Analisis Neraca Pembayaran Indonesia 201
Analisis Neraca Pembayaran Indonesia 2017
1. Transaksi Berjalan
A. Barang
Secara umum sektor barang dalam neraca pembayaran Indonesia tahun 2017
meningkat dibandingkan tahun 2016 yaitu dari USD15,3 miliar menjadi USD18,8
miliar. Total ekspor barang pada tahun 2017 yaitu sebesar USD168,8 miliar
sedangkan total impor barang pada tahun 2017 sebesar USD149,9 miliar.
Penyumbang ekspor terbesar yaitu dari sector nonmigas dengan total ekspor
USD151,4 miliar atau sekitar 89% dari total nilai ekspor barang. Sector nonmigas
juga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2016, dimana meningkat
sekitar 16% dari USD130,2 miliar menjadi USD151,4 miliar. Untuk keseluruhan
2017, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai USD25,2 miliar.
Untuk keseluruhan 2017, kinerja impor nonmigas membaik dengan mencatat
pertumbuhan sebesar 13,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
mengalami kontraksi 0,9%, ditopang peningkatan pertumbuhan impor riil dan harga
impor. Peningkatan pertumbuhan impor riil terjadi pada impor bahan baku dan barang
modal seiring menguatnya kebutuhan domestik untuk investasi dan kegiatan
produksi.
Kemudian untuk barang dagang umum lain seperti minyak mengalami deficit
sebesar USD12,8 miliar pada tahun 2017. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan
impor minyak sebesar 27% pada tahun 2017. Sedangkan dari sector gas mengalami
surplus sebesar USD0,5 miliar.
Untuk barang lainnya seperti emas nonmoneter juga mengalami peningkatan
sebesar 57%.
B. Jasa
Secara keseluruhan, defisit neraca perdagangan jasa pada tahun 2017 meningkat
11,0% menjadi USD7,9 miliar dari USD7,1 miliar pada 2016. Peningkatan defisit
neraca jasa tersebut terutama didorong oleh peningkatan pembayaran freight seiring
dengan peningkatan impor barang.
Sementara itu, peningkatan defisit neraca jasa yang lebih dalam tertahan oleh
meningkatnya penerimaan jasa perjalanan seiring dengan meningkatnya jumlah
wisman yang berkunjung ke Indonesia dari 10,86 juta pada 2016 menjadi 12,20 juta
pada 2017.
1. Transaksi Berjalan
A. Barang
Secara umum sektor barang dalam neraca pembayaran Indonesia tahun 2017
meningkat dibandingkan tahun 2016 yaitu dari USD15,3 miliar menjadi USD18,8
miliar. Total ekspor barang pada tahun 2017 yaitu sebesar USD168,8 miliar
sedangkan total impor barang pada tahun 2017 sebesar USD149,9 miliar.
Penyumbang ekspor terbesar yaitu dari sector nonmigas dengan total ekspor
USD151,4 miliar atau sekitar 89% dari total nilai ekspor barang. Sector nonmigas
juga mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2016, dimana meningkat
sekitar 16% dari USD130,2 miliar menjadi USD151,4 miliar. Untuk keseluruhan
2017, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai USD25,2 miliar.
Untuk keseluruhan 2017, kinerja impor nonmigas membaik dengan mencatat
pertumbuhan sebesar 13,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
mengalami kontraksi 0,9%, ditopang peningkatan pertumbuhan impor riil dan harga
impor. Peningkatan pertumbuhan impor riil terjadi pada impor bahan baku dan barang
modal seiring menguatnya kebutuhan domestik untuk investasi dan kegiatan
produksi.
Kemudian untuk barang dagang umum lain seperti minyak mengalami deficit
sebesar USD12,8 miliar pada tahun 2017. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan
impor minyak sebesar 27% pada tahun 2017. Sedangkan dari sector gas mengalami
surplus sebesar USD0,5 miliar.
Untuk barang lainnya seperti emas nonmoneter juga mengalami peningkatan
sebesar 57%.
B. Jasa
Secara keseluruhan, defisit neraca perdagangan jasa pada tahun 2017 meningkat
11,0% menjadi USD7,9 miliar dari USD7,1 miliar pada 2016. Peningkatan defisit
neraca jasa tersebut terutama didorong oleh peningkatan pembayaran freight seiring
dengan peningkatan impor barang.
Sementara itu, peningkatan defisit neraca jasa yang lebih dalam tertahan oleh
meningkatnya penerimaan jasa perjalanan seiring dengan meningkatnya jumlah
wisman yang berkunjung ke Indonesia dari 10,86 juta pada 2016 menjadi 12,20 juta
pada 2017.