PENYELESAIAN SENGKETA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM ADAT DI KABUPATEN BATANGHARI
PENYELESAIAN SENGKETA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM ADAT DI KABUPATEN BATANGHARI
Fathuddin
Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian KM. 16 Simpang Sei Duren Jambi Luar Kota, 36361, Muaro Jambi Email: fathuddin124@gmail.com
Abstract: The Law of the Islamic penal sanctions vary widely for the murder because of incorrect or negligent, because in the view of Islamic Criminal Law that the right to life is very personal and the rights adami, not the rights of God, therefore the punishment was ditenntukan by the victims or their heirs.Traffic accident cases in Batang many indigenous resolved by giving law wakes up, the people who have died because of the actions of others, to be built by the offender. Law awakening is a buffalo, 100 bushels of rice, sweet selemak seasam sega- ram, and "lift DULUR". With the implementation of the law got up, then between the two sides have become brothers, since it has reached an agreement to make peace. The peace process kacelakaan traffic is customarily Batang are: (1) Flour Setawar there are two things that must be fulfilled that is as cold (leaves wake) and customary peace rocks. (2) The cost of treatment or care of the victim. (3) If the victim dies, the offender carries shroud and willing to prepare for the needs of taziah for three nights, there are 7 nights, there is 40 days, and 100 days in accordance with the request heirs of the victim. (4) To bear all the costs of peace and traditional sanctions in accordance with the consequences suffered by the victim or waking money if the victim died.
Keywords: Traffic Accidents, Islamic Law, Customary Law, Peace
Abstrak: Hukum pidana Islam memberikan sanksi yang sangat berpareasi terhadap pembunuhan karena salah atau lalai, karena menurut pandangan Hukum Pidana Islam bahwa hak hidup itu sangat pribadi dan
menjadi hak adami, bukan hak Allah, oleh karenanya hukumannya sangat ditenntukan oleh si korban atau ahli warisnya. Kasus kecelakaan lalu lintas di Batanghari banyak diselesaikan secara adat dengan memberi- kan hokum bangun, yakni orang yang telah meninggal karena perbuatan orang lain, harus dibangun oleh si pelaku.Hukum bangunnya adalah seekor kerbau, 100 gantang beras, selemak semanis seasam segaram, dan “angkat dulur”.Dengan terlaksananya hukum bangun ini, maka antara kedua belah pihak sudah menjadi saudara, karena telah tercapai kesepakatan untuk berdamai. Proses perdamaian kacelakaan lalu lintas secara adat Batanghari adalah: (1) Tepung Setawar ada dua hal yang wajib dipenuhi yaitu sedingin (daun bangun) dan batu perdamaian adat. (2) Biaya perawatan atau pengobatan terhadap korban. (3) Jika korban mening- gal dunia maka pihak pelaku membawa kain kafan dan bersedia mempersiapkan kebutuhan taziah selama tiga malam, ada 7 malam, ada 40 hari, dan 100 hari sesuai dengan permintaan ahli waris korban. (4) Menanggung semua biaya perdamaian dan sanksi adat sesuai dengan akibat yang diderita korban atau uang bangun jika korban meninggal dunia.
Kata Kunci: Kecelakaan Lalu Lintas, Hukum Islam, Hukum Adat, Perdamaian.
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin Pendahuluan 4 sedikit meringankan kesedihan hati mereka.
Perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam Hukum Pidana Islam dalam persoalan jari- Hukum Pidana Islam, dikenal dengan sebu- mah qishosh-diyah sangat memperhatikan tan jarimah atau perbuatan pidana. Tiap- dan melindungi para korban kejahatan, un- tiap jarimah harus mempunyai unsur-unsur tuk menjaga kehidupan umat manusia secara yang harus dipenuhi, yaitu adanya nas yang langsung. Sedangkan imam/penguasa hanya melarang perbuatan atau ancaman yang di- melaksanakannya peraturan-peraturan yang
ancam hukumnya, 1 yakni ancaman hukuman telah ada. yang telah ditetapkan oleh syara berupa had,
Demikian pula terhadap kasus kecelakaan qi
2 şaş, diyat dan ta’zir. lalu lintas yang dalam hukum Pidana Islam Adapun Jarimah qi
şaş diyat merupakan masuk dalam jenis pembunuhan tidak disen- hak perorangan, peranan pihak korban sangat gaja, yaitu menghilangkan nyawa orang tanpa
besar dalam penjatuhan hukumannya. Dalam maksud melawan hukum, baik dalam perbua-
kasus pebunuhan sengaja pelaku dapat terbe- tannya maupun objeknya, atau pembunuhan
bas dari hukuman qi karena kesalahan atau kelalaian. şaş jika iamendapat pe- Apabila ter- maafan dari ahli waris korban dengan menun- jadi tindak pidana pembunuhan, hanya karena
tut ganti atau diyat yang harus dibayar kepada kelalaian dari pelaku, seperti dijelaskan dalam ahli waris ataupun tidak. Sedangkan dalam al-Qur’an surat al-Nisa’ ayat 92 yang artinya: kasus pembunuhan tidak sengaja hukuman
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin mem- pokoknya adalah diyat dan kafarat. 3 bunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja), dan barang sia-
Di sini terlihat bahwa Islam sangat me-
pa membunuh seorang mukmin karena tersalah
lindungi kelangsungan hidup korban dan para
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba
ahli warisnya, baik terhadap korban mening-
sahaya yang beriman serta membayar diat yang
gal atau cacat tetap. Oleh karena itu jarimah
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh
qi itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) şaş diyat mengandung nilai pertanggung-
bersedekah…”.(QS. Al-Nisa’: 93). 7
jawaban langsung si pelaku terhadap pihak korban atau ahli warisnya, karena kasus terse-
Sementara dalam hukum adat kabupaten but menimbulkan kerugian langsung kepada Batanghari penyelesaian kecelakaan lalu lin-
korban, karena si korban merasa kehilangan tas yang mengakibatkan kerugian harta benda orang yang dicintainya dan kedua, kehilan- dan jiwa manusia atau luka, hal ini diselesai- gan orang yang mencarikan nafkah hidupnya. kan dengan secara adat, yaitu melalui perda- Oleh karena itu Islam menetapkan diyat da- maian dengan mengutamakan prinsip kekelu- pat meringankan beban nafkah keluarga dan argaan dan saling memaafkan. Sesuai dengan
4 Makrus Munajat, Dekonstruksi Hukum Pidana 1 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam,
Islam, (Jogjakarta: Logung Pustaka, 2004), hlm. (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), hlm. 4.
2 Hadd adalah suatu hukuman yang telah ditentukan 5 Wahbah Zuhali, Al fiqh Al Islami wa Adillatuhu, oleh syara sehingga terbatas jumlahnya.Sedangkan
Juz .VI, (Demaskus: Dar al Fikr, 1989), hlm. ta’zir adalah hukuman yang belum terdapat di da-
lam syara sehingga hukuman ini ditentukan oleh 6 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, penguasa.
(Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 146 3 Abdurrahman al-Maliki, Nizam al-Uqubat, (t.t.:
7 Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemah, Daar al-Ummah, 1990), hlm. 159.
(Jakarta: CV. Toha Putra , 1993), hlm. 434.
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Penyelesaian Sengketa Korban Kecelakaan Menurut Pidana Islam dan Hukum Adat pendapat Koesno yang menyatakan bahwa
nyelesaain dengan menghadirkan petu- hukum adat sering dinamakan sebagai hukum
gas penegak hukum, tapi penyelesaiaan- yang mendasarkan diri pada prinsip kekeluar-
nya diusahakan melalui perdamaian yang gaan, prinsip yang berpokok pada asas keber-
sanksinya berupa ganti rugi yang ditang- samaan, dimana segala kehendak para warga
gung pelaku untuk diberikan kepada kor- diusahakan untuk dapat dirangkum menjadi
ban.
satu kesatuan dengan cita rasa yang hidup da-
lam masyarakat. Oleh karena itu, dalam hu- Jarimah Pembunuhan karena Kesalahan
kum adat tidak dikenal pembagian yang tajam
8 Pembunuhan dalam bahasa Arab disebut (al- antara urusan pribadi dan urusan umum, dan
qatl). Pembunuhan dalam bahasa Indonesia antara kejahatan dan pelanggaran, seperti diartikan dengan proses, perbuatan atau cara klasifasi yang tardapat dalam KUHP. membunuh 9 . Sedangkan membunuh sendiri Proses penyelesaian perkara secara adat diartikan mematikan, menghilangkan (meng- dengan cara perdamaian dilakukan atas dasar habisi, mencabut) nyawa. 10 Menurut Abdul itikad baik kedua pihak, terutama pihak pelaku Qadir Audah, “Pembunuhan adalah perbua- untuk memulihkan keseimbangan dan mewu- tan manusia yang menghilangkan kehidupan, judkan rasa damai dalam masyarakat yang yakni pembunuhan itu adalah menghilangkan terganggu oleh perbuatannya. Keikhlasan nyawa manusia dengan sebab perbuatan ma- melaksanakan perdamaian secara adat menun- nusia lain”. 11 Pembunuhan merupakan suatu jukkan bahwa pelaku mengakui dan menya- bentuk pengingkaran terhadap eksistensi jiwa dari kesalahan atas perbuatannya, karena itu si manusia, dengan cara melakukan suatu per- pelaku menerima segala sanksi yang dijatuh- buatan atau tidak berbuat sesuatu yang dapat kan berdasarkan ketentuan adat yang berlaku, menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. berupa ganti kerugian harta benda. Penyele- Melakukan pembunuhan adalah perbua- saian perkara dengan perdamaian secara adat tan yang sangat dilarang dalam syari’at Islam. ini juga untuk menghindari dan menghapus Larangan pembunuhan ini didasarkan pada adanya rasa dendam dari pihak korban mau- keterangan nash Al-Qur’an, antara lain: pun rasa bersalah dari pihak pelaku agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan dikemudian Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja maka balasannya
hari.
ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah
Dalam kasus kecelakaan lalu lintas di ka-
murka kepadanya dan mengutukinya serta me-
bupaten batanghari ada dua alternatif penyele-
nyediakan azab yang besar baginya. (QS. An-
Nisa, 93). saian perkara yang dilaksanakan, yaitu: 12 Dan hadits, antara lain berbunyi:
1. Menggunakan prosedur hukum nasional yang berlaku;
9 Anton M. Moeliono, e.t., a.l. , Kamus Besar Ba- hasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),
2. Menggunakan tata cara hukum adat mela-
hlm. 138.
lui perdamaian antara kedua belah pihak.
10 Husain al-Habsyi, Kamus al-Kautsar (Arab Indo-
Cara ini digunakan apabila kedua pihak
nesia), (Bangil: Yayasan Pesantren Islam (YAPI),
1991), hlm. 329 11 Abd Al-Qadir Audah, at-Tasyri’ al-Jinai al-Is- 8 Muhammad Koesno, Hukum Adat Sebagai Suatu
sepakat tidak menggunakan upaya pe-
lamy, Juz. II, (Dar al- Kitab al-Arabi: t.tp.), hlm. Model Hukum, (Bandung: Mandar Maju, 1992),
hlm. 9. 12 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terje-
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin Dari Anas, dari Nabi Muhammad Saw, beliau
IV/92 da 93”. 16 Sedangkan yang terkenal dari bersabda: Dosa-dosa besar adalah menyekutu- Malik meniadakannya kecuali dalam (perso-
kan Allah, durhaka pada orang tua, membunuh
alan) anak beserta ayahnya”. Sedang Jumhur fuqoha’ (ulama’ Hanafi-
jiwa dan perkataan dusta (H.R Nasa’i). 13
Tindak pidana pembunuhan dalam Hu- yah, Syafi’iyah, dan Hanabillah) membagi kum Pidana Islam secara garis besar dibagi pembunuhan menjadi tiga macam jika dilihat dalam dua bagian sebagai berikut:
darisegi kehendak si pelaku, yaitu:
1. Pembunuhan yang dilarang, yaitu pem- Dari uraian ini, walaupun masih terdapat bunuhan yang dilakukan dengan melawan perbedaan dikalangan para ulama, mengenai
hukum; jenis-jenis pembunuhan ada tiga macam:
2. Pembunuhan dengan hak, yaitu pembunu-
1. Pembunuhan sengaja; han yang dilakukan dengan tidak melawan
2. Pembunuhan menyerupai sengaja; hukum, seperti membunuh orang murtad
3. Pembunuhan karena kesalahan. atau pembunuhan oleh seorang algojo
Pembunuhan karena kesalahan adalah yang diberi tugas melaksanakan hukuman pembunuhan yang disebabkan salah dalam
18 19 perbuatan, 20 salah dalam maksud , kelalaian. Pembunuhan yang dilarang terbagi ke- Menurut Wahbah Zuhaili, Pembunuhan kare- pada beberapa bagian, Menurut Abdul Qadir na kesalahan adalah pembunuhan yang terjadi Audah, jika dilihat dari maksud kehendak si tanpa maksud melawan hukum, baik dalam pelaku melakukan pembunuhan, maka dalam
mati. 14
perbuatannya maupun objeknya”. 21 hal ini para fuqoha’ berbeda pendapat. Menu-
Pembunuhan ini dikatakan kesalahan, rut Imam Malik pembunuhan dilihat dari segi karena sesorang melakukan perbuatan yang
kehendak si pelaku terbagi kepada dua bagian, tidak dilarang, namun mengakibatkan ses- yaitu:
uatu yang dilarang karena kelalaiannya atau
1. Pembunuhan sengaja; kekurang hatihatian dalam mengendalikan
2. Pembunuhan karena kesalahan. 15 perbuatan itu. Untuk itu pembunuhan ini juga Kedua macam pembunuhan ini “telah
disepakati oleh para ulama, dan mereka ber- 16 Abdul Qadir Audah, At Tasyri’ul jinaaiyyu, II, II:
Pasal. 92-93.
selisih tentang pembunuhan “semi sengaja”.
17 Haliman, Hukum Pidana Syari’at Islam, Pasal.
Menurut Imam Malik “Pembunuhan itu
hanya ada dua macam, yaitu pembunuhan
18 Misalnya melakukan dengan tidak ada maksud
sengaja dan pembunuhan tidak sengaja (salah)
melakukan kejahatan, tetapi mengakibatkan hil- angnya nyawa orang.
saja, barang siapa menambah dari dua jenis
19 Seseorang melakukan perbuatan dengan niat
tadi maka sesungguhnya telah menambah
maksud membunuh seseorang yang dalam peras-
atas nash. Beliau beralasan dengan Al-qur’an
angkaannya boleh dibunuh, namun ternyata tidak boleh dibunuh.Misalnya sengaja menembak ses-
mahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, eorang yang disangka musuh dalam peperangan 2005), hlm. 363
tapi ternyata kawan sendiri. 13 An-Nasa’i, Sunnah Nasa’I, Juz. III (Bairut: Daar
20 Pelaku tidak bermaksud melakukan kejahatan Al Fikr, t.t.), hlm. 63
akan tetapi karena kelalaiannya menimbulkan 14 Abdul Al-Qadir Audah, Al-Tasyri’ Al-islami Juz
kematian orang
I, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992), hlm. 6 21 Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-islami wa Adillatuhu, 15 Abdul Al-Qadir Audah, AL-Tasyri’ Al-Islami, Op.
juz VI, (Damaskus: Dar Al-kitab Al-‘Arabi, t.t.), Cit., hlm. 7
hlm. 223
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Penyelesaian Sengketa Korban Kecelakaan Menurut Pidana Islam dan Hukum Adat harus dipertanggungjawabkan, dan pertang- bagi orang yang berada di bawahnya tertimpa
gung jawabannya ini dibebankan karena kela- 24 hingga mati. Sanksi pembunuhan karena (al laian dan kekurang hati-hati tindakan terse- qatl al khatha’)adalah wajib membayar diyat
but. yang ringan dan kafarat, sedangkan hukuman Kekeliruan dalam pembunuhan itu ada penggantinya adala ta’zir dan puasa. dua macam, 22 yaitu:
1. Pembunuhan karena keliruan semata;
Lembaga Adat Kabupaten Batanghari
2. Pembunuhan karena disamakan dengan kekeliruan.
1. Sejarah Singkat
Pembunuhan karena kekeliruan semata Berdirinya lembaga adat Kabupaten Batang-
menurut Abdul Qodir Audah adalah sebagai hari tidak dapat terlepas dari sejarah berdirin-
suatu pembunuhan yang pelakunya sengaja ya daerah Provinsi Jambi, karena masyarakat
melakukan suatu perbuatan, tetapi tidak ada adat Batanghari adalah bagian yang tidak dap-
maksud untuk mengenai orang, melainkan at terpisah dengan wilayah adat dan sekaligus
terjadi kekeliruan, baik dalam perbuatan mau-
23 merupakan wilayah daerah Provinsi Jambi. pun dalam dugaanya. Pada awal berdirinya Provinsi Jambi ter-
Kekeliruan yang pertama, bahwa pelaku diri dari tiga wilayah yaitu: 25 sadar dalam melakukan perbuatannya, tetapi
a. Kotapraja Jambi dengan ibukotanya Jam- tidak ada niat mencelakai orang atau korban.
bi.
Sedang dalam kekeliruan yang kedua, pelaku
b. Kabupaten Merangin dengan ibukotan- sama sekali tidak menyadari perbuatanya dan
ya Bangko, kemudian pindah ke Muaro tidak ada niat untuk mencelakai. Tetapi karena
Bungo.
kelalaian dan kekurang hati-hatiannya, per-
c. Kabupaten Batanghari dengan ibukotanya buatannya mengakibatkan hilangnya nyawa
Jambi.
seseorang. Adapun unsur-unsur pembunuhan Kemudian berkembang menjadi 6 daerah
karena kesalahan adalah:
Tingkat II yaitu:
1. Adanya perbuatan yang mengakibatkan
1) Kotamadya Jambi ibukotanya Jambi. kematian;
2) Kabupaten Batanghari ibukotanya Pall 10
2. Terjadinya perbuatan karena kesalahan
Kenali Asam.
atau kelalaian pelaku;
3) Kabupaten Tanjung Jabung ibukotanya
3. Antara perbuatan kekeliruan dan kema-
Kuala Tungkal.
tian si korban terdapat hubungan sebab
4) Kabupaten Sarolangun Bangko ibukotan- akibat.
ya Bangko
Pembunuhan karena kesalahan (al-qatl
5) Kabupaten Bungo Tebo ibukotanya Mua- al-khata’) yaitu apabila seseorang tidak ber-
ro Bungo.
maksud melakukan kejahatan, tetapi akibat
6) Kabupaten Kerinci ibukotanya Sugai kesalahanya dapat menyebabkan kematian,
Penuh.
seperti orang yang terjatuh dan menimpanya,
24 Jazuli H.A, Fiqh Jinayah, Cet. Ke-3., (Jakarta: 22 A. Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Op.
Raja Grafindo, 2000), hlm .123-124 Cit., hlm. 144
25 Kemas Arsyad Somad, Mengenal Adat Jambi 23 Abdul Al-Qadir Audah, AL-Tasyri’ Al-islami,Op.
Dalam Perspektif Modern, (Jambi: Dinas Pen- Cit., hlm. 104
didikan Provinsi Jambi, 2003), hlm. 1- 4
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin Berikutnya di era reformasi beberapa tokoh masyarakat adat dari seluruh daerah
daerah kabupaten mengajukan pemekaran kota dan kabupaten yang dihadiri 232 peserta, dan direspon oleh pemerintah pusat, dengan materi musyawarah daerah tersebut meliputi dikeluarkannya Undang-undang No. 57 Tahun hukum adat, fungsi adat serta peran Tokoh 1999, dengan demikian daerah Propinsi Jambi adat. Dari musda tersebut telah menghasilkan menjadi 9 Daerah Tingkat II yaitu 1 Kota dan beberapa keputusan yaitu:
8 Kabupaten adalah: 26
a. Keputusan No. 01/Musda/I/12/1975 tang-
1) Kota Jambi ibukotanya Jambi. gal 19 Desember 1975 tentang Anggaran
2) Kabupaten Batanghari ibukotanya Muara Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga Bulian
(ART) adat Jambi.
3) Kaubupaten Sarolangun Ibukotanya Sa-
b. Keputusan No. 02/Musda/12/1975 tang- rolangun.
gal 19 Desember 1975 tentang Program
4) Kabupaten Tebo ibukotanya Tebo
Kerja Lembaga Adat:
5) Kabupaten Merangin ibukotanya Bang-
c. Keputusan No. 03/Musda/I/12/1975 tang- ko.
gal 19 Desember 1975, tentang Kompo-
6) Kabupaten Bungo ibukotanya Muara sisi dan pengurus Lembaga Adat Propinsi Bungo.
Jambi.
7) Kabupaten Tanjung Jabung Barat ibuko- Dengan hasil keputusan Musda tersebut tanya Kuala Tungkal.
sejak saat itu maka resmilah berdirinya Lem-
8) Kabupaten Tanjung Jabung Timur ibuko- baga Adat Propinsi Jambi, yang diperkuat tanya Sabak
dengan peraturan Daerah Propinsi No. 11 ta-
9) Kabupaten Kerinci ibukotanya Sungai hun 1991. Peran Lembaga adat sebagaimana Penuh.
yang dinyatakan di dalam konsideran perda Seluruh daerah baik Kota maupun Kabu- tersebut adalah: paten merupakan lingkup wilayah masyarakat
a. Bahwa adat istiadat kebiasaan masyarakat adat Provinsi Jambi, yang menunjukkan
dan lembaga adat yang hidup ditengah- keanekaragaman wilayah hukum adat, untuk
tengah masyarakat memegang peranan saling berinteraksi sesama masyarakat adat.
penting dalam pergaulan dan dapat/mam- Dalam proses berinteraksi kadang muncul
pu menggerakkan pertisipasi masyarakat reaksi negatif yang diperlukan adanya sikap
dalam berbagai bidang kegiatan. dan tindakan hokum (adat). Untuk itu mun-
b. Bahwa adat istiadat kebiasaan masyarakat cul pemikiran untuk membentuk suatu wadah
dan lembaga adat yang hidup yang ber- untuk menyembatani permasalahan antara
sendikan syarak dan syarak bersendikan sesama anggota maysarakat adat serta antar
kitabullah perlu dibina dan dikembang- wilayah hukum adat dalam bentuk suatu lem-
kan sehingga secara nyata dapat berdaya- baga permanen yang disebut dengan Lembaga
guna untuk kelancaran pemerintahan, Adat.
pembangunan dan kemasyarakatan serta Menyadari kemungkinan tersebut, maka
memperkuat ketahanan nasional. pada tanggal 17-19 Desember 1975 dilaksan-
c. Bahwa pembinaan adat istiadat kebiasaan akan musyawarah daerah yang pertama antar
masyarakat lembaga adat di desa/kelura- han tidak terlepas dari wilayah adat yang
26 Ibid,
sudah ditentukan di Provinsi Jambi yang
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Penyelesaian Sengketa Korban Kecelakaan Menurut Pidana Islam dan Hukum Adat disebut margo, mendapo, dan kampung.
Sistematika pucuk undang nang dua be- Menyimak dari apa yang telah disam- las adalah sebagai berikut: paikan di atas, maka begitu pentingnya peran
a. Pucuk Undang Nang Delapan terdiri dan fungsi lembaga adat di dalam system pe- 27 dari:
merintahan, baik dalam bidang pembangunan
1) Dago-Dagi; Maksudnya adalah segala maupun kebijakan pemerintah daerah lainnya.
bentuk perbuatan yang melanggar Lebih-lebih dengan telah dikeluarkan undang-
kepentingan bersama/umum sehingga undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerin-
menimbulkan kekacauan dalam tah Daerah, yang memberikan kewenanangan
negeri.
kepada Pemerintah daerah untuk menggali
2) Sumbang-Salah; Maksudnya adalah potensi daerah untuk meningkatkan sum-
melakukan perbuatan yang menurut ber pendapatan asli daerah (PAD). Di dalam
pendapat umum dipandang sebagai menggali potensi sumber daya alam di daerah
perbuatan yang tercela karena tidak diharapkan memperhatikan beberapa aspek,
layak.
baik lingkungan, habitat alam, serta sumber
3) Samun-Sakai; Maksudnya adalah daya alam lainnya, adat istiadat setempat, seh-
mengambil harta orang lain dengan ingga kelestarian serta lingkungan alam tetap
paksa disertai penganiayaan dan terjaga dan tidak terganggu.
pengrusakan.
4) Upas-Racun; Maksudnya adalah
2. Undang-Undang Adat Batanghari
melakukan pembunuhan dengan menggunakan ramuan yang disebut
Masyarakat adat tidak mengenal istilah hu- racun, akibatnya orang yang terkena kum pidana adat (Adat delicten recht), mereka racun menderita sakit yang lama hanya mengenal perbuatan yang bertentangan sebelum meninggal, sedangkan yang dengan hukum adat yang disebut dengan is- terkena upas biasanya mati seketika. tilah “sumbang salah”. Ada dua bentuk ke-
5) Siur-Bakar; Maksudnya adalah salahan atau sumbang, yaitu kesalahan kecil perbuatan dengan sengaja membakar atau sumbang kecil dan kesalahan besar atau kampung, rumah, kebun atau ladang sumbang besar.
pertanian.
Aturan-aturan hukum adat sudah dikenal
6) Tipu-Tepok; Maksudnya adalah oleh masyarakat adat sejak dari nenek moyang tindakan orang yang untuk sebelum agresi Belanda masuk ke Indonesia. memperoleh suatu barang atau suatu Aturan hukum adat oleh masyarakat Batang- keadaan yang menguntungkan dirinya hari dikenal dengan undang nang dua puluh. dengan cara tipu daya dan bujuk rayu Akan tetapi secara sistematika dibagi menjadi
atau keadaan palsu.
dua bagian yaitu, “Pucuk undang nang dela-
7) Maling-Curi; Maksudnya adalah pan,” dan “Anak undang nang dua belas”. mengambil barang kepunyaan orang Namun baik pucuk undang nang delapan lain dengan maksud hendak memiliki maupun anak undang nang duabelas, keduan- tanpa setahu pemiliknya baik pada ya mengatur bentuk kejahatan (hukum publik)
dan tata tertib masyarakat yang berkaitan den-
27 Makalah, Lembaga Adat Kabupaten Batanghari,
gan ekonomi (hukum privat/sipil).
Hukum Adat dan Inflikasi Dalam Kehidupan Masyarakat tahun 2015. hal. 11-12
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin waktu malam maupun siang hari.
menimbulkan kerugian ia wajib
8) Tikam-Bunuh; Maksudnya adalah menggantikannya atau membayar melakukan kekerasan terhadap orang
senilai kerugian yang ditumbulkan lain dengan menggunakan senjata
oleh perbuatannya.
tajam atau alat lainnya sehingga
6) Hutang kecil dilunasi, Hutang besar berakibat kematian.
diangsur. Maksudnya adalah apabila
b. Anak Undang Nang Dua Belas, terdiri seseorang berhutang maka ia wajib dari: 28
melunasinya, kalau jumlah hutangnya
1) Lebam-Balu di Tepung Tawar; kecil dilunasi sekaligus, kalau Maksudnya adalah orang yang
jumlahnya besar boleh diangsur. menyakiti fisik/badan orang lain
7) Golok Gadai Timbang Lalu; berkewajiban mengobatinya sampai
Maksudnya adalah harta atau sesuatu sembuh dan baik kembali sampai
barang yang diserahkan kepada orang hilang bekasnya.
lain sebagai jaminan hutang, akan
2) Luka-lekih dipampas; Maksudnya pindah pemiliknya apabila sudah adalah barangsiapa yang melukai
lewat waktu yang dijanjikan. badan/fisik orang lain dihukum
8) Tegak Mengintai Lenggang, Duduk membayar pampas yang dapat
menanti kelam, Tegak berdua dibedakan atas 3 kategori, yaitu:
bergandeng dua, Salah bujang dengan
a) Luka Rendah: Pampasannya seekor gadis kawin. Maksudnya adalah ayam, segantang beras dan kelapa
pergaulan anatar orang bujang dengan setali (dua buah);
seorang gadis yang diduga kuat telah
b) Luka Tinggi: Pampasannya seekor melanggar adapt dan memberi malu kambing dan 20 gantang beras
kampung tanap sisik siang harus
c) Luka Parah: pampasannya dihitung
dikawinkan.
selengan separoh bangun.
9) Memekik Mengentam tanah,
3) Mati di Bangun; Maksudnya adalah Menggulung lengan baju, barang siapa membunuh orang lain
Menyingsinkan kaki celana. dihukum membayar bangun berupa 1
Maksudnya adalah menantang orang ekor kerbau, 100 gantang beras dan 1
untuk berkelahi, kalau yang ditantang kayu kain putih (30 yard).
itu orang biasa hukumannya seekor
4) Samun; Maksudnya adalah merampas ayam, 1 gantang beras dan setali kelapa barang milik orang lain dengan paksa,
(2 buah). Jika yang ditantang berkelahi dilakukan dipinggir hutan atau tempat
itu lebih tinggi kedudukannya, maka terkecil.
dihukum 1 ekor kambing, 20 gantang
5) Salah makan diludah, Salah bawak beras dan kelapa 20 buah. dikembalikan Salah pakai diluruskan,
10) Menempuh nang Bersawar, Maksudnya adalah siapa yang telah
Mengungkai nang berebo, Maksudnya berbuat sesuatu yang akibatnya
adalah memasuki suatu tempat atau memanjat yang ada tanda larangannya
28 Makalah, Lembaga Adat Kabupaten Batanghari,
berupa pagar atau tanda khusus.
Hukum Adat dan Inflikasi Dalam Kehidupan Masyarakat…hal. 13-14
Perbuatan ini dihukum dengan seekor
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Penyelesaian Sengketa Korban Kecelakaan Menurut Pidana Islam dan Hukum Adat ayam, 1 gantang beras dan kelapa 2. Faktor ekstrenadalah faktor yang terjadi
setali (2 buah). di luar diri para-para pihak, meliputi:
a. Faktor lingkungan, yaitu pengaruh atas tawar. Maksudnya adalah apabila
11) Meminang di atas Pinang, Menawar di
lingkungan yang penuh kekeluargaan, seseorang gadis sudah dipinang dan
maksudnya para pihak memiliki sudah jelas pinangannya itu diterima,
hubungan dekat dan berinisiatif untuk maka status si gadis tunangan orang
melakukan perdamaian. itu tidak boleh dipinang lagi oleh
b. Faktor pihak ketiga, yakni pihak orang lain. pelanggaran ketentuan
ketiga memiliki peranan penting ini dihukum 1 ekor kambing dan 20
baik ia ditunjuk oleh kedua belah gantang beras.
pihak atau ia berinisiatif sendiri.
12) Umo Bekandang siang Ternak Biasanya pihak ketiga tersebut bekandang malam. Maksudnya
dipercaya dan memlilki pengetahuan adalah para petani harus menjaga
dalam melakukan upaya perdamaian umo (sawah) atau tanamannya, dan
terutama perdamaian menurut adat. harus mengurungkan ternaknya pada 3. Faktor tingginya aktifitas kedua belah malam hari. Apabila tanaman petani
pihak
dimakan atau dirusak hewan ternak Dalam hal ini salah satu pendorong pihak pada waktu siang hari maka pemilik lain untuk menyelesaikan proses kecelakaan ternak tidak dapat dituntut mengganti lalu lintas dengan perdamaian, karena mer- kerugian, tetapi apabila terjadinya eka berfikir dengan adanya hal tersebut maka pada malam hari pemilik ternak harus akan mempermudah proses penyelesaiannya membayar ganti rugi senilai tanaman dan mempermudah pelaksanaan ganti keru- yang dimakan atau dirusak oleh gian terhadap korban dan diharapkan dengan ternaknya.
adanya perdamaian para pihak tidak menyim- pan rasa dendam.
Faktor-Faktor Penyebab Penyelesaian Secara Damai
Sanksi Menurut Hukum Islam dan Hu- Ada beberapa faktor penyebab masyarakat kum Adat Batanghari
lebih memilih penyelesaian sengketa kecela- kaan lalu lintas dengan cara berdamai secara
1. Sanksi Menurut Hukum Islam
kekeluargaan sesuai dengan hukum adat yang Pembunuhan tidak disengaja adalah pem- berlaku, diantaranya sebagai berikut: bunuhan yang tidak dimaksudkan, atau di-
1. Faktor internadalah faktor yang datang maksudkan dengan obyek tertentu, tapi men- dari dalam diri seseorang. Si korban dan genai orang lain. 29 Maka kecelakaan lalu lintas atau si pelaku berinisiatif bersama-sama termasuk al-qatl al-khatha`. Sebagai contoh, untuk melakukan perdamaian terhadap seseorang yang melakukan penebangan po- pelanggaran lalu lintas yang didasari ke- hon kemudian pohon yang ditebang itu tiba- inginan masing-masing pihak, walau da- tiba tumbang dan menimpa orang yang lewat, lam proses beracara di Pengadilan terus
berjalan.
29 As Siraj al Wahhaj, hlm. 87
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin dengan sebab tertimpa pohon tersebut orang
diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si
itu meninggal dunia. 30
terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh)
Ada tiga unsur-unsur pembunuhan tidak
dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai)
sengaja yaitu: pertama, perbuatan itu tidak
antara mereka dengan kamu, Maka (hendak-
disengaja atau tidak diniati. Artinya si pelaku
lah si pembunuh) membayar diat yang diser-
tidak ada niatan jahat terhadap perbuatannya,
ahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta
hal itu semata-mata karena kesalahan. Kedua,
memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka
akibat yang ditimbulkan tidak dikehendaki.
hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bu-
Artinya kematian si korban tidak diharapkan.
lan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari
Ketiga, adanya keterkaitan kausalitas antara
pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui
perbuatan dan kematian. Kalau sama sekali 32 lagi Maha Bijaksana. tidak ada sama sekali kaitannya, baik secara
Ayat ini menjelaskan bahwa hukuman langsung ataupun tidak langsung, maka tidak kaffarah merupakan hukuman pokok bagi
dapat dikatakan sebagai pembunuhan tidak pembunuhan tidak sengaja atau tersalah, kaf- sengaja, karena kematian si korban adalah farah adalah memerdekakan hamba sahaya disebabkan oleh perbuatan si pelaku yang yang mukmin, apabila hamba sahaya itu tidak kurang hati-hati. 31
ada, atau pembunuh tidak memiliki uang un- Dilihat dari penjabaran di atas dalam ka- tuk membelinya, maka sebagai gantinya ia (si
sus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan pembunuh) wajib melaksanakan puasa sela- korban meninggal dunia, Islam memasukkan- ma dua bulan berturut-turut, dengan demikian nya dalam jenis pembunuhan tidak sengaja, kaffarah memerdekakan budak yang beriman sebab tidak adanya unsur kesengajaan untuk merupakan hukuman pokok, sedangkan puasa membunuh orang lain, hal tersebut terjadi kar- merupakan hukuman pengganti yang baru di- ena kurangnya hati-hati dan kelalaian penge- laksanakan apabila hukuman pokok tidak bisa mudinya.
dilaksanakan. 33
Hukuman pokok pembunuhan tidak sen- Diyat lebih tepat dikatakan sebagai cam- gaja atau karena kelalaian dalam Islam ada- puran antara hukuman dan ganti rugi.Dikata-
lah kaffarah dan diyat.Kaffarah adalah me- kan hukuman karena diyat ditetapkan sebagai merdekakan hamba sahaya yang mukmin dan balasan terhadap tindak pidana. Seandainya diyat adalah menyerahkan sejumlah harta atau diyat bukan hukuman, niscaya diyat tergan- uang kepada ahli waris korban, sebagai ganti tung kepada permintaan si korban dan tentu- rugi atas terbunuhnya korban. Hal ini ber- nya diyat tidak boleh diganti dengan hukuman dasarkan firman Allah surat al-Nisa’ ayat 92: lain. Dikatakan sebagai ganti rugi karena diyat
Artinya: Dan tidak layak bagi seorang muk- itu murni diterima oleh korban.Apabila kor- min membunuh seorang mukmin (yang lain), ban merelakannya, diyat tidak bisa dijatuhkan kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan Ba- kepada pelaku. 34 rangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
32 Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemah, (Jakarta: CV. Toha Putra Semarang, 1993), hlm.
30 Ibid, hlm. 24
31 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Ji- 33 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, naya), (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), hlm.
(Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 166 121
34 Ali Yafie, e.l., a.l., Ensiklopedia Hukim Pidana
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Penyelesaian Sengketa Korban Kecelakaan Menurut Pidana Islam dan Hukum Adat Diyat untuk pembunuhan tidak sengaja yang menjadi hak dari korban terpenuhi, den-
adalah diyah mukhffafah, yaitu diyat yang gan demikian rasa keadilan dan persamaan diringankan, disebut diringankan bisa dilihat antara pelaku dan korban atau walinya bisa dari tiga aspek.
ditegakkan.Alasan-alasan yang membenar-
a. Kewajiban pembayaran dibebankan ke- kan pengecualian tersebut adalah sebagai pada ‘aqilah (keluarga). 37 berikut:
b. Pembayaran dapat diangsur selama tiga Menurut karakternya, sistem kekeluar- tahun.
gaan ditegakkan di atas dasar tolong-menolong
c. Komposisi diyat terbagi menjadi lima dan kerja sama. Setiap anggota keluarga wa-
kelompok, yakni: jib menolong keluarga yang kesulitan, maka
1) 20 (dua puluh) ekor unta bintu terwujudlah kerja sama dan tolong menolong makhadh (unta betina umur 1-2 yang sempurna dan sebaik-baiknya, bahkan tahun).
dapat saling bergantian dalam menolong, se-
2) 20 (dua puluh) ekor unta ibnu labun bab tindak pidana tidak sengaja bisa terjadi (unta jantan umur 2-3 tahun).
sewaktu-waktu.
3) 20 (dua puluh) ekor unta bintu labun Hukuman penganti bagi pembunu- (unta betina umur 2-3 tahun).
han tidak sengaja adalah puasa dan ta’zir.
4) 20 (dua puluh) ekor unta hiqqah ta’zirdapat berlaku apabila hukuman pokok (umur 3-4 tahun).
dihapuskan oleh korban atau walinya. Huku-
5) 20 (dua puluh) ekor unta jadza’ah man ta’zir terdiri dari berbagai macam jenis, (umur 4-5 tahun). 35
dan hukuman ini hanya boleh dijatuhkan Komposisi ini merupakan pendapat Imam menurut keputusan hakim atau ulil amri den- Syafi’i dan Malikiyah, berdasarkan hadis dari gan mempertimbangkan perbuatan dan kes- Ibn Mas’ud, bahwa Nabi bersabda:
alahan pelaku.
Artinya: Diyat untuk pembunuhan karena ke-
Hukuman penganti yang berupa ta’zir salahan dibagi kepada lima bagian, dua puluh bagi pelaku pembunuhan tidak sengaja bisa
ekor unta hiqqah, dua puluh ekor unta jadza’ah, berbentuk hukuman penjara. Tahanan yang dua puluh ekor unta bintu makhadh, dua puluh ditentukan batas waktunya, menurut Imam ekor unta bintu labun, dan dua puluh ekor unta
ibnu labun. ‛ 36 Syafi’iyah, sekurang-kurangnya satu hari, se- dangkan batas tertinggi tidak ada kesepakatan
Hukuman ini tidak dapat dikenakan ke- ulama. Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa pada orang miskin, sebab jumlah diyat yang
tahanan itu tidak boleh sampai satu tahun, begitu besar, karena apabila pelakunya dari
maka wajib dikurangi dari satu tahun. 38 kalangan miskin, kemungkinan korban tidak akan mendapat diyat penuh, atau tidak da-
2. Sanksi Menurut Hukum Adat Kabupaten
pat sama sekali, oleh sebab itu keluarga dii-
Batanghari
kut sertakan dalam membayar diyat agar apa Pada umumnya ada beberapa jenis sanksi,
Islam III, hlm. 71 35 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,
37 Ali Yafie, e.l., a.l., Ensiklopedia Hukim Pidana Op. Cit., hlm. 171
Islam III, (t.t.: t.tp), hlm. 77 36 Isma’il Al-Kahilani, Subul As-Salam,Op. Cit.,
38 Ibnu Mas’ud, Zainal Abidin, Fiqih Madzhab hlm. 248
Syafi’i, (t.t.: t.tp), hlm. 582
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin yang dapat dijatuhkan bagi pelaku pelang-
Punjung adalah suatu jenis maka- garan norma adat. Sanksi dalam hukum adat
nan yang dibentuk seperti tumpeng yang Kabupaten Batanghari merupakan reaksi
dilengkapi berbagai rempahdan lainnya masyarakat berkaitan dengan telah terjadi pe-
yang harus diserahkan si pelaku kepada rusakan keseimbangan di dalam masyarakat,
pihak korban sesuai dengan berat ringan- dapat berupa denda atau perbuatan lainnya.
nya kerugian yang diderita oleh korban. Jenis sanksi tersebut sesuai dengan tingkatan-
Punjung ini wujud dari itikad baik nya. Pembunuhan tidak sengaja dalam kasus
pelaku untuk melakukan perdamaian tan- kecelakaan lalu lintas dikenai hukuman ban-
pa dipengaruhi oleh pihak manapun. Den- gun, yakni pembayaran seekor kerbau, 100
gan adanya punjung ini dapat mengurangi gantang beras dan satu kaqbung kain putih (30
beban pihak korban untuk melakukan yard). Berdasarkan hasil penelitian menun-
upacara tolak balak, juga dimaksudkan jukkan bahwa ada beberapa sanksi yang harus
agar tidak terulang kembali musibah yang dipenuhi oleh pelaku dalam hal terjadinya ke-
telah terjadi, sekaligus merupakan per- celakaan lalu lintas yaitu sebagai berikut:
wujudan rasa syukur kepada Tuhana atas
a. Membayar Bangun rahmat dan makna yang diberikan melalui Bagi masyarakat adat Batanghari,
terjadinya musibah tersebut. apabila ada seseorang meninggal dunia
Punjung dibagi menjadi dua jenis akibat perbuatan orang lain, maka orang
yaitu :
yang membunuh tersebut diwajibkan un-
1) Nasi kunyit panggang ayam, yaitu tuk membayar denda yang disebut “Ban-
jenis makanan yang berasal dari nasi gun”.
kuning yang dibuat seperti tumpeng Bangun adalah kiasan bahwa ses-
dan pada bagian atasnya diletakkan eorang yang telah meninggal dunia di-
ayam panggang kemudian ditutup anggap hidup kembali (bangun), karena
dengan daun dan dibungkus dengan diganti oleh orang lain (orang yang me-
kain.
nyebabkan orang tersebut meninggal
2) Punjung; Punjung berisi bahan-bahan dunia). Makanya bagi masyarakat adat
untuk membuat punjung seperti: Batanghari dikenal adanya adat “Angkat
beras, kelapa, ayam dan rempah- Dulur”, yaitu ketentuan menjadi anggota
rempah, atau selemak semanis seas keluarga, anak angkat, bapak angkat atau
am segaram.
saudara angkat, melalui prosesi adat.
d. Tepung Setawar
b. Memotong Hewan Tepung setawar adalah seperang- Pemotongan hewan ini sesuai dengan
kat perlengkapan yang digunakan untuk berat ringan dan kualitas pelaku pelang-
mengembalikan keadaan kesehatan sese- garan norma adat Batanghari, biasanya
orang, kalau dia sedang panas, supaya dia jenis hewan yang dipotong adalah ayam
dingin, kalau dia pingsan supaya dia sadar (yang paling ringan), kambing dan ker-
(semangat) dan juga sebagai perwujudan bau. Pemotongan hewan biasanya bagian
minta maaf yang diwujudkan dalam suatu dari punjung yang harus diserahkan oleh
kemasan pendahuluan untuk melakukan pelaku kepada keluarga korban.
perdamaian adat di Batanghari. Dalam
c. Punjung tepung setawar ini ada dua hal yang wajib
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Penyelesaian Sengketa Korban Kecelakaan Menurut Pidana Islam dan Hukum Adat dipenuhi yaitu:
g. Membayar Ganti Kerugian
1) Sedingin, bahan-bahannya seperti Pihak pelaku diwajibkan membayar daun sirih atau daun sedingin (daun
kerugian kepada pihak korban.Ganti rugi bangun), daun kundur, diikat menjadi
ini berupa sejumlah uangyang besarnya satu, diletakkan dalam mangkuk
sesuai dengan kesepakatan kedua belah atau baskom kecil lalu diberi air.
pihak, sesuai dengan selokoh adat “mati Sedingin dipercikkan kepada korban,
dibangun, luko dipampas dan lebam balu jika korban meninggal sedingin
ditepung tawar.
diserahkan pada keluarganya. Uang ganti rugi dapat berubah sesuai Iamerupakan permintaan maaf dan
dengan biaya yang dibutuhkan untuk pe- rasa pertanggungjawaban pelaku
nyembuhan atau perawatan jenazah bagi atas kelalaiannya yang menyebabkan
korban meninggal, sesuai dengan kemam- orang lain celaka.
puan pihak pelaku dan permintaan pihak
2) Batu perdamaian adalah wujud korban berdasarkan kesepakatan kedua permintaan damai dari pihak belah pihak. pelaku terhadap pihak korban. Batu
MenurutKetua Adat Kecamatan perdamaian biasanya berwujud uang
Muara Bulian, mengenai ketentuan adat yang jumlahnya ditentukan sesuai
terhadap kecelakaan lalu lintas dan perka- dengan desa masing-masing (eco pake
ra lain telah diatur melalui musyawarah desa yang bersangkutan) menurut
adat dan biayanya telah tertulis jelas, dan berat ringannya luka yang dialami,
denda adat ini dimasukkan kedalam uang meskipun tidak dimuat secara tertulis.
kas adat. Denda adat ini belum termasuk Batu perdamaian ini diberikan kepada
dengan denda yang diminta oleh pihak pihak korban diluar dari kesepakatan,
korban dan biaya-biaya lain seperti pen- sejumlah uang yang harus dipenuhi
gobatan.
pelaku atas permintaan korban.
H. Lukman Zakaria tokoh adat Ba-
e. Membayar Biaya Pengobatan tanghari mengemukakan dalam acara Pihak pelaku diharuskan untuk mem-
pedamaian kecelakaan lalu lintas korban biayai semua biaya pengobatan sampai
meninggal di rumah H. M. Hatta di desa pihak korban sembuh. Dan apabila korban
Koto Boyo, bahwa ganti kerugian diqi- meninggal dunia maka seluruh biaya pe-
yaskan dengan santunan ansuransi jiwa makaman ditanggung oleh pihak pelaku.
korban meninggal Rp. 25.000.000.-
f. Memperbaiki Kendaraan Korban Menurut hasil wawancara dengan Pihak pelaku selain membiayai pen-
Ketua Adat Desa Simpang Terusan ten- gobatan korban juga menanggung biaya
tang ganti kerugianmerupakan kesepak- untuk memperbaiki kendaraan korban
atan kedua pihak, ketua adat tidak ber- yang rusak. Namun adakalanya kedua be-
wenang menentukan besar kecilnya ganti lah pihak sepakat untuk menanggung ber-
rugi yang akan diberikan pelaku pada kor- dasama biaya perbaikan kendaraan yang
ban. Selanjutnya, apabila perkara terse- rusak, karena kecelakaan ini merupakan
but sudah ditangan kepolisian sementara musibah yang tidak disengaja dan tidak
kedua belah pihak akan mencabut tuntut- diinginkan oleh kedua belah pihak.
annya dan meminta agar perkara tersebut
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin tidak diproses melalui pengadilan, namun
Dari hasil wawancara yang penulis laku- pihak kepolisian tetap memproses perkara kan menunjukkan bahwa pada umumnya tindak pidana tersebut, maka perdamaian perkara kecelakaan lalu lintas banyak disele- akan tetap dilaksanakan dan sanksi yang saikan di luar pengadilan, dengan perdamaian telah dijatuhkan tidak bisa dibatalkan menurut hukum adat setempat.Kecenderun- walaupun hukum tetap memprosesnya. gan masyarakat menyelesaikan perkara lalu Selanjutnya menurut ketua adat Desa lintas dengan perdamaian ini disebabkan oleh Tenam,bahwa tolak ukur ketua adat untuk beberapa alasan atau faktor: menentukan perkara lakalantas tersebut
1. Faktor waktu
boleh diselesaikan melalui perdamaian Menurut pandangan masyarakat bah- jika kedua belah pihak atau salah satu
wa proses penyelesaian perkara kecela- pihak melapor atau minta didamaikan
kaan lalu lintas mulai dari penyelidikan oleh ketua adat.
sampai pada tahap putusan pengadilan birokrasinya relatif memakan waktu yang
Pandangan Hukum Islam terhadap Proses
lama. Hal ini akanmenjadibeban pikiran
Penyelesaian Secara Hukum Adat
para pihak yang terkait dalam perkara ini, apalagi bagi saksi yang tidak terlibat
Tindak pidana lalu lintas yang mengakibat- langsung dalam perkara tersebut harus kan kerugian baik harta benda maupun jiwa memberikan keterangan tentang apa yang manusia, pada umumnya disebut dengan ke- dilihat, didengar maupun dialami sendiri celakaan lalu lintas. Dari hasil observasi dan di muka pengadilan, sehingga mejadikan wawancara yang dilakukan penulis pada tang-
beban.
gal 4-7 Januari 2015, diperoleh data korban
2. Faktor biaya
kecelakaan lalu lintas yang penyelesaiannya Faktor ini sangat mempengaruhi secara hukum adat sebagaimana dalam Tabel masyarakat untuk memilih penyelesaian
1. secara hukum adat, karena sebagian be- Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat sar masyarakat telah memahami bahwa bahwa jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di penyelesaian melalui hukum formal me- Kecamatan Muara Bulian pada tahun 2013- makan waktu yang lama, hal ini berpen- 2014 adalah 20 kasus, dari 20 kasus tersebut garuh terhadap biaya yang relatif besar korban meninggal dunia terdapat 10 kasus. serta menghambat kerja para pihak yang
Tabel 1. Jumlah Perkara Kecelakaan Lalu Lintas Yang Diselesaikan Dengan Perdamaian Secara Adat di Kabupaten Batanghari Tahun 2013 – 2014
Korban
No Desa
Kasus
Sepakat Menjadi Satu Keluarga
1 Tenam 6 3 2 1 3 2 Simpang Terusan
4 3 Sridadi
2 4 Pasar Baru
1 1 Jumlah
20 10 9 2 10 Sumber: Catatan Ketua Adat Kabupaten Batang Hari tahun 2014-2015.
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Penyelesaian Sengketa Korban Kecelakaan Menurut Pidana Islam dan Hukum Adat terkait.
si korban kehilangan nyawa, sedangkan si Berdasarkan hasil wawancara den-
pelaku wajar kalau dia kehilangan harta. gan ketua adat Kecamatan Muara Bulian
Hal ini disampaikannya tatkala memberi bahwa penyelesaian secara hukum adat
pertimbangan pada rapat adat untuk me- ini akan mengurangi beban pikiran, be-
nyelesaikan sengkata korban meninggal ban material, maupun beban mental itu
kecelakaan lalu lintas alm.Ismail Aziz sendiri, karena sifat perdamaian adat ini
yang berdomisili di Keluruhan Rengas dilaksanakan tanpa adanya faktor pemak- 40 Condong.
saan dan dilakukan secara musyawarah Selanjutnya menurut Mulkhan kakak mufakat. Artinya dalam hal ini lebih men-
dari Maryatun yang meninggal dunia gutamakan itikad baik dan atas kerelaan
akibat kecelakaan lalu lintas terungkap dari masing-masing pihak yang terkait. 39
bahwa penyelesaian melalui perdamaian
3. Faktor Keadilan secara adat berdasarkan rasa kemanusiaan Dengan cara adatbaik korban mau-
dengan itikad baik pihak pelaku untuk pun pelaku merasa lebih adil, karena dise-
melakukan perdamaian.Karena kecela- lesaikan secara kekeluargaan, dengan cara
kaan yang terjadi adalah diluar kehendak mengganti kerugian kepada pihak korban.
kedua belah pihak, maka alangkah tidak Dengan demikian, pelaku merasa telah
manusiawinya apabila pelaku harus terhapus kesalahannya, tidak ada pihak
mendekam di penjara dan harus kehilan- yang menang atau kalah, sehingga tidak
gan waktu untuk bekerja menghidupi ke- ada dendam antara kedua belah pihak. 41 luarga.
4. Faktor Kemanusiaan
Menurut Ketua Adat Desa Simpang Syarat-Syarat yang Dipenuhi Pihak Pelaku Terusan bahwa kecelakaan lalu lintas tidak Sebelum Proses Perdamaian
ada unsur kesengajaan pelaku, tapi kela- Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua laian, sehingga masyarakat lebih memilih adat Kecamatan Muara Buliandiperoleh ket- penyelesaian melalui perdamaian secara erangan, bahwa ada beberapa syarat yang adat, dan biasanya kedua belah pihak sal- harus dipenuhi atau disiapkan pihak pelaku ing memaklumi atas kejadian yang telah sebelum melaksanakan proses perdamaian terjadi, karena mereka menyadari bahwa kacelakaan lalu lintas secara adat yaitu : 42 yang terjadi tersebut merupakan musibah
1. Tepung Setawar, dalam tepung setawar yang tidak dikehendaki. ini ada dua hal yang wajib dipenuhi yaitu Menurut Zuhdi Tambudi (Pengurus sedingin (daun bangun) dan batu perda- Lembaga Adat Batanghari) bahwa ke-
maian adat.
celakaan lalu lintas merupakan musibah
2. Biaya perawatan atau pengobatan terh- yang tidak diinginkan kedua belah pihak,
oleh karena hukumannya harus diteliti
40 Wawancara Dengan Datuk Zuhdi Tambudi,
dan ditetapkan sebagai bantuan untuk
Pengurus Lembaga Adat Batanghari, 23 Januari
meringankan beban pihak korban, karena
41 Wawancara Dengan Mulkhan, Tokoh Masyarakat 39 Ketua adat Kecamatan Muara Bulian, Bapak
Batanghari, 4 Januari 2016 Abdullah Usman, wawancara, tanggal 3 Januari
42 Wawancara Dengan Abdullah Usman, Ketua Adat 2016
Kecamatan Muara Bulian, 3 Januari 2016.
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Fathuddin adap korban.
ini pada umumnya setiap desa mempunyai
3. Jika korban meninggal dunia maka pihak prosedur yang sama dengan beberapa tahap. pelaku membawa kain kafan dan bersedia 44 Adapun tahapannya sebagai berikut:
mempersiapkan kebutuhan taziah selama
1. Setelah terjadinya musibah, biasanya tiga malam, ada 7 malam, ada 40 hari, dan
pihak pelaku berupaya untuk melakukan 100 hari sesuai dengan permintaan ahli
perdamaian dengan mengutus pihak ke- waris korban.
tiga untuk menghadap pihak korban/kelu-
4. Menanggung semua biaya perdamaian arga korban. Pihak ketiga itu bisa ketua dan sanksi adat sesuai dengan akibat yang
adat, kepala Desa, perangkat Desa, atau diderita korban atau uang bangun jika
orang yang mempunyai hubungan darah korban meninggal dunia.
dengan pihak pelaku. Kedatangan utusan
5. Menyiapkan (sirih berasan perdamaian) pihak pelaku bertujuan untuk melakukan yaitu :
perundingan dalam upaya melakukan per-
a. Gambir damaian dan menyampaikan permohonan
b. Pinang maaf dari pihak pelaku.
c. Kapur
2. Jika pihak korban menerima upaya perda-
d. Daun sirih 7 lembar untuk berdamai maian ini maka pihak pelaku mendatangi sengketa.
pihak korban yang didampingi kepala
e. Tembako. Desa, perangkat Desa atau perangkat
f. Rokok daun, pucuk/nipah. syara’ dengan membawa sedingin (daun
6. Punjung perdamaian. bangun). Pada saat itu, pelaku menawar-
7. Menyiapkan surat perdamaian. kan perdamaian dengan mengatakan Adapun yang hadir dalam musyawarah
bahwa dia sanggup bertanggung jawab perdamaian penyelesaian sengketa korban
atas semua kejadian yang terjadi. Apa- kecelakaan lalu lintas secara hukum adat ini
bila pihak korban menyetujui perdamaian antara lain: 43
secara adat ini, maka pihak korban akan
1. Para pelaku dan korban termasuk kelu- meminta tenggang waktu sampai korban arga para pihak.
sembuh dan semua biaya pengobatan di-
2. Kepala Desa dari pihak pelaku dan Kepala tanggung oleh pelaku. Dalam hal korban Desa tempat tinggal korban.
meninggal dunia maka pihak pelaku mem-
3. Ketua adat atau orang yang dituakan. bawa kain kafan, sedingin (daun bangun),
4. Perangkat syarak atau perangkat agama. dan bersedia mempersiapkan kebutuhan
5. Perangkat Desa. taziah selama 3 malam, atau 7 malam, 40 hari, dan 100 hari sesuai dengan permint-
Proses Penyelesaian Sengketa Menurut
aan ahli waris korban.
Hukum Adat Kabupaten Batanghari
3. Jika korban sudah sembuh dan sudah bisa melaksanakan perdamaian maka pihak