ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PENADAHAN KENDARAAN BERMOTOR HASIL PENCURIAN (Studi Di Polresta Bandar Lampung) (Jurnal)

  ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PENADAHAN KENDARAAN BERMOTOR HASIL PENCURIAN (Studi Di Polresta Bandar Lampung) (Jurnal) Oleh SISCA APRIANA 0742011314 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014

  

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PENADAHAN

KENDARAAN BERMOTOR HASIL PENCURIAN

(Studi Di Polresta Bandar Lampung)

Sisca Apriana, Diah Gustiniati, Firganefi

email :

  Perekonomian yang semakin berkembang membuat kebutuhan hidup masyarakat terus meningkat, sedangkan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang tidak memadai. Mendorong tindak kriminalitas di masyarakat dalam hal ini tindak kriminalitas yang dimaksud ialah kejahatan penadahan kendaraan bermotor. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris tentang faktor-faktor penyebab kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian, upaya penanggulangan kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor penyebab kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian dianalisa dengan menggunakan dua pendekatan, faktor intern adalah latar belakang pendidikan yang rendah baik dari pendidikan formal maupun keterampilan yang tidak memadai atau kurang, sedangkan faktor ekstern terdiri dari dua hal yaitu faktor lingkungan dimana mereka tinggal dan pergaulan terdapat pelaku kejahatan sehingga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang untuk melakukan tindak kejahatan, faktor ekonomi yaitu minimnya lapangan pekerjaan dan tingginya tingkat kebutuhan hidup hal ini yang dapat mempengaruhinya terjadinya tindak kejahatan. Upaya penanggulangan dalam mengatasi kejahatan penadahan kendaraan bermotor dilakukan melalui upaya penal yaitu dengan bersifat represif (penindakan) yaitu penyelidikan dan penyidikan sedangkan upaya non penal dilakukan dengan menggunakan cara preventif (pencegahan) yaitu memberikan himbauan kepada masyakat akan pentingnya saling menjaga dan melindungi antarwarga. Saran penulis dalam skripsi ini adalah pemerintah harus bisa memberikan pendidikan dan lapangan pekerjaan dan masyarakat sebagai pemilik kendaraan bermotor perlu melakukan peningkatan kewaspadaannya, menjaga keamanan kendaraan dengan mengunci kendaraan pada saat diparkirkan.serta bagi aparat penegak hukum khususnya polisi harus selalu melakukan razia dan patrol-patroli ke daerah-daerah yang rawan kejahatan serta memberi penyuluhan kepada masyarakat.

  Kata Kunci: Kriminologis, Kejahatan, Penadahan Kendaraan Bermotor

  

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PENADAHAN

KENDARAAN BERMOTOR HASIL PENCURIAN

(Studi Di Polresta Bandar Lampung)

  

Sisca Apriana, Diah Gustiniati, Firganefi

email :

Growing economy makes community needs continue to increase, while education

and employment slightly Encourage crime in the community, in this case the

crime is is a motor vehicle fencing crime. This study uses normative juridical and

empirical jurisdiction of factors that cause crime and crime prevention efforts

fencing motor vehicle thefts results. Based on the results of research and

discussion that has been conducted by the author, factors that cause crime

fencing motor vehicle thefts results were analyzed using two approaches, internal

factor is low educational background of both formal education and skills are

lacking, external factors consist of environmental factors in which they live and

promiscuity are criminals can influence the attitudes and behavior of a person to

commit a crime, economic factors, namely the lack of jobs and the high level of

the necessities of life can influence the occurrence of crime. Crime prevention

efforts in addressing fencing motor vehicles through the efforts that the

repressive penal (action) that the investigation, the efforts of non-penal use

preventive way (prevention) that appealed to society of the importance of

maintaining and protecting each other among the people. Author suggestion that

the government should be able to provide education and employment and society

as a motor vehicle owners need to increase vigilance, keep vehicle safety by

locking the vehicle when in the parking area. For law enforcers, especially the

police must always be conduct raids and patrol-patrol to areas that prone to

crime and provide counseling to the community. Keywords: criminological, Crime, fencing Vehicle

I. PENDAHULUAN

  Kemajuan pertumbuhan sosial dimasyarakat ditandai pula dengan tinggkat konsumtif masyarakat yang naik pula, salah satunya adalah dengan banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua. Semakin terjangkaunya harga dari kendaraan bermotor serta banyaknya lembaga- lembaga pembiayaan yang mudah dalam pelayanannya kepada masyarakat untuk mendapatkan kendaraan dengan waktu yang cepat menjadi salah satu faktor penunjang tingginya jumlah kendaraan bermotor yang ada di Kota dan Kabupaten.

  Di sisi lain semakin banyaknya kendaraan bermotor menimbulkan masalah sosial tersendiri di kalangan masyarakat, dimana kondisi perekonomian Negara kita yang sulit saat ini, mengakibatkan timbulnya kasus kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat yang di latar belakangi karena kebutuhan hidup yang mendesak yang terjadi setiap hari dan dialami oleh masyarakat sebagai contohnya, penjambretan, penodongan, pencurian, perampokan, penganiayaan, perkosaan, pembunuhan, tawuran remaja, atau lebih dikenal dengan

  “kejahatan jalanan ” atau street crime” menjadi tantangan bagi proses penegakan hukum.

  Kejahatan tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus kejahatan semakin sering terjadi dan yang paling dominan adalah jenis kejahatan terhadap harta kekayaan, khususnya yang termasuk di dalamnya adalah tindak pidana penadahan. Kejahatan terhadap harta benda akan tampak meningkat di negara-negara sedang berkembang. Kenaikan ini sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.

  Di setiap negara tidak terkecuali negara yang paling maju sekalipun, pasti akan menghadapi masalah kejahatan yang mengancam dan mengganggu ketentraman dan kesejahteraan penduduknya. Hal ini menunjukkan bahwa kejahatan tidak hanya tumbuh subur di Negara miskin dan berkembang, tetapi juga dinegara-negara yang sudah maju. Perkembangan kejahatan seperti diuraikan di atas bahwa hukum menempati posisi yang penting untuk mengatasi adanya persoalan kejahatan ini. Perangkat hukum diperlukan untuk menyelesaikan konflik atau kejahatan yang ada dalam masyarakat. Salah satu usaha pencegahannya dan pengendalian kejahatan itu ialah dengan menggunakan hukum pidana dengan sanksinya yang berupa pidana. Hukum pidana terbagi atas dua bagian yaitu Hukum Pidana materiil yaitu mengenai petunjuk da uraian tentang tindak pidana dan Hukum Pidana formil yaitu cara Negara dengan perantara para pejabatnya menggunakan haknya untuk memidana. Perbuatan yang melanggar aturan-aturan inilah yang disebut dengan tindak pidana. Salah satu tindak pidana yang sering muncul dalam masyarakat Indonesia yaitu pencurian yang diatur pada itu Negara merasa perlu melindungi hak warga negaranya dalam kaitannya mengenai harta benda.

  Perlindungan atas hak milik berupa harta benda dipertegas, dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal

  28H ayat 4: “Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil secara sewenang-wenang oleh siapa pun”. Keberadaan hukum dimaksud kan agar tercipta suatu keadaan yang tenteram dan terciptanya suatu ketertiban di masyarakat. Terciptanya ketertiban tidak lepas oleh perans erta masyarakat atau boleh dikatakan lebih dititik beratkan pada kewajiban masyarakat, sedangkan ketenteraman lebih dititik beratkan pada hak-hak masyarakat. Oleh karena itu hukum itu sendiri harus bisa mengakomodir dan mencerminkan perlindungan terhadap hak-hak dan kewajiban masyarakat. Tidak dapat dipungkiri dalam menjalankan kehidupannya manusia memerlukan kedua hal tersebut, harus ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hal tersebut akan menghindarkan dari sikap yang totaliter akibat terlalu mengedepankan kewajiban dan sikap yang cenderung akan membuka jalan menuju anarki akibat dari sikap yang terlalu mengedapankan hak. Kejahatan dapat diartikan secara kriminologis dan yuridis. Kejahatan dalam arti kriminologis yaitu perbuatan manusia yang menodai norma-norma dasar dari sebagai perbuatan unsur yang menyalahi aturan-aturan yang hidup dan berkembang di masyarakat. Kejahatan secara yuridis yaitu perilaku jahat atau perbuatan jahat dalam arti hukum pidana maksudnya bahwa kejahatan itu dirumuskan di dalam peraturan- peraturan pidana.

  Masalah pidana yang paling sering terjadi di dalam masyarakat adalah tindak pidana terhadap harta kekayaan (tindak pidana materiil), seperti pencurian, pemerasan, penggelapan, penipuan, pengrusakan, dan penadahan. Salah satu tindak pidana terhadap harta kekayaan yang masih sering menimbulkan perdebatan adalah tindak pidana penadahan kendaraan bermotor yang berasal dari hasil pencurian. Pencurian kendaraan bermotor semakin marak terjadi di lingkungan masyarakat baik di kota maupun di daerah. Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu penyebab semakin maraknya terjadi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor adalah karena semakin maraknya juga tindak pendahan kendaraan bermotor hasil pencurian tersebut. Akibatnya pelaku pencurian tidak kesulitan untuk memasarkan kendaraan hasil bermotor hasil curiannya. Faktor lain yang mengakibatkan tindak pidana tersebut yang sering dijadikan alasan pihak pelaki adalah masalah kebutuhan hidup dimana pelaku memang tidak mempunyai mata pencaharian. Hal ituah yang melatar pencurian kendaraan bermotor yang kemudian berpotensi kepada meningkatnya jumlah penadaham kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang mempunyai mobilitas tinggi, maka pelaku kejahatan ini merupakan kejahatan yang memiliki mobilitas nggi juga dampak negatifnya terhadap masyarakat.

  kejahatan pencurian kendaraan bermotor sudah merupakan kejahatan terorganisir, bersindikat, dimana ada pihak-pihak yang di lapangan (pencuri) barang hasil kejahatan tersebut langsung di tampung di dalam kejahatan yang baru atau di kenal dengan penadahan sehingga para pelaku kejahatan merasa di untungkan dan pihak kepolisian lebih sulit dalam hal mengungkapkan kejahatan tersebut.

  Tindak pidana penadahan diatur dalam Pasal 480 KUHP, Pasal 481 dan 482 KUHP . Tindak pidana penadahan merupakan tindakan yang dilarang oleh hukum, karena penadahan di peroleh dari kejahatan, dapat dikatakan menolong atau mempermudah tindakan kejahatan si pelaku dapat 1 Lamintang PAF,.Fenomena Kehidupan

  Sosial dalam Ruang Lingkup Pidana,Sinar

  mempersukar pengusutan kejahatan bersangkutan, dalam mengadilli terdakwa yang melakukan tindak pidana penadahan karena, harus membuktikan terlebih dahulu apakah terdakwa tersebut benar- benar melakukan kejahatan tersebut di dapat dari hasil kejahatan juga dan penadahan disini menjadi pelaku kedua dalam hal pelaksanaannya, maka pihak berwajib harus membutikan terlebih dahulu apakah seseorang itu mampu untuk dipertanggung jawabkan dengan kata lain adanya unsur kesalahan dan kesengajaan.

  2 Menurut Muhammad Ali penadahan

1 Selain itu

  ialah tindak pidana atau “strafbaarfeit” asal kata tadah berarti menampung, menadah, penadah, orang yang menerima barang gelap atau barang curian

  3 .

  Penadahan berarti perbuatan menadah menampung. Tindak pidana penadahan merupakan delik turunan. Artinya, harus ada delik pokok yang membuktikan uang atau barang tersebut berasal dari tindak pidana

  4 .

  2 Sholehudin, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana (Ide Dasar Doule Tracj Sistem dan Implementasinya), PT Raja Grafindo Persada,Jakarta,2004.hlm.71 3 Ali Muhammad, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,2000 4 Hamzah Andi KUHP dan KUHAP, Rineka Cipta,Jakarta,1998 No Thn Tindak Pidana Jmlh Penegakkan Penadahan TP hkm kendaraan bermotor

  1 201 Penadahan

  5 Di Proses 2 kendaraan sampai PN bermotor 2 201 Penadahan

  7 Di Proses 3 kendaraan sampai PN bermotor 3 201 Penadahan

  11 Proses bermotor Polresta Jumlah

  23 Sumber : Data dari Polresta Bandar

  Lampung Tindak pidana penadahan kendaraan bermotor pada tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan. Dari hasil prariset di Polresta Bandar Lampung

  Tindak pidana penadahan di Kota bahwa faktor penyebab Penadahan Bandar lampung yang sering terjadi

  Kendaraan Bermotor antara lain dapat dilihat dari meningkatnya disebabkan oleh faktor ekonomi dan jumlah kasus tindak pidana mudah untuk dijual kembali. penadahan yang telah terjadi

  Berdasarkan uraian di atas, maka sepanjang tahun 2012-2014, pada penulis tertarik untuk mengkaji tahun 2012 tindak pidana masalah tersebut dengan penadahan kendaraan bermotor mengambil judul : Analisis yang ditangani oleh Polresta Bandar Kriminologis Terhadap Kejahatan lampung terdapat 5 kasus, pada Penadahan Kendaraan Bermotor tahun 2013 terdapat 7 dan pada Hasil Pencurian ( Studi Di Polresta tahun 2014 terdapat kasus sebanyak Bandar Lampung). 11 kasus, yang ditangani oleh Polresta Bandar lampung lebih

  Berdasarkan latar belakang maka jelasnya dapat dilihat pada tabel di yang menjadi pokok permasalahan bawah ini : dalam penelitian ini adalah (1) Apakah faktor-faktor penyebab

  Tabel

1 Tindak Penadahan

  kejahatan penadahan kendaraan

  Kendaraan Bermotor

  bermotor hasil pencurian . (2) Bagaimanakah upaya Penanggulangan kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian.

  Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data yang sekunder. Pengumpulan data dengan wawancara, studi pustaka dan studi dokumen. Sedangkan pengelolaan data melalui tahap editing, klasifikasi data dan sistematisasi data. Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam atau ditafsirkan untuk dilakukan pembahasan dan dianalisa secara kualitatif kemudian untuk ditarik suatu kesimpulan secara induktif. Metode berpikir induktif yang digunakan menggunakan penalaran generalisasi II.

   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-faktor Penyebab kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian.

  Status sosial seseorang di dalam masyarakat banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Selama di dalam masyarakat itu ada sesuatu yang dihargai maka selama itu pula ada pelapisan-pelapisan di dalamnya dan pelapisan-pelapisan itulah yang menentukan status sosial seseorang. Untuk masyarakat kota besar seperti kota Bandar Lampung status sosial seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor diantaranya ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan lain-lain sebagainya. Begitu pula status sosial ini ditentukan oleh stratifikasi sosial yang beraspek vertikal di bidang ekonomi, dimana adanya ketidakberesan antara yang kaya dengan yang miskin membuat yang kaya menduduki kelasnya sendiri tanpa memperhatikan lingkungan sekitarnya sehingga si miskin berada pada kelasnya sendiri yang hidupnya tambah melarat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pencurian kendaraan bermotor antara lain: Kejahatan merupakan fenomena sosial yang harus dicermati dan dipikirkan secara seksama penanganannya, tidak hanya ditanggulangi melalui jalur hukum (terutama hukum pidana), ia tidak hanya berhenti pada saat telah dipidananya si pelaku. Ia harus dikaji secara kritis bagaimana proses- proses yang melatar belakangi terjadinya, apa faktor kondusif yang menjadikannya demikian, siapa yang turut berperan memberikan cap terhadap seorang itu sebagai penjahat, bagaimana suatu peraturan perundang-undangan merupakan alat yang ampuh di tangan penguasa atau kelompok kaya yang menjamin keshahihan (validity) tindaknnya dan mempermasalahkan kelompok

  powerless, dan berbagai pertanyaan

  senada harus diajukan sebagai telaah kritis agar terhindar dari sikap picik yang semata-mata mendasarkan terjadinya kejahatan dalam perspektif klasik atau positif.

  5 Seseorang melakukan suatu

  tindakan, baik itu perbuatan yang baik maupun yang jahat adalah karena sesuatu yang mendorong untuk bertindak. Entah itu atas 5 Mompang L. Panggabean, Membangun

  Paradigma Kriminologi di Indonesia, Majalah Hukum Trisakti, Nomor 29, Tahun gerakan hati, atau karena bujukan/rayuan orang lain, atau karena situasi-situasi tertentu yang memaksanya. Dengan kata lain, motivasilah yang sering kali menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau disertai dengan bila kita membicarakan atau membahas mengapa seseorang menjadi pencuri, yang berarti bahwa penelitian akan memotivasi seseorang melakukan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor, perlu dilihat dan ditelaah secara umum bahwa dalam hal ini tidaklah berarti mencari faktor mana yang akan mungkin dapat merupakan faktor-faktor sebab akibat yang pasti akan tetapi disini hanya sekedar menerangkan bahwa suatu faktor tertentu akan membawa resiko yang lebih besar atau lebih kecil dalam menyebabkan orang melakukan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Berdasarkan hasil wawancara dengan Erna Dewi dan Eddy Rifai Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian adalah karena adanya faktor intern dan ekstern 1.

  • Jumlah

  Faktor Intern Faktor Mental atau intelegensia Faktor mental berkaitan dengan tingkat intelegensia. Jika seseorang mempunyai tingkat intelegensia yang baikm maka sudah tentu orang tersebut dengan mudah dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan dan perkembangan masyarakat. Akan tetapi sebaliknya jika tingkat intelegensia rendah maka orang yang bersangkutan tidak mampu untuk mencari dan menemukan jalan yan terbaik dan tidak terkecuali melakukan tindakan- bertentangan dengan aturan- aturan hukum yang berlaku. Adapun untuk mengetahui faktor mental sebagai akibat dari rendahnya tingkat intelengensia sebagai penyebab tindakan pencurian kendaraan

  Tabel 2. Tingkat intelegensia para pelaku kejahatan penadahan N o

  Jawaban Responde n Jumla h Persentas e

  1. SD 13 60%

  2. SMP 9 35%

  3. SMA 1 5%

  4. Akademi / PT

  23 100%

  Sumber : Data Lapangan setelah di olah Tahun 2014 Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa lulusan SD memiliki peringkat paling tinggi yaitu 75%. Berdasarkan hasil Brigpol Sugito dijelaskan bahwa rata-rata pelaku kejahatan penadahan kendaraan bermotor di wilayah hukum Polresta dilakukan oleh pelaku yang berpendidikan rendah a. Faktor Lingkungan Dalam melakukan kejahatan, seseorang banyak tergantung dalam hubungan sosialisnya dalam masyarakat yang bersangkutan, yakni dengan melihat kondisi-kondisi struktural yang terdapat dalam masyarakat. Walaupun ada kemungkinan manusia itu sendiri secara sadar memilih jalan yang menyimpang sebagai cara dia memecahkan masalah eksistensinya.

  Kendatipun seseorang semula berasal dari keturunan yang baik, jika lingkungan pergaulan dalam masyarakat tempat dia tinggal adalah lingkungan terdapat pelaku kejahatan bukan tidak mungkin maka diapun terbawa arus melakukan kejahatan

  Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Brigpol Rifki menyatakan bahwa salah satu penyebab seseorang itu melakukan kejahatan adalah keadaan lingkungan dimana orang itu berada. Seseorang dapat menjadi pelaku kejahatan tidak hanya berasal dari lingkungan keluarga miskin tetapi ada juga berasal dari lingkungan keluarga kaya. Pada umumnya orang melakukan kejahatan itu berasal dari lingkungan yang tidak baik. Kejahatan merupakan suatu gejala sosial yang tidak berdiri sendiri melainkan adanya korelasi dengan berbagai ekonomi, hukum maupun teknologi serta perkembangan yang lain sebagai akibat sampingan yang negative dari setiap kemajuan atau perubahan sosial dalam masyarakat. Jadi faktor masyarakat dan lingkunganlah yang sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam hubungannya dengan kejahatan yang ia lakukan karena kejahatan itu bersumber dari masyarakat dan masyarakat itu sendiri yang akan menanggung akibatnya baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu untuk mencari sebab-sebab dari kejahatan adalah di dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan itu sendiri.

  b.

  Faktor Ekonomi Hidup manusia tidak lepas dari ekonomi, baik yang tinggal di perdesaan maupun diperkotaan, karena tekanan ekonomi dan minimnya pendidikan, seseorang tanpa pekerjaan tetap sulit untuk memperoleh penghasilan yang layak guna menyambung hidupnya, maka cara yang paling mudah adalah melakukan pencurian atau mencuri. Ditambah dengan sifat konsumerisme manusia dalam membelanjakan uangnya, daya tarik kota yang menampilkan beragam mode, menarik seseorang untuk mengikuti mode yang ada, tanpa terlebih dahulu mengukur kemampuan ekonomi orang tuannya dan mencolok antara yang kaya dengan yang miskin, juga merupakan faktor pendorong terjadinya pencurian. Dari hasil wawancara penulis dengan Brigpol Sugito menyatakan bahwa faktor lainnya adalah ekonomi akibat sulitnya keadaan ekonomi yang terjadi di Indonesia khususnya di Kota Bandar Lampung sekarang ini, sehingga mengakibatkan minimnya lapangan pekerjaan yang baik bagi orang-orang yang sudah seharusnya menjadi tenaga kerja, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya sangat sulit sekali, hal ini yang mengakibatkan seseorang itu mengambil jalan pintas dengan melakukan tindak pidana pencurian terhadap kendaraan bermotor. Demikian juga halnya terjadi terhadap orang-orang yang melakukan penadahan, demi untuk mencari untung yang besar sehingga melakukan tindakan-tindakan secara melawan hukum. Bagi mereka yang tidak mempunyai bekal pendididkan dan keterampilan yang baik, sulit untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga akhirnya mereka menjadi pengangguran. Adapun untuk bertahan hidup di kota tanpa uang dan pekerjaan, maka cara yang paling mudah dilakukan adalah mencuri dan selanjutnya menjualnya kepada orang yang telah bersedia untuk curian. Hasil wawancara penulis dengan pelaku Agus melakukan tindak pidana karena kebutuhan ekonomi dan tidak memiliki pekerjaan tetap diakibatkan karena kondisi pendidikannya yang rendah sehingga tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

  B. Upaya Penanggulang Kejahatan Penadahan Kendaraan bermotor hasil pencurian

  Melihat banyaknya kasus-kasus penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian yang terjadi di Kota Bandar Lampung, maka perlu kiranya diambil langkah- langkah dalam upaya penanggulangannya, karena apabila dibiarkan akan terus berkembang dan akan merupakan gangguan Kamtibmas yang sangat meresahkan masyarakat. Salah satu kemungkinan yang akan terjadi atau operasi penindakan terhadap pelaku- pelaku kejahatan penadahan maupun pencurian kendaraan bermotor belum juga terlaksanakan, adalah bahwa penadahan kendaraan bermotor ini akan semakin luas dan semakin sulit diberantas. Anggota sindikat pencurian akan bertambah banyak dan bekerja sama dengan oknum tertentu kegiatannya, sehingga dalam kurun waktu tertentu aparat keamanan dimata masyarakat kurang berarti karena tidak dapat memberantas kejahatan ini. Pengungkapan perkara dalam kejahatan curanmor dan penadahan tersebut, bukan berarti bahwa penyelesaian pekara sampai ke pengadilan. Oleh karena penemuan kendaraan bermotor hasil kejahatan atau terbongkarnya sindikat curanmor baru merupakan pengungkapan perkara.

  Menurut Eddy serta Erna Dewi, bahwa upaya penanggulangan kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian dapat digunakan dalam bentuk penal dan non penal a.

  Upaya Penerapan Hukum

  Pidana Dalam Penangulangan Tindak Pidana Penadahan Terhadap Kendaraan Bermotor Dari Hasil Pencurian di Bandar Lampung Penegakan hukum pidana merupakan tugas komponen- komponen apara penegak hukum yang tergabung dalam sistem peradilan pidana. Menurut Purpura

  6 Sistem

  peradilan pidana (criminal

  justice system) merupakan suatu

  system yang terdiri dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga peradilan pidana ini untuk melindungi dan menjaga ketertiban masyarakat. mengendalikan kejahatan, melakukan penangkapan dan penahanan terhadap pelaku dan memidana pelaku yang bersalah. Kinerja komponen sistem secara keseluruhan diharapkan dapat memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak terdakwa. Penerapan hukum pidana sebagai salah satu kebijakan penanggulangan kejahatan penadahan terhadap kendaraan bermotor hasil pencurian di Kota Bandar Lampung dapat dilakukan mulai dari tahap proses penyidikan dan penuntutan (tahap pra adjudikasi) sebelum perkara tersebut diperiksa dan diadili pada proses peradilan. Penanggulangan kejahatan penadahan terhadap kendaraan hasil pencurian di Kota Bandar 6 Mahmud Mulyadi, Criminal Policy

  Pendekatan Integral Penal Policy dan Non- Penal Policy Dalam Penanggulangan Kejahatan Kekerasan, sebagaimana dikutip dari Philip P. Purpura, Criminal Justice an Introduction,hal.83,

  Medan, Pustaka Bangsa Press, 2008, hal.152. Lampung selama ini dilakukan oleh polisi dengan melakukan pemberkasan perkara mulai proses penyelidikan dan penyidikan serta melanjutkannya ketingkat selanjutnya yakni penuntutan. Penyelidikan merupakan serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana agar bisa menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan. Sedangkan penyidikan merupakan serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari Dan Mengumpulkan bukti yang dengan bukti tersebut bisa membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya Dalam tahap proses penyidikan ini, terhadap pelaku penadahan maupun pencurian, yang terkadang adanya suatu kerjasama diantara pelaku pencurian dan pelaku penadahan, pada umumnya pihak penyidik dapat melakukan penahanan. Kewenangan kepolisian melakukan penahanan untuk kepentingan penyidikan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 21 ayat (1) KUHAP. Dari hasil wawancara penulis dengan Brigpol Sugito (Petugas Unit Ranmor Reskrim POLRESTA Bandar Lampung) Kepolisian Resort Kota Bandar Lampung selama ini melakukan penahanan terhadap pelaku kejahatan, hal ini dilakukan dengan alasan : a.

  Sesuai dengan ketentuan Pasal 21 KUHAP.

  b.

  Dikhawatirkan para pelaku kejahatan ini akan melarikan proses pemeriksaan.

  c.

  Memberikan rasa aman dan tentram bagi masyarakat.

  d.

  Adanya keinginan untuk melakukan Pelajaran bagi pelaku kejahatan agar nantinya tidak akan mengulangi lagi perbuatannya setelah menjalani masa penahanan. Adapun setelah proses penyidikan ini selesai dilakukan dan dinyatakan telah lengkap dan sempurna, maka proses selanjutnya beralih menjadi tanggung jawab penuntut umum mulai dari pengajuan surat dakwaan hingga melakukan tuntutan berdasarkan fakta- fakta hukum yang terungkap hukum yang terungkap dipersidangan. Dan selanjutnya, setelah melalui rangkaian proses pemeriksaan di sidang pengadilan sampai dijatuhkannya vonis oleh hakim yang Memeriksa perkara tersebut. Pemberian hukuman kepada pelaku kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian ini oleh hakim di Pengadilan Negeri Bandar Lampung merupakan suatu penjeraan dan sekaligus sebagai bentuk pembinaan bagi pelaku agar pelaku tersebut tidak mengulangi kembali perbuatannya setelah pelaku tersebut kembali ketengah- tengah masyarakat.

  Terhadap para pelaku yang selalu mengulangi perbuatannya hukumannya. Sebelum menjatuhkan hukuman bagi terdakwa, hakim Pengadilan Negeri Bandar Lampung harus memberikan pertimbangan yang menjadi unsur pemberat dan peringan, yaitu :

  1. Sikap sopan santun terdakwa selam proses persidangan.

  2. Kerjasama terdakwa dalam mengungkap kejadian yang sebenarnya.

  3. Cara tindak pidana dilakukan.

  4. Sikap batin terdakwa.

  5. Residivis.

  6. Motivasi dilakukannya kejahatan.

  7. Pendidikan terdakwa.

  8. Kerugian korban akibat kejahatan tersebut.

  9. Perdamaian. Adapun Setelah pelaksanaan pemidanaan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap setelah hakim menjatuhkan vonisnya terhadap terdakwa. Dalam hal ini jaksa penuntut umum sebagai pihak eksekutor mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan putusan pidana, dan seterusnya tanggung jawab pembinaan berada ditangan petugas lembaga pemasyarakatan untuk dilakukan pembinaan dan bimbingan hingga terpidana tersebut selesai menjalani hukuman b. Upaya

  Penerapan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penadahan Terhadap Kendaraan Bermotor Bandar Lampung Aparat penegak hukum yang tergabung dalam sistem peradilan pidana (polisi, kejaksaan dan pengadilan) dapat melakukan berbagai kebijakan

  non penal yang mendukung

  upaya penanggulangan kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian. Strategi pihak kepolisian Kota Bandar Lampung dalam pendekatan non penal merupakan upaya kepolisian untuk melakukan pencegahan sebelum kejahatan pencurian dan penadahan tersebut terjadi. Tugas dan peranan polisi sangat besar sekali karena polisi menjadi ujung tombak penegakan hukum dan sangat menentukan keberhasilan penanggulangan kejahatan penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian di Kota Bandar Lampung Berdasarkan dari hal tersebut kepolisian Resor Bandar Lampung, menindak lanjutinya dengan melakukan upaya-upaya meliputi :

  1. Upaya Preventif ( pencegahan ), Upaya preventif atau upaya pencegahan yaitu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu tindak pidana penadahan kendaraan bernotor khusunya roda dua. Hal ini dilakukan oleh Babinkantibmas. Penanggulangan preventif atas tindak pidana penadahan kendaraan bermotor ini a.

  Memberikan penyuluhan atau himbauan kepada masyarakat akan pentingnya saling mejaga dan melindungi antar warga.

  b.

  Meningkatkan kewaspadaan masyarkat untuk menghindari terjadinya tindak pidana penadahan kendaraan bermotor, yaitu dengan cara jangan membeli kendaraan bermotor bekas kepada orang yang tidak dikenal sebelumnya.

  • – tokoh masyarakat dan agama setempat agar terjalin suatu hubungan yang baik antara polisi dengan masyarakat. Hal ini mempunyai tujuan agar apa yang telah disosialisasikan oleh polisi dapat dijalankan oleh masyarakat.

  c. Meningkatkan langkah- langkah praktis dalam pengamanan diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan suatu kejahatan dalam hal ini adalah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor yang mempunyai dampak kepada timbulnya tindak pidana penadahan kendaraan bermotor. Bagi semua warga masyarkat agar selalu waspada bila memarkir kendaraan baik di rumah maupun di luar rumah, selalu mengkunci rumah apabila ditinggal dan meninggalkan kendaraan bermotor dirumahnya.

  d. Memberikan penerangan kepada masyarakat apabila terjadi tindak pidana pencurian kendaraan bermotor masyarakat dihimbau untuk segera melaporkan bahwa telah terjadi peristiwa pencurian. dapat dengan cepat ditangani dan ditindak lanjuti agar jangan sampai kendaraan bermotor hasil curian tersebut jatuh ke penadah.

  e. Mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya cek fisik sebelum membeli kendaraan roda dua. Hal itu bisa dilakukan di kantor samsat.

  f. Pendekatan kepada tokoh

  Berdasarkan upaya-upaya tersebut dapat dilihat bahwa perlu adanya suatu kerja sama yang baik antara Polisi dengan masyarakat. Kaitannya antara pentingnya polisi bekerja sama baik dengan masyarakat dalam menanggulangi kejahatan fungsi bimbingan masyarakat harus dibekali kemampuan antar lain :

  1. Kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, terutama masalah-masalah penegakan hukum dan penegakan kamtibmas.

  2. Kamampuan membimbing dan menyuluh masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah kesadaran hukum dan penegakan .

  3. Kemampuan memberi pelayanan dan bantuan kepada masayarkat tentnag hal-hal yang berkaitan dengan penyeleasian dengan penyesuaian perkara, ketertiban hukum, ketertiban sosial dan keamanan.

  4. Kemampuan mendidik dan melatih potensi-potensi kamtibmas, tentang cara-cara melapor, manjadi saksi dan membantu polisi dalam tugas- tugas preventif dan penegakan hukum ( penyelidikan dan penyidikan )

  5. Kemampuan menertibkan masyarkat.

  6. Kemampuan melakukan rehabilitasi dan resosialisasi terhadap penyandang masalah yang mempunyai kerawanan kamtibnas dan terhadap situasi yang rusak, bencana dan pencemaran lingkungan serta dampak negative dari suatu tindak pidana. Adapun kerja sama antara Polri dengan masyarakat yang perlu ditekankan adalah menangani pembagian kerja yang jelas diantara polisi dan masyarakat. Masyarakat harus diberi penjelasan tentang sejauh mana masyarakat mempunyai wewenang untuk terlibat dalam pencegahan terjadinya tindak pidana penadahan, hal ini tentunya untuk mencegah adanya reaksi yang berlebihan dari masyarakat seperti contohnya dilakukan oleh masyarkat.

  2. Upaya represif ( penindakan ) Upaya represif atau biasa dikenal dengan upaya penindakan oleh satuan reserse.Satuan Reserse melakukan upaya penindakan terhadap semua tindaka pidana termasuk tindak pidana penadahan kendaraan bermotor. Upaya represif tersebut meliputi :

  1. Upaya yang pertama yang dilakukan adalah upaya penindakanBerdasarkan laporan dari masyarakat atau keterangan dari pelaku pencurian yang tertangkap mengenai kemana pelaku pencurian tersebut menjual hasil curiannya. Upaya ini dilakukan agar diperoleh bukti

  • –bukti yang falid

  (sempurna) karena dimungkinkan bukti-bukti yang ada masih utuh yang memudahkan penyidik dalam melakukan penaganan lebih lanjut.

  2. Penyidik langsung menyikapi dengan langsung terjun ke tempat-tempat yang di sinyalir menjadi tempat

  • –tempat yang digunakan oleh pelaku tindak pidana pencurian sebagai tempat menjual atau menadah hasil
diambil oleh anggota Reskrim Polresta Bandar Lampung yaitu, mendata tempat-tempat penjualan kendaraan bermotor pretelan yang ada di kawasan hukum Polresta Bandar Lampung kemudian terjun

  • –upaya tersebut diharapkan kedepannya Polresta Bandar Lampung dapat menanggulangi tingginya tingkat penadahan kendaraan bermotor hasil pencurian pidana penadahan kendaraan bermotor ini.
  • –temapat tersebut. Berkaitan dengan masalah ini anggota Reserse melakukan tertutup yaitu dengan menggunakan pakaian biasa.

  3. Membentuk UKL ( Unit Kecil Lengkap ) yang terdiri dari anggota Reserse Polresta Bandar Lampung dimana setiap unit berjumlah 6 orang anggota Reserse. UKL tersebut ditempatkan di setiap ”Kring- kring” yang ada di wilayah

  Polresta Bandar Lampung

  4. Mendata daftar-daftar residivis terutama terutama penadahan kendaraan bermotor. Dengan begitu memudahkan Polisi untuk langsung menuju ke tempat residivis tersebut tinggal dimana hal itu sesuai dengan data yang ada sebelumnya yang telah dicatat oleh pihak Polresta. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Tokoh masyarakat Rosidin dan Suwarno adalah dengan rutin melakukan ronda malam, memberikan penyuluhan kepada warga untuk mengunci kendaraan mereka agar terhindar dari pencurian, dan memberitahu untuk selalu berhati-hati jika ingin membeli kendaraan bermotor yang harganya lebih murah, serta mendata identitas warga pendatang atau pindahan melaporkan ke pihak berwajib apabila melihat sesuatu yang mencurigakan berdasarkan upaya

  III. SIMPULAN

  Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : 1.

  Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Kejahatan Penadahan Kendaraan bermotor disebabkan faktor intern yang terdiri dari faktor individu yaitu adanya niat dari si pelaku tersebut dikarenakan kurangnya pendidikan sehingga dia sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sedangkan faktor ekstern yang dapat mempengaruhinya yakni faktor lingkungan disebabkan Karena lingkungan pergaulan dan tempat tinggal yamg bisa mempengaruhi untuk melakukan tindakan kriminal. Selain itu ada faktor ekonomi dikarenakan perkembangan jaman yang menyebabkan kebutuhan semakin banyak tetapi tidak diimbangi dengan pendapatan yang cukup.

  2. Upaya penanggulangan yang mengatasi kejahatan penadahan menimbulkan kejahatan tindak kendaraan bermotor dapat penadahan kendaraan dilakukan melalui Upaya penal bermotor. Memberikan yaitu dengan bersifat represif penerangan kepada masyarakat (penindakan) yaitu dengan apabila terjadi tindak pidana. inventarisasi dan analisa data awal oleh penyelidik, perumusan hasil penyelidikan untuk dikoordinasikan dalam rangka peningkatan. Penindakan dalam rangka penangkapan para pelaku dan pengungkapan jaringan, operasi di daerah rawan dalam rangka penghadangan atau menangkap tangan para pelaku, pemeriksaan hasil-hasil penindakan dalam rangka proses penyelesaian perkara, penyelidikan lanjutan sebagai pengembangan dari hasil penindakan, pengejaran para tersangka di luar daerah. Melanjutkan proses penyelesaian perkara hasil penindakan, publikasi atau penerangan kepada masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

  tentang peningkatan peran serta melalui media cetak dan media Ali Muhammad, Kamus lengkap eletronik, analisa dan evaluasi

  Bahasa Indonesia, Sinar

  keseluruhan pelaksanaan Grafika, Jakarta,2000 operasi, serta penyiapan bahan-

  Lamintang PAF,.Fenomena bahan laporan akhir tugas

  Kehidupan Sosial dalam Ruang

  sedangkan upaya non penal

  Lingkup Pidana,Sinar grafika

  dapat dilakukan dengan 1990. menggunakan yang bersifat preventif (pencegahan)

  Mahmud Mulyadi, Criminal Policy Memberikan himbauan kepada

  Pendekatan Integral Penal

  masyarakat akan pentingnya

  Policy dan Non- Penal Policy

  saling menjaga dan saling

  Dalam Penanggulangan melindungi antar warga. Kejahatan Kekerasan,

  Meningkatkan langkah-langkah sebagaimana dikutip dari Philip praktis dalam pengamanan diri

  P. Purpura, Criminal Justice an dari hal-hal yang dapat Pustaka Bangsa Press, 2008, Sholehudin, Sistem Sanksi Dalam

  Hukum Pidana (Ide Dasar Doule Tracj Sistem dan

  Mompang L. Panggabean,

  Implementasinya), PT Raja Membangun Paradigma

  Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

  Kriminologi di Indonesia,

  Majalah Hukum Trisakti, Nomor 29, Tahun XXIII, Oktober, 1998

Dokumen yang terkait

DISPARITAS PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN KENDARAAN DINAS DI KABUPATEN PESAWARAN (Studi Perkara Nomor: 25Pid.TPK2013PN.TK dan 26Pid.TPK2013PN.TK) Oleh Muhammad Reynaldy F., Diah Gustiniati, Firganefi. Email: muhammadreynaldy0gmail.

0 0 11

ANALISIS DEKRIMINALISASI ABORSI DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI MutiaraPuspa Rani, Firganefi, EkoRaharjo email: pr_mutiarayahoo.com

0 0 7

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATASAN MILITER TERHADAP TINDAK PIDANA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT (Studi Kasus Talang Sari) Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. Email: rizkywidhiartogmail.com. ABSTRAK - ANALISIS PERTANGGUNGJAW

0 4 16

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERJADINYA BENTROK ANTAR KAMPUNG BUYUT DENGAN KAMPUNG KESUMADADI (Studi Kasus Pada Wilayah Hukum Lampung Tengah)

0 0 15

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP PENGENDARA YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) (Studi Di Polresta Bandar Lampung)

0 1 12

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAMMENJATUHKAN PIDANA TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Putusan Nomor 1303K/PID.SUS/2011)

0 0 15

ANALISIS KRIMINOLOGIS MODUS OPERANDI KEJAHATAN ANAK DI BANDAR LAMPUNG email: hadi_ryuyahoo.com

0 4 14

PELAKSANAAN BAGI HASIL DAN PENGGUNAAN PAJAK ROKOK DI PROVINSI LAMPUNG

0 1 16

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (STUDI KASUS PUTUSAN NO.30/PID/2013/PT.TK)

0 2 11

PENERAPAN PEMBERIAN SANKSI TERHADAP MAHASISWA YANG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

0 4 17