Modul MCTVpresenter_new.pdf (1,200Kb)

MODUL MC-­‐TV PRESENTER

Disusun Oleh: Nuke Farida,SS., M.I.Kom

KATA PENGANTAR

Berkembang pesatnya industri Penyiaran dan Event Organizer di Indonesia memberikan peluang yang menjanjikan bagi profesi MC-­‐TV Presenter. Hal itu karena seorang MC-­‐TV presenter berperan penting dalam mensukseskan sebuah acara on air atau off air. Maka Industri Penyiaran ini tentu membutuhkan tenaga andal yang siap pakai dan kompeten. Mengingat betapa pentingnya peranan MC-­‐TV presenter dalam suatu penyelenggaran acara atau program acara Televisi dan semakin tingginya harapan masyarakat terhadap kemasan suatau acara, maka sudah saatnya dibutuhkan panduan yang baik dan benar mengenai profesi ini. Semakin canggihnya perkembangan teknologi juga mempengaruhi profesi ini untuk dapat melahirkan ide-­‐ide yang baru, inovatif, dan kreatif dalam memandu atau membawakan suatu acara agar tidak membosankan dan ditinggalkan oleh audiensnya.

Universitas Gunadarma sebagai institusi pendidikan tinggi swasta memandang perlu untuk menerapkan salah satu TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI, yaitu pendidikan dan pengajaran di bidang Ilmu Komunikasi khususnya dengan menyusun modul pelatihan MC-­‐TV presenter agar mahasiswa memiliki bekal kemampuan komunikasi yang handal dan kompeten demi memenuhi tuntutan di dunia kerja. Modul pelatihan ini juga disusun dalam rangka mendukung mata kuliah Public Speaking dan salah satu penerapan ilmu Public Speaking yang saat ini sedang menjadi tren adalah MC-­‐TV presenter. Pembuatan modul pelatihan ini juga bertujuan memandu mahasiswa Ilmu Komunikasi bagaimana caranya membangun personal branding agar menjadi seorang MC-­‐TV presenter yang profesional sehingga mampu bersaing di dunia global.

Daftar Isi

Kata Pengantar (hlm. 1)

PERTEMUAN 1

Module 1 : Critical Requirement for Becoming a Professional MC – TV Presenter

(hlm. 3) Module 2 : Profile Mapping

(hlm. 12)

PERTEMUAN 2 Module 3 : A to Z become MC – TV Presenter

(hlm. 15) Module 4 : Stakeholders MC – TV Presenter

(hlm. 22)

PERTEMUAN 3 Module 5 : First Impression

(hlm. 26) Module 6 : Teaming Up with Your Partner

(hlm. 31)

PERTEMUAN 4 Module 7 : How to Create Your Script

(hlm. 35)

PERTEMUAN 5 Module 8 : Interviewing Technique

(hlm. 51)

PERTEMUAN 6 Module 9 : Brand Image

(hlm. 60) Module 10 : Talk Show

(hlm. 62)

PERTEMUAN 7 Module 11 : Building The Atmosphere

(hlm. 71) Module 12 : When Things Gone Bad

(hlm. 74)

PERTEMUAN 8 Module 13 : Total Look for MC – TV Presenter

(hlm. 79)

PERTEMUAN 1

Tanggal

Pengajar

Module 1

: Critical Requirement for Becoming a Professional MC – TV

Presenter

Module 2

: Profile Mapping

MATERI

Pembahasan Tugas Pra-­‐workshop Pengertian MC

MC (baca: emsi atau emcee [Inggris]) singkatan dari Master of Ceremony. Secara harfiyah, MC artinya orang yang menguasai upacara atau acara. Kata “master” menunjukkan yang bersangkutan piawai atau sangat menguasai hal tertentu. Kata “ceremony” merujuk pada acara, upacara, perhelatan, atau penyelenggaraan acara. Dengan demikian, MC adalah orang yang paling menguasai visi, misi, proses, dan detail sebuah acara dan ia bertindak sebagai pemandu jalannya acara tersebut.

Penyiar, Announcer, Host/ Presenter, MC (Master of Ceremony), dan Pembawa Acara (PA), merupakan profesi yang membutuhkan keterampilan (skill) Public Speaking. Mereka sama-­‐sama public speaker, pembicara publik, atau orang yang berbicara kepada orang banyak. Berikut ini penjelasan masing-­‐masing profesi sekaligus perbedaan antara Penyiar, Announcer, Presenter, MC (Master of Ceremony), dan Pembawa Acara (PA), Moderator dan Public Speaker.

a. Penyiar

Disebut juga Radio Announcer, Radio Host, Radio Personality, atau Radio DJ (Disk Jockey), yaitu orang yang memandu atau membawakan sebuah acara (program) siaran radio, misalnya siaran berita, siaran musik, siaran talkshow, dan sebagainya. Penyiar memang tidak berhadapan langsung dengan pendengarnya, namun hakikatnya ia Public Speaker juga karena berbicara kepada orang banyak (publik), yakni para pendengar.

b. Announcer Terjemahan "resmi" announcer memang penyiar radio (radio announcer), namun

ada satu profesi yang khusus disebut announcer, tapi bukan penyiar, yaitu orang yang bertugas mengumumkan (to announce) beragam informasi di sebuah "audio land" supermarket, pameran, bazar, atau pemandu di arena balapan. Orang yang mengumumkan petinju atau pegulat yang akan bertarung juga ada satu profesi yang khusus disebut announcer, tapi bukan penyiar, yaitu orang yang bertugas mengumumkan (to announce) beragam informasi di sebuah "audio land" supermarket, pameran, bazar, atau pemandu di arena balapan. Orang yang mengumumkan petinju atau pegulat yang akan bertarung juga

c. Host/Presenter

Di Indonesia identik dengan penyiar televisi (TV Presenter). Penyiar radio juga disebut presenter, yaitu Radio Presenter. Tugasnya "menyajikan/menghadirkan"

(to present) sebuah acara (program siaran). Presenter TV yaitu orang yang membawakan, memandu, atau menyajikan sebuah acara televisi, seperti progam berita (news presenter/penyaji berita), acara musik, talkshow, quiz, dan

sebagainya.

d. MC (Master of Ceremony)

MC disebut juga Pemandu Acara atau Pembawa Acara (PA). Sebutan MC lebih ditujukan bagi pemandu acara-­‐acara informal, seperti acara hiburan (misalnya konser musik), perayaan ulang tahun, resepsi pernikahan, dan sebagainya.

e. Pembawa Acara

Disingkat PA. Disebut juga "Pewarah", yaitu pemandu sebuah acara formal-­‐ seremonial. Tugasnya sama dengan MC, namun di acara seremonial atau acara formal instansi.

f. Moderator

Moderator adalah orang yang memimpin, mengatur, dan memandu jalannya diskusi, dialog, debat, seminar, workshop, atau lokakarya. Ia menjadi "penengah" dan mengatur lalu-­‐lintas pembicaraan.

g. Public Speaker

Semua profesi di atas masuk dalam kategori Public Speaker, pembicara publik, dengan keterampilan utama Public Speaking. Namun, Public Speaker lebih dimaknai sebagai "orang yang menjadi pembicara di berbagai forum -­‐-­‐pengajian, pelatihan, seminar, dan sebagainya. Yang tergolong profesi Public Speaker adalah penceramah, seperti ceramah agama, ceramah ilmiah, ceramah bidang keilmuan tertentu, termasuk trainer, motivator, atau pemateri sebuah pelatihan.

2. Seorang MC hendaknya pandai bergaul, mudah akrab dengan orang lain, rendah hati, ramah, dan humoris.

3. Tugas pokok MC antara lain membuka acara (salam, sambut hadirin, menyebutkan aturan acara), menjaga kelancaran acar dari awal hingga akhir, dan meniutup acara

(menyampaikan terima kasih kepada hadirin, panitia, pengisi acara, dan minta maaf, jika perlu “menyimpulkan” acara).

4. Seorang MC harus mengetahui secara pasti bentuk acara yang akan dipandunya, mengetahui gambaran lokasi, profil hadirin, profil pembicara atau pengisi acara, dan hal-­‐hal apa saja yang ada dalam acara tersebut –dibicarakan dengan panitia / seksi acara atau pihak berwenangan.

5. Melakukan check and re-­‐check terhadap susunan acara, kalimat yang akan diucapkan, daftar tamu kehormatan, dan hal-­‐hal yang berkaitan dengan acara yang

akan dipandunya.

6. Mengenakan busana tata rias yang sesuai dengan jenis acara yang akan dipandunya.

7. Datang di lokasi paling tidak satu jam sebelum pelaksanaan acara guna persiapan fisik,mental, dan teknis –seperti pengecekan mikrofon (voice check,mike-­‐test) dan

posisi MC dan pembicara.

8. Mempersiapkan cue-­‐card (kartu MC), kira-­‐kira setengah halaman kertas kuarto, untuk pedoman acara yang akan dipandu, berisi susunan acara, profil pengisi acara,

dan kertas kosong untuk “corat-­‐coret” sebagian bahan improvisasi dan menghidupkan acara.

9. Seorang MC tetap “tunduk” seorang stage manager sehingga segala perubahan susunan acara harus dikonsultasikan lebih dahulu dengannya.

10. Selalu menjaga sikap yang tenang, tidak gundah, stabil dalam menguasai situasi dan kondisi.

11. Sebaiknya melakukan “senam mulut” untuk relaksasi sebelum memulai acara.

12. Senantiasa berubah kerasa memulai dan mengakhiri “on time”, juga memastikan semua pengisi acara tampil sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan (one of your

roles as the MC is to watch and control the timing).

13. Jangan lupa, introduce yourself, even if you think everyone should know who you are. Kenalkan diri Anda –kecuali dalam acara formal.

Bridging

MC harus mampu merangkai acara demi acara menjadi sebuah suatu-­‐kesatuan, menjembatani pembicara ke pembicara lain atau pengisi acara ke pengisi acara yang lain. An essential skill of an MC is the ability to make comments which “bridge” between segments of the meeting.

Teknik Vokal

1. MC harus berbicara jelas, ringkas, dan memperhatikan artikulasi dan pelafalan dengan tepat, seperti “Saudara” (bukan “Sodara”).

2. Melatih dan memperhatikan intonasi, meliputi tekanan, keras-­‐lembutnya suara, nada tinggi-­‐rendahnya suara, tempo cepat-­‐lembutnya bicara, dan jeda atau

pengehentian.

3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam acara resmi dan semiresmi.

Memahami Dunia MC – TV Presenter

1. Memahami kekhasan bentuk komunikasinya − Informatif − Obyektif − Akurat − Tidak memihak − Menghibur − Mengedukasi

2. Memahami profesionalisme seorang MC – TV Presenter − Memahami diri, sehingga Ø mampu menampilkan kelebihan Ø mampu menonjolkan kekhasan Ø mampu menutupi kekurangan, atau bahkan menjadikan kekurangan

sebagai nilai jual yang berkaitan dengan kekhasan

− Memahami orang lain, sehingga Ø mampu membina hubungan baik

Ø membangun chemistry yang dibutuhkan Ø masuk dalam kerangka pemikiran dan perasaannya Ø mampu melibatkannya secara total untuk menyukseskan acara yang

dibawakan

• Menghargai diri sendiri, orang lain, dan profesi − On time (tepat waktu) − Melakukan persiapan yang optimal (penggunaan materi, penampilan,

stamina dll) − Percaya diri dan dan menunjukkan kredibilitas diri

“Do’s” dan “Don’ts” MC – TV Presenter

Lakukan Jangan Lakukan

-­‐ Menguasai materi

-­‐ Sarkastik

-­‐ Paham apa yang dibicarakan

-­‐ Salah penyebutan

-­‐ Tunjukkan antuasiasme

-­‐ Overacting

-­‐ Menghargai orang lain

-­‐ Egosentrik

-­‐ Menjadi diri sendiri

-­‐ Tepat waktu

-­‐ Debat kusir

-­‐ Entertaining -­‐ Memotong pembicaraan -­‐ Berpenampilan sesuai

-­‐ Emosional

-­‐ Peka

-­‐ Kekanak-­‐kanakan

-­‐ Punya sense of humor

-­‐ Tidak paham (tulalit)

-­‐ Charming

-­‐ Tidak tulus

-­‐ Selalu berpikir positif

-­‐ Tidak terkontrol

-­‐ -­‐ Negatif dalam tindakan dan ucapan -­‐

-­‐

-­‐

-­‐

-­‐

-­‐

-­‐

-­‐

PERTEMUAN 2

: A to Z become MC – TV Presenter

Module 4

: Building Relationship with Your Stakeholder

PRA – WORKSHOP

Tugas & Penilaian mandiri

1. Hal-­‐hal apa yang menurut Anda harus dipikirkan mulai dari persiapan sampai tampil di atas panggung?

2. Dari hal yang sudah dituliskan di atas, beri tanda pada hal-­‐hal yang belum dikuasai atau perlu ditingkatkan

3. Sebutkan pihak2 orang terkait dengan pekerjaan sebagai MC – TV Presenter? •

MATERI

Pembahasan Tugas Pra-­‐workshop

A to Z Become MC – TV Presenter

Ada sembilan (9) hal yang menjadi ‘hukum’ wajib yang harus dipersiapkan oleh seorang MC-­‐TV Presenter:

1. Berusaha meningkatkan pengetahuan

Seorang MC-­‐TV Presenter sedianya akan tampil di berbagai acara yang berbeda-­‐beda, sehingga dia dituntut untuk menguasai berbagai pengetahuan, misalnya tentang hal-­‐hal yang sedang tren di masyarakat, mengerti produk, perkembangan dunia politik dan memahami kebiasaan suatu masyarakat dan sebagainya. Contoh lain, ketika seorang MC-­‐TV presenter diminta untuk membawakan acara launching produk makanan, maka dia harus mngetahui jenis produk makanannya, kadar gizi, unsur kesehatannnya, bahkan sampai batas kadaluarsa atau label halalnya sehingga masyarakat tertarik untuk membeli. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh, maka seorang MC-­‐TV presenter akan semakin mudah melakukan pekerjaannya, cepat tanggap dan terlihat pintar dan profesional. MC-­‐TV presenter yang memiliki pengetahuan luas akan cepat beradaptasi dengan tema atau topik sebuah acara.

2. Mampu Memberi Contoh dari Pengalaman Sendiri

Seorang MC-­‐TV presenter perlu juga sesekali menceritakan kisah pengalaman hidupnya agar lebih menarik audiens. Pengalaman pribadi anda bisa dijadikan selingan pada sebuah acara yang temanya berkaitan dengan pengalaman hidup yang anda alami. Contohnya bila anda hobi memasak, maka pengalaman memasak anda bisa diceritakan saat membawakan sebuah acara Lomba Memasak. Menceritakan pengalam hidup sendiri akan memperkuat ikatan emosional antara MC-­‐TV presenter dengan audiensnya.

3. Berusahalah Selalu Kreatif

Profesi MC-­‐TV presenter adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan banyak ide atau gagasan segar. Kapasitas pengetahuan yang luas ditambah seabrek kisah pengalaman diri sendiri adalah perpaduan yang cocok bagi profesi ini. Namun Profesi MC-­‐TV presenter adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan banyak ide atau gagasan segar. Kapasitas pengetahuan yang luas ditambah seabrek kisah pengalaman diri sendiri adalah perpaduan yang cocok bagi profesi ini. Namun

4. Memiliki Rasa Humor

Agar sebuah acara tetap menyedot perhatian audiens dan suasana terasa semakin “hidup”, makan perlu kiranya MC-­‐TV presenter memberikan sentuhan hmor, canda, tawa kepada auidens. Terkadang untuk membuka acara diawali dengan sapaan humor sang MC-­‐TV presenter atau dilakukan saat acara berlangsung jika terlihat mood audiens mengendur agar suasana menjadi segar dan bersemangat.

5. Memiliki kesabaran yang tinggi

Pagelaran acara yang telah diranacag denganbaik, terkadang dapat timbul masalah salah koordinasi atau ada perubahan agenda secara mendadak. Maka dibutuhkan kesabaran anda sebagai MC-­‐TV presenter agar terlihat profesional mengatasi situasi dengan tenang dan fokus, sehingga semua pihak pun ikut senang.

6. Melatih Imajinasi

Selama anda menekuni profesi MC-­‐TV presenter, anda akan menemukan berbagai macam acara yang mempunyai karakter dan tingkat kesulitan yang berbeda-­‐beda. Saat itulah anda dituntut untuk lebih kreatif, misalnya mengemas acara yang biasa-­‐biasa saja menjadi sebuah acara meriah, hangat dan berkesan bagi audiensnya

7. Memiliki antusiasme

Jangan melakukan pekerjaan dengan setengah hati, lakukanlah dengan penuh antusiasme, sebab bila seorang MC-­‐TV presenter terlihat lemas, lesu dan mood buruk maka akan mempengaruhi audiensnya. Sebaliknya jangan pula terlalu bersemangat, antusiasme berlebihan karena mungkin akan membawa anda ke Jangan melakukan pekerjaan dengan setengah hati, lakukanlah dengan penuh antusiasme, sebab bila seorang MC-­‐TV presenter terlihat lemas, lesu dan mood buruk maka akan mempengaruhi audiensnya. Sebaliknya jangan pula terlalu bersemangat, antusiasme berlebihan karena mungkin akan membawa anda ke

8. Memiliki Sifat Rendah Hati dan Bersahabat

Hindarilah sifat seolah-­‐olah anda serba tahu. Serba mengerti atau sombong, karena sikap negatif anda akan berbuah negatif bagi anda. Berusahalah selalu agar

anda bersikap rendah hati dan bershabat.

9. Memiliki Kemampuan Bekerja Sama

Menekuni dunia MC-­‐TV presenter berarti bekerja tim. Sukses atau tidaknya suatu acara tergantung dari kinerja tim dari awal perencanaan sampai

pelaksanaannya. Maka anda dituntut untuk dapat bekerja sama dengan semua pihak demi suksesnya acara.

Menjadi MC-­‐TV Presenter pada Beragam Acara:

1. Acara Resmi/ Formal

MC boleh merespons suasana cair dari pendengarnya dengan tersenyum dan berekspresi dengan bahasa tubuh yang lebih santai, namun sebaiknya menjalankan tugas dengan sikap yang formal, tidak turut berkomentar atau melucu supaya acara tidak berubah dari sejatinya sebagai acara resmi. Memang sebagai MC harus piawai juga menanggapi gurauan dengan humor yang pantas. Namun, bila Anda merasa tidak terlalu mahir, lebih baik tidak merespons dengan humor yang mungkin justru tidak pantas diucapkan.

2. Acara Semi Resmi/Formal

Acara semacam ini biasanya didahului dengan sambutan-­‐sambutan yang bersifat resmi (meskipun ada kemungkinan juga para penyampai sambutan melucu atau bercanda). Setelah sambutan berakhir, dilanjutkan dengan hiburan, entah dengan tarian, paduan suara, band, dan sebagainya. Acara ini sangat cocok dibawakan oleh seorang MC yang dapat menyanyi juga. Atau paling tidak, MC mengerti tentang lagu-­‐ lagu sehingga mudah membuat kalimat-­‐kalimat sebagai komentar atas penampilan seseorang pada saat itu.

3. Acara Santai/ NonFormal

MC acara nonformal dapat leluasa mencairkan suasana, antara lain dengan sikap yang santai, misalnya tidak hanya berdiri di satu spot melainkan dapat berpindah-­‐ pindah atau berjalan-­‐jalan. MC acara santai dapat dengan leluasa meminta hadirin untuk bertepuk tangan setiap usai satu acara agar suasana terasa lebih menyenangkan. Namun, kadang kala ada MC, yang meminta hadirin untuk sangat sering bertepuk tangan, ini akan melelahkan, sehingga hadirin tidak lagi antusias atau tulus memberikan tepukan, hanya terkesan terpaksa. Maka lebih baik meminta tepuk tangan secukupnya dan tidak berlebihan.

Agar menjadi MC-­‐TV presenter yang profesional yang sukses, perlu dilakukan persiapan diri sebagai berikut:

1. Mengenal diri Sendiri

2. Mempelajari audiens dan acaranya

3. Memperhatikan olah vokal dan keterampilan berbahasa

4. Mengatur bahasa tubuh dan penampilan berbusana Setelah melalukan persiapan diri, ada tiga proses yang harus dilalui dalam menjadi MC – TV

Presenter, diantaranya:

a. Pre-­‐Show

− Briefing dengan klien − Gladi resik − Memastikan jadwal di venue − Membuat Q-­‐card − Fitting baju − ... − ... − ...

b. D-­‐day

− Memastikan tempat dressing room − Memastikan contact person − Membaca script (reading dengan partner MC)

− Show time − ... − ... − ... − ...

c. Post-­‐Show

− Meminta feedback/review dari EO/klien − Me-­‐review diri sendiri ( gunakan alat rekam pada saat acara) − ... − ... − ... −

PERTEMUAN 3

: First Impression

Module 6

: Teaming Up with Your Partner

MATERI

Pembahasan Tugas Pra-­‐workshop Your Two Minutes Killer Time

Kesan pertama tidak hanya akan memberikan penilaian namun memprediksi bagaimana sebenarnya orang tersebut. Menurut studi yang dilakukan Princeton, hal ini dapat terjadi hanya dengan 100 miliseconds. Lalu, bagaimana caranya untuk membuat kesan pertama yang baik? Saat Anda berada di atas panggung, audience akan menilai Anda pada dua menit pertama, apakah anda menyakinkan dan mengesankan atau bahkan sebaliknya. Opening dalam menjadi MC – TV Presenter sangat penting sebagai kesan awal yang akan mempengaruhi kesan penonton terhadap keseluruhan acara. Seorang MC-­‐TV presenter dapat melakukan beberapa cara untuk membuat kesan pertama yang baik kepada audiensnya:

1. percaya diri dan ramah. Jangan ragu untuk menyapa audiens karena akan membuat anda lebih nyaman dan santai. Selain itu anda juga sebaiknya tersenyum ramah dan

ikhlas agar audiens pun merasa dekat dan meras sudah kenal dengan anda.

2. Postur tubuh yang tepat itu sangat penting. Bahasa tubuh bisa menggambarkan tentang suasana hati dan tingkat kepercayaan diri anda. Postur tubuh membungkuk

dapat memberikan kesan ketidak-­‐amanan dan kekalahan. Anda harus selalu berdiri lurus dan tinggi, mungkin dengan tangan di pinggul Anda, jika Anda ingin menyampaikan kepada seseorang jika Anda kuat, percaya diri, patut diperhitungkan.

3. Perhatikan penampilan Anda. Terlihat rapi, profesional dan tidak berlebihan, merupakan salah satu cara untuk membuat kesan pertama yang baik. Suka atau

tidak, penampilan adalah hal yang dilihat pertama kali. “Penampilan adalah hal yang pertama yang kami lihat dan hal ini yang selalu kami lakukan,” ungkap Sylvia Ann Hewlett, penulis Executive Presence pada Business Insider.

4. Tetapkan tujuan. Sebenarnya apa yang Anda inginkan ketika bertemu dengan orang baru? Pikirkanlah hal ini sejenak sebelum Anda mendatangi suatu event yang

dihadiri orang banyak dan siapa yang Anda harapkan untuk bertemu. “Salah satu hal penting untuk membuat kesan pertama yang baik adalah menetapkan tujuan,” ungkap Vanessa Van Petten, CEO Science of People Forbes. “Setelah Anda bersiap, dihadiri orang banyak dan siapa yang Anda harapkan untuk bertemu. “Salah satu hal penting untuk membuat kesan pertama yang baik adalah menetapkan tujuan,” ungkap Vanessa Van Petten, CEO Science of People Forbes. “Setelah Anda bersiap,

5. Biarkan orang lain memulai duluan. Salah satu cara untuk membuat orang lain mempercayai Anda adalah dengan membiarkan mereka berbicara duluan. Hal ini

dapat membuat lawan bicara Anda merasa nyaman dan merasa Anda ingin paham atas apa yang mereka sampaikan. Buanglah jauh-­‐jauh pikiran bahwa jika Anda tidak

berbicara duluan maka Anda akan dikira tidak niat.

6. Perhatikan kontak mata. Berdasarkan tulisan dalam blog British Psychological Society Research Digest, diketahui bahwa mereka yang melakukan kontak mata lebih

sering akan terlihat lebih cerdas. Namun Anda perlu berhati-­‐hati dalam melakukan kontak mata, jika Anda terlalu mengunci mata pada lawan bicara Anda, maka mungkin Anda akan dikira psikopat.

7. Perhatikan kecepatan bicara Anda. Kecepatan berbicara dapat menentukan apakah seseorang kompeten ataukah tidak. Hal ini dikemukakan oleh BPS. Dalam studi ini,

BPS meminta partisipan untuk mendengarkan rekaman dengan kecepatan berbicara yang berbeda-­‐beda. Lalu ditemukan bahwa rekaman dengan kecepatan bicara yang pelan dipersepsikan partisipan kurang jujur, kurang lancar dan kurang persuasif. Selain itu ditemukan pula bahwa orang yang kerap kali mengatakan ‘mmmm…’ dan ‘eeeee…’ diasumsikan bahwa mereka tidak yakin betul atas apa yang mereka sampaikan.

8. Tunjukkan diri Anda yang sebenarnya. Mungkin Anda berpikir bahwa salah satu cara untuk memberikan kesan pertama yang baik adalah dengan terlihat serapi dan

sesempurna mungkin. Namun menurut para ahli, menunjukan sisi lain dari diri Anda ternyata dapat pula memberikan kesan pertama yang baik. Berdasarkan pengalaman Lucila McElroy, founder dari WeAreMomentum.com, ia mendapatkan pengalaman luar biasa dengan menunjukan sisi lain dirinya yang jujur, terbuka dan apa adanya.

Gebrakan awal

• Rapport (membina hubungan baik, yang hangat dan menyenangkan sejak awal). • Ice breaking, untuk memecah suasana

− harus netral − tujunnya untuk meniadakan jarak yang tidak perlu dan memecahkan kekaku

Ragam Ice Breaking

1. Quiz

2. Games

3. Tayangan musik / audio visual

4. Humor

5. Cerita ringan yang relevan

Aturan Main Melaksanakan Ice Breaking

1. Natural

2. Tidak dipaksakan

3. Tidak menjadikan audience sebagai obyek untuk kepentingan sepihak

• Materi OK – kemasan tidak OK: tidak optimal & membosankan • Materi tidak OK – kemasan OK: terhibur, tapi terasa kosong/tidak optimal

PERTEMUAN 4

: How to Create Your Script

-­‐ Durasi -­‐ Teaser (rangkaian kalimat untuk menarik perhatian pemirsa atau hadirin,

dapat berupa informasi unik, cerita menarik, jokes dsb.)

• Content / Body Content -­‐ Deskripsi inti dari rangkaian acara yang akan ditampilkan -­‐ Informasi (pengumuman, pesan sponsor, dsb) -­‐ Kalimat yang mempersembahkan pengisi acara -­‐ Kalimat yang mempersilahkan pejabat atau undangan penting untuk

tampil ke atas panggung -­‐ Ulasan atau komentar tentang rangkaian acara atau pengisi acara yang

baru saja berlangsung (harus positif dan obyektif)

• Closing -­‐ Ucapan terima kasih kepada pemirsa atau hadirin, juga kepada pihak-­‐ pihak yang terkait dengan terselenggaranya acara -­‐ Summary / kesimpulan acara -­‐ Permohonan maaf (jika ada kekurangan dll) -­‐ Informasi lain (jika ada, seperti informasi mengenal acara berikutnya)

Langkah-­‐langkah Penulisan Naskah

1. Mengumpulkan data atau fakta mengenai acara yang akan dibawakan -­‐ Nama dan tema acara -­‐ Berapa lama berlangsungnya acara -­‐ Konsep acara -­‐ Tujuan penyelenggaraan acara dan target yang ingin dicapai -­‐ Susunan acara -­‐ Para pengisi acara -­‐ Tamu atau undangan penting yang hadir -­‐ Sasaran hadirin atau pemirsa

-­‐ Informasi yang wajib disampaikan

2. Minta rundown acara kepada pihak penyelenggara. Rundown adalah acuan penting penulisan naskah, yang berisi urutan acara, pengisi acara, durasi dan penjelasan

teknis lainnya. Rundown seperti kompas atau tongkat penuntun bagi penulis naskah.

3. Setelah semua informasi diperoleh, rangkailah kalimat naskah sesuai dengan kaidah penulisan naskah (akan dijelaskan dalam bagian selanjutnya), mulai dari pembukaan, isi acara sampai penutupan.

4. Langkah penulisan

• Pikir -­‐ Tentukan dulu inti materi yang hendak disampaikan -­‐ Pikirkan dampak yang kita harapkan dari pemirsa atau hadirin setelah materi

disampaikan -­‐ • Katakan

-­‐ Bayangkan Anda sudah berada di hadapan pemirsa atau hadirin. Tuturkan materi yang hendak Anda sampaikan. -­‐ Perhatikan bahwa kalimat pertama berfungsi sebagai ear catcher. Kriterianya adalah

Ø Curiosity (mengundang rasa ingin tahu pemirsa atau hadirin) Ø Relevant (tidak mengada-­‐ada, sesuai dengan inti materi) Ø Unique (mengandung unsur keunikan atau tidak biasa)

• Tulis -­‐ Setelah Anda tuturkan materi yang ingin disampaikan, alihkan cerita auditif tadi ke dalam bentuk tulisan apa adanya. -­‐ Tinjau ulang tulisan Anda. Apakah ada kata yang harus direvisi dengan pertimbangan menyangkut sopan santun, gaya bahasa atau upaya menempatkan bahasa yang baik. Perhatikan juga apakah naskah Anda sudah memuat semua informasi yang wajib disampaikan.

Kaidah-­‐kaidah Penulisan Naskah

Naskah untuk pembawa acara berbeda dengan naskah berita (karya jurnalistik) yang dibawakan oleh news anchor atau newcaster.

Naskah Jurnalistik

1. Berpedoman pada formula 5W + 1H, (sebagai formula penyusunan berita yang paling sederhana), yaitu mengandung unsur What, When, Where, Who, Why, How. Unsur what, apa yang terjadi, who siapa yang terlibat dalam kejadian, why mengapa

kejadian itu muncul, where di mana tempat kejadian, when kapan terjadinya, dan how bagaimana kejadiannya. Bagi berita kisah (feature) unsur when ini tidaklah terlalu penting karena latar belakang manusia terlibat dalam suatu peristiwa itulah

hal yang paling penting. Mengapa? Karena latar belakang melibatkan perasaan, watak, motif , dan ambisi dari who atau hal lainnya.

2. Disusun dengan teknik Piramida Terbalik (dari yang informasi terpenting menuju informasi yang kurang penting)

3. Mengenai istilah LEAD, sebagai awal atau teras berita, yang bertujuan untuk menarik perhatian pemirsa atau hadirin

Penulisan Judul Berita Naskah Jurnalistik

Judul berita, disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan “hidup”. Untuk membuat judul yang lebih hidup dan menarik perhatian, lazim dibuat dengan menanggalkan prefiks me-­‐ atau ber-­‐ yang ada pada verba atau kata kerjanya; padahal ragam bahasa baku kedua prefiks itu harus ditampilkan.

Contoh: (1) DPR Akan Panggil Budiono

(2) Sejumlah Elit Politik Kumpul di Senayan Kedua model judul itu lebih sering digunakan karena memberi suasan lebih “hidup” dan

“menarik” dibandingkan judul berikut ini: (3) DPR Akan Memanggil Budiono

(4) Sejumlah Elit Plitik Berkumpul di Senayan Menurut Rosihan Anwar (1991) kebiasaan menanggalkan prefiks me-­‐ dan ber-­‐ pada judul

berita bukanlah dalam rangka “hemat bahasa”, namun membuat judul berita tampak lebih “hidup dan menarik”.

Penulisan LEAD atau Teras Berita

LEAD atau teras berita adalah bagian yang penting dari sebuah berita dan ditempatkan pada paragraf pertama di bawah judul berita. Teras berita dapat berupa

sebuah kalimat atau beberapa kalimat ( dua atau tida buah kalimat yang terikat pada sebuah paragraf, Teras berita ini harus menarik dan ditulis dalam kalimat-­‐kalimat pendek. LEAD atau teras berita harus menggambarkan isi berita pada tubuh berita (detil). Unsur

Who biasanya lebih menonjol dibandingkan unsur what, why, where, when pada permulaan berita jika unsur who itu adalah seorang tokoh di bidang kegiatan dan lapangannya. Jika unsur who tidak terlalu menonjol sebaiknya tidak dipakai dalam permulaan berita.

Contoh LEAD yang unsur Who menonjol:

“...Presiden SBY menerima Tim Delapan di Istana Negara kemarin siang dalam rangka melaporkan hasil akhir kerja mereka..”

Contoh LEAD atau teras berita yang unsur Who tidak menonjol:

“... Lagi kecelakaan di jalur Busway. Samsudin (30 th), Senin pagi sekitar pukul 8 ketika memotong jalur Busway di Salemba, terpental dihantam bus transjakarta. Korban mengalami cedera ringan dan dilarikan ke RSCM..”

Berikut contoh LEAD yang baik sesuai dengan pedoman Penulisan Teras Berita PWI Pusat 1997:

(1) Judul: Debat Gayus-­‐Ruhut Rusak Citra DPR

LEAD: Mantan anggota Tim Delapan, Todung Mulya Lubis, mengecam debat kusir sesama anggota panitia khusus Angket Bank Century, Gayus Lumbuun dan Ruhut Sitompul, dengan kata-­‐kata kasar. Todung menilai perdebatan dalam sidang terbuka, Rabu (6/1) itu mengabaikan kesantunan dan merusak wibawa Pansus dan DPR.

(2) Judul: 17 Pelaut WNI Disandera Perompak di Somalia

LEAD: Sebanyak 17 warga negara Indonesia yang bekerja sebagai awak kapal tanker berbendera Singapura, M/V Pramoni, dibajak dan disandera perompak di Somalia. Selain WNI, awak kapal juga terdiri atas 5 warga China, dan masing-­‐masing 1 orang dari Nigeria dan Vietnam.

Penulisan Badan Berita dan Penutup Berita

(1) Badan berita merupakan penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras berita atau LEAD. Jika misalnya teras berita di atas yang berjudul “17 Pelaut WNI

Disandera Perompak di Somalia” akan dijadikan badab berita, maka dari judul itu sudah disebutkan unsur Who, yaitu 17 pelaut WNI; unsur What yaitu disandera

perompak; unsur Where yaitu di Somalia. Yang belum ada dalam LEAD adalah unsur When, Why dan How.

Untuk mengisi ketiga unsur tersebut bisa diberitakan, misalnya:

• Kapan peristiwa perompakan terjadi • Mengapa bisa terjadi. Bisa dikemukakan bahwa ada masalah keamanan,

situasi politik di Somalia, dan lainnya. • Bagaimana sikap pemerintah Indonesia menghadapi hal ini, apakah sudah

mengontak pihak pemerintah Somalia, pihak perusahaan pemilik kapal tersebut, atau juga bagaimana reaksi emosi para anggota pelaut yang dirompak itu.

Pada bagian penutup, mungkin bisa dikemukakan harapan pada pemerintah untuk membebaskan 17 awak kapal WNI itu melalui jalur diplomatik dan sebagainya.

Naskah Artistik

1. Berpedoman pada formula WRITE THE WAY YOU TALK.

2. Tidak mengacu pada teknik penulisan piramida atau piramida terbalik. Lebih menekankan pada unsur kreativitas pemilihan kata. Setiap kalimat yang meluncur

dari pembawa acara, meskipun tidak mengandung unsur informasi penting, tetap harus disampaikan secara menarik.

3. Mengenal istilah TEASER, sebagai awal pembicaraan yang bertujuan menarik perhatian pemirsa (ear catcher) dan mengundang rasa ingin tahu.

4. Tulisan yang dibuat untuk konsumsi telinga, berarti bahasa yang digunakan adalah bahasa yang untuk didengar (bahasa lisan).

Komentar yang diharapkan muncul adalah -­‐ betapa indah tuturannya

-­‐ betapa tepat pengucapannya -­‐ betapa jelas maksudnya

5. Selain enak didengar, sebuah naskah juga harus enak dibaca oleh pembawa acaranya

6. Hindari kata-­‐kata yang sulit dilafalkan

7. Hindari kata-­‐kata yang mirip arti atau bunyinya -­‐ Tengah → posisi atau menunjukkan situasi sedang -­‐ Merepasi → menghayati atau memeras sapi -­‐ Penerbitan → sering terpeleset terbaca sebagai penertiban

8. Hemat menggunakan kata-­‐kata, dan buang kata-­‐kata yang tidak perlu -­‐ Harga pisang mengalami kenaikan vs. Harga pisang naik

9. Gunakan kata-­‐kata yang mudah dimengerti -­‐ Pengamat politik mengkhawatirkan terjadinya disintegrasi bangsa Indonesia

(kata disintegrasi diganti menjadi perpecahan)

10. Angka-­‐angka sebaiknya dibulatkan -­‐ Sebanyak seribu dua belas penduduk Desa Cilaka terserang diare (sekitar

seribu penduduk Desa cilaka terserang diare) -­‐ Saat ini RCTI membutuhkan 327 karyawan baru (lebih dari 300 karyawan

baru) Namun pada kasus-­‐kasus tertentu pembulatan angka tidak bisa dilakukan. -­‐

Sebelum digunakan, peralatan bedah harus dipanaskan pada suhu 102 derajat (tidak bisa dibulatkan menjadi sekitar 100)

11. Jangan menggurui

12. Sebaiknya hindari kalimat langsung -­‐

“Amerika tidak akan mengimpor minyak dari irak, demikian menurut presiden Amerika Serikat George W. Bush” vs Presiden Amerika Serikat,

George W. Bush menegaskan negaranya tidak akan mengimpor minyak dari Irak.

Catatan: Jabatan seseorang disebutkan sebelum namanya.

13. Jangan meletakkan kata tunjuk (kata ganti) terlalu jauh -­‐ Gubernur DKI Jakarta, kemarin sore meresmikan Rumah Sakit Kanker pertama di Indonesia yang berlokasi di jalan S. Parman Jakarta Barat. Pada saat itu beliau didampingi...

-­‐ Gubernut DKI Jakarta, kemarin sore meresmikan Rumah Sakit Kanker pertama di Indonesia. Pada saat itu beliau didampingi...

14. Jangan meletakkan predikat terlalu jauh dari subyek -­‐ Penjaga kamar mayat yang berwajah angker, berbadan kurus, berkulit pucat, berpakaian putih-­‐putih dan berjalan gontai itu, menyalakan lampu ruangan. -­‐ Penjaga kamar mayat yang berjalan gontai itu menyalakan lampu ruangan. Wajahnya terlihat angker, berbadan kurus, kulitnya pucat dan berpakaian putih-­‐putih.

15. Hati-­‐hati dalam menggunakan kata ganti -­‐ Ketika sedang menunggu taxi, Ellen melihat pemuda itu. Ia memberikan senyuman sesaat. (siapa yang memberikan senyuman, Ellen atau pemuda tersebut)

Pada umumnya, naskah artistik menggunakan bahasa untuk hear copy (didengar) antara lain:

(1) Menggunakan gaya bahasa percakapan (conversational style) (2) Menggunakan kalimat-­‐kalimat yang pendek dan lugas atau to the point (3) Menghindari penggunaan susunan kalimat terbalik (inverted sentence) (4) Mengupayakan agar subyek dan predikat letaknya berdekatan (5) Sederhana, tidak bercampur dengan kata-­‐kata asing atau kata-­‐kata yang kurang

dikenal oleh rata-­‐rata penonton (6) Menggunakan kalimat-­‐kalimat pendek langsung tanpa sasaran, tidak berbelit-­‐belit

Contoh See Copy (dapat dilihat) versus Hear Copy (didengar) :

See Copy: “..Tidak akan ada lagi bahaya banjir untuk lima tahun mendatang di daerah DKI Jaya, demikian diterangkan oleh Kepala Proyek Banjir DKI Drs. ABC..”

Hear Copy: “... Kepala Proyek Banjir DKI Jaya Drs ABC mengatakan bahwa tidak akan ada lagi bahaya banjir di daerah Jakarta untuk lima tahun mendatang..”

• Contoh kalimat yang letak subyek dan predikat berjauhan ( membingungkan): “...Direktur PT Api Nyala Terang, Drs XYZ, yang menolak panggilan polisi untuk didengar

keterangannya sehubungan dengan keterlibatannya dalam penyelundupan obat bius lewat pelabuhan Tanjung Priok, kemarin telah ditahan..”

• Contoh kalimat yang letak subyek dan predikat berdekatan ( efektif ): “..Direktur PT Api Nyala Terang, Drs XYZ, telah ditahan kemarin. Sebelumnya dia telah

menolak panggilan polisi untuk didengar keterangannya sehubungan dengan keterlibatannya dalam penyelundupan obat bius lewat pelabuhan Tanjung Priok, ..”

TEASER pada Naskah Artistik

Istilah Cold Open atau Teaser pada acara program televisi atau film adalah teknik melompat langsung ke cerita di awal atau pembukaan acara sebelum urutan judul atau

opening credits ( daftar nama-­‐nama orang terkenal yang terlibat dalam sebuah program acara TV yang ditampailkan di awal acara) akan ditampilkan. Di televisi, hal ini sering dilakukan untuk menarik perhatian penonton selama beberapa menit pertama sehingga mengurangi kemungkinan mereka beralih dari pertunjukan selama iklan pembuka.

Contoh TEASER atau Cold Open sebuah program acara TV “Celebrity Lipsync Combat”: