TUGAS III EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN RUAN
TUGAS III EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
I
KELOMPOK 3
1. DESYCA RANTYANA
(P23133014007)
2. EVI NURFITRIA SARI
(P23133014010)
3. LYDIA OKTAVIANI
(P23133014023)
4. M. YOGA TRIDARMA
(P23133014031)
5. SALMAH NUR WAHIDAH
(P23133014039)
TINGKAT II-DIII
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.
021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
2015/2016
Kegiatan
epidemiologi
meliputi
berbagai
aspek
kehidupan
masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun
diluar bidang kesehatan.Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam
epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Bentuk
kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering digunakan adalah bentuk
epidemiologi
deskriptif
yakni
memberikan
gambaran
atau
bentuk
kegiatan
keterangan
epidemiologi
tentang
distribusi
yang
status
kesehatan maupun masalah kesehatan termasuk penyakit pada suatu
kelompok penduduk tertentu, terutama menurut variabel orang, waktu,
dan tempat.
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai
ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara
sederhana dapat dibedakan atas tiga macam, yakni:
1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah
penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat
luas
ditemukan
berencana,
di
masyarakat.
masalah
kesehatan
Diantaranya
lingkungan,
masalah
pengadaan
keluarga
tenaga
kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan
demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah
kesehatan secara keseluruhan.
2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan,
akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok
manusia,
apakah
itu
menyangkut
masalah
penyakit,
keluarga
berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak
lanjutnya.
3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan
dalam
merumuskan
penyebab
timbulnya
suatu
masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal
tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut
dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau
masyarakat.
Dengan
memanfaatkan
perbedaan
yang
kemudian
dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan.
Adapun ruang lingkup epidemiologi sebagai berikut :
1. Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan
penyakit menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali. Selain itu
untuk mengetahui distribusi berdasarkan faktor –faktor epidemiologi
(orang, waktu, dan tempat) dan faktor –faktor yang mempengaruhi
terjadinya
penyakit
menular
serta
upaya
pencegahan
dan
penanggulangannya.
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri,
maupun parasit, bukan disebabkan karena faktor fisik, seperti luka
bakar atau kimia seperti keracunan. Penularan penyakit ini dapat
ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat
makan dan minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat
dicuci, hubungan seksual, dll.
Faktor yang memegang peranan penting :
Faktor penyebab atau agen
Sumber penularan
Cara penularan
Tiga sifat utama aspek penularan penyakit dari orang ke orang :
a. Waktu (Generation Time)
Yaitu waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga
timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada
host lain.
b. Kekebalan kelompok (imunitas)
Yaitu tingkat kemampuanatau daya tahan suatu kelompok
penduduk
tertentu
terhadap
serangan
maupun
penyebaran
penyakit menular.
c. Angka serangan (attack rate)
Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam
satu satuan waktu tertentu di suatu kelompok.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular.
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu
penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan
adanyan masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh
manusia. biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang
sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan
gangguan kejiwaan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya:
Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
Masa inkubasi yang panjang dan laten
Penyakit berlangsung lama
Sulit untuk didiagnosa
Biaya pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi
Mempunyai variasi yang cukup luas
Multifaktor
3. Epidemiologi Klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang
sedang
dikembangkan
oleh
para
klinisi
yang
bertujuan
untuk
membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah
melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi
klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering
menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi dalam menangani kasus
secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara
mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak
tertarik untuk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara
penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil
yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi
yang sangat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula
diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi
saja tetapi merupaka suatu disiplin ilmu yang memiliki metode
pendekatan penerapannya secara khusus.
4. Epidemiologi Kependudukan
Merupakan cabang epidemiologi yang menggunakan system
pendekatan
epidemiologi
dalam menganalisis berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factorfaktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi
dalam masyarakat.
Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya
memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara
demografis
dalam hubungannya
dalam
masalah
kesehatan dan
penyakit dalam masyarakat tetapi juga berperan dalam berbagai aspek
kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang
erat
hubungannya
dengan
masyarakat
seperti
pendidikan,
kesejahteraan rakyat, kesempatan pegawai, sangat berkaitan dengan
keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai
dasar dalam mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan
yang
baik.
Juga
sedang
dikembangakan
epidemiologi
system
reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana
dan kependudukan.
5. Epidemiologi Gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi
masyarakat di mana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai
faktor yang menyangkut pada hidup masyarakat. Pendekatan masalah
gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis
berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat
baik
kehidupan
sosial
yang
bersifat
biologis
masyarakat.
dan
terutama
Penanggulangan
dengan
masalah
gizi
masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah
kepada penaggualngan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan
timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya
terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.
6. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Merupakan
Salah
satu
pendekatan
dan
analisis
masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan
jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor
yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
7. Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan
Bentuk
ini
meruapakan
salah
satu
system
pendekatan
manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab
timbulnya suatu masalah serta penyusunan pemecahan masalah
tersebut
secara
menyeluruh
dan
terpadu.
Sistem
pendekatan
epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan
oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi,
penentuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu
kegiatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
8. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
Bentuk
ini
(occupational
and
environmental
epidemiology)
merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mepelajari serta
menganalisis
keadaan
kesehatan
tanaga
kerja
akibat
pengaruh
keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimiawi,
biologis, maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja .
Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan pekerja
serta untuk memulai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit
akibat kerja.
Epidemiologi lingkungan :
1) Kondisi Lingkungan perubahan kualitas lingkungan berpengaruh
terhadap agent (penyebab penyakit), host (manusia).
2) Variabel Epidemiologi orang, waktu dan tempat
3) Penyakit :
Penyakit Infeksi/menular akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Penyakit menahun atau tidak menular akibat menurunnya
(perubahan) kualitas lingkungan yang timbul sebagai dampak
negatif dari aktivitas pembangunan misalnya pencemaran yang
terjadi pada air, tanah dan udara akibat limbah industri,
pertanian, pertambangan/energi, transportasi, domestik dan
sebagainya.
4) Ilmu sosial dan perilaku perilaku manusia (higiene perorangan)
dan hubungannya dengan timbulnya kejadian penyakit.
5) Metoda (Design) sebagai dasar yang digunakan dalam melakukan
kajian (analisa) untuk menarik kesimpulan baik level pemahaman
maupun level intervensi, misal penggunaan Metode-metode
Statistik (kajian Ilmiah) dan penggunaan konsep SIMPUL
KESEHATAN LINGKUNGAN.
Epidemiologi kerja mengkaji faktor-faktor lingkungan di tempat
kerja. Faktor-faktor lingkungan yang dapat disebabkan oleh kontribusi
terhadap penyakit diklasifikasikan:
a. Faktor-faktor psikologis : stress, jadwal kerja, hubungan antar
manusia.
b. Faktor-faktor fisik : kebiasaan, iklim, beban kerja, pencahayaan,
radiasi, ergonimic
9. Epidemiologi Perilaku
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak
memegang peranan dalam menentukan derajat kesehatan suatu
masyarakat. Bahkan menurut Bloom, faktor perilaku memberikan
kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan individu
maupun masyarakat. Mengingat bahwa faktor penyebab penyakit lebih
bersifat kompleks sehingga dalam epidemiologi kita lebih banyak
melakukan pendekatan faktor resiko, maka faktor perilaku individu
maupun masyarakat, seperti kebiasaan hidup sehat individu dan
kepercayaan
masyarakat
tentang
sesuatu
berhubungan
dengan
kesehatan banyak memberikan nilai resiko yang sering muncul dalam
analisis epidemiologi tentang kejadian penyakit dalam masyarakat.
Bahkan perilaku sangat erat hubungannya dengan umur dan jenis
kelamin, suku ras, pekerjaan, status sosial dan ekonomi serta berbagai
aspek kehidupan lainnya.
10.
Epidemiologi genetik
Merupakan studi tentang etiologi, distribusi, dan pengendalian
penyakit dalam kelompok – kelompok keluarga dan penyebab penyakit
yang diwariskan pada populasi.
11.
Epidemiologi kesehatan reproduksi
Adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi dan
determinan penyakit atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi
atau
kelompok.
Distribusi
dalam
kesehatan
reproduksi
adalah
memahami kejadian yang berkaitan dengan masalah kesahatan
reproduksi. Kesehatan reproduksi manusia dimulai dari pertumbuhan
dan perkembangan seksual yang terwujud dalam masa pubertas, dan
akan berlangsung terus sepanjang hidupnya pada laki-laki dan pada
perempuan akan berakhir pada masa menopause.
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan
pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi
keadaan kesehatan tersebut. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah
kesehatan tersebut diatas dapat meliputi 6E yaitu:
1. Etiologi
Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam
mengidentifikasi penyebab penyakit dalam masalah kesehatan lainnya.
Misalnya: penyakit demam berdarah, maka penyebabnya yaitu virus
dengue sedangkan masalahnya yaitu banyaknya sarang nyamuk,
kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara kebersihan, dll.
2. Efikasi
Efikasi berkaitan dengan efek dan daya optimal yang dapat
diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk
melihat hasil atau efek suatu intervensi.
Hal inimerupakan kemujaraban teoritis dari suatu obatyang
dapat dilakukan dengan melakukan uji klinik. Misalnya: imunisasi yang
dilakukan pada balita ternyata menghasilkan efek sampai 90% artinya
dengan imunisasi didapat kekebalan sebanyak 90% terhadap balita
yang diimunisasi.
3. Efektivitas
Efektivitas adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu
tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari
suatu tindakan yang satu dengan lainnya. Efektivitas bertujuan untuk
mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi
lapangan
yang
sebenarnya
yang
sangat
berbeda-beda.
Untuk
pengobatan maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban praktis,
kenyataan khasiat obat di klinik. Misalnya: peningkatan kasus demam
berdarah di suatu daerah sebesar 70% kemudian dilakukan fogging
sehingga kasusnya menurun dan tinggal 50% artinya fogging efektif
menurunkan kasus DBD sebesar 20%.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh
yang dapat diperoleh berdasarkan biaya yang diberikan. Efisiensi ini
bertujuan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh
berdasarkan pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan. Misalnya:
pemberian imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) cukup sekali, jika
diberikan dua kali tidak efisien karena vaksin BCG berisi kuman hidup
sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan
vaksin berisi kuman mati, sehingga memerlukan pengulangan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu
pengobatan atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan
memberi nilai keberhasilan program seutuhnya.
Misalnya:
petugas
kesehatan
melakukan
vaksin
polio
dan
ternyata setelah dilakukan penilaian ternyata hal tersebut dapat
menurunkan jumlah penderita polio pada anak-anak.
6. Edukasi
Edukasi adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan
penyakit. Edukasi merupakan bentuk intervensi andalan kesehatan
masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh epidemiologi.
Misalnya: melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang demam
berdarah sehingga masyarakat mengetahui penyebab dari DBD sampai
cara pencegahannya.
Daftar Pustaka
Budianto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Noor, Prof. Dr. Nur Nasry. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular.
Jakarta: Rineka Cipta
http://kudrotul.blogspot.co.id/p/halaman-2.html
http://www.academia.edu/5420629/PENGERTIAN_EPIDEMIOLOGI
http://youngqie.blogspot.co.id/2014/12/epidemiologi-kespro.html
http://okkyoktalina.blogspot.co.id/2013/05/epidemiologi-kesehatanreproduksi.html
http://rumah20.blogspot.co.id/2011/01/epidemiologi-kesehatanlingkungan.html
RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
I
KELOMPOK 3
1. DESYCA RANTYANA
(P23133014007)
2. EVI NURFITRIA SARI
(P23133014010)
3. LYDIA OKTAVIANI
(P23133014023)
4. M. YOGA TRIDARMA
(P23133014031)
5. SALMAH NUR WAHIDAH
(P23133014039)
TINGKAT II-DIII
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.
021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
2015/2016
Kegiatan
epidemiologi
meliputi
berbagai
aspek
kehidupan
masyarakat, baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun
diluar bidang kesehatan.Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam
epidemiologi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Bentuk
kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering digunakan adalah bentuk
epidemiologi
deskriptif
yakni
memberikan
gambaran
atau
bentuk
kegiatan
keterangan
epidemiologi
tentang
distribusi
yang
status
kesehatan maupun masalah kesehatan termasuk penyakit pada suatu
kelompok penduduk tertentu, terutama menurut variabel orang, waktu,
dan tempat.
Seperti berbagai cabang ilmu lainnya, epidemiologi juga mempunyai
ruang lingkup kegiatan tersendiri. Ruang lingkup yang dimaksud secara
sederhana dapat dibedakan atas tiga macam, yakni:
1. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah
penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat
luas
ditemukan
berencana,
di
masyarakat.
masalah
kesehatan
Diantaranya
lingkungan,
masalah
pengadaan
keluarga
tenaga
kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan
demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah
kesehatan secara keseluruhan.
2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan,
akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok
manusia,
apakah
itu
menyangkut
masalah
penyakit,
keluarga
berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak
lanjutnya.
3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan
dalam
merumuskan
penyebab
timbulnya
suatu
masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal
tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut
dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau
masyarakat.
Dengan
memanfaatkan
perbedaan
yang
kemudian
dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan.
Adapun ruang lingkup epidemiologi sebagai berikut :
1. Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan
penyakit menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali. Selain itu
untuk mengetahui distribusi berdasarkan faktor –faktor epidemiologi
(orang, waktu, dan tempat) dan faktor –faktor yang mempengaruhi
terjadinya
penyakit
menular
serta
upaya
pencegahan
dan
penanggulangannya.
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri,
maupun parasit, bukan disebabkan karena faktor fisik, seperti luka
bakar atau kimia seperti keracunan. Penularan penyakit ini dapat
ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat
makan dan minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat
dicuci, hubungan seksual, dll.
Faktor yang memegang peranan penting :
Faktor penyebab atau agen
Sumber penularan
Cara penularan
Tiga sifat utama aspek penularan penyakit dari orang ke orang :
a. Waktu (Generation Time)
Yaitu waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga
timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada
host lain.
b. Kekebalan kelompok (imunitas)
Yaitu tingkat kemampuanatau daya tahan suatu kelompok
penduduk
tertentu
terhadap
serangan
maupun
penyebaran
penyakit menular.
c. Angka serangan (attack rate)
Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam
satu satuan waktu tertentu di suatu kelompok.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular.
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu
penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan
adanyan masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh
manusia. biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang
sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan
gangguan kejiwaan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya:
Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
Masa inkubasi yang panjang dan laten
Penyakit berlangsung lama
Sulit untuk didiagnosa
Biaya pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi
Mempunyai variasi yang cukup luas
Multifaktor
3. Epidemiologi Klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang
sedang
dikembangkan
oleh
para
klinisi
yang
bertujuan
untuk
membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah
melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi
klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering
menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi dalam menangani kasus
secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara
mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak
tertarik untuk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara
penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil
yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi
yang sangat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula
diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi
saja tetapi merupaka suatu disiplin ilmu yang memiliki metode
pendekatan penerapannya secara khusus.
4. Epidemiologi Kependudukan
Merupakan cabang epidemiologi yang menggunakan system
pendekatan
epidemiologi
dalam menganalisis berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factorfaktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi
dalam masyarakat.
Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya
memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara
demografis
dalam hubungannya
dalam
masalah
kesehatan dan
penyakit dalam masyarakat tetapi juga berperan dalam berbagai aspek
kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang
erat
hubungannya
dengan
masyarakat
seperti
pendidikan,
kesejahteraan rakyat, kesempatan pegawai, sangat berkaitan dengan
keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai
dasar dalam mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan
yang
baik.
Juga
sedang
dikembangakan
epidemiologi
system
reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana
dan kependudukan.
5. Epidemiologi Gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi
masyarakat di mana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai
faktor yang menyangkut pada hidup masyarakat. Pendekatan masalah
gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis
berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat
baik
kehidupan
sosial
yang
bersifat
biologis
masyarakat.
dan
terutama
Penanggulangan
dengan
masalah
gizi
masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah
kepada penaggualngan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan
timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya
terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.
6. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Merupakan
Salah
satu
pendekatan
dan
analisis
masalah
gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan
jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor
yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
7. Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan
Bentuk
ini
meruapakan
salah
satu
system
pendekatan
manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab
timbulnya suatu masalah serta penyusunan pemecahan masalah
tersebut
secara
menyeluruh
dan
terpadu.
Sistem
pendekatan
epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan
oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi,
penentuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu
kegiatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
8. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja
Bentuk
ini
(occupational
and
environmental
epidemiology)
merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mepelajari serta
menganalisis
keadaan
kesehatan
tanaga
kerja
akibat
pengaruh
keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimiawi,
biologis, maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja .
Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan pekerja
serta untuk memulai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit
akibat kerja.
Epidemiologi lingkungan :
1) Kondisi Lingkungan perubahan kualitas lingkungan berpengaruh
terhadap agent (penyebab penyakit), host (manusia).
2) Variabel Epidemiologi orang, waktu dan tempat
3) Penyakit :
Penyakit Infeksi/menular akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Penyakit menahun atau tidak menular akibat menurunnya
(perubahan) kualitas lingkungan yang timbul sebagai dampak
negatif dari aktivitas pembangunan misalnya pencemaran yang
terjadi pada air, tanah dan udara akibat limbah industri,
pertanian, pertambangan/energi, transportasi, domestik dan
sebagainya.
4) Ilmu sosial dan perilaku perilaku manusia (higiene perorangan)
dan hubungannya dengan timbulnya kejadian penyakit.
5) Metoda (Design) sebagai dasar yang digunakan dalam melakukan
kajian (analisa) untuk menarik kesimpulan baik level pemahaman
maupun level intervensi, misal penggunaan Metode-metode
Statistik (kajian Ilmiah) dan penggunaan konsep SIMPUL
KESEHATAN LINGKUNGAN.
Epidemiologi kerja mengkaji faktor-faktor lingkungan di tempat
kerja. Faktor-faktor lingkungan yang dapat disebabkan oleh kontribusi
terhadap penyakit diklasifikasikan:
a. Faktor-faktor psikologis : stress, jadwal kerja, hubungan antar
manusia.
b. Faktor-faktor fisik : kebiasaan, iklim, beban kerja, pencahayaan,
radiasi, ergonimic
9. Epidemiologi Perilaku
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak
memegang peranan dalam menentukan derajat kesehatan suatu
masyarakat. Bahkan menurut Bloom, faktor perilaku memberikan
kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan individu
maupun masyarakat. Mengingat bahwa faktor penyebab penyakit lebih
bersifat kompleks sehingga dalam epidemiologi kita lebih banyak
melakukan pendekatan faktor resiko, maka faktor perilaku individu
maupun masyarakat, seperti kebiasaan hidup sehat individu dan
kepercayaan
masyarakat
tentang
sesuatu
berhubungan
dengan
kesehatan banyak memberikan nilai resiko yang sering muncul dalam
analisis epidemiologi tentang kejadian penyakit dalam masyarakat.
Bahkan perilaku sangat erat hubungannya dengan umur dan jenis
kelamin, suku ras, pekerjaan, status sosial dan ekonomi serta berbagai
aspek kehidupan lainnya.
10.
Epidemiologi genetik
Merupakan studi tentang etiologi, distribusi, dan pengendalian
penyakit dalam kelompok – kelompok keluarga dan penyebab penyakit
yang diwariskan pada populasi.
11.
Epidemiologi kesehatan reproduksi
Adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi dan
determinan penyakit atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi
atau
kelompok.
Distribusi
dalam
kesehatan
reproduksi
adalah
memahami kejadian yang berkaitan dengan masalah kesahatan
reproduksi. Kesehatan reproduksi manusia dimulai dari pertumbuhan
dan perkembangan seksual yang terwujud dalam masa pubertas, dan
akan berlangsung terus sepanjang hidupnya pada laki-laki dan pada
perempuan akan berakhir pada masa menopause.
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan
pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi
keadaan kesehatan tersebut. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah
kesehatan tersebut diatas dapat meliputi 6E yaitu:
1. Etiologi
Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam
mengidentifikasi penyebab penyakit dalam masalah kesehatan lainnya.
Misalnya: penyakit demam berdarah, maka penyebabnya yaitu virus
dengue sedangkan masalahnya yaitu banyaknya sarang nyamuk,
kurangnya partisipasi masyarakat dalam memelihara kebersihan, dll.
2. Efikasi
Efikasi berkaitan dengan efek dan daya optimal yang dapat
diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk
melihat hasil atau efek suatu intervensi.
Hal inimerupakan kemujaraban teoritis dari suatu obatyang
dapat dilakukan dengan melakukan uji klinik. Misalnya: imunisasi yang
dilakukan pada balita ternyata menghasilkan efek sampai 90% artinya
dengan imunisasi didapat kekebalan sebanyak 90% terhadap balita
yang diimunisasi.
3. Efektivitas
Efektivitas adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu
tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari
suatu tindakan yang satu dengan lainnya. Efektivitas bertujuan untuk
mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi
lapangan
yang
sebenarnya
yang
sangat
berbeda-beda.
Untuk
pengobatan maka hal ini berkaitan dengan kemujaraban praktis,
kenyataan khasiat obat di klinik. Misalnya: peningkatan kasus demam
berdarah di suatu daerah sebesar 70% kemudian dilakukan fogging
sehingga kasusnya menurun dan tinggal 50% artinya fogging efektif
menurunkan kasus DBD sebesar 20%.
4. Efisiensi
Efisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh
yang dapat diperoleh berdasarkan biaya yang diberikan. Efisiensi ini
bertujuan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh
berdasarkan pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan. Misalnya:
pemberian imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) cukup sekali, jika
diberikan dua kali tidak efisien karena vaksin BCG berisi kuman hidup
sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan
vaksin berisi kuman mati, sehingga memerlukan pengulangan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu
pengobatan atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan
memberi nilai keberhasilan program seutuhnya.
Misalnya:
petugas
kesehatan
melakukan
vaksin
polio
dan
ternyata setelah dilakukan penilaian ternyata hal tersebut dapat
menurunkan jumlah penderita polio pada anak-anak.
6. Edukasi
Edukasi adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan
penyakit. Edukasi merupakan bentuk intervensi andalan kesehatan
masyarakat yang perlu diarahkan secara tepat oleh epidemiologi.
Misalnya: melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang demam
berdarah sehingga masyarakat mengetahui penyebab dari DBD sampai
cara pencegahannya.
Daftar Pustaka
Budianto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Noor, Prof. Dr. Nur Nasry. 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular.
Jakarta: Rineka Cipta
http://kudrotul.blogspot.co.id/p/halaman-2.html
http://www.academia.edu/5420629/PENGERTIAN_EPIDEMIOLOGI
http://youngqie.blogspot.co.id/2014/12/epidemiologi-kespro.html
http://okkyoktalina.blogspot.co.id/2013/05/epidemiologi-kesehatanreproduksi.html
http://rumah20.blogspot.co.id/2011/01/epidemiologi-kesehatanlingkungan.html