Kondisi Terumbu Karang Akibat Dampak dar (1)

Nama

: Wafiqah Ulya

NIM

: A011171504

Dosen Pengampu

: M. Basir Said, MA
A. Muh. Yusuf, S.Sos, M.Si

Kondisi Terumbu Karang Akibat Dampak dari Reklamasi di Pulau Barrang
Lompo Provinsi Sulawesi Selatan
A. Pengantar
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan Negara kepulauan
dengan panjang garis pantai lebih dari 95.000 km dan juga memiliki lebih dari
17.504 pulau. Keadaan tersebut menjadikan Indonesia termasuk ke dalam
Negara yang memiliki kekayaan sumber daya perairan yang tinggi dengan
sumber daya hayati perairan yang sangat beranekaragam. Salah satu potensi

sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau
ekologinya adalah terumbu karang. Terumbu karang, selain berfungsi untuk
kembangbiak ikan, pelindung pantai dari erosi dan abrasi, juga bermanfaat untuk
sektor pariwisata. Terumbu karang merupakan sumber mata pencaharian bagi
masyarakat pesisir dan 60 persen penduduk Indonesia yang tinggal di daerah
pesisir, khususnya masyarakat maritim di Pulau Barrang Lompo.1
Pulau Barrang Lompo termasuk wilayah kecamatan ujung tanah, dan
berada di sebelah utara Pulau Barrang Caddi, dan berjarak 13 km dari Makassar.
Pulaunya berbentuk bulat, dengan luas 19 ha. Di tempat ini memiliki banyak
keanekaragaman hayati. Berbagai jenis ikan seperti tenggiri bisa dengan mudah
didapatkan dari perairannya. Bahkan disekitar Pulau Barrang Lompo masih ada
beberapa titik yang menyajikan keindahan terumbu karang. Namun, seiring
berjalannya waktu ekosistem terumbu karang menurun akibat dampak dari
reklamasi di Makassar.2
Ketidakpedulian masyarakat akan pentingnya terumbu karang bagi
kehidupan manusia mengakibatkan sekitar 30 persen terumbu karang di lautan
Indonesia mengalami kerusakan. Tidak hanya di Indonesia, terumbu karang
1 Amanda Panca Octaryn, 2013 dalam “Makalah Kerusakan Terumbu Karang”
2 Yustitia, 2013 dalam
http://panduanwisata.id/2013/02/17/berwisata-bahari-ke-pulau-barrang-caddi-dan-barrang-lompo/


merupakan salah satu ekosistem yang paling terancam rusak di dunia. Perkiraan
terakhir menunjukkan bahwa 10 persen dari terumbu karang dunia telah
mengalami degradasi atau kerusakan. Maka dari itu saya menulis artikel ini
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kondisi
terumbu karang akibat dampak dari reklamasi, khususnya untuk masyarakat
maritim di Pulau Barrang Lompo.
B. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dalam penulisan artikel ini saya menggunakan
metode studi pustaka. Sehingga data yang saya dapatkan merupakan data
sekunder berupa hasil-hasil penelitian seperti skripsi, artikel, blog, dan jurnal
ilmiah melalui internet.
Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data.
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada
pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat
mendukung dalam proses penulisan.
C. Pembahasan
Dalam peristilahan 'terumbu karang', "karang" yang dimaksud adalah
koral, sekelompok hewan dari ordoScleractinia yang menghasilkan kapur

sebagai pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan sedimen kapur
di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel
pada batuan kapur tersebut.Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari
karang maupun dari alga.Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang
terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang.Di Indonesia semua
terumbu berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral.Kerangka
karang mengalami erosi dan terakumulasi menempel di dasar terumbu
(Wikipedia, 2012).
Adapun pengertian dari reklamasi adalah suatu proses membuat daratan
baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini
umumya dilatar belakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia,
khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan

semakin sempit. Sehingga reklamasi ini pula berdampak pada ekosistem
terumbu karang, khususnya di wilayah Pulau Barrang Lompo.

( Grafik trend penurunan populasi terumbu karang di tiga pulau yang diteliti. Pada 2015, terumbu karang di seluruh pulau
menunjukkan penurunan rata-rata 30-an persen, yang berarti berada dalam kualitas buruk. Sumber : MSDC)

Dari grafik diatas, menunjukkan bahwa di Pulau Barrang Caddi, kondisi

terumbu karangnya sempat mengalami kenaikan pada tahun 2013, yaitu 67
persen, dari sebelumnya yang hanya 56 persen. Namun, pada tahun 2014
menurun menjadi 47 persen. Pada tahun 2015 kembali mengalami
penurunan hingga 33 persen.
Di Pulau Barrang Lompo, dari tahun 2012–2015 trennya terus menurun.
Jika pada tahun 2012 populasi ketertutupan sekitar 62 persen, turun menjadi
50 persen di tahun 2013, lalu turun lagi ke angka 34 persen di tahun 2014.
Pada tahun 2015 turun drastis ke angka 29 persen, yang merupakan angka
terendah dari seluruh pulau yang diteliti.3
Tidak hanya segi populasi, kondisi kesehatan terumbu karang di pulau
yang diteliti juga menunjukkan adanya penurunan yang drastis. Banyak
terumbu karang yang hampir mati, dan di beberapa tempat dipenuhi oleh
pasir akibat sedimentasi yang parah. Sampah-sampah juga banyak ditemukan
3 Wahyu Chandra, 2016 dalam
http://www.mongabay.co.id/2016/01/15/terumbu-karang-pesisir-makassar-rusak-parah-dampakreklamasi/

di sela-sela terumbu skarang. Menyangkut penyebab, meski belum bisa
memastikan, namun dilihat dari ciri-ciri kerusakan sebagian besar diakibatkan
oleh dampak reklamasi. Penyebab lain yang dicurigai adalah tindakan
pengeboman dan pembiusan, meski skalanya kecil. Padahal Terumbu karang

berfungsi untuk menahan dan memecah energi gelombang sehingga
mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.
Pemerintah Kota Makassar sendiri, menuding penyebab kerusakan itu
pada perilaku pengeboman dan pembiusan. Namun banyak yang sangsi
dengan asumsi tersebut, dengan melihat fakta fakta yang ditemukannya di
lapangan seperti kekeruhan air dan banyaknya pasir yang menutupi karang.
Ini karena sedimentasi sebagai dampak dari reklamasi. Data lainnya juga
datang dari Direktur Yayasan Konservasi Laut (YKL) Sulsel Irham Rapy
yang menyebutkan dari data YKL sekitar 80 % terumbu karang di perairan
Sulsel dalam kondisi rusak. Kondisi kerusakan tersebut akibat dari
penggunaan bom ikan dan aktifitas nelayan yang tidak ramah lingkungan
seperti pukat harimau. Peluang memperbaiki kondisi terumbu karang ini
masih terbuka lebar, karena tidak semua terumbu karang mengalami
kerusakan yang parah. Menciptakan Terumbu karang, memang membutuhkan
kondisi laut yang sehat. Tidak hanya karena reklamasi, gangguan terhadap
populasi dan pertumbuhan terumbu karang bisa juga disebabkan karena
aktivitas pembuangan limbah, pengeboman, bius dan bahkan karena pengaruh
perubahan iklim.4
Dengan kondisi yang rusak parah ini, harus ada upaya nyata dari
berbagai


pihak

untuk

melakukan

aksi

bersama

dalam

melakukan

penyelamatan terutama dengan melakukan penelitian lanjutan tentang tingkat
kekeruhan, untuk mencari penyebabnya secara pasti dan menentukan
tindakan strategis yang bisa dilakukan ke depan. Data serta fakta yang ada ini
harus membuat kita sebagai masyarakat dan Pemerintah Kota Makassar harus
4 Radio Golden Heart, 2016 dalam

http://www.goldenheart.id/artikel/hutan-laut-dan-kemaritiman/kondisi-terumbu-karang-di-perairankota-makassar.html

segera melakukan penegakan hukum dan aturan serta penindakan oknum
perusak terumbu karang, disamping itu diperlukan juga keterlibatan semua
pihak utamanya kepolisian untuk menangkap para perusak rumah ikan itu.
D. Penutup
Ekosistemn terumbu karang adalah rumah bagi ribuan hewan dan
tumbuhan yang banyak memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis hewan
mencari makan dan tempat tinggal di ekosistem ini. Ekosistem terumbu
karang juga merupakan laboratorium alami yang unik untuk berbagai
kegiatan penelitian yang dapat mengungkapkan temuan bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Karena terumbu karang sangat bermanfaat bagi
manusia, oleh karena itu manusia harus memelihara dan melestarikan karena
merupakan aset utama sumber daya alam Indonesia.
Upaya yang sebaiknya dilakukan untuk meminimalisir kerusakan
terumbu karang antara lain peningkatan kesadaran dan pengetahuan
masyarakat pesisir di Pulau Barrang Lompo, penanganan nyata lain untuk
memperbaiki ekosistem terumbu karang yang marak dilakukan oleh lembaga
pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat adalah dengan
membudidayakan terumbu karang. Selain itu melakukan penegakan hukum

mengenai perikanan khususnya dalam hal pemanfaatan yang bertanggung
jawab serta meningkatkan pengawasan dengan membuat badan khusus yang
menangani dan bertanggung jawab terhadap kegiatan pesisir yang dapat
memberi dampak negatif terhadap terumbu karang.
E. Daftar Pustaka
Octaryn, Amanda Panca, 2013, Makalah Kerusakan Terumbu Karang di
Indonesia, Semarang, Universitas Negeri Semarang.
http://www.mongabay.co.id/2016/01/15/terumbu-karang-pesisir-makassarrusak-parah-dampak-reklamasi/
http://www.goldenheart.id/artikel/hutan-laut-dan-kemaritiman/kondisiterumbu-karang-di-perairan-kota-makassar.html
http://panduanwisata.id/2013/02/17/berwisata-bahari-ke-pulau-barrangcaddi-dan-barrang-lompo/