PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP PENGENDARA YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) (Studi Di Polresta Bandar Lampung)

  

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA

TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS TERHADAP PENGENDARA

YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM) (STUDI DI

POLRESTA BANDAR LAMPUNG)

  

(Jurnal)

Oleh

RAINAH

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2014

  

PERAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI TINGGINYA

TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA

TERHADAP PENGENDARA YANG TIDAK MEMILIKI SURAT IZIN

MENGEMUDI (SIM)

(Studi Di Polresta Bandar Lampung)

  

Rainah, Eko Raharjo, Rinaldy Amrullah

ABSTRAK

  Lalu lintas merupakan salah satu sarana penting bagi masyarakat untuk memperlancar aktivitas yang dilakukan. Selain berguna untuk memperlancar aktivitas, tidak bisa kita pungkiri bahwa lalu lintas pun dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi kita seperti kecelakaan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, antara lain faktor pengendara sendiri, faktor pengendara lain, dan faktor rusaknya sarana prasarana lalu lintas. Permasalahan yang dibahas penulis dalam skripsi ini yaitu bagaimanakah peran Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM dan faktor apa yang menjadi penghambat dan pendukung peran Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peran kepolisian dalam menggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM diatur dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia menjelaskan bahwa, dalam Pasal 5 ayat (1), peran kepolisian merupakan alat Negara yang berperan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Peran dalam pelaksanaannya Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM, sudah cukup baik pelaksanaanya dan ideal serta penerapan sanksi yang diberikan kepada para pelaku kecelakaan di jalan raya sudah teratur.

  Kata Kunci :Peran Kepolisian, Menanggulangi, Kecelakaan Lalu Lintas

  

THE ROLE OF POLICE IN PREVENTING THE HIGH RATE OF TRAFFIC

ACCIDENT ON HIGHWAY TOWARDS THE RIDER THAT DOES NOT

HAVE A DRIVING LICENSE (SIM)

(Studies In Bandar Lampung Police Department)

  

Rainah, Eko Raharjo, Rinaldy Amrullah

Rainahinah68@yahoo.com

ABSTRACT

  

Traffic is one of the important means for the public to facilitate the activities that

undertaken. Besides it is useful to facilitate the activity, we can not deny that any

traffic can cause in huge losses for us, such as an accident. Many factors

contribute to the accident, the factor of riders itself, factors other riders, and

factors of traffic infrastructure. The problems discussed by the author in this

thesis were on how the Police Traffic Unit's role in Bandar Lampung overcame

the high rate of traffic accidents on rider who doesn’t have a driver's license and

what were the inhibiting and supporting factors of the role of Police Traffic Unit's

in overcoming the high rate of traffic accidents to rider who does not have a

driver's license.

  

Based on the results of research and discussion, it can be understood that the role

of the police in overcoming the high rate of traffic accidents on the rider who

doesn’t not have a license was regulated by Act No. 2 year 2002 on the

Indonesian National Police that explained, under Article 5, paragraph (1), the

role of the police was a mean of state whose role was to maintain security and

public order, enforce the law, as well as provide protection, guidance, and service

to thesociety. In the implemantation, The Role of Police Traffic Unit in

overcoming the h igh rate of traffic accidents on the highway on rider who doesn’t

not have a driver's license was good enough and ideal in implementation and the

  

application of sanctions given to the perpetrators of road accidents has been

regulated.

  Keywords: Role of Police, Overcome, Traffic Accidents

1. PENDAHULUAN

  3) Keteknikan lantas (Police Traffic

  2 Ibid 3 Andrew R, 2011. Penegakan Hukum Lalu Lintas.

  di akses pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 20.00 WIB

  merupakan anggota dari suatu organisasi profesi penegakan hukum tertentu. Salah satu unsur pokok dari organisasi profesional tersebut adalah suatu kode etik yang terperinci menyajikan pokok-pokok etik bidang penegakan hukum.

  3 Seorang petugas lalu lintas

  Undang

  2 Pengaturan mengenai lalu lintas diatur dalam

  Identification )

  4) Registrasi/identifikasi pengemudi dan kendaraan (Drive And Vehicle

  Engineering)

  2) Pendidikan masyarakat tentang lantas (Police Traffic Education)

  Lalu lintas merupakan salah satu sarana penting bagi masyarakat untuk memperlancar berbagai aktivitas yang dilakukan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  Traffic Law Enforcement)

  Penegakan hukum lantas (Police

  : 1)

  1

  Diperlukan peran dan fungsi yang kuat dari aparat kepolisian dalam bidang lantas agar kecelakaan dapat dihindari. Fungsi lantas dalam penyelenggaraan tugas pokok POLRI di bidang lalu lintas yang meliputi

  Menurut pasal tersebut setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dijalan wajib memiliki SIM sesuai dengan jenis kendaraan yang dikemudikan.

  Peraturan tentang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan SIM oleh pemerintah dituangkan dalam Pasal 77 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

  Biasanya pengendara yang tidak memiliki SIM ini tidak memiliki keahlian atau kemahiran dalam mengendarai. Pengendara yang berusia dibawah 17 (tujuh belas) tahun tersebut juga biasanya mengendarai kendaraan dijalan tanpa memperhatikan lalu lintas dan keselamatan orang lain, sehingga pengendara berusia dibawah umur dan tidak memiliki surat-surat berkendara yang sah berupa SIM perlu mendapat perhatian dari pihak yang berwajib.

  22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, lalu lintas adalah gerakan kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Dengan adanya lalu lintas, aktivitas masyarakat di jalan akan lebih tertib dan teratur. Selain berguna untuk memperlancar aktivitas, tidak bisa kita pungkiri bahwa lalu lintas juga dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi kita seperti kecelakaan bahkan kematian. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dijelaskan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan yang mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, antara lain adalah faktor pengendara sendiri, faktor pengendara lain, dan faktor rusaknya sarana dan prasarana lalu lintas. Kecelakaan yang disebabkan oleh faktor pengendara sendiri biasanya terjadi karena perilaku pengendara yang tidak disiplin. Ruas jalan yang sempit dan dipadati kendaraan seringkali menjadi situasi yang memicu besarnya potensi kecelakaan karena ketidaksabaran pengendara yang mendahului satu sama lain agar mereka cepat sampai ditujuan masing-masing. Hal lain yang menjadi penyebab kecelakaan akibat faktor pengendara sendiri juga karena adanya pengendara yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) terutama pengendara yang berusia dibawah 17 (tujuh belas) tahun.

  • –Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada dasarnya polisi lalu lintas bertugas mengawasi, membantu, menjaga agar sistem transportasi jalan raya berfungsi secara lancar dan efisien.
Satjipto Rahardjo, penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep menjadi kenyataan.

4 Penegakan hukum adalah suatu

  proses untuk mewujudkan keinginan- keinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebut sebagai keinginan hukum disini tidak lain adalah pikiran-pikiran pembuat undang- undang yang dirumuskan dalam peraturan- peraturan hukum itu. Pembicaraan mengenai proses penegakan hukum ini menjangkau pula sampai kepada pembuatan hukum. Perumusan pikiran pembuat undang-undang (hukum) yang dituangkan dalam peraturan hukum akan turut menentukan bagaimana penegakan hukum itu dijalankan.

5 Penegakan hukum sendiri tidak mungkin

  mengambil sikap kapan harus bertindak apabila terjadi peristiwa melanggar hukum. Polisi juga dapat dikatakan sebagai wasit terhadap nilai-nilai sosial atau

  7 Ibid

  Salah satu masalah yang di hadapi oleh polisi lalu lintas (Polantas) sebagai penegak hukum yang terlibat langsung dilapangan adalah seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan yang terjadi pada setiap bulannya ditemukan pengendara yang tidak memiliki SIM, hal ini dapat kita lihat pada tabel sebagai berikut:

  ” praktek sewajarnya bila terjadi tindakan polisi dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat praktis, terutama sering terdapat dalam pelanggaran lalu lintas.

  “an arbiter of socialvalues

  8 Selain itu, polisi juga harus segera

  terlepas dari peran serta masyarakat sebagai pelaksana kegiatan berlalu lintas dan angkutan jalan. Apabila hal itu dilaksanakan hanya oleh satu pihak saja, tujuan yang ingin dicapai oleh undang-undang tersebut, tidak pernah akan bisa tercapai sampai kapanpun juga. Disamping kewajiban masyarakat untuk mematuhi peraturan lalu lintas, mereka pun memiliki hak untuk mengawasi jalannya upaya-upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Kepolisian mempunyai kewajiban di dalam tugasnya sebagai bagian dari perangkat hukum yaitu melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan dari penyidikan, penahanan, penyitaan sampai ditemukan suatu kejahatan yang telah dilakukan. Tugas kepolisian menuntut suatu tingkat kepribadian yang tinggi dalam diri anggota polisi untuk dapat tanggap dan terampil dalam menangani kasus-kasus yang menyangkut ketertiban dan keamanan masyarakat.

  dituntut pula untuk mempunyai pengetahuan hukum yang memadai, dikarenakan tugasnya yang harus dapat memberikan penelitian terhadap perbuatan hukum yang dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana.

  7 Sebagai anggota polisi, seorang polisi

  oleh loyalitas serta dedikasi yang tinggi sehingga akan memperoleh hasil yang diharapkan. Sebagai anggota polisi, seorang polisi dituntut pula untuk mempunyai pengetahuan hukum yang memadai, dikarenakan tugasnya yang harus dapat memberikan penelitian terhadap perbuatan hukum yang dapat dikualifikasikan sebagai tindak pidana.

6 Oleh karenanya sifat cakap dan

  6 Kadri Husin dan Budi Rizki Husin, 2012. Sistem

  5 Ibid

  4 Satjipta Rahardjo, 1983. Masalah Penegakan Hukum ,Suatu Tinjauan Sosiologis .Jakarta:Rajawali press, hlm. 24

  penuh tanggung jawab kepolisian tersebut dalam melaksanakan tugas harus didukung

  Tabel 1. Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas pelaku kecelakaan lalu lintas yang tidak terhadap Pelaku Kecelakaan Yang Tidak memiliki SIM dapat berkurang. Memiliki SIM dan Yang Memiliki SIM

  Berdasarkan data diatas penulis memiliki

  Tahun 2013

  ketertarikan untuk melakukan penelitian Jumlah Jumlah untuk dapat mengetahui peran kepolisian

  Bulan pelaku pelaku atau upaya seperti apa yang telah dilakukan dalam menjalankan tugas dan fungsi meliputi kecelakaan kecelakaan penindakan pelanggaran dan penanganan lalu lalu lintas

  No kecelakaan berdasarkan Undang-Undang lintas yang yang tidak memiliki Nomor 22 Tahun 2002 oleh satuan Satlantas memiliki SIM Polresta Bandar Lampung, sehingga angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di kota

  SIM Bandar Lampung dari tahun ketahun

  1 JANUARI

  16

  9 menurun.Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

  2 FEBRUARI

  7 dalam bentuk skripsi dengan judul

  “Peran Kepolisian dalam Menanggulangi

  3 MARET

  16

  12 Tingginya Tingkat Kecelakaan Lalu

  4 APRIL

  17

  9 Lintas terhadap Pengendara yang Tidak

  Memiliki SIM”. (Studi di Polresta Bandar

  5 MEI

  12

  9 Lampung).

  6 JUNI

  12

  9 Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang diuraikan sebelumnya maka peneliti

  7 JULI

  14

  10 merumuskan masalah sebagai berikut:

  8 AGUSTUS

  17

  5

  a. peran Satlantas Bagaimanakah

  9 SEPTEMBER 7

  8 Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya tingkat

  11

  11

  10 OKTOBER kecelakaan lalu lintas terhadap 8 pengendara yang tidak memiliki

  11 NOVEMBER 9 SIM?

  14

  8

  12 DESEMBER

  b. apa yang menjadi Faktor pengehambat dan pendukung

  145 105 JUMLAH

  Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya Sumber: Resor Kota Bandar Lampung Tahun tingkat kecelakaan lalu lintas terhadap 2013 pengendara yang tidak memiliki SIM

  Pada data diatas, diketahui bahwa pelaku ? kecelakaan lalu lintas yang memiliki SIM Pembahasan Skripsi ini dilakukan dengan lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan pelaku kecelakaan yang tidak memiliki SIM. yuridis empiris. Menggunakan pendekatan

  Maka hal ini yang akan menjadi tugas normatif empiris karena skripsi ini kepolisian untuk lebih meningkatkan peran memfokuskan pada studi perkara sehingga mereka dalam menertibkan pelaku pendekatan atau metode yang digunakan kecelakaan lalu lintas yang tidak memiliki adalah normatif dengan menggunakan SIM tersebut. Dengan maksimalnya tugas dokumen-dokumen serta buku-buku literatur kepolisian, maka diharapkan jumlah yang berhubungan dengan peran kepolisian kecelakaan pada pengendara khususnya pada dalam menanggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu intas di jalan terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM. Sedangkan empiris dilakukan untuk mempelajari hukum dalam kenyataan berupa penilaian, perilaku, pendapat dan sikap berkaitan dengan peran kepolisian. Data yang digunakan dalam skripsi ini: 1.

  Data Primer data dari penelitian lapangan atau lokasi tempat penelitian dilakukan.

9 Adapun yang menjadi

2. Data Sekunder

  1. Peranan yang ideal ( ideal role) 2.

  11 Soerjono soekanto, 1983.Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. Jakarta. hlm.8

  10 Soerjono Soekanto, Beberapa teori sosiologis tentang struktur masyarakat , Raja Grafindo Persada. Jakarta.1992. hlm 69

  12 Peranan yang sebenarnya dilakukan kadang- kadang juga dinamakan roleperformance atau role playing kiranya dapat kita pahami,

  (actual role)

  4. Peranan yang sebenarnya di lakukan

  Peranan yang di anggap oleh diri sendiri (perceived role)

  role) 3.

  Peranan yang seharusnya (expected

  jabarkan dengan unsur-unsur sebagai berikut:

  bahan hukum primer dalam tulisan ini adalah berupa wawancara Kepolisian Polresta Bandar Lampung, dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung.

  11 Suatu peranan tertentudapat di

  sosiologi adalah perilaku atau tugas yang diharapkan/dilaksanakan seseorang berdasarkan kedudukan atau status yang dimilikinya.

  10 Peranan dalam pengertian

  Peran adalah salah satu struktur sosial yang merupakan aspek dari posisi seseorang atau status dengan ciri-ciri yaitu adanya sumber daya pribadi dan seperangkat akivitas pribadi yang akan dinilai secara normatif oleh manusia.

  II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Peran Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam Menanggulangi Tingginya Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas terhadap Pengendara yang Tidak Memiliki SIM

  telah tersusun secara sistematis menurut klasifikasinya kemudian diuraikan dan dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan memberikan pengertian terhadap data yang dimaksud menurut kenyataan yang diperoleh dilapangan sehingga hal tersebut benar-benar menyatakan pokok permasalahan yang ada dan disusun dalam bentuk kalimat ilmiah secara sistematis selanjutnya ditarik suatu kesimpulan yang berupa jawaban permasalahan berdasarkan hasil penelitian.

  Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, CV Mandar Maju,

  Analisis data merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai perihal di dalam rumusan masalah serta hal-hal yang diperoleh dari suatu penelitian pendahuluan. Peneliti dalam proses analisis data ini rangkaian data yang

  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yang dilakukan melalui membaca, mencatat dan mengutip dari sumber-sumber baik primer maupun sekunder berhubungan dengan permasalahan, dan juga studi lapangan dilakukan dengan mewawancarai para pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

  Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, pada waktu penelitian dimulai data telah tersedia. Data ini merupakan data pendukung yang bersifat memperkuat dan memperjelas data primer dan diperoleh dari studi pustaka, penelusuran literatur yang diperoleh dari studi pustaka, penelusuran literatur yang diperoleh di luar penelitian selama penelitian berlangsung.

9 H. Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas

  bahwa peranan yang ideal dan yang datang dari pihak lain, sedangkan peran yang dianggap oleh diri sendiri serta peranan yang sebenarnya dilakukan berasal dari diri pribadi. Sudah tentu bahwa di dalam kenyataannya, peranan-peranan tadi berfungsi apabila seorang berhubungan dengan pihak lain (role sector) atau dengan beberapa pihak lain (interaction role sector). Dengan kata lain, fungsionalisasi dari peranan tersebut terjadi apabila ada pihak- pihak yang berhubungan dengan satu sama lainnya.

13 Berdasarkan hasil wawancara dengan Rendy

  5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

  11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian.

  10. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang.

  9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjujung tinggi hak asasi manusia.

  8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensic dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian.

  7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang- undangan lainnya.

  6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.

  4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasioanal.

  mengatakan bahwa, Peran Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM yaitu, memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah seperti: SD, SMP, dan SMA, dan ke masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor bagaimana cara berlalu lintas yang baik dan benar. Dengan adanya penyuluhan yang dilakukan oleh Satlantas Polresta Bandar lampung masyarakat dapat memahami bagaimana berlalu lintas yang baik dan benar. Selain memberikan penyuluhan adapun tugas pokok kepolisian dalam menanggulangi tingginya kecelakaan lalu lintas di jalan raya sebagai berikut

  3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

  2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan.

  1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patrol terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

  14 Hasil wawancara dengan Briptu Rendy Firanda Anggota Unit Laka Polresta Bandar Lampung tanggal

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia tugas pokok kepolisian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 sebagai berikut:

  2. Menolong korban, mengamankan kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas di jalan raya 3. Olah TKP (Tempat Kejadian Perkara)

  : 1. Membantu masyarakat, memediasikan suatu perkara kecelakaan lalu lintas di jalan raya

  14

13 Ibid

  Peran kepolisian dalam kecelakaan lalu lintas di jalan raya terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM Rendy mengatakan bahwa, pengendara yang tidak memiliki SIM atau yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas di jalan raya akan dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Pasal 281 dan Pasal 310. Adapun sanksi yang diberikan kepada para pengendara apa bila pengendara tersebut melakukan pelanggaran lalu lintas akan dikenakan tilang. Menurut Rendy tilang adalah bukti pelanggar yang dilakukan oleh pelanggar lalu lintas.

  Satlantas Polresta Bandar Lampung melakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan raya sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan Raya dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yaitu melaksanakan pemeriksaan kendaraan bermotor dilakukan dengan cara berkala yaitu setiap 6 (enam) bulan sekali atau secara insidental dengan sesuai kebutuhan. Pemeriksaan kendaraan bermotor secara insidental yang dimaksud Pasal 12 tersebut dijelaskan pada Pasal 14 PP Nomor 80 Tahun 2012 yaitu dilakukan dalam hal sebagai berikut: 1.

  Pelaksanaan Operasi Kepolisian 2. Terjadi pelanggaran yang tertangkap tangan; dan

  Kecelakaan Lalu lintas di jalan raya dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Menurut Toni Suherman bahwa faktor yang menyebabkan terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan raya di sebabkan oleh faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor manusia, faktor cuaca, faktor kendaraan dan faktor jalan raya. Dalam kaitannya dengan penegakan hukum atau peraturan, peranan ideal dan peranan seharusnya dikehendaki dan diharapkan oleh hukum yang telah ditetapkan oleh undang- undang. Untuk melihat peranan tersebut harus berpatokan pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan

  Pasal 2 dan Pasal 5 seharusnya Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan suatu lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum dan memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

  Pasal 2 Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2002: “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.” Pasal 5 Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2002:

15 Dalam hal ini

  1) Kepolisian

  Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan keteriban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam Negeri.

  2) Kepolisian

  Negara Republik Indonesia adalah kepolisian nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1).

3. Penanggulangan kejahatan.

  Sedangkan peranan yang dianggap oleh diri sendiri atau peranan yang sebenarnya dilakukan adalah peranan yang telah dikembangkan antara kehendak hukum yang tertulis dengan kenyataan-kenyataan, dalam hal ini penegak hukum harus menentukan dengan kemampuannya berdasarkan kenyataan yang terjadi.

  Penulis menilai peran dalam pelaksanaannya Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM, sudah cukup baik pelaksanaannya dan ideal serta penerapan sanksi yang diberikan kepada para pelaku kecelakaan di jalan raya sudah teratur. Hal ini telah terbukti dengan menurunnya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya Kota Bandar Lampung yang dari tahun 2012-2013 dan sesuai dengan tugas yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

B. Faktor yang menjadi Penghambat dan Pendukung Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam Menanggulangi Tingginya Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Raya terhadap Pengendara yang tidak Memiliki SIM.

  Soerjono Soekanto penegakan hukum secara konsepsional, adalah penegakan hukum yang terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah yang mantap sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.

16 Penegakan hukum sebagai suatu

  proses, pada hakikatnya merupakan penerapan diskresi yang menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat oleh kaidah hukum.

17 Gangguan terhadap

  penegakan hukum mungkin terjadi, apabila ada ketidakserasian antara tritunggal nilai, kaidah, pola prilaku dimana nilai-nilai yang berpasangan yang menjelma di dalam kaidah-kaidah yang tidak jelas dan pola perilaku tidak terarah yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup. Menurut penulis faktor yang menjadi penghambat kepolisian dalam menanggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan raya Kota Bandar Lampung adalah faktor manusia, sarana dan

  16 Soerjono soekanto, 1983. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum. Jakarta. hlm 5

  17 Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia,

  prasarana, dan faktor penegakan hukum sendiri seperti kepolisian mengenai faktor masyarakat penulis beranggapan bahwa masyarakat merupakan faktor yang paling sulit untuk diselesaikan. Kesadaraan masyarakat dalam pemahaman dan pelaksanaan peraturan berlalu lintas masih dapat dikatakan rendah, sehingga bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Selain itu faktor kurangnya personil, sarana dan prasanan. Menurut pandangan penulis kurang rasional jika masyarakat menuntut banyaknya kinerja kepolisian yang optimal apabila personil kepolisiannya saja minim. Lalu faktor sarana dan prasarana contohnya seperti jalan yang berlubang, rambu-rambu lalu lintas yang kurang memadai. Hal ini sangatlah berpengaruh terhadap kenyamanan berkendara bagi pengendara yang mengendarai kendaraannya di jalan raya. Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah faktor penegakan hukum (kepolisian). Penegak hukum seharusnya adalah yang menjadi landasan atau cerminan masyarakat agar mereka biasa mematuhi peraturan lalu lintas. Namun saat banyak di temui oknum- oknum penegak hukum (kepolisian) yang melakukan pelanggaran lalu lintas.

  III. SIMPULAN 1.

  Peran Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menggulangi tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM diatur dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia menjelaskan bahwa, dalam

  Pasal 5 ayat (1), peran kepolisian merupakan alat Negara yang berperan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Upaya yang di lakukan oleh Satlantas Polresta Bandar Lampung dalam menanggulangi tingginya tingkat DAFTAR PUSTAKA kecelakaan lalu lintas di jalan raya Hamzah, Andi Hukum Acara Pidana memberikan penyuluhan ke sekolah-

  Indonesia , Sinar Grafika, Jakarta

  sekolah (SD, SMP, dan SMA), dan ke Cecil, Andrew R, 2011. Penegakan Hukum masyarakat yang memiliki kendaraan

  Lalu Lintas . Nuansa, Bandung

  bermotor bagaimana cara berlalu lintas Hadikusuma, Hilman Metode Pembuatan yang baik dan benar.

  Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,

  Peran dalam pelaksanaannya Satlantas CV Mandar Maju, Bandung

  Polresta Bandar Lampung dalam Budi Rizki Husin dan Kadri Husin 2012. menanggulangi tingginya tingkat

  Sistem Peradilan Pidana . Universitas

  kecelakaan lalu lintas di jalan raya Lampung terhadap pengendara yang tidak

  Rahardjo, Satjipta 1983. Masalah Penegakan memiliki SIM, sudah cukup baik

  Hukum ,Suatu Tinjauan Sosiologis ,

  pelaksanaannya dan ideal serta Rajawali press, Jakarta penerapan sanksi yang diberikan kepada

  Soekanto, Soerjono Beberapa teori para pelaku kecelakaan di jalan raya

  sosiologis tentang struktur masyarakat ,

  sudah teratur. Hal ini telah terbukti Raja Grafindo Persada. Jakarta dengan penyuluhan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya Kota Bandar

  ,1983.Faktor-faktor yang Lampung yang dari tahun 2012-2013 mempengaruhi penegakan hukum. mengalami penurunan dan sesuai dengan

  Jakarta tugas yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

  Faktor yang menjadi penghambat dan pendukung Satlantas Polresta Bandar Undang-Undang No 22 Tahun 2002 Tentang

  UNDANG – UNDANG 2.

  Lampung dalam menanggulangi tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia tingkat kecelakaan lalu lintas terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM

  Undang-Undang No 2 Tahun 2009 Tentang disebabkan oleh 2 (dua) faktor sebagai Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. berikut: 1. `

  Faktor penghambat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia a. Kurang terampil berlalu lintas

  Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Cara b. Kurang mematuhi rambu-rambu

  Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di lalu lintas dikarenakan belum uji Jalan Raya dan Penindakan c. Kurang memahami Undang-

  Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Undang lalu lintas No 22 Tahun Jalan.

  2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan http://sosrapolice.blogspot.com d. Belum cukup umur untuk membawa kendaraan (contohnya anak SMP dan SMA) 2. Faktor pendukung a.

  Unit Patroli untuk melaksanakan kegiatan terhadap pelanggaran tertentu yang tidak memiliki SIM.

  b.

  Unit SIM melaksanakan kegiatan pembimbingan gratis kepada pembuat SIM

Dokumen yang terkait

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN MENDAGRI DAN GUBERNUR DALAM MELANTIK KEPALA DAERAH PEMENANG PILKADA

0 0 12

DISPARITAS PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PENGADAAN KENDARAAN DINAS DI KABUPATEN PESAWARAN (Studi Perkara Nomor: 25Pid.TPK2013PN.TK dan 26Pid.TPK2013PN.TK) Oleh Muhammad Reynaldy F., Diah Gustiniati, Firganefi. Email: muhammadreynaldy0gmail.

0 0 11

KEWENANGAN KEPOLISIAN SEKTOR DALAM PEMBERIAN IZIN KERAMAIAN SEBAGAI BENTUK PENGENDALIAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI KECAMATAN NEGERIKATON KABUPATEN PESAWARAN

1 1 15

ANALISIS DEKRIMINALISASI ABORSI DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI MutiaraPuspa Rani, Firganefi, EkoRaharjo email: pr_mutiarayahoo.com

0 0 7

KEBIJAKAN DINAS KOPERASI DAN UMKM DALAM MENYALURKAN KREDIT USAHA RAKYAT OLEH PIHAK KETIGA UNTUK MODAL USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI LAMPUNG

1 0 16

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PELESTARIAN KEBUDAYAAN MELALUI PEMBUATAN MOTIF TAPIS

0 0 16

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATASAN MILITER TERHADAP TINDAK PIDANA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT (Studi Kasus Talang Sari) Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. Email: rizkywidhiartogmail.com. ABSTRAK - ANALISIS PERTANGGUNGJAW

0 4 16

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERJADINYA BENTROK ANTAR KAMPUNG BUYUT DENGAN KAMPUNG KESUMADADI (Studi Kasus Pada Wilayah Hukum Lampung Tengah)

0 0 15

STUDI KOMPARATIF PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PERZINAAN DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA, RUU KUHP, DAN HUKUM PIDANA ISLAM

0 0 13

PENGAWASAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN (BILING) DALAM MENJAGA KUALITAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG

0 2 14