Pemilu 2014 dalam Perspektif Adab dan Pe

I.
I.1

Pendahuluan
Latar Belakang

Pesta demokrasi kembali digelar di Indonesia. Pemilihan Umum (Pemilu)
tahun 2014 ini terdiri atas Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres).
Penyelenggaraan Pemilu selalu identik dengan kampanye politik. Baik pada
masa menjelang Pileg maupun Pilpres, animo masyarakat dalam berkampanye dan
mendukung calon andalannya terlihat tinggi. Beribu-ribu orang turun ke jalan untuk
mempromosikan calon wakil rakyat andalannya, dengan harapan banyak suara
tersalurkan kepada calon itu ketika pemilu berlangsung.
Kampanye yang marak sekali menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia
sudah banyak yang peduli pada kehidupan politik bangsa ini. Hal ini mengartikan
pula bahwa bangsa Indonesia mengalami kemajuan di bidan politik. Ironisnya, ketika
bangsa Indonesia mengalami kemajuan di bidang politik, peradabannya malah
mengalami kemunduran. Tak sedikit pula yang menjadi kehilangan adabnya dan
akhirnya menjadi biadab hanya karena turut dalam membela calon adalannya pada
event kampanye politik, salah satunya melalui kampanye negatif (negative campaign)
yang berupa kampanye hitam (black campaign).


I.2

Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial
Budaya Dasar
sebagai syarat dan bahan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester.

II.

Permasalahan

1

II.1
II.2
II.3
II.4
II.5


Apa yang dimaksud dengan Pemilu?
Apa yang dimaksud dengan kampanye politik?
Apa yang dimaksud dengan adab dan peradaban?
Apa yang dimaksud dengan kampanye negative dan kampanye hitam?
Bagaimanakah keberlangsungan negative campaign dan black

II.6

campaign di masa kampanye Pemilu 2014?
Bagaimanakah hubungan antara negative campaign dan black
campaign dengan adab dan peradaban?

III.

Pembahasan

3.1 Apa yang dimaksud dengan Pemilu?
Pemilu dalam Negara demokrasi merupakan suatu proses penggantian
kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala dengan aturan-aturan tertentu.

Pemilu menggunakan prinsip kedaulatan rakyat (demokrasi) yang ditandai dengan
setiap warga Negara yang sudah cukup umur (17 tahun dan memiliki KTP) berhak
ikut aktif dalam setip proses pengambilan keputusan kenegaraan. 1)
Pemilu sendiri didefinisikan sebagai proses memilih orang untuk mengisi
jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka ragam mulai dari
tingkat pemerintahan terbawah sampai yang teratas.
Pada mulanya, Pemilu diadakan untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi
dan DPRD Kota/Kabupaten. Setelah amandemen UUD 1945 yang keempat pada
tahun 2002, rakyat juga berhak memilih presiden dan wakilnya secara langsung,
bukan hanya MPR yan gmemilih. Peraturan ini direalisasikan pada Pemilu tahun
2004.
Pemilu menganut asas ‘Luber Jurdil’ yang merupakan akronim dari
‘Langsung Umum Bebas Rahasia Jujur dan Adil’. Asas-asas tersebut memiliki artinya
masing-masing.
2

Langsung, berarti pemilih harus memberikan suaranya secara langsung.
Pemilih tidak boleh diwakilkan ketika memberikan suaranya. Bahkan pemilih yang
tidak mampu secara fisik (cacat tubuh atau memiliki kebutuhan khusus) pun tidak
boleh diwakilkan. Pemilih berkebutuhan khusus biasanya didampingi oleh

pendamping dari setiap TPS yang telah diberi komitmen untuk tidak membocorkan
pilihan pemilih tersebut. Pemilih berkebutuhan khusus juga diberikan template surat
suara khusus. 2)
Umum, berarti pemilihan umum dapat diikuti oleh seluruh warga Negara yang
telah memiliki hak untuk menggunakan suaranya. Dalam konteks ini, warga Negara
yang telah berusia 17 tahun dan memiliki KTP.
Bebas, berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya kepada pilihannya
secara bebas, tanpa paksaan dari pihak mana pun dan Rahasia memiliki arti bahwa
suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia dimana hanya pemilih itu sendiri
yang mengetahui pilihannya.
Jujur, berarti pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang
berlaku untuk memastikan bahwa setiap warga Negara yang memiliki hak pilih dapat
memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang
sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih.
Adil, berarti setiap peserta pemilu maupun pemilih mendapat perlakuan yang
sama tanpa ada pengistimewaan atau diskriminasi terhadap peserta atau pemilih
tertentu. 3)

3.2 Apa yang dimaksud dengan kampanye politik?
Kampanye politik adalah sebuah upaya yang dilakukan peserta-peserta pemilu

untuk menarik perhatian masyarakat agar memberikan suaranya kepada peserta

3

tersebut. Melalui kampanye politik, para pemilih dipengaruhi secara terorganisir.
Idealnya, kampanye politik menyampaikan pesan dari calon atau kandidat berupa
penonjolan ide bahwa mereka ingin berbagi dengan pemilih. 4)
Kampanye politik dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan sloganslogan, contohnya seperti “Salam dua jari”, “Kerja Nyata Indonesia Raya” dan lainlain. Bisa juga melalui pembicaraan-pembicaraan antar calon pemilih. Cara lainnya
adalah dengan barang cetakan yang sudah marak kita jumpai di kehidupan seharihari, seperti kalender, gelas, pulpen dan barang-barang lain dengan logo partai atau
wajah peserta pemilu tercetak di atasnya.
Kampanye juga dapat berupa penyiaran barang rekaman berbentuk audio
dan/atau visual. Dalam kampanye yang seperti ini, partai politik menggunakan media
massa sebagai sarana berkampanye.
Para elite politik sadar, bahwa eksistensi media massa sangatlah penting
dalam proses kampanye politik. Banyak partai politik yang berkampanye melalui
surat kabar, majalah sampai televisi. Ada yang mendirikan media sendiri, ada yang
menumpang dengan media yang sudah ada.
Contohnya ada Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendirikan Tabloid
Amanah sebagai perangkat partai. Tabloid Amanah ini mengupas habis tentang
ideology, program dan kegiatan partai yang didirikan oleh Amien Rais ini.

Partai lama seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun punya tabloid
sendiri. Tabloid yang dinamai Tabloid Kabah ini menjadi corong partai yang memiliki
lambing Kabah tersebut.
Partai baru seperti Partai Demokrat pun begitu. Partai ini membuat satu
majalah berjudul Kandidat. Majalah yang dikelola oleh para pakar media ini didesain
secara eksklusif. Aawalnya, tidak ada yan gmenyangka jika majalah ini milik partai
politik. Namun karena kecenderungan kontennya yang sering mengulas tentang Partai
4

Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono, akhirnya banyak publik yang tahu bahwa
majalah ini adalah milik Partai Demokrat.
Tidak hanya media cetak, media televisi pun menjadi senjata kampanye
partai-partai politik. Contohnya ada Surya Paloh dari partai Nasional Demokrasi
(Nasdem) yang secara profesional membangun MetroTV, tetapi pada perjalanannya,
stasiun televisi tersebut digunakan untuk kepentingan politik. Seperti yang kita
ketahui, sekarang Partai Nasdem berkoalisi dengan PDIP, PKB, Hanura dan PKPI,
mengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Calon Presiden (Capres) dan Calon
Wakil Presiden (Cawapres). Ada pula stasiun televisi TVOne (dulu Lativi) dan
ANTV yang awalnya independen kemudian dibeli oleh pengusaha sekaligus
politikus, Aburizal Bakrie. Beliau adalah Ketua Umum Partai Golkar. Kita pun

mengetahui bahwa Parta Golkar berkoalisi dengan Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP
dan PBB, mengusung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menjadi Capres dan
Cawapresnya. Otomatis, kedua stasiun televisi ini menjadi pendukung pemiliknya.
Selain itu, ada pula stasiun televisi yang benar-benar independen namun
kemudian berbelok kearah politik, seiring dengan bergabungnya sang pemilik dengan
salah satu partai baru, yaitu MNC Groups yang mencakup Global TV dan RCTI yang
dipimpin oleh Hari Tanoesoedibjo. Ia sempat menjadi Ketua Dewan Penasihat Partai
Nasdem, kemudian mengundurkan diri karena perbedaan pendapat dan pandangan
mengenai struktur kepengurusan partai. Setelah itu, ia bergabung dengan Partai
Hanura dan langsung menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. Selanjutnya ia
menjabat sebagai Ketua Bapilu dan setelah itu menjadi Calon Wakil Presiden dari
Partai Hanura, berpasangan dengan Wiranto. Pemanfaatan MNC Groups sebagai
perangkat kampanye sangatlah jelas, terlihat dari ramainya iklan “WIN-HT” dan
kuis-kuis berbau politik yang banyak ditayangkan di kedua stasiun televisi tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, Partai Nasdem termasuk ke dalam koalisi Joko
Widodo dan Jusuf Kalla. 5)

5

Media online pun turut menjadi sarana berkampanye pada Pemilu 2014 ini.

Pasukan-pasukan cyber bergerilya untuk menyebarkan pesan-pesan dan ide-ide
politik. Terutama pada social media, mayoritas topik yang dibahas adalah soal
Pemilu, tentu saja diiringi dengan kampanye-kampanye politik. Sosial media menjadi
salah satu media berkampanye yang sangat berpengaruh karena melalui social media,
arus informasi terus mengalir deras dan seringkali menjadi forum debat politik yang
membuat para calon pemilih menjadi berpikir dan terpengaruh.
“Sebelum pileg, kami rasakan dunia social media sudah berubah atmosfernya.
Dulu sebagai sumber informasi sekarang forum debat online. Tensinya tinggi. Kami
perlu menjaga kualitas informasi yang beredar di sosmed,” (Noudhy Valdryno, Tim
Sosmed Prabowo-Hatta). 6)

3.3 Apa yang dimaksud dengan adab dan peradaban?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adab adalah kehalusan dan
kebaikan budi pekerti, kesopanan, akhlak. Seorang manusia dapat dikatakan memiliki
adab atau beradab ketika ia memiliki tutur kata yang halus, budi pekerti yang baik,
tingkah laku yang sopan dan akhlak yang mulia. Sedangkan manusia yang tidak
memiliki keempat hal itu dapat dikatakan tidak beradab atau biadab.
Peradaban didefinisikan dalam KBBI sebagai kemajuan (kecerdasan,
kebudayaan) lahir batin. Peradaban juga didefinisikan sebagai hal yang menyangkut
sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa. Konsep dari peradaban

digunakan sebagai sinonim untuk budaya (dan sering moral) yang unggul dari
kelompok tertentu. Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti perbaikan
pemikiran, tata karma, atau rasa.
Menurut Fairchild, 1980:41, peradaban adalah perkembangan kebudayaan
yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.

6

Kontjaraningrat (1990:182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian
dan unsur kebudayaan yang halus, maju dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu
pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi dan masyarakat kota yan
gmaju dan kompleks.
Sapardi Djoko Damono juga berpendapat bahwa adab berkaitan dengan
organisasi sosial, kebudayaan, dan tata cara berkehidupan. Perbedaan corak dan sifat
suatu organisasi, kebudayaan dan tata cara hidup adalah beberapa manifestasi dari
perbedaan adab.
Sedangkan peradaban, Suwardi Suryaningrat mendefinisikannya sebagai
perkembangan budi – daya/ kekuatan akal pikiran manusia sesuai nilai, norma, akhlak
dan sopan santun; di anut masyarakat. Keadaban dan Peradaban Indonesia kini

mayoritas merupakan pengembangan pengaruh dari luar. Keadaban dan peradaban
“original lokal” nasibnya terpinggirkan.
Sapardi Djoko Damono: peradaban Indonesia berkembang setelah “merispon,
kontak dan berinteraksi” dengan kebudayaan luar – hindhu, budha, islam, kristen,
barat dll.
Bangsa Indonesia tidak dapat dibilang sebagai bangsa yang terbelakang lagi.
Meskipun pembangunan dan kemajuan teknologi di Indonesia belum merata,
kebanyakan masyarakatnya telah cukup mudah untuk mendapatkan informasi, dalam
konteks ini, informasi mengenai Pemilu 2014. Hal ini berpengaruh kepada perbaikan
pemikiran bangsa Indonesia mengenai Pemilu yang tentu saja semakin ke arah yang
positif dan berkembang. Kemudian, merambat pula ke tata krama dalam melakukan
berbagai kegiatan menyangkut pemilu menjadi lebih terjaga. Rasa peduli terhadap
bangsa sendiri pun sudah ada, terlihat dari betapa banyaknya masyarakat yang ikut
serta dalam kegiatan politik bangsa ini. Singkatnya, bangsa Indonesia telah
mengalami peradaban.
7

3.4 Apa yang dimaksud dengan kampanye negative dan kampanye hitam?
Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjito,
mendefisnisikan kampanye negatif sebagai upaya menaikkan diri dengan cara

mengkritik lawan.
Pendapat lain mengenai kampanye negatif diutarakan oleh Herman Matius.
Menurut Herman, kampanye negatif adalah lawan dari kampanye positif. Kampanye
positif didefinisikan sebagai kampanye tentang hal positif dari calon yang diusung
dan pesan yang disampaikan melalui kampanye positif kebenarannya berdasarkan
fakta. Sebaliknya, kampanye negatif kampanye setelah kampanye positif. Kampanye
ini menilai lawan. Apa fakta-fakta yang ada di lawan yang bisa dibilang sebagai
kegagalan atau hal negatif. Itulah yg disebut kampanye negatif. Sedangkan kampanye
hitam adalah penyebaran berita tentang lawan yang kebenarannya tidak diketahui. Ini
tidak berarti semua yang dibeberkan dalam kampanye gelap adalah 100% salah, bisa
juga ada kebenaran yang terselip di dalamnya. 7)
Definisi lain mengenai kampanye negatif dan kampanye hitam juga
dikemukakan dalam artikel “Negative Campaign, Black Campaign, dan Bandul Suara
Islam” sebagai jenis kampanye yang mengeksploitasi sisi-sisi kelemahan dan sisi-sisi
kelam seorang kandidat. Bisa menyangkut dirinya, bisa pula menyangkut keluarga
dan pendukungnya. 8)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD,
dan DPRD tidak menetapkan larangan kampanye negatif. Pasal 86 hanya menetapkan
setidaknya empat kategori larangan. Pertama, melanggar kewibawaan dan eksistensi
negara (mempersoalkan Pancasila, keutuhan NKRI). Kedua, melanggar prinsip
imparsialitas (mengikutsertakan pegawai negeri, kepala desa, TNI, hakim, BPK, dan
penggunaan fasilitas pemerintah).
8

Ketiga, melakukan kampanye hitam (menghasut,menghina). Keempat,
melakukan tindakan kriminal (mengganggu ketertiban, kekerasan, merusak, politik
uang). Sedangkan Peraturan KPU No. 15/2013, yang merevisi Peraturan KPU No.
1/2013 tentang Pedoman Kampanye Pemilu DPR, DPD, dan DPRD, isinya setali tiga
uang. 9)

3.5 Bagaimanakah keberlangsungan negative campaign dan black campaign
di masa kampanye Pemilu 2014?
“Pemilu 2014 yang sedang kita jalani ini merupakan pemilu yang paling
keras. Untuk kali pertama, cuma ada dua kandidat. Pada sisi lain, dua kandidat ini,
secara kualitatif relatif memiliki skor yang imbang. Plus dan minusnya sama. Pada
sisi lain, sesuai survei, di tahap awal jarak elektabilitas keduanya relatif jauh. Namun
secara perlahan elektabilitas Prabowo meningkat. Sedangkan elektabilitas Jokowi
fluktuatif. Suatu saat jauh di atas, suatu saat turun. Ini karena angka swing voters
yang masih tinggi, sekitar 20-30 persen. Dengan demikian, mereka terus bekerja
keras dan bermanuver mencari simpati dan dukungan. Mereka membangun persepsi
diri dan meruntuhkan persepsi publik terhadap lawannya.” 10)
Seimbangnya potensi kedua kandidat untuk mendapatkan porsi suara inilah
yang membuat kampanye negatif dan kampanye hitam terjadi. Kedua kandidat
memiliki kelebihannya masing-masing. Prabowo dengan visinya yang kuat dan tegas,
juga sosoknya yang dapat memberikan harapan masyarakat Indonesia untuk
membangun Indonesia lebih baik lagi. Begitu pula Jokowi dengan sosoknya yang
dekat dengan masyarakat, sederhana, gemar blusukan dan rekam jejaknya yang bersih
juga penuh prestasi di bidang pemerintahan. Namun di samping kelebihan-kelebihan
itu, dua kandidat tersebut masih memiliki kekurangan dan kekurangan inilah yang
dijadikan bahan untuk berkampanye negatif bahkan berkampanye hitam.
9

Kampanye negatif mudah sekali kita jumpai pada kegiatan sehari-hari,
terutama di dunia maya. Kampanye negatif bahkan kampanye hitam paling banyak
ditemui pada media-media sosial dimana semua orang, siapa saja, dapat memposting
apa saja. Kampanye ini dapat dilakukan oleh tim kampanye masing-masing kandidat
sampai orang awam. Dari kampanye yang dilakukan di media sosial ini, berkembang
isu dari mulut ke mulut di dunia nyata.
Contoh-contoh kampanye negatif yang terjadi selama masa kampanye Pilpres
2014 ini salah satunya adalah kampanye yang mengulas tentang kelemahan visi dan
misi dari kandidat lawan. Contoh lainnya adalah komentar-komentar mengenai
jawaban para capres dan cawapres pada event debat yang menimbulkan persepsi
negatif bagi swing voters.
Sedangkan untuk kampanye hitam yang memang tidak didasarkan oleh fakta,
terlihat pada para pendukung salah satu kandidat yang menyebarkan fitnah, melebihlebihkan fakta negatif, memberitakan kabar burung dan menyudutkan kandidat
lainnya melalui media massa. Hal ini tidak terjadi pada salah satu kandidat, tetapi
kedua-duanya.
Baik Prabowo mau pun Jokowi mengalami penyudutan di media massa.
Prabowo-Hatta mengalami kampanye hitam berupa artikel menyudutkan yang dimuat
oleh harian Pikiran Rakyat. Artikel ini dibuat oleh Tim Pemenangan Jokowi-Jusuf
Kalla sebagai salah satu bentuk kampanye kandidatnya.
“Tim Pemenangan Prabowo-Hatta wilayah Jawa Barat melaporkan iklan
kampanye calon Presiden Jokowi-Jusuf Kalla pada koran ternama Jawa Barat kepada
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat karena dinilai sebagai kampanye
hitam untuk menyudutkan Prabowo.

10

Ia mengungkapkan iklan dalam harian "Pikiran Rakyat" edisi 1 Juli 2014 di
halaman 9 itu memperlihatkan Jokowi-JK dalam tulisan "Kenapa Harus Jokowi?
berikut dijelaskan dengan gambar karikatur.
Ia menjelaskan iklan itu membanding-bandingkan baik dan buruk kedua
pasangan calon Presiden, namun Prabowo cenderung diposisikan lebih buruk.
"Iklan itu menyebutkan calon lain dikeliling orang bermasalah, calon lain
masa lalu kelam," kata Ketua DPD Gerindra Jawa Barat itu.” 11)
Sedangkan kampanye hitam yang diterima Jokowi adalah berupa penyebaran
selebaran kampanye yang berisi hal-hal yang menyudutkan Jokowi-Jusuf Kalla.
Penyebar selebaran ini tidak diketahui identitasnya.
“"Saya tadi ditelepon oleh penjaga kantor yang memberitahukan tentang
selebaran kampanye negatif yang diletakkan seseorang tak dikenal di halaman kantor
Panwaslu,"

kata

Ketua

Panwaslu

Jember,

Dima

Akhyar.

Menurut dia, selebaran tersebut berisi sejumlah pemberitaan negatif dari
media massa tentang calon presiden nomor urut dua, sehingga isinya menyudutkan
pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.” 12)
Kampanye negatif dan kampanye hitam juga dapat dilakukan melalui mediamedia yang dimiliki oleh politikus seperti yang telah dipaparkan pada pembahasan
poin nomor dua. Akhir-akhir ini stasiun-stasiun televisi tersebut sering menyuguhkan
berita yang menyudutkan pihak yang tidak didukungnya. Kecenderungan
mengagung-agungkan kandidat yang menjadi dukungannya.
Beberapa pihak setuju bila kampanye negatif itu diperbolehkan dan kampanye
hitamlah yang merupakan kampanye yang tidak sehat. Hal ini dilihat dari sifat

11

naluriah manusia yang tidak terima apabila dituduh melakukan hal buruk, juga tidak
mau terlihat buruk di hadapan khalayak.
“Menjelang Pemilu Presiden 2014, serangan-serangan politik terus-menerus
menerpa bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo
alias Jokowi. PDI-P pun merestui para relawannya untuk melakukan serangan balik.
Hal tersebut disampaikan politisi PDI-P, Eva Kusuma Sundari, di depan puluhan
relawan Jokowi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia
Hebat (Almisbat).
"Tidak apa-apa kita menyerang juga, tidak masalah. Masa kita diserang, terus
mau diam saja," kata Eva di Hotel Orio, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2014) siang.

3.6

13)

Bagaimanakah hubungan antara negative campaign dan black

campaign dengan adab dan peradaban?
Kampanye negatif dan kampanye hitam sedianya adalah kampanye yang
kurang melibatkan dan memperhatikan adab di dalamnya. Kampanye-kampanye ini
juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak menggunakan peradaban yang telah
dialami dengan baik.
Terlihat dalam kefanatikan massa dari tiap-tiap pihak yang terlalu
mengagung-agungkan kandidat dukungannya sampai terkadang akal sehatnya
dikesampingkan. Terlihat pula dari konten-konten yang disebarkan melalui kampanye
negatif dan kampanye hitam tersebut yang mayoritas fitnah dan kebenarannya tidak
dapat dibuktikan. Maraknya isu SARA dan hal-hal pribadi kandidat yang
disebarluaskan juga termasuk tidak beradab karena melanggar hak privasi kandidat
tersebut.

12

Masyarakat yang sadar akan dibutuhkannya kampanye sehat seharusnya
menentang kampanye negatif dan kampanye hitam. Harus diingat bahwa adab adalah
satu hal terpenting dalam mempromosikan kandidat karena kampanye adalah salah
satu jalan bagi khalayak untuk mengenal kandidat lebih dekat lagi. Kampanye juga
merupakan salah satu cerminan bagi diri kandidat tersebut.
Masyarakat pun telah menyatakan aspirasinya untuk mendukung kampanye
yang beradab, salah satunya dilakukan oleh warga Solo.
“Solo, Antara Jateng - Warga Kota Surakarta menggelar aksi damai
mendukung kampanye beradab pada Pemilihan Umum 2014 di Bundaran Gladag
Jalan Slamet Riyadi daerah setempat, Selasa.
Mereka mendesak para calon anggota DPR RI, DPD, DPRD, pemimpin atau
tokoh, negarawan untuk melakukan kampanye beradab dan tidak saling menfitnah
atau mencaci maki.
Bahkan, warga dengan mengenakan kostum gladiator Batik Carnival membawa
spanduk bertulisan 'Kampanye Beradab, Tanpa Caci Maki dan Fitnah'.
Mulyoto (56) warga Sumber RT 1/13 Banjarsari Solo di sela aksi damai
mengatakan bahwa warga mulai merasa prihatin banyaknya berita kampanye Pemilu
2014 ini yang melakukan saling menfitnah dan mencacimaki sesama calon pemimpin.
"Para calon pemimpin marilah melakukan kampanye beradab tanpa caci maki
dan fitnah terhadap calon lain," kata Mulyoto.
Menurut dia, sebagai tokoh atau negarawan yang mencalonkan diri menjadi
pemimpin seharusnya dengan jiwa besar dan percaya diri maju untuk memimpin
negara ini.
Namun, kata dia, jika para calon pemimpin saling mencaci maki dan
menfitnah dampaknya mambuat rakyat susah dan semakin tertekan ekonominya.
"Jika para calon saling mencaci maki satu sama lainnya. Rakyat akan menjadi
korbannya dan hidupnya semakin susah," katanya.” 14)

13

IV.

Penutup

4.1 Kesimpulan
Kampanye negatif dan kampanye hitam adalah kampanye yang kurang
melibatkan dan memperhatikan adab, bahkan dapat dikatakan tidak beradab karena
kebanyakan konten yang disebarkan adalah tidak benar. Kedua jenis kampanye ini
juga melanggar hak privasi kandidat-kandidat.
Kedua jenis kampanye ini juga membawa bangsa Indonesia kepada
kemunduran peradaban karena kebanyakan orang hanya menjadi percaya terhadap
media-media tanpa melakukan riset lebih jauh lagi tentang kandidat yang dihadirkan
dalam Pemilu. Isu yang tersebar dari mulut ke mulut juga tidak jelas lagi mana yang
benar dan mana yang tidak benar.
4.2 Saran

14

Kampanye negatif dan kampanye hitam harusnya tidak perlu ada apabila
masyarakat sadar, untuk melihat kelebihan dan kekurangan cukup dari visi misi yang
diberikan oleh masing-masing kandidat karena itu sajalah yang dapat dipastikan
kebenarannya dan keasliannya terjamin dari masing-masing kandidat. Visi dan misi
tersebut dapat dilihat pada website resmi KPU.
Masyarakat juga semestinya dapat menyaring informasi yang diterima, tidak
asal telan dan tidak diteliti lagi. Ada baiknya masyarakat tidak menelan mentahmentah konten-konten yang termasuk ke dalam kampanye yang diberitakan oleh
media-media pendukung salah satu kandidat. Masyarakat juga perlu mencari
informasi kepada media-media yang netral dimana pemiliknya tidak berada di dalam
koalisi salah satu kandidat atau terjun ke dalam dunia politik.

V.

Daftar Pustaka dan Referensi
V.1 Daftar Pustaka

Tabroni, Roni. 2012. Komunikasi Politik pada Era Multimedia. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
V.2 Refrensi
1) http://sensorku.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-pemilu.html
2) (http://jogjakartanews.com/baca/21/05/2014/tempelate-pilpres-untuk-yangberkebutuhan-khusus-akan-disediakan)
3) http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_indonesia
4) http://id.wikipedia.org/wiki/Kampanye_politik
5) http://id.wikipedia.org/wiki/Hary_Tanoesoedibjo

15

6)

“Inilah

Beda

“Panasbung”

Prabowo-Hatta

vs

JKW-JK”

7)

http://www.solopos.com/2014/06/21/prabowo-vs-jokowi-inilah-bedapanasbung-prabowo-hatta-vs-jkw-jk-514582)
7) “Jenis-Jenis
Kampanye
Politik”
oleh

Herman

Matius

http://politik.kompasiana.com/2014/06/01/jenis-jenis-kampanye-655934.html
8) http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/14/05/29/n6c7pl-negativecampaign-black-campaign-dan-bandul-suara-islam
9) http://pemilu.tempo.co/read/analisa/16/Kontroversi-Kampanye-Negatif
10) http://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/14/05/29/n6c7pl-negativecampaign-black-campaign-dan-bandul-suara-islam
11) http://www.antaranews.com/pemilu/berita/442076/kubu-prabowo-laporkandugaan-kampanye-hitam-ke-bawaslu
12) http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/06/28/n7uam4panwaslu-terima-selebaran-kampanye-negatif-jokowi
13) http://nasional.kompas.com/read/2014/05/10/1359305/Pesan.untuk.Relawan.J
okowi.Negative.Campaign.Boleh.Jangan.Black.Campaign.
14) (http://jateng.antaranews.com/detail/index.php?id=95208/Warga-SoloDukung-Kampanye-Beradab)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih dan
penyertaan-Nya, makalah “Pemilu 2014 dalam Perspektif Adab dan Peradaban” dapat
terselesaikan tepat waktu
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk membahas fenomena-fenomena
yang terjadi selama Pemilu 2014 dan sangkut pautnya dengan adab dan peradaban.
Makalah ini juga saya buat guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Joko Wasisto S.Kar, M.Hum selaku
dosen pengampu Ilmu Sosial Budaya Dasar dan teman-teman saya yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk memahami hubungan
Pemilu 2014 dengan adab dan peradaban.

Semarang, 15 Juli 2014
16

Penyusun
Valentines Risma
24010113120008

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………. 1
BAB II PERMASALAHAN………………………………………………………..... 2
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………. 2
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………… 15
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 15
4.2 Saran……………………………………………………………………. 15
BAB V DAFTAR PUSTAKA DAN REFRENSI………………………………….. 16

17

5.1 Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 16
5.2 Refrensi ………………………………………………………………… 16

18

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2