PENGARUH POTENSI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH, PENETAPAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENGAWASAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA INSTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

  

PENGARUH POTENSI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH,

PENETAPAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN

PENGAWASAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH

PADA INSTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDA

ACEH

  1

  2

  3 Cut Wuri Handayani , Muhammad Arfan , Hasan Basri 1)

  

Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3) Staff Pengajar Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

  Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh potensi sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah),

  penetapan target PAD dan pengawasan penerimaan PAD, secara bersama-sama dan secara terpisah, terhadap pencapaian target PAD pada instansi di Lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Penelitian ini bersifat menguji hipotesis (hypothesis testing) dengan objek penelitian berupa populasi/sensus yaitu semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) atau instansi pengelola PAD di Lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh sebanyak 10 SKPD. Horizon waktu penelitian berupa cross-sectional study. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan teknik pengumpulan data menggunakan angket

  (questionnaire). Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Hasil

  penelitian menyatakan bahwa (1) potensi sumber PAD, penetapan target PAD dan pengawasan penerimaan PAD secara bersama-sama berpengaruh terhadap pencapaian target PAD (2) potensi sumber PAD berpengaruh terhadap pencapaian target PAD (3) penetapan target PAD berpengaruh terhadap pencapaian target PAD, dan (4) pengawasan penerimaan PAD berpengaruh terhadap pencapaian target PAD.

  Kata kunci: PAD, potensi sumber PAD, penetapan target PAD, pengawasan penerimaan PAD, dan pencapaian target PAD.

  Abstract: This study aimed to examine the influence of the potential sources of locally generated revenue, target setting of locally generated revenue and supervision of receiption of locally generated revenue, simultaneously and parcially, to the target achievement of locally generated revenue at the institution in the environmental of Government of Banda Aceh City. This study is to test the hypothesis (hypothesis testing) with the object of research in the form of population / census of working units of local government (Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD) or locally generated revenue administrator agencies in the Government of Banda Aceh as much as 10 SKPD. The time horizon of this study is cross-sectional study. Source of data used is primary data obtained directly from the respondents with data collection using a questionnaire (questionnaire). The analytical method used to test the hypothesis is multiple regression analysis. The study states that (1) the potential sources of local revenue, target setting of local revenue, monitoring receipt of local revenue, simultaneously influence toward the achievement of localy generated revenue targets (2) a potential source of localy generated revenue influence toward the achievement of localy generated revenue targets (3) target setting of localy generated revenue influence toward the achievement of localy generated revenue targets, and (4) the supervision of locally generated revenue acceptance influence toward the achievement of local revenue targets.

  Keywords: locally generated revenue, potential source of locally generated revenue, target setting of

locally generated revenue, supervision of receiption of locally generated revenue, and the

target achievement of locally generated revenue n

  (WTP) atas Laporan Keuangan untuk Tahun 2014

  PENDAHULUAN

  Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh dari BPK-RI (Badan Pemeriksa Keuangan Republik kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian Indonesia) Perwakilan Aceh untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut. Meskipun telah memperoleh WTP ketujuh, sebagai ibu kota provinsi, diharapkan prestasi yang termasuk rekor nasional ini bisa tetap dijaga dan dapat menjadi panduan bagi daerah lain. Oleh karenanya, sudah semestinya harus diimbangi dengan tata kelola keuangan yang lebih baik lagi, baik pengelolaan aset daerah maupun pengelolaan keuangan daerah, khususnya keuangan yang bersumber dari PAD.

  Sumber keuangan andalan pemerintah daerah adalah PAD yang terdiri dari 4 sumber yaitu: 1) Pajak Daerah; 2) Retribusi Daerah; 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan; dan 4) Lain-lain PAD yang Sah (Halim, 2007 dan UU Nomor 33/2004 pasal 6). Adanya otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah dapat memanfaatkan peluang dan kreatif mencari terobosan untuk meningkatkan PAD sehingga dapat menjadi bagian dari sumber keuangan terbesar dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Selain itu, daerah juga akan mampu melaksanakan banyak pekerjaan secara mandiri tanpa menunggu kucuran dana dari pemerintah pusat, ini menunjukkan kinerja keuangan yang positif (Mardiasmo, 2002 & Landiyanto, 2005 dalam Yustika, 2008). Dalam upaya peningkatan pencapaian target PAD, Arvian (2004) menegaskan upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara terus berusaha mencari dan menggali potensi sumber- sumber PAD baru (ekstensifikasi), juga terus meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana yang terbatas serta meningkatkan efektivitas dari kegiatan yang telah ada (intensifikasi) (Tunliu, 2010). Intensifikasi dapat dilakukan dengan penghitungan potensi dan sistem informasi berbasis data potensi tanpa harus melakukan perluasan sumber PAD baru yang memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang (Syafrul dan Lena, 2013). Begitu juga halnya dengan pengelolaan aset milik daerah, jika penggunaannya dimaksimalkan maka akan dapat meningkatkan PAD (Azhar, 2013).

  Penetapan target PAD sangat perlu dilakukan sesuai dengan potensi sebenarnya dan realistis agar mampu dicapai dengan berbagai pertimbangan sarana dan prasarana yang dimiliki (Shim and Joel, 2000; Abdullah, 2009). Terkadang, target pendapatan dalam APBD dianggarkan terlalu rendah (underestimated) bila dibandingkan dengan potensi yang ada karena angka tersebut menjadi target minimal yang harus dicapai oleh eksekutif (Abdullah, 2013). Oleh karenanya, pengawasan menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan guna mencegah secara dini bila terjadi kecurangan, mendeteksi segera atas kesalahan serta mencegah potensi kebocoran penerimaan daerah (Mulyadi, 2002).

  Penelitian mengenai pencapaian target PAD lebih sering dilakukan pada 2 (dua) sumber PAD yaitu pajak dan retribusi baik dengan metode kuantitatif maupun kualitatif, seperti hasil penelitian Septianraha (2012), Desianti (2013), Susanawati, Suparta, dan Husaini (2014), Kurniawan, Bakran, dan Haryono (2014), Arnovan (2013), Syafrul dan Lena (2013), Khairunnisa (2009), serta Hani dan Sari (2013). Sedangkan penelitian atas 4 sumber PAD jarang dilakukan seperti penelitian yang dilakukan oleh Tunliu (2010) dan Sriyana (2009).

  Pada penelitian ini, pencapaian target PAD pada 4 sumber PAD dilakukan dengan metode kuantitatif untuk membuktikan hasil penelitian terdahulu. Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif lainnya terletak pada lokasi penelitian dan pemilihan variable sehingga membutuhkan analisis data yang berbeda pula. Jenis variabel independen yang dipilih untuk diuji pengaruhnya terhadap pencapaian target PAD (variabel dependen) dalam penelitian ini adalah potensi sumber PAD, penetapan target PAD dan pengawasan penerimaan PAD. Artikel ini bertujuan untuk menguji pengaruh potensi sumber PAD, penetapan target PAD dan pengawasan penerimaan PAD, secara bersama-sama dan secara terpisah, terhadap pencapaian target PAD.

  Sistematika penulisan artikel ini dimulai dengan penjelasan secara padat dan ringkas tentang kajian pustaka. Setelah itu, dilanjutkan dengan penjelasan metode penelitian yang digunakan. Kemudian diikuti dengan uraian hasil penelitian dan pembahasan. Pada akhir penulisan artikel ini ditutup dengan kesimpulan dan saran.

  Definisi PAD menurut Undang-undang Nomor 33/2004 pasal 1 adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, PAD dapat juga diartikan sebagai sumber penerimaan dari daerah sendiri yang perlu terus ditingkatkan agar dapat membantu dalam memikul sebagian beban biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan pembangunan yang semakin meningkat, sehingga kemandirian daerah yang luas, nyata, dan bertanggungjawab dapat dilaksanakan (Mardiasmo, 2003:44). PAD bermakna semua penerimaan daerah yang asli digali di daerah yang digunakan untuk modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha- usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat (Pasal 6 UU Nomor 33/2004 dan Halim, 2007). Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) (2008:1404), target adalah sasaran atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Dengan kata lain, target yaitu sebagai kegiatan untuk menentukan sasaran, memilih satu atau lebih kegiatan yang akan dicapai pada suatu organisasi atau pemerintahan. Pencapaian target

  PAD dapat didefinisikan sebagai keberhasilan meraih atau merealisasikan sasaran yang telah ditetapkan dari penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 33/2004 ps. 1 & KBBI, 2008).

  Dari sisi penerimaan, progres pencapaian target PAD oleh SKPD pengelola PAD dapat dilihat dari berapa besar jumlah realisasi pendapatan dibandingkan dengan target yang ingin dicapai pada satu periode anggaran. Dalam pemerintahan, realisasi pendapatan merupakan pendapatan yang diterima terlebih dahulu oleh bendahara penerimaan (Tanjung, 2011). Artinya, PAD yang berhasil dikumpulkan tidak boleh digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran pemerintahan, tetapi harus terlebih dahulu disetorkan ke rekening kas daerah melalui bendahara penerimaan.

2. KAJIAN PUSTAKA

   Potensi sumber PAD yaitu kekuatan yang ada di suatu daerah untuk menghasilkan sejumlah penerimaan yang bersumber dari 4 sumber PAD (Halim, 2007 dan UU Nomor 33/2004 pasal 6). Sejak disahkannya UU Nomor 28/2009, potensi sumber PAD bagi daerah kabupaten/kota mengalami penambahan berupa 3 (tiga) jenis pajak baru; Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, serta Pajak Sarang Burung Walet.

  Retribusi juga mendapat tambahan berupa 4 (empat) jenis retribusi baru; Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, Retribusi Pelayanan Pendidikan, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, dan Retribusi Izin Usaha Perikanan. Pengelolaan aset milik daerah haruslah dilakukan dengan baik, jika penggunaannya dimaksimalkan maka akan dapat meningkatkan PAD (Azhar, 2013).

  Untuk meningkatkan penerimaan PAD dan sekaligus memperbesar kontribusinya terhadap APBD, maka pemerintah daerah perlu melakukan beberapa langkah diantaranya yaitu peningkatan pemungutan pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, dan lain-lain PAD yang sah, juga penerimaan dari bagi hasil bukan pajak yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada (Soamole, 2012). Hasil penelitian Elfianti (2011), Susanawati et al. (2014) dan Kurniawan et al. (2014) membuktikan adanya pengaruh potensi sumber PAD terhadap pencapaian target PAD.

  Oleh karena itu, pemerintah daerah bila menerbitkan perda (peraturan daerah) tentang pendapatan daerah, dilarang menetapkan perda yang dapat menyebabkan ekonomi biaya tinggi serta dapat menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah dan kegiatan impor/ekspor (UU 28/2009, Bab Penjelasan). Perencanaan pemerintah daerah dalam menetapkan target PAD yang realistis merupakan suatu keniscayaan agar target tersebut dapat dicapai (Shim and Joel, 2000). Bila pencapaian target PAD menunjukkan progres yang diharapkan, maka PAD mampu mendukung kemampuan keuangan daerah sehingga secara perlahan dapat mengurangi ketergantungan pada pemerintah pusat dan menjadi pemerintah daerah yang mandiri secara fiskal (UU 28/2009, Bab Penjelasan & Sriyana, 2009). Hasil penelitian Syafrul dan Lena (2013) menggambarkan bahwa adanya pengaruh penetapan target PAD terhadap pencapaian target PAD. Sejalan dengan hasil penelitian Arnovan (2013) bahwa penetapan target yang belum sesuai dengan potensi menjadi kendala dan belum mampu memberikan kontribusi yang lebih untuk peningkatan PAD.

  Agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai, pengawasan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mengelola PAD guna mencegah kecurangan secara dini serta mampu mendeteksi segera atas kesalahan dan potensi kebocoran penerimaan daerah (Ridho, 2012 dan Mulyadi, 2002). Pemantauan merupakan proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu (Mulyadi, 2002). Peraturan Pemerintah Nomor 60/2008 tentang SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) mengartikan pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan.

  Sebagai bentuk kegiatan pengawasan, pemantauan dapat dilakukan terhadap kinerja instansi pengelola PAD. Sebagai bukti implementasi SPIP pada instansi pengelola PAD, sangat perlu dilakukan pemisahan fungsi yang memadai dalam pengelolaan keuangan untuk mencegah dan mendeteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan yang terjadi dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang (Mulyadi, 2002:193). Hasil penelitian Khairunnisa (2009) dan Desianti (2013) mengungkapkan terdapat hubungan antara pengawasan intern dengan realisasi penerimaan PAD (dalam hal ini pajak). Hani dan Sari (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa belum maksimalnya penerimaan PAD Kota

  moment . Jika nilai korelasi lebih besar dari nilai

  kritis maka pernyataan-pernyataan kuesioner adalah signifikan dan valid.

  Keandalan (reliability) adalah pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006 : 40). Uji ini dilakukan apabila data sudah valid, kemudian dengan bantuan program SPSS dihitung Alfa

  Medan dari sektor pajak restoran, sehingga dibutuhkan suatu model sistem pengawasan.

  Dari uraian tersebut, artikel ini akan membahas pengaruh potensi sumber PAD, penetapan target PAD dan pengawasan penerimaan PAD, baik secara bersama-sama maupun secara terpisah, terhadap pencapaian target PAD. Hipotesis yang dapat dibangun adalah potensi sumber PAD, penetapan target PAD dan pengawasan penerimaan PAD, baik secara bersama-sama maupun secara terpisah, berpengaruh terhadap pencapaian target PAD.

  Uji Reliabilitas

3. METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN

  populasi/sensus yaitu semua SKPD atau instansi pengelola PAD di Lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh sebanyak 10 SKPD. Horizon waktu penelitian berupa cross-sectional study. Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bentuk matematis sebagai berikut:

  Pengujian secara Bersama-sama

  = Konstanta β1,β2,β3 = Koefisien regresi

  X1 = Potensi sumber PAD

  X2 = Penetapan target PAD

  X3 = Pengawasan penerimaan PAD ε = Error estimation

  Uji Validitas

  2 = 

  1 = 

  (hypothesis testing) dengan objek penelitian

  Penelitian ini bersifat menguji hipotesis

  Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Keterangan: Y = Pencapaian target PAD α

  Cronbach. Semakin dekat Alfa Cronbach dengan 1, semakin tinggi keandalan konsistensi internal.

  Keandalan kurang dari 0,6 dianggap buruk, dalam kisaran 0,7 bisa diterima, dan lebih dari 0,8 adalah baik (Sekaran, 2006:177&182).

  Rancangan Pengujian Hipotesis

  Penelitian ini merupakan penelitian sensus, sehingga tidak dilakukan pengujian signifikansi (Sugiyono, 2009:65). Guna pengambilan keputusan menerima atau menolak hipotesis, dilakukan rancangan pengujian hipotesis dua tahap; rancangan pengujian hipotesis secara bersama-sama dan secara terpisah. Kesimpulan diambil langsung dari nilai koefisien regresi masing-masing variabel dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut:

  • Jika 

  Pengujian validitas dilakukan untuk memperlihatkan seberapa baik sebuah teknik, instrumen, atau proses mengukur suatu konsep tertentu (Sekaran, 2006:93). Bungin (2011:107) menyatakan uji validitas yaitu akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali- kali dan dimana-mana. Uji validitas bila dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product

  3 = 0 : H diterima, H a ditolak.

  • Jika paling sedikit ada satu i (i = 1,2,3) ≠ 0 : H ditolak, H a diterima.

  Pengujian secara Terpisah

  1 ,  2,  3 = 0 : H diterima, H a ditolak.

  • Jika 

  3 a

  2

  3   ≠ 0 : H ditolak, H diterima. (  = 0,572) dan (  = 0,010). Ketentuannya Jika  yaitu jika paling sedikit ada satu  i (i = 1, 2, 3)

  • 1, 2,

4. HASIL PENELITIAN DAN

  PAD, penetapan ≠ 0, maka potensi sumber PEMBAHASAN target PAD dan pengawasan penerimaan PAD Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap terhadap variabel dependen, dilakukan dengan pencapaian target PAD. Jadi, hasil penelitian ini cara melihat nilai koefisien regresi (

  ) masing- menolak hipotesis nol (H ) atau menerima masing variabel dari hasil perhitungan metode hipotesis alternatif (H a ). Pengaruh secara regresi linier berganda. Berdasarkan bersama-sama juga ditunjukkan oleh nilai perhitungan dengan bantuan program SPSS

  2 koefisien determinasi (R ) sebesar 0,671, versi 20, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. artinya variabel Y dipengaruhi oleh variabel X

  Tabel 4. Hasil analisis regresi linier berganda Unstandardi sebesar 67,1%. Selebihnya sebesar 32,9% zed dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

  Coefficients Variabel Std

  

  termasuk dalam penelitian ini. Koefisien .

  Error korelasi (R) sebesar 0,819 ; derajat hubungan

  • Konstanta 1,9 3,530

  42

  antara variabel dengan variabel sebesar

  X Y

  Potensi Sumber PAD 1,1 0,4 (X 1 )

  29

  95

  81,9% atau lebih besar dari 50%. Artinya 2 Penetapan Target PAD 0,5 0,2

  (X )

  72

  83

  potensi sumber PAD, penetapan target PAD

  Pengawasan Penerimaan 0,0 0,3 3 PAD (X )

  10 51 dan pengawasan penerimaan PAD mempunyai Koefisien Korelasi (R) =

  hubungan yang kuat dengan pencapaian target 2 Koefisien Determinasi 0,819

  (R ) = PAD.

  Adjusted R Square 0,671 =

  Hasil pengujian untuk koefisien X 1 tidak

  0,507 Sumber: Data Primer diolah tahun 2015

  sama dengan nol (  1 = 1,129). Berdasarkan

  Berdasarkan Tabel 4 nilai koefisien masing-

  rancangan pengujian hipotesis dengan syarat

  masing variabel dapat dilihat pada persamaan:

  apabila

  1  ≠ 0, maka potensi sumber PAD

  • + Y = -3,530 + 1,129 X 1 + 0,572 X 2 + 0,010 X

  3 ε. berpengaruh terhadap pencapaian target PAD.

  Persamaan regresi tersebut menunjukkan; konstanta sebesar -3,530 bermakna bahwa apabila Hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H ) variabel potensi sumber PAD, penetapan target PAD

  a atau menerima hipotesis alternatif (H ).

  dan pengawasan penerimaan PAD dianggap konstan,

  Koefisien regresi 1 sebesar 1,129 berarti 

  maka besarnya nilai yang diperoleh dari variabel

  bahwa setiap potensi sumber PAD naik 1 satuan

  pencapaian target PAD adalah sebesar -3,530 satuan

  pada skala interval maka pencapaian target pada skala interval. PAD meningkat sebesar 1,129 satuan pada Hasil pengujian diperoleh bahwa semua skala interval. Hasil penelitian ini sejalan koefisien regresi (

  ) masing-masing variabel dengan hasil penelitian Elfianti (2011),

  1 independen tidak sama dengan nol (  = 1,129); Susanawati et al. (2014) dan Kurniawan et al.

  (2014) yang membuktikan adanya pengaruh potensi sumber PAD terhadap pencapaian target PAD.

  3 sebesar 0,010

  https://syukriy.

  

  Abdullah, S. 2009. Pokok-Pokok Pengaturan

  .

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi SKPD pengelola PAD di Lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya, pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Provinsi umumnya, bahwa potensi sumber PAD berpengaruh terhadap peningkatan pencapaian target PAD bila potensi tersebut dikelola secara intensif. Perlunya penetapan target PAD dengan mempertimbangkan aspek realistis, sesuai potensi yang ada, dan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai agar target yang telah ditetapkan benar-benar dapat dicapai oleh instansi pengelola PAD. Begitu juga dengan pengawasan yang memadai, haruslah mampu memberikan solusi secara teknis agar tidak terjadi kebocoran penerimaan sehingga dapat terjadi peningkatan pencapaian target PAD

  Adanya peningkatkan pencapaian target PAD dapat menjadi bagian dari sumber keuangan terbesar dalam APBD sehingga pemerintah daerah akan mampu melaksanakan banyak pekerjaan secara mandiri tanpa menunggu kucuran dana dari pemerintah pusat. Ini menunjukkan kinerja keuangan yang positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi sumber PAD, penetapan target PAD dan pengawasan penerimaan PAD baik secara bersama-sama maupun secara terpisah berpengaruh terhadap pencapaian target PAD pada instansi di Lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh.

  5. KESIMPULAN DAN SARAN

  Sari (2013), dan Desianti (2013) bahwa pengawasan sangat diperlukan agar dapat mempengaruhi peningkatan penerimaan PAD.

  bermakna bahwa setiap pengawasan penerimaan PAD naik sebesar 1 satuan pada skala interval maka pencapaian target PAD naik sebesar 0,010 satuan pada skala interval. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Khairunnisa (2009), Hani dan

  

  Hasil pengujian terhadap X

  Berdasarkan syarat tersebut, hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H ) atau menerima hipotesis alternatif (H a ). Koefisien regresi

  3 ≠ 0 maka pengawasan penerimaan PAD berpengaruh terhadap pencapaian target PAD.

  regresi tidak sama dengan nol (  3 = 0,010). Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis, apabila 

  3 didapat nilai koefisien

  Hasil pengujian X

  2 sebesar 0,572, artinya setiap peningkatan penetapan target PAD 1 satuan pada skala interval maka akan meningkatkan pencapaian target PAD sebesar 0,572 satuan pada skala interval. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Arnovan (2013), dan Syafrul dan Lena (2013) yang menyimpulkan bahwa penetapan target PAD berpengaruh pada pencapaian target PAD bila didukung oleh tersedianya data potensi, SDM yang memadai, dan tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

  2 ≠ 0, sehingga hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H ) atau menerima hipotesis alternatif (H a ). Koefisien regresi 

  (  2 = 0,572). Sebagaimana disebutkan pada rancangan pengujian hipotesis bahwa syarat penetapan target PAD berpengaruh terhadap pencapaian target PAD apabila 

  2 diperoleh nilai koefisien regresi tidak sama dengan nol

DAFTAR KEPUSTAKAAN

  wordpress.com/2009/10/17/pokok-pokok- pengaturan-undang-undang-pajak-daerah- dan-retribusi-daerah. Diakses 6 Maret 2015. Abdullah, S. 2013. Perubahan APBD . https://syukriy.wordpress.com/ 2013/04/22/perubahan-apbd. Diakses 3 April 2015.

  Malang: Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Jurnal Administrasi Publik (JAP ), 1 (2), 97-106.

  Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 33

  Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

  Republik Indonesia,

  

  Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor

  60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

  Ridho, I. N., dkk. 2012. Analisis Kinerja pada Bidang Pendapatan dalam Mengelola Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ponorogo).

  Shim, J. K. and Joel G. S. 2000. Budgeting.

  _________. 2003. Akuntansi Sektor Publik.

  Terjemahan Julius Mulyadi dan Neneng Natalina. Jakarta: Erlangga. Sekaran, U. 2006. Research Methods For

  Business. Edisi 4 Buku 2. Terjemahan Kwan Men Yon. Jakarta: Salemba Empat.

  Sriyana, J. 2009. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Gunung Kidul) .

  UNISIA. Vol. XXXII No.72 Desember 2009. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

  Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: CV.

  Alfabeta. Soamole, M. 2012. Pengaruh Pendapatan Asli

  Daerah (PAD) terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Daerah (Suatu Studi di Kabupaten Kepulauan Sula.

   Diakses

  Yogyakarta: Andi. Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

  Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Offset.

  Arnovan, D. 2013. Studi tentang Retribusi Pasar di Kabupaten Nunukan.

   Diakses 5 Mei 2014. Halim, A. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah . Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

  eJournal Ilmu Pemerintahan , 1 (4), 1581-1593.

  Azhar, I., Darwanis, & S. Abdullah. 2013. Pengaruh Kualitas Aparatur Daerah, Regulasi, dan Sistem Informasi Terhadap Manajemen Aset (Studi pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh). Banda Aceh: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Jurnal Akuntansi , 2 (1), 15-26.

  Bungin, B. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif.

  Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Desianti, K. N. 2013. Pengaruh Pengawasan Intern

  dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame terhadap Kinerja Dinas Pendapatan (Sensus pada Dinas Pendapatan Se-Priangan Timur)

  . Jurusan Akuntansi. Tasikmalaya: Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Diakses 25 April 2014.

  Elfianti, L. 2011. Potensi dan Strategi Pengelolaan

  Pajak dan Retribusi Daerah (Studi Kasus di Kabupaten Sijunjung) .

  Hani, S. dan Sari, M. 2013. Analisis Masalah Sistem Pengawasan Pemungutan Pajak Restoran dalam Peningkatan PAD Kota Medan.

  Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen

  Jurnal Pembangunan Perkotaan , 2 (1), 77 – 91.

  Htttps://bandaacehkotamadani.wordpress.com/2015/ 05/04/opini-wtp-ke-7-untuk-kota-banda- aceh-/#more-1322. Diakses 30 September 2015.

  Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Khairunnisa. 2009. Pajak Hotel dan Pajak Restoran

  Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus: Kota Bandung).

  Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota , 22

  (3), 227 – 244.

  Kurniawan, A., Bakran, dan Haryono, D. 2014.

  Pengelolaan Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Ketapang. Jurnal Tesis,1-17.

  22 Juni 2015. Septianraha. 2013. Pengaruh Pemeriksaan Pajak

  Daerah terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Bandung.

   Diakses 18 Juni 2015.

  Syafrul dan Lena F. 2013. Penetapan Target Pajak dan Retribusi Daerah. FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293.

  Jurnal Kebijakan Publik, 4 (1), 1-118.

  Susanawati, F., Suparta I. W., dan Husaini, M. 2014.

  Analisis Potensi Pajak Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah di Kota Metro. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 3 (3), 269-295.

  Tanjung, A. H. 2011. Penatausahaan dan Akuntansi

  Keuangan Daerah untuk SKPKD dan Pemerintah Daerah . Jakarta: Salemba

  Empat. Tunliu, J. J. A. 2010. Pengaruh Intensifikasi dan

  Ekstensifikasi terhadap Peningkatan PAD Guna Mewujudkan Kemandirian Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Pemda Kota Kupang-NTT) . Publikasi Ilmiah. Malang:

  Pascasarjana FE Universitas Brawijaya. Yustika, A. E. 2008. Desentralisasi Ekonomi di

  Indonesia Kajian Teoretis dan Realitas Empiris . Malang: Bayu Media Publishing .

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEMAMPUAN INDIVIDUAL MENILAI INFORMASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN INTERNET SEBAGAI SUMBER PUSTAKA (Studi Kasus pada Universitas Bandar Lampung) Achmad Subing Andrian K Goenawan Abstract - Pengaruh Kemampuan Individual Me

0 0 16

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI UMUM DAN EFISIENSI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA SUPERVISOR (Studi Kasus pada PT. Lautan Teduh Interniaga Bandar Lampung) Chairul Anwar, Universitas Bandar Lampung Yunita Sari, Universitas Bandar Lampung Tina

0 7 14

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DIKAITKAN DENGAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung) Hassan Basrie, Universitas Bandar Lampung Yashinta Arly, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Abstract -

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN UTANG SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2008-2012 Dewi Maya Sari1 , Muhammad Arfan2 , Said Musnadi

0 0 9

SISTEM PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA MASYARAKAT PADA BRI UNIT MANDA (Studi Kasus pada Kota Tegineneng Lampung Selatan) Gatot Hidayat, Universitas Bandar Lampung Shinta Deswati, Universitas Bandar Lampung Goenawan, Universitas Bandar Lampung Abstract -

0 0 16

PENGARUH PRINSIP BAGI HASIL,TINGKAT PENDAPATAN, RELIGIUSITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG NASABAH PADA BANK SYARIAH DI BANDA ACEH

0 0 8

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP MANIPULASI AKTIVITAS RIIL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014)

2 5 11

PENGARUH PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH MENGENAI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Kasus pada Kota Metro) Goenawan, Universitas Bandar Lampung Leni Marlina, Universitas Bandar Lampung Chairul Anwar, Universitas Bandar Lampung Abstract -

1 1 12

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Kasus pada Kantor BPKP Bandar Lampung.) Yunus Fiscal, Universitas Bandar Lampung Justian Suhendra, Universitas Bandar Lampung Riswan, Universitas Bandar Lampung Ab

0 0 14

PENGARUH POLITIK ANGGARAN DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PROSES PENYUSUNAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Aceh)

0 0 10