seberang

No.

Tujuan

Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

1

Lap Kerja

0.269

0.16

0.286

0.443

0.348

0.301

2

Pdpt Masy

0.456

0.204

0.463

0.189

0.283

0.319

3

Peng Wil

0.116

0.182

0.107

0.227

0.163

0.159

4

Pdpt Daerah

0.159

0.453

0.145

0.141

0.207

0.221
1.000

d) Prioritas Pengembangan
Tabel 4.20. Prioritas Komoditas Unggulan Peternakan
yang Perlu Dikembangkan di Kecamatan
Tenggarong Seberang
No.

Alternatif

Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5

RataRata

1

Sapi

0.375

0.406

0.468

0.42

0.394

0.413

2

Kerbau

0.089

0.111

0.084

0.241

0.094

0.124

3

Kambing

0.219

0.164

0.142

0.137

0.223

0.177

4

Ayam

0.275

0.29

0.264

0.137

0.244

0.242

5

Babi

0.042

0.028

0.042

0.065

0.045

0.044
1.000

3. Kec. Muara Jawa
A. Perikanan
a) Faktor
Tabel 4.21. Faktor yang Berpengaruh dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan Perikanan di
Kecamatan Muara Jawa
No.

Faktor

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4

Pakar 5

RataRata

1

SDM

0.258

0.044

0.185

0.298

0.166

0.190

2

SDA

0.063

0.094

0.276

0.134

0.223

0.158

3

Modal

0.549

0.238

0.165

0.191

0.365

0.302

4

Pemasaran

0.028

0.601

0.128

0.355

0.133

0.249

5

Kebijakan

0.101

0.022

0.246

0.022

0.113

0.101
1.000

b) Aktor
Tabel

No.

Aktor

1
2
3
4
5

Pemerintah
Petani
Perusahaan
Perbankan
Pedagang

4.22.

Pakar 1
0.098
0.140
0.196
0.286
0.281

Aktor
yang
Berperan
dalam
Pengembangan
Komoditas
Unggulan Perikanan di Kecamatan
Muara Jawa

Pakar 2
0.167
0.342
0.158
0.193
0.140

Pakar 3
0.099
0.143
0.214
0.226
0.319

Pakar 4 Pakar 5
0.154
0.170
0.082
0.042
0.552

0.248
0.115
0.187
0.156
0.293

RataRata
0.153
0.182
0.167
0.181
0.317
1.000

c. Tujuan
Tabel 4.23. Tujuan yang ingin dicapai dalam Pengembangan
Komoditas Unggulan Perikanan di Kecamatan

Muara Jawa

No.

Tujuan

Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5

RataRata

1

Lap Kerja

0.186

0.266

0.300

0.307

0.331

0.278

2

Pdpt Masy

0.205

0.252

0.205

0.531

0.21

0.281

3

Peng Wil

0.26

0.200

0.174

0.049

0.167

0.170

4

Pdpt Daerah

0.349

0.282

0.321

0.114

0.292

0.272
1.000

d) Prioritas Pengembangan
Tabel 4.24. Prioritas Komoditas Unggulan Perikanan
yang Perlu Dikembangkan di Kecamatan
Muara Jawa

No.

Alternatif

RataPakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5
Rata

1

Ikan Laut

0.212

0.358

0.216

0.155

0.212

0.231

2

Ikan Umum

0.136

0.113

0.159

0.031

0.156

0.119

3

Tambak

0.262

0.198

0.304

0.535

0.306

0.321

4

Kolam

0.206

0.13

0.17

0.089

0.173

0.154

5

Keramba

0.184

0.201

0.151

0.19

0.153

0.176
1.000

B. Perkebunan
a) Faktor
Tabel

4.25.

Faktor
yang
Pengembangan

Berpengaruh
dalam
Komoditas Unggulan

Perkebunan di Kecamatan Muara Jawa

No.

Faktor

Pakar
1

Pakar
2

Pakar
3

Pakar
4

Pakar
5

RataRata

1

SDM

0.022

0.118

0.43

0.147

0.117 0.167

2

SDA

0.046

0.131

0.139

0.221

0.115 0.130

3

Modal

0.603

0.168

0.155

0.385

0.320 0.326

4

Pemasaran

0.12

0.191

0.145

0.138

0.220 0.163

5

Kebijakan

0.21

0.391

0.131

0.109

0.228 0.214
1.000

b) Aktor
Tabel

Pakar 1

4.26.

Pakar 2

Aktor
yang
Berperan
dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan
Perkebuna di Kecamatan Muara
Jawa

Pakar 3

Pakar 4

Pakar 5

RataRata

No.

Aktor

1

Pemerintah

0.284

0.108

0.308

0.258

0.257

0.243

2

Petani

0.185

0.133

0.195

0.115

0.214

0.168

3

Perusahaan

0.03

0.215

0.209

0.19

0.282

0.185

4

Perbankan

0.368

0.287

0.209

0.155

0.143

0.232

5

Pedagang

0.132

0.257

0.079

0.282

0.104

0.171

1.000

c. Tujuan
Tabel 4.27. Tujuan yang ingin dicapai dalam
Pengembangan Komoditas Unggulan
Perkebunan di Kecamatan Muara Jawa

No.

Tujuan

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Pakar 4 Pakar 5

RataRata

1

Lap Kerja

0.259

0.185

0.182

0.334

0.291

0.250

2

Pdpt Masy

0.465

0.212

0.184

0.211

0.526

0.320

3

Peng Wil

0.222

0.28

0.100

0.166

0.139

0.181

4

Pdpt Daerah

0.054

0.323

0.534

0.288

0.044

0.249
1.000

d) Prioritas Pengembangan
Tabel 4.28 Prioritas Komoditas Unggulan Perkebunan
yang Perlu Dikembangkan di Kecamatan
Muara Jawa

RataPakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5
Rata

No.

Faktor

1

Kelapa Sawit

0.233

0.095

0.508

0.119

0.261

0.243

2

Kelapa

0.185

0.127

0.283

0.143

0.062

0.160

3

Karet

0.189

0.227

0.070

0.166

0.284

0.187

4

Lada

0.326

0.300

0.070

0.274

0.185

0.231

5

Kopi

0.068

0.251

0.071

0.298

0.207

0.179
1.000

3. Analisis strategi pengembangan
komoditas unggulan

1. Kec. Kota Bangun
A. Padi Sawah


Diagram SWOT menunjukkan bahwa pengembangan perikanan
unggulan di Kecamatan Kota Bangun berada pada sel 2, yakni
mendukung strategi diversifikasi sesuai dengan pendapat Siagian
(2008) dan Rangkuti (2009). Strategi ini bermakna bahwa
Kecamatan Kota Bangun dalam mengembangkan komoditas padi
sawah, meskipun menghadapi berbagai ancaman, akan tetapi
Kecamatan Kota Bangun dalam rangka mengembangkan
komoditas unggulan padi sawah masih memiliki kekuatan dari
segi internal

Diagram SWOT Padi Sawah
O
0,10
0,08
0,06
0,04
0,02

W

-1,0

-0,8

-0,6

-0,4

-0,2

0,0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,10

S

-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0

T

(0,06;- 0,42)

Strategi pilihan berdasarkan hasil analisis
SWOT sebagai skala prioritas pengembangan
komoditas padi sawah di Kota Bangun.
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Mengoptimalkan pemanfaatan luas lahan produktif melalui
rekayasa iklim.
Kebijakan pemerintah daerah yang mengatur tentang alih fungsi
lahan.
Mengalokasikan dana APBD untuk meningkatkan minat
masyarakat berusaha di bidang padi sawah.
Meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mengatasi
ketidakstabilan harga.
Meningkatkan daya saing untuk memenuhi permintaan hasil padi
sawah yang semakin meningkat.
Memanfaatkan komoditas unggulan lokal dalam rangka
mengatasi masalah ketidakstabilan harga dan daya saing yang
semakin meningkat.

B. Perikanan Keramba
 Diagram SWOT menunjukkan bahwa pengembangan
perikanan unggulan keramba di Kecamatan Kota
Bangun berada pada sel 4, yakni mendukung strategi
defensif sesuai dengan pendapat Siagian (2008) dan
Rangkuti (2009). Strategi ini bermakna bahwa
Kecamatan Kota Bangun dalam mengembangkan
komoditas unggulan perikanan keramba berada situasi
yang sangat tidak menguntungkan. Kecamatan Kota
Bangun dalam rangka mengembangkan komoditas
unggulan perikanan keramba menghadapi berbagai
ancaman dan kelemahan internal.

Diagram SWOT Perikanan Keramba
O
1,0
0,8
0,6
0,4

0,2

W

-0,10 -0,08 -0,06 -0,04 -0,02

0,0
-0,2

(- 0,07; - 0,36)

-0,4

-0,6
-0,8
-1,0

T

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

S

Strategi pilihan berdasarkan hasil analisis SWOT
sebagai skala prioritas pengembangan komoditas
unggulan perikanan keramba di Kota Bangun.
1. Mengantisipasi perubahan iklim dalam rangka
meningkatkan produktivitas dan kualitas produk ikan.
2. Meningkatkan infrastruktur pendukung dalam rangka
mengatasi adanya gangguan lingkungan.
3. Meningkatkan minat masyarakat terhadap usaha ini
melalui peningkatan akses pasar.
4. Meningkatkan peran kelembagaan kelompok tani agar
mampu mengatasi adanya ketidakstabilan harga.
5. Meningkatkan daya saing komoditas melalui
peningkatan modal dan aksesnya.

2. Kec. Tenggarong Seberang
A. Padi Sawah

 Diagram SWOT menunjukkan bahwa pengembangan padi sawah
di Kecamatan Tenggarong Seberang berada pada sel 1, yakni
mendukung strategi agresif sesuai dengan pendapat Siagian
(2008) dan Rangkuti (2009). Strategi ini bermakna bahwa
Kecamatan Tenggarong Seberang dalam mengembangkan
komoditas unggulan tanaman padi sawah memiliki peluang dan
kekuatan yang sangat besar. Kondisi ini merupakan situasi yang
sangat menguntungkan. Adanya kekuatan yang dimiliki
ini,sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada, maka
kebijakan pengembangan yang harus dilaksanakan adalah
kebijakan yang mendukung pertumbuhan yang agresif.

Diagram SWOT Padi Sawah
O
0,25

(0,25;0,11)

0,20
0,15
0,10
0,05

W

-0,25

-0,20

-0,15

-0,10

-0,05

0,0
-0,05
-0,10
-0,15
-0,20
-0,25

T

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

S

Strategi pilihan berdasarkan hasil analisis SWOT
sebagai skala prioritas pengembangan komoditas
tanaman padi sawah di Tenggarong Seberang;
1.

2.
3.

4.
5.
6.

Penyediaan lahan produksi padi sawah untuk meningkatkan
produksi dalam rangka memanfaatkan pulang pasar sentra
gribisnis.
Kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pemanfaatan lahan
tidur.
Memberikan dukungan pembiayaan yang besar bersumber dari
APBD untuk pengembangan komoditas tanaman padi sawah
dalam rangka meningkatkan kontribusi ekonomi daerah.
Peningkatan SDM petani agar mampu bersaing pada era MEA.
Peningkatan produksi dalam rangka pemenuhan permintaan
beras yang tinggi sehingga terjadi tranformasi ke SDA terbarukan.
Menggunakan komoditas unggulan lokal dalam rangka
memenangkan persaingan global (MEA).

B. Peternakan Sapi
Diagram SWOT menunjukkan bahwa
pengembangan sapi di Kecamatan Tenggarong
Seberang pada sel 1, yakni mendukung strategi
agresif sesuai dengan pendapat Siagian (2008)
dan Rangkuti (2009). Strategi ini bermakna
bahwa Kecamatan Tenggarong Seberang
dalam mengembangkan komoditas unggulan
peternakan sapi memiliki kekuatan dan peluang
yang sangat besar.

Diagram SWOT Peternakan Sapi
O
1,0
0,8
0,6

(0,48;0,38)

0,4
0,2

W

-1,0

-0,8

-0,6

-0,4

-0,2

0,0
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0

T

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

S

Strategi pilihan berdasarkan hasil analisis
SWOT sebagai skala prioritas pengembangan
komoditas ternak sapi;
1.

2.
3.

4.
5.

Penyediaan lahan produksi usaha ternak sapi untuk
meningkatkan produksi dalam rangka memanfaatkan pulang
pasar sentra agribisnis.
Kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pemanfaatan secara
optimal lahan beternak.
Memberikan dukungan pembiayaan yang besar bersumber dari
APBD untuk pengembangan komoditas ternak sapi dalam rangka
meningkatkan kontribusi ekonomi daerah.
Peningkatan SDM peternak agar mampu bersaing pada era
MEA.
Peningkatan produksi dalam rangka pemenuhan permintaan
daging sapi yang tinggi sehingga terjadi tranformasi ke SDA
terbarukan.

3. Kec. Muara Jawa
A. Perikanan Tambak
 Diagram SWOT menunjukkan bahwa pengembangan
perikanan tambak di Kecamatan Muara Jawa berada
pada sel 3, yakni mendukung strategi putar balik/turnaround sesuai dengan pendapat Siagian (2008) dan
Rangkuti (2009). Strategi ini bermakna bahwa
Kecamatan Muara Jawa dalam mengembangkan
komoditas unggulan perikanan tambak memiliki
peluang yang sangat besar, akan tetapi juga diikuti
adanya kelemahan-kelemahan internal yang dimiliki.

Diagram SWOT Perikanan Tambak
O
0,01

(-0,04;0,05)

0,08
0,06
0,04
0,02

W

-0,01

-0,08

-0,06

-0,04

-0,02

0,0
-0,02
-0,04

-0,06
-0,08

-0,01

T

0,02

0,04

0,06

0,08

0,01

S

Strategi pilihan berdasarkan hasil analisis SWOT
sebagai skala prioritas pengembangan komoditas
unggulan perikanan tambak
1. Meningkatkan produktivitas dan kualitas agar mampu
menguasai pasar sentra agribisnis.
2. Peningkatan inprastruktur pendukung agar mampu
memanfaatkan lahan tidur.
3. Meningkatkan akses pasar agar mampu memberikan
kontribusi terhadap perekonomian daerah.
4. Meningkatkan kelembagaan kelompok tani dalam
rangka menghadapi pasar bebas seperti MEA.
5. Meningkatkan modal dan aksesnya agar mampu
mewujudkan pemanfaatan SDA terbarukan.

B. Kelapa Sawit
 Diagram SWOT menunjukkan bahwa pengembangan
perkebunan unggulan kelapa sawit di Kecamatan Muara
Jawa berada pada sel 2, yakni mendukung strategi
diversifikasi sesuai dengan pendapat Siagian (2008)
dan Rangkuti (2009). Strategi ini bermakna bahwa
Kecamatan Muara Jawa dalam mengembangkan
komoditas kelapa sawit walaupun menghadapi berbagai
ancaman, Kecamatan Muara Jawa masih mempunyai
kekuatan dari segi internal. Kekuatan internal yang
dimiliki dengan strategi diversifikasi adalah mengatasi
ancaman yang ada.

Diagram SWOT Kelapa Sawit
O
0,25
0,20
0,15
0,10
0,05

W

-0,25

-0,20

-0,15

-0,10

-0,05

0,0

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

-0,05
-0,10
-0,15
-0,20

-0,25

T

(0,17;-0,05)

S

Strategi pilihan berdasarkan hasil analisis SWOT skala
prioritas
pengembangan
komoditas
unggulan
perikanan, yakni strategi diversifikasi (ST).
1. Mengoptimalkan pemanfaatan luas lahan produksi
perkebunan dalam rangka mengantisipasi adanya
perubahan cuaca.
2. Kebijakan pemerintah daerah yang mengatur tentang
alih fungsi lahan.
3. Mengalokasikan dana APBD untuk meningkatkan
minat masyarakat berusaha di bidang perkebunan.
4. Meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka
mengatasi ketidakstabilan harga.
5. Meningkatkan daya saing untuk memenuhi permintaan
hasil perkebunan yang semakin meningkat.

SIMPULAN
1.

Sub sektor pertanian unggulan untuk;
 Kecamatan Kota Bangun;
 Sub sektor tanaman bahan pangan.
 Sub sektor perikanan.
 Kecamatan Tenggarong Seberang;
 Sub sektor tanaman bahan pangan.
 Sub sektor peternakan.
 Kecamatan Muara Jawa;
 Sub sektor perikanan
 Sub sektor perkebunan.
2. Komoditas prioritas yang dikembangkan ;
 Kecamatan Kota Bangun; padi sawah dan perikanan keramba.
 Kecamatan Tenggarong Seberang ; padi sawah dan ternak sapi.
 Kecamatan Muara Jawa; perikanan tambak dan kelapa sawit.

3. Strategi pengambangan;
a) Kecamatan Kota Bangun.
 Padi sawah; menggunakan strategi diversifikasi.
 Perikanan keramba; menggunakan strategi
defensive.
b) Kecamatan Tenggarong Seberang.
 Padi sawah; menggunakan strategi agresif.
 Ternak sapi; menggunakan strategi agresif.
c) Kecamatan Muara Jawa.
 Perikanan tambak; strategi putar balik/turn-around
 Kelapa sawit; menggunakan strategi diversifikasi.

Rekomendasi
1. Pembangunan di KUKAR agar berdasarkan sub sektor unggulan yang
dimiliki masing-masing kecamatan.
2. Komoditas yang dikembangkan oleh masing-masing kecamatan agar
berdasarkan komoditas unggulan prioritas.
3. Strategi pengembangan komoditas unggulan prioritas agar memperhatikan
aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki masingmasing kecamatan
4. Strategi yang digunakan masing-masing kecamatan agar disertai dengan
program dari masing-masing instansi yang bertanggung jawab. Misalkan
Kecamatan Tenggarong seberang dalam rangka mengembangkan padi
sawah dengan menggunakan strategi peningkatan produksi padi, maka
program yang dilakukan adalah penyusunan kalender tanam padi sawah,
pembangunan dan perbaikan irigasi, pencetakan lahan padi sawah baru di
lahan potensial, maka instansi yang terlibat adalah BKP2, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Bina Marga dan Sumberdaya
Air, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, serta lembaga Keuangan.
5. Perlu kajian lebih lanjut dalam rangka penyusunan rencana aksi, yang
sesuai dengan komoditi unggulan masing-masing sub sektor.